FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYULUHAN KADER POSYANDU TENTANG KANKER SERVIKS DI DESA ALUE KUMBANG KECAMATAN IDI TUNONG KABUPATEN ACEH TIMUR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYULUHAN KADER
POSYANDU TENTANG KANKER SERVIKS DI DESA
ALUE KUMBANG KECAMATAN IDI TUNONG
KABUPATEN ACEH TIMUR
1 Lisa Tanzil
1 Dosen Program Studi Kebidanan
STIKes Bina Nusantara
ABSTRAK
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempatiperingkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di
dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira
sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. kanker serviks
muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali di deteksi hingga penyakit telah mencapai
stadium lanjut Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Faktor-Faktor YangMempengaruhi penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang
Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015.Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan cross sectional di laksanakan
pada tanggal 13 s/d 28 juni 2015. Sampel di hitung menggunakan rumus total sampling sehingga
di peroleh sebanyak 60 responden sampel. Pengambilan sampel secara Acidental sampling. Uji
statistik yang di gunakan adalah uji chi square dengan program komputer.Dari 8 responden yang berpengetahuan baik seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan
tentang kanker serviks. Dari 30 responden yang berpengetahuan cukup seluruh kader (100%)
melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 22 responden berpengetahuan kurang hanya 9
responden (40.9%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks.Ada hubungan antara tingkat pengetahuan kader posyandu dengan penyuluhan kanker serviks
p=0.000 (p<0.05). Ada hubungan antara tingkat pendidikan kader posyandu dengan penyuluhan
kanker serviks p= 0.000 (p< 0.05). Ada hubungan antara antara Informasi kader posyandu dengan
penyuluhan kanker serviks p= 0.000 (p< 0.05)Di harapakan bagi kader posyandu yang masih berpengetahuan rendah agar terus mencari
tahu agar pengetahuan pada kader terus bertambah terutama tentang kanker serviks. Karena
diharapkan setiap posyandu kadernya mampu memberikan penyuluhan tentang kanker serviks agar
ibu-ibu di sekitarnya dapat mencegah kanker serviks sebelum terjadi.Kata Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, Informasi dan Penyuluhan Daftar Pustaka : 9 buku + 10 situs internet (tahun 2010-2015)
PENDAHULUAN Indonesia melainkan juga di berbagai
negara. Pertumbuhan kanker terus Kanker adalah penyakit yang berlanjut dengan kecepatan yang berbahaya bagi semua orang, hal ini mengkhawatirkan di seluruh dunia. karena angka kematian akibat kanker Akan tetapi, kemajuan dalam yang sangat tinggi. Tidak hanya di pengobatan, pencegahan dangan gaya pada akhirnya akan membantu mengurangi jumlah kematian dari kanker-kanker tertentu .
Kanker secara umum merupakan bentuk pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Khususnya dimulai di bagian organ tertentu yang rentan dan yang tidak normal. Ketidaknormalan kanker tercermin dari adanya kemampuan tumbuh sel yang tidak terbatas. Pada kanker dapat diawali dengan tahap preinisiasi yakni masuknya bahan- bahan pemicu kanker. Bahan tersebut dapat dari radikal bebas dari mana saja, misalnya saja dari makanan, minuman, kosmetik, bahan aditif, dan lingkungan. Bahan-bahan yang memicu kanker disebut senyawa karsinogenik .
Alasan utama meningkatnya kedua kanker tersebut di negara berkembang adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif yang bertujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasif yang lebih lanjut. Kematian yang terjadi pada kedua kasus kanker tersebut pada negara berkembang dua kali lebih besar dibanding negara maju. Hal ini terjadi selain karena kurangnya program penapisan, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk pengobatan .
Penyuluhan Kanker serviks merupakan salah satu kegiatan observasi yang dilakukan dan dipilih pelapor sebab kanker serviks merupakan masalah kesahatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker yang paling umum pada wanita dialami oleh dunia. Setiap tahun lebih dar 460.000 kasus terjadi dan sekitar 231.000 wanita meninggal karena penyakit tersebut .
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira- kira sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali di deteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut .
Sementara di Asia, kanker serviks merupakan penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak diderita dan lebih dari setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal dunia. Ini sama dengan 226 ribu wanita yang didiagnosa menderita kanker serviks dan sebanyak 143 ribu penyebab kematian atau dengan kata lain setiap 4 menit, seorang wanita di Asia Pasifik meninggal karena kanker serviks .
Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian yang sering terjadi pada perempuan di Indonesia. Namun informasi mengenai hal ini belum banyak diketahui karena kanker serviks sering tidak menimbulkan gejala atau keluhan sehingga wanita datang ke dokter dalam kondisi yang sudah terlambat. Cara penularannya, yaitu lewat hubungan seksual. Kanker terinfeksi HPV (Human UtaraPapilloma Virus), yang mana sebenarnya virus ini sudah ada dalam tubuh wanita sejak di atas umur 10 tahun .
Insiden kanker di Indonesia masih belum dapat diketahui secara pasti karena belum ada registri berbasis populasi yang dilaksanakan. tetapi dari data Globocan 2012, IARC didapati estimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim sebesar 16 per 100.000 perempuan .
Sedangkan menurut Widya (2013) data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) di 13 Rumah Sakit di Indonesia, kanker leher rahim menduduki peringkat pertama dari seluruh kasus kanker sebesar 17,2% diikuti kanker payudara (12,2%).
Kedua kanker diatas menjadi salah satu masalah utama bagi kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas, seperti di Indonesia.
Angka harapan hidup lima tahun jika kanker ini diketahui dan diobati pada stadium 1 adalah 70-75 persen, pada stadium 2 adalah 60 persen, pada stadium 3 tinggal 25 persen, dan pada stadium empat penderita sulit diharapkan bertahan .
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang kerapkali mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi.Penyuluhan penyuluhan konkr it, yaitu penyuluhan yang tidak hanya mengandung pesan tetapi juga membawa serta tindakan konkrit. Dalam setiap penyuluhan, pihak PKBI menyediakan fasilitas langsung untuk memeriksakan kesehatan reproduksi masyarakat yang disuluh, salah satu fasilitasnya adalah tes pap smear, yaitu tes yang digunakan untuk mendeteksi kanker serviks . Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan non-formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan. Penyuluhan juga mengandung usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru (paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) agar masyarakat berminat dan bersedia melaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari − hari .
Cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penyuluhan umumnya memerlukan persiapan yang matang dalam menggunakan berbagai metode dan teknik berkomunikasi. Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar masyarakat yang dilihat dari segi pendidikan dan pola pikirnya, serta teknik komunikasi yang dapat menarik perhatian masyarakat tersebut agar penyuluhan yang dilakukan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi masyarakat yang telah disuluh tersebut menerima penyuluhan itu melalui tindakan yaitu ikut berpartisipasi memeriksakan pap smear .
Hal yang demikian dapat terjadi dikarenakan minimnya pengetahuan mereka atau rendahnya pendidikan kader tentang kesehatan reproduksi wanita kususnya kanker serviks dan kurangnya minat mereka untuk mencari tahu informasi tentang kesehatan reproduksi wanita sehingga tidak adanya pengalaman- pengalaman pada kader, serta tidak adanya kegiatan seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan khusu pada kader untuk memberikan penyuluhan tentang kanker serviks khusunya pada masyarakat setempat .
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti judul tentang “Bagaimanakah Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur”
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur”
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Aceh Timur Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur
b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur.
c. Untuk mengetahui hubungan Informasi dengan penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur.
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis Dapat menambah wawasan
Kader Posyandu tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2014 dan sebagai aplikasi ilmu yang diperoleh di akademik terutama metode penelitian. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi mahasiswa tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penyuluhan Kader Posyandu Tentang Kanker Serviks Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur.
PERUMUSAN MASALAH
1. Manfaat Teoitis Sebagai masukan untuk memberikan informasi tentang pentingnya pencegahan kanker serviks dengan tepat atau sebagai arahan untuk mensosialisasikan bahwa kanker serviks sangat
TUJUAN PENELITIAN
dalam sustu wilayah . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kader
pencegahan sedini mungkin dan
Posyandu, Populasi di peroleh dengan
Penelitian ini diharapkan dapat
cara meminta bantuan dari kepala Desa
memberikan manfaat bagi
Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong
perkembangan keilmuan berdasarkan
Kabupaten Aceh Timur dan Bidan
riset mengenai Penyuluhan kanker
Desa dalam pengambilan data yaitu 60
serviks harus di informasikan kader. keseluruh warga melalui kader
2. Sampel posyandu.
Menurut Nazir (2009) sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
METODE PENELITIAN
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Adapun sampel yang
1. Desain Penelitian
diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik yaitu seluruh Total Sampling
Jenis Penelitian ini bersifat
populasi dijadikan sampel yang
deskriptif analitik dengan pendekatan
membutuhkan waktu 2 minggu dengan Cross Sectional yaitu variabel sebab kriteria responden:
akibat pada objek penelitiaan diukur
a. Bersedia menjadi responden
atau dikumpulkan secara simultan
b. Kader Posyandu
(dalam waktu yang bersamaan) yakni
c. Responden yang dapat membaca dan
tiap objek hanya diobservasi satu kali
menulis, mau bekerja sama dengan
saja dari pengukuran variabel- peneliti. variabel subjek pada saat
d. Bersedia memberikan jawaban yang pemeriksaan . sungguh-sungguh
e. Selalu aktif dalam kegiatan kader
Penelitian ini di buat
f. Bertempat tinggal di Desa Alue
berdasarkan kerangka konsep yang
Kumbang Kecamatan
IDI Tunong
terdiri dari Faktor-Faktor Yang
Kabupaten Aceh Timur
Mempengaruhi penyuluhan yang dilakukan Kader Posyandu Tentang
HASIL PENELITIAN
Kanker Serviks Di Desa Alue Berdasarkan penelitian yang telah di
Kumbang Kecamatan IDI Tunong lakukan sejak tanggal 19 s/d 29 Juni 2014 Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015. di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI
2. Lokasi dan waktu Penelitian
Tunong Kabupaten Aceh Timur terdapat
1. Lokasi penelitian
60 responden, maka di peroleh hasil
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Alue
sebagai berikut:
Kumbang Kecamatan
IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015
1. Analisa Univariat
2. Waktu penelitian
a. Penyuluhan kanker Serviks Oleh Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni
Kader Posyandu 2015 di Desa Alue Kumbang Kecamatan
Tabel .1
IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun Distribusi Frekuensi Penyuluhan kanker
2015 Serviks Oleh Kader Posyandu Desa Alue
3. Populasi dan Sampel Kumbang Kecamatan IDI Tunong
1. Populasi Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015
Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang di teliti
(f) (%) No Pendidikan Frekuensi Persentase
1 Dilakukan
47 78.3 (f) (%)
1 Tinggi
32
53.3
2 Tidak
13
21.7 Dilakukan
2 Menengah
16
26.7 Total 60 100
3 Dasar
12
20.0 Sumber Data Primer ( diolah Tahun Total 60 100
2015) Sumber Data Primer ( diolah Tahun
Berdasarkan tabel di atas di ketahui
2015)
bahwa dari 60 responden yang di teliti, Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa kebanyakan dari melakukan penyuluhan dari 60 responden yang di teliti, kanker serviks yaitu
47 responden kebanyakan dari kader berpendidikan tinggi (78.3%). yaitu 32 responden (53.3%).
b. Pengetahuan Kader Tentang Kanker
d. Informasi tentang kanker Serviks Serviks Tabel .4 Distribusi Frekuensi informasi Tentang Tabel .2 kanker Serviks Oleh Kader Posyandu Distribusi Frekuensi Pengetahuan Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Kader Posyandu Tentang kanker Tunong Kabupaten Aceh TimurTahun Serviks Oleh Kader Posyandu Di Desa 2015 Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong
Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 No Informasi Frekuensi Persentase
(f) (%) No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Pernah
43
71.7 (f) (%)
2 Tidak Pernah
17
28.3
1 Baik
8
13.3 Total 60 100
2 Cukup
30
50.0 Sumber Data Primer ( diolah Tahun
3 Kurang
22
36.7
2015)
Total 60 100 Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa
Sumber Data Primer ( diolah dari
60 responden yang di teliti,
Tahun 2015) kebanyakan dari kader pernah mendapatkan
Berdasarkan tabel di atas di ketahui informasi tentang kankr serviks yaitu 43 bahwa dari 60 responden yang di responden (71.1%). teliti, kebanyakan dari kader berpengetahuan cukup yaitu
30 responden (50.0%).
c. Pendidikan Kader Posyandu Tabel .3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Kader Posyandu Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015
a. Hubungan Pengetahuan Kader Posyandu Dengan penyuluhan kanker serviks
Tabel .5
Hubungan Pengetahuan Dengan Penyuluhan kanker Serviks Oleh Kader Posyandu Di
93.8
Pendidikan Penyuluhan Total Uji
Statistik
Dilakukan Tidak Dilakukan f % f % f % P
Tinggi 32 100 32 100 0.000
Menengah
15
1
b. Hubungan Pendidikan Kader Posyandu Dengan penyuluhan kanker serviks
Tabel .6
Hubungan Pengetahuan Dengan Penyuluhan kanker Serviks Oleh
3.5 16 100 Dasar 12 100 12 100
Total
47
78.3
13
21.7 60 100
Kader Posyandu Di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh
Timur Tahun 2015
Setelah di lakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0.000 (p<0.05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kader dengan penyuluhan tentang kanker serviks.
Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015
40.9
Pengetahuan Penyuluhan Total Uji
Statistik
Dilakukan Tidak Dilakukan f % f % f % P
Baik 8 100 8 100 0.000
Cukup 30 100 30 100 Kurang
9
13
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 8 responden yang berpengetahuan baik seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 30 responden yang berpengetahuan cukup seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 22 responden berpengetahuan kurang hanya 9 responden (40.9%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks.
59.1 22 100 Total
47
78.3
13
21.7 60 100
Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2015)
Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2015) bahwa dari 32 responden yang berpendidikan tinggi seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 16 responden yang berpendidikan dasar ada 15 responden (93.8%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari
12 responden berpendidikan tidak ada penyuluhan tentang kanker serviks.
Setelah di lakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0.000 (p<0.05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan kader dengan penyuluhan tentang kanker serviks.
c. Hubungan Informasi Kader Posyandu Dengan penyuluhan kanker serviks.
Informasi Penyuluhan Total Uji
21.7 60 100
9 responden (40.9%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks.
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 8 responden yang berpengetahuan baik seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 30 responden yang berpengetahuan cukup seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 22 responden berpengetahuan kurang hanya
a. Hubungan Pengetahuan Kader Posyandu Dengan penyuluhan kanker serviks.
Penyuluhan Kanker Serviks yang dilakukan Kader di Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015.
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang pengaruh antara tingkat Pengetahuan, Pendidikan dan informasi dengan
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 43 responden yang pernah mendapatkan informasi seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 17 responden yang tidak pernah mendapatkan hanya 4 responden (25.3%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Setelah di lakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0.000 (p<0.05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara informasi kader dengan penyuluhan tentang kanker serviks.
Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2015)
13
Statistik
78.3
Tabel .6
Hubungan Informasi Dengan Penyuluhan kanker Serviks Oleh
Kader Posyandu Desa Alue Kumbang Kecamatan IDI Tunong Kabupaten
Aceh Timur Tahun 2015
76.5 17 100 Total
13
25.3
4
Tidak Pernah
Pernah 43 100 43 100 0.000
Dilakukan Tidak Dilakukan f % f % f % P
47 peroleh nilai P=0.000 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan kader dengan penyuluhan kanker serviks. Dengan kata lain pengetahuan kader sangat berpengaruh pada penyuluhan kanker serviks.
Hal yang demikian dapat terjadi dikarenakan minimnya pengetahuan mereka atau rendahnya pendidikan kader tentang kesehatan reproduksi wanita kususnya kanker serviks dan kurangnya minat mereka untuk mencari tahu informasi tentang kesehatan reproduksi wanita sehingga tidak adanya pengalaman-pengalaman pada kader, serta tidak adanya kegiatan seminar- seminar atau pelatihan-pelatihan khusu pada kader untuk memberikan penyuluhan tentang kanker serviks khusunya pada masyarakat setempat .
Cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penyuluhan umumnya memerlukan persiapan yang matang dalam menggunakan berbagai metode dan teknik berkomunikasi. Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar masyarakat yang dilihat dari segi pendidikan dan pola pikirnya, serta teknik komunikasi yang dapat menarik perhatian masyarakat tersebut agar penyuluhan yang dilakukan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi masyarakat yang telah disuluh tersebut menerima penyuluhan itu melalui tindakan yaitu ikut berpartisipasi memeriksakan kesehatan reproduksinya melalui tes pap smear . kedua kanker tersebut di negara berkembang adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif yang bertujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasif yang lebih lanjut. Kematian yang terjadi pada kedua kasus kanker tersebut pada negara berkembang dua kali lebih besar dibanding negara maju. Hal ini terjadi selain karena kurangnya program penapisan, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk pengobatan .
Sesuai dengan Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi.
Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa pengetahuan kader sangat berpengaruh terhadap penyuluhan yang kader berikan terutama kanker serviks di beberapa Desa di Kecamatan Jaya baru ada mendapatkan pelatihan tentang membrikan penyuluhan terutama tentang kanker serviks sehingga pengetahuan kader tentang kanker serviks terus berkembang karena kader mengikuti beberapa pelatihan tentang kesehatan dan juga pada saat penyampaian kepada msyarakat kader mampu menjawab pertanyaan dari masyarakat pada saat memberikan penyuluhan.
Posyandu Dengan penyuluhan kanker serviks.
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 32 responden yang berpendidikan tinggi seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 16 responden yang berpendidikan dasar ada 15 responden (93.8%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari 12 responden berpendidikan tidak ada seluruhnya (100%) tidak melakukan penyuluhan tentang kanker serviks.
Setelah di lakukan uji statistik di peroleh nilai P=0.000 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara pendidikan kader dengan penyuluhan kanker serviks. Dengan kata lain pendidikan kader sangat berpengaruh pada penyuluhan kanker serviks.
Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mepersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam konteks pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi mencakup jalur akademik (Sarjana, Magester, dan Doktor), maupun jalur profesional yang mempunyai jenjang diploma (D1, D2, D3. dan
D4) .
Pendidikan dalam penyuluhan mengarahkan agar individu atau dapat berperan aktif dalam kegiatan- kegiatan yang produktif. Dengan demikian maka kegiatan pendidikan penyuluhan ini harus terus menerus dilakukan secara bertahap agar tercapainya tujuan yang memuaskan dimana dengan penyuluhan sebagai proses pendidikan mampu mengembangkan kemandirian sasaran yaitu peserta penyuluhan .
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subyek dan objeck dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis di sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyampaikan suatu maksud dari suatu konsep yang ditetapkan, (Widyastuti dkk, 2009).
Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa pendidikan kader sangat berpengaruh terhadap penyuluhan yang kader berikan terutama kanker serviks semakin tinggi pendidikan yang diikuti kader semakin baik penyuluhan yang diberikan karena kader di Kecamatan Jaya ada merupakan pendidikan tinggi yaitu (DIII) kader- kader yang berpendidikan tinggi lebih baik dalam mengolah kata pada saat memberikan penyuluhan pada msayarakat sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti penyuluhan yang disampaikan.
c. Hubungan Informasi Kader Posyandu Dengan penyuluhan kanker serviks.
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 43 responden yang pernah mendapatkan informasi seluruh kader (100%) melakukan penyuluhan tentang kanker serviks. Dari mendapatkan hanya 4 responden (25.3%) yang melakukan penyuluhan tentang kanker serviks.
Setelah di lakukan uji statistik di peroleh nilai P=0.000 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara Informasi kader dengan penyuluhan kanker serviks. Dengan kata lain Informasi kader sangat berpengaruh pada penyuluhan kanker serviks.
Penyuluh adalah orang yang ahli dalam bidangnya atau seseorang yang dapat membawa pengaruh besar dalam lingkungan sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi sasaran untuk berperilaku positif dan santun. Untuk itu seorang penyuluh harus mengerti akan pentingnya komunikasi dalam memberi informasi agar benar-benar diserap oleh sasaran sehingga sasaran tahu untuk mengubah sikap, pendapat atau perilakunya dan meningkatkan pengetahuannya .
Penyuluh adalah orang yang ahli dalam bidangnya atau seseorang yang dapat membawa pengaruh besar dalam lingkungan sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi sasaran untuk berperilaku positif dan santun. Untuk itu seorang penyuluh harus mengerti akan pentingnya komunikasi dalam memberi informasi agar benar- benar diserap oleh sasaran sehingga sasaran tahu untuk mengubah sikap, pendapat atau perilakunya dan meningkatkan pengetahuannya .
Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman , dan intruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seoerti arti, pengetahuan, rangsangan mental
Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa informasi sangat berpengaruh dalam pemberian penyuluhan untuk masyarakat karena setiap informasi terbaru yang diterima kader posyandu terutama tentang kanker serviks, informasi tersebutlah yang akan kader posyandu berikan kepada masyarakat pada saat penyuluhan, kader-kader di Kecamatan Jaya Baru selalu mencari informasi-informasi terupdate terutama tentang kanker serviks agar pada saat penyuluhan dapat disampaiakan dan masyarakat juga tidak ketinggalan informasi terbaru terutama tentang kanker serviks.
KESIMPULAN
Setelah di lakukan penelitian dan uji statistic terdapat hipotesis yang berhubungan dengan Penyuluhan Tentang Kanker serviks yang dilakukan oleh kader posyandu, maka dapat di simpulkan :
1. Ada hubungan antara Pengetahuan kader dengan penyuluhan kanker serviks di mana P= 0.000 (P<0,05)
2. Ada hubungan antara Pendidikan kader dengan penyuluhan kanker serviks P= 0. 000 (P<0,05)
3. Ada hubungan antara Informasi kader dengan penyuluhan kanker serviks P= 0.000 (P< 0.05)
SARAN
1. Di harapakan bagi kader posyandu yang masih berpengetahuan rendah agar terus pada kader terus bertambah
4. Kristiani, 2010. Pemanfaatan terutama tentang kanker serviks. Pelayanan Posyandu http://lrc- Karena diharapkan setiap posyandu kmpk.ugm.ac.id kadernya mampu memberikan penyuluhan tentang kanker serviks
5. Tri Nugroho, A (2011). Wanita dan agar ibu-ibu di sekitarnya dapat deteksi dini kanker serviks (studi mencegah kanker serviks sebelum korelasi antara sikap dan norma terjadi. subjektif dengan intensi wanita
2. Bagi Tenaga kesehatan setempat dewasa dalam pemeriksaan deteksi di Kecamatan Jaya agar dini kanker serviks) 10 Maret 2014 terus memberi informasi http://sinaukomunikasi.wordpress.c informasi terbaru untuk om/2011/11/23/wanita-dan-deteksi- keader agar kader posyandu dini-kanker-serviks-studi-korelasi dapat memebrikan informasi terutama tentang kanker
6. Alimul Aziz, 2009. Metode serviks untuk masyarakat. Penelitian Kebidanan Dan Teknis
3. Bagi penelitian lain diharapakan Analisis Data. Jakarta: Salemba dapat mengambil Medika kesimpulan dalamkarya tulis ilmiah ini terutama judul
7. Adisasmito, 2009. Manajemen tentang pemberian Puskesmas Dan Partisipasi penyuluhan oleh kader Masyarakat Dalam Kegiatan posyandu tentang kanker Posyandu. http://lrc- serviks dengan mengambil kmpk.ugm.ac.id variabel lainnya.
8. Cahyo Ismawati, 2010. Posyandu
DAFRTAR PUSTAKA Desa Siaga Panduan Bidan dan
kader. Muha Medika. Yogyakarta
1. Haryono, 2009. Revitalisasi dan Pengembangan Posyandu Mandiri.
9. DepkesRI,2012.PelayananPosyandu darihttp://www.damandiri.or.id/file/ .http://bkkbn.go.id/news_detail. posyandumandiribab
10. Wilopo. (2010). Epidemiologi dan
2. Samadi, H. (2010). Kanker serviks : Pencegahan Kanker Leher Rahim 9 menegnali mencegah dan Maret 2014 http://chnrl.net/mkia- bagaimana anda menjalani kr/files/CaCervic-texfinal.pdf pengobatannya. Jakarta : Tiga Kelana
11. Depkes RI, 2011. Kader Posyandu Menuju Keluarga Sehat. Bakti
3. Intanghina, 2010. Peran Serta Ibu Husada Balita Dalam Kegiatan Penimbangan. http://intanghina.wordpress.com
Sistem Kesehatan. Surabaya: Bakti Husada
13. Aziz, F. et al. (2012). Deteksi dini
dan pencegahan kanker pada wanita. Jakarta : CV. Sagung Seto .
14. DEPKES RI. (2010). Deteksi kanker leher rahim. http://www.depkes.go.id/en/2104ea. htm
15. Muhammad Nazir, 2009. Metode Penelitian. Pustaka EGC 16. Niken Meilani dkk, 2011.
Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta
17. Widiyastuti, Y. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
18. Soekidjo Notoadmodjo, 2010.
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.