BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (EEDSM) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Serta Gambaran Histologi Pankreas Mencit (Mus Musculus L) Diabetes
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus diperkirakan diderita hampir 150 juta di dunia pada tahun 2000 dan terus meningkat seiring dengan waktu dan sebagian besar peningkatan itu akan terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah akibat kekurangan sekresi insulin baik absolut maupun relatif disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Keadaan tersebut lazim terjadi pada penderita diabetes sehingga bisa menyebabkan kerusakan serius pada sistem tubuh (WHO, 2012).
Di Amerika Serikat terdapat 25,8 juta atau 8,3% dari populasi yang menderita baik anak-anak maupun orang dewasa dengan 18,8 juta jiwa terdiagnosa dan 7,0 juta jiwa tidak terdiagnosa (NDIC, 2011). Di Indonesia diperkirakan berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado sekitar 6% dari jumlah penduduk sebanyak 200 juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai 12 juta jiwa (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan data 24417 orang responden berusia di atas 15 tahun, sebanyak 10,2% mengalami Toleransi Glukosa Terganggu (kadar glukosa 140- 200 mg/dl setelah puasa selama 14 jam dan diberi glukosa oral 75 g). Sebanyak 1,5% mengalami DM yang terdiagnosis dan 4,2% yang tidak terdiagnosis. DM lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering pada golongan dengan tingkat pendidikan dan status sosial rendah. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat dan Maluku Utara yaitu 11,1%; sedangkan kelompok usia penderita DM terbanyak adalah 55-64 tahun yaitu 13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan dengan risiko DM adalah obesitas (sentral), hipertensi, kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi sayur-buah kurang dari 5 porsi per hari (Depkes RI, 2007).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit diabetes sekitar 5,7% dan cenderung mengalami peningkatan seiring waktu (Depkes RI, 2008). Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan memiliki penderita DM sebanyak 21,3 juta jiwa dan menduduki peringkat keempat setelah Amerika Serikat, Cina dan India (Kemenkes RI, 2012). Hal ini menjadi tantangan bagi peneliti dan tenaga kesehatan untuk menekan laju prevalensi penyakit diabetes tersebut.
Pengobatan penyakit diabetes menggunakan obat per oral golongan sulfonilurea dan biguanida masih menjadi pilihan utama saat ini, namun memiliki efek samping yang tidak diharapkan. Di samping itu kajian-kajian ilmiah tumbuhan yang secara empiris berkhasiat hipoglikemik untuk menggantikan atau menurunkan efek samping obat sintetik telah banyak dilakukan (Rao, et al., 2010).
Dewasa ini sebagian masyarakat masih menggunakan obat tradisional, baik dalam bentuk sederhana yang diambil langsung dari alam maupun sediaan atau bungkusan yang sudah melewati proses produksi pada perusahaan atau industri jamu. Sumber terbesar dari bahan yang digunakan adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian sudah dikenal dan diketahui tumbuhan asalnya, dipelajari zat kandungan serta khasiatnya, namun masih banyak pula di antaranya yang belum diteliti sama sekali. Peranan bahan tumbuhan obat tetap penting baik di negara-negara yang sedang berkembang maupun di negara maju (Agoes dan Jacob, 1992).
Suatu tumbuhan obat memberikan manfaat secara ilmiah, terkait dengan penggunaan secara tradisional, maka peneliti merasa perlu untuk menyelidikinya secara eksperimental sehingga diperoleh data yang meyakinkan secara ilmiah, sehingga penggunaan tanaman tersebut sebagai obat dapat dijamin kebenarannya.
Mekanisme kerjanya yang tidak diketahui secara pasti dapat diteliti selanjutnya, namun dapat diperkirakan bahwa efeknya dalam menurunkan kadar gula darah sama seperti obat-obat hipoglikemia oral (Widowati, dkk., 1997).
Salah satu tanaman yang sering digunakan pasien DM sebagai obat yaitu sirih merah (Piper crocatum). Tanaman ini merupakan tanaman hias, yang kemudian berubah menjadi tanaman obat sejak diperkenalkan oleh Bambang Sudewo, seorang produsen tanaman obat di Blunyaherjo. Bagian tanaman yang banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit adalah daunnya (Sudewo, 2005).
Daun sirih merah digunakan secara tradisional bahkan keluarga kraton Jogjakarta menggunakannya untuk mengobati DM, hipertensi, leukemia, keputihan, dan kanker payudara (Werdhany dkk, 2008). Penelitian Salim (2006) menunjukkan bahwa dalam air rebusan daun sirih merah terkandung senyawa fenolik aktif golongan alkaloid, flavonoid, dan tanin. Golongan senyawa fenolik tersebut telah banyak diteliti peranannya sebagai senyawa antioksidan. Selain itu, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian air rebusan sirih merah dosis 20 g/kg BB selama 10 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 37,4%. Kemudian, penelitian mengenai toksisitasnya menunjukkan bahwa dosis 20 g/kg BB merupakan dosis yang aman untuk dikonsumsi (Salim, 2006).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk menguji lebih lanjut efek ekstrak etanol sirih merah (Piper crocatum) sebagai penurun kadar gula darah dengan pembanding metformin serta gambaran histologi pankreas terhadap mencit percobaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: a. apakah EEDSM mempunyai efek hipoglikemik terhadap mencit (Mus
muscullus L) diabetes yang diinduksi aloksan? b.
apakah efek hipoglikemik EEDSM sebanding dengan metformin pada mencit (Mus muscullus L) yang diinduksi aloksan? c. apakah EEDSM dapat memperbaiki simptom kehilangan berat badan mencit (Mus muscullus L) diabetes yang diinduksi dengan aloksan? d. apakah EEDSM dapat memperbaiki gambaran histopatologi pankreas mencit (Mus muscullus L) diabetes yang diinduksi dengan aloksan? e. apakah EEDSM dapat mempengaruhi bobot pankreas mencit (Mus
muscullus L) diabetes yang diinduksi dengan aloksan? f.
apakah EEDSM mempunyai efek preventif atau histoprotektor pada pulau langerhans pankreas mencit (Mus muscullus L) diabetes yang diinduksi dengan aloksan?
1.3 Kerangka konsep
Pada penelitian ini, untuk menginduksikan mencit diabetes digunakan aloksan, karena telah diketahui bahwa zat ini merusak sel
β pankreas sehingga
meningkatkan kadar gula darah mencit. Ekstrak etanol daun sirih merah diujikan untuk melihat pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah mencit diabetes serta perbaikan anatomi pulau langerhans pankreas (Gambar 1.1).
- logi Gula Darah (mg/dl) Pulau langer- hans
Aloksan Mencit Mencit KGD ↑ Mencit KGD ↑
Metformin Ekstrak Etanol Daun Sirih
Merah Mencit KGD ↓ Mencit KGD ↓
Variabel Bebas Variabel Terikat Histopro- tektor
Parameter Gula Darah (mg/dl) Gula Darah (mg/dl)
Pulau langer- hans Ekstrak
Etanol Daun Sirih Merah ? Mencit
D-Glukosa Mencit KGD ↑ Ekstrak Etanol
Daun Sirih Merah Mencit KGD ↓
Gula Darah (mg/dl) Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Dilanjutkan
Mencit Aloksan Mencit KGD normal
1 minggu Histopato
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sirih merah terhadap kadar glukosa darah serta gambaran histopatologi pankreas mencit (Mus musculus L) diabetes.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: a. mengetahui efek EEDSM terhadap mencit (Mus musculus L) diabetes.
b. mengetahui potensi hipoglikemia EEDSM pada mencit (Mus musculus L) diabetes, dibandingkan dengan metformin.
c. mengetahui kemampuan EEDSM memperbaiki simptom kehilangan berat badan mencit diabetes d. mengetahui gambaran histopatologi kelenjar pankreas mencit diabetes yang diberikan EEDSM e. mengetahui bobot kelenjar pankreas mencit diabetes yang diberikan
EEDSM f. mengetahui gambaran histoprotektor pulau langerhans pankreas pada mencit (Mus muscullus L) diabetes yang diberikan EEDSM.
1.5 Hipotesis
Tahapan hipotesis penelitian ini adalah: H0:
a. EEDSM tidak mempunyai efek hipoglikemia mencit diabetes b.
EEDSM memiliki potensi lebih kecil menurunkan kadar gula darah mencit diabetes dibanding metformin c.
EEDSM tidak memiliki aktivitas memperbaiki simptom kehilangan berat badan d.
EEDSM tidak memiliki potensi memperbaiki gambaran histopatologi kelenjar pankreas mencit diabetes e.
EEDSM tidak memiliki potensi memperbaiki bobot kelenjar pankreas mencit diabetes f.
EEDSM tidak memiliki kemampuan histoprotektor terhadap pulau langerhans pankreas mencit Ha:
a. EEDSM mempunyai efek hipoglikemia mencit diabetes b.
EEDSM memiliki potensi yang sama atau lebih besar menurunkan kadar gula darah mencit diabetes dibanding metformin c.
EEDSM memiliki aktivitas memperbaiki simptom kehilangan berat badan d.
EEDSM memiliki potensi memperbaiki gambaran histopatologi kelenjar pankreas mencit diabetes e.
EEDSM tidak memiliki potensi memperbaiki bobot kelenjar pankreas mencit diabetes f.
EEDSM memiliki kemampuan histoprotektor terhadap pulau langerhans pankreas mencit
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan referensi ilmiah tentang khasiat tumbuhan sirih merah dan acuan pengembangan agen antidiabetes yang berasal dari tumbuhan.