1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Motivasi Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017

  BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kedisiplinan merupakan hal penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di lingkungan sekolah. Mentaati tata tertib di sekolah, pola hidup dan kegiatan yang berdisiplin bagi siswa maupun siswi akan memotifikasi dan meningkatkan motivasi belajar di sekolah, itu dapat diterapkan dengan dan tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Peningkatan motivasi belajar siswa bisa dilihat dari kedisiplinan yang diterapkan untuk dirinya sendiri, dipastikan dapat melakukan kedisiplinan sekolah tanpa adanya rasa keterpaksaan.

  Memahami dan menyadari kedisiplinan bagi individu maupun lingkungan itu sangat penting. Selain untuk melatih mengendalikan diri, mengho rmati dan bertanggung jawab terhadap tata tertib di sekolah. Kedisiplinan juga memegang peranan penting guna mengendalikan tingkah laku siswa-siswi selama di sekolah dan kedisiplinan di sekolah juga memegang peranan penting karena jika tanpa disiplin anak akan menjadi orang yang bimbang, tidak terkendali dan tidak bisa mengambil keputusan.

  Dorongan untuk disiplin diri adalah dorongan dari luar. Manusia yaitu pengetahuan kesadaran dan kemauan membuat disiplin seperti adanya perintah, pengawasan, ancaman, larangan, pujian dan hukuman. Pelanggaran kedisiplinan juga sering terjadi di sekolah, jenis pelanggran terjadi karena masalah tingkah laku siswa yang bertahan dan kurang membentuk kesanggupan disiplin diri. Pengendalian tingkah laku, memerlukan bimbingan guru, seperti keterlambatan, pembolos, perkelahian, menyontek yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di Sekolah.

  Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti latihan yang batin atau watak dengan maksud supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib sedangkan arti kedisiplinan adalah melaksanakan tata tertib (peraturan) yang berlaku pada sistem tersebut (Singgih D. Gunarsa, 1995). Di suatu sekolah kedisiplinan merupakan hal yang paling penting bagi siswa siswi, maupun guru. Mentaati tata tertib yang ada di sekolah adalah salah satu cara untuk berdisiplin. Pola hidup dan kegiatan yang berdisiplin akan menguntungkan individu maupun lingkungan. Tata tertib yang dibuat oleh suatu sekolahan harus dipatuhi dan tidak boleh di langgar.

  Kita seharusnya memahami dan menyadari betapa penting kedisiplinan bagi individu maupun lingkungan. Kedisiplinan merupakan awal mencapai kesuksesan.

  Di suatu sekolah kedisiplinan merupakan hal yang penting bagi siswa-siswi maupun para guru. Mentaati tata tertib sekolah dan hal itu menyebabkan motivasi belajar seorang siswa menjadi meningkat dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Peningkatan motivasi belajar siswa bisa dilihat dari kedisiplinan yang diterapkan. Apabila siswa itu bisa berdisiplin untuk dirinya sendiri bisa dipastikan siswa tersebut dapat melakukan kedisiplinan sekolah dan mentaati segala tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa adanya rasa keterpaksaan. Kedisiplinan di sekolah bisa kita ketahui dalam bentuk datang tepat waktu, tidak meninggalkan kalau tidak ada urusan penting, mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas tepat waktu, dan tidak melanggar tata tertib dari sekolah. Adapun kedisiplinan di sekolah pada dasarnya berfungsi untuk melatih mengendalikan diri, menghormati dan bertanggung jawab terhadap peraturan peraturan di sekolah. Kedisiplinan di sekolah itu sendiri memegang peranan penting guna mengendalikan tingkah laku anak selama di sekolah.

  Jenis-jenis pelanggaran kedisiplinan siswa di sekolah, menurut pendapat Singgih D Gunarsa (1995) menyebutkan: "Masalah tingkah laku di sekolah yang bertahan dan kurang pembentukan kesanggupan disiplin diri. Pengendalian tingkah laku dan memerlukan bimbingan guru adalah antara lain keterlambatan, membolos, perkelahian, menyontek dan sebagainya. Berdasarkan keterangan di atas, permasalahan pelanggaran disiplin di sekolah dapat dilihat dalam berbagai hal antara lain melanggar tata tertib sekolah, terlambat masuk sekolah, terlambat mengumpulkan tugas, mengerjakan PR di sekolah, keluar tanpa izin, berada di kantin saat ganti pelajaran dan sebagainya.

  Disiplin di sekolah merupakan usaha untuk memperkenalkan cara atau memberikan pengalaman yang baik. Disiplin disini bukanlah suatu tata tertib sekolah melainkan sikap dan tanggung jawab jika setiap individu mempunyai kedisiplinan, maka tata tertib sekolah akan terjamin dan disiplin akan terlihat jika tanpa disertai hukuman, anak sudah dapat bertingkah laku dan memilih perbuatan- perbuatan yang diharapkan darinya. Karena kedisiplinan sangat berhubungan erat dengan motivasi belajar seseorang siswa.

  Berdasarkan wawancara dengan guru BK di SMP Kristen 2 Salatiga diperoleh gambaran bahwa dari seluruh jumlah siswa kelas VIII yang ada, ada beberapa siswa yang melanggar disiplin di Sekolah. Selanjutnya dikatakan ada beberapa siswa yang sering kali terlambat masuk sekolah, bolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), keluar tanpa izin, dan tidak menghiraukan ketika guru menerangkan pelajaran dikarenakan mereka tidak bisa mengatur waktu. Karena seringnya tidak berdisiplin masuk sekolah, maka motivasi belajar mereka menurun.

  Mengingat sering timbulnya masalah pelanggaran peraturan yang dilakukan peserta didik di lingkungan SMP Kristen 2 Salatiga, maka kedisiplinan di Sekolah sangat penting dan diperlukan dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di lingkungan sekolah.

  Dengan berdisiplin siswa diharapkan bisa melakukan penyesuaian diri dari berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku di Sekolah, sehingga dengan mentaati tata tertib di Sekolah itu akan menyebabkan motivasi belajar seorang siswa menjadi meningkat. Dan disinilah perlunya perlunya kedisiplinan di Sekolah SMP Kristen 2 Salatiga, terkhususnya kelas VIII guna mengendalikan tingkah laku siswa-siswi selama di Sekolah.

  Kedisiplinan di Sekolah merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan atau meningkatkan motivasi belajar seorang siswa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari

  • – hari bahwa siswa yang tidak disiplin di Sekolah maka motivasi belajar rendah atau menurun dan juga sebaliknya. Mengingat motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam segala kegiatan terutama motivasi belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa kedisiplinan di Sekolah merupakan alat yang penting atau pendorong dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar seorang siswa. Disinilah semua guru di sekolah SMP Kristen 2 Salatiga berusaha memberikan contoh dan dorongan dalam melaksanakan kedisiplinan di Sekolah guna meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sikap disiplin dan motivasi belajar sangat penting dimiliki agar siswa terarah dan teratur dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan teratur dalam belajar akan menyadari bahwa belajar bukanlah suatu paksaan, melainkan suatu bentuk usaha dirinya dalam mencapai hasil belajar yang baik.

  Dengan motivasi dan disiplin belajar yang tinggi, siswa akan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran di kelas, datang tepat waktu, rajin membaca, mencatat, merevisi, meninjau ulang, mengingat, serta dapat berfikir mendalam tentang materi yang mereka dapatkan. Setelah berada dirumah pun mereka akan belajar lebih teratur dan terarah. Dari pemaparan di atas, menggugah penulis untuk meneliti mengenai “Hubungan Disiplin Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga”.

  1.2 Rumusan Masalah belakang di atas, maka pene penulis mengidentifikasi masalah sebagai

  Berdasarkan latar

  berikut: Adakah hubungan signifikan antara disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui adanya hubungan signifikan antara disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga

  1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis Dari Segi a.

  Memberikan kontribusi teoritis tentang hubungan disiplin belajar dan motivasi belajar siswa. b.

  Sebagai pengembangan penelitian di bidang pendidikan sehingga dapat membantu penelitian berikutnya.

1.4.2 Dari Segi Praktis

1.4.2.1 Bagi Penulis 1.

  Menambah pengetahuan tentang penelitian dalam bidang pendidikan

2. Menambah pen galaman bagi calon tenaga pengajar yang professional.

  1.4.3.1 Bagi Guru 1.

  Memberikan acuan bahwa pentingnya menerapkan peraturan yang mengatur tentang kedisiplinan siswa.

  2. Memberi masukan agar para guru memperhatikan motivasi belajar dalam diri anak sehingga mereka disiplin dalam belajar

  1.4.3.2 Bagi Siswa

  Memberi masukan kepada siswa akan pentingnya disiplin belajar dan motivasi belajar dalam upaya pencapaian hasil belajar yang memuaskan.

1.5. Sistematika Penulisan

  Bab I. Latar belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Dari Segi Teoritis, Dari Segi Praktis. Bab II. Definisi Disiplin Belajar, Definisi Disiplin, Definisi Disiplin Belajar, Pentingnya Disiplin, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Membentuk Disiplin, Unsur - Unsur Disiplin, Fungsi Disiplin, Pengertian Motivasi,

  Macam-macam Motivasi, Aspek-Aspek Motivasi Belajar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar, Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Disiplin Belajar, Penelitian Yang Relevan, Hipotesis.

  Bab III. Metodologi Penelitian, Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Operasional Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data BAB VI. Hasil Penelitian Dan Pembahasan, Deskripsi Subjek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian, Uji Hipotesis, Pembahasan BAB V Penutup, Kesimpulan, Saran : Bagi Siswa, Bagi Sekolah, Bagi Penelitian Selanjutnya

Dokumen yang terkait

Bab 5 Penutup - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol Ka

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pariwisata Nusa Tenggara Timur: Potensi dan Dinamika

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaimana

0 0 22

BAB II GERAKAN PERLAWANAN SIMBOL ADAT SEBAGAI GERAKAN SOSIAL DALAM RANAH KEKUASAAN KEBIJAKAN PUBLIK - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten

0 1 63

BAB III MENGUMPUL POTONGAN CERITA SIMBOLIK DI NEGERI 1001 SENJA1 PENGGUNAAN METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaima

0 1 23

BAB IV KESALAHAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MEMENGARUHI ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaimana

0 0 60

BAB V LAWAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN: MASYARAKAT PALANG KANTOR DAN INFRASTRUKTUR MILIK PEMERINTAH MENGGUNAKAN SIMBOL ADAT - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan

0 1 43

BAB VI ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK GERAKAN PERLAWANAN SIMBOL MASYARAKAT ADAT - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaimana

0 0 53

BAB VII SIMPULAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaimana

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Resistensi Simbolik: Gerakan Perlawanan Simbol Adat terhadap Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kaimana

0 0 19