BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nutrisi Yang Dibutuhkan - Hubungan Pola Makan Vegetarian Terhadap Status Periodontal Di Maha Vihara Maitreya, Medan, Sumatera Utara.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi Yang Dibutuhkan
2.1.1 Karbohidrat Karbohidrat merupakan senyawa organik yang mengandung elemen hidrogen,
9
oksigen dan karbon. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi, memastikan suplai glikogen mencukupi, memproduksi asam amino tidak esensial dari protein, membantu metabolisme lemak, dan mempermudah pencernaan makanan. Jumlah
5
asupan yang direkomendasi untuk orang dewasa adalah 130 gr per hari. Antara sumber makanan yang menjadi sumber utama karbohidrat adalah susu, gandum,
10 buah-buahan, dan sayur-sayuran.
2.1.2 Protein Protein merupakan senyawa organik yang tersusun dari asam amino. Protein
9
mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Protein penting dalam pertumbuhan sel baru, memperbaiki sel, memproduksi senyawa esensial, meregulasi keseimbangan cairan, resistensi terhadap penyakit, bertindak sebagai transpor dalam
5
suatu mekanisme, dan sebagai sumber tenaga. Protein penting dalam memelihara kesehatan periodontal, menyembuhkan dan memperbaiki tisu selepas trauma atau pembedahan periodontal. Jumlah asupan protein yang direkomendasi bagi laki-laki dewasa adalah 56gr/hari dan wanita dewasa adalah 46gr/ hari. Tetapi ini tergantung besar tubuh dan level aktifitas dalam sehari. Jumlah asupan seseorang meningkat
9
pada periode pertumbuhan, pada ibu hamil dan ibu menyusui. Makanan sumber
5 protein adalah daging, ayam, kedelai, dan kacang-kacangan.
2.1.3 Lemak Lemak adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen dan
9
oksigen. Lemak terbagi kepada 3 tipe yaitu, trigleserida, fosfolipid dan sterol. Lemak merupakan sumber energi dalam tubuh manusia, melarutkan vitamin A, D, E, dan K, dan memperbaiki rasa enak pada makanan. Nilai asupan yang direkomendasi untuk orang dewasa adalah 20-35% tergantung penggunaan energi/aktifitas seseorang.
5 Antara makanan sumber lemak termasuk susu, ayam, telur, dan minyak.
2.1.4 Vitamin Vitamin A merupakan nutrisi organik yang dibutuhkan dalam kuantitas yang kecil. Vitamin tidak berperan sebagai suplai energi tapi membantu dalam proses
9 metabolisme dalam tubuh.
1. Vitamin A Vitamin A (retinoids) membantu menjaga kesehatan mata, kulit, menghindar
5
kanker, dan mempertinggi daya tahan tubuh terhadap infeksi. Malnutrisi vitamin A menyebabkan niktalopia (rabun malam), xerophthalmia, mukosa oral menjadi kering, glositis, kalsifikasi pulpa, hipoplasia enamel, kecacatan dentin dan mengalami masalah kulit seperti jerawat. Pada asupan vitamin A yang tinggi menyebabkan hipervitaminosis sehingga menimbulkan manifestasi seperti rambut rontok, mual dan
9,11
sakit kepala yang parah. Jumlah asupan yang direkomendasi untuk lelaki adalah 900µ g dan wanita adalah 700µ g. Orang dewasa jarang mengalami kekurangan vitamin A karena dapat disimpan di hati melainkan seseorang tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan secara adekuat. Vitamin A dapat diperoleh dari hati
5 sapi, hati ayam, kentang, wortel, bayam, dan telur.
2. Vitamin D Vitamin D bertindak sebagai hormon. Vitamin D membantu dalam absorpsi
5
dan meregulasi kalsium. Malnutrisi vitamin D menyebabkan penyakit riket di kalangan anak-anak, yaitu tulang yang tidak mengalami proses kalsifikasi sempurna
9,11
dan penyakit osteomalasia pada orang dewasa dan mudah fraktur. Jumlah asupan yang direkomendasi untuk orang dewasa adalah 40 IU. Tubuh manusia mampu memproduksi vitamin D secukupnya dengan terpapar dibawah sinar matahari, dan terdapat dalam berbagai jenis makanan. Contoh makanan sumber vitamin D adalah
5
minyak ikan, ikan sardin, susu, dan telur. Asupan vitamin D pada kadar tinggi menyebabkan hipervitaminosis yang terlihat timbulnya simptom seperti mual,
11 anoreksia, masalah konstipasi, poliuria dan kalsifikasi metastatis.
3. Vitamin E Vitamin E berperan dalam melindungi integritas membrana sel normal, mencegah hemolisis sel darah merah, meningkatkan respon imun pada orang tua, sebagai anti- oksidan, melindung vitamin A,C, β-karotin, dan asam lemak tak jenuh
5,11
dari oksidasi. Kekurangan asupan vitamin E menyebabkan hemolisis eritrosit dan
9
anemia. Jumlah asupan direkomendasi untuk individu dewasa adalah 15 mg kecuali pada ibu yang menyusui. Makanan sumber vitamin E adalah seperti sereal, tomat, ubi
5 jalar, dan kacang kiring.
4. Vitamin K
11 Vitamin K disebut sebagai vitamin anti-hemoragik. Vitamin K berfungsi
sebagai katalisator untuk sintesis pembekuan darah dimana bertindak sebagai mengekalkan level protrombin. Nilai protrombin rendah akan menyebabkan
5
gangguan pembekuan darah. Malnutrisi vitamin K menyebabkan pendarahan dan
9
pada wanita dapat mengurangkan massa tulang. Jumlah asupan yang direkomendasi untuk laki-laki adalah 120 µg dan wanita adalah 90 µg. Antara makanan sumber
5 vitamin K adalah bayam, brokoli, dan kol.
5. Vitamin C Vitamin C berperan dalam memproduksi kolagen yang berkait dengan penyembuhan luka, menguatkan tisu, mempromosi integritas kapilari, membantu produksi sel darah merah dengan meningkatkan absorpsi besi, meningkat respon
5 imun, dan bertindak sebagai anti-oksidan dalam banyak reaksi fisiologik.
Kekurangan asupan vitamin C menyebabkan terjadinya penyembuhan luka yang lambat, kulit menjadi kasar dan penyakit skurvi, yang ditandai dengan pembengkakan
9
dan pendarahan gingiva. Jumlah asupan direkomendasi untuk laki-laki adalah 90 mg dan 75 mg untuk wanita. Contoh makanan kaya vitamin C adalah buah-buahan sitrus
5,11 seperti jeruk, papaya dan jambu biji.
6. Vitamin B
1 Vitamin B 1 bertindak sebagai koenzim dalam metabolism energi untuk
5 membantu organ lain seperti otak, syaraf, otot dan jantung berfungsi seperti normal.
Malnutrisi vitamin B
1 menyebabkan oedema akibat gagal jantung kongestif dan penyakit beri-beri yang dapat memberi kesan buruk terhadap sistem kardiovaskular
9,11
dan sistem syaraf. Nilai asupan yang direkomendasi 1,1 mg per hari. Antara makanan yang mengandung vitamin B
1 adalah nasi putih, buncis, susu kedelai, dan
5 roti putih.
7. Vitamin B
2 Vitamin B 2 berperan sebagai koenzim dalam metabolism karbohidrat, protein,
dan lemak untuk menghasilkan energi, menjaga kesehatan mata, dan penting dalam
5
sintesis vitamin B
3 (niasin). Defisiensi vitamin B 2 dapat menyebabkan glositis, 9,11
angular cheilitis, anemia dan dermatitis pada telinga dan hidung. Jumlah asupan yang direkomendasi untuk laki-laki adalah 1,3 mg per hari dan wanita adalah 1,1 mg
5
per hari. Vitamin B 2 dapat diperoleh dari hati sapi, kacang kedelai, susu, dan bayam.
8. Vitamin B
3 Vitamin B 3 penting sebagai koenzim dalam produksi energi. Ia bertindak
dengan vitamin B
2 dalam produksi glukosa dan metabolismenya, metabolisme lemak
5
dan protein. Kekurangan vitamin B
3 menyebabkan gangguan pencernaan, kurang
selera makan, stomatitis, glositis dan penyakit pelagra yang ditandai dimensia,
9,11
dermatitis, diare dan kematian. Nilai yang direkomendasi untuk orang dewasa dalam asupan sehari-hari adalah 14-16 mg. Contoh makanan yang mengandung
5 vitamin B adalah daging sapi, ayam, kentang, dan susu.
3
9. Vitamin B
6 Vitamin B 6 berperan sebagai koenzim dalam metabolism protein, konversi
triptofan kepada niasin, sintesis hemoglobin, sintesis asam lemak esensial menjadi asam lemak tak jenuh, produksi energi dari glikogen, sintesis neurotransmitter dan
5
membantu sistem syaraf berfungsi dengan baik. Malnutrisi vitamin B
6 melemahkan
9 sistem imun, lelah, insomnia, dermatitis, anemia, angular chelitis dan glositis.
Jumlah asupan yang direkomendasi untuk orang dewasa adalah 1,1-1,7 mg per hari. Antara contoh makanan adalah gandum utuh, daging sapi, ayam, bayam dan kuning
5,11 telur.
10. Vitamin B
12 Vitamin B
12 berfungsi sebagai koenzim dalam sintesis asam nukleat,
metabolisme asam amino, asam lemak, karbohidrat, dan folat. Ia juga diperlukan dalam pembentukan dan regenerasi sel darah merah, sintesis mielin, dan membantu
5
system syaraf berfungsi dengan baik. Kekurangan nutrisi vitamin B
12 menyebabkan
terjadinya anemia pernisiosa, glositis, stomatitis, xerostomia, kehilangan tulang dan
9,11
gangguan sensori periferal. Nilai asupan yang direkomendasi bagi orang dewasa adalah 2,4 µg per hari. Vitamin B
12 terdapat dalam hati sapi, ikan salmon, susu, dan
5 telur.
11. Asam Folat Asam folat penting dalam sintesis RNA dan DNA, dan bersama dengan vitamin B
12 dan C dalam mengekalkan level kematangan sel darah merah yang
5
normal. Malnutrisi asam folat menyebabkan gangguan pembagian sel dan respon
9
imun, anemia megaloblastik, diare, glositis dan penyakit periodontal. Jumlah asupan yang direkomendasi adalah 400 µg untuk orang dewasa. Makanan seperti gandum
5 utuh, hati sapi, brokoli, dan jeruk mengandung asam folat.
12. Asam Pentotenik Asam pentotenik berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Ia juga penting dalam sintesis hormon. Asupan yang adekuat untuk orang dewasa adalah 5-12 mg per hari. Asam pentotenik terdapat pada makanan gandum
5,11 utuh, hati ayam, susu, dan brokoli.
13. Biotin Biotin berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat, protein,
5
dan lemak, mengekalkan homeostasis, dan regulasi dalam transkripsi gen. Malnutrisi biotin menyebabkan glositis, atropi papila, mukosa oral terlihat pucat, mual, sakit
9,11
otot, kurang selera makan, kulit bersisik, anemia dan insomnia. Asupan yang adekuat adalah 10-200 µg per hari. Makanan seperti kuning telur, hati, dan sereal
5 kaya dengan biotin.
2.1.5 Mineral
1. Kalsium Kalsium berperan dalam pembentukan tulang, dalam proses pembekuan darah, transmisi dalam rangsangan saraf, proses relaksasi dan kontraksi otot,
5
permiabilitas membran, dan terlibat dalam beberapa aktivitas enzim. Antara efek samping akibat malnutrisi kalsium adalah osteoporosis, tetanus kalsium, riket pada
9
anak-anak, dan tekanan darah tinggi. Jumlah asupan kalsium yang adekuat untuk orang dewasa adalah 1000 mg per hari. Kalsium bisa didapat pada susu, susu kedelai,
5 brokoli, dan daging sapi.
2. Fosfor Fosfor dibutuhkan dalam hampir semua metabolisme dalam tubuh, termasuk pemindahan dan pelepasan tenaga dalam bentuk adenosina trifosfat, pembentukan
5
fosfolipid, DNA, RNA, dan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein. Defisiensi nutrisi ini jarang terjadi, namun malnutrisi dari fosfor dapat menyebabkan
9
hipokalsifikasi tulang dan lemah otot. Jumlah asupan yang direkomendasi untuk orang dewasa adalah 700 mg. Fosfor terdapat pada susu, daging sapi, susu kedelai,
5 dan brokoli.
3. Magnesium Magnesium berperan dalam mengekalkan homeostasis kalsium, metabolisme
5
energi, aktivitas insulin, dan penggunaan glukosa. Kekurangan asupan magnesium dapat menyebabkan rasa mual, diare, tetanus, merasa lemah, penurunan tulang alveolar, hipoplasia enamel dan dentin. Jumlah asupan untuk laki-laki dewasa yang
9 direkomendasi adalah 400 mg per hari dan wanita dewasa adalah 310 mg per hari.
5 Kacang mete, bayam, dan jagung kaya dengan magnesium.
4. Fluor Fluor penting dalam menjaga kesehatan gigi sebelum dan selepas erupsi gigi. Jumlah asupan yang direkomendasi adalah 3-4 mg per hari. Zat fluor bisa didapat dari air minum yang berflour dan dari beberapa jenis makanan. Fluor terdapat dalam teh,
5 udang, dan nasi putih.
5. Natrium Natrium berperan dalam mengekalkan konsentrasi cairan tubuh yang normal, mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh, dan membantu transmisi ransangan
5
dalam saraf dan serat otot. Malnutrisi yodium menyebabkan otot menjadi kejang,
9
mental yang apatis, pusing, kurang selera makan dan mual. Jumlah asupan natrium yang adekuat untuk orang dewasa adalah 1500 mg per hari. Natrium terdapat dalam
5 roti bijian utuh(whole-grain), sayur-sayuran, buah-buahan, daging, dan ikan.
6. Klorida Klorida membantu natrium dalam menyeimbangkan konsentrasi cairan tubuh, keseimbangan tekanan osmotik dan eloktrolit, berperan dalam pencernaan protein,
5
dan memperbanyak absorpsi besi, kalsium, dan vitamin B
12 . Kekurangan asupan
9
klorida menyebabkan kejang otot, apatis mental, dan kurang selera makan. Jumlah
5 asupan yang adekuat adalah 2300 mg per hari. Sumber utama klorida adalah garam.
7. Kalium Kalium berperan dalam menjaga keseimbangan konsentrasi cairan dalam sel, membantu dalam kontraksi otot, membantu transmisi rangsangan saraf, dan memjaga
5
keseimbangan asam basa dalam tubuh. Defisiensi kalium menyebabkan hipokalemia,
9
tegang otot, kurang selera makan dan mengalami masalah pencernaan. Jumlah asupan yang adekuat untuk orang dewasa adalah 4700 mg per hari. Makanan seperti
5 kentang dan pisang kaya kalium.
8. Besi Zat besi merupakan komponen terpenting dalam hemoglobin selain terlibat dalam konversi β-karotin kepada vitamin A, sintesis kolagen, sintesis asam nukleat, penyingkiran lemak dalam darah, detoksifikasi obat dalam hati, dan memproduksi
5
antibodi. Kekurangan asupan zat besi menyebabkan anemia hipokromik dengan
9
resiko pendarahan dan mudah merasa lelah. Jumlah asupan yang direkomendasi untuk orang dewasa adalah 8-18 mg per hari. Zat besi bisa didapat dari ayam dan
5 bayam.
9. Seng Seng penting dalam pertumbuhan dan replikasi sel, pertahanan sistem imun, sintesis RNA, DNA, protein, pertumbuhan tulang dan metabolisme mineral. Jumlah asupan seng yang direkomendasi adalah 8-11mg per hari. Makanan seperti hati sapi,
5 kacang-kacangan, susu, dan telur mengandung seng.
10. Yodium Yodium berfungsi dalam produksi hormon tiroksin yang meregulasi kadar
5
metabolisme basal yang mampu mempengaruhi kebutuhan nutrisi lain. Malnutrisi dari yodium menyebabkan penyakit goiter dan kretinisme yang terjadi pada anak bayi dengan karakteristik seperti retardasi mental, protrusi abdominal, bibir tebal, dan
9,10 pembesaran lidah. Jumlah asupan yang direkomendasi adalah 150 µg per hari.
Antara sumber makanan alami yang mengandung yodium adalah makanan laut, dan
5 susu.
2.1.6 Serat Serat merupakan komponen makanan yang tidak larut karena enzim dalam
5
salur pencernaan manusia tidak mampu mencerna dan mengabsorpsinya. Serat membantu menyediakan massal yang dibutuhkan untuk menjamin peristalsis yang normal. Asupan serat rendah menyebabkan kanker usus besar dan penyakit
10
kardiovaskular. Jumlah asupan yang adekuat untuk lelaki dewasa adalah 38 gr per hari dan untuk wanita dewasa adalah 25 gr per hari. makanan seperti brokoli, jeruk,
5 apel yang kaya dengan serat.
2.2 Jumlah Asupan Makanan Vegetarian dan Non-Vegetarian 12,13 Tabel 1. Perbedaan jumlah asupan makanan vegetarian dan non-vegetarian.
Kelompok Makanan Vegetarian Non-vegetarian
Roti, sereal, nasi, pasta 6 – 11 hidangan 6 – 11 hidangan Sayur-sayuran 3 – 5 hidangan 3 – 5 hidangan Buah-buahan 2 – 4 hidangan 2 – 4 hidangan Daging, ikan, telur, dan kacang- 2 – 3 hidangan 2 – 3 hidangan kacangan Susu, yogurt, keju 0 – 3 hidangan 2-3 hidangan Minyak dan gula Digunakan secara Digunakan secara terbatas terbatas
2.3 Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Vegetarian
Pada vegetarian sering terjadi masalah defisiensi protein, vitamin B , vitamin
12
6 D, kalsium, seng, dan besi. Hasil penelitian Venti CA. dkk. menyatakan bahwa pada
vegetarian beresiko untuk berlaku defisiensi protein, vitamin B 12 , dan vitamin D. Status kalsium, seng, dan zat besi juga umumnya berkurang meskipun jumlah asupannya sama antara vegetarian dan non-vegetarian karena bioavailabilitas mineral
14 ini berkurang ketika mengamalkan diet vegetarian.
Menurut Kundu D dkk. melalui penelitiannya menunjukkan vegetarian
7
mempunyai status periodontal yang baik berbanding non-vegetarian. Diet vegetarian juga mempunyai kandungan yang tinggi dalam karbohidrat, serat, folat, vitamin C,
5
dan vitamin E. Pada penelitian Helman AD. dkk. membuktikan folat dan vitamin E
15
tinggi dalam diet vegetarian. Penelitian dari Janelle KC. dkk. menunjukkan karbohidrat, serat, dan vitamin C tinggi pada vegetarian berbanding pada non-
16 vegetarian.
2.4 Gambaran Klinis Gingiva Normal Dengan Gambaran Mikroskopis
2.4.1 Warna Warna gingiva yang normal adalah merah jambu (coral pink). Warna gingiva adalah dipengaruhi oleh pasok vaskular, ketebalan dan derajat keratinisasi epitel, dan keberadaan sel-sel yang mengandung pikmen (pikmen melanin). Warna gingiva bervariasi antar individu, dan tampaknya berkorelasi dengan pikmentasi pada kulit.
Artinya warna gingiva lebih gelap pada individu yang warna kulitnya gelap. Mukosa alveolar yang berbatasan dengan gingiva cekat berbeda sekali warnanya dari gingiva karena warnanya lebih merah. Hal ini disebabkan perbedaan struktur mikroskopisnya. Epitel mukosa alveolar adalah lebih tipis, tidak berkeratin, dan tidak mengandung
rete-peg . Disamping itu jaringan ikat mukosa alveolar tersusun lebih longgar dan
17
mengandung lebih banyak pembuluh darah.2.4.2 Besar Besar gingiva tergantung pada banyaknya elemen sel dan interseluler serta pasok vaskularnya. Bertambahnya besar gingiva akibat adanya perubahan jumlah elemen sel dan interseluler maupun pasok vaskular merupakan gambaran yang umum
17 dijumpai pada gingiva yang terinflamasi.
2.4.3 Kontur Kontur atau bentuk gingiva dipengaruhi oleh bentuk gigi geligi dan susunan gigi geligi pada lengkung rahang, lokasi dan besar area kontak proksimal, dan dimensi embrasur gingiva pada vestibular dan sisi oral. Gingiva bebas mengelilingi gigi seperti kerah baju dengan mengikuti pola seperti busur pada permukaan vestibular dan oral. Polanya menjadi seperti garis lurus apabila permukaan giginya relatif datar. Apabila gigi sangat konveks dalam arah mesio-distal (misalnya kaninus maksila atau gigi yang posisinya labio-versi), pola yang seperti busur akan semakin nyata dan posisi tepi gingiva bebas berada lebih ke apikal. Sebaliknya bila posisi gigi linguo-versi, tepi gingiva bebas menjadi datar dan menebal. Bentuk gingiva interdental dipengaruhi oleh kontur permukaan proksimal gigi serta lokasi dan bentuk embrasur gingiva. Bila permukaan proksimal mahkota gigi relatif datar dalam arah vestibular-oral, akar gigi rapat satu sama lain dan tulang interdental tipis dalam mesio-distal. Sebaliknya, bila permukaan proksimal gigi cembung, diameter gingiva interdental bertambah lebar. Tinggi gingiva interdental bervariasi tergantung pada
17 lokasi dari kontak proksimal.
2.4.4 Konsistensi Konsistensi gingiva yang normal adalah kaku dan lenting. Konsistensi gingiva cekat yang kaku adalah disebabkan oleh lamina proprianya yang mengandung banyak serat kolagen dan melekat ke mukoperiosteum tulang alveolar. Gingiva bebas meskipun tidak melekat ke tulang alveolar berkonsistensi kaku karena mengandung
17 serat-serat gingiva.
2.4.5 Tekstur Permukaan Tekstur permukaan gingiva cekat yang normal adalah seperti kulit jeruk
(stippled/stippling), sedangkan tekstur permukaan gingiva bebas adalah licin. Bagian tengah dari gingiva interdental mempunyai tekstur seperti kulit jeruk, sedangkan bagian tepinya licin. Pola dan perluasan stippling adalah bervariasi antar individu dan antar sisi pada satu individu. Stippling tidak begitu jelas pada permukaan oral, dan pada beberapa orang bisa tidak dijumpai. Stippling timbul sebagai akibat adaptasi gingiva untuk menerima fungsi, yang secara mikroskopis disebabkan oleh adanya
17 protuberansia (penonjolan) dan depresi pada permukaan gingiva.
2.4.6 Posisi Dengan posisi gingiva dimaksudkan level dimana tepi gingiva menempel ke permukaan gigi. Pada waktu gigi erupsi ke rongga mulut, tepi gingiva dan sulkus gingival berada pada puncak mahkota gigi, namun dengan terus erupsinya gigi posisi
17 tepi gingiva dan sulkus gingiva semakin dekat ke akar gigi.
2.5 Gambaran Klinis Gingiva Patologis Dengan Gambaran Mikroskopis
2.5.1 Gambaran Klinis Gingiva yang terinflamasi akan menjadi merah. Gingiva menjadi merah tua pada stase inflamasi akut dan merah kebiruan pada inflamasi kronis. Marginal gingiva tampak seperti menggulung dan papila interdental menumpul. Konsistensi gingiva berubah menjadi seperti oedema, lunak dan mudah koyak pada inflamasi akut dan keras pada stase kronis. Stippling hilang pada gingiva yang terinflamasi dan terlihat seperti permukaan berkilat. Marginal gingiva meninggi atau terjadi resesi
9 gingiva.
2.5.2 Gambaran Mikroskopis Gingiva menjadi merah karena lapisan epitel menipis, berkurangnya keratinisasi, pembengkakan subepitel salur darah atau proliferasi kapilari. Perubahan kontur terjadi akibat peningkatan cairan tisu (oedema) atau peningkatan elemen seluler (fibrosis). Gingiva berubah menjadi lunak dan mudah koyak karena adanya peninpisan lapisan epitel dan kehilangan keratin. Kehilangan keratin, penipisan epithelium dan akumulasi cairan tisu penghubung menyebabkan stippling pada permukaan gingiva hilang. Oedema dan proliferasi tisu dapat menyebabkan posisi gingiva tampak meninggi atau resesi gingiva akibat abrasi karena menyikat gigi atau
9 malposisi gigi.
2.6 Plak dan Higiena Oral
Plak dental adalah deposit lunak dalam bentuk biofilm berakumulasi ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat. Lingkungan biofilm tersebut penting artinya karena sering merugikan bagi mikroorganisme dan dapat mempengaruhi sifat-sifat bakteri yang ada disana. Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva yang berada pada atau koronal dari tepi gingiva dan plak subgingiva yang berada tepat pada tepi gingiva. Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan, atau kuning. Laju pembentukan plak dipengaruhi oleh faktor seperti higiena oral, dan faktor-faktor
17 pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva.
2.7 Pengaruh Diet Terhadap Status Periodontal
Terdapat 2 mekanisme yang menghubungkan diet dengan status periodontal yaitu, jenis tekstur makanan dengan penumpukan plak dan efek ketidakseimbangan
18 nutrisi pada jaringan periodontal.
2.7.1 Pengaruh Tekstur Makanan Terhadap Status Periodontal Mengunyah makanan yang keras, kasar, dan berserat seperti buah-buahan dan
5
sayur-sayuran, membantu menstimulasi aliran saliva. Laju aliran saliva pada lakto-
19
ovo-vegetarian lebih tinggi berbanding non-vegetarian. Peningkatan saliva dalam mulut akan meningkatkan kebersihan rongga mulut, dan mengurangkan retensi perlekatan sisa makanan. Akumulasi debris berkurang dengan berkurangnya sisa
5
makanan dalam rongga mulut. Berbagai buahan segar, setengah-masak, berair, dan
20
berserat dapat menurunkan indeks plak, salah satunya adalah apel. Apel disebut sebagai 'sikat gigi alami'. Meskipun mengkonsumsi apel tidak menggantikan keefektifan menyikat gigi dan flossing, tekstur berserat dari apel membantu menjadikannya sebagai pembersih alami untuk gigi ketika menyikat tidak dapat
21 dilakukan.
2.7.2 Pengaruh Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Jaringan Periodontal Terdapat perubahan metabolisme yang merugikan pada status nutrisi yang
18 rendah dan meningkatkan kerentanan terhadap masalah jaringan periodontal.
Kekurangan asam folat merusak respon imun dan ketahanan mukosa mulut
5
terhadap serangan organisme patogen. Pada asupan folat yang rendah dapat menyebabkan pendarahan gingiva dan dengan adanya asupan folat yang mencukupi
22
dapat mencegah berlakunya gingivitis. Folat dapat meningkatkan ketahanan gingiva
23 terhadap iritasi lokal dan mengurangkan peradangan.
Vitamin C berfungsi dalam menjaga kesehatan gingiva. Ia bertindak dalam meningkatkan mekanisme pertahanan pejamu dengan memastikan adanya aktivitas
5
optimal dari sel darah putih. Gingiva cenderung berdarah pada asupan vitamin C
24 yang rendah.
Pada asupan protein yang rendah menyebabkan keseimbangan nitrogen menjadi negatif dan tiada cadangan nitrogen yang mencukupi, menurunkan level protein dalam darah, dan mengurangkan resistensi jaringan periodonsium terhadap
5
infeksi. Pada asupan protein yang rendah dapat menyebabkan terjadinya inflamasi
25 gingiva.
2.8 Kerangka Teori
5. Vitamin E Rendah
Tekstur makanan Folat Vitamin C Protein
Indeks Plak, Indeks Gingiva) Ketidakseimbangan nutrisi pada jaringan periodontal
6. Besi Pengaruh diet terhadap status periodontal (OHIS,
5. Seng
4. Kalsium
3. Vitamin D
12
2. Vitamin B
1. Protein
Vegetarian dan non-vegetarian Nutrisi yang dibutuhkan
1. Karbohidrat
3. Folat
2. Serat
1. Karbohidrat
Tinggi
Ketidakseimbangan nutrisi
6. Serat
5. Mineral
4. Vitamin
3. Lemak
2. Protein
4. Vitamin C