FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMANYA
                                                                                FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMANYA PERSALINAN
KALA I PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSTU PONRANG
KABUPATEN LUWU TAHUN 2018
MARSANI
B.15.07.021
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGABUANA PALOPO
T/A 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan
janin kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
persalinan janin terjadii pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Sukarni,2013).
Lamanya proses persalinan tentang terhitungnya dari kala I sampai
dengan kala III kemungkinan akan berbedaan taranulli para dengan
multipara. Waktu persalinan pada multi 7 ¾ jam dan primi 14 ½ jam.
Lamanya proses persalinan kala I kemungkinan akan berbeda antara
nullipara membutuhkan waktu selama 13 jam sedangkan multipara
membutuhkan waktu selama 7 jam (Johariah, 2012).
Faktor – factor yang dapat mempengaruhi persalinan adalah power
(his) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Passanger yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.
Psikologis
ibu
dalam
fase
persalinan
juga
terjadi
peningkatan
kecemasaannya, dengan makin meningkatnya intensitas nyeri. Ini
menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan
psikis ibu, yang berhubungan pada kelancaran proses persalinan (Yanti,
2010).
Psikis ibu pada proses persalinan seseorang wanita dibutuhkan baik
secara fisik maupun emosional untuk mengurangi rasa sakit dan
ketegangan. Persalinan menjadi pendek, meminimalkan intervensi, dan
menghasilkan persalinan yang baik (Johariyah, 2012). Banyak studi yang
menyelidiki kehadiran seorang mitra dan pendampingan yang dianngap
penting memberikan banyak manfaat bagi perempuan dalam kaitannya
dukungan, dorongan, dan menenrtramkan hati yang akanmembantu
2
perempuan untuk melakukan tindakan yang sesuai. Sudah banyak
penilitian yang dilakukan tentang kegunaan pendukung kelahiran dan
hasilnya sering kali mengejukan. Seorang pendukung kelahiran bisa
menghubungi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang ibu
terhadap persalinannya(Anik Maryunani, 2002).
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan
muncul rasa takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu
primigravida. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang dan ibu menjadi cepat lelah pada akhirnya akan menghambat
proses persalinan. Orang-orang yang diharapkan ibu sebagai pendukung
atau pendamping saat persalinanyang dapat diandalkan serta mampu
member dukungan, bimbingan dalam persalinan (Yanthi, 2010).
Berdasarkan data Pustus Ponrang memiliki jumlah persalinan yang
cukup tinggi dalam tiap bulannya. Pada tahun 2016 mencapai 311
persalinan kala I sebanyak 45 orang (22,0%). Pada persalinan kala I tahun
2017 mencapai 322 orang persaliann diantaranya lama persalinan kala I
sebanyak 36 orang (14,2 %) orang (Pustu ponrang, 2018).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan dipuskesmas ponramng
dari bulan februari 2017 diketahui bahwa jumlah ibu bersalinan prigravida
sebanyak 19 orang. Bidan setempat juga menjelaskan bahwa beberapa ibu
yang mengalami persalinan lama kala I sebanyak 19 0rang.
Berdasarkan hasil wawancara petugas kesehatan (bidan) diketahui
penyebab terjadinya partus lama kala I pada ibu primigravida adalah his
yang lemah, janin besar dan jalan lahir serta factor psikis ibu karena ibu
hamil inigin ditemani oleh orang-orang terdekat dalam hidupnya seperti
suami dan keluarganya dapat memberikan motivasi, menghibur, dan
memberikan dukungan selama proses persalinan sehingga proses
persalinannya dapat berjalan dengan lancar.
Peran bidan untuk melakukan P4K (perencanan program
persalinan lama kal I Primigravida Komplikasi), Kelas ibu Hamil
(melakukan penyuluhan dan senam ibu hamil), Sweeping ibu hamil
beresiko tinggi, deteksi dini factor resiko pada ibu hamil, menyusun
rencana Asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah
3
dan membuat rencana tindak lanjut pada masa persalinan sesuai dengan
prioritad,(Aticeh, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan pertimbangan penelitian
untuk melakukan penelitian tentang factor yang berhubungan dengan
lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustu Ponrang Kabupaten
Luwu tahun 2018.
B. RUMUSAN
Factor apa saja yang berhubungan persalinan kala I pada primigravida di
Pustu Ponrang Kabupaten Luwu 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui factor yang berhubungan kala I persalinan pada
primigravida di Puskesmas Ponrang Kabupaten Luwu tabun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui factor yang berhubungan his dengan lamanya
persalian kala I pada primigravida di Pustus Ponrang Kabupaten
Luwu tahun 2018.
b. Untuk mengetahui factor yang berhubungan berat janin dengan
lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustus Ponrang
Kabupaten Luwu tahun 2018.
c. Unutuk mengetahui factor yang berhubungan psikis ibu dengan
lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustus Ponrang
Kabupaten Luwu tahun 2018.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah menjadi bahan bacaan
dalam pengembangan kesehatan pada ibu dan anak khususnya
hubungan lamanya persalian kala I pada primigravida serta mampu
memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian.
2. Manfaat praktis
4
Merupakan
pengalaman
terhadap
penulis
dalam
memeperluas
wawasan dan mengaplikasikan pengetahuaan yang diperoleh dibangku
kuliah khususnya hubungan lamanya kala I persalianan pada
primigravida.
3. Manfaat institusi menjadi informasi penting bagi Puskes Ponrang
Kabupaten Luwu tentang proses persalinan pada ibu serta kesehatan
keluarga ibu dan anak untuk peningkatan kualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak khususnya pada persalinan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjuan umum tentang persalinan
1. Pengertian persalinan
Persalian merupakan kejadian fsikologis yang normal. Yang
merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
daridalam uterus melalui vagina kedunia luar (prawirohardjo, 2007).
5
Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakng kepal yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin (wiknjosastro dalam
prawirahardjo, 2005).
2. Jenin persalinan adalah (MOchtar, 1983).
a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu dengan sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tenaga dari luar denagn
ekstra forceps, ekstraksi vakum dan section sesaria.
c. Persalinan anjuran yaitu persalinan tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.
3. Tahap – tahap persalinan
a. Kala I
Proses Persalinan ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur,
adekuat, dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I terbagi dua fase:
1) Fase laten : dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan 3
cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamnya masih diantara 20-30
detik, tidak terlalu mulesdan berlangsung selama 8 jam.
2) Fase aktif terbagi dalam 3 fase :
a) Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks
berlangsung sangat cepat dari 3 menjadi 4 cm menjadi 9
cm.
b) Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan
serviks berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi : pembukaan serviks menjadi lambat,
dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm
(lengkap).
Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam dengan
pembukaan 1 cm perjam dalam pada multigravida 8 jam dengan
pembukuaan 2 cm per jam.
b. Tanda kala II : Terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala
janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat
6
kontraksi,ada dorongan pada rectum atau vagina, perineum terlihat
menonjol,
vulva
dan
springterani
membuka,
peningkatan
pengeluaran lender dan darah dan ditentukan dengan pemeriksaan
dalam.
c. Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak
diatas pusat.
d. Kala IV : dimulainya setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post
portum (Maryunani, 2010).
4. Tanda – tanda persalinan adalah (Johariah, 2012)
a. Terjadinya his persalinan yang mempunyai tanda-tanda seperti
pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,
intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar.
b. Pengeluaran lender bercampur darah melalui vagina (bloodshow).
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendatarn dan pembukaan, lender pada kanalis
serviklis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan
perdarahan sedikit.
c. Pengeluaran cairan, keluar banyaknya cairan dari jalan lahir. Ini
terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.
Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap
tetapi kadang – kapang ketuban pecah pada pembukaan kecil.
Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung
dalam waktu 24 jam.
d. Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan pelunakan serviks,
penipisan dan pembukaan serviks.
5. Lama persalinan
Lamanya persalinan dihitung dari kala I samapai dengan kala III
kemungkinan akan berbeda, dibawah ini adalah table perbedaan
lama persalinan anatara nullipara dengan multipara (Johariah,
2012).
7
Table
LAMA PERSALINAN
Para 0
multipara
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
½ jam
Kala III
½ jam
½ jam
Total
14 ½ jam
7 ¼ jam
Lamanya proses persalinan tentang terhitungnya dari kala I
sampai dengan kala III kemungkinan akan berbedaan taranulli para
dengan multipara. Waktu persalinan pada multi 7 ¾ jam dan primi 14
½ jam. Lamanya proses persalinan kala I kemungkinan akan berbeda
antara nullipara membutuhkan waktu selama 13 jam sedangkan
multipara membutuhkan waktu selama 7 jam (Johariah, 2012).
6. Mekanisme persalinan normal
Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida
sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala
kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang
dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada
ditengah-
tengah
jaln
lahir,
tepat
diantara
symphysis
dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan syclitismus.
Pada sinclitimus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika
sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphysis atau agak
kebelkang
mendekati
promontorium,
maka
dikatakan
asynclitismus(Johariah, 2012)
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepal masuk
kedalam rongga panggul biasanya baru mulai pada kala II. Pada
multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam
rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan
dengan gerakan – gerakaan yang lain yaitu fleksi, putraran paksi dalam
ektensi. Penyebab majunya kepala antara lain adalah tekanan cairan
intra uterin, tekanan langsung oleh findus pada bokong,kekuatan
8
mengejan dan meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun –
ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini
disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, servik dan dasar panggul
(Buchari, 2015).
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
kedepan ke bawah sympsis. Hal ini mutlak perlu untuk kelahiran
kepala karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya
kepala dan tidak terjadi sebelum kepala samapi hodge III, kadang –
kadang baru setelah kepala sampai didasar panggul (Manuaba, 2014).
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah
suboksiput tertahan pada pinggir bawah sympisis akn maju karena
kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan suboksiput,
mak lahirlah berturut-turut pada pinggiran atas perineum, ubun-ubun
besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Suboksiput yang memjadi
pusat pemutaran disebut hypomoclion
(Marmi, 2016).
Setelah kepal lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak menghilangi torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakaang
kepal berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang
terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan
karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul (Marmi, 2016).
B. Tinjauan tentang variable yang teliti
9
1. Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari
jalan lahir. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan
ialah his, kontraksi otot-otot perut kontraksi diafragma dan aksi dari
ligmen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.
a. His (kontraksi uterus)
His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot polos
rahim yang bekerja dengan baik dan semourna. Sifat his yang baik
adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi, dan
relaksasi. Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis lainnya,
bersifat nyeri. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu
sudut dimana tuba masuk kedalam dinding uterus. Di tempat
tersebuty ada suatu pace maker dari mana gelombang tersebut
berasal.
Kontraksi ini bersifat involunter karena dibawah pengaruh
saraf intrisik. Ini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis
terhadap frekuensi dan durasi kontraksi. Kontraksi uterus juga
bersifat intermiten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara
kontraksi, fungsi penting relaksasi yaitu : mengistirahatkan otot
uterus, member kesempatan istiraht bagi ibu, mempertahan
kesejahteraan bayi karena uterus menyebabkan kontraksi pembuluk
darah plasenta.
1) Pembagian his dan sifatnya adalah (Oxorn, 2010)
a) His pendahuluan : his kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lender darah (bloody show)
b) His pembukaan
(kala I) : menyebabkna pembukaan
serviks, semakina kuat, teratur dan sakit.
c) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin,
sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.
d) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk
e)
melepaskan plasenta dan melahirkan plasenta.
His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit
nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari.
2) Hal – hal yang harus diperhatikan pada his saat melakukan
observasi adalah (Johariah, 2012).
10
a) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya
per 10 menit
b) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah).
c) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan
ditentukan dalam detik misalnya 50 detik.
d) Interval his : jarak antara his yang satu dengan his
berikutnya, his dating tiap 2-3 menit.
3) Identifikasi his/kontraksi
Jika persalinan salah diagnosis, mungkin akan dilakukan
intervensi yang tidak dapat untuk mempercepat persalinan.
Sebaliknya, jika persalinan tidak diagnosis, janin berada dalam
bahaya akibat penyulit tidak terduka. Walaupun diagnosis
banding anatara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang
sulit ditentukan, diagnosis biasanya dibuat berdasarkan
kontraksi yang terjadi (Novita, 2013).
4) Perubahan – perubahan akibat his adalah (Amru, 2013).
a) pada uterus : uterus terapa keras/padat karena kontraksi.
Sejak kehamilan lanjut dengan jelas terdiri dari 2 segmen,
yaitu segmen atas dan segmen bawah. Segmen atas
dibentuk korpus uteri dan segmen bawah yang yang terjadi
diisthmus uteri. Pada saat kontraksi segmen atas memegang
peran aktif dan dindingnya menjadi tebal, dan mendorong
anak untuk keluar. Sedangkan segmen bawah memgang
peran pasif yaitu mengadakan relaksasi dan dilatasi
sehingga sehingga menjadi saluran tipis dan teregang
karena akan dilalui oleh bayi. Karena segmen atas dan
bawah menjadi jelas. Batas ini disebut dengan lingkaran
retraksi fisiologi. Jika segmen sangat diregang maka
lingkaran retraksi patologis atau lingkaran (Johariah, 2012).
11
b) Pada serviks : his membuat serviks menjadi menipis dan
memendek yang disebut effacement.
c) Pada janin : perukran oksigen pada sirkulasi utetroplasenter
kurang, sehingga timbul hipoksia lama maka terjadi gawat
janin.
d) Pada ibu : menyebabkan rasa sakit. Bersaman dengan setiap
kontraksi, kandungan kemih, rectum, tulang belakang, dan
tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari
kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga
menyebabkan tekanan.
Umunya rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah
punggung, kemudian menyebar kebagian bawah perut,
mungkin juga menyebar kekaki. Rasa sakit mulai seperti
tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang
seluruhnya. Sebagian besar ibu merasakannya seperti kram
haid yang parah. Ada juga yang merasa hanya seperti gangguan
saluran pencernaan atau mules diare. Secara medis, sakit
kontraksi dikategorikan bersifat tumpul yang disebut visceral
dull anching (Sugono, 2012).
Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri perut
primer. daerah yang mengalami nyeri primer, anatra lain
pinggang, punggung, perut, dan pangkal paha. Sebagian efek
kontraksi, timbul juga nyeri sekunder, seperti mual, pusing,
sakit kepala, tubuh gemetar, panas, dingin, kram, pegal-pegal,
dan nyeri otot (Marni, 2016).
Selain sakit akibat kontraksi, sakit lain terjadi saat kepala
bayi mulai muncul di vagina. Jaringan anatara vagina denagan
anus ( perineum) teregang sangat kencang akibat perobekan
jaringan. sebagian besar ibu merasakan seolah-olah bagian
bawahnya setelah sembelit satu bulan. Secra medis, sakit
12
tenggorokan bersifat tajam dan panas yang disebut juga
tergantung pada ambang nyeri dari penderita yang ditentukan
oleh keadaan jiwanya (Maryunani, 2010).
b. Tenaga mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau
dipecahkan serta sebagian prensentasi sudah berada didasar
panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar
dibantu dengan keinginan mengedan ini disebabkan karena
(Asrinah, 2010).
1) kontraksi otot-otot
dinding
perut
yang
mengakibatkan
peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan
uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk
mendorong keluar.
2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buang air
besar (BAB) tapi lebih kuat.
3) Saat kepala bayi sampai kedasar panggul, timbul reflex yang
mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkintruksikan otototot perut dan menekan diafragmanya ke bawah
4) Tenga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah
lengkapdan paling efektif sewaktu ada his.
5) Tanda tenaga mengedan bayi tidak akan lahir.
2. Factor passenger ( janin dan plasenta)
Factor janin meliputi sikap janin, letak janin, presentasi, bagian
bawah dan posisi janin.
Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan 38 minggu samapi 42
minggu dengan berat sekitar 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan
panjang badan sekitar 50 cm sampai 55 cm (Johariah, 2012).
Kelainan pertumbuhan janin dan plasenta.
a. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin
makrosomia.
13
b. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncuk, presentasi muka,
presentasi dahi dan kelainan oksiput.
c. Kelainan letak janin : letak sunggang, letak lintang, letak
mengolak, presentasi rangkap (kepala, tangan, kepala kaki kepala
taki pusat).
d. Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses
persalinan dan memiliki cirri sebagai berikut:
1) Bentuk kepala oval, sehinnga setelah bagian besarnya lahir,
maka bagian lainnya lebih mudah lahir.
2) Persendian kepala berbentuk koLgel,
sehingga
dapat
digerakkan ke segala arah dan memberikan kemungkinan untuk
melakukan putaran paksi dalam.
3) Letak persendian kep al sedikit kebelakang, sehingga kepala
melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam.
3. Factor psikis ibu
Setiap ibu akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi
perasaan takutbisa meningkat nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu
menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses
persalinan (Asrinah, 2010).
a. Dukungan emosional
Dukungan adalah dukungan beupa kehangatan, kepedulian
maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan
bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikanoleh suami, yang pada
akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan. Persalinan
merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu
dan keluarga. Persalinan menjadi saat yang menyakinan dan
menakutkan bagi ibu, karena itu dipastikan bahwa setiap ibu
mendapatkan asuhan saying ibu selama persalinan dan kelahiran.
Asuhan ibu yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami
dan anggota keluarga lain untuk berada disamping ibu selama
proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk
melakukan
peran
mengidentifikasikan
aktif
dalam
langkah-langkah
14
mendukung
yang
ibu
mungkin
dan
untuk
kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirikan teman
atau saudra untuk menemaninya (Rukiyah, 2014).
Dukunagan suami dalam proses persalinan akan member
efek pada ibu yaitu dalam hal emos, emosi seorang ibu yang tenang
akan menyebabkan sel-sel sarafnya mengeluarkan hormone
oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraksi pada rahim
pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Rukiya, 2014).
b. Tugas peran pendamping peran pendamping selama proses
persalinan yaitu (Oxorn, 2010):
1) Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau
sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan
mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat
relaksasi.
2) Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur
nafas saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
3) Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringkat ibu,
memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu
4)
5)
6)
7)
8)
9)
dengan lembut.
Member informasi kepala ibu tentang kemajuan persalinan.
Menciptakan suasana kkeluargaan dan rasa aman.
Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Member cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
Memberi dorongan semangat mengendan sat kontraksi serta
memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
c. Peran pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai berikut
(Rukiyah, 2014).
1) Member dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika
persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya
beritahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya
hanya karena sang istri tidak mungkin berterik pada dokter.
2) Memijat bagian tubuh, agar ibu tidak terlalu tegang atau untuk
mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan
15
pada perut yang disebuteffeurage, dengan menggunakan ujung
jari merupakan pijatan yang disarankan.
3) Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal,
air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggi perwat
atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.
4) Memegang istri saat mengedan agar istri memiliki pegangan
saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan
cara yang paling efektif.
d. Manfaat pendamping
Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya selam proses
persalinan dapat memberikan manfaat seperti (Yanti, 2010)
1) Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa
aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses
persalinan. Ditengah kondisi yang tiadak nyaman, istri
memerlukan
pegangan,
dukungan
dan
semangat
untuk
mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
2) Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan berada disamping istri, suami siap membantu apa
saja yang dibutuhkan istri.
3) Kedekatan emosi suami dan istrihat bertambah
Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati istri
saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin saying
kepada istrinya.
4) Menumbuhkan naluri kebapakan suami akan lebih menghargai
istri
Melihat pengobatan istri saat persalinan suami akan dapat
lebih menghargai istrinya saat persalinan suami akan dapat
lebih menghargai istrinya dan menjaga prilakunya. Karena dia
akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
5) Membantu keberhasilan IMD
IMD merupakan inisiasi menyusui dini yang akan
digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu
16
dan bayi. IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari
suami terhadap istrinya.
6) Pemenuhan nutrisi
Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas
pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
tubuh ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat
kontraksi rahim ibu mulai melemah
7) Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa
nyaman dan man bagi ibu yang sedang mengalami persalinan
karena adanya dukungan dari orang yang paling disyang
sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.
C. Kerangka konsep
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu konsep
penelitian tentang factor yang menghubungkan lamanya persalinan kala I
pada primigravida
POWER
PERSALINAN KALA I
BERAT
JANIN
PSIKIS IBU
: VARIEBEL INDEPENDEN
: VARIEBEL DEPENDEN
Berdasarkan uraian dalam tinjuan teoritis diatas, banyak factor
yang menyebabkan terjadinya partus lama pada kala I. Beberapa
penyebabnya adalah His yang lemah, berat janin dan psikis. Maka dalam
17
penelitian ini yang menjadi variebel independen yang akan diteliti adalah
Hia, berat janin dan psikis ibu. Sedangkan yang menjadi variebel
dependen adalah persalinan kala I proses persalinan (Johariah, 2012).
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Power (His)
His adalah ibu mendorong jalan keluar dari rahim dengan menilai
frekuensi, intensitas, durasi dan interval yang terjadi selama
persalinan.
Kriteria Objektif :
Baik : jika frekuensi his per 10 menit, intensitas adekuat, durasi, 50
detik, dan interval 2-3 menit.: jika frekuensi his per 10 menit,
intensitas adekuat, durasi, 50 detik, dan interval 2-3 menit.
Kurang : jika frekuensi his > 3x/10 menit, intensitas tidak adekuat,
durasi > 50 detik dan interval > 2-3 menit.
2. Berat janin
Berat janin adalah berat badab janin yang diukur dengan
timbangan dan dinyatakan dalam gram.
Criteria Objektif :
Normal : jika berat janin 2500-4000 gram.
Tidak normal : jika berat janin lebih dari 4000 gram.
3. Psikis
Psikis adalah dimana ibu mengalami kecemasan berupa perasaan
takut dan khawatir dalam menghadapi persalinan.
Criteria Objektif :
Ya : jika ibu mengalami kecemasan.
Tidak : jika ibu tidak mengalami kecemasan.
E. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis nol (Ho)
a. Tidak ada hubungan his dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.
b. Tidak hubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu
c. Tidak hubungan psikis ibu dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu
2. Hipotesis alternative (Ha)
18
a. ada hubungan his dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.
b. ada hubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada
\primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu
c. ada hubungan psikis ibu dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desaian penelitian
Desaian penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study, data yang menyangkut data dependen
dan independen yang diteliti dalam waktu yang bersamaan. Untuk
mengetahui factor yang berhubungan dengan persalinan kala I pada
primigravida dipustu ponrang kabupaten luwu tahun 2018.
B. Lokasi dan waktu
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilaksanakan dipustu ponrang kabupaten luwu.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Oktober 2010
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang
melahirkan dipustus ponrang kabupaten luwu tahun 2018 sebanyak 19
orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah semua ibu primigravida yang
melahirkan dipuskesmas ponrang sebanyak 19 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dengan cara total
sampling, semua populasi dijadikan sampel.
D. metode pengumpulan data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh/diambil oleh
peneliti dengan menggunakan kuesioner kepada setiap ibu hamil yang
bersalin untuk variable psikis. Variable his dan berat badan janin, dan
proses persalinan menggunakan lembar observasi dengan checklist.
20
Sebelum membagikan kuesioner, responden diberi penjelasan dan
wawancara terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian dan diminta
kesediannya untuk dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya responden
diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan.
Pengumpulan data yang dilakukan pada bulan februari samapi oktober
tahun 2018.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh/diambil oleh peniliti
meminta persetujuan pimpinan Pustu Ponrang Kabupaten luwu tahun
2018.
E. Teknik Pengolahan dan penyajian data
1. Pengolahan data
a. Editing
Pecegahan atau penggoreksian data yang telah dikumpulkan
yang bertujuan untuk menghilangkan kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
b. Coding
Tahapan memberikan kode pada responden terdiri dari :
1) Member kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan
identitas resfonden dan mempermudah proses penelusuran
biodata responden bila diperlukan.
2) Menetapkan kode untuk scoring jawaban responden atau hasil
observasi yang telah dilakukan.
c. Entering
Memasukkan data yang telah diskor kedalam computer seperti
kedalam spread sheet excel atau kedalam program SPSS versi 20,0.
d. Tobulasi
Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputerisasi
disajikan dalam table frekuensi. Selanjutnya dilakukan analisis
dengan regresi linier menggunakan computer 20,0 dengan taraf
kemaknan
                KALA I PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSTU PONRANG
KABUPATEN LUWU TAHUN 2018
MARSANI
B.15.07.021
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGABUANA PALOPO
T/A 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan
janin kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
persalinan janin terjadii pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Sukarni,2013).
Lamanya proses persalinan tentang terhitungnya dari kala I sampai
dengan kala III kemungkinan akan berbedaan taranulli para dengan
multipara. Waktu persalinan pada multi 7 ¾ jam dan primi 14 ½ jam.
Lamanya proses persalinan kala I kemungkinan akan berbeda antara
nullipara membutuhkan waktu selama 13 jam sedangkan multipara
membutuhkan waktu selama 7 jam (Johariah, 2012).
Faktor – factor yang dapat mempengaruhi persalinan adalah power
(his) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Passanger yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.
Psikologis
ibu
dalam
fase
persalinan
juga
terjadi
peningkatan
kecemasaannya, dengan makin meningkatnya intensitas nyeri. Ini
menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan
psikis ibu, yang berhubungan pada kelancaran proses persalinan (Yanti,
2010).
Psikis ibu pada proses persalinan seseorang wanita dibutuhkan baik
secara fisik maupun emosional untuk mengurangi rasa sakit dan
ketegangan. Persalinan menjadi pendek, meminimalkan intervensi, dan
menghasilkan persalinan yang baik (Johariyah, 2012). Banyak studi yang
menyelidiki kehadiran seorang mitra dan pendampingan yang dianngap
penting memberikan banyak manfaat bagi perempuan dalam kaitannya
dukungan, dorongan, dan menenrtramkan hati yang akanmembantu
2
perempuan untuk melakukan tindakan yang sesuai. Sudah banyak
penilitian yang dilakukan tentang kegunaan pendukung kelahiran dan
hasilnya sering kali mengejukan. Seorang pendukung kelahiran bisa
menghubungi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang ibu
terhadap persalinannya(Anik Maryunani, 2002).
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan
muncul rasa takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu
primigravida. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang dan ibu menjadi cepat lelah pada akhirnya akan menghambat
proses persalinan. Orang-orang yang diharapkan ibu sebagai pendukung
atau pendamping saat persalinanyang dapat diandalkan serta mampu
member dukungan, bimbingan dalam persalinan (Yanthi, 2010).
Berdasarkan data Pustus Ponrang memiliki jumlah persalinan yang
cukup tinggi dalam tiap bulannya. Pada tahun 2016 mencapai 311
persalinan kala I sebanyak 45 orang (22,0%). Pada persalinan kala I tahun
2017 mencapai 322 orang persaliann diantaranya lama persalinan kala I
sebanyak 36 orang (14,2 %) orang (Pustu ponrang, 2018).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan dipuskesmas ponramng
dari bulan februari 2017 diketahui bahwa jumlah ibu bersalinan prigravida
sebanyak 19 orang. Bidan setempat juga menjelaskan bahwa beberapa ibu
yang mengalami persalinan lama kala I sebanyak 19 0rang.
Berdasarkan hasil wawancara petugas kesehatan (bidan) diketahui
penyebab terjadinya partus lama kala I pada ibu primigravida adalah his
yang lemah, janin besar dan jalan lahir serta factor psikis ibu karena ibu
hamil inigin ditemani oleh orang-orang terdekat dalam hidupnya seperti
suami dan keluarganya dapat memberikan motivasi, menghibur, dan
memberikan dukungan selama proses persalinan sehingga proses
persalinannya dapat berjalan dengan lancar.
Peran bidan untuk melakukan P4K (perencanan program
persalinan lama kal I Primigravida Komplikasi), Kelas ibu Hamil
(melakukan penyuluhan dan senam ibu hamil), Sweeping ibu hamil
beresiko tinggi, deteksi dini factor resiko pada ibu hamil, menyusun
rencana Asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah
3
dan membuat rencana tindak lanjut pada masa persalinan sesuai dengan
prioritad,(Aticeh, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan pertimbangan penelitian
untuk melakukan penelitian tentang factor yang berhubungan dengan
lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustu Ponrang Kabupaten
Luwu tahun 2018.
B. RUMUSAN
Factor apa saja yang berhubungan persalinan kala I pada primigravida di
Pustu Ponrang Kabupaten Luwu 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui factor yang berhubungan kala I persalinan pada
primigravida di Puskesmas Ponrang Kabupaten Luwu tabun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui factor yang berhubungan his dengan lamanya
persalian kala I pada primigravida di Pustus Ponrang Kabupaten
Luwu tahun 2018.
b. Untuk mengetahui factor yang berhubungan berat janin dengan
lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustus Ponrang
Kabupaten Luwu tahun 2018.
c. Unutuk mengetahui factor yang berhubungan psikis ibu dengan
lamanya persalinan kala I pada primigravida di Pustus Ponrang
Kabupaten Luwu tahun 2018.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah menjadi bahan bacaan
dalam pengembangan kesehatan pada ibu dan anak khususnya
hubungan lamanya persalian kala I pada primigravida serta mampu
memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian.
2. Manfaat praktis
4
Merupakan
pengalaman
terhadap
penulis
dalam
memeperluas
wawasan dan mengaplikasikan pengetahuaan yang diperoleh dibangku
kuliah khususnya hubungan lamanya kala I persalianan pada
primigravida.
3. Manfaat institusi menjadi informasi penting bagi Puskes Ponrang
Kabupaten Luwu tentang proses persalinan pada ibu serta kesehatan
keluarga ibu dan anak untuk peningkatan kualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak khususnya pada persalinan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjuan umum tentang persalinan
1. Pengertian persalinan
Persalian merupakan kejadian fsikologis yang normal. Yang
merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
daridalam uterus melalui vagina kedunia luar (prawirohardjo, 2007).
5
Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakng kepal yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi pada ibu maupun pada janin (wiknjosastro dalam
prawirahardjo, 2005).
2. Jenin persalinan adalah (MOchtar, 1983).
a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu dengan sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tenaga dari luar denagn
ekstra forceps, ekstraksi vakum dan section sesaria.
c. Persalinan anjuran yaitu persalinan tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.
3. Tahap – tahap persalinan
a. Kala I
Proses Persalinan ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur,
adekuat, dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I terbagi dua fase:
1) Fase laten : dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan 3
cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamnya masih diantara 20-30
detik, tidak terlalu mulesdan berlangsung selama 8 jam.
2) Fase aktif terbagi dalam 3 fase :
a) Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks
berlangsung sangat cepat dari 3 menjadi 4 cm menjadi 9
cm.
b) Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan
serviks berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi : pembukaan serviks menjadi lambat,
dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm
(lengkap).
Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam dengan
pembukaan 1 cm perjam dalam pada multigravida 8 jam dengan
pembukuaan 2 cm per jam.
b. Tanda kala II : Terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala
janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat
6
kontraksi,ada dorongan pada rectum atau vagina, perineum terlihat
menonjol,
vulva
dan
springterani
membuka,
peningkatan
pengeluaran lender dan darah dan ditentukan dengan pemeriksaan
dalam.
c. Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak
diatas pusat.
d. Kala IV : dimulainya setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post
portum (Maryunani, 2010).
4. Tanda – tanda persalinan adalah (Johariah, 2012)
a. Terjadinya his persalinan yang mempunyai tanda-tanda seperti
pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,
intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar.
b. Pengeluaran lender bercampur darah melalui vagina (bloodshow).
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendatarn dan pembukaan, lender pada kanalis
serviklis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan
perdarahan sedikit.
c. Pengeluaran cairan, keluar banyaknya cairan dari jalan lahir. Ini
terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.
Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap
tetapi kadang – kapang ketuban pecah pada pembukaan kecil.
Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung
dalam waktu 24 jam.
d. Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan pelunakan serviks,
penipisan dan pembukaan serviks.
5. Lama persalinan
Lamanya persalinan dihitung dari kala I samapai dengan kala III
kemungkinan akan berbeda, dibawah ini adalah table perbedaan
lama persalinan anatara nullipara dengan multipara (Johariah,
2012).
7
Table
LAMA PERSALINAN
Para 0
multipara
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
½ jam
Kala III
½ jam
½ jam
Total
14 ½ jam
7 ¼ jam
Lamanya proses persalinan tentang terhitungnya dari kala I
sampai dengan kala III kemungkinan akan berbedaan taranulli para
dengan multipara. Waktu persalinan pada multi 7 ¾ jam dan primi 14
½ jam. Lamanya proses persalinan kala I kemungkinan akan berbeda
antara nullipara membutuhkan waktu selama 13 jam sedangkan
multipara membutuhkan waktu selama 7 jam (Johariah, 2012).
6. Mekanisme persalinan normal
Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida
sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala
kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang
dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada
ditengah-
tengah
jaln
lahir,
tepat
diantara
symphysis
dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan syclitismus.
Pada sinclitimus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika
sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphysis atau agak
kebelkang
mendekati
promontorium,
maka
dikatakan
asynclitismus(Johariah, 2012)
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepal masuk
kedalam rongga panggul biasanya baru mulai pada kala II. Pada
multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam
rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan
dengan gerakan – gerakaan yang lain yaitu fleksi, putraran paksi dalam
ektensi. Penyebab majunya kepala antara lain adalah tekanan cairan
intra uterin, tekanan langsung oleh findus pada bokong,kekuatan
8
mengejan dan meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun –
ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini
disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, servik dan dasar panggul
(Buchari, 2015).
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
kedepan ke bawah sympsis. Hal ini mutlak perlu untuk kelahiran
kepala karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya
kepala dan tidak terjadi sebelum kepala samapi hodge III, kadang –
kadang baru setelah kepala sampai didasar panggul (Manuaba, 2014).
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah
suboksiput tertahan pada pinggir bawah sympisis akn maju karena
kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan suboksiput,
mak lahirlah berturut-turut pada pinggiran atas perineum, ubun-ubun
besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Suboksiput yang memjadi
pusat pemutaran disebut hypomoclion
(Marmi, 2016).
Setelah kepal lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak menghilangi torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakaang
kepal berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang
terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan
karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul (Marmi, 2016).
B. Tinjauan tentang variable yang teliti
9
1. Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari
jalan lahir. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan
ialah his, kontraksi otot-otot perut kontraksi diafragma dan aksi dari
ligmen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.
a. His (kontraksi uterus)
His adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot polos
rahim yang bekerja dengan baik dan semourna. Sifat his yang baik
adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi, dan
relaksasi. Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis lainnya,
bersifat nyeri. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu
sudut dimana tuba masuk kedalam dinding uterus. Di tempat
tersebuty ada suatu pace maker dari mana gelombang tersebut
berasal.
Kontraksi ini bersifat involunter karena dibawah pengaruh
saraf intrisik. Ini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis
terhadap frekuensi dan durasi kontraksi. Kontraksi uterus juga
bersifat intermiten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara
kontraksi, fungsi penting relaksasi yaitu : mengistirahatkan otot
uterus, member kesempatan istiraht bagi ibu, mempertahan
kesejahteraan bayi karena uterus menyebabkan kontraksi pembuluk
darah plasenta.
1) Pembagian his dan sifatnya adalah (Oxorn, 2010)
a) His pendahuluan : his kuat, datangnya tidak teratur,
menyebabkan keluarnya lender darah (bloody show)
b) His pembukaan
(kala I) : menyebabkna pembukaan
serviks, semakina kuat, teratur dan sakit.
c) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin,
sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.
d) His pelepasan plasenta (kala III) : kontraksi sedang untuk
e)
melepaskan plasenta dan melahirkan plasenta.
His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit
nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari.
2) Hal – hal yang harus diperhatikan pada his saat melakukan
observasi adalah (Johariah, 2012).
10
a) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya
per 10 menit
b) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah).
c) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan
ditentukan dalam detik misalnya 50 detik.
d) Interval his : jarak antara his yang satu dengan his
berikutnya, his dating tiap 2-3 menit.
3) Identifikasi his/kontraksi
Jika persalinan salah diagnosis, mungkin akan dilakukan
intervensi yang tidak dapat untuk mempercepat persalinan.
Sebaliknya, jika persalinan tidak diagnosis, janin berada dalam
bahaya akibat penyulit tidak terduka. Walaupun diagnosis
banding anatara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang
sulit ditentukan, diagnosis biasanya dibuat berdasarkan
kontraksi yang terjadi (Novita, 2013).
4) Perubahan – perubahan akibat his adalah (Amru, 2013).
a) pada uterus : uterus terapa keras/padat karena kontraksi.
Sejak kehamilan lanjut dengan jelas terdiri dari 2 segmen,
yaitu segmen atas dan segmen bawah. Segmen atas
dibentuk korpus uteri dan segmen bawah yang yang terjadi
diisthmus uteri. Pada saat kontraksi segmen atas memegang
peran aktif dan dindingnya menjadi tebal, dan mendorong
anak untuk keluar. Sedangkan segmen bawah memgang
peran pasif yaitu mengadakan relaksasi dan dilatasi
sehingga sehingga menjadi saluran tipis dan teregang
karena akan dilalui oleh bayi. Karena segmen atas dan
bawah menjadi jelas. Batas ini disebut dengan lingkaran
retraksi fisiologi. Jika segmen sangat diregang maka
lingkaran retraksi patologis atau lingkaran (Johariah, 2012).
11
b) Pada serviks : his membuat serviks menjadi menipis dan
memendek yang disebut effacement.
c) Pada janin : perukran oksigen pada sirkulasi utetroplasenter
kurang, sehingga timbul hipoksia lama maka terjadi gawat
janin.
d) Pada ibu : menyebabkan rasa sakit. Bersaman dengan setiap
kontraksi, kandungan kemih, rectum, tulang belakang, dan
tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari
kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga
menyebabkan tekanan.
Umunya rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah
punggung, kemudian menyebar kebagian bawah perut,
mungkin juga menyebar kekaki. Rasa sakit mulai seperti
tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang
seluruhnya. Sebagian besar ibu merasakannya seperti kram
haid yang parah. Ada juga yang merasa hanya seperti gangguan
saluran pencernaan atau mules diare. Secara medis, sakit
kontraksi dikategorikan bersifat tumpul yang disebut visceral
dull anching (Sugono, 2012).
Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri perut
primer. daerah yang mengalami nyeri primer, anatra lain
pinggang, punggung, perut, dan pangkal paha. Sebagian efek
kontraksi, timbul juga nyeri sekunder, seperti mual, pusing,
sakit kepala, tubuh gemetar, panas, dingin, kram, pegal-pegal,
dan nyeri otot (Marni, 2016).
Selain sakit akibat kontraksi, sakit lain terjadi saat kepala
bayi mulai muncul di vagina. Jaringan anatara vagina denagan
anus ( perineum) teregang sangat kencang akibat perobekan
jaringan. sebagian besar ibu merasakan seolah-olah bagian
bawahnya setelah sembelit satu bulan. Secra medis, sakit
12
tenggorokan bersifat tajam dan panas yang disebut juga
tergantung pada ambang nyeri dari penderita yang ditentukan
oleh keadaan jiwanya (Maryunani, 2010).
b. Tenaga mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau
dipecahkan serta sebagian prensentasi sudah berada didasar
panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar
dibantu dengan keinginan mengedan ini disebabkan karena
(Asrinah, 2010).
1) kontraksi otot-otot
dinding
perut
yang
mengakibatkan
peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan
uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk
mendorong keluar.
2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buang air
besar (BAB) tapi lebih kuat.
3) Saat kepala bayi sampai kedasar panggul, timbul reflex yang
mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkintruksikan otototot perut dan menekan diafragmanya ke bawah
4) Tenga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah
lengkapdan paling efektif sewaktu ada his.
5) Tanda tenaga mengedan bayi tidak akan lahir.
2. Factor passenger ( janin dan plasenta)
Factor janin meliputi sikap janin, letak janin, presentasi, bagian
bawah dan posisi janin.
Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan 38 minggu samapi 42
minggu dengan berat sekitar 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan
panjang badan sekitar 50 cm sampai 55 cm (Johariah, 2012).
Kelainan pertumbuhan janin dan plasenta.
a. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin
makrosomia.
13
b. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncuk, presentasi muka,
presentasi dahi dan kelainan oksiput.
c. Kelainan letak janin : letak sunggang, letak lintang, letak
mengolak, presentasi rangkap (kepala, tangan, kepala kaki kepala
taki pusat).
d. Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses
persalinan dan memiliki cirri sebagai berikut:
1) Bentuk kepala oval, sehinnga setelah bagian besarnya lahir,
maka bagian lainnya lebih mudah lahir.
2) Persendian kepala berbentuk koLgel,
sehingga
dapat
digerakkan ke segala arah dan memberikan kemungkinan untuk
melakukan putaran paksi dalam.
3) Letak persendian kep al sedikit kebelakang, sehingga kepala
melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam.
3. Factor psikis ibu
Setiap ibu akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi
perasaan takutbisa meningkat nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu
menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses
persalinan (Asrinah, 2010).
a. Dukungan emosional
Dukungan adalah dukungan beupa kehangatan, kepedulian
maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan
bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikanoleh suami, yang pada
akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan. Persalinan
merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu
dan keluarga. Persalinan menjadi saat yang menyakinan dan
menakutkan bagi ibu, karena itu dipastikan bahwa setiap ibu
mendapatkan asuhan saying ibu selama persalinan dan kelahiran.
Asuhan ibu yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami
dan anggota keluarga lain untuk berada disamping ibu selama
proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk
melakukan
peran
mengidentifikasikan
aktif
dalam
langkah-langkah
14
mendukung
yang
ibu
mungkin
dan
untuk
kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirikan teman
atau saudra untuk menemaninya (Rukiyah, 2014).
Dukunagan suami dalam proses persalinan akan member
efek pada ibu yaitu dalam hal emos, emosi seorang ibu yang tenang
akan menyebabkan sel-sel sarafnya mengeluarkan hormone
oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraksi pada rahim
pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Rukiya, 2014).
b. Tugas peran pendamping peran pendamping selama proses
persalinan yaitu (Oxorn, 2010):
1) Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau
sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan
mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat
relaksasi.
2) Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur
nafas saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
3) Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringkat ibu,
memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu
4)
5)
6)
7)
8)
9)
dengan lembut.
Member informasi kepala ibu tentang kemajuan persalinan.
Menciptakan suasana kkeluargaan dan rasa aman.
Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Member cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
Memberi dorongan semangat mengendan sat kontraksi serta
memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
c. Peran pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai berikut
(Rukiyah, 2014).
1) Member dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika
persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya
beritahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya
hanya karena sang istri tidak mungkin berterik pada dokter.
2) Memijat bagian tubuh, agar ibu tidak terlalu tegang atau untuk
mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan
15
pada perut yang disebuteffeurage, dengan menggunakan ujung
jari merupakan pijatan yang disarankan.
3) Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal,
air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggi perwat
atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.
4) Memegang istri saat mengedan agar istri memiliki pegangan
saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan
cara yang paling efektif.
d. Manfaat pendamping
Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya selam proses
persalinan dapat memberikan manfaat seperti (Yanti, 2010)
1) Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa
aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses
persalinan. Ditengah kondisi yang tiadak nyaman, istri
memerlukan
pegangan,
dukungan
dan
semangat
untuk
mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
2) Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan berada disamping istri, suami siap membantu apa
saja yang dibutuhkan istri.
3) Kedekatan emosi suami dan istrihat bertambah
Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati istri
saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin saying
kepada istrinya.
4) Menumbuhkan naluri kebapakan suami akan lebih menghargai
istri
Melihat pengobatan istri saat persalinan suami akan dapat
lebih menghargai istrinya saat persalinan suami akan dapat
lebih menghargai istrinya dan menjaga prilakunya. Karena dia
akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
5) Membantu keberhasilan IMD
IMD merupakan inisiasi menyusui dini yang akan
digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu
16
dan bayi. IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari
suami terhadap istrinya.
6) Pemenuhan nutrisi
Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas
pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
tubuh ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat
kontraksi rahim ibu mulai melemah
7) Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa
nyaman dan man bagi ibu yang sedang mengalami persalinan
karena adanya dukungan dari orang yang paling disyang
sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.
C. Kerangka konsep
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu konsep
penelitian tentang factor yang menghubungkan lamanya persalinan kala I
pada primigravida
POWER
PERSALINAN KALA I
BERAT
JANIN
PSIKIS IBU
: VARIEBEL INDEPENDEN
: VARIEBEL DEPENDEN
Berdasarkan uraian dalam tinjuan teoritis diatas, banyak factor
yang menyebabkan terjadinya partus lama pada kala I. Beberapa
penyebabnya adalah His yang lemah, berat janin dan psikis. Maka dalam
17
penelitian ini yang menjadi variebel independen yang akan diteliti adalah
Hia, berat janin dan psikis ibu. Sedangkan yang menjadi variebel
dependen adalah persalinan kala I proses persalinan (Johariah, 2012).
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Power (His)
His adalah ibu mendorong jalan keluar dari rahim dengan menilai
frekuensi, intensitas, durasi dan interval yang terjadi selama
persalinan.
Kriteria Objektif :
Baik : jika frekuensi his per 10 menit, intensitas adekuat, durasi, 50
detik, dan interval 2-3 menit.: jika frekuensi his per 10 menit,
intensitas adekuat, durasi, 50 detik, dan interval 2-3 menit.
Kurang : jika frekuensi his > 3x/10 menit, intensitas tidak adekuat,
durasi > 50 detik dan interval > 2-3 menit.
2. Berat janin
Berat janin adalah berat badab janin yang diukur dengan
timbangan dan dinyatakan dalam gram.
Criteria Objektif :
Normal : jika berat janin 2500-4000 gram.
Tidak normal : jika berat janin lebih dari 4000 gram.
3. Psikis
Psikis adalah dimana ibu mengalami kecemasan berupa perasaan
takut dan khawatir dalam menghadapi persalinan.
Criteria Objektif :
Ya : jika ibu mengalami kecemasan.
Tidak : jika ibu tidak mengalami kecemasan.
E. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis nol (Ho)
a. Tidak ada hubungan his dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.
b. Tidak hubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu
c. Tidak hubungan psikis ibu dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu
2. Hipotesis alternative (Ha)
18
a. ada hubungan his dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.
b. ada hubungan berat janin dengan lamanya persalinan kala I pada
\primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu
c. ada hubungan psikis ibu dengan lamanya persalinan kala I pada
primigravida dipuskesmas ponrang kabupaten luwu.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desaian penelitian
Desaian penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study, data yang menyangkut data dependen
dan independen yang diteliti dalam waktu yang bersamaan. Untuk
mengetahui factor yang berhubungan dengan persalinan kala I pada
primigravida dipustu ponrang kabupaten luwu tahun 2018.
B. Lokasi dan waktu
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilaksanakan dipustu ponrang kabupaten luwu.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Oktober 2010
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang
melahirkan dipustus ponrang kabupaten luwu tahun 2018 sebanyak 19
orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah semua ibu primigravida yang
melahirkan dipuskesmas ponrang sebanyak 19 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dengan cara total
sampling, semua populasi dijadikan sampel.
D. metode pengumpulan data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh/diambil oleh
peneliti dengan menggunakan kuesioner kepada setiap ibu hamil yang
bersalin untuk variable psikis. Variable his dan berat badan janin, dan
proses persalinan menggunakan lembar observasi dengan checklist.
20
Sebelum membagikan kuesioner, responden diberi penjelasan dan
wawancara terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian dan diminta
kesediannya untuk dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya responden
diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan.
Pengumpulan data yang dilakukan pada bulan februari samapi oktober
tahun 2018.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh/diambil oleh peniliti
meminta persetujuan pimpinan Pustu Ponrang Kabupaten luwu tahun
2018.
E. Teknik Pengolahan dan penyajian data
1. Pengolahan data
a. Editing
Pecegahan atau penggoreksian data yang telah dikumpulkan
yang bertujuan untuk menghilangkan kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
b. Coding
Tahapan memberikan kode pada responden terdiri dari :
1) Member kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan
identitas resfonden dan mempermudah proses penelusuran
biodata responden bila diperlukan.
2) Menetapkan kode untuk scoring jawaban responden atau hasil
observasi yang telah dilakukan.
c. Entering
Memasukkan data yang telah diskor kedalam computer seperti
kedalam spread sheet excel atau kedalam program SPSS versi 20,0.
d. Tobulasi
Pada tahap ini data yang sudah diolah dengan komputerisasi
disajikan dalam table frekuensi. Selanjutnya dilakukan analisis
dengan regresi linier menggunakan computer 20,0 dengan taraf
kemaknan