BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Group Investigation Berbantuan Media Video pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobog
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui berbagai jalur, diantaranya formal dan informal.
Dalam pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan. Melalui mata pelajaran IPS, siswa dibekali pengetahuan sosial yang tidak hanya terfokus pada aspek-aspek sosial tetapi juga menekankan pada pengetahuan yang dapat kita gunakan sebagai bekal untuk hidup di masyarakat. IPS juga merupakan mata pelajaran yang penting karena dalam mata pelajaran ini kita diajarkan bagaimana cara mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan tujuan mata pelajaran IPS yang tertuang dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mengenal konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, maupun global. Tujuan mata pelajaran IPS akan tercapai apabila dilaksanakan dengan kegiatan pembelajaran yang sesuai.
Dalam kurikulum 2013 pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan
scientific . Pendekatan scientific meliputi tiga model pembelajaran, diantaranya
problem basedlearning , project based learning, dan inquiry. Ketiga model
pembelajaran tersebut menekankan siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dari hal ini guru dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif agar siswa termotivasi dan terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran.
Untuk mendapatkan data pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, maka diadakan penelitian awal yang dilakukan pada tanggal 15 Januari 2015 di kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan melalui observasi dan wawancara. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa masih belum optimal sehingga menjadikan siswa kurang fokus, kurang aktif dalam berpikir dan mudah bosan. Siswa yang duduk di barisan depan cukup aktif dalam menanggapi pertanyaan yang dilontarkan guru, sedangkan siswa yang duduk pada barisan belakang masih sibuk sendiri. Sebenarnya, guru sudah mengaitkan materi yang dipelajari di kelas dengan kehidupan sehari-hari. Namun interaksi yang terjalin antara guru dan siswa, siswa dan siswa belum optimal sehingga ada siswa yang luput dari perhatian guru dan terkesan kurang aktif.
Selain observasi, dilakukan juga wawancara dengan guru kelas 4. Dari hasil wawancara, didapati bahwa kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran IPS yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi. Meskipun telah diselingi dengan tanya jawab seputar materi yang disampaikan, namun ada beberapa siswa yang belum mengerti dan paham betul dengan materi yang disampaikan. Hal ini menyebabkan hasil belajarnya belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan pihak sekolah yaitu 65. Guru harus melakukan remediasi bagi siswa-siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Pemahaman yang kurang ini menyebabkan nilai tes formatif sebagian siswa masih di bawah KKM. Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 3
Nambuhan Purwodadi
No. Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas
14
54
2. Belum tuntas
12
46 Jumlah 26 100 Dari Tabel 1 terlihat bahwa siswa yang nilainya tuntas atau berada di atas
KKM pada pelajaran IPS ada 14 orang atau 54%, sedangkan siswa yang belum tuntas atau ≤ 65 ada 12 orang atau 46%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat belajar secara klasikal masih belum optimal dalam menunjang pemahaman siswa.
Maka dari itu, perlu adanya situasi kelas yang kondusif. Hal ini perlu dilakukan supaya dalam proses pembelajaran siswa dapat terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran serta dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami konsep dan materi-materi yang sulit saat proses pembelajaran.
Dengan melihat data hasil belajar tersebut perlu adanya suatu perubahan strategi pembelajaran diantaranya pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada siswa (student centered) . Guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, agar dalam proses pembelajaran siswa dapat terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan untuk memecahkan masalah tersebut, tim peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, mendorong keaktifan berpikir siswa dalam pembelajaran serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, maka peneliti menggunakan salah satu model yaitu model
group investigation . Penggunaan model group investigation menekankan pada
kegiatan belajar yang berfokus pada siswa, siswa menginvestigasi materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan kehidupan yang ada disekitarnya sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik.
Adapun kelebihan model group investigation dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri kesimpulannya. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat. Siswa dilatih untuk menyajikan suatu presentasi yang menarik yang dapat mengembangkan keterampilannya, sehingga pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
Melihat kelebihan model group investigation mendorong peneliti berupaya melakukan perbaikan terhadap strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 3 Nambuhan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengada kan penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Upaya Peningkatan Hasil
Belajar IPS Melalui Penerapan Group Investigation Berbantuan Media Video Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat ditemukan masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Permasalahan yang ditemukan seperti: a.
Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa masih belum optimal sehingga menjadikan siswa kurang fokus, kurang aktif dalam berpikir dan mudah bosan.
b.
Masih ada siswa yang luput dari perhatian guru c. Pemahaman siswa yang kurang menyebabkan ketuntasan belajar pada
pelajaran IPS hanya 14 orang atau 54%, sedangkan siswa yang belum tuntas atau ≤ 65ada 12 orang atau 46%.
1.3 Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan untuk mendorong keaktifan berpikir siswa dalam pembelajaran IPS, menarik memecahkan masalah yang ada dalam mata pelajaran IPS, maka di pilih alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan salah satu model cooperative learning yaitu tipe group
investigation (GI) berbantuan media video. Penggunaan model pembelajaran GI
menekankan pada kegiatan belajar yang berfokus pada siswa. Tugas siswa adalah menginvestigasi materi pembelajaran secara berkelompok, sesuai dengan pengalaman dan kehidupan yang ada disekitarnya sehingga pengetahuan yang didapat benar-benar diserap dengan optimal. Sedangkan tugas guru dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai nara sumber dan fasilitator.
Langkah ini dipilih karena dengan kelebihan GI seperti meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus pada siswa sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik. GI juga dapat meningkatkan keterampilan sosial di mana siswa dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain, serta kelebihan dari media video yang dapat memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya dengan penjelasan atau alat peraga konvensional, dan menarik minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat dengan mudah memahami konsep dan materi-materi yang sulit saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: a.
Bagaimana penerapan GI berbantuan media video untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015? b. Apakah melalui penerapan GI berbantuan media video dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasar pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah a. Menerapkan GI berbantuan media video untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015.
b.
Meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015.
1.5.2 Manfaat Penelitian
1.5.2.1 Manfaat Teoritis
Mendukung dalam pengembangan hasil teori pembelajaran yang berkenaan dengan GI dalam kaitannya dengan peningkatan dan perbaikan hasil belajar IPS.
1.5.2.2 Manfaat Praktis a.
Bagi Sekolah Dengan penerapan GI dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar sehingga hasil belajar akan meningkat.
b.
Bagi Guru Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, pertimbangan, dan referensi mengenai model pembelajaran GI yang dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran IPS. Selain itu, guru mendapat solusi atas permasalahan yang terjadi dalam kelas terutama pada mata pelajaran IPS.
c.
Bagi Siswa Siswa menjadi tertarik untuk belajar dan semangat belajar mereka menjadi bangkit, sehingga terdorong untuk melakukan perbuatan belajar dan secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajarnya terkhusus pada mata pelajaran IPS.