PEMBELAJARAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN BAHASA INDONESIA :
ANALISIS KONTRASTIF
untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Linguistik Terapan
Diampu oleh Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo

Oleh:
Amanah 14/370991/PSA/7737

ILMU LINGUISTIK
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015

PEMBELAJARAN DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB ; ANALISIS
KONTRASTIF
Latar Belakang
Bahasa sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir sehingga sistem bahasa yang
berbeda akan melahirkan pola pikir yang berbeda pula. Bruner (dalam Handriawan, 2012:139)
menyatakan


bahwa bahasa

adalah

alat

pada manusia

untuk mengembangkan

dan

menyempurnakan pemikiran. Sehingga, pengaruh bahasa itu bisa menyebabkan pada pengaruh
masyarakat yang mempelajarinya, misalnya: pengaruh bahasa Arab. Bahasa Arab bagi
masyarakat di Timur Tengah merupakan bahasa pendidikan, kebudayaan, pergaulan sehari-hari,
transaksi ekonomi, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak diragukan lagi karena mereka lahir,
dan dibesarkan dalam lingkungan yang memakai bahasa Arab. Jadi, bahasa Arab merupakan
bahasa pertama mereka sehingga tidak ada kendala yang cukup dalam mempelajari dan
memahami bahasa Arab.
Bagaimana keadaan bahasa Arab yang berada di Indonesia? Kondisi ini mungkin berbeda

meskipun masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Bahasa Arab merupakan bahasa
kedua atau mungkin bisa menjadi bahasa ketiga dan keempat setelah bahasa ibu. Hal itu dapat
menuai masalah untuk mempelajari dan memahami bahasa Arab. Pada satu dimensi banyaknya
kata-kata serapan dalam dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab akan
memberikan keuntungan dan kemudahan bagi kita dalam mempelajari bahasa Arab sebagai
bahasa kedua. Akan tetapi, dalam hal ortografi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab menjadi
kendala tersendiri karena berbeda. Selain itu, perbedaan struktur baik dari aspek morfologi,
sintaksis dan semantiknya akan perbedaan dan persamaannya.
Hakuta dan Cancino (1977) memberikan survey yang menarik dari cara di mana sudut
pandang kita pada peserta didik telah berubah dari waktu ke waktu. Mereka membedakan empat
pendekatan yang berbeda: analisis kontrastif, analisis kesalahan, analisis kinerja dan analisis
wacana. Sehingga pada tulisan ini akan dibahas salah satunya yaitu tentang analisis kontrastif
untuk membantu pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif sangat membantu untuk sarana mengefisiensikan dan mengefektifkan
pembelajaran bahasa. Analisis kontrastif berkaitan dengan perbandingan struktur dua bahasa
untuk menemukan persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaannya baik dari aspek
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantiknya. Pada analisis ini bertujuan untuk membantu
dalam perencanaan pengajaran bahasa, penyusunan bahan pengajaran, penyusunan tata bahasa

pedagogis, metode pengajaran bahasa kedua dapat berjalan dengan baik dan mengurangi
kesalahan-kesalahan berbahasa karena perbedaan bahasa.
Setiap bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur dan maknanya. Begitupun
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Kedua bahasa itu memiliki persamaan dan perbedaan
struktur menurut kaidah masing-masing. Sehingga, untuk memudahkan dan menggambarkan
masalah yang dihadapi oleh para pembelajar bahasa kedua

dapat diadakan perbandingan

diantara bahasa pertama dan bahasa kedua. Pada tulisan ini akan dibahas tentang kontrastif
antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yang meliputi:
1. Kata Kerja (Verba)
Tabel 1: Kata Kerja
Bahasa Indonesia
Asal

Bahasa Arab

Pergi
Makan

Duduk

‫فعل ماض‬
(fi’il madhi)
Past tense

Kata
‫فعل‬
(fi’il

Kerja

‫مجرد‬
(mujarrod
)
‫مزيد‬
(mazid)

)
Turunan


Mendarat
Membaca
Bertemu
Berjalanjalan
Naik haji

‫فعل مضارع‬
fi’il )

‫مجرد‬
(mujarrod

(’mudhori
Continous

)

tense


‫كتتب‬
‫عللم‬
‫حسسن‬

‫مزيد‬
(mazid)

‫أكرم‬
‫قاتل‬
‫دررج‬

‫تباعد‬
‫تكرسر‬
‫عد‬
‫تو ر‬

‫إستغفر‬
‫إحلولى‬
‫إحمارر‬


‫ب‬
‫يكتس س‬
‫يعل تسم‬
‫يحلسب‬
‫تيكرم‬
‫يقاتل‬
‫يدررجج‬

‫يتباعد‬
‫يتكسر‬
‫يتوعد‬

‫سيتغفر‬
‫يحلولى‬
‫يحمارر‬

Kata kerja dalam bahasa Indonesia bentuknya yaitu: ada yang dibentuk tanpa afiks, ada
yang dengan afiks ( me- , ber, ), reduplikasi dan majemuk. Sedangkan dalam bahasa Arab yaitu
fi’il madhi (past tense) dan fi’il mudhori’ (continous tense) . Pada fi’il madhi (past tense) dan
fi’il mudhori’ (continous tense) masing-masing berbentuk mujarrod ( tanpa tambahan) dan

mazid (dengan tambahan). Dalam bahasa Arab bentuk kata kerja yaitu ada yang dibentuk tanpa
afiks dan dengan afiks.
2. Kata Benda (Nomina)
Tabel 2: Kata Benda
Bahasa Indonesia

Kata
benda

Bahasa Arab

Murid

‫مذكر‬

‫( مفرد‬mufrod)

‫طالب‬

Murid-murid


(mudzakar)

Tunggal

‫والد‬

Bunga

Laki-laki

‫( تثنية‬tasniyah)

‫طالبان‬

doubel

‫والدين‬

‫( جمع‬jamak)


‫طلب أو طالبون‬

Kursi
Buku

‫إسم‬

Kupu-kupu

(ism)

Pintu

Kata

Meja

benda


Plural
‫مؤنث‬

‫( مفرد‬mufrod)

(muannast)

Tunggal

perempuan

‫( تثنية‬tasniyah)

‫طالبة‬

‫طالبتان‬

Doubel
‫( جمع‬jamak)

‫طالبات‬

Plural
Kata benda dalam bahasa Arab membedakan antara gender dan jumlah. Aspek yang
membedakan mudzakar (maskulin), muannast (femina), mufrod (tunggal), tastniyah (doubel),
dan jamak (plural). Bentuk kata benda dalam bahasa Arab diantaranya: ada tambahan ta’
marbutoh (penanda femina) ketika menunjukkan femina tunggal, ada tambahan alif dan nun atau
ya’ dan nun ketika menunjukkan laki-laki atau perempuan dan doubel, tambahan wawu dan nun

ketika menunjukkan laki-laki plural dan tambahan alif dan ta’ ta’nist ketika menunjukkan
perempuan plural. Sedangkan kata benda dalam bahasa Indonesia tidak memperhatikan gender
dan jumlah. Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan jumlah plural ada
yang dibentuk dengan reduplikasi penuh dan penambahan kata yang disebut dengan kata
penyukat, misalnya : seikat sawi, setumpuk buku dan lain sebagainya.
3. Artikula (Al-Munada)
Tabel 3 : Artikula
Bahasa Indonesia

Bahasa Arab

Sang

artikula

Hang

bersifat gelar.

yang

‫أي‬
‫أ‬

Sri

‫أيا‬

Dang

‫هيا‬

Para
Kaum

Jarak orang yang dipanggil dekat.

Jarak orang yang dipanggil jauh

yang

‫ا‬

mengacu ke makna

‫يا‬

Netral (dekat, pertengahan, jauh).

‫وا‬

Orang yang dipanggil adalah orang

Artikula
kelompok.

Yang
Si

Artikula

yang

menominalkan.

yang disukai.

Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina dalam bahasa Indonesia ada
tiga kelompok artikula yaitu: yang bersifat gelar, yang mengacu ke makna kelompok dan yang
menominalkan (Alwi dkk, 2014:311). Jadi, dalam bahasa Indonesia artikula memperhatikan
jumlahnya. Sedangkan dalam bahasa Arab penanda artikula ada tujuh dan dibagi sesuai dengan
jarak orang yang dipanggil dan ada satu penanda untuk orang yang dipanggil termasuk orang
yang disukai atau disayangi. Jadi, dalam bahasa Arab harus memperhatikan jarak orang yang
dipanggil.
4. Kata Depan atau Preposisi
Tabel 4: Kata Depan
Bahasa Indonesia

Bahasa Arab

‫‪Menunjukkan Arti‬‬

‫‪Preposisi‬‬

‫‪Preposisi‬‬

‫الباء‬

‫‪di‬‬

‫‪Jenis‬‬
‫‪Keterangan‬‬

‫اللصاق‬

‫الظرفية‬

‫الستعانة‬

‫المصاحبة‬

‫‪ke‬‬

‫السببية و‬

‫معنى "من"‬

‫‪dari‬‬

‫التعليل‬

‫التبعيضية‬

‫التعدية‬

‫معنى "عن"‬

‫القسم‬

‫الستعلء‬

‫العوض‬

‫التأكيد‬

‫‪Tempat‬‬

‫‪(di) dalam‬‬
‫‪pada‬‬

‫البدل‬
‫البتداء‬

‫البدل‬

‫التبعيض‬

‫الظرفية‬

‫‪dalam‬‬

‫البيان‬

‫السببية‬

‫‪se-‬‬

‫التأكيد‬

‫معنى "عن"‬

‫‪sebelum‬‬

‫النتهاء‬

‫من‬

‫إلى‬

‫‪pada‬‬

‫‪sesudah‬‬

‫المصاحبة‬

‫‪selama‬‬

‫معنى "عند"‬

‫‪sepanjang‬‬

‫للنتهاء كإلى‬
‫المجاوزة و البعد‬

‫التعليل‬

‫معنى "بعد"‬

‫معنى "من"‬

‫معنى "على"‬

‫معنى البدل‬

‫الستعلء‬

‫معنى "مع"‬

‫حتى‬

‫‪Waktu‬‬

‫‪dengan‬‬

‫‪Alat‬‬

‫عن‬

‫على‬

‫‪agar / supaya‬‬

‫‪Tujuan‬‬

‫معنى "في"‬

‫معنى "لمن"‬

‫‪untuk‬‬

‫معنى "عن"‬

‫معنى الباء‬

‫‪bagi‬‬

‫معنى اللم‬

‫الستدراك‬

‫‪demi‬‬

‫الظرفية‬

‫المقايسة‬

‫السببية‬

‫معنى الباء‬

‫‪secara‬‬

‫معنى "مع"‬

‫معنى "إلى"‬

‫‪dengan cara‬‬

‫في‬

‫الستعلء‬

‫‪dengan‬‬

‫‪Cara‬‬

‫‪dengan jalan‬‬
‫الكاف‬

‫التشبية‬

‫معنى "على"‬

‫التعليل‬

‫التوكيد‬

‫الملك‬

‫الستغاثة‬

‫الختصاص‬

‫التعجب‬

‫‪bagaikan‬‬

‫شبه الملك‬

‫الصيرورة‬

‫‪laksana‬‬

‫التبيين‬

‫السعلء‬

‫التعليل و‬

‫الوقت‬

‫‪dengan‬‬

‫‪Penyerta‬‬

‫‪bersama‬‬
‫‪beserta‬‬

‫السببية‬

‫اللم‬

‫‪seperti‬‬

‫‪Perbandingan /‬‬
‫‪kemiripan‬‬

‫معنى "مع"‬

‫التوكيد‬

‫معنى "في"‬

‫التقوية‬
‫انتهاء الغاية‬
‫القسم‬

‫معنى "من"‬

‫الواو‬

‫‪karena‬‬

‫التاء‬

‫‪sebab‬‬

‫مذ‬

‫‪sebab‬‬

‫منذ‬
Kesalingan

saling

‫ب‬
‫سر ر ت‬

‫للتقليل‬
‫للتكثير‬

‫خل‬

‫للستثناث‬

‫عدا‬
‫حاشا‬
‫كي‬

"‫معنى "اللم‬

‫متى‬

"‫معنى "من‬

‫لعرل‬

‫عقيل‬

Bentuk kata depan atau preposisi dalam bahasa Indonesia ketika menunjukkan salahsatu
makana maka bisa menggunakan beberapa preposisi. Sedangkan dalam bahasa Arab dengan satu
preposisi bisa menunjukkan arti yang bermacam-macam. Bentuk-bentuk preposisi pada tabel 5
dalam bahasa Arab termasuk preposisi tunggal (monomorfemis). Selain itu, pada bahasa Arab
juga memiliki preposisi turuanan (polimorfemis) misalnya: ‫( من قبل‬min qobli) : dari sebelum, ‫بعد‬
‫( من‬min ba’di): dari sesudah dan sebagainya. Struktur sintaksis preposisi dalam bahasa Arab dan
bahasa Indonesia memiliki persamaan yaitu terletak didepan kata benda (nomina).
5. Kata Sifat (Adjectiva)
Tabel 5: Kata Sifat
Bahasa Indonesia

Bahasa Arab

Manis

‫( الماهر‬al maahiru) : Pandai

Penakut

‫( كبير‬kabirun) : Besar

Cantik-cantik

‫( أحمر‬ahmaru) : Merah

Keras kepala

‫( الذاكي‬adz dzakiyu) : Cerdas

Cantik jelita

‫( جامل‬jaamilun) : Tampan

Kacau balau

‫( جاملة‬jaamilatun) : Cantik

Bentuk kata sifat dalam bahasa Indonesia yaitu monomorfemis, ada yang berbentuk
nomina tetapi sering dipakai sebagai kata sifat, dengan pengulangan, dengan memadukan
adjektiva dengan kata lain dan paduan antara adjektiva dan adjektiva yang lain. Pada susunan
sintaksis kata sifat dalam bahasa Indonesia terletak setelah kata benda, contohnya: Adi makan
buah yang manis. Sedangkan bentuk kata sifat dalam bahasa Arab yaitu ada yang afiks alif dan
lam dan ada yang tidak ada tambahan. Pada susunan sintaksisnya sama dengan dalam bahasa
Indonesia yaitu setelah kata benda, tetapi dalam bahasa Arab antara yang disifati dan yang
mensifati

harus

sesuai

dalam

hal

gender

(femina

dan

maskulin)

dan

jumlah

(tunggal,doubel,plural) misalnya :
‫طالب ماهر يقرأ الكتاب‬
Tholibun maahirun yaqrou al-kitaaba.
Siswa yang pandai sedang membaca buku.
Penjelasan ‫ طالب ماهر‬yaitu ‫ طالب‬: nomina tunggal laki-laki (yang disifati) , dan ‫ ماهر‬: kata sifat
tunggal laki-laki (yang mensifati).
6. Kata keterangan (adverbia)
Tabel 6: Kata Keterangan
Bahasa Indonesia

Bahasa Arab

Adverbia

Adverbia

tunggal

dasar

Amat

Al-majrurat

genitif.

Agaknya

berafiks

Al-mansubah

ulang

datif.

Malam-malam

At-tawabi’

gabungan

Amat sangat

sebelumnya.
Al-khal

Belum... lagi

berdampingan

Kata yang disebutkan untuk
menjelaskan keadaan.

Belum pernah
Tidak

Kata yang
mengikuti

Sebaik-baik

berdampingan

Kata yang
berkasus

Akhirnya

Adverbia kata

kata yang
berkasus

Bahkan

Adverbia

Adverbia

Al-mukammalat

Maf’ul muthlaq

Kata

benda

setelah

Hanya....saja

kata

bermakna
biasanya

yang
kerja

jatuh
dan

memperkuat
ditandai dengan

kata “dengan”.
Adverbia
konjungtif
Adverbia
pembuka
wacana

Akan tetapi
Kcuali itu

Maf’ul fiih

Kata benda yang biasa
disebut dengan dzaraf (kata
keterangan)

Adapun
Akan hal

Bentuk adverbia dalam bahasa Indonesia ada yang berbentuk monomorfemis dan
polimorfemis. Adverbia yang polimorfemis dapat dibentuk melalui: 1) dengan mengulang kata
dasar, 2) dengan mengulang kata dasar dan menambahkan sufiks –an, 3) dengan mengulang kata
dasar dan menambahkan gabungan afiks se- + -nya, 4) dengan menambahkan gabungan afiks se
—nya pada kata dasar, 5) dengan menambah –nya pada kata dasar (Dardjowidjojo, 1988:224).
Sedangkan dalam bahasa Arab konsep adverbia tidak tersegmentasikan secara eksplisit dalam
etimologi atau part of speech. Tetapi, adverbia dalam bahasa Arab berupa kategori gramatikal

dari nomina, frase nominal, pronomina, atau adjektiva yang memperlihatkan hubunganya dengan
kata lain.
7. Kata Sambung atau Konjungtor
Tabel 7: Kata Sambung
Bahasa Indonesia
Jenis kata

Macam-macamnya

Bahasa Arab
Macam-macamnya

sambung
Konjungtor
koordinatif

Konjungtor
korelatif

Jenis kata
sambung

Dari

‫و‬

Kharfu al-athfi

Serta

‫ف‬

(konjungtor)

Atau

‫ثم‬

Tetapi

‫أو‬

Melainkan

‫حتى‬

Padahal

‫أم‬

Sedangkan

‫بل‬

Baik..... maupun....
Tidak hanya.... tetapi juga.....
Bukan hanya.... melainkan juga..
Demikian.... sehingga.....
Janganka... pun.....

‫لكن‬
‫ل‬

Konjungtor
subordinatif

Konjungtor
antar kalimat

Sejak

‫الذي‬

Semenjak

‫اللذين أو الذان‬

Selama

‫التي‬

Setelah

‫اللتان أو اللتين‬

Hingga

‫اللت أو اللتي‬

Sampai

‫اللء أو اللئي‬

Agar

‫اللى أو اللء‬

Biarpun demikian/ begitu

‫من‬

Sekalipun demikian/ begitu

‫ما‬

Walaupun demikian/ begitu

‫ال‬

Meskipun demikian/ begitu

‫ذو‬

Sesudah itu

‫أي‬

Sesungguhnya

‫ذا‬

Ismu al-mausul alkhas
(exclusive relative
noun)

Al-ismul mausul almusytarok
( general relative
noun)

Kata konjungtor atau kata sambung dalam bahasa Indonesia ada yang hanya dapat
berfungsi sebagai preposisi, ada bentuk yang hanya berfungsi sebagai konjungtor dan ada bentuk
yang dapat berfungsi baik sebagai preposisi maupun sebagai konjungtor (Alwi dkk, 2014:302).
Pada bahasa Arab konjungtor ada dua yaitu kharfu al-atfi dan al-ismul mausul. Perbedaan
dengan konjungtor bahasa Indonesia adalah dalam bahasa Arab ada konjungtor yang
memperhatikan gender dan jumlah yaitu al-ismul mausul al-khas (exclusive relative noun),
misalnya al-ladzi berfungsi untuk maskulin jumlahnya tunggal sedangkan al-ladzani untuk
maskulin

jumlahnya doubel dan sebagainya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak

memperhatikan itu. Tetapi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki fungsi yang sama
yaitu untuk menghubungkan dua satuan bahasa.
8. Kata Bilangan atau Numeralia

Tabel 8: Kata Bilangan
Bahasa Indonesia
Numeralia

Numeralia

Pokok

pokok tentu

Bahasa Arab
Nol

‫واحدة‬

‫واحد‬

‫مفرد‬

‫أصلى‬

Satu

‫اثنتان‬

‫اثنان‬

(Mufrad )

asli

Sebelas

‫ثلثة‬

‫ثلث‬

Untuk

Dua belas

‫أربعة‬

‫أربع‬

Seratus

‫خمسة‬

‫خمس‬

Kesatu

‫إحدى عشرة‬

‫أحد عشر‬

‫مركب‬

Kedua

‫اثنتاعشرة‬

‫اثناعشر‬

Murakkab

Ketiga

‫ثلثة عشرة‬

‫ثلث عشر‬

Untuk

Keempat

‫أربعة عشرة‬

‫أربع عشر‬

Kelima

‫خمسة عشرة‬

‫خمس عشر‬

bilangan
1-10

Dua ribu
Numeralia
pokok
kolektif

Numeralia
pokok
distributif

bilangan
11-19

Satu-satu

(20) ‫عشرون‬

‫عقود‬

Dua-dua

(30) ‫ثلثون‬

uqud ‘

Empat-empat

(40)‫أربعون‬

Lima-lima

(50)‫خمسون‬

Enam-enam

(60) ‫ستون‬

‫معطوف‬

‫واحد و عشرون‬

‫احدى و عشرون‬

‫‪Banyak‬‬

‫‪Ma’thuf‬‬

‫اثنان و عشرون‬

‫اثنتان و عشرون‬

‫‪Berbagai‬‬

‫ثلثة و عشرون‬

‫ثلث و عشرون‬

‫‪Berbagai‬‬

‫أربعة وعشرون‬

‫أربع و عشرون‬

‫‪Beberapa‬‬

‫خمسة و عشرون‬

‫خمس و عشرون‬

‫‪Semua‬‬

‫ترتيبي‬

‫مفرد‬

‫أول‬

‫أولى‬

‫‪Eka-‬‬

‫‪tartibi‬‬

‫‪mufrad‬‬

‫ثان‬

‫ثانية‬

‫‪Dwi-‬‬

‫ثالث‬

‫ثالثة‬

‫‪Tri-‬‬

‫رابع‬

‫رابعة‬

‫‪Catur-‬‬

‫خامس‬

‫خامسة‬

‫‪Panca-‬‬

‫مركب‬

‫الحادى عشر‬

‫الحادية عشرة‬

‫‪lusin‬‬

‫‪Murakkab‬‬

‫الثانى عشر‬

‫الثانية عشرة‬

‫‪kodi‬‬

‫الثالث عشر‬

‫الثالثة عشرة‬

‫‪meter‬‬

‫الرابع عشر‬

‫الرابة عشرة‬

‫‪gram‬‬

‫الخامس عشر‬

‫الخامية عشرة‬

‫‪ons‬‬

‫عقود‬

‫عشرون‬

‫‪Kesatu‬‬

‫‘ ‪uqud‬‬

‫ثلثون‬

‫‪Kedua‬‬

‫أربعون‬

‫‪Ketiga‬‬

‫خمسون‬
‫ستون‬

‫‪keempat‬‬
‫‪kelima‬‬

‫‪Numeralia‬‬
‫‪pokok‬‬
‫‪tertentu‬‬

‫‪Numeralia‬‬
‫‪pokok‬‬
‫‪klitika‬‬

‫‪Numeralia‬‬
‫‪ukuran‬‬

‫‪Numeralia tingkat‬‬

Numeralia pecahan

Seperdua

‫حادية و عشرون‬

‫واحد و عشرون‬

‫معطوف‬

Sepersepuluh

‫ثانية و عشرون‬

‫ثان و عشرون‬

Ma’thuf

Tiga perlima

‫ثالثة و عشرون‬

‫ثالث و عشرون‬

Dua setengah

‫رابعة و عشرون‬

‫رابع و عشرون‬

Setengah

‫خامسة و عشرون‬

‫خامس و‬

Dua ekor
Frasa nominal

Lima orang
Tiga buah
Satu ikat

‫سادسة و عشرون‬
‫سابعة و عشرون‬
‫ثامنة و عشرون‬
‫تاسعة و عشرون‬

Empat
karung

‫عشرون‬
‫سادس و‬
‫عشرون‬
‫سابع و عشرون‬
‫ثامن وعشرون‬
‫تاسع و عشرون‬

Perbedaan numeralia antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yaitu bahasa Indonesia
membagi menjadi tiga yaitu : Numeralia pokok, numeralia tingkat numeralia pecahan, dan frasa
numeralia. Pembagian itu didasarkan jika numeralia pokok, yang memberi jawab atas pertanyaan
“Berapa?” dan nemeralia tingkat, yang memberi jawab atas pertanyaan “Yang Beberapa?” (Alwi
dkk, 2014:282). Sedangkan, bahasa Arab dibagi menjadi dua yaitu asli dan urutan. Pada bentuk
numeralia bahasa Arab memperhatikan gender dan susunan sintaksinya. Persamaan bentuk kata
bilangan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab adalah sama-sama untuk menjelaskan atau
menghitung banyaknya (orang, binatang, atau barang) dan konsep.

9. Kata Ganti Tunjuk atau Demonstrative Pronoun
Tabel 9: Kata Ganti Tunjuk

Bahasa Indonesia

Bahasa Arab
Kata Tunjuk untuk perempuan

ini

Kata Tunjuk untuk laki-laki

( hadzihi ) ‫هذه‬

(hadza ) ‫هذا‬

( hatani ) ‫هتان‬

( hadzaani ) ‫هذان‬
( haulaai ) ‫هؤلء‬

(tilka ) ‫تلك‬

( dzalika ) ‫ذلك‬

(taanika ) ‫تانك‬

(dzanika ) ‫ذانك‬

itu

(ulaika ) ‫أولئك‬
disini

(hunaa ) ‫هنا‬

disana

(hunaaka )‫هناك‬

Persamaan bentuk kata tunjuk dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab samasama memperhatikan jarak dengan benda yang ditunjuk. Pada kata tunjuk dalam bahasa
Arab selain jarak ada juga yang diperhatikan yaitu gender dan jumlah. Sedangkan dalam
bentuk bahasa Indonesia tidak memperhatikan gender dan jumlah.
10. Kalimat atau Sentence
Tabel 10: Kalimat

Jenis kalimat

Bahasa Indonesia

Bahasa Arab

Contoh

Contoh

Jenis kalimat

‫ أحمد كتب الرسالة‬Ismiyah
Ahmadu kataba
ar-risalata
Budi menulis surat
atau

(Ahmad telah
menulis surat)

(S + V + O)

Budi telah menulis
surat

‫ كتب أحمد الرسالة‬Fi’liyah
Kataba ahmadu

(V + S + O)

Kalimat aktif
(past tense)

ar-risalata
(telah menulis
Ahmad surat)
Kalimat aktif

‫ فاطمة تذهب إلى‬Ismiyah

(S+P+O)

‫المكة‬

(S + V + O )

Fatimatu
tadzhabu ila alAni belajar di
kamar
Atau
Ani sedang belajar

Makkah.
(Fatimah sedang

Kalimat aktif

pergi ke Mekah)

(continous)

‫ تذهب فاطمة إلى‬Fi’liyah
‫المكة‬

di kamar.

(V+S+O)

Tadzhabu
fatimatu ila alMakkah.
(Sedang pergi
Fatimah ke
Mekah)
Perbedaan susunan kalimat pada bahasa Arab dan bahasa Indonesia yaitu bahasa
Indonesia tidak ada waktu atau zaman dalam membuat sebuah kalimat. Apabila itupun
ada kata keterangan seperti “telah” dan “sedang” dalam sebuah kalimat tidak wajib ada.
Fungsinya hanya sebagai keterangan saja. Pada bahasa Arab membedakan adanya waktu,
ketika waktunya lampau maka kata kerjanya menggunakan lampau yang disebut dengan
fi’il madhi, sedangkan ketika waktunya sedang dilakukan atau sekarang (continous) maka
menggunakan fi’il mudhori’. Selain itu dalam urutan sintaksisnya ada dua yaitu SVO
disebut dengan jumlah ismiyah dan VSO disebut dengan jumlah fi’liyah.

11. Kata Ganti Orang atau Personal Pronoun
Tabel 11: Kata Ganti Orang
Bahasa Indonesia

Dia
Mereka berdua
Mereka

Kamu
Kalian berdua
Kalian

Bahasa Arab
Pronoun

Jumlah

Menunjukkan

‫هو‬

Mufrod (1)

‫هما‬

Tasniyah

Mudzakar

(2)

(laki-laki)
Ghaib (Orang III)

‫هم‬

Jamak (>2)

‫هي‬

Mufrod (1)

‫هما‬

Tasniyah

Muannats

(2)

(perempuan)

‫هرن‬

Jamak (>2)

‫ت‬
‫أن ت‬

Mufrod (1)

‫أنتما‬

Tasniyah

Mudzakar

(2)

(laki-laki)

‫أنتم‬

Jamak (>2)

‫أن ل‬
‫ت‬

Mufrod (1)

‫أنتما‬

Tasniyah

Muannats

(2)

(perempuan)

‫أنترن‬

Jamak (>2)

Saya
Aku

‫أنا‬

Mufrod

Kami
Kita

‫نحن‬

Jamak

Jenis Pronoun

Mukhatab
(Orang II)

Mudzakar /

Mutakallim bi nafsihi

muannats

(Orang yang berbicara)

(laki-laki /

Mutakallim ma’al ghair

perempuan)

(Orang yang berbicara)

Bentuk pronoun dalam bahasa Arab membedakan antara gender dan jumlah.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak membedakan antara gender. Perbedaan jumlah
dalam bentuk pronoun dalam bahasa Indonesia tidak mengenal jumlah doubel sehingga

jumlah yang lebih dari satu sudah dianggap plural. Sedangkan, pronoun bahasa Arab
dalam hal bentuk ada tiga tingkatan yaitu tunggal, doubel dan plural (lebih dari 2).
Kesimpulan
Jadi, dari analisis kontrastif antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab yang telah
dijelaskan diatas yaitu tentang kata kerja (Verba), kata benda (nomina), artikula, kata sifat
(adjectiva), kata keterangan (adverbia), kata sambung (konjungtor), kata bilangan (numeralia),
kata ganti tunjuk (demonstrative pronoun), kalimat (sentence), kata ganti orang (personal
pronoun) dan kata depan (preposisi). Diharapkan dengan analisis kontrastif yang telah
dipaparkan atau diuraikan dapat membantu pembelajaran dalam bahasa Arab dan bahasa
Indonesia. Sehingga dengan analisis kontrastif ini dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Memberikan wawasan persamaan dan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa
Arab.
2. Penjelasan dan prediksi masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.
3. Mengembangkan materi untuk pengajaran bahasa Arab.
4. Untuk membantu dalam bidang penerjemahan.

Daftar Pustaka
Dardjowidjojo, Soenjono dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Cetakan Kedua.
Jakarta: Balai Pustaka.
Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami’u al-Durus al-‘Arabiyah . Beirut: Daar al-Fikr.
Alwi, Hasan dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta : PT Rineka
Cipta.

Haryanti, Agung Tri. (2012). Kamus Kebahasaan Dan Kesusastraan. Surakarta: Aksara Sinergi
Media.
Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu’jami Qawa’ida al-Lugho al-‘arabiyah.
(A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The Fundamental Theory. Mesir: alAzhar Cairo.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
Lyons, Jhon. Pengantar Teori Linguistik (Production to Theoretical Linguistics) Terj. Soetikno.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ma’shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.
Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu’jamu Qawa’idi al-Lughoti al-‘Arabiyah fii jadawali
walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables). Beirut: Maktabah
Libanon Nasyirun
Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.