LANDASAN TEORI KERANGKA BERFIKIR DAN PEN

Bagian VI
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pengertian Teori
Setiap penelitian selalu menggunakan teori.
Neuman (2003) “Researchers use theory differently in various types of
research, but some type of theory is present in most social research.”
Kerlinger (1978) “Theory is a set of interrelated construct (concepts),
definitions, and proposition that present a systematic view of phenomena
by specifing relations among variables, with purpose of explanning and
predicting the phenomena”.
Jadi teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena.

A. Pengertian Teori
Cooper and Schindler (2003) “A theory is a set of sysetematically
interrelated concepts, definition, and proposition that are advanced to
explain and predict phenomena (fact)”. Teori adalah seperangkat konsep ,

difinisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomen.
Mark (1963) membedakan ada 3 macam teori, yaitu teori yang :
1. Deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Induktif : cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist.
3. Fungsional : tampak interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.

A. Pengertian Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun
secara sistematik.
Jadi suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum.
Konseptualisasi atau sistem diperoleh melalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila
tidak dia bukan teori.

Secara umum teori mempunyai tiga fungsi :
1. Menjelaskan (explanation)
2. Meramalkan (prediction)
3. Pengendalian (control) suatu gejala.

B. Tingkatan dan Fokus Teori
Numan (2003) mengemukakan 3 level of theory :
a. Micro level theory : small slices of time, space, or a number of people.
The concept are usually not very abstract.
b. Meso-level theory : attempts to link macro and micro levels or to
operate at an intermediate level.
c. Macro level theory : concerns the operation of larger aggregates such
as social institutions, entire culture systems, and whole societies. It
uses more concepts that are abstract.

Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan
diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena
teori ini lebih fokus berlaku untuk objek yang akan diteliti.

B. Tingkatan dan Fokus Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua
peneliti harus berbekal teori.
Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus
sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun
instrumen penelitian .
Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.

B. Tingkatan dan Fokus Teori
Sesunguhnya teori sangat luas dan dapat disusun dalam
pohon teori pendidikan.
Teori pendidikan dapat tersusun dalam bentuk pohon ilmu
pendidikan. Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari :
ilmu-ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi,
antropologi, ekonomi.
Selain itu dikembangkan dari pengalaman empiris praktik
pendidikan disekolah dan luar sekolah. Cita-cita hidup, agama,
hukum, konstitusi, sejarah dan adat istiadat juga digunakan

sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pendidikan.

B. Tingkatan dan Fokus Teori
Teori-teori khusus pendidikan dibagi menjadi :
1. Teknologi pendidikan : managemen pendidikan, pengembangan
kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan.
2. Ilmu pendidikan. Terbagi menjadi ilmu pendidikan Makro dan Mikro.
 Ilmu pendidikan Makro : Ilmu pendidikan administrasi, komparatif,
historis dan kependudukan.
 Ilmu pendidikan Mikro, terbagi menjadi :

Ilmu mendidik khusus : ilmu persekolahan, ilmu pendidikan luar
sekolah, ilmu pendidikan luar biasa.

Ilmu mendidik umum : pedagogik teroritis, ilmu pendidikan
psikologis, ilmu pendidikan sosiologi, ilmu pendidikan
antropologi/etnografis dan ilmu pendidikan ekonomik.

B. Tingkatan dan Fokus Teori
Redja Mudyahardjo (2002) : sebuah teori pendidikan adalah

sebuah sistem konsep yang terpadu, menerapkan dan
prediktif tentang peristiwa-peristwa pendidikan.
Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik
tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan
sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna.

C. Diskripsi Teori
Dalam penelitian, diskripsi teori merupakan uraian sistematis
tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis
buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti.
Diskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variabelvariabel yang diteliti, melalui pendifinisian dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga
ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan
antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan
terarah.

C. Diskripsi Teori
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendiskripsian teori :
1.

2.
3.

Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyaknya dan relevan dengan variabel yang
diteliti.
Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan variabel yang
diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian,
permasalah, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).

4.

5.

6.

Cari definisi variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan sumber lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.

Baca seluruh topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi
setiap sumber data yang dibaca.
Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

D. Kerangka Berfikir
Kerangkan berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variabel yang akan diteliti. Apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara
terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan
(Suriasumantri, 1986).

E. Kerangka Berfikir
Variabel Y


Variabel Y

Membaca buku dan hasil
penelitian (HP)

Membaca buku dan hasil
penelitian (HP)

Deskripsi teori dan HP

Deskripsi teori dan HP

Analisis kritis thdp teori dan HP

Analisis kritis thdp teori dan HP

Analisis komparatif thdp teoriteori dan HP yang diambil

Analisis komparatif thdp teoriteori dan HP yang diambil


Sintesa/Kesimpulan
teori dan HP

Kerangka
Berfikir
Perumusan
Hipotesis

Sintesa/Kesimpulan
teori dan HP

F. Hipotesis
Hipotesis = jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis.

Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis
statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak
ada hipotesis statistik. (Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan
terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik).

F. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dinamakan Hipotesis Kerja (H1). Sebagai
lawannya adalah Hipotesis Nol (H0).
Hipotesis kerja (H1) disusun atas teori yang dipandang handal dan
dinyatakan dalam kalimat positif.
Hipotesis nol (H0) dirumuskan karena teori yang digunakan masih
diragukan kehandalannya dan dinyatakan dalam kalimat negatif.
Dalam hipotesis statistik yang diuji adlh (H0), hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara data sampel, dan data populasi. Yang diuji (H0)
karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan
populasi.

F. Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.

Dilihat dari tingkat eksplanasinya rumusan masalah ada 3 :
1. Deskriptif (variabel mandiri)
2. Komparatif (perbandingan)
3. Asosiatif (hubungan)

F. Hipotesis Diskripsi
Hipotesis Deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah
diskripsi, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh :
 Rumusan Masalah Diskripsi
Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK ?
 Hipotesis Diskriptif
H0 : Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari.
(angka 6 jam/hari merupakan angka hasil pengamatan sementara).

H1 : Daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 600jam. “Tidak sama dengan” ini bisa
berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.

 Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
Ho : µ = 6 jam/hari
H1 : µ ≠ 6 jam/hari
µ = nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui
sampel.

F. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif. Artinya variabelnya sama, populasi dan sampel
berbeda serta waktu yang berbeda.
Contoh :
 Rumusan Masalah Komparatif
Bagaimanakan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X bila
dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Y ?
 Hipotesis penelitian Komparatif 1
Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X
dengan Perguruan Tinggi Y
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X
dengan Perguruan Tinggi Y
 Hipotesis Statistik
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

F. Hipotesis
Komparatif
Lanjutan
Hipotesis penelitian komparatif 2:
Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil atau sama dengan Perguruan
Tinggi Y
H1 : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar dari pada Perguruan Tinggi Y.
Hipotesis Statistik
Ho : µ1 ≤ µ2
Ho : µ1 > µ2
Hipotesis penelitian komparatif 3:
Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar atau sama dengan Perguruan
Tinggi Y
Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil daripada Perguruan Tinggi Y.
Hipotesis Statistik
Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2

F. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang bersifat inferensial. Artinya apakah ada atau tidak pengaruh serta
hubungan diantara dua atau lebih variabel penelitian, yang berasal dari data
sampel untuk mengeneralisasikan populasi penelitian.
Contoh :
 Rumusan Masalah Asosiatif
Apakah ada pengaruh penguasaan kosakata bahasa Inggris terhadap
kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas X SMA Putera?
 Hipotesis penelitian
Ho : Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata bahasa Inggris terhadap
kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas X SMA Putera.
Ha : Ada pengaruh penguasaan kosakata bahasa Inggris terhadap kemampuan
berbicara bahasa Inggris siswa kelas X SMA Putera
 Hipotesis Statistik
Ho : ρ ≠ 0
Ha : ρ > 0