MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGE (7)

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

A.

Pengertian Pengendalian Internal
Adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan

personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan dalam hal:
1.

Keandalan pelaporan keuangan

2.

Kesesuaian dengan UU dan peraturan yang berlaku

3.

Efektivitas dan efisiensi operasi


B. Keterbatasan Struktur Pengendalian Intern Perusahaan
Salah satu konsep dasar yg telah disebutkan adalah bahwa pengendalian intern hanya
dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris sehubungan
dengan pencapaian tujuan perusahaan. Alasannya adalah karena keterbatasan bawaan
(intherent limitations) pada setiap struktur pengendalian intern perusahaan berikut :
1.

Kesalahan dalam pertimbangan. Serinkali terjadi, manajemen dan personil lainnya
melakukan pertimbangan yg kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis, atau
dalam melakukan tugas-tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu,
atau penyebab lainnya.

2.

Kemacetan. Kemacetan pada pengendalian yg telah berjalan bisa terjadi karena
petugas salah mengerti dengan instruksi, atau melakukan kesalahan karena kecerobohan,
kebingungan, atau kelelahan.

3.


Kolusi. Kolusi/persengkokolam yg dilakukan oleh seorang pegawai dg pegawai lainnya,
atau dengan pelanggan, atau pemasok, bisa tidak terdeteksi oleh struktur pengendalian
intern.

4.

Pelanggaraan oleh manajemen. Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan
atau prosedur-prosedur untuk tujuan-tujuan tidak sah, seperti keuntungan pribadi, atau
membuat laporan keuangan menjadi nampak baik.

5.

Biaya dan manfaat. Biaya penyelanggaraan suatu struktur pengendalian intern
seyogyanya tidak melebihih manfaat yg akan diperoleh dari penerapan pengendalian

intern tersebut. Oleh karena itu walaupun pengendalian untuk sesuatu hal diperlukan,
karena biaya penyelenggaraan atau pengorbanannya tidak sepadan dengan manfaatnya.
Karena pengukuran biaya dan manfaat sulit dilakukan dengan tepat, maka manajemen
harus membuat taksiran kuantitatif dan kualitatif serta melakukan pertimibanganpertimbangan dalam mengevaluasi hubungan biaya dan manfaat tersebut.
C. Peran dan Tanggungjawab

Laporan COSO menyimpulkan bahwa setiap orang dalam organisasi memiliki
tanggungjawab terhadap struktur pengendalian intern organisasi, dan merupakan bagian dari
struktur tersebut. Pihak-pihak yg bertanggungjawab atas SPI dan peranannya masing-masing
adalah sebagai berikut :
1.

Manajemen.
Penetapan dan pemeliharaan suatu struktur pengendalian intern yg efektif merupakan
tanggungjawab manajemen. Manajemen puncak wajib menciptakan iklim yg kondusif
pada setiap bagian perusahaan dengan menunjukkan kesadaran yg tinggi tentang
perlunya pengendalian.

2.

Dewan komisaris dan komite audit.
Sebagai bagian dari tanggungjawab dewan, anggota dewan komisaris harus menentukan
apakah manajemen telah memenuhi tanggungjawabnya dalam penetapan dan
pemeliharaan struktur pengendalian intern.

3.


Auditor intern.
Auditor intern harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian
intern perusahaan secara periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikanperbaikan yg diperlukan, tetapi mereka bukanlah pihak yg memiliki tanggungjawab
utama untuk penetapan dan pemeliharaan SPI.

4.

Personil perusahaan lainnya.
Peran dan tanggungjawab personil perusahaan lainnya yg harus memberi informasi untuk
struktur pengendalian intern dan yg akan menggunakan informasi yg dihasilkan oleh SPI
harus dirumuskan dengan jelas dan menyadari perannya.

5. Akuntan independen/akuntan publik. Sebagi hasil dari prosedur-prosedur audit atas
laporan keuangan, auditor ekstren bisa menemukan adanya kelemahan dalam

pengendalian intern. Informasi tentang hal tersebut dikomunikasikan kepada manajemen,
dewan komisaris, atau komite audit, beserta rekomendasi untuk perbaikan yg diperlukan.
6. Pihak luar lainnya. Instansi/pihak yg berwenang lainnya membuat ketentuan atau
persyaratan minimum tentang keharusan menetapkan pengendalian intern dalam

perusahaan.
D. Elemen/Komponen Pengendalian Internal terbagi menjadi 5 :
1. Lingkungan pengendalian.
2. Perhitungan risiko.
3. Informasi dan komunikasi.
4. Aktivitas pengendalian.
5. Monitoring.

1. Lingkungan pengendalian : mempengaruhi suasana suatu organisasi, kesadaran
tentang pengendalian kepada orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian dalam sebuah perusahaan terdiri dari berbagai faktor, yaitu
ada 7 :
a. Integritas dan nilai-nilai etika. Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilainilai etika di antara para personil suatu organisasi, manajemen puncak harus :
1) Menciptakan iklim dengan memberi contoh
2) Mengkomunikasikan kepada semua karyawan
3) Memberi pedoman moral
4) Mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan
b. Komitmen terhadap kompetensi. Untuk mencapai tujuan satuan usaha, karyawan
pada setiap jenjang organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yg
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaannya secara efektif.

c. Dewan komisaris dan komite audit. Komposisi dewan komisaris dan komite audit
serta cara bagaimana mereka melakukan tanggungjawab pengawasan memiliki
dampak yg besar terhadap lingkungan pengendalian.

d. Falsafah manajemen dan gaya operasi. Banyak karakteristik yg membentuk
falsafah manajemen dan gaya operasinya, dan memiliki dampak terhadap
lingkungan pengendalian.
e. Struktur organisasi. Sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam
memenuhi

tujuannya,

karena

struktur

organisasi

memberikan


kerangka

menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, serta pemonitoran
aktivitas perusahaan.
f. Perumusan dan tanggungjawab. Ini menyangkut tentang bagaimana dan kepada
siapa kewenangan dan tanggungjawab diberikan.
g. Kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia. Praktik-praktik yg sehat
mengenai hal ini menyangkut kebijakan rekrutmen yg baik serta proses
skriningnya dalam pengangkatan karyawan; orientasi pegawai baru terhadap
kultur perusahaan dan sifat operasi perusahaan; kebijakan pelatihan; tindakantindakan pendisilinan atas pelanggaran; evaluasi, konseling, dan promosi
berdasarkan kinerja yg lalu dan program kompensasi yg memotivasi dan memberi
penghargaan atas kinerja yg istimewa.
2. Perhitungan resiko : untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,
dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi.
3. Informasi dan komunikasi : sistem informasi yg berhubungan dg tujuan pelaporan
keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metodadan menggabungkan,
menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi perusahaan dan
menyelenggarakan


pertanggungjawaban

bersangkutan. Komunikasi

atas

aktiva

dan

kewajiban

yang

menyangkut pemberian pemahaman yg jelas tentang

peran dan tanggungjawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur
pengendalian intern atas pelaporan keuangan.
4. Aktivitas pengendalian : kebijakan dan prosedur yg membantu meyakinkan bahwa
perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu

meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada
berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Aktivitas pengendalian yg relevan dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, salah
satunya :

 Pengendalian pengolahan informasi
- pengendalian umum
- pengendalian aplikasi
- pengotorisasian secara tepat
- dokumentasi dan catatan
- pengecekan independen
 Pembagian tugas
 Pengawasan fisik
 Review kinerja
5. Monitoring : suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern
sepanjang masa. Hal itu menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan
operasi pengendalian oleh orang yg tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk
menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa
modifikasi yg diperlukan karena adanya perubahan-perubahan kondisi telah

dilakukan.
Pemonitoran bisa terjadi atas aktivitas yg sedang berlangsung. Pemonitoran bisa juga
dilaksanakan dengan evaluasi setiap akhir periode.
SA 319 menyebutkan faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan dalam memutuskan
bagaimana menerapkan masiing-masing komponen SPI :
a. Besarnya satuan usaha.
b. Karakteristik organisasi dan kepemilikan.
c. Sifat kegiatan usaha.
d. Keanekaragaman dan kompleksitas operasi.
e. Metoda pengolahan data.
f. Persyaratan perundang-undangan yg harus dipatuhi.