Konsep keluarga DAN LP HIPERTENSI

BAB I
KONSEP KELUARGA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki
hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut kedalam satu
keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 1998).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan

anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah
atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian

 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan dalam
daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah

 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan

monogamy

dengan

anak-anak,

secara

bersama

menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama
2) Menurut Anderson Carter
 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah

 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat
yang disebabkan karena perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi

yaitu keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama

 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga atau
sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi
keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap

kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga mengekspresikan kasih
sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk
nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan
seluruh

anggota

keluarga

serta

menjamin

pemenuhan


kebutuhan

perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara dan merawat
anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan tetapi
untuk memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan
rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,

mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya
d. Tugas keluarga
Tugas

keluarga

merupakan

pengumpulan

data

yang berkaitan

dengan

ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
e. Tingkat kemandirian keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari
tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006)
sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah

Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak

Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6
bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota
keluarga baru termasuk siklus hubungan sex

 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun
biaya sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya

 Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat
penting untuk masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan

sekitarnya
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah/kegiatan di
luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan

 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya
kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini

g. Level Pencegahan Perawatan keluarga
Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi yaitu
1) Pencegahan primer (primary prevention)
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTENSI
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan
tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau
telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan mengukur ratarata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama
pada hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.

B. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada organ targeet
seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi dapat menimbulkan stroke,
gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau maligna, namun
banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan
saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit dasar. Dapat
diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada umunya hipertensi
tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Faktor-faktor

yang

mempertinggi

resiko

terjadinya

hipertensi

antara

lain:

a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan
e. dan gaya hidup Aktivitaas olah raga
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,

yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan
kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor
pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi
Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua
factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).

D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee on

Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
D. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian,
gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata
berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi
asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal.

F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic
di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi
gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-80% dari
denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan
mencegah komplkasi lebih lanjut.
4. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.
b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat reseptor
angiotensin II, alfa blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca dan diuretic
c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor
ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik).

BAB III
ASKEP TEORITIS
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
I.

Data umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. E
2. Alamat : tidak ada data
3. Komposisi keluarga
No

Nama

1
2
3

Jenis Kelamin Hubungan

Tn. E
Ny. V
An. L

L
P
L

Genogram

Ny.
V
(30)

Tn. E
(39)

An.
L (1)

Ket :

: laki laki

dengan KK
KK
Isteri
Anak

Umur

Pendidikan

39 th
30 th
1 th

-

: perempuan
-------- : tinggal serumah

4. Tipe keluarga
Keluarga Tn. E adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam keluarga
hanya ada suami, istri dan anak.
5. Suku
Tidak ada data
6. Agama
Tidak ada data
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. E mengatakan tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, dia juga jarang berinteraksi
dengan tetangganya
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Tidak ada data
II.

Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan balita dengan tugas perkembangan keluarga:
- Menanamkan nilai2 dan norma kehidupan.
- Mulai menanamkan keyakinan beragama.
- Mengenalkan kuitur keluarga.
- Memenuhi kebutuhan bermain anak.
- Membantu anak dlm sosialisasi dgn ling. Sekitar.
- Menanamkan tanggung jawab dlm lingkup kecil.
- Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Anak tidak diimunisasi,Ny. V saat ini tidak memakai KB, keluarga tidak pernah berobat
ke puskesmas, Ny. V menderita hipertensi dan dia mengatakan tidak pernah control ke
puskesmas.
11. Riwayat keluarga inti
Tidak ada data
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada data
III.

Lingkungan
13. Karakteristik rumah
Situasi lingkungan ; Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di sebelah pintu
masuk, terdiri dari dua kamar tidur yang hanya memiliki satu pintu saja, dinding samping
berhimpitan dengan tetangga dan udara dalam rumah lembab. Pembuangan sampah :
Tak ada data, hanya sampah mainan yang berserakan di dalam rumah . Sumber air
minum, tempat pembuangan tinja dan tempat pembuanga limbah : Tak ada data
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kehidupan antar anggota keluarga setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan
tanpa memerlukan persetujuan dari anggota keluarga yang lain
15. Mobilitas geografis keluarga
Tidak ada data
16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat
Tn. E jarang berinteraksi dengan tetangganya.
17. Sistem pendukung keluarga
Tidak ada data
Denah Rumah

Tempat
Tidur

IV.

Tetangga

Struktur keluarga
18. Pola komunikasi keluarga
Setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari
anggota keluarga yang lain.
19. Struktur kekuatan keluarga
Tidak ada data
20. Struktur peran
Tidak ada data
21. Nilai atau norma budaya
Tidak ada data

V.

Fungsi Keluarga
22. Fungsi Afektif
Tidak ada data
23. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. E jarang berinteraksi dengan tetangganya

24. Fungsi Perawatan Kesehatan
Imunisasi : Anak tidak diimunisasi, karena ayah takut anaknya panas dan ibunya tidak
memakai KB, keluarga tidak pernah berobat kepuskesmas dan jika ada salah satu anggota
kelurga yang sakit hanya menggubnakan obat-obatan alami atau membeli diwarung. Istri
Tn.E (Ny.V) sedang hamil trimester kedua, dari sebelum menikah Ny. V menderita
hipertensi, Ny, V mengatakan tidak pernah kontrol ke puskesmas, Ny. V juga pernah
mengalami keguguran saat mengandung anak pertama, dan kelahiran anak kedua dibantu
oleh dukun.

VI.

Stres dan Koping Keluarga
25. Stressor Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Anak tidak diimunisasi, karena ayah takut anaknya panas
26. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota
yang lain
27. Strategi Koping
Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota
yang lain
28. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah secara
maladaptive.

VII.

Harapan Keluarga
Tidak Ada Data

VIII.

Data Tambahan

1. Nutrisi
Tidak Ada Data
2. Eliminasi
Tidak Ada Data
3. Istirahat Tidur
Tidak Ada Data
4. Aktivitas Sehari-hari
Tidak ada Data
5. Merokok
Tidak ada Data

IX.

Pemeriksaan Fisik
Tidak Ada Data

 Analisa Data
Data subjektif

No
1

Data
Data subyektif
Ayah mengatakan anaknya tidak diimunisasi, karena
takut anaknya panas
Data obyektif : -

2

3

4

Data subyektif
Keluarga mengatakan tidak pernah berobat ke
Puskesmas dan jika salah satu anggota keluarga yang
sakit hanya menggunakan obat – obatan alami atau
membeli di warung.
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester kedua, dari
sebelum menikah Ny.V menderita hipertensi, Ny.V
mengatakan tidak pernah control ke Puskesmas Ny.V
juga pernah mengalami keguguran saat mengandung
anak I, dan kelahiran anak ke II di bantu oleh dukun
Data Obyektif:Data subyektif
Keluarga mengatakan setiap keputusan ada di tangan
kepala keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan
dari anggota keluarga yang lain
Dan Tn E jarang berinteraksi dengan tetangganya.
Data Obyektif: Data subyektif :Data obyektif

Dx Keperawatan
Resiko terjadinya gangguan
penyakit yang bisa dicegah
dengan imunisasi pada An L
(1 th) di keluarga Tn E b/d
ketidaktahuan keluarga Tn E
mengenal masalah kesehatan
keluarga
Kurang pengetahuan Keluarga
Tn E b/d ketidakmampuan
keluarga Tn E menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan
di sekitarnya.

Koping keluarga Tn E tidak
efektif b/d ketidakmampuan
Tn E memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi
keluarga
Kerusakan penatalaksanaan
pemeliharaan rumah b/d
ketidakmampuan keluarga Tn

5

Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di
sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur yang
hanya memiliki satu pintu saja, dinding samping
berhimpitan dengan tetangga dan udara dalam rumah
lembab, hanya sampah mainan yang berserakan di
dalam rumah

E memodifikasi lingkungan
untuk menjamin kesehatan
keluarga.

Data subyektif
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester kedua, dari
sebelum menikah Ny.V menderita hipertensi, Ny.V
mengatakan tidak pernah control ke Puskesmas

Resiko terjadinya preeklamsia
pada Ny V b/d
ketidakmampuan keluarga Tn
E merawat keluarga yang
mengalami gangguan
kesehatan.

Data obyektif:-

 Diagnose keperawatan keluarga dan scoring
Diagnose keperawatan keluarga yang muncul antara lain :
1. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
pada An L (1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal
masalah kesehatan keluarga

no Criteria

Score

pembenaran

1

Sifat masalah : resiko

2/3 x 1

Masalah ini belum terjadi namun
terdapat data bahwa An.L belum
diimunisasi.

2

Kemungkinan masalah untuk
diubah :mudah

2/2 x 2

Masalah masih mudah untuk
diubah, dengan cara memberikan
penyuluhan tentang pentingnya
imunisasi.

3

Potensial masalah untuk di cegah :
tinggi

3/3 x 1

Masalah gangguan penyakit
belum terjadi, jadi bisa dilakukan
perawatan kesehatan mulai dari
sekarang dan melakukan
imunisasi pada kehamilan

berikutnya.
4

Menonjolnya masalah : tidak segera
diatasi

½x1

Total

4 1/3

Karena masalah belum terjadi
maka tidak perlu segera di atasi
namun harus dilakukan.

2. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya.

no Criteria

Score

Pembenaran

1

Sifat masalah : actual

1/3 x 1

2

Kemungkinan masalah untuk diubah :
mudah

2/2 x 2

Keluarga tidak pernah berobat ke
Puskesmas dan jika salah satu
anggota keluarga yang sakit
hanya menggunakan obat –
obatan alami atau membeli di
warung.
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil
trimester kedua, dari sebelum
menikah Ny.V menderita
hipertensi, Ny.V mengatakan
tidak pernah control ke
Puskesmas Ny.V juga pernah
mengalami keguguran saat
mengandung anak I, dan
kelahiran anak ke II di bantu oleh
dukun.
Masalah mudah untuk diubah
dengan cara memberikan
penyuluhan tentang pelayanan
kesehatan puskesmas.

3

Potensial masalah untuk di cegah :
tinggi

3/3 x 1

Walaupun masalahnya sudah
terjadi, tetapi jika ada salah satu
keluarga yang sakit dan ibu
hamil lagi bisa langsung dibawa
ke puskesmas setelah keluarga
tahu fungsi puskesmas.

4

Menonjolnya masalah : ada masalah
tidak perlu segera ditangani

½x1

Masalah sudah terjadi, tapi
keluarga menganggap ini bukan
masalah yang serius jadi tidak

segera ditangani.
Total

3 5/6

3. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

no Criteria

score

Pembenaran

1

Sifat masalah : actual

1/3 x 1

Setiap keputusan ada di tangan
kepala keluarga dan tanpa
memerlukan persetujuan dari
anggota keluarga yang lain
Tn E jarang berinteraksi dengan
tetangganya.

2

Kemungkinan masalah untuk diubah :
sedang

½x2

Masalah masih mungkin untuk
diubah, walaupun agak susah
mengubah koping negative ke
positif.

3

Potensial masalah untuk dicegah :
cukup

2/3 x 1

Masalah sudah terjadi, tetapi
keluarga masih belum mampu
mengambil keputusan yang tepat
untuk kesehatan mereka.

4

Menonjolnya masalah : ada masalah
tidak perlu segera ditangani

½x1

Keluaga merasakan ada masalah,
tapi menurut mereka tidak serius,
jadi tidak perlu segera ditangani.

Total

2 1/2

4. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
No

Kriteria

Skore

Pembenaran

1

Sifat masalah:

3/3 x1

aktual

2

Kemungkinan
masalah dapat di
ubah:

2/2 x 2

Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di
sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur
yang hanya memiliki satu pintu saja, dinding
samping berhimpitan dengan tetangga dan udara
dalam rumah lembab, hanya sampah mainan yang
berserakan di dalam rumah
Masalah mudah diubah, jika semua anggota keluarga
ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan
lingkungan rumah.

mudah
3

Potensial masalah
untuk dicegah:

2/3 x 1

Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut
dengan menjaga kebersihan lingkungan, tapi
pengubahan struktur bangunan masih berkendala
dengan factor ekonomi mengingat Tn. E tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap.

2/2 x 1

Keluarga merasakan betul adanya masalah
pemeliharaan rumahnya yang bias menyebabkan
timbulnya masalah kesehatan, jadi harus segera
ditangani.

Cukup

4

Menonjolnya
masalah:
Masalah berat dan
harus segera
ditangani
Total

4 2/3

5. Resiko terjadinya preeklamsia pada Ny V b/d ketidakmampuan keluarga Tn E merawat
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
No
1

Kriteria
Sifat masalah:

Skore
2/3 x1

Masalah ini belum terjadi, namun terdapat data
bahwa Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester
kedua, dari sebelum menikah Ny.V menderita
hipertensi, Ny.V mengatakan tidak pernah control ke
Puskesmas.

2/2 x 2

Masalah mudah untuk diubah dengan cara
memberikan penyuluhan tentang bahaya hipertensi
pada saat kehamilan dan pentingnya control saat
hamil.

resiko

2

Kemungkinan
masalah dapat di
ubah:
Mudah

Pembenaran

3

Potensial masalah
untuk dicegah:

2/3 x 1

Masalah belum terjadi, tetapi ibu punya riwayat
hipertensi pada kehamilan yang pertama dan
menyebabkan abortus.

1/2 x 1

Masalah belum terjadi, sehingga keluarga
menganggap masalah ini tidak perlu segera ditangani
namun tetap harus dilakukan control ke petugas
kesehatan.

Cukup
4

Menonjolnya
masalah:
Ada masalah tidak
perlu segera
ditangani
Total

3 5/6

 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
2. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An L (1
th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal masalah kesehatan
keluarga
3. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
4. Resiko terjadinya preeklamsia pada Ny V b/d ketidakmampuan keluarga Tn E merawat
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
5. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga.

INTERVENSI
1. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
Diagnosa
keperawatan

Tujuan Umum

1. kerusakan
penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah b/d
ketidakmampuan
keluarga Tn. E
memodifikasi
lingkungan untuk
menjamin
kesehatan
keluarga

Setelah
diberikan askep
keluarga
keadaan rumah
menjadi baik

Tujuan khusus
2. selama 1x60 menit
kunjungan keluarga
mampu memelihara
rumah dengan baik
Dengan cara :

Evaluasi
kriteria

Evaluasi
standar

Intervensi

Respon
verbal

Rumah yang
sehat adalah
kondisi
fisik,
kimia, ,
biologi
didalam
rumah dan
perumahan
sehingga
memungkin
kan
penghuni
atau
masyarakat
memperoleh
derajat
kesehatan
yang
optimal

1.1.1 diskusikan bersama
keluarga tentang
pengertian rumah sehat
1.1.2 tanyakan kembali
kepada keluarga tentang
pengertian rumah sehat
1.1.3berikan pujian atas
jawaban yang tepat

1.1Menyebutkan
pengertian rumah
yang sehat

1.2.Menyebutkan ciriciri rumah yang sehat

Respon
verbal

1.

1.2.1 diskusikan dengan
keluarga tentang ciri-ciri
yang
rumah sehat

Sirkulasi

udara
baik.

1.2.2diskusikan
an
yang bagaimana memodifikasi
rumah sehat agar sesuai
cukup.
dengan ciri-ciri rumah
3. Air bersih sehat
2. Penerang

terpenuhi
4. Pembuan
gan

1.2.3berikan pujian
kepada keluarga atas
pertanyaan yang tepat

air

limbah
diatur
dengan baik
agar

tidak

menimbulka
n
pencemaran.
5. Bagianbagian
ruang
seperti lantai
dan dinding
tidaklembab
serta tidak
terpengaruh
pencemaran
seperti bau,
rembesan air
kotor
maupun
udara kotor
1.3. Keluarga mampu
menyebutkan akibat
yang ditimbulkan dari
rumah yang tidak sehat

Respon
verbal

Rumah yang
kurang sehat
akan
menimbulka
n berbagai
akibat yaitu
dapat
menimbulka
n beragai
macam
penyakit,
kurang
memberikan
kenyamanan
pada
anggota
keluarga

1.3.1diskusikan dengan
keluarga akibat tidak
menjaga kebersihan
rumah
1.3.2berikan pujian atas
tindakan yang telah
dilakukan keluarga

1.4. keluarga mampu
memperbaiki kondisi
rumahnya

Respon
afektif

Respon
psikomo
tor

Respon
afektif

Keluarga
dapat
melakukan
perubahan
terhadap
kondisi
rumahnya
agar sesuai
dengan
rumah yang
sehat dan
memberikan
kenyamanan
kepada
keluarga

1.4.1ajak keluarga
menjaga kebersihan
rumah dimulai dari
halaman rumah
1.4.2.ajak keluarga
memperbaiki bagianbagian rumah yang tidak
baik

1.4.3.motivasi keluarga
untuk memelihara rumah
agar selalu tercipta
kenyamanan bagi anggota
keluarga

2. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An L (1
th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal masalah kesehatan
keluarga
NoDiagnosa

Tujuan

Evaluasi

Intervensi

Keperawatan
Tujuan

Tujuan Khusus

Kriteria Standar

1.

Respon

Imunisasi adalah

-Berikan

verbal

pemberian kekebalan

pengetahuan

Umum
24Risiko

Setelah

Selama

terjadinya

diberikan

1x60 menit

gangguan

askep

kunjungan

tubuh terhadap suatu

keluarga

Keluarga Tn.E

penyakit dengan

tentang

penyakit yang

pada

bisa dicegah

keluarga

mampu

dengan

Tn.E ,

mengenal

imunisasi pada

tidak

masalah

An.L (1th) di

terjadi

kesehatan yang

memasukkan sesuatu ke
dalam tubuh agar tubuh
tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau

imunisasi
-Diskusikan
dengan
keluarga,

keluarga Tn.E

gangguan

terjadi pada

b/d

penyakit

An.L yang

ketidaktauan

pada An.L

tidak

keluarga Tn.E

berbahaya bagi seseorang.

tujuan keluarga
harus
melakukan

Tujuan imunisasi : Tujuan

mendapatkan

mengenal

imunisasi.

masalah

Dengan cara:

kesehatan

-Menyebutkan

keluarga

pengertian

dari diberikannya suatu
imunitas dari imunisasi
adalah untuk mengurangi
angka penderita suatu
penyakit yang sangat

imunisasi
-Diskusikan
dengan
keluarga
pentingnya

imunisasi

membahayakan kesehatan

imunisasi bagi

-Menyebutkan

bahkan bisa menyebabkan

anak untuk

tujuan

kematian pada

mencegah

imunisasi

penderitanya.

penyakit

-Menyebutkan

-Berikan

akibat jika anak

penjelasan
Akibat jika anak tidak di

tidak

imunisasi:

diimunisasi

Tidak mendapatkan
kekebalan terhadap
penyakit

apabila anak
tidak mendapat
imunisasi
-Puji keluarga
atas jawaban
atau tindakan
yang tepat

2.

keluarga

Respon

Macam – macam

-Beri

verbal

imunisasi: imunisasi

penjelasan

memutuskan

BCG, DPT, Polio,

pada keluarga

imunisasi yang

Campak, Hepatitis dll

Tn.E

Tn.E mampu

tepat bagi

tentang

macam-macam

kesehatan An.L

Efek pemberian

imunisasi

Dengan cara:

imunisasi:

-Diskusikan

-Menyebutkan

1.BCG: bisul kecil yang

dengan

macam-macam

kemudian menjadi luka

keluarga Tn.E

imunisasi

dan berbekas, jika ada

efek pemberian

-Memberikan

bekas imunisasi ini

imunisasi bagi

penyuluhan

berhasil

An.L

tentang efek

2.DPT: anak menderita

-Beri

pemberian

panas pada sore hari

kesempatan

imunisasi bagi

setelah di imunisasi

keluarga untuk

kesehatan An.L

3.campak: panas dan

mendiskusikan

kemerahan

tentang

4.Hepatitis: umumnya

imunisas

tidak ada
-Motivasi
keluarga untuk
menjadi
Respon

akseptor

afektif

imunisasi
-Jelaskan baik
buruknya dari
bermacammacam
imunisasi yang
dikenal oleh
keluarga

3.

keluarga

Respon

Tempat mendapatkan

-Jelaskan

Tn.E mampu

psikomo imunisasi:

beberapa

menggunakan

tor

1.Di Pos Pelayanan

tempat

fasilitas

Terpadu (Posyandu)

pelayanan

kesehatan

2.Di Puskesmas, Rumah

kesehatan yang

Dengan cara:

Sakit Bersalin, BKIA,

melayani

- Memanfaatka

Rumah Sakit

imunisasi

n fasilitas

Pemerintah.

-Libatkan ayah

kesehatan

3.Di Praktek

dan ibu untuk

terdekat

mengambil

untuk

Bidan/Dokter

keputusan

akseptor

imunisasi yang

imunisasi

terbaik untuk
anaknya
-Libatkan ayah
dan ibu untuk
mendiskusikan
tentang
imunisasi

3. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
noDiagnosa

EVALUASI

TUJUAN

INTERVENSI

Keperawatan
TUPAN
32Kurang
pengetahuan
keluarga Tn E b/
d
ketidakmampuan
keluarga Tn E
menggunakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan

Setelah
diberikan
Askep GA
selama 1x
kunjungan
keluarga
mengetahui
dan mampu
menggunakan
fasilitas

TUPEN
Setelah diberikan askep
GA dalam 1 kali
kunjungan dan durasi
waktu 30 menit keluarga
mampu :
1.Mengenal fasilitas
kesehatan.

KRITERIA

STANDAR

Verbal

Keluarga
1.1
diskusik
an bersama
mampu
keluarga
mengenal
tetang
fasilitas
penggunaan
kesehatan
fasilitas
seperti
pelayanan
pelayanan
kesehatan
disekitarnya.
medis,
kesejahteraa

disekitarnya

pelayanan
kesehatan

n sosial dan
transportasi.
2. Mengunakan
fasilitas
kesehatan

psikomotor Keluarga
mampu
memanfaatk
an fasilitas
kesehatan
disekitarnya
seperti
puskesmas,
posyandu,dl
l

1.2 keluarga
mampu
mendapatkan
perawatan
segera dengan
mengunakan
fasilitas
kesehatan yang
ada.

4. Resiko terjadinya preeklamsia pada Ny V b/d ketidakmampuan keluarga Tn E merawat
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
oDiagnosa
Keperawatan

4

Tujuan

Evaluasi

Tujuan

Tujuan

Umum

Khusus

Resiko

Setelah

preeklamsia

Intervensi

Kriteria

Standar

Selama 1x60

Respon

Hipertensi adalah

- Gali

diberikan

menit kunjungan

verbal

tekanan darah tinggi

pengetahuan

pada

askep pada

Keluarga Tn.E

yang bersifat

keluarga

kehamilan

keluarga

mampu

abnormal. Seseoarang tentang

kedua Ny.V

Tn.E ,

mengenal

dianggap mengalami

hipertensi

di keluarga

resiko

masalah

hipertensi apabila

-Diskusikan

Tn.E b/d

preeklamsi

kesehatan yang

tekanan darahnya

dengan

ketidaktahuan

pada Ny. V

terjadi pada

lebih tinggi dari

keluarga,

keluarga Tn.

tidak

keluarga Tn. E

140/90 mmHg

penyebab

E mengenal

terjadi

tentang

sistolik atau 90

hipertensi

hipertensi

mmHg diastol.

-Diskusikan

masalah
kesehatan

Dengan cara:

dengan

keluarga

Menyebutkan

Tanda dan gejala

keluarga tanda

tentang

pengertian

hipertensi: yaitu

dan gejala

riwayat

hipertensi

peningkatan tekanan

hipertensi

penyakit

-Menyebutkan

darah dan juga

-Puji keluarga

hipertensi

penyebab

disertai

atas jawaban

hipertensi

1. Sakit kepala

atau tindakan

-Menyebutkan

2. Vertigo dan muka

yang tepat

tanda dan gejala

merah.

hipertensi

3. Epistaksis
sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah

Keluarga Tn.E

Respon

Diet; yang dianjurkan

mampu

verbal

untuk penderita

mengenal
masalah

- Beri
penjelasan

hipertensi adalah : pada keluarga
 Penurunan

Tn.E tentang

kesehatan yang

konsumsi garam

pencegahan

terjadi tentang

dari 10 gr/hari

hipertensi

penanganan

menjadi 5 gr/hari

- Beri

hipertensi
Dengan cara:

 Diet rendah

penjelasan

kolesterol dan

pada keluarga

-Menyebutkan

rendah asam

Tn.E tentang

pencegahan

lemak jenuh

makanan yang

hipertensi

 Penurunan berat
badan

-Menyebutkan

dianjurkan dan
dihindari untuk
mencegah

makanan yang

hipertensi

dianjurkan dan
dihindari untuk
mencegah
hipertensi
Respon

-Motivasi

afektif

keluarga untuk
mengatasi
hipertensi
-Jelaskan

Respon
verbal

pentingnya
mengetahui
dan mencegah
terjadinya
hipertensi pada
keluarga Tn.E

Menggunakan

Respon

Keluarga mampu

-Jelaskan

fasilitas

verbal

memanfaatkan

beberapa

fasilitas kesehatan

tempat

yang ada di

pelayanan

daerahnya

kesehatan yang

kesehatan
Dengan cara:
-Memanfaatkan
fasilitas

melayani

kesehatan

pengobatan

terdekat untuk

Respon

hipertens

akseptor

psikomotor

-Libatkan

hipertensi

keluarga dalam
pengobatan
hipertensi

5. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga.

NoDiagnosa
Keperawatan

5

Tujuan

Evaluasi

Tujuan

Tujuan

Umum

Khusus

Koping

Setelah

Selama 1x60

Respon

Keluarga mampu

-Diskusikan

keluarga

diberikan

menit

verbal

berdiskusi dengan

bersama

Tn.E tidak

askep

kunjungan

anggota keluarga

keluarga

efektif b/d

keluarga

koping

yang lain.

tentang

ketidakma

mampu

keluarga

tindakan

mpuan

memutuskan

efektif

kesehatan yang

Tn.E

tindakan

Dengan cara:

tepat bagi

memutuska

kesehatan

n tindakan

yang tepat

kesehatan

bagi

yang tepat

keluarga

bagi
keluarga.

Keluarga
mampu saling
berdiskusi
tetang
tindakan

Kriteria

Intervensi
Standar

anggota
keluarga

kesehatan
yang tepat
bagi anggota
keluarganya.
Keluarga

Respon

Keluarga

- berikan

mampu

psikomotor

berinteraksi dengan

keluarga

berinteraksi

tetangga dan

kesempatan

dengan

lingkungan sekitar

untuk

tetangga dan

bersosialisasi

lingkungan

dengan

sekitar

tetangga dan
lingkungan
sekitar

Keluarga

Respon

Keluarga mampu

-motivasi

mampu

afektif

memutuskan untuk

keluarga untuk

memutuskan

menggunakan

mau

untuk

pelayanan kesehatan menggunakan

menggunaka

pelayanan

n pelayanan

kesehatan

kesehatan

- libatkan suami

yang tepat

dan istri untuk

bagi keluarga

mengambil
keputusan
menggunakan
pelayanan
kesehatan yang
terbaik bagi
keluarga

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
No

Dx kep

Implementasi

1

Kerusakan
penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah b/d
ketidakmampuan
keluarga Tn E
memodifikasi
lingkungan
untuk menjamin
kesehatan
keluarga.

Tgl 10-11-11 jam 10.00-11.00
-mengucapkan salam
-menvalidasi keadaan keluarga
-mengingatkan kontrak
-menjelaskan tujuan

Evaluasi
S:
-keluarga menjawab salam
- keluarga mengatakankeadaan
rumahnya masih seperti semula
-keluarga menyetujui pertemuan saat
ini selama 60 menit

TUK 1
1.1.1
1.1.2
1.2.1

1.2.2

Mendiskusikan bersama
keluarga tentang
pengertian rumah sehat
Menanyakan kembali
kepada keluarga tentang
pengertian rumah sehat
Mendiskusikan dengan
keluarga tentang ciri-ciri
rumah sehat

Mendiskusikan bagaimana
memodifikasi rumah sehat
agar sesuai dengan ciri-ciri
rumah sehat.

-Keluarga mengatakan mengerti
tentang diskusi yang dilakukan.
-Keluarga mengatakan pengertian
rumah sehat adalah kondisi, fisik,
kimia, biologi di dalam rumah dan
perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat
memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.
- Keluarga menyebutkan ciri-ciri
rumah yang sehat yaitu sirkulasi
udara yang baik.Penerangan yang
cukup.

Air

Pembuangan

bersih
air

terpenuhi

limbah

diatur

dengan baik agar tidak menimbulkan
pencemaran.

Dan

Bagian-bagian

ruang seperti lantai dan dinding tidak
lembab
1.3.1

Mendiskusikan dengan
keluarga akibat tidak

serta

tidak

terpengaruh

pencemaran seperti bau, rembesan
air kotor maupun udara kotor

menjaga \kebersihan
rumah.

1.4.1

Mengajak keluarga
menjaga kebersihan rumah
dimulai dari halaman
rumah

1.4.2

Mengajak keluarga
memperbaiki bagianbagian rumah yang tidak
baik

1.4.3

1.1.1

Memotivasi keluarga
memelihara rumah agar
selalu tercipta kenyamanan
bagi anggota keluarga
memberikan pujian atas
jawaban yang tepat

- Keluarga menyebutkan akibat yang
ditimbulkan dari rumah yang tidak
sehat yaitu rumah yang kurang sehat
akan menimbulkan berbagai akibat
yaitu dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit, kurang
memberikan kenyamanan pada
anggota keluarga
- keluarga mengatakan mau menjaga
kebersihan rumah keluarganya.
-Keluarga mengatakan akan
memperbaiki kondisi rumahnya
seperti keluarga dapat melakukan
perubahan terhadap kondisi
rumahnya agar sesuai dengan rumah
yang sehat dan memberikan
kenyamanan kepada keluarga.
-Keluarga menyetujui untuk
memelihara rumahnya untuk
seterusnya.
-Keluarga mengatakan merasa
senang.
O:
-Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan
penjelasan yang diberikan
A:
Keluarga mampu menyebutkan
pengertian dan ciri-ciri rumah sehat,
Keluarga menyebutkan akibat yang
ditimbulkan dari rumah yang tidak
sehat, keluarga mengatakan mau
menjaga kebersihan rumah
keluarganya dan akan memperbaiki
kondisi rumahnya. Keluarga juga
menyetujui untuk memelihara
rumahnya untuk seterusnya
P : Ingatkan kembali keluarga untuk
tetap menjaga dan mempertahankan
lingkungan rumahnya

2. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An L
(1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal masalah kesehatan
keluarga
No

Diagnosa

Implementasi

Evaluasi

Tgl. 11-11-2011 jam 08.00-

S:

Keperawatan
2 Resiko
terjadinya
gangguan
penyakit yang
bisa dicegah
dengan
imunisasi
pada An L (1
th) di
keluarga Tn E
b/d
ketidaktahuan
keluarga Tn E
mengenal
masalah
kesehatan
keluarga

09.00
-Mengucapkan salam
-Memvalidasi keadaan
keluarga

-Keluarga menjawab salam
-Keluarga mengatakan anaknya
belum mendapatkan imunisasi
-Keluarga menyetujui pertemuan saat

-Mengingatkan kontrak

ini selama 60 menit tentang

-Menjelaskan tujuan

imunisasi
-Keluarga mendengarkan

TUK 1:
- Memberikan pengetahuan

-

Keluarga mengatakan adalah
pemberian kekebalan tubuh

tentang imunisasi

terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam
tubuh agar tubuh tahan terhadap

- Mendiskusikan dengan

penyakit yang sedang mewabah atau

keluarga apa tujuan

berbahaya bagi seseorang O :

melakukan imunisasi

-

keluarga mengatakan tujuan dari
diberikannya suatu imunitas dari
imunisasi adalah untuk mengurangi

-Memberikan penjelasan

angka penderita suatu penyakit yang

apabila anak tidak mendapat

sangat membahayakan kesehatan

imunisasi

bahkan bisa menyebabkan kematian

pada penderitanya.

-

keluarga mengatakan Akibat jika
anak tidak di imunisasi: Tidak
mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit

O:
- Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan penjelasan
yang diberikan

A:
-Keluarga dapat menyebutkan
pengertian imunisasi ,tujuan dari
imunisasi dan dampak apabila anak
tidak mendapatkan imunisasi
P : Ingatkan kembali keluarga agar mau
mengimunisasi anaknya

TUK 2:

S:

-Memberi penjelasan pada -Keluarga mampu menyebutkan
keluarga

Tn.E

tentang macam-macam imunisasi adalah

macam-macam imunisasi

BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis
dll

-Mendiskusikan degan

- Keluarga mengatakan Efek

keluarga Tn E efek

pemberian imunisasi:

pemberian imunisasi bagi An

1.BCG: bisul kecil yang kemudian

L

menjadi luka dan berbekas, jika ada
bekas imunisasi ini berhasil
2.DPT: anak menderita panas pada

sore hari setelah di imunisasi
3.campak: panas dan kemerahan
-Memberi kesempatan

4.Hepatitis: umumnya tidak ada

keluarga untuk
mendiskusikan tentang
imunisasi
-Memotivasi keluarga untuk

-Keluarga sudah mau menjadi

menjadi akseptor imunisasi-

akseptor imunisasi

Menjelaskan baik buruknya
dari bermacam-macam
imunisasi yang dikenal oleh
keluarga

O:
- Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan penjelasan
yang diberikan

A:
- Keluarga mampu menyebutkan
macam-macam imunisasi, Efek
pemberian imunisasi dan
Keluarga sudah mau menjadi
akseptor imunisasi
P:
Ingatkan kembali keluarga agar mau
mengimunisasi anaknya

TUK 3:

S:

-Menjelaskan beberapa

Keluarga mengatakan Tempat

tempat pelayanan kesehatan

mendapatkan imunisasi:

yang melayani imunisasi

1.Di Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu)
2.Di Puskesmas, Rumah Sakit
Bersalin, BKIA, Rumah Sakit
Pemerintah.

3.Di Praktek Bidan/Dokter
-Melibatkan ayah dan ibu
untuk mengambil keputusan

-

Keluarga mengatakan akan

imunisasi yang terbaik untuk

berdiskusi bersama untuk

anaknya

mengambil keputusan imunisasi

-Melibatkan ayah dan ibu

yang terbaik untuk anaknya

untuk mendiskusikan tentang

O:

imunisasi

Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan penjelasan
yang diberikan

A:
-

Keluarga mengatakan Tempat
mendapatkan imunisasi dan
Keluarga mengatakan akan
berdiskusi bersama untuk
mengambil keputusan imunisasi
yang terbaik untuk anaknya

P:
Ingatkan kembali keluarga agar mau
mengimunisasi anaknya

3. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
No
3

Diagnosa
keperawatan
Kurang
pengetahuan
Keluarga Tn
E b/d
ketidakmamp
uan keluarga
Tn E

Implementasi

Evaluasi

Tgl 12 – 11 -2011
- Mengucapkan salam
- Memvalidasi keadaan
keluarga
- Mengingatkan kontrak
- Menjelaskan tujuan

S:
-

Keluarga menjawab salam
Keluarga mengatakan paham
akan penggunaan fasilitas
kesehatan.
Kelurga menyetujui
pertemuan saat ini selama 30

menggunakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan di
sekitarnya

TUK I
- Mendiskusikan
bersama keluarga
tetang penggunaan
fasilitas pelayanan
kesehatan disekitarnya
dengan menggunakan
lembar balik.
-

-

Menanyakan kembali
kepada keluarga
tentang penggunaan
fasilitas kesehatan.

menit.
Kelurga mengatakan paham
tentang penggunaan fasilitas
kesehatan.

-

Keluarga mampu
menjelaskan kembali tentang
penggunaan fasilitas
kesehatan.

-

Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan

O:
A:
-

Keluarga paham tentang
penggunaan fasilitas
kesehatan

-

Lanjutkan ke TUK
berikutnya

-

Keluarga mengatakan sudah
menggunakan fasilitas yang
ada.

-

Keluarga mau memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
uang ada

-

Keluarga mampu
memutuskan untuk merawat
anggota keluarga yang sakit
dengan memanfaatkan
pelayanan kesehatan

-

Ingatkan kembali keluarga
untuk memanfaatkan fasil