Proposal KTI Nama RUTH MARIA NIM 1208250

Proposal KTI
Nama : RUTH MARIA

NIM

: 1208250089

JUDUL

“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Keluhan Wanita Menjelang
Menopause Pada Wanita Usia 30-40 Tahun”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perubahan pada saat menopause dapat berupa penurunan produksi
hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron dari indung telur. Keluhan
menopause sangat bervariasi pada wanita. Keluhan ini berupa insomnia, hot
flash, keluar keringat di malam hari, pusing, sakit kepala terus menerus, rasa
nyeri di persendian, rasa tertekan tanpa sebab, rasa sakit saat berhubungan

intim, vagina yang kering dan banyak lagi. Perubahan yang lebih nyata adalah
penyusutan fungsi sistem reproduksi, berkurangnya kekuatan otot, payudara
tidak kencang lagi, osteoporosis dan meningkatnya resiko penyakit jantung.
Adapun perubahan lain berupa gangguan psikologis, yaitu berupa khawatir,
takut, berpikir berulang-ulang, kewaspadaan yang berlebih, cemas dan
depresi.
Kecemasan pada setiap indivudu berbeda, ada yang ringan, sedang dan
ada juga yang berat, sehingga membutuhkan upaya penanganan untuk
mengatasi kecemasan yang dialami. Sebenarnya, berbagai upaya penanganan
yang ada hanya akan membuat wanita yang menjalaninya merasa reda dari
gejala yang dirasakan. Tetapi sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh kondisi
psikis atau suasana hati (Dwi Lestary, 2010).
Dari beberapa penelitian yang ada tentang wanita mengenai
menopause, Menurut Hesti (2009) kecemasan wanita menghadapi menopause
dengan kategori ringan sebesar 53,3%. Dan dari mereka memiliki respon yang
bermacam-macam terhadap datangnya masa ini, yaitu mengalami kecemasan,

depresi, stres, mudah marah (Wiknjosastro, 1997). Sedangkan menurut
Pittsburg (1996) didapat hasil 80,9% wanita menopause di dunia tidak
mengetahui tentang menopause.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah yaitu “ Apakah ada Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan
Keluhan Wanita Menjelang Menopause Pada Wanita Usia 30-40 tahun?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
1.3.2

tingkat pengetahuan dengan keluhan wanita menjelang menopause.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang tingkat pengetahuan dengan keluhan wanita
menjelang menopouse.
b. Untuk mengetahui karakteristik

wanita

dalam

menghadapi


menopause.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita tentang keluhan
menopause.
d. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan keluhan
wanita menghadapi menopause.
e.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Wanita Menopause
Hasil penelitian ini diharapkan wanita menopause dapat mengetahui
1.4.2

pengetahuan wanita tentang keluhan menopause.
Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dalam perkembangan ilmu

1.4.3

pengetahuan dan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.
Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam
melakukan penelitian, khususnya tentang keluhan dalam menghadapi

1.4.4

menopause.
Tenaga Kesehatan

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan petugas kesehatan
terutama Bidan dalam komunitas untuk memberikan informasi lebih
banyak tentang menopause.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadii memalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
pendengaran, penawaran rasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Sukidjo .N. A, 1960).
Pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh
alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan sebuah objek tertentu (Pudjawidjana, 1983).

Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah
dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali
sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi
apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai
(Ngatimin, 1990).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah
orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telingan (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa factor
yang dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non folmal, jadi

pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan seseorang maka
orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Tetapi perlu ditekankan
bukan

berarti

seseorang

yang

pendidikannya

rendah,

mutlak

pengetahuannya rendah pula. Karena pendidikan tidak mutlak diperoleh
2.1.2

dipendidikan formal, akan tetapi pendidikan non formal juga diperoleh.

Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (1993), Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan
yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, mendefinisikan menyatakan dan sebagainya. Contoh
dapat menyebutkan tanda – tanda kekurangan kalori dan protein pada
anak balita.
b. Memahami (Comprehesion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara

benar


tentang

objek

yang

diketahui.

Dan

dapat

menginterpertasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. Contoh dapat
menjelaskan mengapa kita harus makan – makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau kegunaan hukum –

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontek atau
situasi yang lain. Contohnya dapat menggunakan prinsip – prinsip,
siklus pemecahan masalah, dari kasus yang diberi.
d. Analisis (Analysis)
Analisi adalah suatu harapan untuk menjabarkan suatu materi atau
objek dalam komponen – komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitanya dengan yang lain.
Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti

dapat

menggambarkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

membedakan,

memisahkan,


e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan

kepada

suatu

kemampuan

untuk

menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan kemampuan untuk
menyusun,

merencanakan,

meningkatkan,

menyesuaikan


dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi dikaitkan dengan kemampuan – kemampuan untuk
melakukan identifikasi atau menilai penilaian terhadap suatu materi
atau suatu objek, penilaian – penilaian ini berdasarkan kriteria yang
2.1.3

telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria tak ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Umur
Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa umur merupakan
variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian
epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam
tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang
terakhir (Depkes, 2007).
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk
lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah
mengambil keputusan dan bertindak.
c. Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Seseorang yang tingkat ekonominya lebih tinggi akan lebih mudah

mendapatkan informasi karena kemampuannya dalam penyediaan
media informasi.
d. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2002).
Faktor pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang atau dengan kata lain pengetahuan
mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam
berperilaku. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan
tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, walaupun hubungan positif
antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku telah banyak
diperlihatkan.
2.1.4

Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut Soekidjo (2003) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Soekidjo (2005) cara untuk
memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu :
a. Cara Tradisional atau Non Ilmia
1. Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila
menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan
dengan coba-coba saja.
Bahkan sampai sekarang

pun

metode

ini

masih

sering

dipergunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak

mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
2. Cara kekuasaan atau otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh
agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini
adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang
mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan
penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya adalah
sudah benar.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu.
4. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
pikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mempu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia
telah menggunakan jalan pikirannya.
b. Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah

2.2 Menopause
2.2.1 Definisi Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti
yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani
yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini
merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi
karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium
(indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya
adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai
menopause pada umur 30-an (Sarwono P, 2008).
Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang
disebabkan hilangnya fungsi folikel-folikel sel telur (Safrina,2009).
Menurut Pakasi (2000), menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus
yang masih dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel telur.
Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap
wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Kondisi ini merupakan
suatu akhir proses biologis yang menandai berakhirnya masa subur
seorang wanita. Dikatakan menopause bila siklus menstruasinya telah
berhenti selama satu tahun. Berhentinya haid tersebut akan membawa
dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Retnowati,
2001).
Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh folikel indung
telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang lebih
cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan
folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang

dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH
(Folokel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar
estrogen perempuan akan meningkat pada masa pra menopause.
Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu tahun
sebelum periode menstruasi berakhir. Estrogen utama yang dihasilkan
dalam tubuh wanita adalah estradiol. Namun selama pra menopause,
estrogen yang dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen
yang dihasilkan didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar
progesteron mulai menurun tajam selama pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal utama di usia
ini, peran hormon – hormon tersebut yang berkaitan dengan kesehatan
tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat. Selain itu juga bermanfaat
untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur.
Baik

estrogen

maupun

progesteron

sama-sama

penting

untuk

mempertahankan lapisan kalogen yang sehat pada kulit.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menopause
merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai
menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul
2.2.2

lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan (Angila, 2010 )
Periode Menopause
Menurut Sarwono P (2003) ada tiga periode menopause, yaitu:
a) Klimaterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan
pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang

tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif
banyak.
b) Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya
menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila
telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium
umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
c) Senium
Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu
menyesuaikan

dengan

kondisinya,

sehingga

tidak

mengalami

gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami
berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagianbagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan
wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah
menopause seperti sebelumnya. Menopause mulai pada umur yang
berbeda pada orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah
sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause
pada umur 30-an, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause
2.2.3

tertunda sampai umur 50-an.
Tahap-tahap dalam Menopause
Menurut Sarwono P (2003), menopause di bagi dalam beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.
Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus
haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah
darah yang banyak, serta nyeri haid.

b. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause.
Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus
haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
c. Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam
tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada
menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur,
siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina,
perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi,
mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi,
2.2.4

serta depresi.
Perubahan pada masa menopause
Perubahan bahan pada masa menopause adalah perubahanperubahan yang bersifat drastis. Perubahan pada masa menopause itu
menyangkut perubahan organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan
fisik, maupun perubahan psikologis. Seorang yang berada pada masa
menopause, harus siap menjalani masa ini, karena masa menopause adalah
masa peralihan, yang biasanya seseorang mengalami masalah pada masa
transisi ini.
Menurut Lastiko (2004), perubahan yang terjadi selama masa
menopause adalah:
a. Perubahan Organ Reproduksi
Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid,
berbagai reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di
produksi, sehingga juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam
organ reproduksi.
b. Perubahan Hormon

Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan
timbulnya suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata
adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meski
perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi
perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun
organ reproduksi, juga psikis adalah perubahan hormon estrogen.
Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid
menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai terganggu.
Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat
rendahnya hormon estrogen.
c. Perubahan Fisik
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada
masa menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang
wanita. Keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari.
d. Perubahan Emosi
Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas
hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat
tergantung pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat
tergantung
2.2.5

pada

pandangan

masing-masing

wanita

terhadap

menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa menopause.
Tanda-tanda dan gejala menopaus
Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik
tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena
perubahan

psikologis.

Gejala-gejala

menopause

disebabkan

oleh

perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium

berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan
progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya
mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai
gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal.
Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh
secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi
pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba
dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika
menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009).
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala
menopause (Angila, 2010)
a. Ketidakteraturan siklus haid
Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur.
Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan
akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan
berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan.
b. Gejolak rasa panas (hot flash)
Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika
mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki
menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari
wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada
dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya warna
kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama
30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena
hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone).
Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti

diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah
menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan
estrogen

akan

mengenai

sistem

alfa-adrenergik

sentral

yang

selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas
LH.
Keluhan hot flushes mereda setelah tubuh menyesuaikan diri
dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 %
penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun.
Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi
dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90 % kasus.
c. Keluar keringat di malam hari
Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes.
Semua wanita akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin
sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain.
Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur
diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak membahayakan dan akan cepat
berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai
rasa sakit.
d. Kekeringan vagina
Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada
lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini
disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga
muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit
saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka
wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse

yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan
vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir.
Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang
vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat
kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing
(Angila, 2010).
e. Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika
mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis
terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2002).
f. Sulit tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi
hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat
malam.
g. Perubahan pada mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi
kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi
menjadi lebih mudah tanggal.
h. Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar estrogen

merupakan

penyebab

proses

osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit
kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah
berumur. Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah
menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses
penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2%
setahunnya.
i. Badan menjadi gemuk

Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang
biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku
makan yang sembarangan.
j. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita
menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting
yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan
terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan
protein di dalam tulang (osteoporosis).
k. Linu dan nyeri otot sendi
Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan
pembahasan kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan
sebelumnya.
l. Perubahan pada indra prasa
Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan
pada indra pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat
penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat
tanggal ( Angila, 2010).
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala
menopause (Angila, 2010)
a. Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,
namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam
b.

mengingat.
Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah

c.

di khawatirkan.
Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita
lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya
dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan
datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses
d.

mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.
Stres
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan
cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon
orang erhadap sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana

e.

perbedaan suasana hati dan emosi.
Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.
Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai

2.2.6

wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami
menopause
a. Usia saat haid pertama kali (menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya
hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang
wanita memasuki menopause.
b. Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga
mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut
beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih
muda, dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/bekerja
atau tidak menikah dan tidak bekerja.
c. Jumlah anak

Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan
menopause, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa semakin
sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka
memasuki masa menopause.
d. Usia melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua
seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia
menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Medical
center in Boston, mengungkapkan bahwa wanita yang masih
melahirkan di atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang
lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan
memperlambat

sistem

kerja

organ

reproduksi.

Bahkan

akan

memperlambat proses penuaan tubuh.
e. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis
hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang
menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau
tua memasuki usia menopause.
f. Merokok
Wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.
g. Sosial ekonomi
Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya dr Faisal
menyebutkan bahwa menopause kelihatannya dipengaruhi oleh aktor
status sosial ekonomi, di samping pendidikan dan pekerjaan suami.
Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang
2.2.7

bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala menopause

Menurut

Hartono

(2000),

terdapat

empat

faktor

yang

mempengaruhi gejala menopause, yaitu :
a. Faktor fisik dan psikologis
Perubahan-perubahan fisik maupun psikologis ini berhubungan
dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya
tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi, kecemasan serta
timbulnya perubahan emosi.
b. Faktor sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan,
dan
pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik akan mengurangi beban fisik
dan psikologis.
c. Faktor budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan mempengaruhi wanita untuk
dapat atau tidak menyesuaikan diri dengan masa ini.
d. Faktor lainnya
Wanita yang belum menikah, wanita karir baik yang sudah ataupun
belum berumah tangga akan mempengaruhi keluhan-keluhan yang
2.2.8

ringan.
Upaya-upaya menghadapi menopause
Berikut ini upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi
menopause :
a. Menjaga pola makan yang teratur dengan gizi yang seimbang. Asupan
vitamin dan mineral yang cukup, sangat baik untuk mencegah
osteoporosis dan kulit keriput, yang dapat mempengaruhi aktivitas
sehari-hari.
b. Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik, setidaknya jalan kaki.
c. Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengkonsumsi
alkohol.
d. Berpikir positif dan jangan panik atas perubahan pada bentuk. Semua
itu normal terjadi pada setiap perempuan.

e. Berkonsultasi dengan dokter jika menderita penyakit tertentu, supaya
mendapat pengobatan yang tepat dan aman. Juga apabila ingin
menggunakan terapi hormon, supaya mendapatkan dosis yang sesuai
kebutuhan (www.depkes.go.id, 2007).
2.3 Hubungan tingkat pengetahuan dengan keluhan wanita menjelang
menopause pada wanita usia 30-40 tahun
Pengetahuan akan membentuk kepercayaan dan akan memberikan
dasar bagi pengembangan selanjutnya dan menentukan sikap terhadap objek
tertentu. Pengetahuan yang luas menyebabkan seseorang lebih siap dan
matang dalam menjalani segala persoalan yang terjadi dengan baik. Kasdu
(2002) menyatakan bahwa pengetahuan yang cukup akan membantu wanita
memahami dan mempersiapkan dirinya menghadapi masa menopause dengan
lebih baik. Admin (2005) juga berpendapat bahwa wanita yang memahami
tentang menopause diharapkan wanita dapat melakukan upaya pencegahan
sedini mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa harus
mengalami keluhan yang berat.
Wanita menjelang menopause akan mengalami penurunan berbagai
fungsi tubuh, sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam
menjalani kehidupannya. Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu
berpikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya
alami, seperti halnya keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain.
Tentunya sikap yang positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi atau
pengetahuan yang cukup, sehingga ibu lebih siap baik siap secara fisik,
mental, dan spiritual (Kasdu, 2002).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analititic kuantitatif yaitu untuk mengetahui
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Keluhan Wanita Menjelang
Menopause Pada wanita 30-40tahun di SD Kristen Kalam Kudus Pekanbaru
Tahun 2014.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2. 1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SD Kristen Kalam Kudus Pekanbaru Tahun 2014.
Tempat penelitian ini dipilih karena populasi dan sampel terpenuhi.
3.2. 2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 23 Maret s/d selesai.
3.3 Populasi dan Sampel
3.8.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2006).
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir yang
parameternya akan diketahui melalui penelitian, tetapi tidak mungkin
semua subjek dalam populasi target akan diamati. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita yang berumur 30-40 tahun. Sedangkan

populasi aktual adalah populasi yang lebih kecil sehingga lebih
memungkinkan diukur untuk mendapatkan informasi tentang populasi
target (Taufiqurrahman, 2004). Populasi aktual dalam penelitian ini adalah
seluruh wanita yang berumur 30-40 tahun yang berada di SD Kristen
3.8.2

Kalam Kudus yang berjumlah 28 orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Besar

sempel berjumlah 28 orang.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total
Sampling yang mana metode pengambilan sampel dengan mengikut
sertakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian.
3.5 Kerangka Konsep
Variabel bebas
variabel terikat
3.6 Hipotesa
Tingkat pengetahuan
Keluhan wanita usia
Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan
tentang menopouse
30-40 tahun menjelang
menopouse
keluhan wanita menjelang menopose pada wanita usia 30-40
tahun.
3.7 Definisi operasional
3.7.1 Pengetahuan tentang menopause adalah banyaknya informasi yang
dimiliki oleh ibu yang berguna untuk menjawab pertanyaan mengenai
menopause. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi
oleh ibu. Skala data yang digunakan adalah skala ordinal dengan kriteria
penilaian :
Tinggi : jawaban benar 76 % - 100 %
Sedang : jawaban benar 56 % - 75 %
Rendah : jawaban benar < 56 %
(Nursalam, 2003)

3.7.2

Keluhan yang umum timbul pada wanita yang mengalami premenopause
adalah: Rasa panas di wajah, yang sering diawali oleh rasa mual dan sakit
kepala serta jantung berdebar-debar. Kulit pun terasa kering dan sukar
tidur (insomnia) atau tidur tak nyenyak.Kulit menjadi lebih sensitif dan
kering, termasuk di daerah vagina, yang membuat rasa nyeri pada saat
berhubungan suami istri. Perubahan kadar hormon juga menyebabkan
turunnya densitas tulang, sehingga timbul pengeroposan tulang atau
osteoporosis, yang meningkatkan resiko patah tulang. Selain itu, dapat
juga terjadi peningkatan kadar kolesterol darah yang harus diobati untuk
mencegah serangan jantung. Kadang timbul keluhan panas saat buang air
kecil, perubahan bentuk payudara serta badan menjadi gemuk.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh ibu
premenopause. Dengan pernyataan sejumlah k (jumlah aitem pernyataan
dalam kuesioner), jika skor individual ≥ ½k dapat diartikan favorable,
dikarenakan untuk memperoleh skor sebesar itu seorang responden harus
memberikan jawaban favorable pada setengah atau lebih jumlah
pernyataan. Jika skornya