BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Prasiklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Make A Match Berbantuan Puzzle pada Siswa Kelas 4 SD Negeri W
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Observasi Prasiklus
Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, pembelajaran IPS di kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang masih menggunakan metode konvensional di mana pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum menggunakan model pembelajaran yang menarik. Ketika guru mengajar, siswa cenderung masih pasif mendengarkan penjelasan guru. Setelah dilakukan evaluasi akhir pembelajaran, ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan baik sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Hasil belajar di kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Sebanyak 12 siswa atau 57,1% siswa belum tuntas hasil belajarnya dari kriteria ketuntasan minimal atau KKM yaitu 70. Untuk lebih jelasnya, nilai prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS Prasiklus
Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan
50-56 1 4,7% Belum Tuntas 57-62 8 38,2% Belum Tuntas 63-68 3 14,3% Belum Tuntas 69-74 7 33,3% Tuntas 75-80 2 9,5% Tuntas
Jumlah
21 100%
Rata-rata 65,2Nilai tertinggi
80 Nilai terendah
50 Tingkat ketuntasan hasil belajar tahap prasiklus dapat dilihat pada tabel
4.2 Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Prasiklus
No. Keterangan Banyak Siswa Persen (%)1. Tuntas 9 42,9
2. Belum Tuntas 12 57,1
Jumlah 21 100
Dilihat dari nilai prasiklus dan ketuntasan hasil belajar, menunjukkan bahwa hasil belajar di kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang masih rendah. Terbukti dari jumlah siswa sebanyak 21 anak masih ada 12 anak atau 57,1% yang belum mencapai ketuntasan dan baru ada 9 siswa atau 42,9 % siswa yang sudah tuntas KKM yaitu ≥70.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015, penulis akan melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam 2 siklus.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya
” dilakukan dalam 2 kali pertemuan (2 kali tatap muka dan pada pertemuan kedua di akhir pembelajaran diberikan soal evaluasi) dengan rincian sebagai berikut.
4.2.1.1 Tahap Perencanaan
Hasil belajar pada prasiklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan digunakan adalah model Make A Match berbantuan Puzzle. Pada tahap ini, penulis mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu: a.
RPP dengan materi Perkembangan Teknologi Produksi.
b.
Media pembelajaran. Media yang digunakan adalah Puzzle yang berupa gambar dan kalimat.
c.
Kartu soal dan kartu jawaban sebagai sarana yang digunakan dalam langkah- langkah pembelajaran Make A Match.
d.
Lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
e.
Soal evaluasi yang akan diberikan pada akhir pertemuan tiap siklus setelah pembelajaran selesai.
Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan, penulis kemudian berkonsultasi dengan guru kelas 4 mengenai RPP yang telah disusun dan berdiskusi tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar pada pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar.
4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 21 anak. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru kelas 4 dan yang menjadi observer adalah teman sejawat dari guru. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada RPP yang telah dibuat dan dikonsultasikan dengan guru kelas 4 sehingga kekurangan pada pembelajaran prasiklus tidak akan terulang pada siklus I.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model Make A Match berbantuan
Puzzle akan dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan
tanggal 30 Maret 2015, dan pertemuan kedua tanggal 4 April 2015.Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan I Siklus I
Pada pertemuan pertama, dilaksanakan pembelajaran dengan materi Perkembangan Teknologi Produksi. Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Guru memulai pembelajaran dilakukan dengan model Make A Match berbantuan Puzzle dilanjutkan pemberian apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang dipelajari hari ini, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai perkembangan teknologi produksi pada masa lalu dan masa kini. Guru menunjukkan gambar-gambar alat produksi masa lalu dan masa kini supaya siswa dapat lebih mengerti. Dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari siswa akan mengetahui alat produksi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini.
Kegiatan berikutnya siswa dibagi dalam dua kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran dengan model Make A
Match berbantuan Puzzle. Guru membagikan puzzle kepada tiap-tiap kelompok.
Kelompok pertama mendapat puzzle yang akan membentuk kartu soal dan kelompok kedua mendapat puzzle yang akan membentuk kartu jawaban. Setelah
puzzle dibagikan, guru menugaskan siswa untuk menyusun puzzle yang telah
didapat. Guru berkeliling untuk mengontrol siswa dalam menyusun puzzle.Apabila puzzle telah selesai disusun maka guru menukarnya dengan kartu soal/jawaban sesuai puzzlenya. Setelah semua puzzle ditukar dengan kartu-kartu soal dan jawaban, tugas siswa selanjutnya adalah mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Waktu untuk mencari pasangan adalah 30 detik. Siswa yang sudah mendapat pasangan melapor kepada guru dan guru mencatatnya. Setelah waktu untuk mencari pasangan selesai, siswa yang telah berhasil menemukan pasangan kartunya mempresentasikan hasilnya ke depan kelas dan siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami dan untuk mengakhiri pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan II Siklus I
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Kegiatan dimulai dengan berdoa, presensi, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang dilakukan sebelumnya pada pertemuan pertama.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang dipelajari hari ini, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai diagram alur tentang proses produksi dari kekayaan alam dan bahan-bahan baku yang dapat diolah menjadi barang produksi.
Kegiatan berikutnya siswa dibagi dalam dua kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran dengan model Make A
Match berbantuan Puzzle. Guru membagikan puzzle kepada tiap-tiap kelompok.
Kelompok pertama mendapat puzzle yang akan membentuk kartu soal dan kelompok kedua mendapat puzzle yang akan membentuk kartu jawaban. Setelah
puzzle dibagikan, guru menugaskan siswa untuk menyusun puzzle yang telah
didapat. Guru berkeliling untuk mengontrol siswa dalam menyusun puzzle.Apabila puzzle telah selesai disusun maka guru menukarnya dengan kartu soal/jawaban sesuai puzzlenya. Setelah semua puzzle ditukar dengan kartu-kartu soal dan jawaban, tugas siswa selanjutnya adalah mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Waktu untuk mencari pasangan adalah 30 detik. Siswa yang sudah mendapat pasangan melapor kepada guru dan guru mencatatnya. Setelah waktu untuk mencari pasangan selesai, siswa yang telah berhasil menemukan pasangan kartunya mempresentasikan hasilnya ke depan kelas dan siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Di akhir pembelajaran, guru memberikan soal evaluasi yang berjumlah 10 soal pilihan ganda mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa untuk siklus I. Kemudian siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan untuk mengakhiri pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
4.2.1.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada guru Agama saat melakukan pembelajaran IPS siklus I dengan model Make A Match berbatuan
Puzzle , didapatkan hasil yang akan dipaparkan pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan I
No. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor 1. 1 - - 2.
2
11
20 3.
3
3
9 4.
4
2
8 Total skor
37 Kategori Baik
Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa siklus I pada pertemuan I mengenai aktivitas guru. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 11, skor 3 sejumlah 3, dan skor 4 sejumlah 2. Total skor dari hasil penilaian observer adalah 37 dan termasuk kategori baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas guru (terlampir) skor antara 33-48 termasuk kategori baik.
Sedangkan hasil observasi kinerja guru untuk pertemuan II akan dipaparkan pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II
No. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor
1 - 2.
- 1.
2
6
12 3.
3
6
18 4.
4
4
16 Total skor
46 Kategori Baik Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa siklus I pada pertemuan II tentang aktivitas guru. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 6, skor 3 sejumlah 6, dan skor 4 sejumlah 4. Total skor dari hasil penilaian observer adalah 46 dan termasuk kategori baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas siswa (terlampir) skor antara 33-48 termasuk kategori baik.
4.2.1.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Selain observasi pada aktivitas guru, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. Untuk hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match berbatuan
Puzzle siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan INo. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor 1. 1 - - 2.
2
12
24 3.
3
2
6 4.
4
2
8 Total skor
38 Kategori Baik Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa siklus I pada pertemuan I aktivitas siswa masih banyak skor 2. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 12, skor 3 sejumlah 2, dan skor 4 sejumlah 2. Total skor dari hasil penilaian observer adalah 38 dan termasuk kategori baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas siswa (terlampir) skor antara 33-48 termasuk kategori baik.
Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa untuk pertemuan II akan dipaparkan pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan II
No. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor
1 - 2.
- 1.
2
7
14 3.
3
6
18 4.
4
3
12 Total skor
44 Kategori Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siklus I pada pertemuan II tentang aktivitas siswa. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 7, skor 3 sejumlah 6, dan skor 4 sejumlah 3. Total skor dari hasil penilaian observer adalah 44 dan termasuk kategori baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas siswa (terlampir) skor antara 33-48 termasuk kategori baik.
4.2.1.5 Hasil Belajar IPS Siklus I
Setelah melakukan pembelajaran siklus I dengan dua kali pertemuan, nilai yang diperoleh siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPS pada materi Perkembangan Teknologi Produksi dengan menerapkan model Make A Match berbantuan Puzzle dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS Siklus I
Rentang JumlahSiswa Persentase Keterangan
60-66 5 23,8 % Belum Tuntas 67-72 5 23,8% Tuntas 73-78 0 % Tuntas 79-84 7 33,3 % Tuntas 85-90 4 19,1% Tuntas
Jumlah
21 100%
Rata-rata 74,7 Nilai tertinggi
90 Nilai terendah
60 Dari tabel 4.7 dapat dilihat hasil belajar IPS pada siklus I dari 12 siswa
yang memperoleh nilai antara 60-66 sejumlah 5 siswa, nilai antara 67-72 sejumlah 5 siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 73-78, nilai antara 79-84 sejumlah 7 siswa, dan nilai antara 85-90 sejumlah 4 siswa. Dari daftar nilai siswa pada siklus I, nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 60 (terlampir).
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.7 dapat dilihat pada gambar
4.1
DISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPS
8 SIKLUS I
7
6
5
4 Jumlah
3 siswa
2
1 60-66 67-72 73-78 79-84 85-90 Rentang Nilai
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar IPS pada Siklus IBerdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), data perolehan nilai dri siklus I dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam tabel 4.7
Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus INo. Ketuntasan Belajar Banyak Siswa Persen (%)
1. Tuntas 16 76,2
2. Tidak Tuntas 5 23,8 Jumlah 21 100
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sejumlah 5 siswa atau 23,8%, sedangkan yang sudah mencapai KKM sejumlah 16 siswa atau 76,2%. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.2
PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR
IPS SIKLUS I 23,8%
Tuntas 76,2%
Belum Tuntas
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus IDari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa masih terdapat 23,8% yang tidak tuntas dari 21 siswa. Berarti indikator kinerja dari penelitian ini belum tercapai karena indikator kinerja penelitian dapat tercapai apabila ketuntasan nilai mencapai 100% dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus I ketuntasan hanya mencapai 76,2% dari 21 siswa. Maka dari itu, untuk memantapkan data yang diperoleh akan dilanjutkan pada siklus II untuk pemantapan.
4.2.1.6 Tahap Refleksi
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I, telah terjadi peningkatan hasil belajar IPS walaupun masih terdapat 23,8% siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70). Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa pada kondisi awal siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 12 siswa atau 57,1% dan siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 9 siswa atau 58,3% dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendahnya 50. Sedangkan pada siklus I diperoleh nilai siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 16 siswa atau 76,2% dan siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 5 siswa atau 23,8% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Dari perolehan nilai pada kondisi awal dan
12 siswa menjadi 16 siswa. Dari peningkatan tersebut masih terdapat kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II dan kelebihan pada siklus I tetap dipertahankan.
Pada pembelajaran siklus I, hal-hal yang perlu diperbaiki untuk siklus berikutnya adalah : a.
Memotivasi siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru tanpa ragu-ragu b. Membiasakan siswa untuk berbicara di depan kelas dengan percaya diri c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam mencocokkan kartu
Kelebihan pada siklus I yang harus dipertahankan atau ditingkatkan lagi yaitu : a.
Semangat siswa pada saat melakukan kegiatan b. Keaktifan siswa pada saat berdiskusi dalam kelompok c. Keaktifan siswa pada saat mencocokkan kartu
4.2.2 Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
” pada siklus II ini pembelajaran dilakukan sama seperti pada siklus I yaitu dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka dan pada pertemuan kedua di akhir pembelajaran diberi soal evaluasi) dengan rincian sebagai berikut.
4.2.2.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah memperbaiki kekurangan yang ada di siklus I dan mempersiapkan alat penunjang lain yang perlu digunakan dalam siklus II. Sebelum guru kelas IV mengajar, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, lembar observasi atau pengamatan aktivitas guru saat mengajar dengan menerapkan model Make A Match berbantuan Puzzle serta menyiapkan media yang dibutuhkan seperti puzzle dan kartu soal dan jawaban yang digunakan dalam menerapkan model Make A Match berbantuan Puzzle.
4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada bulan April 2015 di kelas dan sekolah yang sama dengan siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal
6 April 2015 dan pertemuan kedua pada tanggal 11 April 2015.
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan I Siklus II
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah berdoa, mengucap salam, mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu siswa menjawab apersepsi guru dengan pertanyaan “apa kalian tahu alat ini (menunjukkan gambar HP). Digunakan untuk apa HP
?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan I dan guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pembelajaran hari ini yaitu tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang dipelajari hari ini, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai perkembangan teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa kini. Guru menunjukkan gambar-gambar alat komunikasi masa lalu dan masa kini supaya siswa dapat lebih mengerti. Dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari siswa akan mengetahui alat komunikasi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini.
Kegiatan berikutnya siswa dibagi dalam dua kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran dengan model Make A
Match berbantuan Puzzle. Guru membagikan puzzle kepada tiap-tiap kelompok.
Kelompok pertama mendapat puzzle yang akan membentuk kartu soal dan kelompok kedua mendapat puzzle yang akan membentuk kartu jawaban. Setelah
puzzle dibagikan, guru menugaskan siswa untuk menyusun puzzle yang telah
didapat. Guru berkeliling untuk mengontrol siswa dalam menyusun puzzle.Apabila puzzle telah selesai disusun maka guru menukarnya dengan kartu soal/jawaban sesuai puzzlenya. Setelah semua puzzle ditukar dengan kartu-kartu soal dan jawaban, tugas siswa selanjutnya adalah mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Waktu untuk mencari pasangan adalah 30 detik. Siswa yang waktu untuk mencari pasangan selesai, siswa yang telah berhasil menemukan pasangan kartunya mempresentasikan hasilnya ke depan kelas dan siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami dan untuk mengakhiri pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan II Siklus II
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah berdoa, mengucap salam, mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu siswa menjawab apersepsi guru dengan pertanyaan “kalian kalau pergi sekolah naik apa?. Termasuk jenis transportasi apa sepeda motor itu?
”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan II dan guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pembelajaran hari ini yaitu tentang perkembangan teknologi transportasi.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang dipelajari hari ini, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai perkembangan teknologi transportasi pada masa lalu dan masa kini.
Kegiatan berikutnya siswa dibagi dalam dua kelompok. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran dengan model Make A
Match berbantuan Puzzle. Guru membagikan puzzle kepada tiap-tiap kelompok.
Kelompok pertama mendapat puzzle yang akan membentuk kartu soal dan kelompok kedua mendapat puzzle yang akan membentuk kartu jawaban. Setelah
puzzle dibagikan, guru menugaskan siswa untuk menyusun puzzle yang telah
didapat. Guru berkeliling untuk mengontrol siswa dalam menyusun puzzle.Apabila puzzle telah selesai disusun maka guru menukarnya dengan kartu soal/jawaban sesuai puzzlenya. Setelah semua puzzle ditukar dengan kartu-kartu soal dan jawaban, tugas siswa selanjutnya adalah mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang. Waktu untuk mencari pasangan adalah 30 detik. Siswa yang sudah mendapat pasangan melapor kepada guru dan guru mencatatnya. Setelah waktu untuk mencari pasangan selesai, siswa yang telah berhasil menemukan pasangan kartunya mempresentasikan hasilnya ke depan kelas dan siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Untuk mengakhiri pembelajaran hari ini, guru mengucapkan salam penutup.
4.2.2.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada guru kelas 4 saat melakukan pembelajaran IPS siklus II dengan model pembelajaran Make A
Match berbatuan Puzzle dengan materi Perkembangan Teknologi Komunikasi dan
Transportasi pada siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecmatan Tuntang Kabupaten Semarang, didapatkan hasil yang akan dipaparkan pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan INo. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor 1. 1 - - 2.
2 - - 3.
3
10
30 4.
4
6
24 Total skor
54 Kategori Sangat baik Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa siklus II pada pertemuan I tentang kinerja guru. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 0, skor 3 sejumlah 10, dan skor 4 sejumlah 6. Total skor hasil dari penilaian observer adalah 55 dan termasuk kategori sangat baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas guru (terlampir) skor antara 49-64 termasuk kategori sangat baik.
Sedangkan untuk melihat kinerja guru dengan menerapkan model Make A
Math berbantuan Puzzle pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan II
No. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor 1.
1 - -
2 - 3.
- 2.
3
4
12 4.
4
12
48 Total skor
60 Kategori Sangat baik Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa siklus II pada pertemuan II tentang kinerja guru. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 0, skor 3 sejumlah 12, dan skor 4 sejumlah 12. Total skor hasil dari penilaian observer adalah 60 dan termasuk kategori sangat baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas guru (terlampir) skor antara 49-64 termasuk kategori sangat baik.
4.2.2.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Selain observasi pada aktivitas guru, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. Untuk hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match berbatuan
Puzzle siklus II, dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I
Hasil Observasi No. Skor
Observer Jumlah skor 1.
1 - - 2.
2
3
6 3.
3
6
18 4.
4
7
28 Total skor
52 Kategori Sangat baik Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64 = sangat baik
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa siklus II pada pertemuan I tentang aktivitas siswa. Hasil penilaian dari observer skor 2 sejumlah 3, skor 3 sejumlah 6, dan skor 4 sejumlah 7. Total skor hasil dari penilaian observer adalah 52 dan termasuk kategori sangat baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas siswa (terlampir) skor antara 49-64 termasuk kategori sangat baik.
Sedangkan untuk melihat aktivitas siswa dengan menerapkan model Make berbantuan Puzzle pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel
A Math
4.12
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II
No. Skor Hasil Observasi Observer Jumlah skor
1 - 2.
- 1.
2 - - 3.
3
7
21 4.
4
9
36 Total skor
57 Kategori Sangat baik Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 16 = kurang 17-32 = cukup 33-48 = baik 49-64
= sangat baik Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa siklus II pada pertemuan II tentang aktivitas siswa. Hasil penilaian dari observer skor 3 sejumlah 7, dan skor 4 sejumlah 9. Total skor hasil dari penilaian observer dan peneliti adalah 57 dan termasuk kategori sangat baik karena dalam kriteria penilaian aktivitas siswa (terlampir) skor antara 49-64 termasuk kategori sangat baik.
4.2.2.5 Hasil Belajar IPS Siklus II
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle. Pada siklus II dengan 2 kali pertemuan, adapun hasil belajar IPS dengan materi Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Transportasi pada siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang tersaji pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS Siklus IIUntuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.13 dapat dilihat pada gambar
10 70-76 77-82 83-88 89-94 95-100
8
6
4
2
4.3 Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar IPS Pada Siklus II
yang memperoleh nilai antara 70-76 sejumlah 1 siswa, nilai antara 77-82 sejumlah 7 siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 83-88, nilai antara 89-94 sejumlah 8 siswa, dan nilai antara 95-100 sejumlah 5 siswa. Dari daftar nilai siswa pada siklus I, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70 (terlampir)
Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan
70 Dari tabel 4.13 dapat dilihat hasil belajar IPS pada siklus II dari 21 siswa
Rata-rata 88,1 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah
21 100%
Jumlah
95-100 5 19,1% Tuntas
70-76 1 23,8 % Tuntas 77-82 7 23,8% Tuntas 83-88 0 % Tuntas 89-94 8 33,3 % Tuntas
DISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPS SIKLUS II Jumlah siswa Rentang Nilai Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), data hasil perolehan nilai pada siklus II dapat diketahui jumlah siswa yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dalam tabel 4.14
Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pada Siklus IINo. Ketuntasan Belajar Banyak Siswa Persen (%)
1. Tuntas 21 100
2. Tidak Tuntas Jumlah 21 100
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II siswa yang yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sejumlah 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai KKM sejumlah 21 siswa atau 100%. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.4
PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR
10% Tuntas
100%
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pada siklus IIDari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle siswa yang belum tuntas 0% dari jumlah siswa. Berarti indikator kinerja dalam penelitian pada siklus II telah berhasil karena 100% dari 21 siswa mendapat nilai di atas KKM yaitu 70.
4.2.2.6 Tahap Refleksi
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II, telah terjadi peningkatan hasil belajar IPS yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa pada siklus I siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 5 siswa atau 23,8% dan siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 16 siswa atau 76,2% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendahnya 60. Sedangkan pada siklus II perolehan nilai siswa yang sudah mencapai KKM sejumlah 21 siswa atau 100% dan siswa yang belum mencapai KKM sejumlah 0 siswa atau 0% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Dari perolehan nilai pada siklus I dan siklus II tersebut, siswa yang sudah mencapai KKM meningkat yang semula dari 16 siswa menjadi 21 siswa.
4.3 Analisis Komparatif Data
Pada sub bab analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan hasil observasi guru dan siswa sebelum tindakan atau prasiklus dan hasil belajar IPS yang diperoleh siswa kondisi awal atau Prasiklus dan sesudah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II. Demikian peningkatan hasil observasi guru dan siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus I dan Siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus IIPrasiklus Siklus I Siklus II Tindakan %
Rata Rata % Rata %
- – rata – rata – rata
Aktivitas
31.5
20 41,5 64,5 57,5 89,5
Guru Aktivitas 28,5
18
41 64 54,5 85,5
Siswa
Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui peningkatan yang terjadi dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada prasiklus jumlah skor aktivitas guru yang diperoleh adalah 20 skor dengan persentase 31,5% pada tindakan siklus I skor meningkat menjadi 41,5 dengan persentase 64, 5 setelah tindakan siklus II kembali meningkat dengan skor 57,5 dengan persentase 89,5%. Peningkatan aktivitas juga diikuti dengan peningkatan aktivitas siswa yang pada prasiklus rata-rata 18 skor dengan prosentase 28,5% setelah penerapan siklus 1 meningkat menjadi 41 skor dengan persentase 64% dan dalam pnerapan siklus II juga meningkat menjadi 54,5 skor dengan prosentase 85,5%. Hal ini menyatakan bahawa aktivitas guru dan siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II terus mengalami peningkatan melalui penerapan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle. Peningkatan aktivitas guru dan siswa juga akan berpengaruh dengan meningkatnya hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I, siklus II. Selanjutnya hasil belajar IPS yang diperoleh siswa kondisi awal atau Prasiklus dan sesudah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II akan disajikan dalam tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.16 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri
Watuagung 01 Kondisi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Kondisi Prasiklus Siklus I Siklus II Banyak Persen Banyak Persen Banyak Persen
No. Nilai siswa (%) siswa (%) siswa (%)
1. Tuntas 9 42,9 16 76,2 21 100
2. Tidak Tuntas 12 57,1 5 23,8 Jumlah 21 100 21 100 21 100
Rata-rata Nilai 65,2 74,7 88,1 Nilai Tertinggi
80 90 100 Nilai Terendah
50
60
70 Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari kondisi awal siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sejumlah 9 siswa atau 42,9%, yang belum mencapai KKM sejumlah 12 siswa atau 57,1%. Ketuntasan belajar belum mencapai KKM sejumlah 5 siswa atau 23,8%. Sedangkan ketuntasan siswa pada siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlag 21 siswa atau 100%, yang belum mencapai KKM sejumlah 0 siswa atau tidak ada. Perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.5.
25
20
15 swa Si lah m
10 Ju
5 Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas
9
16
21 Belum Tuntas
12
5 Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Untuk memperjelas peningkatan rata
- –rata hasil belajar IPS dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:
Rata - rata
90
80
70
60
50
40
30
20
10 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus II Rata - rata 65,2 74,7 81,4
Diagram 4.6 Peningkatan Rat-rata Hasil Belajar IPS Kondisi Awal, Siklus I,
dan Siklus II
Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas
4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015. Penggunaan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle membuat siswa lebih semangat dan antusias karena mereka belajar melalui interaksi langsung dengan teman sekelompoknya dan pelajaran akan dapat tertanam di dalam otak dan tidak mudah dilupakan.
4.4 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subjek penelitian siswa kelas 4. Proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian ini masih bersifat konvensional dimana guru hanya berceramah dan masih berpusat pada guru. Acuan pembelajaran hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar dan belum menggunakan model pembelajaran yang menarik. Hal ini yang membuat hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang masih rendah. Siswa yang telah tuntas KKM (≥70) hanya 9 dari 21 siswa atau 42,9% dan yang belum tuntas KKM sebanyak 12 siswa atau 57,1%. Nilai rata-rata kelas hanya 65,2 dengan nilai tertinggi yang dicapai sebesar 80 dan nilai terendahnya yaitu 50. Berdasarkan data tentang ketuntasan dan rata-rata hasil belajar IPS kondisi awal, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
Peningkatan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle dapat dilihat dari jumlah siswa yang telah tuntas KKM dan hasil perolehan nilai pada siklus I dan II. Pada siklus I sebanyak 21 siswa atau 77,5% siswa telah mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 75 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Pada siklus I masih ditemukan kendala yaitu siswa belum memahami betul langkah-langkah model pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Kegiatan mencocokkan kartu serta mempresentasikan hasil kerjasama masih belum berjalan dengan baik. Dalam mencocokkan kartu, suasana kelas masih terlihat kurang teratur dan terkesan ramai. Pada saat mempresentasikan hasil kerjasama siswa masih terlihat malu-malu untuk berbicara.
Pada siklus II, dari 21 siswa jumlah siswa yang telah tuntas KKM sebanyak 21 siswa atau 100%. Rata-rata nilai 88,1 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Pada siklus II indikator kinerja dalam penelitian ini sudah terpenuhi sehingga tidak perlu dilaksanakan tindakan lagi.
Pada penelitian ini, penulis hanya mempersiapkan hal-hal non teknis seperti mempersiapkan alat bantu pembelajaran, mempersiapkan RPP, lembar observasi siswa dan guru, tes formatif untuk evaluasi. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru kelas 4 bertindak sebagai pelaksana pembelajaran yang mengajarkan pembelajaran IPS dan satu orang observer yaitu guru agama yang mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa hasil aktivitas siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, begitu juga dengan kinerja guru sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Model Pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle merupakan model pembelajaran dengan mencocokkan kartu soal dan jawaban. Dengan melatih siswa agar berpikir kritis. Pembelajaran dengan menggunakan model
Make A Match berbantuan Puzzle diawali dengan siswa menyusun puzzle yang
telah diberikan kemudian puzzle yang telah tersusun ditukar dengan kartu soal atau jawaban. Setelah itu siswa mencocokkan kartu yang dipegang. Selanjutnya kartu yang telah berhasil dicocokkan dipresentasikan dan siswa lain menyimak serta memberi tanggapan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran
Make A Match berbantuan Puzzle dapat mengubah pola pikir siswa yang awalnya
kurang komunikasi dan interaksi dengan siswa lain menjadi lebih aktif dan membangun kerjasama melalui pencocokan kartu soal dan jawaban dimana guru bertindak sebagai fasilitator. Hal ini yang membuat siswa menjadi terbiasa dan tidak kesulitan untuk berkomunikasi di dalam kelas dan pada kehidupan sehari- hari siswa. Perubahan pola pikir inilah yang mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat.
Hipotesis tindakan dalam peneltitian ini terbukti bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match berbantuan Puzzle maka hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 di SD Negeri Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada Semester II tahun Ajaran 2014/2015 meningkat.