ANALISA TEKNIS EKONOMIS PENGARUH PERLAKU

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PENGARUH PERLAKUAN KHUSUS SISTEM
BALAS DENGAN ULTRAVIOLET PADA KAPAL DAN LINGKUNGAN PERAIRAN
Dhanang Kuncoro *), Taufik Fajar Nugroho ST. MSc.**)
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
dhanang@ne.its.ac.id ; taufikfajar@its.ac.id

Abstract
Environmental problems in the maritime world has
become a major concern at this time. It has been a lot of
damage in the waters of the sea caused by the many
buildings with their systems that have a negative impact
on the environment. One of these systems on the ship is
ballast water. Therefore, in February 2004 the IMO to
make regulations concerning the control and
management of ballast water in the ships.

Ballast water used by ships to ensure stability of the
vessel during the voyage. Ballast is generally comprised
of water mixed with rocks, sediments, and various types
of marine organisms. Marine organisms will be wasted

ballast carried to another place and can survive in areas
that are new and can even be damaging the food chain
and environment in the new place. Especially the egg of
predators fish and the other animals which be carried
from tropic area to sub tropic area. The use in ship
ballast treatment will kill harmful organisms. Special to
treatment with ultraviolet light can kill viruses,
pathogens, and other harmful microorganisms. These
advantages include ultraviolet light is efficiently and
effectively without any harmful side effects on the
environment. With more intense IMO regulations, the
treatment with ultraviolet rays can be applied to systems
in the ship ballast.
From the results of economic analysis, obtained by the
cost of installation and procurement of two ballast water
treatment units on the ship amounted to $ 122.000. When
compared with the overall price of shipbuilding is
1.29%. The percentage is relatively small compared to
the benefits provided after the ballast water treatment is
installed on the ship. With a maximum height of ballast

water treatment 1.8 m and the wide 1 m, the design can
be applied on this ship.
Keywords: pathogens,
water ballast treatment

microorganisms,

ultraviolet,

PENDAHULUAN
Ballast merupakan salah satu komponen dalam kapal
yang sangat penting. Kapal memerlukan ballast untuk
mengatur stabilitas kapal. Biasanya air ballast dimasukan
ke dalam tangki ballast di kapal saat kapal tidak
bermuatan. Dan ketika kapal membawa muatan, maka
air ballast akan dikeluarkan dari tangki ballast kapal.
Pertukaran air ballast yang dilakukan oleh kapal dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lain dapat menimbulkan suatu
permasalahan. Air ballast yang dibawa suatu kapal dapat
membawa mikroorganisme laut, bakteri, patogen, yang

hidup di lingkungan asal, dan dibuang di lingkungan
yang baru. Hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan
pada lingkungan tempat air ballast tersebut dibuang.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, pada tahun
2004 IMO mengeluarkan suatu peraturan mengenai
pembuangan air ballast kapal. Peraturan IMO tersebut
mengatur tentang air buangan dari ballast harus bersih
atau harus ada treatment terlebih dahulu sebelum
dibuang.
Untuk memenuhi peraturan IMO tersebut, semua kapal
yang dibangun harus menerapkan sistem penanganan air
ballast (ballast water treatment). Di mana peraturan
tersebut sudah berlaku untuk semua kapal pada tahun
2009.
Tabel 1. Peraturan IMO [8] [12]

Berbagai macam sistem penanganan air ballast telah
dikembangkan. Dalam penggunaannya dapat dibedakan
dengan penanganan tunggal (single treatment) dan

menggunakan kombinasi dua metode atau lebih
(combination method).
Salah satu sistem penanganan air ballast dengan
menggunakan penyinaran UV (Ultraviolet Light). Jadi
penanganan utama sistem ballast ini adalah penyinaran
UV karena merupakan penanganan tunggal (single
treatment).
Pemilihan penggunaan sinar ultraviolet ini
dikarenakan beberapa keuntungan yang tidak terdapat
pada sistem lain, diantaranya: [11]
 Ramah lingkungan, tidak ada bahan kimia berbahaya
dan tidak ada masalah overdosis.
 Biaya modal awal rendah serta biaya operasi
berkurang bila dibandingkan dengan teknologi yang
sama seperti ozon, klorin, dll
 Sangat ekonomis.
 Rendah konsumsi daya.
 Tidak ada bahan kimia ditambahkan.
 Aman untuk digunakan.
 Tidak ada penghapusan mineral bermanfaat.

 Tidak ada perubahan rasa, bau, pH atau konduktivitas
maupun unsur kimia dari air.
 Otomatis operasi dan ramah.
 Kesederhanaan dan kemudahan pemeliharaan.
 Tidak ada penanganan bahan kimia beracun, tidak
perlu persyaratan penyimpanan khusus.
 Instalasi Mudah.

 Lebih efektif terhadap virus daripada klorin.
 Kompatibel dengan semua proses air lainnya (yaitu,
RO, filtrasi, pertukaran ion, dll
Dalam pemasangannya, sistem penanganan air ballast
pada kapal harus memperhatikan beberapa kriteria yang
telah ditetapkan oleh IMO. Kriteria utama pemasangan
sistem penanganan air ballast yang ditetapkan IMO
menyangkut lima hal, yaitu: [6]
 Safety
Keselamatan kapal dan ABK menjadi prioritas utama,
maka dalam penanganan water ballast treatment harus
dikembangkan safety standard yang ada.

 Environmental Acceptability
Harus dapat diterima oleh lingkungan hidup sekitar.
Sistem water ballast treatment yang baru harus tidak
menimbulkan masalah lingkungan yang lebih besar.
 Practicability
Sistem ballast water treatment pada kapal harus
kompatibel dengan perancangan kapal dan batas
operasionalnya sehingga dapat diterapkan secara
praktis pada kapal.
 Cost Effectiveness
Sistem ballast water treatment yang baru tidak
membutuhkan biaya yang besar, baik pada investasi
maupun operasionalnya.
 Effectiveness
Efektifitas setiap teknologi dalam mematikan
organisme yang berbahaya menjadi parameter
terpenting untuk mengatasi masalah
Ekonomi teknik merupakan suatu evaluasi sistematis
terhadap keuntungan ekonomi dari setiap solusi
permasalahan engineering. [7]

Ekonomi teknik merupakan aplikasi dari evaluasi desain
dan alternatif solusi engineering. [7]
Ekonomi teknik berfungsi untuk mengetahui konsekuensi
keuangan dari produk, proyek, dan proses-proses yang
dirancang oleh insinyur dan membantu membuat
keputusan rekayasa dengan membuat neraca pengeluaran
dan pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan
datang menggunakan konsep “nilai waktu dari uang “ [7]
Secara basic, Ekonomi teknik melibatkan proses
formulasi, estimasi, dan evaluasi hasil ekonomi setelah
alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan tertentu
tersedia sehingga dapat dikatakan pula bahwa ekonomi
teknik merupakan kumpulan dari teknik perhitungan
matematis yang menyederhanakan perbandingan dalam
hal ekonomi. [7]
Analisa ekonomi teknik
Banyak proyek-proyek rekayasa teknik /engineering
yang didalam realisasinya sering dihadapkan dengan
pilihan
alternatifalternatif

seperti
design,prosedur ,metode,dan sebagainya.aspek ekonomis
yang bersangkut paut dalam analisa ini antara lain :
biaya investasi atau biaya tetap /fixed cost
biaya operasional
overhead cost
dll
Pada kasus ini yang akan dianalisa adalah biaya investasi
dari penambahan suatu alat yaitu ballast water treatment.

Perancangan Kamar Mesin / Engine Room Lay out
Perancangan Kamar Mesin mempunyai arti suatu
pekerjaan yang berhubungan dengan tata letak mesin dan
permesinan dengan segala kelengkapannya dan apa yang
dirancang dalam ruangan tersebut, sehingga didapatkan
hasil rancangan yang optimum yang sesuai dengan
aturan-aturan yang ada dan juga tanpa meninggalkan segi
artnya, demikian pula diperoleh hasil yang optimal
tentang hubungan antara mesin dengan mesin yang
lainnya, mesin dengan manusia dan antara manusia

dengan manusia yang lain. satu hal yang harus selalu
diingat, yaitu bahwa mesin dan semua peralatan yang
dipakai di kapal maupun bangunan laut lainnya harus
memenuhi persyaratan tertentu yang berbeda dengan
yang dipakai di darat. Karena itu kemudian kita
mengenal istilah marine use untuk yang akan dipakai di
lingkungan laut dan land use yang tidak dipakai di
lingkungan laut. [2] [4]
Beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
marine use antara lain :
-Kondisi lingkungan
-Luas atau volume ruangan
-Korelasi konstruksi kamar mesin dengan pondasi mesin
-Hubungan antara mesin dan system permesinannya
dengan operator/manusia
Di dalam salah satu paper yang ditulis Ole Grone, dkk.
dalam proceeding International Symposium of Marine
Engineers (1990) dinyatakan bahwa MAN B&W telah
mengembangkan sistem aplikasi mesin dengan komputer
di mana dalam seleksi mesin ini terdapat beberapa

langkah sebagai berikut:
- Estimasi ukuran kapal
- Perhitungan layout baling-baling dan perkiraan tenaga
- Seleksi mesin induk
- Diagram layout / beban mesin
- Beaya perawatan dan spare part mesin
- Total ekonomi
- Konsumsi tenaga listrik dan uap
- Kapasitas permesinan bantu untuk daya jelajah mesin
- Konsumsi bahan bakar, data gas buang, tenaga TCS
- Kehilangan panas dari mesin
- Penggunaan panas gas buang
- Kondensasi air dalam pendingin udara
- Preheating pada waktu bahan bakar dalam kondisi
dingin
- Penggunaan generator air tawar.
Ukuran Kamar Mesin
Panjang Kamar Mesin
Satu hal penting pada tahap awal perancangan adalah
menentukan panjang kamar mesin, karena ukuran ini

menentukan panjang kapal secara keseluruhan, yang
selanjutnya juga mempengaruhi bentuk kapal,
performance, struktur dan sebagainya. Di luar
pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang
kamar mesin sebaiknya sependek mungkin, karena makin
panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi, dan
makin kecil kapasitas (ruang) muat.
Tinggi Kamar Mesin
Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk perawatan
dan overhaul mesin induk. Pada umumnya piston mesin
induk secara periodik diadakan perawatan dan

penggantian sehingga perlu untuk dikeluarkan, untuk
keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkan ruang yang
cukup atau tinggi engine casing harus cukup menunjang
pekerjaan ini. Tinggi kamar mesin ditentukan oleh
parameter parameter seperti yang terlihat pada Gambar
berikut.

Dari analisa yang dilakukan akan disimpulkan tentang
hasil analisa yang telah dilakukan. Parameter penarikan
kesimpulan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai
pada tugas akhir ini. Saran-saran akan dituliskan dengan
tujuan agar tugas akhir ini dapat dilanjutkan guna
memperbaiki hasil analisa di masa yang akan datang.

Lay out Kamar Mesin
Seperti yang telah disebutkan di muka bahwa sangat
penting membuat layout perencanaan awal untuk
menentukan akibat dari pemilihan tenaga penggerak
terhadap konfigurasi atau susunan ruang untuk
permesinan. Untuk merencanakan kamar mesin seluruh
kebutuhan sistem harus ditentukan secara detail. Di
dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan
hanya meminimumkan volume ruang mesin atau panjang
kamar mesin namun harus dipertimbangkan pencapaian
layout yang rational untuk mesin induk dan mesin bantu.
Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk
pemasangan, pengoperasian, perawatan
praktis,
reparasi maupun penggantian.

METODE
Studi Literatur
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan teoriteori yang relevan dan literatur pendukung untuk
memperkuat penyelesaian permasalahan yang ada dan
juga
memperkuat
analisa
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Pemecahan suatu masalah dan
langkah awal melakukan analisa data harus didasari oleg
studi literatur yang terarah dan terfokus pada tema
permasalahan dan analisa yang dilakukan.
Proses studi literatur dilakukan dengan cara pencarian
buku acuan yang behubungan dengan tema
permasalahan, penulusuran karya ilmiah dan hasil
diskusi. Studi literatur yang lain adalah dengan
melakukan penelusuran karya ilmiah, jurnal, dan
penelitian tugas akhir yang telah ada dan memiliki
kemiripan dalam analisa data. Dengan tahapan studi ini
diharapkan penulis bisa mengerjakan tugas akhir ini
dengan didukung oleh teori yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Analisa Teknis
Pada tahapan ini akan dilakukan analisa teknis mengenai
desain dari system ballast yang ada di kapal. Dengan
adanya pemasangan UV ballast treatment ini pasti akan
merubah desain dari system ballast. Sehingga
memerlukan analisa teknis agar sesuai dengan standar
teknis yang telah dicari pada tahap studi literature. Selain
desain dari system ballast, pada tahap ini juga akan
dianalisa penambahan-penambahan peralatan apa saja
yang diperlukan untuk menunjang system tersebut agar
berfungsi maksimal sehingga dapat memenuhi standard
yang telah dijelaskan pada BAB II tugas akhir ini.

Analisa Ekonomis
Pada tahap ini akan dilakukan analisa dan pemilihan
peralatan-peralatan yang mendukung kerja system ballast
agar maksimal dengan treatmentnya tersebut dari sudut
pandang ekonomis. Hal ini bertujuan menekan biaya
produksi dari pembuatan kapal namun tetap berdasarkan
standard yang telah ditetapkan.

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Metode pengerjaan

PEMBAHASAN
Untuk sistem ballast di kapal ini disupport oleh dua
pompa dengan spesifikasi sebagai berikut:
Water Ballast : 2800 m3
Ballast Pump : Allweiler – Germany
Type
: single stage, vertical
centrifugal type pump, self priming
Jumlah
: 2 buah
Capacity
: 300 m3/h
Presured head : 20 m
Dari data tersebut dapat diketahui waktu yang digunakan
untuk memasukan dan mengeluarkan air balas di kapal
dengan perhitungan sebagai berikut:
Q

V
t

Sehingga

maka,

t

t

V
Q

2800
300

t = 9.3 jam
Jadi, waktu yang diperlukan untuk melakukan proses
ballasting dan deballasting adalah 9.3 jam.
Perhitungan pipa
Diameter Pipa
D = √(4 x Q/ (π x v)) , dimana Q (kapasitas pompa)
= 300 m3/hr = 0.083 m3/s
v ( kecepatan aliran ) = 2 m/s
= √((4 x 0.083 m3/s) / (3.14 x 2 m/s))
= 0.23 meter
= 9.1 inchi
dari perhitungan pipa diatas kemudian kita mencari
spesifikasi pipa yang dalam hal ini disesuaikan dengan
standard ANSI,dimana diperoleh data sebagai berikut:
Spesifikasi Pipa

standard = ANSI
material = galvanised
inside diameter
= 9.283 inchi
= 236 mm = 0.236 meter
tebal
= 0.342
inchi = 8.69 mm =
0.00869 meter
outside diameter = 9.625 inchi = 245 mm = 0.245
meter
pipe size
= 9 ( schedule 80 )
Perhitungan Head Ballasting
Perhitungan head Instalasi Pada Kamar Mesin
head statis pompa ( hs ) = 7.45 meter
head tekanan ( hp ) = 0 meter
head perbedaaan kecepatan ( hv ) = 0 meter , dimana
vinlet = voutlet
Perhitunga head di sisi suction
bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside
diameter)
n(viscositas) = 1.05 cst= 0.00000105 m2/s
maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s
= 550333.3333 ( turbulen )
kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus :
f = 0.02 x( 0.0005 / ds ) = 0.02 x( 0.0005 / 0.236 meter)
= 0.00003
panjang pipa pada sisi suction ( L ) = 6.12 meter
mayor losses ( hf1 ) = f x L x v2 /( ds x 2g )
= 0.00003 x 6.12 meter x
(2m/s)2 / ( 0.236 meter x 2 x 9.8 )
= 0.00013 meter
minor losses ( hl1 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada
pipa yaitu :
Tabel 2. minor losses
jenis

N

k

nxk

Elbow 90o

5

0.75

3.75

Butterfly v/v

1

0.6

0.6

Strainer

2

0.58

1.16

NRV

1

2

2

Gate valve

1

1.2

1.2

Sambungan T

2

1.8

3.6

total
12.31
head losses = ( ktotal x v2 / 2g )
= ( 12.31 x (2m/s)2/ 2 x 9.8 ) = 2.5 meter
jadi head losses = minor losses ( hl1 )
Perhitungan head di sisi discharge.
bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside
diameter)
n(viscositas) = 1.05 cst = 0.00000105 m2/s
maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s
= 550333.3333 ( turbulen )
kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus :
f = 0.02 x( 0.0005 / ds )
= 0.02 x( 0.0005 / 0.236 meter) = 0.00003
panjang pipa pada sisi discharge ( L ) = 54 meter
mayor losses ( hf2 )
= f x L x v2 /( ds x 2g
= 0.00003 x 54 meter x (2m/s)2 / ( 0.236 meter x 2 x 9.8)
= 0.0012 meter
minor losses ( hl2 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada
pipa yaitu

tabel 3. minor losses
jenis
N
o

Elbow 90
Butterfly v/v
Strainer
NRV
Sambungan T

10
7
0
0
6

k

nxk

0.75
0.6
0.58
2
1.8
total

7.5
4.2
0
0
10.8
22.5

head losses = ( ktotal x v2 / 2g )
= ( 22.5 x (2m/s)2/ 2 x 9.8 ) = 4.6 meter
jadi head losses = minor losses ( hl2 )
Perhitungan head total
heat total ( htotal ) = hs + hp + hf1 + hl1 + hf2 + hl2
= 7.45 meter + 0 + 0.00013 meter
+ 2.5 meter + 0.0012 meter + 4.6
meter = 14.6 meter
Perhitungan Daya Pompa
Daya pompa ( Pw )
= (Htotal x ρair laut x Q x g) / ηpompa
= (14.6 meter x 1025 kg/m3x 0.083 m3/s x 9.8 )/ 0.95
= 12813.2 Watt
= 12.8 KW
Daya motor ( Pm )
= Pw / ηpompa
= 12.8 KW / 0.95
= 13.5 KW = 18.36 HP
Perhitungan Head de-Ballasting
Perhitungan head Instalasi Pada Kamar Mesin
head statis pompa ( hs ) = 7.45 meter
head tekanan ( hp ) = 0 meter
head perbedaaan kecepatan ( hv ) = 0 meter ,
dimana vinlet = voutlet
Perhitungan head di sisi suction
bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside
diameter)
n(viscositas) = 1.05 cst = 0.00000105 m2/s
maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s
= 550333.3333 ( turbulen )
kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus :
f = 0.02 x( 0.0005 / ds )
= 0.02 x( 0.0005 / 0.236 meter) = 0.00003
panjang pipa pada sisi discharge ( L ) = 54 meter
mayor losses ( hf1 )
= f x L x v2 /( ds x 2g
= 0.00003 x 54 meter x (2m/s)2 / ( 0.236 meter x 2 x 9.8)
= 0.0012 meter
minor losses ( hl1 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada
pipa yaitu
Tabel 4. Minor losses
jenis
N
k
nxk
Elbow 90o
Butterfly v/v
Strainer
NRV
Sambungan T

10
7
0
0
6

0.75
0.6
0.58
2
1.8
total

7.5
4.2
0
0
10.8
22.5

head losses = ( ktotal x v2 / 2g )
= ( 22.5 x (2m/s)2/ 2 x 9.8 ) = 4.6 meter

Perhitungan head di sisi discharge
bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside
diameter)
n(viscositas) = 1.05 cst = 0.00000105 m2/s
maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s
= 550333.3333 ( turbulen )
kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus :
f = 0.02 x( 0.0005 / ds )
= 0.02 x( 0.0005 / 0.236 meter) = 0.00003
panjang pipa pada sisi discharge ( L ) = 15.6 meter
mayor losses ( hf2 )
= f x L x v2 /( ds x 2g
= 0.00003 x 15.6 meter x (2m/s)2 / ( 0.236 meter x 2 x
9.8)
= 0.00033 meter
minor losses ( hl2 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada
pipa yaitu
Tabel 5. Minor losses
jenis
N
k
nxk
Elbow 90o
Butterfly v/v
Strainer
NRV
Sambungan T

10
6
0
0
4

0.75
0.6
0.58
2
1.8
total

7.5
3.6
0
0
7.2
18.3

head losses = ( ktotal x v2 / 2g )
= ( 18.3 x (2m/s)2/ 2 x 9.8 ) = 3.74 meter
jadi head losses = minor losses ( hl2 )
Perhitungan head total
heat total ( htotal ) = hs + hp + hf1 + hl1 + hf2 + hl2
= 7.45 meter + 0 + 0.0012 meter
+ 4.6 meter + 0.00033 meter +
3.74 meter = 15.8 meter
Perhitungan Daya Pompa
Daya pompa ( Pw )
= (Htotal x ρair laut x Q x g) / ηpompa
= (15.8 meter x 1025 kg/m3x 0.083 m3/s x 9.8 )/ 0.95
= 13866.33 Watt
= 13.9 KW
Daya motor ( Pm )
= Pw / ηpompa
= 13.9 KW / 0.95
= 14.63 KW = 19.9 HP
Dari perhitungan daya pompa pada saat ballasting dan
de-ballasting, maka daya pompa ballast yang dibutuhkan
adalah 15 kW.
Pada kesempatan ini, kapal akan dipasang water ballast
treatment dari vendor Panasia co. Ltd Korea untuk
dilakukan analisa teknik dan ekonomis. Di mana vendor
ini telah mendapat pengakuan dari dunia internasional,
terutama dari IMO. Dengan kapasitas pompa dari sistem
balas di kapal yaitu 300 m3/h, maka dipilih water ballast
treatment dengan tipe GloEn-P500 dengan kapasitas 500
m3/h dengan jumlah 2 (dua) unit. Berikut spesifikasi
ballast water treatment yang digunakan:
Tabel 6. Spec ballast water treatment

Dari data di atas diketahui kebutuhan listrik setiap 1000
m3/h adalah 120 kW. Sedangkan pada sistem balas kapal
ini akan dipasang 2 (dua) buah water ballast treatment
dengan kapasitas masing-masing water ballast treatment
500 m3/h. Sehingga untuk kebutuhan listrik 2 (dua) buah
water ballast treatment membutuhkan 120 kW.
Kebutuhan listrik ini masih bisa disupply dari generator
set kapal yang mempunyai output 320 kW.
Proses Penyaringan (Filtrasi)
Proses pertama yang dilakukan pada sistem penanganan
ini adalah penyaringan. Hal ini dimaksudkan untuk
menyaring dan memisahkan mikroorganisme yang
berukuran lebih besar dari 50 mikron.
Pada saat kapal mengambil air balas dari laut,
sebenarnya air balas telah disaring oleh strainer. Namun
hasil penyaringan oleh strainer tersebut tidak cukup
untuk menyaring mikroorganisme yang mempunyai
ukuran mikron. Sedangkan sistem penanganan dengan
sinar ultraviolet ini bisa optimal jika ukuran
mikroorganisme relatif kecil.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mementukan alat
penyaringan adalah adanya sistem pembilasan. Hal ini
bertujuan agar mikroorganisme yang telah disaring bisa
dibuang melalui proses pembilasan tersebut.
Dalam perencanaan, sistem treatment ini telah menjadi
satu paket. Satu paket tersebut berupa filter, UV chamber
dan alat kontrol dari alat treatment ini.
Spesifikasi filter sebagai berikut:

Gambar 2. Filter ballast water treatment
Kapasitas : 50 – 6000 m3/h
Ukuran penyaringan : >50 mikron
Automatic back flushing
Max. pressure : 10kg/cm2
Penyinaran Ultraviolet
Proses berikutnya adalah penyinaran ultraviolet. Pada
proses ini, air yang telah melalui filter lansung masuk
dalam suatu tabung (chamber) yang berisi lampu yang
memancarkan sinar ultraviolet.
Spesifikasi UV chamber sebagai berikut:

pemasangan di kapal. Model perpipaan sistem treatment
ini sebagai berikut:

Gambar 3. UV chamber ballast water treatment
Automatic cleaning wiper.
Kapasitas : 50 – 6000 m3/h
Max. pressure : 10kg/cm2
Semua tadi, baik filter maupun UV chamber tidak berdiri
sendiri, namun sudah menjadi satu paket produksi. Dan
untuk mengontrol kerja treatment tersebut, maka
dilengkapi dengan modul kontrol. Spesifikasi panel
kontrol ballast water treatment sebagai berikut:

Gambar 7. Ballasting dan de-Ballasting
Seluruh peralatan dari sistem penanganan air balas
dengan menggunakan sinar ultraviolet ini diletakan pada
lantai kamar mesin. Di mana peralatan treatmnet
diletakan pada frame 18 – 24. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:

(a)
(b)
Gambar 4. (a) display unit, (b) Monitoring dan control
panel
Touch screen.
Main data display.
Alarm.
Data logging for 24 months.
Controller: SIEMENS PLC
Human Machine Interface System
Secara utuh, alat treatment tersebut sebagai berikut:

Gambar 8. Top View

Gambar 5. Water ballast treatment unit
Dan alur kerja dari treatment ini sehingga bisa bekerja
optimal adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Cross section view
Dalam membangun atau memasang suatu sistem
penanganan air balas pada kapal harus memperhatikan
kriteria utama sistem pengolahan air balas. Kriteria
utama yang harus diperhatikan antara lain:

Gambar 6. Sistem ballast water treatment
Pada modul sistem treatment, telah ditentukan alur
perpipaan untuk proses ballasting dan deballasting. Jadi,
sebagai pengguna, tidak mengalami kesulitan dalam

Keselamatan (safety)
Kriteria sistem pengolahan air balas yang pertama adalah
keselamatan.
Keselamatan
tersebut
menyangkut
keselamatan kapal dan awak kapal. Sistem pengolahan
air balas yang baik tidak boleh membahayakan
keselamatan kapal maupun awak kapal.

Yang harus diperhatikan dalam hal keselamatan salah
satunya adalah sistem tersebut tidak membahayakan
kesehatan manusia. Dan untuk kapal, sistem tersebut
tidak memberikan atau menimbulkan resiko untuk
keselamatan kapal dan tidak membutuhkan prosedur
keselamatan khusus dalam operasionalnya.
Sistem penanganan air balas dengan sinar ultraviolet ini
tidak membahayakan keselamatan manusia. Untuk
peralatan yang digunakan seperti UV chamber, filter, dan
alat kontrolnya tidak ada yang menimbulkan resiko atau
bahaya kesehatan bagi awak kapal.
Dari sistem tersebut juga aman dari radiasi yang bersifat
meracuni, ataupun memberikan dampak buruk bagi
kesehatan. Tidak adanya radiasi ditandai dengan
penggunaan sinar ultraviolet yang telah diketahui tidak
memberikan efek radiasi pada manusia. Selain itu sistem
ini juga tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya,
karena sinar ultraviolet bebas dari bahan kimia yang
beracun.
Untuk faktor keselamatan kapal, dipastikan tidak
menimbulkan resiko baru yang mengganggu keselamatan
kapal dalam operasional. Karena pemasangan sistem
pengolahan air balas ini sudah ada prosedur dari
produsen dan telah mendapat pengakuan dari IMO
sehingga aman bagi kapal.
Penerimaan lingkungan (environmental acceptability)
Kriteria kedua dalam aplikasi sistem pengolahan air balas
adalah dari faktor penerimaan lingkungan. Hal ini
dimaksudkan agar sistem tidak merusak dan
menimbulkan masalah baru bagi lingkungan sekitar,
sehingga sistem tersebut dapat diterima oleh lingkungan
hidup sekitar. Hal ini jelas terbukti karena sinar
ultraviolet tidak menimbulkan radiasi pada lingkungan
sekitar sehingga aman untuk digunakan.
Sistem pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet ini
telah diuji dan telah memenuhi standard yang telah
ditetapkan IMO. Adapun standard IMO sebagai berikut:
Tabel 7. Standard IMO ’D2’

Sehingga dapat dipastikan pengolahan air balas dengan
sinar ultraviolet ini aman dan dapat diterima oleh
lingkungan sekitar.
Dapat diaplikasikan (practicability)
Kriteria sistem pengolahan air balas yang ketiga adalah
kemampuan untuk dapat diaplikasikan pada kapal. Hal
ini dimaksudkan agar sistem pengolahan air balas ini
dapat dan cocok bila dipasang di kapal. Baik itu dari segi
dimensi, fungsi dan operasionalnya.
Hal tersebut menyangkut peralatan yang akan digunakan
untuk menunjang kerja sistem pengolahan air balas
tersebut. Faktor atau parameter yang perlu diperhatikan

adalah ukuran atau dimensi peralatan yang akan dipasang
di kapal. Mengingat ruangan yang ada di kapal
khususnya kamar mesin, mempunyai ukuran yang
terbatas. Sehingga untuk dimensi membutuhkan
perhatian yang khusus. Selain itu dari segi fungsi
peralatan juga perlu diperhatikan apakah peralatan
tersebut cocok digunakan di kapal atau tidak.
Untuk pemasangan dan peletakan sistem pengolahan air
balas dengan sinar ultraviolet dapat diihat pada diagram
peletakan sistem.
Dari gambar yang telah sesuai dengan ukuran sebenarnya
tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pengolahan air
balas dengan sinar ultraviolet ini belum cocok
diaplikasikan di kapal ini. Meskipun dimensi sistem
pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet ini masih
bisa ditempatkan di kamar mesin kapal yang telah
ditentukan ukurannya. Karena terlihat kamar mesin kapal
ini sangat padat dengan alat-alat yang ada. Ditambah
dengan water ballast treatment ini, menambah kepadatan
kamar mesin, khususnya tank top. Bahkan minim sekali
akses yang bisa dilalui untuk operasional kamar mesin.
Jadi, dari segi dimensi water ballast treatmnet ini tidak
bisa dipasang di kamar mesin kapal ini.
Efektifitas biaya (cost effectiveness)
Kriteria yang keempat dalam aplikasi sistem pengolahan
air balas adalah efektifitas biaya. Di mana biaya adalah
salah satu faktor yang sangat penting dalam industri
maritim. Dalam membangun atau memasang sistem
pengolahan air balas diharapkan mengeluarkan biaya
yang sekecil atau seefisien mungkin.
Metode perhitungan untuk melihat efektifitas biaya ini
akan menggunakan metode Present Worth yang mana
perhitungan ekonomis pada peralatan ini berdasarkan
harga komponen peralatan.
Untuk biaya modal sistem pengolahan air balas ini
diperoleh salah satunya dari biaya langsung atau direct
cost dari harga komponen peralatan. Selain perhitungan
harga komponen, juga diketahui:
Biaya teknik
: 8% dari direct cost
Biaya tak terduga
: 10% dari direct cost
Bunga
: 10%
Dari ketentuan perhitungan di atas dapat diketahui biaya
modal , di mana:
Biaya modal = biaya langsung + biaya teknik +
biaya tak terduga
Biaya langsung
= harga komponen, di mana
capital cost water ballast treatment $ 20.000 untuk setiap
200 m3/h. Sedangkan pada sistem ini menggunakan
water ballast treatment dengan kapasitas 500 m3/h.
Sehingga untuk memenuhi kapasitas water ballast
treatmnet, dikeluarkan biaya langsung untuk pembelian
komponen = $ 50.000
Biaya teknik
= 8% dari direct cost
= 8% x $ 50.000
= $ 4.000
Biaya tak terduga
= 10% dari durect cost
= 10% x $ 50.000
= $ 5.000
Sehingga diperoleh biaya modal dari sistem pengolahan
air balas, yaitu:
Biaya modal = $ 50.000 + $ 4.000 + $ 5.000
= $ 59.000

Biaya modal ini untuk pengadaan satu unit water ballast
treatment. Pada sistem ini menggunakan 2 (dua) unit
water ballast treatment. Sehingga biaya modal pengadaan
water ballast treatment menjadi $ 118.000
Dengan ditambah pemasangan setiap unit sekitar $ 2.000,
jadi biaya pemasangan water ballast unit keseluruhan
adalah $ 4.000.
Sehingga biaya pengadaan dan pemasangan water ballast
unit adalah $ 122.000
Dari biaya modal sistem pengolahan air balas tersebut,
didapatkan presentase terhadap harga kapal keseluruhan
sebagai berikut:
Presentase
= 122000 x 100%
9350000
= 1.29%
Jadi, biaya modal sistem pengolahan air balas dengan
sinar ultraviolet tersebut adalah 1.29% dari harga kapal.
Efektifitas (efectiveness)

Sangat disayangkan water ballast treatment dengan
dengan sinar ultraviolet ini tidak bisa dipasang di kapal
ini dikarenakan ruang kamar mesin kapal yang sudah
penuh dengan peralatan. Sehingga bila water ballast
treatment tetap dipasang di kapal, akan mengakibatkan
akses operasional di kapal menjadi terhambat.
Mengingat besarnya manfaat dan untuk memenuhi
peraturan IMO tentang ballast treatment, water ballast
treatment dengan sinar ultraviolet ini sangat
direkomendasikan untuk dipasang di kapal dan sudah
direncanakan sejak awal pembuatan kapal. Hal ini
bertujuan agar disediakan ruang khusus di kamar mesin
untuk peletakan water ballast treatment. Karena harus
berpikir dua kali untuk penambahan mengingat dimensi
kamar mesin kapal yang terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Blank,Leland & Antony Tarquin.2002.Engineering
Economy : five Edition.New York. McGraw-Hill

Kriteria sistem pengolahan air balas yang kelima adalah
efektifitas. Yang dimaksud efektifitas di sini adalah
kemampuan sistem di mana sesuai dengan standard yang
ada. Dan sistem pengolahan air balas ini telah melalui uji
coba dan telah distandardkan sesuai dengan IMO.

[2] Djaya,Indra Kusna.2008.Teknik Konstruksi Kapal
Baja
Jilid 2.Jakarta.Departemen
Pendidikan
Nasional

KESIMPULAN

[4] Masroeri,Dr.Ir & Ir.Asianto,1998. Perancangan
Kamar Mesin I.Surabaya.Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan FTK ITS

Penggunaan water ballast treatment dengan sinar
ultraviolet ini sangat berguna untuk pengolahan air
ballast di kapal. Karena banyak sekali keunggulan dari
pengolahan air ballas ini, khususnya sinar ultraviolet.
Karena telah diketahui sinar ultraviolet sangat aman dan
tidak menimbulkan radiasi yang berbahaya bagi
lingkungan. Namun tidak mengurangi pula kemampuan
sinar ultraviolet dalam membunuh mikroorganisme,
patogen dan virus-virus yang ada di air. Selain itu water
ballast treatment dengan sinar ultraviolet ini telah
mendapat pengakuan dari IMO, sehingga berlaku secara
internasional.
Dari segi teknis, pemasangan water ballast treatment di
kapal tergantung pada dimensi kamar mesin kapal.
Karena hal ini yang menjadi pertimbangan terbesar
dalam penambahan alat ini. Dari segi teknis yang lain
baik itu kebutuhan listrik, alur proses ballasting dan deballasting, water ballast treatment ini tinggal
menyesuaikan dengan yang ada di kapal.

[5] Prastowo,Hari,Ir.MSc.2009.Sistem PerpipaanKapal.
Surabaya. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK
ITS
[6] Setiawan, Daidy. 2004. Aplikasi Sistem Penanganan
Air Balas Dengan Metode Penyinaran UV dan
Perlakuan Panas Pada Kapal ”STAR 50” Buatan
PT. PAL. Surabaya. Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan FTK ITS
[7] Sitohang,Fretty H.2010.Tinjauan Teknis Ekonomis
Perbandingan Penggunaan Diesel Engine dan
Motor Listrik Sebagai Penggerak Cargo Pump
Pada Kapal Tanker KM Avila. Surabaya. Tugas
Akhir Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
[8] www.alfalaval.com.
[9] www.alibaba.com

Dari segi ekonomis, penambahan water ballast treatment
di kapal ini tidak memakan biaya yang terlalu banyak
dari pembuatan kapal keseluruhan. Hal ini mengingat
manfaat yang diperoleh dengan adanya water ballast
treatment yang begitu besar dibanding biaya
pengadaanya.

[10] www.gloen-patrol.com
[11] www.google.co.id
[12] www.lr.org