PENGARUH MACAM MEDIA DAN DOSIS KAPUR TER
PENGARUH MACAM MEDIA DAN DOSIS KAPUR TERHADAP
PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Andreas Rony Wijaya
Dhina Prabandari
Dwi Sari Utami
Hania Seftianingrum
Lestari Jatiningsih
(M0114002)
(M0114010)
(M0114011)
(M0114017)
(M0114023)
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
I.
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Menurut Cahyana dan Bakrun dalam Hanifah (2014) jamur tiram putih
merupakan salah satu jamur edibel dan jamur kayu yang banyak dikonsumsi
masyarakat karena memiliki kandungan gizi lebih banyak daripada jenis jamur
lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin, dan
rhiboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur-jamur lain. Jamur tiram
mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak
mengandung kolesterol. Khasiat jamur tiram untuk kesehatan adalah menghentikan
luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit diabetes mellitus, menambah daya
tahan tubuh dan memperlancar buang air besar (Djarijah, 2011).
Menurut Gunawan dalam Hariadi, dkk (2013) jamur tiram putih (Pleurotus
osreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur tiram saat ini sangat
prospektif karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satu pangan alternatif
yang lezat, sehat, dan bergizi tinggi, tidak memerlukan lahan yang luas, permintaan
pasar terhadap jamur tiram masih tinggi, bahan media yang diperlukan dapat
diperoleh dengan mudah dan murah. Ketersediaan jamur tiram di pasar lokal masih
sangat terbatas dan teknologi budidaya jamur tersebut masih mengandalkan serbuk
gergaji sebagai medium utama. Hal tersebut karena teknologi budidaya pada substrat
alternatif lain masih belum disempurnakan. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan
untuk membandingkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram pada berbagai substrat
alternatif yang merupakan limbah industri.
Sejalan dengan kebutuhan manusia akan jamur sebagai konsumsi maupun
obat, maka perlu usaha budidaya jamur tiram untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jamur tiram yang perlu dibudidayakan
perlu dicari berbagai teknik budidaya yang )cocok. Media tanam yang digunakan
untuk budidaya jamur tiram secara umum dapat menggunakan serbuk kayu, ampas
tebu, hati kapuk randu, dan air. Selain itu diperlukan juga penambahan kapur untuk
mengatur pH media, sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan jamur
tiram. Oleh karena itu, diperlukan suatu uji untuk mengetahui media terbaik, dosis
pemberian kapur yang tepat dan interaksi keduanya pada pertumbuhan jamur tiram
putih.
Pada makalah ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial
2x2 karena terdapat dua faktor yaitu media dan dosis pemberian kapur. Kedua faktor
tersebut diduga saling berinteraksi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa media terbaik untuk pertumbuhan jamur tiram putih?
2. Bagaimana dosis pemberian kapur yang terbaik bagi pertumbuhan jamur tiram
putih?
3. Bagaimana interaksi antara macam media dan pemberian dosis kapur terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui media terbaik untuk pertumbuhan jamur tiram putih.
2. Mengetahui dosis pemberian kapur yang terbaik bagi pertumbuhan jamur tiram
putih.
3. Mengetahui interaksi antara macam media dan pemberian dosis kapur terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih.
II.
LANDASAN TEORI
(kurang Uji Hipotesis, UJGD, Statistik Deskriptif, Jamur)
A. Rancangan Percobaan
Rancangan Percobaan merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelum percobaan dilakukan agar data yamg semestinya diperlukan dapat diperoleh
sehingga akan membawa pada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku untuk
persoalan yang dibahas (Sudjana, 1995).
Sedangkan Montgomery (1991) menyebutkan rancangan percobaan adalah suatu uji
atau serangkaian uji yang dibuat untuk mengamati dan mengidentifikasi perubahan
respon dengan adanya variabel-variabel bebas dalam suatu proses atau system.
Menurut Widasari (1988) ada tiga prinsip dasar yang harus dimengerti dalam
rancangan percobaan.
1) Randomisasi
Randomisasi dilakukan pada waktu pengalokasian materi percobaan dan pada waktu
mengurutkan masing-masing percobaan dari keseluruhan penelitian. Salah satu tujuan
randomisasi adalah untuk menghilangkan efek faktor luar atau faktor yang tidak
dibahas.
2) Replikasi
Replikasi membantu memberikan sebuah taksiran pada variasi sesatan yaitu
perbedaan-perbedaan yang tampak pada hasil pengamatan dari unit-unit percobaan
yang sama setelah diberi perlakuan yang identik. Meskipun terkadang variasi sesatan
telah dapat ditaksir dari asumsi-asumsi yang diberikan.
3) Pemblokan
Pemblokan adalah pengalokasian unit-unit percobaan dalam blok-blok, sedemikian
hingga unit-unit percobaan yang berada dalam blok yang sama lebih homogen
dibanding dengan blok-blok yang lain.
Suatu perancangan percobaan memiliki beberapa unsur yang sangat berpengaruh
terhadap hasil percobaan (Mattjik & Sumertajaya, 2006). Unsur-unsur tersebut antara
lain unit percobaan, perlakuan, satuan amatan dan galat.
Unit percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberikan suatu
perlakuan. Unit terkecil ini dapat berupa petak lahan, individu, sekelompok ternak, dan
sebagainya tergantung percobaan yang sedang dilakukan. Perlakuan adalah sekumpulan
kondisi percobaan yang akan digunakan terhadap unit percobaan dalam ruang lingkup
rancangan yang dipilih. Dalam rancangan percobaan, variabel bebas dinamakan faktor
dan nilai-nilai atau klasifikasi dari sebuah faktor dinamakan taraf faktor. Faktor
seringkali dinyatakan dengan huruf kapital, sedangkan taraf faktor dinyatakan dalam
angka (Sudjana, 1995).
Satuan amatan adalah anak gugus dari unit percobaan tempat di mana respon
perlakuan diukur. Satuan amatan ini merupakan bagian yang nantinya akan diamati
responnya terhadap perlakuan yang diberikan. Galat atau kesalahan percobaan adalah
keragaman yang diakibatkan oleh ketidakmampuan materi percobaan yang diperlakukan
sama untuk menghasilkan perilaku yang sama pula (Harjosuwono dkk, 2011). Galat
percobaan berguna untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh perlakuan atau menguji
asal perlakuan dari populasi yang sama atau tidak. Selain itu galat juga berfungsi untuk
menunjukkan efisiensi dari suatu rancangan percobaan serta mengukur keragaman suatu
pengamatan terhadap unit-unit percobaan.
B. Asumsi- Asumsi
Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi untuk rancangan faktorial model tetap adalah
galat dalam model tersebut adalah berdistribusi normal dan independen serta galat dalam
percobaan mempunyai galat yang homogen.
1. Asumsi Normalitas
Untuk mengecek asumsi kenormalan dapat dilakukan dengan cara membuat
histogram dari nilai-nilai residual. Pengujian kenormalan dapat juga dilakukan
dengan menggunakan Q-Q plot. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
a. Urutkan nilai residual ( e i ) dari yang terkecil sampai terbesar.
k−0,5
b. Untuk setiap e i hitung pi=
dengan k = urutan dari
n
(
banyaknya data dari e i .
pi
c. Untuk setiap
hitung
)
p
F (¿¿ i)=Q( pi )
¿
−1
dan n=
dengan bantuan sebaran normal
baku. F merupakan fungsi sebaran normal kumulatif sedangkan
kuantil normal baku.
d. Buat plot antara e i
ei
yang telah diurutkan dengan
Q( pi ) adalah
Q ( p i ) yang merupakan Q-
Q plot.
Pola pemencaran titik dalam plot yang membentuk garis lurus menjadi petunjuk
bahwa sebaran data dapat didekati oleh pola sebaran normal.
Uji kenormalan dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov.
Hipotesis :
H 0 : Residual berdistribusi normal
H 1 : Residual tidak berdistribusi normal
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan perbedaan absolut maksimum antara distribusi kumulatif data
sampel (observasi) dengan distribusi yang dihipotesiskan.
F ( X ) −F (X )|
DN =|
¿
dengan
Fn ( X ) : distribusi kumulatif data sampel
F0 ( X ) : distribusi kumulatif yang dihipotesakan
Fn ( X ) diperoleh dengan cara menentukan frekuensi kumulatif residual dari
n
0
yang terkecil ke yang terbesar kemudian membaginya dengan banyaknya data
residual yang ada. Untuk mencari
sebagai berikut:
Z=
F0 ( X )
terlebih dahulu mencari nilai Z
X− X´
. Kemudian nilai Z ini dibandingkan dengan nilaiσ
nilai yang ada dalam tabel distribusi standard normal kumulatif untuk
menghitung
F0 ( X ) =P(X ≤ X i) .
b. Membandingkan nilai absolut maksimum di atas dengan suatu nilai kritis
DN (α ) .
DN (α ) merupakan nilai kritis yang diperoleh dari tabel Kolmogorov-
Smirnov dengan
DN (α )=
1,36
√N
Keputusan: tolak H0 jika DN
DN (α ) atau p-value <
2. Homogenitas Variansi
Pengujian homegenitas varian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
membuat plot antara residual dengan nilai prediksinya. Bila plot yang terbentuk
tidak membentuk suatu pola tertentu maka dikatakan homogenitas varian terpenuhi.
Cara lain yaitu dengan uji Barlett. Adapun prosedurnya:
Hipotesis :
H 0 : σ 21=σ 22=…=σ 2a (varian dari semua perlakuan sama)
H 1 : paling sedikit sepasang tidak sama.
Statistik uji:
q
2
χ 0=2,3026
c
a
(∑
q=
i=1
S 2i =
)
a
(n i−1) log S −∑ ( ni−1 ) log S 2i
2
p
i=1
n
2
1
X i − X´ )
(
∑
ni−1 i=1
a
∑ ( n i−1 ) S 2i
S 2p= i=1a
∑ (ni −1)
i =1
c=1+
1
3(a−1)
[
a
∑ (n 1−1) −
i=1
i
1
a
∑ ( ni−1)
i=1
]
Keputusan: tolak H0 jika χ 20 > χ 2( a−1) ; atau p-value <
3. Independensi Galat
Pengujian keacakan galat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara visual
(dengan grafik) dan cara formal. Pengujian secara visual dengan membuat plot
antara nilai galat percobaan
(ε ijk )
dengan urutan datanya. Apabila plot yang
dihasilkan tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan galat percobaan
saling bebas (tidak ada korelasi antar galat).
Pengujian secara formal dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson.
Hipotesis:
H 0 : tidak ada autokorelasi antar galat
H 1 : ada autokorelasi antar galat
Statistik uji :
n
∑ (ei −e i−1 )2
d= i=2
n
∑ e i2
i=1
Keputusan: tolak
H0
jika d dL, dimana dL adalah nilai batas bawah dari
tabel Durbin-Watson.
4. Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB
Rancangan acak lengkap (RAL) merupakan jenis rancangan percobaan yang
paling sederhana. Pada umumnya, rancangan ini biasa digunakan untuk percobaan
yang memiliki media atau lingkungan percobaan yang seragam atau homogen
(Mattjik & Sumertajaya, 2000).
Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB adalah rancangan acak lengkap
yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor) dalam klasfikasi silang yaitu faktor A
yang terdiri dari a taraf dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor
tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi dimasudkan bahwa pengaruh
suatu faktor tergantung dari taraf faktor yang lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi
interaksi berarti berarti pengaruh suatu faktor tetap pada setiap taraf faktor yang
lain. Jadi bila tidak terjadi interaksi antar taraf-taraf suatu faktor saling sejajar satu
sama lainnya, sebaliknya bila ada interaksi tidak saling sejajar.
Misalkan faktor A terdiri dari 3 taraf yaitu a1, a2 dan a3 dan faktor B terdiri dari
4 taraf yaitu b1, b2, b3 dan b4 maka dapat digambarkan pada Gambar 2.1 dan
Gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.1 Tidak ada interaksi antara faktor A dengan faktor B
Gambar 2.2 Ada interaksi antara faktor A dengan faktor B
Jika faktor A dengan faktor B tidak berinteraksi, maka garis a1, a2 dan a3 tampak
sejajar, sedangkan jika terjadi interaksi, maka a1, a2 dan a3 tampak tidak sejajar.
Model matematik:
Y ijk=μ+ A i +B j + AB ij +C ijk
dengan i = 1, 2, 3, …, a
j = 1, 2, 3, …, b
k = 1, 2, 3, …, u
Y ijk = pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k
μ
= rataan umum
A i = pengaruh faktor A pada taraf ke-i
B j = pengaruh faktor B pada taraf ke-j
AB ij = interaksi antara faktor A dengan faktor B
Cijk = pengaruh galat pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, dan ulangan
ke-k
Model diatas diduga berdasarkan datanya sebagai berikut :
Y ijk=Y´´ …+ ( Y´´ i ..−Y´´ …) + ( Y´´ . j .−Y´´ …) + (Y´´ ij. −Y´´ i . −Y´´ . j+ Y´´ ..) +(Y ijk−Y´´ ij . )
Y
´
´
´
´
(¿ ¿ ijk−Y´´ …)=( Y´ i ..−Y´ … ) + ( Y´ . j .−Y´ … )+ ( Y´´ ij . −Y´´ i .−Y´´ . j + Y´´ .. ) +(Y ijk −Y´´ ij . )
¿
Derajat Bebas
(abu - 1) = (a-1) + (b-1) + (ab-a-b+1) + (abu-ab)
= (a-1) + (b-1) + (a-1)(b-1) + ab(u-1)
db total = db faktor A + db faktor B + db interaksi AB + db galat
a
b
u
a
b
2
u
JK Total=∑ ∑ ∑ ( y ijk − y´…)2=∑ ∑ ∑ y ijk2−
i=1 j=1 k=1
i=1 j=1 k=1
( y… )
abu
y
(¿¿ …)2
abu
a
b
u
JK A=∑ ∑ ∑ ( y´i ..− y´…)2=
i=1 j=1 k=1
k
1
y´i..2−¿
∑
bu i =1
y
(¿¿ …)2
abu
a
b
u
k
1
JK B=∑ ∑ ∑ ( y´. j . − y´…) = ∑ y´. j .2−¿
au i=1
i=1 j =1 k=1
a
b
2
u
JK AB=∑ ∑ ∑ ( y´ij. − y´i ..− y´. j . + y´… )2
i=1 j=1 k=1
−¿ [ ( y ij. − y´ .. ) + ( y´i ..− y´… ) + ( y´. j . − y …) ]
¿
2
b
∑¿
j=1
a
¿
1
∑¿
u i=1
¿
¿
¿
¿
b
∑¿
j=1
a
1
¿ ∑¿
u i=1
¿ JK Kombinasi Perlakuan−JK A−JK B
JK Galat =JK Total−JK A−JK B−JK AB
Tabel 2.1 Data (Misal : a=3, b=3, dan u=4)
Faktor A
(i)
Faktor B
(j)
1
1
Ulangan (k)
Total
1
2
3
4
y111
y112
y113
y114
y11.
1
2
y121
y122
y123
y124
y12.
1
3
y131
y132
y133
y134
y13.
2
1
y211
y212
y213
y214
y21.
2
2
y221
y222
y223
y224
y22.
2
3
y231
y233
y233
y234
y23.
3
1
y311
y312
y313
y314
y31.
3
2
y321
y322
y323
y324
y32.
3
3
y331
y333
y333
y334
y33.
y..1
y..2
y..3
y..4
y...
Total (y..k)
Tabel 2.2 dua arah antara faktor A dan faktor B
Faktor A
(i)
Faktor B (j)
Total
1
2
3
(yi..)
1
y11.
y12.
y13.
y1..
2
y21.
y22.
y23.
y2..
3
y231.
y32.
y33.
y3..
Total (y.j.)
y.1.
y.1.
y.1.
y...
Tabel 2.3 Daftar sidik ragam
SK
DB
JK
KT
FH
F Tabel
0.05
A
(a-1)
JK A
JK A/(a-1)=A
A/G
B
(b-1)
JK B
JK B/(b-1)=B
B/G
(a-1)(b-1)
JK AB
JKAB/(a-1)(b-1)=AB
AB/G
Galat
ab(u-1)
JK G
JK G/kp(u-1)=G
Total
(abu – 1)
JK T
AB
P
0.01
C. Penggunaan Software SPSS
SPSS adalah salah satu program komputer yang dirancang khusus untuk mengolah
data dengan metode statistik tertentu. Software ini pertama kali dibuat pada tahun 1968
oleh tiga orang mahasiswa Stanford University, yaitu Norman H. Nie, C. Hadlai Hull,
dan Dale H. Bent. Awalnya SPSS dikhususkan bagi perhitungan statistik untuk ilmu
sosial, sesuai namanya pada saat itu, yaitu Statistical Package for Social Science. Akan
tetapi seiring meluasnya penggunaan teknologi, SPSS mulai banyak digunakan di
berbagai bidang lain juga sehingga kemudian namanya diubah menjadi Statistical
Product and Service Solutions. Selain itu, kini SPSS tidak hanya mampu menangani
permasalahan statistik saja tetapi juga telah meluas ke bidang eksplorasi data serta
predictive analytic (Santoso, 2008). Pada penelitian ini penulis menggunkaan software
SPSS 19.
1. Tampilan Antar Muka
Tampilan awal SPSS dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Tampilan awal SPSS
Selanjutnya untuk melakukan perhitungan, pengguna dapat masuk ke area kerja
SPSS seperti pada Gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4 Area Kerja SPSS
Keterangan gambar:
a. Jendela kerja
d. Title bar
b. Menu bar
c. Tool bar
e. Status bar
2. Analisis Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial
Analisis sidik ragam menggunakan software SPSS dimaksudkan untuk mempercepat
perhitungan tanpa menghilangkan pemahaman tentang rancangan percobaannya.
Penggunaan software SPSS untuk melakukan perhitungan pada rancangan acak
lengkap dapat dijabarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Harjosuwono
dkk, 2011).
a. Menginput data ke SPSS Data Viewer dengan format seperti Gambar 2.5 di
bawah ini.
Gambar 2.5 Menginput Data ke dalam Area Kerja SPSS.
b. Pada Variable View masing-masing kode dapat didefinisikan seperti Gambar 2.6.
Tulis pada baris pertama (perlakuan pertama), baris kedua (perlakuan kedua),
baris ketiga (ulangan/blok), dan baris keempat (hasil). Kemudian pada “Values”
di baris perlakuan pertama, kedua, dan blok diberi kode seperti pada Gambar
2.7.
Gambar 2.6 Mengidentifikasi Kode untuk Setiap Variabel.
Gambar 2.7 Mengidentifikasi value labels setiap variable
c. Untuk melakukan proses analisis dapat dilakukan dengan cara klik “Analyze”,
“General Linear Model”, dan “Univariate” seperti Gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.8 Menganalisis Data Hasil Pengamatan
d. Untuk mengatur proses analisis data dilakukan penentuan variabel yang
digunakan seperti Gambar 2.9 berikut.
Gambar 2.9 Mengatur Proses Analisis
e. Untuk menampilkan hasil yang diinginkan dari data yang diolah perlu dilakukan
pemilihan deskripsi hasil seperti Gambar 2.10 dan Gambar 2.11 berikut ini.
Gambar 2.10 Pemilihan deskripsi
Gambar 2.11 Pemilihan deskripsi selanjutnya
f. Setelah seluruh proses dijalankan maka akan didapatkan hasil analisis seperti
Gambar 2.12 dan Gambar 2.13 di bawah ini.
Gambar 2.12 Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS
Gambar 2.13 Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS
Pada Gambar 2.12 di atas muncul nilai F dan nilai Sig hasil perhitungan. Jika
nilai Sig yang dihasilkan kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan
maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap respon
yang diamati. Begitu pula sebaliknya, jika nilai Sig melebihi taraf signifikansi
yang telah ditentukan, maka perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati.
III.
A. Sumber Data
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data
skripsi Hanif Budi Prasetyo, mahasiswa Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian
UNS pada tahun 2006 dengan judul “Pengaruh Macam Media dan Dosis Kapur terhadap
Pertumbuhan Jamur Tiram Putih”.
Data tersebut terdiri dari data pengamatan saat muncul badan buah jamur tiram putih
pertama, data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang pertama,
data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang kedua, data
pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang pertama, data
pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang kedua, data pengamatan
interval panen, data pengamatan berat basah badan buah jamur tiram putih panen yang
pertama, dan data pengamatan berat basah badan buah jamur tiram putih panen yang
kedua.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel terikat
Pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan:
a. Saat pertama muncul badan buah jamur tiram putih yang diamati dalam
satuan hari.
b. Berat basah jamur tiram putih dari hasil panen pertama dan kedua yang
diamati dalam satuan gram.
c. Jumlah badan buah jamur tiram putih dari hasil panen pertama dan kedua.
d. Interval panen (lamanya hari antara waktu panen pertama dan kedua) yang
diamati dalam satuan hari.
e. Lebar tudung terlebar dari hasil panen pertama dan kedua yang diamati
dalam satuan sentimeter (cm).
2. Variabel bebas
a. Macam media
b. Dosis Kapur
C. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan rancangan percobaan factorial dengan pola dasar
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua factor perlakuan yang masingmasing diulang tiga kali. Faktor pertama adalah faktor macam media (M) yang terdiri
dari tiga taraf faktor yaitu serbuk kayu sengon (M1), ampas tebu (M2), dan hati kapuk
randu (M3). Kemudian faktor kedua adalah dosis kapur (K) yang terdiri dari empat taraf
faktor yaitu tanpa kapur (K0), 100 gram kapur (K1), 200 gram kapur (K2), dan 300 gram
kapur (K3). Kombinasi perlakuan dari kedua faktor yaitu sebagai berikut:
M1K0 : Media serbuk kayu sengon, tanpa kapur
M1K1 : Media serbuk kayu sengon, 100 gram kapur
M1K2 : Media serbuk kayu sengon, 200 gram kapur
M1K3 : Media serbuk kayu sengon, 300 gram kapur
M2K0 : Media ampas tebu, tanpa kapur
M2K1 : Media ampas tebu, 100 gram kapur
M2K2 : Media ampas tebu, 200 gram kapur
M2K3 : Media ampas tebu, 300 gram kapur
M3K0 : Media hati kapuk randu, tanpa kapur
M3K1 : Media hati kapuk randu, 100 gram kapur
M3K2 : Media hati kapuk randu, 200 gram kapur
M3K3 : Media hati kapuk randu, 300 gram kapur
D. Langkah-langkah Analisis Data
(buat kayak langkah-langkah operasional buat analisis data)
Dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis
ragam (uji F 5%), dan jika terjadi perbedaan yang nyata diantara perlakuan dilanjutkan
dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJGD) pada taraf 5%.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
A. Saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama
(Lihat skripsi). Adapun hasil pengamatan yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
Ulangan (hari)
1
2
3
50
52
56
62
64
57
47
52
60
64
67
68
63
60
56
55
56
61
56
56
76
12
56
56
Jumlah
(hari)
108
183
105
199
179
172
188
124
Purata
(hari)
36
61
35
66.33
59.66
57.33
62.66
41.33
M3K0
30
66
80
176
58.66
M3K1
84
86
68
238
79.33
M3K2
68
68
70
206
68.66
M3K3
56
52
53
161
53.66
Sebelum melakukan pengujian analisis ragam, berikut ini akan dilakukan
pengujian asumsi analisis ragam:
(residu harus homogen, independen, dan normal)
B. Untuk mengetahui pengaruh macam media dosis dan pemberian kapur terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama untuk tiap faktor dan interaksinya dilakukan uji analisis
varian (ANAVA) yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Hasil
Type III Sum of
Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
2984.306a
11
271.301
1.986
.078
127568.028
1
127568.028
933.804
.000
Perlakuan1
609.556
2
304.778
2.231
.129
Perlakuan2
752.306
3
250.769
1.836
.168
1622.444
6
270.407
1.979
.109
Error
3278.667
24
136.611
Total
133831.000
36
6262.972
35
Corrected Model
Intercept
Perlakuan1 *
Perlakuan2
Corrected Total
a. R Squared = .476 (Adjusted R Squared = .237)
Pengaruh utama faktor macam media (M)
(i) Hipotesis
H0 : M1 = M2 = M3 = 0 (Ketiga macam media tidak mempengaruhi pertumbuhan
jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih
pertama)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana Mi 0 (Ada macam media yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama)
(ii) Tingkat signifikansi
Digunakan tingkat signifikansi α=5
(iii)
Daerah Kritis
H0 ditolak jika p-value < α
p-value < 0,05
(iv)Statistik Uji
Dari output software IBM SPSS 19 diperoleh p-value = 0,129
(v) Kesimpulan
Karena diperoleh p-value = 0,129 > α =0,05 maka H0 tidak ditolak, artinya ketiga
macam media tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat
berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama pada tingkat
signifikansi α =5 .
Pengaruh utama faktor dosis pemberian kapur (K)
(i) Hipotesis
H0 : K1 = K2 = K3 = K4 = 0 (Keempat dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana Mi 0 (Ada dosis pemberian kapur yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul
badan buah jamur tiram putih pertama)
(ii) Tingkat signifikansi
Digunakan tingkat signifikansi α=5
(iii)
Daerah Kritis
H0 ditolak jika p-value < α
p-value < 0,05
(iv)Statistik Uji
Dari output software IBM SPSS 19 diperoleh p-value = 0,168
(v) Kesimpulan
Karena diperoleh p-value = 0,168 > α=0,05 maka H0 tidak ditolak, artinya
keempat dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih
yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama pada
tingkat signifikansi α =5 .
Pengaruh interaksi faktor macam media (M) dan dosis pemberian kapur (K)
(i) Hipotesis
H0 : (MK)11 = (MK)12 =… = (MK)34 = 0 (Keduabelas interaksi macam media dan
dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang
dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama)
H1 : paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana (MK)ij 0 (Ada interaksi macam media
dan dosis pemberian kapur yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang
dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama)
(ii) Tingkat signifikansi
Digunakan tingkat signifikansi α=5
(iii)
Daerah Kritis
H0 ditolak jika p-value < α
p-value < 0,05
(iv)Statistik Uji
Dari output software IBM SPSS 19 diperoleh p-value = 0,109
(v) Kesimpulan
Karena diperoleh p-value = 0,109 > α =0,05 maka H0 tidak ditolak, artinya
keduabelas interaksi macam media dan dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama pada tingkat signifikansi α =5 .
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, M., dan M. Bakrun. 1999. Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis usaha Jamur
tiram. Penebar Swadaya. Jakarta.
Djarijah, Nunung Marlina. 2001. Budi Daya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta.
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hanifah, Evy. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada
Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu, dan Jantung Pisang yang
Berbeda. Artikel Publikasi Ilmiah. Surakarta.
Hariadi, N., Lilik Setyobudi, dan Ellis Nihayati. 2013. Studi Pertumbuhan dan Hasil
Produksi Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus) pada Media Tumbuh Jerami Padi
dan Serbuk Gergaji. Jurnal Produksi Tanaman. Vol:1, No. 1. Jawa Timur.
Harjosuwono, B. A., Arnata, I. W. dan Puspawati, G. A. K. D. 2011. Rancanga Percobaan
Teori, Aplikasi SPSS dan Excel. Lintas Kata Publishing. Malang.
Mattjik, Ahmad Ansori dan Sumertajaya, Made. 2006. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. IPB Press. Bogor.
Montgomery, D. C. 1991. Design and Analysis of Experimens. John Willey & Sons. New
York.
Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen, Edisi IV. Tarsito. Bandung.
Widasari, S. 1988. Materi Pokok Rancangan Percobaan. Karunika Universitas Terbuka.
Jakarta.
LAMPIRAN
1. Tabel data pengamatan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
1
2
3
50
52
56
62
64
57
47
52
60
64
67
68
63
60
56
55
56
61
56
56
76
12
56
56
30
66
80
84
86
68
68
68
70
56
52
53
Jumlah
(hari)
108
183
105
199
179
172
188
124
176
238
206
161
Purata
(hari)
36
61
35
66.33
59.66
57.33
62.66
41.33
58.66
79.33
68.66
53.66
2. Data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
Jumlah
1
2
3
16
6
14
36
17
9
11
37
10
13
28
51
7
12
9
28
12
9
10
31
11
15
17
43
13
15
4
32
10
11
5
26
17
2
5
24
4
5
8
17
10
12
6
28
2
6
12
20
Purata
12.00
12.33
17.00
9.33
10.33
14.33
10.67
8.67
8.00
5.67
9.33
6.67
3. Data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang kedua
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
Jumlah
1
2
3
7
11
13
31
18
8
12
38
9
11
12
32
24
8
11
43
8
9
6
23
7
6
9
22
8
13
14
35
12
18
3
33
5
9
7
21
5
6
3
14
12
14
5
31
7
6
2
15
Purata
10.33
12.67
10.67
14.33
7.67
7.33
11.67
11.00
7.00
4.67
10.33
5.00
4. Data pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang kedua
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
Ulangan (cm)
1
2
23.7
24
24.5
23.7
27.3
29
25.3
25.5
31.3
26
29.5
30
Jumlah
3
25
29.7
31.3
23.4
28
31.1
(cm)
72.7
77.9
87.6
74.2
85.3
90.6
Purata
(cm)
24.23
25.97
29.20
24.73
28.43
30.20
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
35.2
29.8
22.4
27.3
30.1
19.7
34.1
25.5
21.2
29.2
28.5
20
29.3
27.4
19.9
24.5
35.7
22.5
98.6
82.7
63.5
81
94.3
62.2
32.87
27.57
21.17
27.00
31.43
20.73
5. Data pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (cm)
1
2
16.2
21.6
30
27.8
35.7
34.1
24.9
26.4
22.5
23.4
27.3
26.4
37
39
21.8
18.2
12.2
29.7
36.4
35.2
16.5
45.7
27
24
Jumlah
3
24.2
26.9
32.9
27.4
24.3
28.3
36
21.4
24.5
34.7
26.5
24
Purata
(cm)
(cm)
20.67
28.23
34.23
26.23
23.40
27.33
37.33
20.47
22.13
35.43
29.57
25.00
62
84.7
102.7
78.7
70.2
82
112
61.4
66.4
106.3
88.7
75
6. Data pengamatan interval panen
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
1
2
3
18
20
18
14
10
14
37
22
20
18
17
18
23
22
30
21
37
29
20
21
4
44
5
37
44
10
9
9
9
7
6
8
14
14
16
12
Jumlah
(hari)
56
38
79
53
75
87
45
86
63
25
28
42
Purata
(hari)
18.67
12.67
26.33
17.67
25.00
29.00
15.00
28.67
21.00
8.33
9.33
14.00
7. Data pengamatan berat basah badan jamur tiram putih panen kedua
Perlakua
Ulangan (g)
Jumlah (g)
Purata (g)
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
1
73.22
68
62.49
77
40
39.43
55.82
164.66
42.92
50
18.72
60
2
3
66
60
98
60
52
28
89.06
92.74
45.8
70
43.93
56
54
80
80
67
30
70.1
60.71
30
66.6
66
80
70
193.22
208
240.49
204
122
137.53
205.59
287.4
155.32
186
142.65
186
64.41
69.33
80.16
68.00
40.67
45.84
68.53
95.80
51.77
62.00
47.55
62.00
8. Data pengamatan berat basah badan jamur tiram putih panen pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (g)
1
2
3
143.9
74.56
120
125
90
110
177.1
108.8
145.53
66
104
72
34
63
45
74.2
37.99
98.94
167.52
87.62
55.82
74.34
69.97
35.5
76.3
47.16
40.9
33.26
44
40
43.93
83.42
63.73
78.33
80
83.42
Jumlah
(g)
338.46
325
431.43
242
142
211.13
310.96
179.81
164.36
117.26
191.08
241.75
Purata
(g)
112.82
108.33
143.81
80.67
47.33
70.38
103.65
59.94
54.79
39.09
63.69
80.58
PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Andreas Rony Wijaya
Dhina Prabandari
Dwi Sari Utami
Hania Seftianingrum
Lestari Jatiningsih
(M0114002)
(M0114010)
(M0114011)
(M0114017)
(M0114023)
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
I.
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Menurut Cahyana dan Bakrun dalam Hanifah (2014) jamur tiram putih
merupakan salah satu jamur edibel dan jamur kayu yang banyak dikonsumsi
masyarakat karena memiliki kandungan gizi lebih banyak daripada jenis jamur
lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin, dan
rhiboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur-jamur lain. Jamur tiram
mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak
mengandung kolesterol. Khasiat jamur tiram untuk kesehatan adalah menghentikan
luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit diabetes mellitus, menambah daya
tahan tubuh dan memperlancar buang air besar (Djarijah, 2011).
Menurut Gunawan dalam Hariadi, dkk (2013) jamur tiram putih (Pleurotus
osreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur tiram saat ini sangat
prospektif karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satu pangan alternatif
yang lezat, sehat, dan bergizi tinggi, tidak memerlukan lahan yang luas, permintaan
pasar terhadap jamur tiram masih tinggi, bahan media yang diperlukan dapat
diperoleh dengan mudah dan murah. Ketersediaan jamur tiram di pasar lokal masih
sangat terbatas dan teknologi budidaya jamur tersebut masih mengandalkan serbuk
gergaji sebagai medium utama. Hal tersebut karena teknologi budidaya pada substrat
alternatif lain masih belum disempurnakan. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan
untuk membandingkan pertumbuhan dan produksi jamur tiram pada berbagai substrat
alternatif yang merupakan limbah industri.
Sejalan dengan kebutuhan manusia akan jamur sebagai konsumsi maupun
obat, maka perlu usaha budidaya jamur tiram untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jamur tiram yang perlu dibudidayakan
perlu dicari berbagai teknik budidaya yang )cocok. Media tanam yang digunakan
untuk budidaya jamur tiram secara umum dapat menggunakan serbuk kayu, ampas
tebu, hati kapuk randu, dan air. Selain itu diperlukan juga penambahan kapur untuk
mengatur pH media, sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan jamur
tiram. Oleh karena itu, diperlukan suatu uji untuk mengetahui media terbaik, dosis
pemberian kapur yang tepat dan interaksi keduanya pada pertumbuhan jamur tiram
putih.
Pada makalah ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial
2x2 karena terdapat dua faktor yaitu media dan dosis pemberian kapur. Kedua faktor
tersebut diduga saling berinteraksi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa media terbaik untuk pertumbuhan jamur tiram putih?
2. Bagaimana dosis pemberian kapur yang terbaik bagi pertumbuhan jamur tiram
putih?
3. Bagaimana interaksi antara macam media dan pemberian dosis kapur terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui media terbaik untuk pertumbuhan jamur tiram putih.
2. Mengetahui dosis pemberian kapur yang terbaik bagi pertumbuhan jamur tiram
putih.
3. Mengetahui interaksi antara macam media dan pemberian dosis kapur terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih.
II.
LANDASAN TEORI
(kurang Uji Hipotesis, UJGD, Statistik Deskriptif, Jamur)
A. Rancangan Percobaan
Rancangan Percobaan merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh
sebelum percobaan dilakukan agar data yamg semestinya diperlukan dapat diperoleh
sehingga akan membawa pada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku untuk
persoalan yang dibahas (Sudjana, 1995).
Sedangkan Montgomery (1991) menyebutkan rancangan percobaan adalah suatu uji
atau serangkaian uji yang dibuat untuk mengamati dan mengidentifikasi perubahan
respon dengan adanya variabel-variabel bebas dalam suatu proses atau system.
Menurut Widasari (1988) ada tiga prinsip dasar yang harus dimengerti dalam
rancangan percobaan.
1) Randomisasi
Randomisasi dilakukan pada waktu pengalokasian materi percobaan dan pada waktu
mengurutkan masing-masing percobaan dari keseluruhan penelitian. Salah satu tujuan
randomisasi adalah untuk menghilangkan efek faktor luar atau faktor yang tidak
dibahas.
2) Replikasi
Replikasi membantu memberikan sebuah taksiran pada variasi sesatan yaitu
perbedaan-perbedaan yang tampak pada hasil pengamatan dari unit-unit percobaan
yang sama setelah diberi perlakuan yang identik. Meskipun terkadang variasi sesatan
telah dapat ditaksir dari asumsi-asumsi yang diberikan.
3) Pemblokan
Pemblokan adalah pengalokasian unit-unit percobaan dalam blok-blok, sedemikian
hingga unit-unit percobaan yang berada dalam blok yang sama lebih homogen
dibanding dengan blok-blok yang lain.
Suatu perancangan percobaan memiliki beberapa unsur yang sangat berpengaruh
terhadap hasil percobaan (Mattjik & Sumertajaya, 2006). Unsur-unsur tersebut antara
lain unit percobaan, perlakuan, satuan amatan dan galat.
Unit percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberikan suatu
perlakuan. Unit terkecil ini dapat berupa petak lahan, individu, sekelompok ternak, dan
sebagainya tergantung percobaan yang sedang dilakukan. Perlakuan adalah sekumpulan
kondisi percobaan yang akan digunakan terhadap unit percobaan dalam ruang lingkup
rancangan yang dipilih. Dalam rancangan percobaan, variabel bebas dinamakan faktor
dan nilai-nilai atau klasifikasi dari sebuah faktor dinamakan taraf faktor. Faktor
seringkali dinyatakan dengan huruf kapital, sedangkan taraf faktor dinyatakan dalam
angka (Sudjana, 1995).
Satuan amatan adalah anak gugus dari unit percobaan tempat di mana respon
perlakuan diukur. Satuan amatan ini merupakan bagian yang nantinya akan diamati
responnya terhadap perlakuan yang diberikan. Galat atau kesalahan percobaan adalah
keragaman yang diakibatkan oleh ketidakmampuan materi percobaan yang diperlakukan
sama untuk menghasilkan perilaku yang sama pula (Harjosuwono dkk, 2011). Galat
percobaan berguna untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh perlakuan atau menguji
asal perlakuan dari populasi yang sama atau tidak. Selain itu galat juga berfungsi untuk
menunjukkan efisiensi dari suatu rancangan percobaan serta mengukur keragaman suatu
pengamatan terhadap unit-unit percobaan.
B. Asumsi- Asumsi
Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi untuk rancangan faktorial model tetap adalah
galat dalam model tersebut adalah berdistribusi normal dan independen serta galat dalam
percobaan mempunyai galat yang homogen.
1. Asumsi Normalitas
Untuk mengecek asumsi kenormalan dapat dilakukan dengan cara membuat
histogram dari nilai-nilai residual. Pengujian kenormalan dapat juga dilakukan
dengan menggunakan Q-Q plot. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
a. Urutkan nilai residual ( e i ) dari yang terkecil sampai terbesar.
k−0,5
b. Untuk setiap e i hitung pi=
dengan k = urutan dari
n
(
banyaknya data dari e i .
pi
c. Untuk setiap
hitung
)
p
F (¿¿ i)=Q( pi )
¿
−1
dan n=
dengan bantuan sebaran normal
baku. F merupakan fungsi sebaran normal kumulatif sedangkan
kuantil normal baku.
d. Buat plot antara e i
ei
yang telah diurutkan dengan
Q( pi ) adalah
Q ( p i ) yang merupakan Q-
Q plot.
Pola pemencaran titik dalam plot yang membentuk garis lurus menjadi petunjuk
bahwa sebaran data dapat didekati oleh pola sebaran normal.
Uji kenormalan dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov.
Hipotesis :
H 0 : Residual berdistribusi normal
H 1 : Residual tidak berdistribusi normal
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan perbedaan absolut maksimum antara distribusi kumulatif data
sampel (observasi) dengan distribusi yang dihipotesiskan.
F ( X ) −F (X )|
DN =|
¿
dengan
Fn ( X ) : distribusi kumulatif data sampel
F0 ( X ) : distribusi kumulatif yang dihipotesakan
Fn ( X ) diperoleh dengan cara menentukan frekuensi kumulatif residual dari
n
0
yang terkecil ke yang terbesar kemudian membaginya dengan banyaknya data
residual yang ada. Untuk mencari
sebagai berikut:
Z=
F0 ( X )
terlebih dahulu mencari nilai Z
X− X´
. Kemudian nilai Z ini dibandingkan dengan nilaiσ
nilai yang ada dalam tabel distribusi standard normal kumulatif untuk
menghitung
F0 ( X ) =P(X ≤ X i) .
b. Membandingkan nilai absolut maksimum di atas dengan suatu nilai kritis
DN (α ) .
DN (α ) merupakan nilai kritis yang diperoleh dari tabel Kolmogorov-
Smirnov dengan
DN (α )=
1,36
√N
Keputusan: tolak H0 jika DN
DN (α ) atau p-value <
2. Homogenitas Variansi
Pengujian homegenitas varian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
membuat plot antara residual dengan nilai prediksinya. Bila plot yang terbentuk
tidak membentuk suatu pola tertentu maka dikatakan homogenitas varian terpenuhi.
Cara lain yaitu dengan uji Barlett. Adapun prosedurnya:
Hipotesis :
H 0 : σ 21=σ 22=…=σ 2a (varian dari semua perlakuan sama)
H 1 : paling sedikit sepasang tidak sama.
Statistik uji:
q
2
χ 0=2,3026
c
a
(∑
q=
i=1
S 2i =
)
a
(n i−1) log S −∑ ( ni−1 ) log S 2i
2
p
i=1
n
2
1
X i − X´ )
(
∑
ni−1 i=1
a
∑ ( n i−1 ) S 2i
S 2p= i=1a
∑ (ni −1)
i =1
c=1+
1
3(a−1)
[
a
∑ (n 1−1) −
i=1
i
1
a
∑ ( ni−1)
i=1
]
Keputusan: tolak H0 jika χ 20 > χ 2( a−1) ; atau p-value <
3. Independensi Galat
Pengujian keacakan galat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara visual
(dengan grafik) dan cara formal. Pengujian secara visual dengan membuat plot
antara nilai galat percobaan
(ε ijk )
dengan urutan datanya. Apabila plot yang
dihasilkan tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan galat percobaan
saling bebas (tidak ada korelasi antar galat).
Pengujian secara formal dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson.
Hipotesis:
H 0 : tidak ada autokorelasi antar galat
H 1 : ada autokorelasi antar galat
Statistik uji :
n
∑ (ei −e i−1 )2
d= i=2
n
∑ e i2
i=1
Keputusan: tolak
H0
jika d dL, dimana dL adalah nilai batas bawah dari
tabel Durbin-Watson.
4. Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB
Rancangan acak lengkap (RAL) merupakan jenis rancangan percobaan yang
paling sederhana. Pada umumnya, rancangan ini biasa digunakan untuk percobaan
yang memiliki media atau lingkungan percobaan yang seragam atau homogen
(Mattjik & Sumertajaya, 2000).
Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial AxB adalah rancangan acak lengkap
yang terdiri dari dua peubah bebas (Faktor) dalam klasfikasi silang yaitu faktor A
yang terdiri dari a taraf dan faktor B yang terdiri dari b taraf dan kedua faktor
tersebut diduga saling berinteraksi. Saling berinteraksi dimasudkan bahwa pengaruh
suatu faktor tergantung dari taraf faktor yang lain, dan sebaliknya jika tidak terjadi
interaksi berarti berarti pengaruh suatu faktor tetap pada setiap taraf faktor yang
lain. Jadi bila tidak terjadi interaksi antar taraf-taraf suatu faktor saling sejajar satu
sama lainnya, sebaliknya bila ada interaksi tidak saling sejajar.
Misalkan faktor A terdiri dari 3 taraf yaitu a1, a2 dan a3 dan faktor B terdiri dari
4 taraf yaitu b1, b2, b3 dan b4 maka dapat digambarkan pada Gambar 2.1 dan
Gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.1 Tidak ada interaksi antara faktor A dengan faktor B
Gambar 2.2 Ada interaksi antara faktor A dengan faktor B
Jika faktor A dengan faktor B tidak berinteraksi, maka garis a1, a2 dan a3 tampak
sejajar, sedangkan jika terjadi interaksi, maka a1, a2 dan a3 tampak tidak sejajar.
Model matematik:
Y ijk=μ+ A i +B j + AB ij +C ijk
dengan i = 1, 2, 3, …, a
j = 1, 2, 3, …, b
k = 1, 2, 3, …, u
Y ijk = pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k
μ
= rataan umum
A i = pengaruh faktor A pada taraf ke-i
B j = pengaruh faktor B pada taraf ke-j
AB ij = interaksi antara faktor A dengan faktor B
Cijk = pengaruh galat pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, dan ulangan
ke-k
Model diatas diduga berdasarkan datanya sebagai berikut :
Y ijk=Y´´ …+ ( Y´´ i ..−Y´´ …) + ( Y´´ . j .−Y´´ …) + (Y´´ ij. −Y´´ i . −Y´´ . j+ Y´´ ..) +(Y ijk−Y´´ ij . )
Y
´
´
´
´
(¿ ¿ ijk−Y´´ …)=( Y´ i ..−Y´ … ) + ( Y´ . j .−Y´ … )+ ( Y´´ ij . −Y´´ i .−Y´´ . j + Y´´ .. ) +(Y ijk −Y´´ ij . )
¿
Derajat Bebas
(abu - 1) = (a-1) + (b-1) + (ab-a-b+1) + (abu-ab)
= (a-1) + (b-1) + (a-1)(b-1) + ab(u-1)
db total = db faktor A + db faktor B + db interaksi AB + db galat
a
b
u
a
b
2
u
JK Total=∑ ∑ ∑ ( y ijk − y´…)2=∑ ∑ ∑ y ijk2−
i=1 j=1 k=1
i=1 j=1 k=1
( y… )
abu
y
(¿¿ …)2
abu
a
b
u
JK A=∑ ∑ ∑ ( y´i ..− y´…)2=
i=1 j=1 k=1
k
1
y´i..2−¿
∑
bu i =1
y
(¿¿ …)2
abu
a
b
u
k
1
JK B=∑ ∑ ∑ ( y´. j . − y´…) = ∑ y´. j .2−¿
au i=1
i=1 j =1 k=1
a
b
2
u
JK AB=∑ ∑ ∑ ( y´ij. − y´i ..− y´. j . + y´… )2
i=1 j=1 k=1
−¿ [ ( y ij. − y´ .. ) + ( y´i ..− y´… ) + ( y´. j . − y …) ]
¿
2
b
∑¿
j=1
a
¿
1
∑¿
u i=1
¿
¿
¿
¿
b
∑¿
j=1
a
1
¿ ∑¿
u i=1
¿ JK Kombinasi Perlakuan−JK A−JK B
JK Galat =JK Total−JK A−JK B−JK AB
Tabel 2.1 Data (Misal : a=3, b=3, dan u=4)
Faktor A
(i)
Faktor B
(j)
1
1
Ulangan (k)
Total
1
2
3
4
y111
y112
y113
y114
y11.
1
2
y121
y122
y123
y124
y12.
1
3
y131
y132
y133
y134
y13.
2
1
y211
y212
y213
y214
y21.
2
2
y221
y222
y223
y224
y22.
2
3
y231
y233
y233
y234
y23.
3
1
y311
y312
y313
y314
y31.
3
2
y321
y322
y323
y324
y32.
3
3
y331
y333
y333
y334
y33.
y..1
y..2
y..3
y..4
y...
Total (y..k)
Tabel 2.2 dua arah antara faktor A dan faktor B
Faktor A
(i)
Faktor B (j)
Total
1
2
3
(yi..)
1
y11.
y12.
y13.
y1..
2
y21.
y22.
y23.
y2..
3
y231.
y32.
y33.
y3..
Total (y.j.)
y.1.
y.1.
y.1.
y...
Tabel 2.3 Daftar sidik ragam
SK
DB
JK
KT
FH
F Tabel
0.05
A
(a-1)
JK A
JK A/(a-1)=A
A/G
B
(b-1)
JK B
JK B/(b-1)=B
B/G
(a-1)(b-1)
JK AB
JKAB/(a-1)(b-1)=AB
AB/G
Galat
ab(u-1)
JK G
JK G/kp(u-1)=G
Total
(abu – 1)
JK T
AB
P
0.01
C. Penggunaan Software SPSS
SPSS adalah salah satu program komputer yang dirancang khusus untuk mengolah
data dengan metode statistik tertentu. Software ini pertama kali dibuat pada tahun 1968
oleh tiga orang mahasiswa Stanford University, yaitu Norman H. Nie, C. Hadlai Hull,
dan Dale H. Bent. Awalnya SPSS dikhususkan bagi perhitungan statistik untuk ilmu
sosial, sesuai namanya pada saat itu, yaitu Statistical Package for Social Science. Akan
tetapi seiring meluasnya penggunaan teknologi, SPSS mulai banyak digunakan di
berbagai bidang lain juga sehingga kemudian namanya diubah menjadi Statistical
Product and Service Solutions. Selain itu, kini SPSS tidak hanya mampu menangani
permasalahan statistik saja tetapi juga telah meluas ke bidang eksplorasi data serta
predictive analytic (Santoso, 2008). Pada penelitian ini penulis menggunkaan software
SPSS 19.
1. Tampilan Antar Muka
Tampilan awal SPSS dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Tampilan awal SPSS
Selanjutnya untuk melakukan perhitungan, pengguna dapat masuk ke area kerja
SPSS seperti pada Gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4 Area Kerja SPSS
Keterangan gambar:
a. Jendela kerja
d. Title bar
b. Menu bar
c. Tool bar
e. Status bar
2. Analisis Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial
Analisis sidik ragam menggunakan software SPSS dimaksudkan untuk mempercepat
perhitungan tanpa menghilangkan pemahaman tentang rancangan percobaannya.
Penggunaan software SPSS untuk melakukan perhitungan pada rancangan acak
lengkap dapat dijabarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Harjosuwono
dkk, 2011).
a. Menginput data ke SPSS Data Viewer dengan format seperti Gambar 2.5 di
bawah ini.
Gambar 2.5 Menginput Data ke dalam Area Kerja SPSS.
b. Pada Variable View masing-masing kode dapat didefinisikan seperti Gambar 2.6.
Tulis pada baris pertama (perlakuan pertama), baris kedua (perlakuan kedua),
baris ketiga (ulangan/blok), dan baris keempat (hasil). Kemudian pada “Values”
di baris perlakuan pertama, kedua, dan blok diberi kode seperti pada Gambar
2.7.
Gambar 2.6 Mengidentifikasi Kode untuk Setiap Variabel.
Gambar 2.7 Mengidentifikasi value labels setiap variable
c. Untuk melakukan proses analisis dapat dilakukan dengan cara klik “Analyze”,
“General Linear Model”, dan “Univariate” seperti Gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.8 Menganalisis Data Hasil Pengamatan
d. Untuk mengatur proses analisis data dilakukan penentuan variabel yang
digunakan seperti Gambar 2.9 berikut.
Gambar 2.9 Mengatur Proses Analisis
e. Untuk menampilkan hasil yang diinginkan dari data yang diolah perlu dilakukan
pemilihan deskripsi hasil seperti Gambar 2.10 dan Gambar 2.11 berikut ini.
Gambar 2.10 Pemilihan deskripsi
Gambar 2.11 Pemilihan deskripsi selanjutnya
f. Setelah seluruh proses dijalankan maka akan didapatkan hasil analisis seperti
Gambar 2.12 dan Gambar 2.13 di bawah ini.
Gambar 2.12 Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS
Gambar 2.13 Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS
Pada Gambar 2.12 di atas muncul nilai F dan nilai Sig hasil perhitungan. Jika
nilai Sig yang dihasilkan kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan
maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap respon
yang diamati. Begitu pula sebaliknya, jika nilai Sig melebihi taraf signifikansi
yang telah ditentukan, maka perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati.
III.
A. Sumber Data
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data
skripsi Hanif Budi Prasetyo, mahasiswa Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian
UNS pada tahun 2006 dengan judul “Pengaruh Macam Media dan Dosis Kapur terhadap
Pertumbuhan Jamur Tiram Putih”.
Data tersebut terdiri dari data pengamatan saat muncul badan buah jamur tiram putih
pertama, data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang pertama,
data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang kedua, data
pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang pertama, data
pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang kedua, data pengamatan
interval panen, data pengamatan berat basah badan buah jamur tiram putih panen yang
pertama, dan data pengamatan berat basah badan buah jamur tiram putih panen yang
kedua.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel terikat
Pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan:
a. Saat pertama muncul badan buah jamur tiram putih yang diamati dalam
satuan hari.
b. Berat basah jamur tiram putih dari hasil panen pertama dan kedua yang
diamati dalam satuan gram.
c. Jumlah badan buah jamur tiram putih dari hasil panen pertama dan kedua.
d. Interval panen (lamanya hari antara waktu panen pertama dan kedua) yang
diamati dalam satuan hari.
e. Lebar tudung terlebar dari hasil panen pertama dan kedua yang diamati
dalam satuan sentimeter (cm).
2. Variabel bebas
a. Macam media
b. Dosis Kapur
C. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan rancangan percobaan factorial dengan pola dasar
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua factor perlakuan yang masingmasing diulang tiga kali. Faktor pertama adalah faktor macam media (M) yang terdiri
dari tiga taraf faktor yaitu serbuk kayu sengon (M1), ampas tebu (M2), dan hati kapuk
randu (M3). Kemudian faktor kedua adalah dosis kapur (K) yang terdiri dari empat taraf
faktor yaitu tanpa kapur (K0), 100 gram kapur (K1), 200 gram kapur (K2), dan 300 gram
kapur (K3). Kombinasi perlakuan dari kedua faktor yaitu sebagai berikut:
M1K0 : Media serbuk kayu sengon, tanpa kapur
M1K1 : Media serbuk kayu sengon, 100 gram kapur
M1K2 : Media serbuk kayu sengon, 200 gram kapur
M1K3 : Media serbuk kayu sengon, 300 gram kapur
M2K0 : Media ampas tebu, tanpa kapur
M2K1 : Media ampas tebu, 100 gram kapur
M2K2 : Media ampas tebu, 200 gram kapur
M2K3 : Media ampas tebu, 300 gram kapur
M3K0 : Media hati kapuk randu, tanpa kapur
M3K1 : Media hati kapuk randu, 100 gram kapur
M3K2 : Media hati kapuk randu, 200 gram kapur
M3K3 : Media hati kapuk randu, 300 gram kapur
D. Langkah-langkah Analisis Data
(buat kayak langkah-langkah operasional buat analisis data)
Dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis
ragam (uji F 5%), dan jika terjadi perbedaan yang nyata diantara perlakuan dilanjutkan
dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJGD) pada taraf 5%.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
A. Saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama
(Lihat skripsi). Adapun hasil pengamatan yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
Ulangan (hari)
1
2
3
50
52
56
62
64
57
47
52
60
64
67
68
63
60
56
55
56
61
56
56
76
12
56
56
Jumlah
(hari)
108
183
105
199
179
172
188
124
Purata
(hari)
36
61
35
66.33
59.66
57.33
62.66
41.33
M3K0
30
66
80
176
58.66
M3K1
84
86
68
238
79.33
M3K2
68
68
70
206
68.66
M3K3
56
52
53
161
53.66
Sebelum melakukan pengujian analisis ragam, berikut ini akan dilakukan
pengujian asumsi analisis ragam:
(residu harus homogen, independen, dan normal)
B. Untuk mengetahui pengaruh macam media dosis dan pemberian kapur terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama untuk tiap faktor dan interaksinya dilakukan uji analisis
varian (ANAVA) yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Hasil
Type III Sum of
Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
2984.306a
11
271.301
1.986
.078
127568.028
1
127568.028
933.804
.000
Perlakuan1
609.556
2
304.778
2.231
.129
Perlakuan2
752.306
3
250.769
1.836
.168
1622.444
6
270.407
1.979
.109
Error
3278.667
24
136.611
Total
133831.000
36
6262.972
35
Corrected Model
Intercept
Perlakuan1 *
Perlakuan2
Corrected Total
a. R Squared = .476 (Adjusted R Squared = .237)
Pengaruh utama faktor macam media (M)
(i) Hipotesis
H0 : M1 = M2 = M3 = 0 (Ketiga macam media tidak mempengaruhi pertumbuhan
jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih
pertama)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana Mi 0 (Ada macam media yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama)
(ii) Tingkat signifikansi
Digunakan tingkat signifikansi α=5
(iii)
Daerah Kritis
H0 ditolak jika p-value < α
p-value < 0,05
(iv)Statistik Uji
Dari output software IBM SPSS 19 diperoleh p-value = 0,129
(v) Kesimpulan
Karena diperoleh p-value = 0,129 > α =0,05 maka H0 tidak ditolak, artinya ketiga
macam media tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat
berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama pada tingkat
signifikansi α =5 .
Pengaruh utama faktor dosis pemberian kapur (K)
(i) Hipotesis
H0 : K1 = K2 = K3 = K4 = 0 (Keempat dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana Mi 0 (Ada dosis pemberian kapur yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul
badan buah jamur tiram putih pertama)
(ii) Tingkat signifikansi
Digunakan tingkat signifikansi α=5
(iii)
Daerah Kritis
H0 ditolak jika p-value < α
p-value < 0,05
(iv)Statistik Uji
Dari output software IBM SPSS 19 diperoleh p-value = 0,168
(v) Kesimpulan
Karena diperoleh p-value = 0,168 > α=0,05 maka H0 tidak ditolak, artinya
keempat dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih
yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama pada
tingkat signifikansi α =5 .
Pengaruh interaksi faktor macam media (M) dan dosis pemberian kapur (K)
(i) Hipotesis
H0 : (MK)11 = (MK)12 =… = (MK)34 = 0 (Keduabelas interaksi macam media dan
dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang
dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama)
H1 : paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana (MK)ij 0 (Ada interaksi macam media
dan dosis pemberian kapur yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih yang
dilihat berdasarkan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama)
(ii) Tingkat signifikansi
Digunakan tingkat signifikansi α=5
(iii)
Daerah Kritis
H0 ditolak jika p-value < α
p-value < 0,05
(iv)Statistik Uji
Dari output software IBM SPSS 19 diperoleh p-value = 0,109
(v) Kesimpulan
Karena diperoleh p-value = 0,109 > α =0,05 maka H0 tidak ditolak, artinya
keduabelas interaksi macam media dan dosis pemberian kapur tidak mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram putih yang dilihat berdasarkan saat muncul badan buah
jamur tiram putih pertama pada tingkat signifikansi α =5 .
DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, M., dan M. Bakrun. 1999. Pembibitan, Pembudidayaan, Analisis usaha Jamur
tiram. Penebar Swadaya. Jakarta.
Djarijah, Nunung Marlina. 2001. Budi Daya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta.
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hanifah, Evy. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada
Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu, dan Jantung Pisang yang
Berbeda. Artikel Publikasi Ilmiah. Surakarta.
Hariadi, N., Lilik Setyobudi, dan Ellis Nihayati. 2013. Studi Pertumbuhan dan Hasil
Produksi Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus) pada Media Tumbuh Jerami Padi
dan Serbuk Gergaji. Jurnal Produksi Tanaman. Vol:1, No. 1. Jawa Timur.
Harjosuwono, B. A., Arnata, I. W. dan Puspawati, G. A. K. D. 2011. Rancanga Percobaan
Teori, Aplikasi SPSS dan Excel. Lintas Kata Publishing. Malang.
Mattjik, Ahmad Ansori dan Sumertajaya, Made. 2006. Perancangan Percobaan dengan
Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. IPB Press. Bogor.
Montgomery, D. C. 1991. Design and Analysis of Experimens. John Willey & Sons. New
York.
Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen, Edisi IV. Tarsito. Bandung.
Widasari, S. 1988. Materi Pokok Rancangan Percobaan. Karunika Universitas Terbuka.
Jakarta.
LAMPIRAN
1. Tabel data pengamatan saat muncul badan buah jamur tiram putih pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
1
2
3
50
52
56
62
64
57
47
52
60
64
67
68
63
60
56
55
56
61
56
56
76
12
56
56
30
66
80
84
86
68
68
68
70
56
52
53
Jumlah
(hari)
108
183
105
199
179
172
188
124
176
238
206
161
Purata
(hari)
36
61
35
66.33
59.66
57.33
62.66
41.33
58.66
79.33
68.66
53.66
2. Data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
Jumlah
1
2
3
16
6
14
36
17
9
11
37
10
13
28
51
7
12
9
28
12
9
10
31
11
15
17
43
13
15
4
32
10
11
5
26
17
2
5
24
4
5
8
17
10
12
6
28
2
6
12
20
Purata
12.00
12.33
17.00
9.33
10.33
14.33
10.67
8.67
8.00
5.67
9.33
6.67
3. Data pengamatan jumlah badan buah jamur tiram putih panen yang kedua
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
Jumlah
1
2
3
7
11
13
31
18
8
12
38
9
11
12
32
24
8
11
43
8
9
6
23
7
6
9
22
8
13
14
35
12
18
3
33
5
9
7
21
5
6
3
14
12
14
5
31
7
6
2
15
Purata
10.33
12.67
10.67
14.33
7.67
7.33
11.67
11.00
7.00
4.67
10.33
5.00
4. Data pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang kedua
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
Ulangan (cm)
1
2
23.7
24
24.5
23.7
27.3
29
25.3
25.5
31.3
26
29.5
30
Jumlah
3
25
29.7
31.3
23.4
28
31.1
(cm)
72.7
77.9
87.6
74.2
85.3
90.6
Purata
(cm)
24.23
25.97
29.20
24.73
28.43
30.20
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
35.2
29.8
22.4
27.3
30.1
19.7
34.1
25.5
21.2
29.2
28.5
20
29.3
27.4
19.9
24.5
35.7
22.5
98.6
82.7
63.5
81
94.3
62.2
32.87
27.57
21.17
27.00
31.43
20.73
5. Data pengamatan lebar tudung terlebar jamur tiram putih panen yang pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (cm)
1
2
16.2
21.6
30
27.8
35.7
34.1
24.9
26.4
22.5
23.4
27.3
26.4
37
39
21.8
18.2
12.2
29.7
36.4
35.2
16.5
45.7
27
24
Jumlah
3
24.2
26.9
32.9
27.4
24.3
28.3
36
21.4
24.5
34.7
26.5
24
Purata
(cm)
(cm)
20.67
28.23
34.23
26.23
23.40
27.33
37.33
20.47
22.13
35.43
29.57
25.00
62
84.7
102.7
78.7
70.2
82
112
61.4
66.4
106.3
88.7
75
6. Data pengamatan interval panen
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (hari)
1
2
3
18
20
18
14
10
14
37
22
20
18
17
18
23
22
30
21
37
29
20
21
4
44
5
37
44
10
9
9
9
7
6
8
14
14
16
12
Jumlah
(hari)
56
38
79
53
75
87
45
86
63
25
28
42
Purata
(hari)
18.67
12.67
26.33
17.67
25.00
29.00
15.00
28.67
21.00
8.33
9.33
14.00
7. Data pengamatan berat basah badan jamur tiram putih panen kedua
Perlakua
Ulangan (g)
Jumlah (g)
Purata (g)
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
1
73.22
68
62.49
77
40
39.43
55.82
164.66
42.92
50
18.72
60
2
3
66
60
98
60
52
28
89.06
92.74
45.8
70
43.93
56
54
80
80
67
30
70.1
60.71
30
66.6
66
80
70
193.22
208
240.49
204
122
137.53
205.59
287.4
155.32
186
142.65
186
64.41
69.33
80.16
68.00
40.67
45.84
68.53
95.80
51.77
62.00
47.55
62.00
8. Data pengamatan berat basah badan jamur tiram putih panen pertama
Perlakua
n
M1K0
M1K1
M1K2
M1K3
M2K0
M2K1
M2K2
M2K3
M3K0
M3K1
M3K2
M3K3
Ulangan (g)
1
2
3
143.9
74.56
120
125
90
110
177.1
108.8
145.53
66
104
72
34
63
45
74.2
37.99
98.94
167.52
87.62
55.82
74.34
69.97
35.5
76.3
47.16
40.9
33.26
44
40
43.93
83.42
63.73
78.33
80
83.42
Jumlah
(g)
338.46
325
431.43
242
142
211.13
310.96
179.81
164.36
117.26
191.08
241.75
Purata
(g)
112.82
108.33
143.81
80.67
47.33
70.38
103.65
59.94
54.79
39.09
63.69
80.58