HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSU DISI DENGAN SIKAP PELAKSANAAN IMD DI BPM BIDAN PELLY YULIA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERIODE JULI – AGUSTUS TAHUN 2015 Dini Marlina Mu’tarifah Billah

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III

TENTANG INISIASI MENYUSU DISI DENGAN SIKAP PELAKSANAAN

  

IMD DI BPM BIDAN PELLY YULIA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERIODE JULI

  • – AGUSTUS TAHUN 2015

  

Dini Marlina

Mu’tarifah Billah

  Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi

  

ABSTRAK

  Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini. Salah satu langkah dalam mensukseskan pemberian ASI adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Keberhasilan praktik inisiasi menyusu dini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian analisis korelatif dengan menggunakan rancangan cross

sectional, menggunakan sampel ibu hamil trimester III sebanyak 50 orang.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang IMD sedangkan variabel terikatnya adalah sikap terhadap pelaksanaan

  IMD. Penelitian dilakukan di wilayah kerja BPM Bidan Pelly Yulia, Amd.Keb., SKM Desa Ciburuy Kabupaten Bandung Barat periode Juli – Agustus tahun 2015. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa 72,7% responden yang berpengetahuan kurang mempunyai sikap negatif terhadap IMD. 65,4% responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar mempunyai sikap positif terhadap IMD, dan 76,9% responden yang berpengatahuan baik mempunyai sikap positif terhadap

  IMD. Pengetahuan mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap pelaksanaan IMD, hal ini didasarkan pada pengetahuan yang baik akan diimbangi dengan sikap yang baik pula dari responden. pengetahuan yang baik akan menimbulkan sikap yang baik dan akan mengubah tindakan dan tingkah laku diri seorang individu menjadi positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Ibu hamil trimester III tentang IMD dengan sikap terhadap pelaksanaan IMD dengan p value 0,034 < alpha (0,05).

  Kata kunci : Pengetahuan, sikap dan inisiasi menyusu dini

  

Abstract

The basic of the quality of human capital formation in the womb was begun

ompanied by breastfeeding early agg. The success of early initiation of

breastfeeding practices was strongly influenced by the knowledge, attitude and

motivation in pregnant women. This research using correlative analysis with

cross-sectional design, sample were the pregnant women in the third trimester as

hh as 50 women, variable independent was the knowledge of pregnant women

about the early initiation breastfeeding, the dependent variable is the attitude

towards the implementation of the early initiation of breastfeeding, it was

conducted in the region of midwives pelly Yulia, Ciburuy, periode Juli-Agustus of

2015. The statistical test result showed that 72.7% of respondents who have less

knowledge having a negative attitude toward early initiation of breastfeeding,

65.4% of respondents who have enough knowledge having a positive attitude

toward early initiation of breastfeeding, and 76,9% of respondents who have good

knowledge having a positive attitude toward early initiation of breastfeeding. Best

of the result of this study concluded that there is a significant relationship between

the third trimester of pregnant women about the attitude toward the

implementation of the early initiation of breastfeeding with p value 0.034 < alpha

(0.05) Keywords : Knowledge, attitude and early initiation of breastfeeding

A. PENDAHULUAN

  Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini. Bagi bayi ASI merupakan makanan yang paling sempurna, karena kandungan gizi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah satu langkah dalam mensukseskan pemberian ASI adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Meski tertinggal belasan tahun dari negara maju, beberapa tahun terakhir ini Indonesia gencar mempromosikan IMD. IMD masih merupakan informasi baru dalam kampanye ASI di Indonesia.

  Edmond, dkk (2006) dari Inggris mengadakan penelitian terhadap 10.974 bayi di Ghana yang lahir antara bulan Juli 2003 hingga Juni 2004. Dari penelitian tersebut, seperti yang dimuat dalam jurnal Pediatrics Maret 2006 ditemukan bahwa 22% kematian bayi di bawah usia 28 hari dapat dicegah dengan memberikan ASI segera setelah lahir, dan 16 % bila bayi disusui sejak hari pertama kehidupannya. Bahkan inisiasi menyusu yang terlambat (setelah hari pertama) meningkatkan risiko kematian 1 bayi menjadi 2,4 kali (AndriPriyatna, 2014.

  Kebijakan inisiasi menyusu dini telah disosialisasikan di Indonesia sejak Agustus 2007 (Roesli, 2008). Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka cakupan praktik inisiasi menyusu dini di Jawa Barat hanya 17% sedangkan target pada tahun 2012 angka cakupan praktik inisiasi menyusu dini sebesar 30%. Angka cakupan tersebut masih sangat rendah dibandingkan dengan target cakupan praktik inisiasi menyusu dini pada tahun 2007 yaitu sebesar 2 27%.

  Keberhasilan praktik inisiasi menyusu dini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi pada ibu hamil (Lin-lin Su, 2007). Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena suatu perilaku baru dimulai dari domain kognitif tentang objek tertentu kemudian menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Oleh karena itu, sikap ibu yang didasari oleh pengetahuan tentang inisiasi 3 menyusu dini besar pengaruhnya terhadap keberhasilan praktik inisiasi menyusu dini.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki sikap negatif terkait IMD tidak melaksanakan IMD. Sedangkan pada responden yang memiliki sikap positif terkait IMD sebagian besar melaksanakan IMD. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pengetahuan terhadap IMD pada ibu bersalin 4 normal.

  B. METODE

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis korelatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 50 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang IMD sedangkan variabel terikatnya adalah sikap terhadap pelaksanaan IMD. Penelitian dilakukan di wilayah kerja BPM Bidan Pelly Yulia Desa Ciburuy Kabupaten Bandung Barat periode Juli 5,6,11

  • – Agustus tahun 2015.

  C. HASIL PENELITIAN

  Dibawah ini distribusi pengetahuan pada table 1 yaitu, sebagai berikut :

  Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Wilayah Kerja BPM Pelly Yulia, Amd.Keb., SKM Desa Ciburuy Kabupaten Bandung Barat Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%) Kurang

  11

  22 Cukup

  26

  52 Baik

  13

  26 Total 50 100

  Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai inisasi menyusui dini sebanyak 26 responden (52%)

  Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Wilayah Kerja BPM Pelly Yulia, Amd.Keb., SKM Desa Ciburuy Kabupaten Bandung Barat Sikap Frekuensi (F) Persentase (%) Negatif

  20

  40 Positif

  30

  60 Total 50 100 Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap positif terhadap inisiasi menyusi dini (IMD) sebanyak 30 responden (60%). Hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III dengan sikap terhadap pelaksanaan IMD di Wilayah Kerja BPM Pelly Yulia, Amd.Keb., SKM Desa Ciburuy Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut:

  Tabel 3 Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil Trimester

  III Terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Wilayah Kerja BPM Pelly Yulia, Amd.Keb., SKM Desa Ciburuy Kabupaten Bandung Barat Pengetahuan Sikap Total P value Negatif Positif F % F % F %

  Kurang 8 72,7 3 27,3 11 100 0,034 Cukup 9 34,6 17 65,4 26 100 Baik

  3 23,1 10 76,9 13 100 Total

  20

  40

  

30

  60 50 100

  Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 11 responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar mempunyai sikap negatif terhadap IMD sebanyak 8 responden (72,7%), dari 26 responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar mempunyai sikap positif terhadap IMD sebanyak 17 responden (65,4%), dari 13 responden dengan pengetahuan baik hampir seluruh responden mempunyai sikap positif terhadap IMD sebanyak 10 responden (76,9%).

D. PEMBAHASAN

  Tingkat pengetahuan ibu hamil dapat mempengaruhi sikap ibu terhadap pelaksanaan IMD, baik yang cukup ataupun kurang, demikian sebaliknya ibu hamil yang memiliki sikap yang baik (positif) atau ibu hamil yang memiliki sikap yang kurang baik (negatif) terhadap pelaksanaan IMD belum tentu sudah mengetahui semua informasi tentang praktik pelaksanaan IMD. 3 Kegagalan IMD disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya IMD, sikap ibu yang menolak pelaksanaan IMD, kurangnya dukungan keluarga dan tenaga kesehatan serta kurang tersedianya sarana kesehatan yang memadai, dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung pelaksanaan IMD sehingga dapat menyebabkan ibu kurang percaya diri untuk melakukan IMD dan bayi akan kehilangan sumber nutrisi yang vital. 4 Kurangnya pemahaman tentang IMD dan pemberian ASI secara eksklusif.

  Pemahaman tentang IMD dan pemberian ASI secara eksklusif merupakan persoalan yang sangat penting. Yang memungkinkan terlaksananya IMD dan pemberian ASI secara eksklusif, apabila individu, keluarga, petugas kesehatan serta masyarakat sudah memahami tentang pengertian, manfaat, serta tujuan dari IMD dan pemberian ASI 4 eksklusif.

  Berkaitan dengan hal tersebut pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya

  IMD pada bayi baru lahir menjadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama ibu yang sedang hamil, demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga informasi yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada masyarakat luas sehingga apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai dengan baik (Ramlah, 2014). Keberhasilan praktik inisiasi menyusu dini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi pada ibu hamil (Lin-lin Su, 2007).

  Penelitian yang dilakukan oleh Erli zainal (2014) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan sikap terhadap pelaksanaan

  IMD. Hal Itu menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dan sikap terhadap pelaksanaan IMD, hal ini didasarkan pada pengetahuan yang baik maka diimbangi dengan sikap dari responden. Dimana dalam penelitian ini 62 responden memiliki pengetahuan baik yang diperoleh melalui informasi kesehatan mengenai IMD baik dari penyuluhan tentang praktik pelaksanaan IMD, televisi, maupun membaca buku, dan 16 responden memiliki pengetahuan kurang dan belum mengetahui tentang 9-12 praktik pelaksanaan IMD.

  Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartatik pada tahun 2012 yang berjudul pengaruh pengetahuan ibu hamil mengenai IMD dengan sikap terhadap

  IMD di Kabupateb Boyolali, yang menyatakan bahwa pengetahuan yang baik akan menimbulkan sikap yang baik dan akan mengubah tindakan dan tingkah laku diri 3,12,19-20 seorang individu menjadi positif.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki sikap negatif terkait IMD tidak melaksanakan IMD. Sedangkan pada responden yang memiliki sikap positif terkait IMD sebagian besar melaksanakan IMD. Hal ini sejalan degan penelitian yang dilakukan oleh Indramukti (2012) yang menyatakan bahwa ada 4,13-18 hubungan antara sikap dengan praktik IMD pada ibu pasca bersalin normal.

E. SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Ibu hamil trimester III tentang IMD dengan sikap terhadap pelaksanaan IMD dengan p value 0,034 < alpha (0,05). Maka hendaknya setiap ibu hamil perlu meningkatkan pengetahuan tentang IMD sehingga diharapkan mampu menghasilkan sikap positif yang mendukung terlaksananya IMD dan berhasilnya program ASI eksklusif.

  

Daftar Pustaka

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

  Hartatik. (2012). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Mengenai Inisiasi

  

Menyusu Dini dengan Sikap Terhadap IMD di Kabupaten Boyolali. Di unduh pada

  tanggal 2 Juli 2015 Hidayat, A.A. 2008. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Lindawati, dkk. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian

  

ASI Dalam Satu Jam Pertama Setelah Lahir Di Kabupaten Garut Provinsi Jawa

Barat. Di unduh pada tanggal 15 Januari 2015.

  Lin-lin Su. (2007). Pengaruh Pemberian Pamflet Terhadap Pengetahuan dan

  

Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini. Di unduh pada tanggal 2 Juli

2015.

  Mia Rahmawati. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja puskesmas Bungah Kecamatan Gresik. dalam (http://www.ebookspdf.org/view/aHR0cDovL3N0aWtlc211aGxhLmFjLmlkL3Y yL3dwLWN diperoleh pada tanggal 22 Desember 2014). Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurhuda. (2012). Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan

  

dan Sikap Ibu Hamil Terhadap IMD Di Kabupaten Tuban. Di unduh pada tanggal

20 April 2015.

  Priyatna, Andri. 2014. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta : Elex Media Komputindo Rahayu. (2012). Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Dan Lama Pemberian ASI. Di unduh pada tanggal 17 Februari 2015.

  Ramlah. (2014). Hubungan Pengetahuan,Sikap dan Motivasi Ibu Hamil dengan Pelaksanaan IMD di Puskesmas Ngawi. Di unduh pada tanggal 20 Juni 2015. Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda

  Rosita. (2008). Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Inisiasi Menyusu

  

Dini Oleh Bidan di Ruang Bersalin RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten. Di

unduh pada tanggal 2 Juli 2015.

  SDKI. 2012. Profil Kesehatan dan Cakupan Praktik Inisiasi Menyusu Dini. Di unduh pada tanggal 2 Juli 2015. Sri Wulandari, Atik. 2010. Inisiasi Menyusu Dini untuk Awali Asi Eksklusif. di unduh pada tanggal 15 Januari 2015. Utami Roesli. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Untuk Awali ASI Eksklusif. di unduh pada tanggal 17 Februari 2015.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN, FPE PADA KELUARGA DAN PERAN PMO TERHADAP KEMANDIRIAN DAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN SCHIZOPHRENIA Rahmi Imelisa, Budi Anna Keliat, dan Sutanto Priyo Hastono Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Ka

0 0 12

View of Mobilisasi Dini Dalam Menurunkan Skala Nyeri Punggung pada Pasien Post Katetrisasi Jantung

1 3 13

A. Pendahuluan - View of PREDIKSI PROFIL LIPID DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI (INDEKS MASSA TUBUH, RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DAN PERSEN LEMAK TUBUH)

0 0 13

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG

0 0 7

View of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI DESA CIKAMUNING KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

0 0 8

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 Irawan Danismaya, S.Kp.,M.Kep Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi ABSTRAK - View of

0 0 6

View of HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT NYERI PADA PERSALINAN HYPNOBIRTHING DI BPM ONIH SRI HARTATI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

0 0 9

HUBUNGAN FAKTOR MATERNAL DENGAN KEJADIAN BBLR DI WILAYAHKERJA PKM TEGALWARU KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2012-2014 Pebyani Pramanik Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal A.Yani Cimahi email : pebyani250285gmail.com ABSTRAK - View of HUBUNGAN FAKTOR

1 1 10

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI Indria Astuti Siska Asti Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLANT DENGAN SIKLUS MENSTRUASI

0 0 8

PENGARUH TERAPI BERMAIN (MELOMPAT TALI DAN MERONCE MANIK – MANIK) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA SISWA DI PAUD FAJAR PURNAMA MANDIRI KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI Sri Yuniarti Dede Waslia Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK - Vi

0 3 8