Vitamin B1, B2, B3 dan B5
Gizi Mikro Vitamin B1, B2, B3 dan B5 Arya Ulilalbab, S.TP/ 101214153002 Cucuk Suprihartini, S.TP/ 101214153006
- Vitamin B1 (Thiamin) adalah senyawa yang mengandung thio (S) dan amin.
- Berdasar fungsinya dikenal dengan nama lain yaitu Anerine, Antineuritic Factor dan antiberiberi factor.
- Thiamin pirofosfat (TPP) adalah ko-enzim dalam system enzim kompleks
- Thiamin (TDP) adalah ko-enzim yang diperlukan dalam reaksi transketolasi.
- Thiamin (vitamin B1) diperlukan fungsi system
Sifat-sifat Tiamin
- larut dalam alkohol 70 % dan air, • dapat rusak oleh panas, terutama dengan adanya alkali.
o
- Pada kondisi kering, tiamin stabil pada suhu100 C selama beberapa jam.
- Kelembaban akan mempercepat kerusakannya.
Metabolisme Tiamin
- Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk ke dalam saluran darah.
- Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg tiamin per hari.
- Pada jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan bantuan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif.
- Kelebihan tiamin dfikeluarkan lewat urine.
Peran thiamin dlm transketolase
Peran thiamin dlm PDH dan α-KGDH
- Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat).
- Separuh dari tiamin yang terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot.
Fungsi Tiamin
- Fungsi metabolik tiamin antara lain pada
- – reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA,
- – reaksi oksidasi α- keto glutarat dan – reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat).
- Di dalam otak dan hati, segera diubah menjadi TPP
(thiamin pyrohosphat) oleh enzim thiamin
difosfotransferase,
- TPP sbg koensim adalah pyruvate decarboxylase,
Makanan Sumber Intake
- Sereal, gandum utuh*)
- kacang*)
- daging lainnya
- ikan
- sayuran hijau
- buah-buahan • susu.
Kekurangan (Defisiensi) Thiamin Manusia
• Sindrom klasik ,Beri-beri, konsumsi makanan pokok
beras yang dipoles.• Mempengaruhi, sistem kardiovaskular otot, saraf, dan
pencernaan• Beberapa makanan ini mengandung senyawa antithiamin
(mkn fermentasi, teh, kacang betal) (Butterworth, 2001).
- Terjadi pada pecandu alkohol kronis,
- orang tua,
- orang yang terinfeksi dengan HIV-AIDS,
- dan individu dengan kondisi gagal ginjal kronis
( akibat dari pembatasan diet dan kehilangan thiamin selama dialisis)
Penelitian-penelitian terkait Defisiensi Thiamin
1.kekurangan thiamin marjinal dapat dikaitkan dengan berbagai fitur klinis termasuk anoreksia, penurunan berat badan, kelelahan, gangguan tidur, dan depresi. Smidt et al., (1991) mempelajari pengaruh penambahan thiamin pada kedua umum kesehatan dan kesejahteraan penduduk Irlandia tua dengan kekurangan thiamin marjinal. mencatat bahwa suplemen thiamin selama 6 minggu, ada kemajuan yang signifikan dalam:
- nafsu makan, kelelahan, dan kesejahteraan umum (r =
- 0,71)
- perubahan asupan energi (r = -0,91 ),
- selera makan (melalui penilaian subjektif) (r = -0,93), • dan berat badan (r = -0,89).
Penelitian-penelitian terkait Defisiensi Thiamin
2. Penurunan aktivitas enzim yang tergantung pada thiamin, terutama α-ketoglutarate dehidrogenase, telah diamati di otak pasien dengan penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
Pengaruh Asupan Tinggi Thiamin
- Tidak ada dampak buruk dari asupan yang berlebihan thiamin
• Nama “riboflavin” berasal dari “ribosa”, asam
ribonukleat (RNA) yang terkait dengan asam deoksiribonukleat, seperti yang ditemukan dalam DNA (dasar transkripsi genetik), dan “flavin” (yang berarti kuning).• Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin
dengan rantai samping ribitil, flavin adenin difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya dikaitkan dengan adenin monofosfat
Sifat-sifat Riboflavin • Dalam bentuk murni, ribiflavin alkali kristal kuning
- Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet.
- Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
Fungsi Riboflavin
- Membantu proses energi
- Berperan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein
- Mengatur pertumbuhan dan reproduksi
- vitamin B2 juga menjamin kesehatan kulit, kuku dan pertumbuhan rambut.
- Mengatur aktifitas kelenjar tiroid
Metabolisme Riboflavin
- Riboflavin di bebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di dalam lambung yang bersuasana asam.
- FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus dihidrolisis oleh enzimpirosfosfatase dan fosfatase menjadi riboflavin bebas.
- Riboflavin di absorpsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN
Struktur kimia FAD dan FMN
• Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar
terikat pada albumin dan sebagian kecil pada imonoglobulin G.• Riboflavin dan metabolitnya disimpan didalam hati,
jantung dan ginjal, dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kali riboflavin.• Sebanyak 200 µg riboflavin dan metabolitnya
dikeluarkan melalui urin tiap hari tergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan
Sumber Intake Vitamin B2 • berbagai produk olahan susu, ragi, dan hati
- tiram, daging tanpa lemak,jamur, brokoli,alpukat, salmon
- ikan berminyak seperti mackerel, belut, dan hering
- telur, kerang,biji bunga matahari, dan kacang- kacangan
AKG Riboflavin
- Bagi wanita >23 th 1,2 mg/hari
- Pria > 23 h 1,6 mg/hari
- Wanita menyusui 1,7 mg/hari
- Wanita hamil 1,5 mg/hari
- Bayi 0,6 mg/hari
- Anak sp 10 th 1,2 mg/hari
Kekurangan (Defisiensi) vitamin B2
- Tanda-tanda kekurangan baru akan terlihat setelah beberapa bulan kekurangan konsumsi riboflavin.
- Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya,kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas., yang disebut ariboflavinosis
Penelitian-penelitian terkait Defisiensi Riboflavin
1. Beberapa bukti menunjukkan bahwa defisiensi riboflavin berhubungan dengan penanganan gangguan dari besi, mungkin dengan efek pada absorpsi atau mobilisasi besi plasma rendah tingkat pyridoxal-5'-fosfat dikoreksi (Madigan et al, 1998).
2. Dalam studi dari Irlandia tua, 49% memiliki status
riboflavin suboptimal, 39% memiliki status vitamin
B6 suboptimal, dan 21% telah riboflavin bersamaan
dan vitamin B6 defisiensi. Setelah suplementasi
dengan riboflavin saja, baik kekurangan riboflavin
dan plasma rendah tingkat pyridoxal-5'-fosfat
dikoreksi (Madigan et al, 1998).3. Kekurangan riboflavin telah digambarkan pada populasi kurang gizi di beberapa negara-negara berpenghasilan rendah, khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak di Gambia (Bates et al, 1981, 1994),
1993),
5. Bayi dari ibu dengan status riboflavin yang rendah selama kehamilan juga mungkin lahir kekurangan
Kelebihan intake vitamin B
2
- tekanan darah menjadi rendah,
- mengalami kelelahan,
- anemia atau kurang darah, • mengalami mual dan muntah.
Vitamin B3 - asam nikotinat (niasin)
Vitamin B3 - asam nikotinat (niasin)
dan nikotinamida (niasinamida)
dan nikotinamida (niasinamida)
Fungsi Fungsi
1.Akseptor elektron (NAD / NADP ) dan donor elektron (NADH/ NADPH + H )
antara untuk reaksi redoks. NAD+ dan NADP+ mengaktivasi lebih dari 200
dehidrogenase yang penting untuk transpor elektron dan reaksi pernapasan seluler
lainnya.
2.Dehidrogenase yang bergantung-NAD (mitokondria) : NAD berfungsi sebagai
pembawa elektron untuk pernapasan intraseluler (rantai pernapasan) dan juga kofaktor
untuk enzim yang terlibat dalam degradasi lemak, protein, dan karbohidrat untuk
menghasilkan energi (produksi ATP)3.Dehidrogenase yang bergantung pada NADP (sitosol) : NADP berfungsi sebagai
donor hidrogen dalam biosintesis reduktif, seperti sintesis asam lemak, kolesterol, dan
hormon steroid.5.Metabolisme lipid dan kolesterol (niasin) : peningkatan HDL, penurunan Lp(a), penurunan LDL dan trigliserida (melalui reseptor tergabung-protein G dalam sel lemak)
6.Replikasi dan perbaikan DNA, diferensiasi sel : (Poli-) ADP-ribosilasi protein dan nukleoprotein (PARP : Poli-ADP-ribosa polimerase)
Peningkatan Resiko Defisiensi : kehamilan, menyusui, olahragawan, olahragawati Tanda dan Gejala Defisiensi
Umum : Kehilangan nafsu makan, depresi, pusing, lelah, sakit kepala, gangguan
ingatan insomnia, mudah tersinggung, psikosis.
Mulut/ membran mukus : radang, lidah bengkak menyakitkan, stomatitis, radang
pada esofagus dan mukosa lambung, fisura pada bibir, enteritis, diareKulit : memerah, pecah-pecah, kulit bersisik (terutama area yang terpajan sinar
matahari, seperti lengan, lutut, belakang leher dan tangan) Pelagra (“kulit kasar”) : dermatitis, diare, dan demensia (= penyakit 3D)
Tabel 1. Kebutuhan vitamin B3 : niasin (asam nikotinat), niasinamida (nikotinamida) dalam
kondisi khususRekomendasi Vitamin B3 : Niasin (asam Rentang dosis Pemberian nikotinat), niasinamida (nikotinamida)
1.500 mg nikotinat/ hari Terapi hiperlipidemia po 200-3.000 mg/ hari (misalnya
Kanker po 3 x 500 mg/ hari)
Gangguan tidur 100-500 mg niasinamida po
Tabel 2. Kandungan vitamin B3 pada bahan pangan Sumber :
Bahan pangan Kandungan vitamin B3 (mg/ 100 g) Dedak padi (bekatul)
33,995 Nasi 0,29 Kacang tanah
12,066 Daging sapi 2,456 Dedak gandum
13,578 Tuna 8,65 Ginjal sapi
8,030
a Tahap Niasin (mg/
Kelompok kehidupan hari)
Bayi 0-6 bulan 2* 7-12 bulan 4* Anak-anak 1-3 tahun
6 4-8 tahun
12 14-18 tahun
16 Tabel 3. Rekomendasi asupan vitamin B3 (niasin) untuk 19-30 tahun
16 individual
31-50 tahun
16 51-70 tahun
16 a
> 70 tahun
Wanita 9-13 tahun
12 60 mg triptofan
14-18 tahun
14 Tabel ini (diambil dari laporan DRI, lihat 19-30 tahun
14 menampilkan Angka Kecukupan Gizi (recommended dietary
31-50 tahun
14 allowances, RDA) dengan huruf tebal dan Kecukupan Gizi
51-70 tahun
14 > 70 tahun 14 (Adequate Intake, AI) dengan jenis huruf biasa yang diikiuti Kehamilan 14-18 tahun
18
dengan tanda bintang (*).
19-30 tahun
18 31-50 tahun
18
Produksi Produksi
Tryptophan niasin niasin 2+
Fe Kynurenine 60 mg tryptophan = 1 mg niacin
NADPH NADP Quinolinic acid Nicotinic acid mononucleotide (NMN) Nicotinamide adenine dinucleotide (NAD)
Pellagra Pellagra
Metabolisme Metabolisme
Penyerapan nicotinamide atau asam nikotinat berlangsung cepat dalam lambung
dan usus kecil. Pada asupan yang rendah, penyerapan terdiri dari komponen
transportasi jenuh, yang tergantung pada natrium, energi, dan PH, tetapi asupan yang
lebih tinggi, difusi pasif lebih dominan. Asam amino tryptophan dikonversi sebagian
oleh koenzim nicotinamide, terutama di hati
Niacin digunakan dalam dua bentuk koenzim, yaitu nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD) dan nicotinamide adenine dinucleotide Fosfat (NADP). Ratusan
enzim memerlukan koenzim niacin, NAD dan NADP. Enzim ini terutama digunakan
untuk menerima atau menyumbangkan elektron untuk menghasilkan energi atau
membangun suatu molekul. NAD sering berfungsi dalam suatu reaksi yang
melibatkan pelepasan energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein, dan
alkohol. Perlu dicatat bahwa NAD digunakan dalam banyak reaksi yang melibatkan
produksi energi. Fungsi NADP lebih sering berada dalam proses biosintesis, seperti
dalam sintesis asam lemak dan kolesterol (Blake, 2008).Penyimpanan : tidak ada
Ekskresi : metabolit utama : 5’-methylnicotinamide, rata-rata sebanyak 3 mg/ hari
melalui urinToksisitas Toksisitas
Secara umum, toksisitas niasin rendah. Meskipun begitu, dosis tinggi 1-2 gr 3x sehari, telah digunakan untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah, dan hal tersebut dapat memberikan efek samping. Efek samping utama yaitu pelepasan histamin yang mungkin dapat berbahaya bagi seseorang yang menderita asma ataupun yang mempunyai penyakit radang dinding lambung. Niasin dosis tinggi juga beracun untuk hati dan resikonya menjadi lebih besar apabila dilepaskan dalam bentuk vitamin (Reimund and Ramos, 1994). Penggunaan megavitamin seharusnya diawasi dengan
Vitamin B5 - pantotenat
Vitamin B5 - pantotenat
dan pantetin
dan pantetin
Fungsi Fungsi
1.Koenzim A (bentuk aktif asam pantotenat) : pembawa gugus asil universal dalam
metabolisme antara
2.Produksi energi : koenzim A (KoA) diperlukan untuk pembentukan energi dalam
bentuk ATP dari lemak, karbohidrat, dan protein
4.Sintesis steroid dan isoprenoid : kolesterol, asam empedu, provitamin D, hormon
adrenokortikal, hormon seks, ubikuinon (koenzim Q )10
5.Sintesis vitamin A, asetilkolin, melatonin, dan taurin
6.Sintesis heme (protein heme, seperti hemoglobin, mioglobin, sitokrom rantai
pernapasan mitokondria, dan detoksifikasi xenobiotik)7.Peningkatan epitelialisasi (→ menstimulasi epitelialisasi luka)
8.Pantetin (dimer disulfida pantetin) : modulasi metabolisme lipid (menurunkan TG,
LDL, dan TC serta meningkatkan HDL)Peningkatan Risiko Defisiensi : kehamilan, menyusui, stress Tanda dan gejala defisiensi Umum : apati, kelelahan, imunodefisiensi, mudah tersinggung, sakit kepala, lemah Darah : anemia Rambut : warna rambut berubah
Kulit/ membran mukus : peradangan (saluran gastrointestinal, saluran pernapasan,
mulut, hidung), dermatitis, gangguan penyembuhan luka Gangguan gastrointestinal : kram abdominal, muntah, mual Adrenal : atrofi, insufisiensi adrenokortikal
Kebutuhan vitamin B5 (asam pantotenat) Rentang dosis Pemberian
Terapi penyembuhan luka 500 mg/ hari po Rambut rontok dan kuku yang rapuh 100-1.000 mg po Infeksi HIV dan AIDS 50-500 mg po Stres100-500 mg po Tabel 4. Kebutuhan vitamin B5 (asam pantotenat) dalam kondisi khusus
Tabel 5. Kandungan vitamin B5 pada bahan pangan Sumber :
Bahan pangan Kandungan vitamin B5 (mg/ 100 g) Alpukat
1,389 Dedak padi (bekatul) 7,39 Dedak gandum
2,181 Jamur shitake 1,5 Brokoli
0,573 Ginjal sapi 3,97 Kacang tanah
1,767
Tahap Asam pantotenat Kelompok kehidupan (mg/ hari)
Bayi 0-6 bulan 1,7 7-12 bulan 1,8 Anak-anak 1-3 tahun
2 4-8 tahun
3 Pria 9-13 tahun
4 14-18 tahun 5 19-30 tahun 5 31-50 tahun
5 Tabel 6. Rekomendasi asupan vitamin B5 51-70 tahun
5 (asam pantotenat) untuk individual
> 70 tahun
5 Wanita 9-13 tahun
4 14-18 tahun
5 Tabel ini (diambil dari laporan DRI, lihat 19-30 tahun
5 menampilkan Kecukupan Gizi
31-50 tahun
5 (Adequate Intake, AI). 51-70 tahun
5 > 70 tahun
5 Kehamilan 14-18 tahun
6 19-30 tahun 6 31-50 tahun
6
Metabolisme Metabolisme Gambar 6. Asam pantotenat ada di posisi pusat dalam hal
Asam pantotenat merupakan bagian besar dari molekul koenzim A. Koenzim A
penting untuk reaksi kimia yang menghasilkan energi dari karbohidrat, lemak, dan
protein. Asam pantotenat dalam bentuk koenzim A diperlukan untuk sintesis
kolesterol dan sintesis hormon steroid seperti melatonin. Koenzim A juga diperlukan
untuk sintesis asetilkolin, neurotransmiter. Heme, komponen dari hemoglobin, tidak
dapat disintesis tanpa koenzim A. Selain itu, hati membutuhkan koenzim A untuk
metabolisme sejumlah obat dan racun.Asam pantotenat dalam bentuk koenzim A sangat diperlukan untuk sintesis
lemak yang dimanfaatkan oleh selubung mielin sel saraf, dan juga mensintesis
fosfolipid di membran sel. Asam pantotenat juga dibuat oleh bakteri normal yang
Penyimpanan : tidak ada
Ekskresi : keluar melalui urin sebagai pantotenat; ekskresi kurang dari 1 mg/ hari
menunjukkan defisiensiToksisitas Toksisitas
Toksisitas asam pantotenat bisa dikesampingkan, tidak ada efek buruk setelah menelan dalam dosis tinggi pada berbagai spesies. Dosis besar (contohnya 10 gr/ hari) yang diberikan kepada manusia telah menyebabkan gangguan ringan pada usus dan diare
Bahan makanan tinggi kandungan vitamin B3 dan B5
Hasil penelitian niasin dan asam pantotenat Hasil penelitian niasin dan asam pantotenat Niasin Niasin
Efek Kombinasi Niasin dan Kromium Terhadap Pengobatan Vaskular Disfungsi
Endotel pada Tikus Hiperlipidemia (Niu, 2008) Temuan ini menunjukkan bahwa pengobatan dengan kombinasi niacin dan kromium memiliki perlindungan terapi yang potensial untuk fungsi endotel
Pengobatan Kombinasi Niacin dan Kromium Menyebabkan Efek Perlindungan pada
Jaringan Usus Kecil pada Tikus Hiperlipidemia (Oztay, 2007)Niacin dan kromium memiliki efek perlindungan pada usus dibandingkan dengan
kondisi tikus hiperlipidemia serta memiliki efek untuk mengurangi lemak.
Efek Menguntungkan dari Pengobatan Kombinasi Niacin dan Chromium
pada Hati Tikus dengan Kondisi Hiperlipidemia (Bolkent, 2004)Penelitian ini mengungkapkan bahwa kombinasi perlakuan ini merupakan obat
khusus yang lebih baik untuk hyperlipemia.Asam Asam pantotenat pantotenat
Respon Metabolik Diet Kekurangan Asam Pantotenat pada Manusia (Fry, 1976)
Rata-rata ekskresi asam pantotenat pada urin setiap hari menurun dari 3,05 ke 0,79 mg
pada subyek pria dewasa yang diberi diet kekurangan asam pantotenat dan meningkat
dari 3,95 ke 5,84 mg pada 4 subyek yang diberi diet suplemen 10 mg dari awal
sampai akhir penelitian selama 63 hari. Sementara secara umum, kadar asam
pantotenat darah menurun dalam subyek yang tidak diberi suplementasi dan tetap
konstan pada subyek yang diberi suplementasi, asam pantotenat darah sulit
menanggapi untuk asupan daripada asam pantotenat retensi urin. Retensi nitrogen
cenderung lebih tinggi pada subyek yang diberi suplementasi dibandingkan yang diet