PEMBELAJARAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN BAHASA INDONESIA :
ANALISIS KONTRASTIF
untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Linguistik Terapan
Diampu oleh Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo
Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737
ILMU LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
PEMBELAJARAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB ; ANALISIS
KONTRASTIF
Latar Belakang
Bahasa sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir sehingga sistem bahasa yang
berbeda akan melahirkan pola pikir yang berbeda pula. Bruner (dalam Handriawan, 2012:139)
menyatakan
bahwa bahasa
adalah
alat
pada manusia
untuk mengembangkan
dan
menyempurnakan pemikiran. Sehingga, pengaruh bahasa itu bisa menyebabkan pada pengaruh
masyarakat yang mempelajarinya, misalnya: pengaruh bahasa Arab. Bahasa Arab bagi
masyarakat di Timur Tengah merupakan bahasa pendidikan, kebudayaan, pergaulan sehari-hari,
transaksi ekonomi, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak diragukan lagi karena mereka lahir,
dan dibesarkan dalam lingkungan yang memakai bahasa Arab. Jadi, bahasa Arab merupakan
bahasa pertama mereka sehingga tidak ada kendala yang cukup dalam mempelajari dan
memahami bahasa Arab.
Bagaimana keadaan bahasa Arab yang berada di Indonesia? Kondisi ini mungkin berbeda
meskipun masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Bahasa Arab merupakan bahasa
kedua atau mungkin bisa menjadi bahasa ketiga dan keempat setelah bahasa ibu. Hal itu dapat
menuai masalah untuk mempelajari dan memahami bahasa Arab. Pada satu dimensi banyaknya
kata-kata serapan dalam dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab akan
memberikan keuntungan dan kemudahan bagi kita dalam mempelajari bahasa Arab sebagai
bahasa kedua. Akan tetapi, dalam hal ortografi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab menjadi
kendala tersendiri karena berbeda. Selain itu, perbedaan struktur baik dari aspek morfologi,
sintaksis dan semantiknya akan perbedaan dan persamaannya.
Hakuta dan Cancino (1977) memberikan survey yang menarik dari cara di mana sudut
pandang kita pada peserta didik telah berubah dari waktu ke waktu. Mereka membedakan empat
pendekatan yang berbeda: analisis kontrastif, analisis kesalahan, analisis kinerja dan analisis
wacana. Sehingga pada tulisan ini akan dibahas salah satunya yaitu tentang analisis kontrastif
untuk membantu pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Arab.
Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif sangat membantu untuk sarana mengefisiensikan dan mengefektifkan
pembelajaran bahasa. Analisis kontrastif berkaitan dengan perbandingan struktur dua bahasa
untuk menemukan persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaannya baik dari aspek
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantiknya. Pada analisis ini bertujuan untuk membantu
dalam perencanaan pengajaran bahasa, penyusunan bahan pengajaran, penyusunan tata bahasa
pedagogis, metode pengajaran bahasa kedua dapat berjalan dengan baik dan mengurangi
kesalahan-kesalahan berbahasa karena perbedaan bahasa.
Setiap bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur dan maknanya. Begitupun
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Kedua bahasa itu memiliki persamaan dan perbedaan
struktur menurut kaidah masing-masing. Sehingga, untuk memudahkan dan menggambarkan
masalah yang dihadapi oleh para pembelajar bahasa kedua
dapat diadakan perbandingan
diantara bahasa pertama dan bahasa kedua. Pada tulisan ini akan dibahas tentang kontrastif
antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yang meliputi:
1. Kata Kerja (Verba)
Tabel 1: Kata Kerja
Bahasa Indonesia
Asal
Bahasa Arab
Pergi
Makan
Duduk
فعل ماض
(fi’il madhi)
Past tense
Kata
فعل
(fi’il
Kerja
مجرد
(mujarrod
)
مزيد
(mazid)
)
Turunan
Mendarat
Membaca
Bertemu
Berjalanjalan
Naik haji
فعل مضارع
fi’il )
مجرد
(mujarrod
(’mudhori
Continous
)
tense
كتتب
عللم
حسسن
مزيد
(mazid)
أكرم
قاتل
دررج
تباعد
تكرسر
عد
تو ر
إستغفر
إحلولى
إحمارر
ب
يكتس س
يعل تسم
يحلسب
تيكرم
يقاتل
يدررجج
يتباعد
يتكسر
يتوعد
سيتغفر
يحلولى
يحمارر
Kata kerja dalam bahasa Indonesia bentuknya yaitu: ada yang dibentuk tanpa afiks, ada
yang dengan afiks ( me- , ber, ), reduplikasi dan majemuk. Sedangkan dalam bahasa Arab yaitu
fi’il madhi (past tense) dan fi’il mudhori’ (continous tense) . Pada fi’il madhi (past tense) dan
fi’il mudhori’ (continous tense) masing-masing berbentuk mujarrod ( tanpa tambahan) dan
mazid (dengan tambahan). Dalam bahasa Arab bentuk kata kerja yaitu ada yang dibentuk tanpa
afiks dan dengan afiks.
2. Kata Benda (Nomina)
Tabel 2: Kata Benda
Bahasa Indonesia
Kata
benda
Bahasa Arab
Murid
مذكر
( مفردmufrod)
طالب
Murid-murid
(mudzakar)
Tunggal
والد
Bunga
Laki-laki
( تثنيةtasniyah)
طالبان
doubel
والدين
( جمعjamak)
طلب أو طالبون
Kursi
Buku
إسم
Kupu-kupu
(ism)
Pintu
Kata
Meja
benda
Plural
مؤنث
( مفردmufrod)
(muannast)
Tunggal
perempuan
( تثنيةtasniyah)
طالبة
طالبتان
Doubel
( جمعjamak)
طالبات
Plural
Kata benda dalam bahasa Arab membedakan antara gender dan jumlah. Aspek yang
membedakan mudzakar (maskulin), muannast (femina), mufrod (tunggal), tastniyah (doubel),
dan jamak (plural). Bentuk kata benda dalam bahasa Arab diantaranya: ada tambahan ta’
marbutoh (penanda femina) ketika menunjukkan femina tunggal, ada tambahan alif dan nun atau
ya’ dan nun ketika menunjukkan laki-laki atau perempuan dan doubel, tambahan wawu dan nun
ketika menunjukkan laki-laki plural dan tambahan alif dan ta’ ta’nist ketika menunjukkan
perempuan plural. Sedangkan kata benda dalam bahasa Indonesia tidak memperhatikan gender
dan jumlah. Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan jumlah plural ada
yang dibentuk dengan reduplikasi penuh dan penambahan kata yang disebut dengan kata
penyukat, misalnya : seikat sawi, setumpuk buku dan lain sebagainya.
3. Artikula (Al-Munada)
Tabel 3 : Artikula
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Sang
artikula
Hang
bersifat gelar.
yang
أي
أ
Sri
أيا
Dang
هيا
Para
Kaum
Jarak orang yang dipanggil dekat.
Jarak orang yang dipanggil jauh
yang
ا
mengacu ke makna
يا
Netral (dekat, pertengahan, jauh).
وا
Orang yang dipanggil adalah orang
Artikula
kelompok.
Yang
Si
Artikula
yang
menominalkan.
yang disukai.
Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina dalam bahasa Indonesia ada
tiga kelompok artikula yaitu: yang bersifat gelar, yang mengacu ke makna kelompok dan yang
menominalkan (Alwi dkk, 2014:311). Jadi, dalam bahasa Indonesia artikula memperhatikan
jumlahnya. Sedangkan dalam bahasa Arab penanda artikula ada tujuh dan dibagi sesuai dengan
jarak orang yang dipanggil dan ada satu penanda untuk orang yang dipanggil termasuk orang
yang disukai atau disayangi. Jadi, dalam bahasa Arab harus memperhatikan jarak orang yang
dipanggil.
4. Kata Depan atau Preposisi
Tabel 4: Kata Depan
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Menunjukkan Arti
Preposisi
Preposisi
الباء
di
Jenis
Keterangan
اللصاق
الظرفية
الستعانة
المصاحبة
ke
السببية و
معنى "من"
dari
التعليل
التبعيضية
التعدية
معنى "عن"
القسم
الستعلء
العوض
التأكيد
Tempat
(di) dalam
pada
البدل
البتداء
البدل
التبعيض
الظرفية
dalam
البيان
السببية
se-
التأكيد
معنى "عن"
sebelum
النتهاء
من
إلى
pada
sesudah
المصاحبة
selama
معنى "عند"
sepanjang
للنتهاء كإلى
المجاوزة و البعد
التعليل
معنى "بعد"
معنى "من"
معنى "على"
معنى البدل
الستعلء
معنى "مع"
حتى
Waktu
dengan
Alat
عن
على
agar / supaya
Tujuan
معنى "في"
معنى "لمن"
untuk
معنى "عن"
معنى الباء
bagi
معنى اللم
الستدراك
demi
الظرفية
المقايسة
السببية
معنى الباء
secara
معنى "مع"
معنى "إلى"
dengan cara
في
الستعلء
dengan
Cara
dengan jalan
الكاف
التشبية
معنى "على"
التعليل
التوكيد
الملك
الستغاثة
الختصاص
التعجب
bagaikan
شبه الملك
الصيرورة
laksana
التبيين
السعلء
التعليل و
الوقت
dengan
Penyerta
bersama
beserta
السببية
اللم
seperti
Perbandingan /
kemiripan
معنى "مع"
التوكيد
معنى "في"
التقوية
انتهاء الغاية
القسم
معنى "من"
الواو
karena
التاء
sebab
مذ
sebab
منذ
Kesalingan
saling
ب
سر ر ت
للتقليل
للتكثير
خل
للستثناث
عدا
حاشا
كي
"معنى "اللم
متى
"معنى "من
لعرل
عقيل
Bentuk kata depan atau preposisi dalam bahasa Indonesia ketika menunjukkan salahsatu
makana maka bisa menggunakan beberapa preposisi. Sedangkan dalam bahasa Arab dengan satu
preposisi bisa menunjukkan arti yang bermacam-macam. Bentuk-bentuk preposisi pada tabel 5
dalam bahasa Arab termasuk preposisi tunggal (monomorfemis). Selain itu, pada bahasa Arab
juga memiliki preposisi turuanan (polimorfemis) misalnya: ( من قبلmin qobli) : dari sebelum, بعد
( منmin ba’di): dari sesudah dan sebagainya. Struktur sintaksis preposisi dalam bahasa Arab dan
bahasa Indonesia memiliki persamaan yaitu terletak didepan kata benda (nomina).
5. Kata Sifat (Adjectiva)
Tabel 5: Kata Sifat
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Manis
( الماهرal maahiru) : Pandai
Penakut
( كبيرkabirun) : Besar
Cantik-cantik
( أحمرahmaru) : Merah
Keras kepala
( الذاكيadz dzakiyu) : Cerdas
Cantik jelita
( جاملjaamilun) : Tampan
Kacau balau
( جاملةjaamilatun) : Cantik
Bentuk kata sifat dalam bahasa Indonesia yaitu monomorfemis, ada yang berbentuk
nomina tetapi sering dipakai sebagai kata sifat, dengan pengulangan, dengan memadukan
adjektiva dengan kata lain dan paduan antara adjektiva dan adjektiva yang lain. Pada susunan
sintaksis kata sifat dalam bahasa Indonesia terletak setelah kata benda, contohnya: Adi makan
buah yang manis. Sedangkan bentuk kata sifat dalam bahasa Arab yaitu ada yang afiks alif dan
lam dan ada yang tidak ada tambahan. Pada susunan sintaksisnya sama dengan dalam bahasa
Indonesia yaitu setelah kata benda, tetapi dalam bahasa Arab antara yang disifati dan yang
mensifati
harus
sesuai
dalam
hal
gender
(femina
dan
maskulin)
dan
jumlah
(tunggal,doubel,plural) misalnya :
طالب ماهر يقرأ الكتاب
Tholibun maahirun yaqrou al-kitaaba.
Siswa yang pandai sedang membaca buku.
Penjelasan طالب ماهرyaitu طالب: nomina tunggal laki-laki (yang disifati) , dan ماهر: kata sifat
tunggal laki-laki (yang mensifati).
6. Kata keterangan (adverbia)
Tabel 6: Kata Keterangan
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Adverbia
Adverbia
tunggal
dasar
Amat
Al-majrurat
genitif.
Agaknya
berafiks
Al-mansubah
ulang
datif.
Malam-malam
At-tawabi’
gabungan
Amat sangat
sebelumnya.
Al-khal
Belum... lagi
berdampingan
Kata yang disebutkan untuk
menjelaskan keadaan.
Belum pernah
Tidak
Kata yang
mengikuti
Sebaik-baik
berdampingan
Kata yang
berkasus
Akhirnya
Adverbia kata
kata yang
berkasus
Bahkan
Adverbia
Adverbia
Al-mukammalat
Maf’ul muthlaq
Kata
benda
setelah
Hanya....saja
kata
bermakna
biasanya
yang
kerja
jatuh
dan
memperkuat
ditandai dengan
kata “dengan”.
Adverbia
konjungtif
Adverbia
pembuka
wacana
Akan tetapi
Kcuali itu
Maf’ul fiih
Kata benda yang biasa
disebut dengan dzaraf (kata
keterangan)
Adapun
Akan hal
Bentuk adverbia dalam bahasa Indonesia ada yang berbentuk monomorfemis dan
polimorfemis. Adverbia yang polimorfemis dapat dibentuk melalui: 1) dengan mengulang kata
dasar, 2) dengan mengulang kata dasar dan menambahkan sufiks –an, 3) dengan mengulang kata
dasar dan menambahkan gabungan afiks se- + -nya, 4) dengan menambahkan gabungan afiks se
—nya pada kata dasar, 5) dengan menambah –nya pada kata dasar (Dardjowidjojo, 1988:224).
Sedangkan dalam bahasa Arab konsep adverbia tidak tersegmentasikan secara eksplisit dalam
etimologi atau part of speech. Tetapi, adverbia dalam bahasa Arab berupa kategori gramatikal
dari nomina, frase nominal, pronomina, atau adjektiva yang memperlihatkan hubunganya dengan
kata lain.
7. Kata Sambung atau Konjungtor
Tabel 7: Kata Sambung
Bahasa Indonesia
Jenis kata
Macam-macamnya
Bahasa Arab
Macam-macamnya
sambung
Konjungtor
koordinatif
Konjungtor
korelatif
Jenis kata
sambung
Dari
و
Kharfu al-athfi
Serta
ف
(konjungtor)
Atau
ثم
Tetapi
أو
Melainkan
حتى
Padahal
أم
Sedangkan
بل
Baik..... maupun....
Tidak hanya.... tetapi juga.....
Bukan hanya.... melainkan juga..
Demikian.... sehingga.....
Janganka... pun.....
لكن
ل
Konjungtor
subordinatif
Konjungtor
antar kalimat
Sejak
الذي
Semenjak
اللذين أو الذان
Selama
التي
Setelah
اللتان أو اللتين
Hingga
اللت أو اللتي
Sampai
اللء أو اللئي
Agar
اللى أو اللء
Biarpun demikian/ begitu
من
Sekalipun demikian/ begitu
ما
Walaupun demikian/ begitu
ال
Meskipun demikian/ begitu
ذو
Sesudah itu
أي
Sesungguhnya
ذا
Ismu al-mausul alkhas
(exclusive relative
noun)
Al-ismul mausul almusytarok
( general relative
noun)
Kata konjungtor atau kata sambung dalam bahasa Indonesia ada yang hanya dapat
berfungsi sebagai preposisi, ada bentuk yang hanya berfungsi sebagai konjungtor dan ada bentuk
yang dapat berfungsi baik sebagai preposisi maupun sebagai konjungtor (Alwi dkk, 2014:302).
Pada bahasa Arab konjungtor ada dua yaitu kharfu al-atfi dan al-ismul mausul. Perbedaan
dengan konjungtor bahasa Indonesia adalah dalam bahasa Arab ada konjungtor yang
memperhatikan gender dan jumlah yaitu al-ismul mausul al-khas (exclusive relative noun),
misalnya al-ladzi berfungsi untuk maskulin jumlahnya tunggal sedangkan al-ladzani untuk
maskulin
jumlahnya doubel dan sebagainya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak
memperhatikan itu. Tetapi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki fungsi yang sama
yaitu untuk menghubungkan dua satuan bahasa.
8. Kata Bilangan atau Numeralia
Tabel 8: Kata Bilangan
Bahasa Indonesia
Numeralia
Numeralia
Pokok
pokok tentu
Bahasa Arab
Nol
واحدة
واحد
مفرد
أصلى
Satu
اثنتان
اثنان
(Mufrad )
asli
Sebelas
ثلثة
ثلث
Untuk
Dua belas
أربعة
أربع
Seratus
خمسة
خمس
Kesatu
إحدى عشرة
أحد عشر
مركب
Kedua
اثنتاعشرة
اثناعشر
Murakkab
Ketiga
ثلثة عشرة
ثلث عشر
Untuk
Keempat
أربعة عشرة
أربع عشر
Kelima
خمسة عشرة
خمس عشر
bilangan
1-10
Dua ribu
Numeralia
pokok
kolektif
Numeralia
pokok
distributif
bilangan
11-19
Satu-satu
(20) عشرون
عقود
Dua-dua
(30) ثلثون
uqud ‘
Empat-empat
(40)أربعون
Lima-lima
(50)خمسون
Enam-enam
(60) ستون
معطوف
واحد و عشرون
احدى و عشرون
Banyak
Ma’thuf
اثنان و عشرون
اثنتان و عشرون
Berbagai
ثلثة و عشرون
ثلث و عشرون
Berbagai
أربعة وعشرون
أربع و عشرون
Beberapa
خمسة و عشرون
خمس و عشرون
Semua
ترتيبي
مفرد
أول
أولى
Eka-
tartibi
mufrad
ثان
ثانية
Dwi-
ثالث
ثالثة
Tri-
رابع
رابعة
Catur-
خامس
خامسة
Panca-
مركب
الحادى عشر
الحادية عشرة
lusin
Murakkab
الثانى عشر
الثانية عشرة
kodi
الثالث عشر
الثالثة عشرة
meter
الرابع عشر
الرابة عشرة
gram
الخامس عشر
الخامية عشرة
ons
عقود
عشرون
Kesatu
‘ uqud
ثلثون
Kedua
أربعون
Ketiga
خمسون
ستون
keempat
kelima
Numeralia
pokok
tertentu
Numeralia
pokok
klitika
Numeralia
ukuran
Numeralia tingkat
Numeralia pecahan
Seperdua
حادية و عشرون
واحد و عشرون
معطوف
Sepersepuluh
ثانية و عشرون
ثان و عشرون
Ma’thuf
Tiga perlima
ثالثة و عشرون
ثالث و عشرون
Dua setengah
رابعة و عشرون
رابع و عشرون
Setengah
خامسة و عشرون
خامس و
Dua ekor
Frasa nominal
Lima orang
Tiga buah
Satu ikat
سادسة و عشرون
سابعة و عشرون
ثامنة و عشرون
تاسعة و عشرون
Empat
karung
عشرون
سادس و
عشرون
سابع و عشرون
ثامن وعشرون
تاسع و عشرون
Perbedaan numeralia antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yaitu bahasa Indonesia
membagi menjadi tiga yaitu : Numeralia pokok, numeralia tingkat numeralia pecahan, dan frasa
numeralia. Pembagian itu didasarkan jika numeralia pokok, yang memberi jawab atas pertanyaan
“Berapa?” dan nemeralia tingkat, yang memberi jawab atas pertanyaan “Yang Beberapa?” (Alwi
dkk, 2014:282). Sedangkan, bahasa Arab dibagi menjadi dua yaitu asli dan urutan. Pada bentuk
numeralia bahasa Arab memperhatikan gender dan susunan sintaksinya. Persamaan bentuk kata
bilangan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab adalah sama-sama untuk menjelaskan atau
menghitung banyaknya (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
9. Kata Ganti Tunjuk atau Demonstrative Pronoun
Tabel 9: Kata Ganti Tunjuk
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Kata Tunjuk untuk perempuan
ini
Kata Tunjuk untuk laki-laki
( hadzihi ) هذه
(hadza ) هذا
( hatani ) هتان
( hadzaani ) هذان
( haulaai ) هؤلء
(tilka ) تلك
( dzalika ) ذلك
(taanika ) تانك
(dzanika ) ذانك
itu
(ulaika ) أولئك
disini
(hunaa ) هنا
disana
(hunaaka )هناك
Persamaan bentuk kata tunjuk dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab samasama memperhatikan jarak dengan benda yang ditunjuk. Pada kata tunjuk dalam bahasa
Arab selain jarak ada juga yang diperhatikan yaitu gender dan jumlah. Sedangkan dalam
bentuk bahasa Indonesia tidak memperhatikan gender dan jumlah.
10. Kalimat atau Sentence
Tabel 10: Kalimat
Jenis kalimat
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Contoh
Contoh
Jenis kalimat
أحمد كتب الرسالةIsmiyah
Ahmadu kataba
ar-risalata
Budi menulis surat
atau
(Ahmad telah
menulis surat)
(S + V + O)
Budi telah menulis
surat
كتب أحمد الرسالةFi’liyah
Kataba ahmadu
(V + S + O)
Kalimat aktif
(past tense)
ar-risalata
(telah menulis
Ahmad surat)
Kalimat aktif
فاطمة تذهب إلىIsmiyah
(S+P+O)
المكة
(S + V + O )
Fatimatu
tadzhabu ila alAni belajar di
kamar
Atau
Ani sedang belajar
Makkah.
(Fatimah sedang
Kalimat aktif
pergi ke Mekah)
(continous)
تذهب فاطمة إلىFi’liyah
المكة
di kamar.
(V+S+O)
Tadzhabu
fatimatu ila alMakkah.
(Sedang pergi
Fatimah ke
Mekah)
Perbedaan susunan kalimat pada bahasa Arab dan bahasa Indonesia yaitu bahasa
Indonesia tidak ada waktu atau zaman dalam membuat sebuah kalimat. Apabila itupun
ada kata keterangan seperti “telah” dan “sedang” dalam sebuah kalimat tidak wajib ada.
Fungsinya hanya sebagai keterangan saja. Pada bahasa Arab membedakan adanya waktu,
ketika waktunya lampau maka kata kerjanya menggunakan lampau yang disebut dengan
fi’il madhi, sedangkan ketika waktunya sedang dilakukan atau sekarang (continous) maka
menggunakan fi’il mudhori’. Selain itu dalam urutan sintaksisnya ada dua yaitu SVO
disebut dengan jumlah ismiyah dan VSO disebut dengan jumlah fi’liyah.
11. Kata Ganti Orang atau Personal Pronoun
Tabel 11: Kata Ganti Orang
Bahasa Indonesia
Dia
Mereka berdua
Mereka
Kamu
Kalian berdua
Kalian
Bahasa Arab
Pronoun
Jumlah
Menunjukkan
هو
Mufrod (1)
هما
Tasniyah
Mudzakar
(2)
(laki-laki)
Ghaib (Orang III)
هم
Jamak (>2)
هي
Mufrod (1)
هما
Tasniyah
Muannats
(2)
(perempuan)
هرن
Jamak (>2)
ت
أن ت
Mufrod (1)
أنتما
Tasniyah
Mudzakar
(2)
(laki-laki)
أنتم
Jamak (>2)
أن ل
ت
Mufrod (1)
أنتما
Tasniyah
Muannats
(2)
(perempuan)
أنترن
Jamak (>2)
Saya
Aku
أنا
Mufrod
Kami
Kita
نحن
Jamak
Jenis Pronoun
Mukhatab
(Orang II)
Mudzakar /
Mutakallim bi nafsihi
muannats
(Orang yang berbicara)
(laki-laki /
Mutakallim ma’al ghair
perempuan)
(Orang yang berbicara)
Bentuk pronoun dalam bahasa Arab membedakan antara gender dan jumlah.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak membedakan antara gender. Perbedaan jumlah
dalam bentuk pronoun dalam bahasa Indonesia tidak mengenal jumlah doubel sehingga
jumlah yang lebih dari satu sudah dianggap plural. Sedangkan, pronoun bahasa Arab
dalam hal bentuk ada tiga tingkatan yaitu tunggal, doubel dan plural (lebih dari 2).
Kesimpulan
Jadi, dari analisis kontrastif antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yang telah
dijelaskan diatas yaitu tentang kata kerja (Verba), kata benda (nomina), artikula, kata sifat
(adjectiva), kata keterangan (adverbia), kata sambung (konjungtor), kata bilangan (numeralia),
kata ganti tunjuk (demonstrative pronoun), kalimat (sentence), kata ganti orang (personal
pronoun) dan kata depan (preposisi). Diharapkan dengan analisis kontrastif yang telah
dipaparkan atau diuraikan dapat membantu pembelajaran dalam bahasa Arab dan bahasa
Indonesia. Sehingga dengan analisis kontrastif ini dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Memberikan wawasan persamaan dan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa
Arab.
2. Penjelasan dan prediksi masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.
3. Mengembangkan materi untuk pengajaran bahasa Arab.
4. Untuk membantu dalam bidang penerjemahan.
Daftar Pustaka
Dardjowidjojo, Soenjono dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Cetakan Kedua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami’u al-Durus al-‘Arabiyah . Beirut: Daar al-Fikr.
Alwi, Hasan dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Haryanti, Agung Tri. (2012). Kamus Kebahasaan Dan Kesusastraan. Surakarta: Aksara Sinergi
Media.
Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu’jami Qawa’ida al-Lugho al-‘arabiyah.
(A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The Fundamental Theory. Mesir: alAzhar Cairo.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
Lyons, Jhon. Pengantar Teori Linguistik (Production to Theoretical Linguistics) Terj. Soetikno.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ma’shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.
Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu’jamu Qawa’idi al-Lughoti al-‘Arabiyah fii jadawali
walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables). Beirut: Maktabah
Libanon Nasyirun
Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
ANALISIS KONTRASTIF
untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Linguistik Terapan
Diampu oleh Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo
Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737
ILMU LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
PEMBELAJARAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB ; ANALISIS
KONTRASTIF
Latar Belakang
Bahasa sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir sehingga sistem bahasa yang
berbeda akan melahirkan pola pikir yang berbeda pula. Bruner (dalam Handriawan, 2012:139)
menyatakan
bahwa bahasa
adalah
alat
pada manusia
untuk mengembangkan
dan
menyempurnakan pemikiran. Sehingga, pengaruh bahasa itu bisa menyebabkan pada pengaruh
masyarakat yang mempelajarinya, misalnya: pengaruh bahasa Arab. Bahasa Arab bagi
masyarakat di Timur Tengah merupakan bahasa pendidikan, kebudayaan, pergaulan sehari-hari,
transaksi ekonomi, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak diragukan lagi karena mereka lahir,
dan dibesarkan dalam lingkungan yang memakai bahasa Arab. Jadi, bahasa Arab merupakan
bahasa pertama mereka sehingga tidak ada kendala yang cukup dalam mempelajari dan
memahami bahasa Arab.
Bagaimana keadaan bahasa Arab yang berada di Indonesia? Kondisi ini mungkin berbeda
meskipun masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Bahasa Arab merupakan bahasa
kedua atau mungkin bisa menjadi bahasa ketiga dan keempat setelah bahasa ibu. Hal itu dapat
menuai masalah untuk mempelajari dan memahami bahasa Arab. Pada satu dimensi banyaknya
kata-kata serapan dalam dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab akan
memberikan keuntungan dan kemudahan bagi kita dalam mempelajari bahasa Arab sebagai
bahasa kedua. Akan tetapi, dalam hal ortografi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab menjadi
kendala tersendiri karena berbeda. Selain itu, perbedaan struktur baik dari aspek morfologi,
sintaksis dan semantiknya akan perbedaan dan persamaannya.
Hakuta dan Cancino (1977) memberikan survey yang menarik dari cara di mana sudut
pandang kita pada peserta didik telah berubah dari waktu ke waktu. Mereka membedakan empat
pendekatan yang berbeda: analisis kontrastif, analisis kesalahan, analisis kinerja dan analisis
wacana. Sehingga pada tulisan ini akan dibahas salah satunya yaitu tentang analisis kontrastif
untuk membantu pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Arab.
Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif sangat membantu untuk sarana mengefisiensikan dan mengefektifkan
pembelajaran bahasa. Analisis kontrastif berkaitan dengan perbandingan struktur dua bahasa
untuk menemukan persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaannya baik dari aspek
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantiknya. Pada analisis ini bertujuan untuk membantu
dalam perencanaan pengajaran bahasa, penyusunan bahan pengajaran, penyusunan tata bahasa
pedagogis, metode pengajaran bahasa kedua dapat berjalan dengan baik dan mengurangi
kesalahan-kesalahan berbahasa karena perbedaan bahasa.
Setiap bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur dan maknanya. Begitupun
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Kedua bahasa itu memiliki persamaan dan perbedaan
struktur menurut kaidah masing-masing. Sehingga, untuk memudahkan dan menggambarkan
masalah yang dihadapi oleh para pembelajar bahasa kedua
dapat diadakan perbandingan
diantara bahasa pertama dan bahasa kedua. Pada tulisan ini akan dibahas tentang kontrastif
antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yang meliputi:
1. Kata Kerja (Verba)
Tabel 1: Kata Kerja
Bahasa Indonesia
Asal
Bahasa Arab
Pergi
Makan
Duduk
فعل ماض
(fi’il madhi)
Past tense
Kata
فعل
(fi’il
Kerja
مجرد
(mujarrod
)
مزيد
(mazid)
)
Turunan
Mendarat
Membaca
Bertemu
Berjalanjalan
Naik haji
فعل مضارع
fi’il )
مجرد
(mujarrod
(’mudhori
Continous
)
tense
كتتب
عللم
حسسن
مزيد
(mazid)
أكرم
قاتل
دررج
تباعد
تكرسر
عد
تو ر
إستغفر
إحلولى
إحمارر
ب
يكتس س
يعل تسم
يحلسب
تيكرم
يقاتل
يدررجج
يتباعد
يتكسر
يتوعد
سيتغفر
يحلولى
يحمارر
Kata kerja dalam bahasa Indonesia bentuknya yaitu: ada yang dibentuk tanpa afiks, ada
yang dengan afiks ( me- , ber, ), reduplikasi dan majemuk. Sedangkan dalam bahasa Arab yaitu
fi’il madhi (past tense) dan fi’il mudhori’ (continous tense) . Pada fi’il madhi (past tense) dan
fi’il mudhori’ (continous tense) masing-masing berbentuk mujarrod ( tanpa tambahan) dan
mazid (dengan tambahan). Dalam bahasa Arab bentuk kata kerja yaitu ada yang dibentuk tanpa
afiks dan dengan afiks.
2. Kata Benda (Nomina)
Tabel 2: Kata Benda
Bahasa Indonesia
Kata
benda
Bahasa Arab
Murid
مذكر
( مفردmufrod)
طالب
Murid-murid
(mudzakar)
Tunggal
والد
Bunga
Laki-laki
( تثنيةtasniyah)
طالبان
doubel
والدين
( جمعjamak)
طلب أو طالبون
Kursi
Buku
إسم
Kupu-kupu
(ism)
Pintu
Kata
Meja
benda
Plural
مؤنث
( مفردmufrod)
(muannast)
Tunggal
perempuan
( تثنيةtasniyah)
طالبة
طالبتان
Doubel
( جمعjamak)
طالبات
Plural
Kata benda dalam bahasa Arab membedakan antara gender dan jumlah. Aspek yang
membedakan mudzakar (maskulin), muannast (femina), mufrod (tunggal), tastniyah (doubel),
dan jamak (plural). Bentuk kata benda dalam bahasa Arab diantaranya: ada tambahan ta’
marbutoh (penanda femina) ketika menunjukkan femina tunggal, ada tambahan alif dan nun atau
ya’ dan nun ketika menunjukkan laki-laki atau perempuan dan doubel, tambahan wawu dan nun
ketika menunjukkan laki-laki plural dan tambahan alif dan ta’ ta’nist ketika menunjukkan
perempuan plural. Sedangkan kata benda dalam bahasa Indonesia tidak memperhatikan gender
dan jumlah. Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan jumlah plural ada
yang dibentuk dengan reduplikasi penuh dan penambahan kata yang disebut dengan kata
penyukat, misalnya : seikat sawi, setumpuk buku dan lain sebagainya.
3. Artikula (Al-Munada)
Tabel 3 : Artikula
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Sang
artikula
Hang
bersifat gelar.
yang
أي
أ
Sri
أيا
Dang
هيا
Para
Kaum
Jarak orang yang dipanggil dekat.
Jarak orang yang dipanggil jauh
yang
ا
mengacu ke makna
يا
Netral (dekat, pertengahan, jauh).
وا
Orang yang dipanggil adalah orang
Artikula
kelompok.
Yang
Si
Artikula
yang
menominalkan.
yang disukai.
Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina dalam bahasa Indonesia ada
tiga kelompok artikula yaitu: yang bersifat gelar, yang mengacu ke makna kelompok dan yang
menominalkan (Alwi dkk, 2014:311). Jadi, dalam bahasa Indonesia artikula memperhatikan
jumlahnya. Sedangkan dalam bahasa Arab penanda artikula ada tujuh dan dibagi sesuai dengan
jarak orang yang dipanggil dan ada satu penanda untuk orang yang dipanggil termasuk orang
yang disukai atau disayangi. Jadi, dalam bahasa Arab harus memperhatikan jarak orang yang
dipanggil.
4. Kata Depan atau Preposisi
Tabel 4: Kata Depan
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Menunjukkan Arti
Preposisi
Preposisi
الباء
di
Jenis
Keterangan
اللصاق
الظرفية
الستعانة
المصاحبة
ke
السببية و
معنى "من"
dari
التعليل
التبعيضية
التعدية
معنى "عن"
القسم
الستعلء
العوض
التأكيد
Tempat
(di) dalam
pada
البدل
البتداء
البدل
التبعيض
الظرفية
dalam
البيان
السببية
se-
التأكيد
معنى "عن"
sebelum
النتهاء
من
إلى
pada
sesudah
المصاحبة
selama
معنى "عند"
sepanjang
للنتهاء كإلى
المجاوزة و البعد
التعليل
معنى "بعد"
معنى "من"
معنى "على"
معنى البدل
الستعلء
معنى "مع"
حتى
Waktu
dengan
Alat
عن
على
agar / supaya
Tujuan
معنى "في"
معنى "لمن"
untuk
معنى "عن"
معنى الباء
bagi
معنى اللم
الستدراك
demi
الظرفية
المقايسة
السببية
معنى الباء
secara
معنى "مع"
معنى "إلى"
dengan cara
في
الستعلء
dengan
Cara
dengan jalan
الكاف
التشبية
معنى "على"
التعليل
التوكيد
الملك
الستغاثة
الختصاص
التعجب
bagaikan
شبه الملك
الصيرورة
laksana
التبيين
السعلء
التعليل و
الوقت
dengan
Penyerta
bersama
beserta
السببية
اللم
seperti
Perbandingan /
kemiripan
معنى "مع"
التوكيد
معنى "في"
التقوية
انتهاء الغاية
القسم
معنى "من"
الواو
karena
التاء
sebab
مذ
sebab
منذ
Kesalingan
saling
ب
سر ر ت
للتقليل
للتكثير
خل
للستثناث
عدا
حاشا
كي
"معنى "اللم
متى
"معنى "من
لعرل
عقيل
Bentuk kata depan atau preposisi dalam bahasa Indonesia ketika menunjukkan salahsatu
makana maka bisa menggunakan beberapa preposisi. Sedangkan dalam bahasa Arab dengan satu
preposisi bisa menunjukkan arti yang bermacam-macam. Bentuk-bentuk preposisi pada tabel 5
dalam bahasa Arab termasuk preposisi tunggal (monomorfemis). Selain itu, pada bahasa Arab
juga memiliki preposisi turuanan (polimorfemis) misalnya: ( من قبلmin qobli) : dari sebelum, بعد
( منmin ba’di): dari sesudah dan sebagainya. Struktur sintaksis preposisi dalam bahasa Arab dan
bahasa Indonesia memiliki persamaan yaitu terletak didepan kata benda (nomina).
5. Kata Sifat (Adjectiva)
Tabel 5: Kata Sifat
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Manis
( الماهرal maahiru) : Pandai
Penakut
( كبيرkabirun) : Besar
Cantik-cantik
( أحمرahmaru) : Merah
Keras kepala
( الذاكيadz dzakiyu) : Cerdas
Cantik jelita
( جاملjaamilun) : Tampan
Kacau balau
( جاملةjaamilatun) : Cantik
Bentuk kata sifat dalam bahasa Indonesia yaitu monomorfemis, ada yang berbentuk
nomina tetapi sering dipakai sebagai kata sifat, dengan pengulangan, dengan memadukan
adjektiva dengan kata lain dan paduan antara adjektiva dan adjektiva yang lain. Pada susunan
sintaksis kata sifat dalam bahasa Indonesia terletak setelah kata benda, contohnya: Adi makan
buah yang manis. Sedangkan bentuk kata sifat dalam bahasa Arab yaitu ada yang afiks alif dan
lam dan ada yang tidak ada tambahan. Pada susunan sintaksisnya sama dengan dalam bahasa
Indonesia yaitu setelah kata benda, tetapi dalam bahasa Arab antara yang disifati dan yang
mensifati
harus
sesuai
dalam
hal
gender
(femina
dan
maskulin)
dan
jumlah
(tunggal,doubel,plural) misalnya :
طالب ماهر يقرأ الكتاب
Tholibun maahirun yaqrou al-kitaaba.
Siswa yang pandai sedang membaca buku.
Penjelasan طالب ماهرyaitu طالب: nomina tunggal laki-laki (yang disifati) , dan ماهر: kata sifat
tunggal laki-laki (yang mensifati).
6. Kata keterangan (adverbia)
Tabel 6: Kata Keterangan
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Adverbia
Adverbia
tunggal
dasar
Amat
Al-majrurat
genitif.
Agaknya
berafiks
Al-mansubah
ulang
datif.
Malam-malam
At-tawabi’
gabungan
Amat sangat
sebelumnya.
Al-khal
Belum... lagi
berdampingan
Kata yang disebutkan untuk
menjelaskan keadaan.
Belum pernah
Tidak
Kata yang
mengikuti
Sebaik-baik
berdampingan
Kata yang
berkasus
Akhirnya
Adverbia kata
kata yang
berkasus
Bahkan
Adverbia
Adverbia
Al-mukammalat
Maf’ul muthlaq
Kata
benda
setelah
Hanya....saja
kata
bermakna
biasanya
yang
kerja
jatuh
dan
memperkuat
ditandai dengan
kata “dengan”.
Adverbia
konjungtif
Adverbia
pembuka
wacana
Akan tetapi
Kcuali itu
Maf’ul fiih
Kata benda yang biasa
disebut dengan dzaraf (kata
keterangan)
Adapun
Akan hal
Bentuk adverbia dalam bahasa Indonesia ada yang berbentuk monomorfemis dan
polimorfemis. Adverbia yang polimorfemis dapat dibentuk melalui: 1) dengan mengulang kata
dasar, 2) dengan mengulang kata dasar dan menambahkan sufiks –an, 3) dengan mengulang kata
dasar dan menambahkan gabungan afiks se- + -nya, 4) dengan menambahkan gabungan afiks se
—nya pada kata dasar, 5) dengan menambah –nya pada kata dasar (Dardjowidjojo, 1988:224).
Sedangkan dalam bahasa Arab konsep adverbia tidak tersegmentasikan secara eksplisit dalam
etimologi atau part of speech. Tetapi, adverbia dalam bahasa Arab berupa kategori gramatikal
dari nomina, frase nominal, pronomina, atau adjektiva yang memperlihatkan hubunganya dengan
kata lain.
7. Kata Sambung atau Konjungtor
Tabel 7: Kata Sambung
Bahasa Indonesia
Jenis kata
Macam-macamnya
Bahasa Arab
Macam-macamnya
sambung
Konjungtor
koordinatif
Konjungtor
korelatif
Jenis kata
sambung
Dari
و
Kharfu al-athfi
Serta
ف
(konjungtor)
Atau
ثم
Tetapi
أو
Melainkan
حتى
Padahal
أم
Sedangkan
بل
Baik..... maupun....
Tidak hanya.... tetapi juga.....
Bukan hanya.... melainkan juga..
Demikian.... sehingga.....
Janganka... pun.....
لكن
ل
Konjungtor
subordinatif
Konjungtor
antar kalimat
Sejak
الذي
Semenjak
اللذين أو الذان
Selama
التي
Setelah
اللتان أو اللتين
Hingga
اللت أو اللتي
Sampai
اللء أو اللئي
Agar
اللى أو اللء
Biarpun demikian/ begitu
من
Sekalipun demikian/ begitu
ما
Walaupun demikian/ begitu
ال
Meskipun demikian/ begitu
ذو
Sesudah itu
أي
Sesungguhnya
ذا
Ismu al-mausul alkhas
(exclusive relative
noun)
Al-ismul mausul almusytarok
( general relative
noun)
Kata konjungtor atau kata sambung dalam bahasa Indonesia ada yang hanya dapat
berfungsi sebagai preposisi, ada bentuk yang hanya berfungsi sebagai konjungtor dan ada bentuk
yang dapat berfungsi baik sebagai preposisi maupun sebagai konjungtor (Alwi dkk, 2014:302).
Pada bahasa Arab konjungtor ada dua yaitu kharfu al-atfi dan al-ismul mausul. Perbedaan
dengan konjungtor bahasa Indonesia adalah dalam bahasa Arab ada konjungtor yang
memperhatikan gender dan jumlah yaitu al-ismul mausul al-khas (exclusive relative noun),
misalnya al-ladzi berfungsi untuk maskulin jumlahnya tunggal sedangkan al-ladzani untuk
maskulin
jumlahnya doubel dan sebagainya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak
memperhatikan itu. Tetapi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki fungsi yang sama
yaitu untuk menghubungkan dua satuan bahasa.
8. Kata Bilangan atau Numeralia
Tabel 8: Kata Bilangan
Bahasa Indonesia
Numeralia
Numeralia
Pokok
pokok tentu
Bahasa Arab
Nol
واحدة
واحد
مفرد
أصلى
Satu
اثنتان
اثنان
(Mufrad )
asli
Sebelas
ثلثة
ثلث
Untuk
Dua belas
أربعة
أربع
Seratus
خمسة
خمس
Kesatu
إحدى عشرة
أحد عشر
مركب
Kedua
اثنتاعشرة
اثناعشر
Murakkab
Ketiga
ثلثة عشرة
ثلث عشر
Untuk
Keempat
أربعة عشرة
أربع عشر
Kelima
خمسة عشرة
خمس عشر
bilangan
1-10
Dua ribu
Numeralia
pokok
kolektif
Numeralia
pokok
distributif
bilangan
11-19
Satu-satu
(20) عشرون
عقود
Dua-dua
(30) ثلثون
uqud ‘
Empat-empat
(40)أربعون
Lima-lima
(50)خمسون
Enam-enam
(60) ستون
معطوف
واحد و عشرون
احدى و عشرون
Banyak
Ma’thuf
اثنان و عشرون
اثنتان و عشرون
Berbagai
ثلثة و عشرون
ثلث و عشرون
Berbagai
أربعة وعشرون
أربع و عشرون
Beberapa
خمسة و عشرون
خمس و عشرون
Semua
ترتيبي
مفرد
أول
أولى
Eka-
tartibi
mufrad
ثان
ثانية
Dwi-
ثالث
ثالثة
Tri-
رابع
رابعة
Catur-
خامس
خامسة
Panca-
مركب
الحادى عشر
الحادية عشرة
lusin
Murakkab
الثانى عشر
الثانية عشرة
kodi
الثالث عشر
الثالثة عشرة
meter
الرابع عشر
الرابة عشرة
gram
الخامس عشر
الخامية عشرة
ons
عقود
عشرون
Kesatu
‘ uqud
ثلثون
Kedua
أربعون
Ketiga
خمسون
ستون
keempat
kelima
Numeralia
pokok
tertentu
Numeralia
pokok
klitika
Numeralia
ukuran
Numeralia tingkat
Numeralia pecahan
Seperdua
حادية و عشرون
واحد و عشرون
معطوف
Sepersepuluh
ثانية و عشرون
ثان و عشرون
Ma’thuf
Tiga perlima
ثالثة و عشرون
ثالث و عشرون
Dua setengah
رابعة و عشرون
رابع و عشرون
Setengah
خامسة و عشرون
خامس و
Dua ekor
Frasa nominal
Lima orang
Tiga buah
Satu ikat
سادسة و عشرون
سابعة و عشرون
ثامنة و عشرون
تاسعة و عشرون
Empat
karung
عشرون
سادس و
عشرون
سابع و عشرون
ثامن وعشرون
تاسع و عشرون
Perbedaan numeralia antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yaitu bahasa Indonesia
membagi menjadi tiga yaitu : Numeralia pokok, numeralia tingkat numeralia pecahan, dan frasa
numeralia. Pembagian itu didasarkan jika numeralia pokok, yang memberi jawab atas pertanyaan
“Berapa?” dan nemeralia tingkat, yang memberi jawab atas pertanyaan “Yang Beberapa?” (Alwi
dkk, 2014:282). Sedangkan, bahasa Arab dibagi menjadi dua yaitu asli dan urutan. Pada bentuk
numeralia bahasa Arab memperhatikan gender dan susunan sintaksinya. Persamaan bentuk kata
bilangan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab adalah sama-sama untuk menjelaskan atau
menghitung banyaknya (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
9. Kata Ganti Tunjuk atau Demonstrative Pronoun
Tabel 9: Kata Ganti Tunjuk
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Kata Tunjuk untuk perempuan
ini
Kata Tunjuk untuk laki-laki
( hadzihi ) هذه
(hadza ) هذا
( hatani ) هتان
( hadzaani ) هذان
( haulaai ) هؤلء
(tilka ) تلك
( dzalika ) ذلك
(taanika ) تانك
(dzanika ) ذانك
itu
(ulaika ) أولئك
disini
(hunaa ) هنا
disana
(hunaaka )هناك
Persamaan bentuk kata tunjuk dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab samasama memperhatikan jarak dengan benda yang ditunjuk. Pada kata tunjuk dalam bahasa
Arab selain jarak ada juga yang diperhatikan yaitu gender dan jumlah. Sedangkan dalam
bentuk bahasa Indonesia tidak memperhatikan gender dan jumlah.
10. Kalimat atau Sentence
Tabel 10: Kalimat
Jenis kalimat
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Contoh
Contoh
Jenis kalimat
أحمد كتب الرسالةIsmiyah
Ahmadu kataba
ar-risalata
Budi menulis surat
atau
(Ahmad telah
menulis surat)
(S + V + O)
Budi telah menulis
surat
كتب أحمد الرسالةFi’liyah
Kataba ahmadu
(V + S + O)
Kalimat aktif
(past tense)
ar-risalata
(telah menulis
Ahmad surat)
Kalimat aktif
فاطمة تذهب إلىIsmiyah
(S+P+O)
المكة
(S + V + O )
Fatimatu
tadzhabu ila alAni belajar di
kamar
Atau
Ani sedang belajar
Makkah.
(Fatimah sedang
Kalimat aktif
pergi ke Mekah)
(continous)
تذهب فاطمة إلىFi’liyah
المكة
di kamar.
(V+S+O)
Tadzhabu
fatimatu ila alMakkah.
(Sedang pergi
Fatimah ke
Mekah)
Perbedaan susunan kalimat pada bahasa Arab dan bahasa Indonesia yaitu bahasa
Indonesia tidak ada waktu atau zaman dalam membuat sebuah kalimat. Apabila itupun
ada kata keterangan seperti “telah” dan “sedang” dalam sebuah kalimat tidak wajib ada.
Fungsinya hanya sebagai keterangan saja. Pada bahasa Arab membedakan adanya waktu,
ketika waktunya lampau maka kata kerjanya menggunakan lampau yang disebut dengan
fi’il madhi, sedangkan ketika waktunya sedang dilakukan atau sekarang (continous) maka
menggunakan fi’il mudhori’. Selain itu dalam urutan sintaksisnya ada dua yaitu SVO
disebut dengan jumlah ismiyah dan VSO disebut dengan jumlah fi’liyah.
11. Kata Ganti Orang atau Personal Pronoun
Tabel 11: Kata Ganti Orang
Bahasa Indonesia
Dia
Mereka berdua
Mereka
Kamu
Kalian berdua
Kalian
Bahasa Arab
Pronoun
Jumlah
Menunjukkan
هو
Mufrod (1)
هما
Tasniyah
Mudzakar
(2)
(laki-laki)
Ghaib (Orang III)
هم
Jamak (>2)
هي
Mufrod (1)
هما
Tasniyah
Muannats
(2)
(perempuan)
هرن
Jamak (>2)
ت
أن ت
Mufrod (1)
أنتما
Tasniyah
Mudzakar
(2)
(laki-laki)
أنتم
Jamak (>2)
أن ل
ت
Mufrod (1)
أنتما
Tasniyah
Muannats
(2)
(perempuan)
أنترن
Jamak (>2)
Saya
Aku
أنا
Mufrod
Kami
Kita
نحن
Jamak
Jenis Pronoun
Mukhatab
(Orang II)
Mudzakar /
Mutakallim bi nafsihi
muannats
(Orang yang berbicara)
(laki-laki /
Mutakallim ma’al ghair
perempuan)
(Orang yang berbicara)
Bentuk pronoun dalam bahasa Arab membedakan antara gender dan jumlah.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak membedakan antara gender. Perbedaan jumlah
dalam bentuk pronoun dalam bahasa Indonesia tidak mengenal jumlah doubel sehingga
jumlah yang lebih dari satu sudah dianggap plural. Sedangkan, pronoun bahasa Arab
dalam hal bentuk ada tiga tingkatan yaitu tunggal, doubel dan plural (lebih dari 2).
Kesimpulan
Jadi, dari analisis kontrastif antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yang telah
dijelaskan diatas yaitu tentang kata kerja (Verba), kata benda (nomina), artikula, kata sifat
(adjectiva), kata keterangan (adverbia), kata sambung (konjungtor), kata bilangan (numeralia),
kata ganti tunjuk (demonstrative pronoun), kalimat (sentence), kata ganti orang (personal
pronoun) dan kata depan (preposisi). Diharapkan dengan analisis kontrastif yang telah
dipaparkan atau diuraikan dapat membantu pembelajaran dalam bahasa Arab dan bahasa
Indonesia. Sehingga dengan analisis kontrastif ini dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Memberikan wawasan persamaan dan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa
Arab.
2. Penjelasan dan prediksi masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.
3. Mengembangkan materi untuk pengajaran bahasa Arab.
4. Untuk membantu dalam bidang penerjemahan.
Daftar Pustaka
Dardjowidjojo, Soenjono dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Cetakan Kedua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami’u al-Durus al-‘Arabiyah . Beirut: Daar al-Fikr.
Alwi, Hasan dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Haryanti, Agung Tri. (2012). Kamus Kebahasaan Dan Kesusastraan. Surakarta: Aksara Sinergi
Media.
Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu’jami Qawa’ida al-Lugho al-‘arabiyah.
(A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The Fundamental Theory. Mesir: alAzhar Cairo.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
Lyons, Jhon. Pengantar Teori Linguistik (Production to Theoretical Linguistics) Terj. Soetikno.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ma’shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.
Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu’jamu Qawa’idi al-Lughoti al-‘Arabiyah fii jadawali
walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables). Beirut: Maktabah
Libanon Nasyirun
Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.