Makalah Studi Kasus Analisa Sistem Informasi Akuntansi PT

Makalah Studi Kasus Analisa
Sistem Informasi Akuntansi
PT. GUDANG GARAMTbk.
1 NOVEMBER 2012 ‫ميحيميدي شيميسي ايليهيايدييي‬

Tugas
Makalah Studi Kasus
Analisa Sistem Informasi Akuntansi
PT. GUDANG GARAM Tbk.

Dosen Pengampu : Bpk. Aditya Hermawan,SE.Ak.,MSA

Nama:
M Samsul Hadi_09102042

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) ASIA
Kampus Pusat : Jl. Soekarno-Hatta 1A Rembuksari
Kampus II : Jl. Borobudur No.21
MALANG
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Studi Kasus Sistem Informasi
Akuntansi di perusahan “PT. GUDANG GARAM Tbk”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1.

Bpk. Aditya Hermawan,SE.Ak.,MSA, Selaku dosen mata kuliah Analisa
Perancangan Sistem Informasi. Dan,
2.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

Malang, 04 Agustus 2011
Penyusun


M Samsul Hadi
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………
…1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….
3

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………. 5
1.3. Batasan Masalah…………………………………………………………. 6
1.4. Tujuan Penulisan………………………………………………………… 6
1.5. Manfaat Penulisan Makalah……………………………………….. 6

BAB II : LANDASAN PUSTAKA
2.1. Pengertian sistem…………………………………………………………9
2.2. Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis….. 10

2.3. Komponen Sistem Informasi………………………………………..12
BAB III : TEMUAN-TEMUAN
3.1. Profl Perusahaan……………………………………………………….. 13
3.2. Tijauan Khusus…………………………………………………………… 18
3.3. Gambaran SIA Perusahaan………………………………………….. 22
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1. Analisa Terhadap SIA Perusahaan………………………………. 26
4.2. Desain SIA Perusahaan……………………………………………….. 30

BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 39
5.2. Saran…………………………………………………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
43
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………….
45

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.

Latar Belakang

Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis
mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat.
Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efsien umtuk mempertahankan
eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi
yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu
sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan
sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan
demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan.
Sistem informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk
kelancaran proses pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada
pembeli. Prosedur pembelian bahan baku melibatkan beberapa bagian
dalam perusahaan dengan maksud agar pelaksanaan pembelian bahan baku

dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya kekacauankekacauan dalam prosedur pembelian bahan baku adalah lemahnya
pengendalian intern pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu
transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap perusahaan perlu
menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian
intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi
produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari
persoalan persediaan bahan baku, karena sebagian besar modal perusahaan
terikat pada proses produksi perusahaan tersebut. Dengan adanya sistem
informasi yang efektif, maka kekacauan-kekacauan yang umum terjadi
dalam bidang produksi seperti jadwal produksi yang tidak realistis,
pemborosan dan terjadinya kekurangan persediaan yang terjadi selama
proses produksi dapat dihindari dan ditangani.
Sampai saat ini, pengertian pengendalian intern telah dikemukakan oleh
banyak pihak. Dalam arti sempit, pengendalian intern didefnisikan sebagai
pengecekan untuk memeriksa kecermatan penjumlahan. Sedangkan dalam
arti luas, pengendalian intern adalah semua alat-alat yang digunakan oleh
pimpinan perusahaan untuk melakukan pengawasan. Sistem informasi
produksi memfokuskan pada aspek-aspek seperti: pemesanan,
penyimpanan, dan ketersediaan bahan baku dan perlengkapan produksi;

penjadwalan mesin, fasilitas dan tenaga kerja untuk memproses bahan baku

menjadi bahan jadi; mendesain dan menguji produk dengan jumlah sesuai
rencana, kualitas yang baik dan biaya yang dianggarkan. Dengan kata lain,
sistem informasi produksi bertujuan mendukung fungsi produksi dan operasi
yang terdiri atas aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan dan
pengendalian produksi barang dan jasa.
Untuk mencapai tujuan perusahaan manajemen bertanggung jawab
terhadap praktek pembelian bahan baku dan produksi dalam perusahaan
yang dikelola dan harus secara terus-menerus mengawasi sistem
pengendalian intern yang sudah ditetapkan. PT Gudang Garam Tbk
merupakan produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia yang
memproduksi berbagai jenis produk berkualitas tinggi, mulai dari sigaret
kretek linting (SKL), sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin
(SKM) yang sudah tersebar luas di Nusantara maupun di dunia. Produk PT.
Gudang Garam diantaranya adalah Gudang Garam International, Surya 12,
Surya 16, Surya Slims, Surya Signature, Surya Profesional, Surya Pro Mild,
Gudang Garam Nusantara, Gudang Garam Nusantara Mild, Gudang Garam
Merah, Gudang Garam Djaja, Nusa, Taman Sriwedari dan Sigaret Kretek
Filter Klobot.


1.2.

Rumusan Masalah

Aktivitas perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan
produksi menjadi semakin kompleks. Untuk dapat melakukan aktivitas
perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi sebagai
penghasil informasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengevaluasi
dan menganalisa sistem informasi akuntansi sebagai penyedia informasi
perencanaan dan pengendalian pembelian bahan baku dan produksi.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang menarik diangkat untuk lebih
mengetahui tentang perusahaan adalah:

1.
2.
3.

Bagaimana Gambaran Umum didirikannya PT. Gudang Garam Tbk?
Bagaimana Data Umum PT. Gudang Garam Tbk?

Bagaimana Gambaran Sistem Informasi Akuntansi di PT. Gudang
Garam Tbk?
4.
Bagaimana analisis terhadap Sistem Informasi Akuntansi di PT. Gudang
Garam Tbk?
5.
Bagaimana Rekomendasi /Desain Sistem Informasi Akuntansi di PT.
Gudang Garam Tbk?

1.3.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:




1.4.


Perseroan Terbatas (PT) Gudang Garam Tbk.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PT. Gudang Garam Tbk.
PT. Gudang Garam di jalan Raden Patah – Kediri

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang
gambaran Sistem Informasi Akuntansi (SIA) khususnya PT. Gudang Garam
Tbk, dan menganalisa serta mendesain Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PT.
Gudang Garam Tbk.

BAB II
LANDASAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian sistem

Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren
D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefnisikan sistem sebagai berikut “ Suatu sistem adalah suatu jaringan
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Defnisi sistem menurut Mulyadi (1993:2) sebagai berikut:
Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur.
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.

Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.



2.2.

Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis.

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian
sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds)

untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa
informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu
entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan
melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date,
dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan
transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis.
2.2.1.

Tipe transaksi dasar adalah:

Penjualan produk atau jasa
Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari
supplier

Penerimaan kas

Pengeluaran kas kepada supplier

Pengeluaran kas gaji karyawan.



2.2.2.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi
antara lain :

Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.

Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.

Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

2.2.3. Tujuan SIA:
Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-today operations)

Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision
making by internal decision makers).

Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban (to fulfll obligations relating to stewardship)
Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan
oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem
pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain,
baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan
transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab
pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan
dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para
karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor
dan kreditor.


2.3.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data,
jaringan dan teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung
dan meningkatkan operasi seharihari sebuah bisnis, juga menyediakan
kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi, personal dan multiuser.

BAB III
TEMUAN – TEMUAN

3.1. Profil Perusahaan
3.1.1. Sejarah Singkat Pabrik

Sebelum perusahaan PT. Gudang Garam berdiri, pemiliknya yang bernama
SURYA WONOWIJOYO kelahiran Hokian – Cina pada tanggal 15 agustus 1923
bekerja diperusahaan rokok Tjap 93 (NV. Sembilan Tiga) milik pamannya di Jl
Raden Patah – Kediri setelah tahun 1957 beliau membuka perusahaan
sendiri dengan menyewa tanah seluas 1000M dan jumlah sekitar 50 orang.
Seorang pengusaha yang dibesarkan di pulau Madura tepatnya di Sampang
ini merintis perusahaannya dengan sangat ulet dengan memasarkan 50 juta
batang rokok yang dipasarkan kekota terdekat dengan harga Rp. 1,perbungkus sekitar pada trahun 1958 sehingga menjadi perusahaan yang
besar seperti sekarang ini, sekitar tahun 1968 perusahaan perseorangan ini
akhirnya dirubah menjadi Firma (Fa) dan kemudian sekitar tahun 1972
dengan fasilitas pemerintah perusahaan-perusahaan ini menjadi “PT”
tertutup yang sahamnya hanya boleh dimiliki oleh keluarganya sendiri, dan
tahun 1990 PT. Gudang Garam menjadi terbuka dimana sahamnya boleh
dimiliki oleh orang luar.

Pada tahun 1960 sebuah cabang produksi SKT dan SKL dibuka di Gurah
sekitar 13 KM arah tenggara kota Kediri dengan pegawai kurang lebih 200
karyawan yang setiap harinya pulang pergi Gurah – Kediri.
Dengan adanya kebijakan ekonomi pemerintah dan stabilitas politik pada
awal orde baru peluang semakin meningkat didalam negeri dan usahanya
semakin akselerasi dengan dukungan BNI 1946, sehingga pada September
1968 areal pertama seluas 100 M dibeli dan dijadikan Unit I dan pada tahun
yang sama dibangun unit II disusul pemindahan unit produksi dari Gurah ke
Kediri pada tahun 1969.

Pada tahun 1990 perusahaan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan melakukan penawaran pada
masyarakat luas pada bulan juli – Agustus 1990 sebesar 1,98% sehingga
total sahamnya 20% dari modal yang disetor penuh.

3.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

3.1.2. Jumlah Karyawan
Pada awalnya berdirinya PT. Gudang Garam hanya memilki 50 orang
karyawan dan hampr semua dari daerahnya sendiri, tetapi lama kelamaan
tanbah menjadi banyak dan sekarang kurang lebih sekitar hampir 39.000
dan sudah banyak yang berasal dari daerah luar (Luar Kota).
Data Karyawan per 31 Desember 2006

Karyawan Borongan
14.272 orang

Karyawan Tetap
24.400 orang
JUMLAH
38.400 orang

3.1.3. Jaminan keselamatan kerja.
PT. Gudang Garam sangat memperhatikan keselamatan pegawai, antara
lain :
ü Pabrik memberi bantuan kepada karyawan yang sakit atau kecelakaan
saat bekerja, serta kecelakaan pada saat berangkat dan pulang kerja.
ü Pabrik memberikan cuti hamil pada kaum wanita sampai 45 hari sebelum
dan sesudah melahirkan.
ü Perusahaan menyediakan klinik berobat yang terletak dilokasi perusahaan
untuk karyawan yang mengalami sakit atau kecelakaan bekerja.
ü PT. GUDANG GARAM membentuk Tim P2K3 ( Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ) yang bertugas untuk memastikan keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan.
ü Adanya Tim dokter, para medis, bidan, asisten apoteker, analisis lab, dan
perawat gigi.

3.1.4. Perlengkapan Perlindungan kerja.
Perlengkapan perlindungan keselamatan kerja pada perusahaan antara lain :

Masker

Sarung tangan

Tabung api/pemadam.
3.1.5. Pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.
Pendidikan atau pelatihan keselamatan kerja oleh PT. gudang Garam juga
mendapat perhatian penting, hal ini terutama bagi pegawai baru atau awal
penggunaan alat baru seperti alat pembuat rokok dengan mesin ( SKM )
dengan tujuan :
1.
2.

Karyawan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan.
Berusaha mandiri jika sewaktu-waktu tidak lagi bekerja pada PT.
Gudang Garam.

3.
Karyawan tangkas dan cekatan dalam melaksanakan pekerjaan.
4.
Karyawan lebih terampil dalam bekerja.
5.
Mengembangkan kursus pengantin, hias janur, dan menjahit.
3.1.6. Pengaruh pabrik terhadap lingkungan.
Pengaruh pabrik terhadap lingkungan selalu ada baik positif atau negative,
Pabrik Gudang Garam berusaha mengurangi dampak negative bagi
lingkungan dengan jalan mengolah limbah dengan baik, menjadikan
lingkungan kerjanya sejuk dan nyaman dengan cara menanam pohon-pohon
yang rindang dan penataan taman yang indah.

3.1.7. Pengaruh pabrik terhadap masyarakat sekitarnya.
Berdirinya pabrik rokok ini mempunyai hikmah tersendiri, yakni masyarakat
sekitar dapat bekerja pada pabrik tersebut atau berjualan/berdagang pada
lokasi pasar yang telah di sediakan. Dengan demikian PT. Gudang Garam
turut serta meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, membantu
program pemerintah mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

3.2. Tinjaun Khusus
3.2.1. Sistem Produksi
Sistem produksi yang dilakukan PT. Gudang Garam adalah menggunakan
sistem produksi manual dan mesin, apabila produksi rokok yang diminta
distribusi adalah jenis rokok klobot maka yang digunakan menggunakan
sistem manual ( SKT ) dan jika pesanan distribusi jenis rokok flter maka
menggunakan sistem produksi mesin ( SKM ) dam menggunakan teknologi
tinggi baik pengolahan bahan baku dan pembuatan rokok dan laboratorium.

3.2.2. Bahan Baku Produksi
Bahan baku produksi rokok adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Tembakau kualitas.
Cengkeh pilihan.
Ambri ( Pembungkus rokok ).
Aroma rokok.
Lem Ambri.

3.2.3. Proses produksi.
Proses produksi yang dilakukan pertama kali adalah bahan baku yang perlu
di campur dipotong-potong agar mudah proses pencampuranya, setelah
bahan dicampur merata di masukkan ke oven untuk proses pengeringan.
Setelah bahan baku kering, proses pembuatan rokok perbatang siap di
lakukan baik oleh tenaga manusia ( SKT ) atau tenaga mesin ( SKM )
sehingga rokok siap di bungkus dan di pasarklan.

3.2.4. Menegement Perusahaan.

Sistem menegement perusahaan di PT. Gudang Garam adalah Menejemen
terbuka ( Open Menegement ) dan biasanya setiap 3 bulan sekali data
transaksi atau keuangan di layangkan pada media masa ( Visual atau Audio
Visual ).

3.2.5. Sistem penggajian.
Sistem penggajian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : System upah borongan
dan system upah tetap atau harian, hal ini tergantung dari bekerja itu sendiri
dalam memilih sistem upah tetapi kebanyakan karyawan memilih upah
borongan dengan hasil sesuai kerjanya.

3.2.6. Acounting / Pembukuan.

Sistem pembukuan yang ada pada perusahaan PT. Gudang Garam adalah
tergantung pada setiap unit di perusahaan di karenakan setiap unit
sistemnya berbeda tetapi setiap harinya selalu tercover dalam Bulanan,
Triwulandan Tahunan.

3.2.7. Perpajakan
Perpajakan PT. Gudang Garam adalah sekitar 60% dari hsil pemasaran
adalah milik pemerintah dengan cara membeli cukai rokok sehingga setiap
tahunnya.

3.2.8. Pemasaran
Proses pemasaran rokok gudang garam dilakukan oleh tenaga marketing/
pemasaran yang berpengalaman yang dipasarkan didalam negeri dan luar
negeri yang dibantu oleh para distributor, juga para agen dan grosir atau
sesuai dengan permintaan grosir dipasaran.

Apabila pemesanan sampai dilur negeri: Inggris, Belanda, Prancis, Amerika,
Arab Saudi, dll maka perusahaan PT. Gudang Garam menyesuikan standart
rokok pada kondisi negara tersebut (Data) penjualan dalam 6 tahun terakhir
Penjualan
N Tahu Domestik
o. n
(Batang)

Penjualan
Eksport
(Batang)

Total
Penjualan
(Batang)

1. 2001 66.388.000.000

3.844.000.000

70.182.000.000

2. 2002 61.405.000.000

4.134.000.000

65.539.000.000

3. 2003 62.662.000.000

4.650.000.000

67.312.000.000

4. 2004 65.196.000.000

4.681.000.000

69.877.000.000

5. 2005 61.569.000.000

4.426.000.000

65.995.000.000

6. 2006 59.394.000.000

4.969.000.000

64.363.000.000

3.3. Gambaran SIA Perusahaan
3.3.1. Data dan Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu
pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data
(termasuk security), dan penghasil informasi.
3.3.1.1. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui
formulir, mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan
dan kelengkapannya. Jika data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu
sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemrosesan, maka data harus
ditransmisikan lebih dahulu.

3.3.1.2. Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output.
Fungsi pemrosesan data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
Pengklasifkasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah
ditetapkan.

Menyalin data ke dokumen atau media lain.

Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.

Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.

Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau
arsip.

Melakukan penghitungan.

Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.

Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan
yang ada.
3.3.1.3. Manajemen Data


Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan,
pemutakhiran dan pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan
merupakan penempatan data dalam penyimpanan atau basis data yang
disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang tersimpan diperbaharui
dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap retrieving,
data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih
lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data dan
pemrosesan data mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap
pengelompokkan data dan pengurutan data dari fungsi pemrosesan data,
misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap
pemutakhiran dalam fungsi manajemen data. Manajemen data dapat
dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen data akan
menunjang pencapaian efsiensi aktivitas dalam proses menghasilkan
informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen terutama
mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.

3.3.1.4. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga
dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk
menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses
dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk
menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.

3.3.1.5. Penghasil Informasi
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi
seperti penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasia

3.3.1.6. Pengendalian persediaan
Sistem pengendalian persediaan menggambarkan proses perubahan dari
item-item persediaan. Data mengenai permintaan pelanggan diterima dari
sistem proses pemesanan, sistem pengendalian persediaan berbasis
komputer memberikan pelayanan berkualitas pada pelanggan disamping
meminimasikan investasi dan biaya dalam persediaan.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisa Terhadap SIA Perusahaan
4.1.1. Komputerisasi Proses Akuntansi
Ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan
komputer. Bila dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke
pelaporan sebenarnya bersifat matematis (karena hubungan buku besar
dapat ditunjukkan dalam persamaan akuntansi, sistematis (karena urutan
mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur pertimbangan atau
judgement tidak terlibat lagi). Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya
adalah penambahan, pembandingan, penyortiran, pereklasifkasian, dan
peringkasan dengan cara tertentu yang sudah jelas atau pasti. Pekerjaan
atau tugas yang demikian biasanya menjadi objek komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis
adalah langkah analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil
pengolahan data oleh komputer juga ikut salah. Yang menjadi persoalan
adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan pemasukan data
(data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan hal tersebut.
Hanya orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan
data. Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi
dengan mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat
mengubah data walaupun orang tersebut masih tetap dapat menggunakan
komputer yang sama untuk tujuan lain. Untuk dapat menjalankan program
dan melakukan pemasukan data orang/operator yang diotorisasi untuk itu
diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka fle akuntansi
dan melakukan pencatatan transaksi tertentu. Cara ini merupakan salah satu
contoh pengaman dan merupakan salah satu cara untuk menentukan orang
yang bertanggung jawab bila terjadi kesalahan atau penyalahgunaan
informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas
keyboard, layer monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang
mempunyai komputer berskala besar, komputernya sendiri biasanya tidak
tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut tetapi khusus terletak
di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer, semua

perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu
sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus
akuntansi manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem
akuntansi manual tetap diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh
komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi
manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim
dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data
penyesuaian telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan
akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam sistem komputer tidak
diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu dicatat bahwa
konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang dapat
diganti dengan komputer adalah proses pengolahan datanya. Oleh karena
itu, bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer sering disebut
dengan bagian Electronic Data Processing (EDP) yang selain mengolah data
akuntansi bagian ini juga mengolah data perusahaan yang lain.
4.1.2. Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat
sehingga operator yang melakukan pencatatan transaksi dapat
melaksanakannya dengan mudah. Setiap langkah yang dikerjakan dalam
siklus akuntansi (penjurnalan, pengakunan dan penyusunan daftar saldo)
dapat dilakukannya dengan mengikuti instruksi yang langsung dapat dilihat
pada layar monitor. Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang
sistem biasanya ditampilkan di layar monitor dalam bentuk menu. Menu
akan menyajikan daftar operasi yang dapat diminta oleh operator dan
operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
4.1.3. Pertimbangan Penggunaan Komputer
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and
beneft. Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi
sebuah organisasi. Bukan hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu,
tenaga dan sumber daya yang dialokasikan untuk hal ini membutuhkan
alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya berarti biaya yang dikeluarkan.
Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam
penggunaan komputer. Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk
selain biaya tersebut sukar untuk diukur dalam ukuran kuantitatif. Tentu hal
ini membutuhkan alat untuk mengalokasikan dan menentukan ukuran yang
tepat untuk mengkuantifkasikannnya.

Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian
memang jelas mempunyai keunggulan (beneft) khususnya dalam hal
kecepatan (speed), ketelitian (accuracy) dan kapasitas (capacity)
pemrosesan. Kecepatan komputer dapat diandalkan karena komputer
mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik (microsecond).
Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan dengan
benar, komputer akan memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan
kalau komputer sudah diprogram dengan benar kemungkinan kesalahan
perhitungan dan klasifkasi menjadi kecil. Itulah sebabnya sebelum suatu
komputer dan programnya digunakan, suatu percobaan (trial run) dengan
data percobaan perlu dilakukan untuk memverifkasi program. Dalam sistem
manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh manusia, kemungkinan
kesalahan menjadi lebih besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat
besar karena data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu,
di samping laporan utama komputer dapat diprogram untuk menghasilkan
laporan-laporan tambahan lainnya termasuk rincian-rincian yang diperlukan.
Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam bentuk yang
dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak
dapat dibaca kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup.
Manipulasi dengan komputer dan kejahatan dengan komputer (computer
crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan yang mengandalkan
operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security yang
memadai. Penggunaan password merupakan salah satu cara pengendalian
agar tidak setiap orang dapat mengubah atau memasukkan angka ke dalam
sistem komputer.
Perusahaan harus tahu benar manfaat digunakannya komputer dan harus
yakin bahwa yang diproses dengan komputer adalah data-data yang benarbenar diperlukan dalam rangka menghasilkan informasi untuk kepentingan
perusahaan. Yang lebih penting adalah informasi apa yang harus diproses
bukan bagaimana memprosesnya. Kalau yang dimasukkan dalam komputer
adalah data yang tidak mempunyai kualitas informasi, keluaran komputer
juga merupakan data yang tidak bermanfaat betapapun rapi dan indah hasil
cetakannya Pemeo untuk mengatakan hal tersebut adalah garbage-in,
garbage-out (GIGO).

4.2. Desain SIA Perusahaan

4.2.1. SAP (System, Application and Product in Data Processing)
SAP ( System Application and Product in data processing ) adalah suatu
software yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efsien dan efektif. SAP
merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools
IT dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan
melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan
mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan
tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua
modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu
dengan lainnya.

4.2.2. Modul-Modul di SAP
SAP mempunyai kelebihan dalam integrasi antar modul. Didalam SAP ada
beberapa modul aplikasi yang saling ter-integrasi sebagai berikut:

SD-Sales & Distribution
Membantu meningkatkan efsiensi kegiatan operasional berkaitan dengan
proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing).

MM-Materials Management
Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan
inventory.

PP-Production Planning
Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi
(manufacturing) suatu perusahaan.


QM-Quality Management
Membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik


PM-Plant Maintenance

Suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis.

HR-Human Resources Management
Mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran,
administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan,
sampai ke proses pembayaran gaji pegawai.

FI-Financial Accounting
Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger
dan konsolidasi untuk tujuan fnancial reporting.

CO-Controlling
Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element
accounting, dan analisa proftabilitas.

AM-Asset Management
Membantu pengelolaan atas keseluruhan fied assets, meliputi proses asset
accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke
investment controlling.

PS-Project System
Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan
kontrol.

Modul-modul tersebut tidak harus diimplementasikan semua, melainkan
sesuai dengan kebutuhan bisnis proses dari perusahaan tersebut. Selain itu,
modul dan setting yang diimplementasikan juga berbeda antara perusahaan
yang satu dengan perusahaan lainnya. Ini disebabkan karena adanya
perbedaan bisnis proses antar perusahaan meskipun bergerak di bidang
usaha yang sejenis.
Dengan mengimplementasikan SAP di suatu organisasi akan
mengintegrasikan sistem yang mempunyai manfaat antara lain :


Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan
mengupdate modul yang lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan
dengan modul tersebut. Data akan terupdate secara langsung begitu user
menginput data ke dalam sistem. Hal ini yang dikenal dengan istilah
“real-time processing”

Integrasi secara sistem bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh
perusahaan harus menggunakan satu sumber data yang sama, baik
untuk data customer, data product maupun data vendor.

Transparansi data – Semua user yang mempunyai akses ke sistem
akan dapat melihat semua informasi yang paling up-to-date setiap saat
diperlukan walaupun informasi tersebut di-input oleh user lainpun.
Sistem SAP memungkinkan hal ini terjadi dengan mentransfer/mengcopy
informasi yang sudah di-input pada satu dokumen ke dokumen lainnya
sehingga mengurangi pekerjaan input data dan sekaligus mengupdate
semua dokumen yang berkaitan dengan rangkaian proses tertentu.


4.2.3. Data di SAP
Tipe data yang terdapat dalam sistem SAP:
1.


1.
Data Transaksi
Data yang digunakan untuk melakukan transaksi di SAP, contoh:
membuat purchase order

Setiap transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen tertentu
1.
2.
Master Data

Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi bisa
dilakukan, contoh: material master, vendor master, customer master

Master data tersimpan secara terpusat dan digunakan oleh seluruh
modul aplikasi dalam sistem SAP
Sistem SAP dikembangkan dengan tujuan untuk mengintegrasikan
keseluruhan rangkaian proses bisnis yang terdapat pada suatu organisasi.
Dalam suatu organisasi, misalnya perusahaan manufacturing, ini berarti
integrasi keseluruhan proses supply chain – mulai dari supplier sampai
dengan customer – dalam suatu rangkaian proses yang saling berbagi
informasi.

4.2.4. SAP Data Archiving
Data archiving menuntut kerjasama yang tinggi antara user dan
Administrator serta harus direncakaan dengan baik antar departement.
Tujuan system administrator adalah menjaga database yang sekecil
mungkin, yang berarti menghapus object data sebanyak mungkin, padahal
keinginan user adalah bisa mengakses data yang online sebanyak mungkin

baik itu untuk analisis, sekedar menampilkan atau reporting. Karena itu
dibutuhkan kompromi untuk hal ini, kapan data akan diarchive. Tujuan
jangka panjang adalah menjaga volume data agar tetap konstan dan
memiliki strategi yang baik dalam archiving.
SAP merupakan software integrasi dari modul-modul bisnis proses yang
biasa diimplementasikan di perusahaan besar. Integrasi ini melibatkan
banyak tabel dalam database dan dalam pengaksesannya memerlukan
indeiing. Keinginan Technical team dan user sering bersebrangan. Bagi user,
kondisi yang diinginkan adalah semua data dapat di akses dengan cepat.
Dari sisi technical, keinginan user ini dipertanyakan. Kenapa semua data
harus disimpan terus? Dengan menyimpan data terus menerus
menyebabkan disk penuh dan indei tree menjadi gemuk. Indei yang gemuk
ini akan menyebabkan pengaksesan terhadap record menjadi lambat. Secara
technical, indei ini bisa diatasi dengan menambah kapasitas memory dan
processor. Sama pula bila disk penuh, tinggal membeli dan menambah disk.
Berapa investasi yang diperlukan tiap tahun untuk menambah disk, memory
dan processor.
Secara bisnis, tidak semua data diakses tiap hari. Hanya data yang
diperlukan untuk keperluan bisnis yang sering diakses. Data yang secara
bisnis proses sudah closed, (misal dari Purchase Order, Good Receipt dan
sampai payment) tidak akan diakses oleh lagi kecuali keperluan khusus.
Setiap bulan, oleh fnancial dilakukan month end closing, sebuah proses
tutup buku bulanan. Data yang secara bisnis proses sudah berstatus closed,
tentu tidak akan diubah. Bayangkan bila data pemesanan barang dengan
spesifkasi dan harga tertentu yang sudah dibayar, tapi dilakukan
pengubahan nilai rupiahnya atau speknya. Data yang secara bisnis role tidak
boleh diubah ini, bila masih dibutuhkan untuk diakses, bisa dilakukan
archiving.
Dengan archiving, keinginan user untuk mengakses semua data (hanya yang
dibutuhkan) dengan cepat bisa terwujud. Begitu pula keinginan technical
team (Administrator) untuk menjaga kerampingan indei database,
mengurangi investasi penambahan hardware terpenuhi.

4.2.5. Data Archiving

Secara technical Data Archiving adalah memindahkan record data, dari
tabel-tabel database di Sistem SAP dan menyimpannya di dalam archiving
fle (paling sedikit 1 fle).

Gambar : Pemindahan Record

Proses Archive Data
Ada 2 tahap dalam archiving :
• Membuat archive fles : Program archiving menulis (write) data yang
diarchive dari R/3 database ke dalam bentuk archive files.
• Menghapus data : Program deletion akan membaca data dari archive fle
dan akemudian menghapusnya dari database

Gambar : Proses Data Archiving

BAB V
PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

5.1.1. Komputerisasi Proses Akuntansi
Ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan
komputer
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis
adalah langkah analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil
pengolahan data oleh komputer juga ikut salah.. Sistem akuntansi dengan
komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan mekanisme
pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun
orang tersebut masih tetap dapat menggunakan komputer yang sama untuk
tujuan lain. Untuk dapat menjalankan program dan melakukan pemasukan
data orang/operator yang diotorisasi untuk itu diberi kode khusus (disebut
password) agar dapat membuka fle akuntansi dan melakukan pencatatan
transaksi tertentu.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas
keyboard, layer monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang
mempunyai komputer berskala besar, komputernya sendiri biasanya tidak
tampak atau tidak terletak di dekat terminal tersebut tetapi khusus terletak

di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam hal mikrokomputer, semua
perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri sendiri sebagi suatu
sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus
akuntansi manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem
akuntansi manual tetap diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh
komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi
manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim
dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data
penyesuaian telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan
akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam sistem komputer tidak
diperlukan lagi kertas kerja seperti pada sistem manual.
5.1.2. Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat
sehingga operator yang melakukan pencatatan transaksi dapat
melaksanakannya dengan mudah.
5.1.3. Pertimbangan Penggunaan Komputer
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and
beneft. Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi
sebuah organisasi. Bukan hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu,
tenaga dan sumber daya yang dialokasikan untuk hal ini membutuhkan
alokasi yang tidak sedikit. Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem
komputerisasian memang jelas mempunyai keunggulan (beneft) khususnya
dalam hal kecepatan (speed), ketelitian (accuracy) dan kapasitas (capacity)
pemrosesan. Kecepatan komputer dapat diandalkan karena komputer
mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik (microsecond).
Itulah sebabnya sebelum suatu komputer dan programnya digunakan, suatu
percobaan (trial run) dengan data percobaan perlu dilakukan untuk
memverifkasi program. Dalam sistem manual, karena tiap langkah
dikerjakan oleh manusia, kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat
besar karena data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu,
di samping laporan utama komputer dapat diprogram untuk menghasilkan
laporan-laporan tambahan lainnya termasuk rincian-rincian yang diperlukan.
Namun demikian, karena semua data tidak terekam dalam bentuk yang
dapat dibaca oleh manusia, kegagalan komputer (computer failure) dapat
merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak atau hilang atau tidak
dapat dibaca kembali. Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup.

Manipulasi dengan komputer dan kejahatan dengan komputer (computer
crime) juga merupakan ancaman bagi perusahaan yang mengandalkan
operasi dan pencatatan keuangannya dengan komputer. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security yang
memadai.
Perusahaan harus tahu benar manfaat digunakannya komputer dan harus
yakin bahwa yang diproses dengan komputer adalah data-data yang benarbenar diperlukan dalam rangka menghasilkan informasi untuk kepentingan
perusahaan. Yang lebih penting adalah informasi apa yang harus diproses
bukan bagaimana memprosesnya. Kalau yang dimasukkan dalam komputer
adalah data yang tidak mempunyai kualitas informasi, keluaran komputer
juga merupakan data yang tidak bermanfaat betapapun rapi dan indah hasil
cetakannya Pemeo untuk mengatakan hal tersebut adalah garbage-in,
garbage-out (GIGO).

Gambar : Pemindahan Record

Gambar : Proses Data Archiving

5.2.

Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan informasi bagi
teman – teman khususnya mengenai Analisa Perancangan Sistem Informasi
pada suatu perusahaan.
Bagi penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi tambahan pelajaran
dan diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

1.

A Hall, James. 2002. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jakarta :
Salemba Empat.

2.

F Nash, John, diterjemahkan oleh La Midjan. 2003. “Sistem
Informasi Akuntansi I Pendekatan Manual Pratika Penyusunan
Metode dan Prosedur”. Bandung : Lembaga Informatika Akuntansi.
3.
H Bodnar, George & S Hopwood, William, diterjemahkan oleh Amir
Abadi Yusuf dan Rudi M. Tambunan. 2000. “Sistem Informasi
Akuntansi (Buku Satu)”. Jakarta : Salemba Empat.
4.
Kusnadi. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate)
(Prinsip, Prosedur, dan Metode). Malang : Universitas Brawijaya.
5.
Mulyadi. 2001. “Sistem Akuntansi”. Jakarta : Salemba Empat.
6.
McLeod,Jr, Raymond, diterjemahkan oleh Hendra Teguh.
2001. “Sistem Informasi Manajemen Edisi Ketujuh”. Jakarta : PT.
Prenhallindo.
7.
Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu,
edisi 5 (Revisi). Jakarta : Salemba Empat.
8.
Tata, Sutabri. 2005. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta :
Penerbit ANDI.
9.
Warren, R.F. 2005. Pengantar Akuntansi (Accounting), Buku 1
Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.
10. Hadi.samsul. 2006. “Kunjungan Industri PT. Gudang Garam Tbk”.
SMK PGRI 1 Pasuruan.
11.
http://ad.wiki.org/wiki/pt_gudang_garam
12.
www.scribd.com/doc/pengertian-sistem-akuntansi.html
13.
www.unhas.ac.id/modul_1_apsi_pengertian_sistem.html
14.
http://ptpancaashmatunggal.blogspot.com/2010/07/pt.html
15.
http://duniabaca.com/pengertian-sistem-informasi-akuntansi.html
16.
http://duniasisteminformasi.blogspot.com
17.
http://ridwaniskandar.fles.wordpress.com/52-pengertian-sisteminformasi.pdf
18.
http://blog.re.or.id/pengertian-sistem-informasi-sistem.
19.
http://totikonline.com/pengertian-sistem-defnisi-sistem.html
20.
http://www.wikipedia.com
21.
http://www.unpad.ac.id Modul Sistem Informasi Akuntansi
22.
http://www.ilmukomputer.com Artikel Pengantar SAP
23.
http://www.jbpt.gunadarma.ac.id Modul Sistem Informasi Akuntans
24.
http://www.mardhani.staf.ugm.ac.id materi/handout-sia.pdf
25.
http://www.ns1.cic.ac.id /~ebook/ebook/adm/myebook/0015.pdf
26.
http://agorsiloku.wordpress.com/2009/01/21/mengembangkan-sisteminformasi-perusahaan-dalam-praktek/

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52