PENGARUH PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN : Survei pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang.
407/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
(Survei pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh:
Erma Amalia
0801029
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
407/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH PEMBELAJARAN PRAKTIKUM
TERHADAP KOMPETENSI SISWA
(Survei Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang)
Oleh Erma Amalia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Erma Amalia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
407/UN.40.7.D1/LT/2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
(Survei Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. HariMulyadi, M.Si NIP. 19590515 198601 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas
Pedidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.S. NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001 Tanggung Jawab Yuridis
Ada pada penulis
Erma Amalia 0801029
(4)
ABSTRAK
Erma Amalia (0801029), “Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap
Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Survei Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang) Di bawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si
Pembelajaran praktikum mengarahkan siswa pada kreatifitas, mencari dan menggunakan alat dan bahan yang mungkin digunakan dalam pembelajaran. Dalam hal ini siswa dituntut untuk berpikir lebih kreatif agar praktikum yang dilakukan dapat berhasil. Melalui pembelajaran praktikum, peserta didik akan menjadi lebih yakin atas suatu hal dari pada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, pengembangan sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Pembelajaran praktikum merupakan pengalaman konkrit bagi siswa SMK dalam membangun pengetahuan baru. Selain itu pembalajaran praktikum menjadikan siswa mempunyai keahlian-keahlian yang kompeten di bidangnya dan diharapkan siswa memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja dengan kompetensi yang dimiliki. Kompetensi mengacu pada kemampuan seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan. Kompetensi dikenal melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati yang dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pengajaran secara kontekstual.
Penelitian ini bertujuan 1) untuk memperoleh gambaran pembelajaran praktikum pada mata pelajaran kewirausahaan, 2) untuk memperoleh gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan, 3) untuk memperoleh gambaran pengaruh pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Subang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran praktikum (X) terhadap kompetensi siswa (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif dan explanatory survey dengan teknik simple random sampling serta jumlah sampel sebanyak 85 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 20. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa pembelajaran praktikum berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada pata pelajaran kewirausahaan di kelas XI SMK Negeri 1 Subang sebesar 53,7% Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa pembelajaran praktikum memiliki pengaruh positif terhadap kompetensi siswa.
(5)
ABSTRACT
Erma Amalia (0801029), “Influence Learning Competency Practicum Students Lesson In Entrepreneurship (Survey Grade Students XI SMK Negeri 1 Subang)” The guidance of Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si
Practicum learning directs students on creativity, finding and using tools and materials that may be used in learning. In this case students are required to think more creatively in order to practice that can be done successfully. Learning through practice, students will become more confident on the matter of the just received from teachers and books, can be an enriching experience, developing a scientific attitude and learning outcomes will last longer in the minds of learners. Learning lab is a concrete experience for vocational students in constructing new knowledge. Besides making learning practicum students have competent skills in their field and are expected to have the readiness of students to enter the workforce with competency. Competence refers to the ability of a person to be able to do the job. Competencies recognized through a number of learning outcomes and indicators that can be measured and observed which can be achieved through learning experiences associated with study materials and teaching materials contextually.
This study aims 1) to obtain a practical learning on the subjects of entrepreneurship, 2) to obtain a picture of students 'competence in the subjects of entrepreneurship, 3) to obtain a picture of the influence of the learning lab for students' competence in the subjects of entrepreneurshi. The research object is class XI SMK Negeri 1 Subang. The independent variable in this study is a learning lab (X) on the competence of students (Y). This type of research is descriptive, explanatory survey verification and simple random sampling techniques and sample size of 85 respondents. Data analysis technique used is simple linear regression with SPSS computer software aids 20. The results obtained in the study stated that the effect on learning lab pata student competence in entrepreneurial subjects in class XI SMK Negeri 1 Subang 53.7% From the results of the hypothesis testing can be seen that the learning lab has a positive influence on students' competence.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR... .. iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
1.3 Rumusan Masalah ... 12
1.4 Tujuan Penelitian ... 12
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Konsep Pembelajaran Praktikum Dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar ... 13
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran ... 15
2.1.1.2 Proses Pembelajaran... 19
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran ... 21
2.1.1.4 Pelaksanaan Pembelajaran ... 22
2.1.1.5 Evaluasi Pembelajaran... 25
2.1.1.6 Pengertian Praktikum... ... 26
2.1.1.7 Fungsi dan Kegunaan Pembelajaran Praktikum.... ... 28
(7)
2.1.2 Konsep Kompetensi... 33
2.1.2.1 Pengertiaan Kompetensi ... 33
2.1.2.2 Kompetensi Individu ... 35
2.1.2.3 Kompetensi Siswa. ... 36
2.1.3 Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Kompetensi Siswa ... 39
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 43
2.2 Kerangka Pemikiran ... 47
2.3 Hipotesis ... 52
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 53
3.1 Objek Penelitian ... 53
3.2 Jenis dan Metode Penelitian ... 54
3.2.1 Jenis Penelitian ... 54
3.2.2 Metode Penelitian ... 54
3.2.3 Operasional Variabel ... 55
3.2.4 Jenis dan Sumber Data ... 57
3.2.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 59
3.2.5.1 Populasi ... 59
3.2.5.2 Sampel ... 59
3.2.5.3 Teknik Penarikan Sampling ... 61
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data ... 62
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 63
3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas ……….. . 63
3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ………... 68
3.3 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 70
3.3.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 71
3.3.2 Rancangan Analisis Verifikatif Menggunakan Regresi Linier Sederhana ... 72
(8)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... .. 80
4.1 Profil dan Identitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)... 80
4.1.1 Profil SMK Negeri 1 Subang... 80
4.12 Identitas SMK Negeri 1 Subang... 82
4.1.3 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Subang... 83
4.2 Karakteristik Responden ... 84
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 84
4.3 Tanggapan Responden Dan Rekapitulasi Pembelajaran Praktikum... 85
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Pembelajaran Praktikum... 85
4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Prosedur kerja... 86
4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan Kerja ... 91
4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Hasil Kerja... 92
4.3.2 Rekapitulasi Pembelajaran Praktikum... ... 95
4.4 Tanggapan Responden dan Rekapitulasi Terhadap Kompetensi Siswa 97 4.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Siswa... 97
4.4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan ... 97
4.4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Pemahaman ... 99
4.4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Keterampilan ... 100
4.4.1.4 Tanggapan Responden Mengenai Nilai... 102
4.4.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Sikap... 103
4.4.1.6 Tanggapan Responden Terhadap Minat... 104
4.4.2 Rekapitulasi Kompetensi Siswa... ... 106
4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Kompetensi Siswa ... 108
4.5.1 Asumsi Klasik... ... 109
4.5.1.1 Uji Normalitas... 109
(9)
4.5.2.1 Analisis Korelasi... 110
4.5.2.2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 112
4.5.2.3 Koefisien Determinasi... 113
4.5.3 Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Kompetensi Siswa 114 4.6. Implikasi Hasil Penelitian... 115
4.6.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian... 115
4.6.1.1 Temuan Penelitian Bersifat Empirik Deskriptif... 115
4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif... 117
4.6.3 Temuan Bersifat Teoritik ... 117
4.6.4 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis... 117
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 121
5.1 Kesimpulan... 121
5.2 Rekomendasi... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL No.
Tabel
Judul Tabel Halaman
1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (Tpt) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, 2010-2012 ...
4
1.2 Lulusan SMK Se-Indonesia Tahun 2007-2010... 5
1.3 Data Rata-Rata Nilai UAS Semester Ganjil Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2012/2013 8 1.4 Data Rekapitulasi Nilai Kompetensi Kelas XI Tahun Ajaran 2012/2013... 8 1.5 Data Jenis Kegiatan Praktikum/Pembelajaran Praktikum Di Dalam Lingkungan Sekolah ... 9 2.1 Orisinalitas Penelitian... 43
3.1 Overasional Variabel... 56
3.2 Jenis dan Sumber Data... 58
3.3 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang... 59
3.4 Jumlah Sampel Proporsi Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 1 Subang... 62 3.5 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 64
3.6 Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Variabel X (Pembelajaran Praktikum)... 66 3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Kompetensi Siswa)... 67 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 70
3.9 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden... 71 3.10 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi 77 3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien
Determinasi...
(11)
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Program Keahlian...
84
4.2 Tanggapan Responden Tentang Pemahaman Langkah Kerja Dalam Pelaksanaan Praktikum...
86 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Pemahaman Terhadap
Materi Yang Akan Di Praktekan ...
87
4.4 Tanggapan Responden Mengenai Pemahaman Terhadap Tujuan Pelaksanaan Praktikum...
88
4.5 Tanggapan Responden Mengenai Pemahaman Terhadap Metode Pelaksanaan Praktikum...
88
4.6 Tanggapan Responden Mengenai Menggunakan Alat Dan Bahan Praktek Yang Tersedia...
89
4.7 Tanggapan Responden Mengenai Melakukan Perawatan Dan Menyimpan Alat-Alat Praktikum...
90
4.8 Tanggapan Responden Mengenai Menjaga Keselamatan Dalam Kerja Praktikum...
90
4.9 Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Dalam Menggunakan Alat Praktikum...
91
4.10 Tanggapan Responden Mengenai Kecepatan Dalam Melaksanakan Praktikum...
92
4.11 Tanggapan Responden Mengenai Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Dengan Tujuan...
93
4.12 Tanggapan Responden Mengenai Mencapai Standar Nilai Yang Ditetapkan...
93
4.13 Tanggapan Responden Mengenai Mencapai Nilai Yang Tinggi Secara Objektif...
94
4.14 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pembelajaran Praktikum...
95
4.15 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Berpikir Ilmiah 97 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Memecahkan
Suatu Masalah...
(12)
4.17 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Memecahkan Masalah Yang Bersumber Dari Teori...
99
4.18 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Memahami Konsep-Konsep Teori...
100
4.19 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Melakukan Tugas Yang Dibebankan...
101
4.20 Tanggapan Responden Mengenai Melakukan Pengamatan Pada Saat Pembelajaran Praktikum...
101
4.21 Tanggapan Responden Mengenai Pencapaian Standar Nilai Sesuai Kompetensi Diri...
102
4.22 Tanggapan Responden Mengenai Menerima Segala Tantangan Dalam Belajar...
103
4.23 Tanggapan Responden Mengenai Menghadapi Setiap Peraturan Baru...
104
4.24 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Mempelajari Materi Pelajaran...
105
4.25 Tanggapan Responden Mengenai Memperdalam Materi Pelajaran...
105
4.26 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kompetensi Siswa...
106
4.27 Out Put Uji Linearitas... 110
4.28 Output Koefisien Korelasi... 110
4.29 Model Summary... 111
4.30 Descriptive Statistics... 112
(13)
DAFTAR GAMBAR No.
Gambar
Judul Gambar Halaman
1.1 Prosentase Keterserapan Tamatan Secara Keseluruhan Tahun Ajaran 2011/2012...
7
2.1 Konsep Kompetensi Individu... 36 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Pembelajaran Praktikum
Terhadap Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran
Kewirausahaan ... 51 2.3 Paradigma Penelitian Pengaruh Pembelajaran Praktikum
Terhadap Kompetensi Siswa Pada Pata Pelajaran Kewirausahaan...
52
3.1 Output Uji Normalitas ... 72 4.1 Diagram Garis Linier Pembelajaran Praktikum Terhadap
Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan..
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kemajuaan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan.
Tantangan pendidikan di masa sekarang dan masa yang akan datang adalah meyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor industri dan jasa juga dalam sektor bisnis yakni dapat menciptakan lapangan kerja. Pendidikan dapat dianggap sebagai proses yang dinamis dalam usaha mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan perannya di masa yang akan datang dengan berbagai karakteristik yang terkandung didalamnya, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang mengatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai peranan penting dalam usaha menjadikan manusia yang dapat mengembangkan diri sesuai dengan kecerdasan, bakat dan
(15)
minat masing-masing sehingga memiliki kepribadian yang seimbang serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Saat ini manusia Indonesia, khususnya generasi muda penerus bangsa, dihadapkan pada berbagai ancaman dan tantangan global serta komperhensif namun terintegrasi dalam standar kompetensi nasional, yang merupakan salah satu prasyarat untuk tetap survive dalam dunia usaha dan persaingan global yang semakin ketat. Ketika persaingan dalam aneka perspektif sosial, ekonomi, dan teknologi, persyaratan kemampuan yang diperlukan orang untuk melakukan aneka pekerjaan semakin meningkat. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh di bangku sekolah seringkali tidak memadai lagi karena tuntutan profesionalisme dan kompetensi kerja yang semakin tinggi, sementara menu sajian di sekolah teramat lambat pemutakhirannya. Lingkup pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan oleh guru terbatas oleh kalender kerja dan kalender pendidikan, disamping kemampuan guru yang terbatas.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wujud pendidikan berbasis keterampilan. Dimana tujuan dari sekolah menengah kejuruan adalah peserta didik (siswa) dibina untuk dapat menguasai sebuah keterampilan atau kompetensi tertentu.
Lulusan pendidikan kejuruan dinilai sebagai lulusan yang memiliki kompetensi yang diharapkan mampu menjawab semua tantangan global. Sesuai dengan peranan pendidikan kejuruan di Indonesia seperti dijelaskan dalam penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia nomer 20 Tahun 3003 pasal 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa,“ Pendidikan
(16)
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Diperjelas dengan tujuan khusus pendidikan sekolah menengah kejuruan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Pendidikan menengah kejuruan harus di jalankan atas dasar prinsip investasi SDM, yaitu menghasilkan lulusan yang produktif untuk meningkatkan produktivitas nasional dalam dunia kerja dan daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata, dapat juga dijadikan sebagai bentuk investasi dalam membuka lapangan kerja.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang baik dapat terlihat pada konsep pendidikan. Konsep pendidikan yang menghasilkan pekerja dan bukan pencipta lapangan pekerjaan merupakan arus utama dalam pendidikan nasional Indonesia.
Hal yang sama juga diperjelas dengan adanya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan bahwa jumlah pengangguran seperti terlihat pada tabel 1.1 sebagai berikut :
(17)
TABEL 1.1
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN, 2010-2012 (PERSEN)
Pendidikan Tertingggi yang
Ditamatkan
2010 2011 2012
Februari Agustus Februari Agustus Februari
1 2 3 4 5 6
SD ke bawah 3,71 3,81 3,37 3,56 3,69
SMP 7,55 7,45 7,83 8,37 7,80
SMA 11,90 11,90 12,17 10,66 10,34
SMK 13,81 11,87 10,00 10,43 9,51
Diploma I/II/III 15.71 12,78 11,59 7,16 7.50
Universitas 14,25 11,92 9,95 8,02 6,95
Jumlah 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2012
Dilihat dari Tabel 1.1 Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) membuktikan bahwa dengan angka tersebut artinya satu diantara lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masuk kategori tinggi.
Menghadapi masalah pengangguran tersebut, Anastasia D. Martanti (2008:5)
yang dikutip oleh Bona Januari dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Diklat terhadap Minat Berwirausaha” mengemukakan bahwa:
Salah satu terobosan yang perlu dilakukan untuk mengatasi pengangguran di negeri ini adalah dengan membuka lapangan kerja baru, melatih tenaga-tenaga muda untuk menjadi entrepreneurship dalam setiap jenjang pendidikan terutama pendidikan menengah kejuruan (SMK) adalah hal yang mutlak dilakukan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan penerapan dari teori human capital. Sehingga, melalui investasi pada SMK diharapkan dihasilkan balikan yang baik, baik secara individual maupun sosial. Keluaran dari investasi pendidikan di SMK diharapkan mampu bersaing di pasar global. Untuk itu, SMK harus mampu mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif dan efesien. Tentu saja untuk aspek ini
(18)
efektivitas dan efesiensi program pendidikan kejuruan harus benar-benar dibuktikan meskipun masih banyak pihak yang meragukannya.
Keraguan tersebut merupakan hal yg wajar mengingat kualitas lulusan SMK selama ini dianggap belum sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya kualitas lulusan SMK juga diindikasikan dari hasil observasi secara empiris dilapangan yang menunjukan bahwa lulusan sekolah menengah kejuruan kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sulit untuk bisa dilatih kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran di SMK belum banyak menyentuh atau mengembangkan kemampuan adaptasi siswa. Hasil observasi tersebut juga menggambarkan bahwa sebagian lulusan SMK tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan kemampuan kejuruan jenis tertentu dengan kurikulum berbasis kewirausahaan. Berikut adalah data lulusan SMK di seluruh Indonesia :
TABEL 1.2
LULUSAN SMK SE-INDONESIA TAHUN 2007-2010
Jumlah Lulusan SMK se-Indonesia
2007/2008 2008/2009 2009/2010 685,982 752,912 825,222 Sumber: www.psp.kemdiknas.go.id (diakses pada Tanggal 27 April 2013 pada pukul 19.30)
Berdasarkan data Tabel 1.2 jelas terlihat bahwa lulusan SMK dari tahun ke tahun terus meningkat dan angkatan kerja di Indonesia dari tahun ke tahun
(19)
semangkin meningkta pula. Semakin meningkatnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maka akan berdampak semakin tingginya angka pengangguran.
SMK Negeri 1 Subang sebagai suatu lembaga jasa pendidikan, menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu sistem manajemen mutu dan secara terus menerus meningkatkan efektifitasnya sesuai dengan persyaratan ISO 9001. SMK Negeri 1 Subang mempunyai Visi yaitu : menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang mempunyai keunggulan ilmu, pengetahuan, teknologi dan berwawasan kewirausahaan yang peduli terhadap makhluk dan lingkungannya.
Dilihat dari Visi tersebut dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 1 Subang berusaha meningkatkan penguasaan kompetensi siswanya untuk meraih sasaran yang hendak dicapai dengan tujuan menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang unggul dalam bidang keahliannya sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan mampu mengembangkan diri yang mandiri untuk membuka lapangan kerja sebagai wirausahawan dibandingkan lulusan sekolah menengah lainnya.
Salah satu bentuk sarana pendidikan formal yang menyiapkan peserta didik untuk berkarir dan mengembangkan diri menjadi entrepreneur adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana tujuan pembelajarannya yaitu menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif, serta menyiapkan tamatan yang memiliki kemampuan khusus untuk dapat bekerja atau berwirausaha sendiri. Berikut adalah prosentase keterserapan tamatan secara keseluruhan tahun ajaran 2011-2012:
(20)
Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Subang (2013)
GAMBAR 1.1
PROSENTASE KETERSERAPAN TAMATAN SECARA KESELURUHAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa, menurut prosentasi keterserapan tamatan secara keseluruhan, siswa tamatan SMK Negeri 1 Subang yang telah bekerja sangat sedikit yaitu 10% dan yang berwirausaha hanya 5% sedangkan siswa yg belum mempunyai pekerjaan atau menganggur sebesar 50%, itu artinya data tersebut dapat menunjukan bahwa kompetensi siswa masih terbilang rendah dan motivasi siswa untuk membuka lapangan kerja atau berwirausahan pun terbilang sangat rendah. Maka apabila jumlah penggangguran dibiarkan meningkat maka dampak negatif akan muncul yaitu dampak sosial dan kriminalitas.
Salah satu penyebab munculnya problematika dalam sekolah kejuruan adalah praktik pembelajaran yang lebih memfokuskan pada penguasaan materi daripada membekali diri siswa dari sudut kompetensi. Padahal secara teoritis pendidikan bertujuan membimbing siswa lewat pembelajaran sehingga mereka memiliki kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Pendidikan tidak hanya
35%
10% 5%
50%
Kuliah
Bekerja
Berwirausaha
(21)
membentuk kecerdasan, tetapi juga membekali siswa dengan kompetensi dan nilai-nilai etika serta pembentukan watak yang membuat mereka mempunyai jati diri dan kepercayaan yang kuat akan kompetensi. Hal ini dapat dilihat pada data rata-rata nilai UAS semester ganjil mata pelajaran kewirausahaan dan data rekapitulasi nilai kompetensi berdasarkan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor berdasarkan tingkatan kelas XI pada Tabel 1.3 dan 1.4 berikut :
TABEL 1.3
DATA RATA-RATA NILAI UAS SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TAHUN AJARAN 2012/2013
NO JURUSAN JUMLAH
SISWA
RATA-RATA NILAI TEORI
RATA-RATA NILAI PRAKTIK
1. Persiapan Grafika 43 8.3 6.2
2. Teknik Sepeda Motor 78 7.5 6.3
3. Rekayasa Perangkat Lunak 83 7.8 6.5
4. Akuntansi 92 8.3 6.7
5. Adm. Perkantoran 134 8.0 7.0
6. Pemasaran 127 8.5 7.0
557 8.1 6.6
Sumber: SMK Negeri 1 Subang (2013)
TABEL 1.4
DATA REKAPITULASI NILAI KOMPETENSI KELAS XI TAHUN AJARAN 2012/2013
NO JURUSAN JUMLAH
SISWA
RATA-RATA NILA
1. Persiapan Grafika 43 6.3
2. Teknik Sepeda Motor 78 6.0
3. Rekayasa Perangkat Lunak 83 6.4
4. Akuntansi 92 6.5
5. Adm. Perkantoran 134 6.2
6. Pemasaran 127 6.5
557 6.32
Sumber : SMK Negeri 1 Subang (2013)
Dilihat dari Tabel 1.3 dan 1.4 berdasarkan data rata-rata nilai UAS semester ganjil mata pelajaran kewirausahaan, rata-rata nilai UAS teori lebih tinggi dibanding dengan data rata-rata nilai praktik yaitu sebesar 6.6 dan data
(22)
rekapitulasi nilai kompetensi dalam mata pelajaran Kewirausahaan masih terbilang rendah, rata-rata nilai perkelas yang masih ada dibawah nilai angka 7 masih belum mencapai standar kompetensi yang di tentukan oleh sekolah.
Melihat situasi demikian, terdapat suatu akibat yang harus dihadapi oleh SMK, yaitu rendahnya nilai hasil belajar dapat mengakibatkan kurang terserapnya lulusan yang ada kedalam sektor usaha formal maupun informal. Pembelajaran praktikum yang dilakukan masih sekedar untuk memenuhi persyaratan kurikulum dan dalam prakteknya kurang terkait dengan peningkatan kualitas kemampuan siswa, dalam hal ini terbentuknya sikap profesional. Hal ini juga diperjelas oleh
Kofer (Rosi Emiarti, 2006:16) yang menjelaskan bahwa “Fungsi praktikum adalah memajukan kompetensi keahlian, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan, mengkomunikasikan dan menginterprestasi informasi-informasi”..
TABEL 1.5
DATA JENIS KEGIATAN PRAKTIKUM/PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH
NO JURUSAN JENIS KEGIATAN
PRAKTIKUM
TEMPAT PRAKTIKUM
1. P. Grafika Memanfaatkan Peluang Usaha Percetakan Sekolah 2. Teknik Sepeda Motor Memanfaatkan Peluang Usaha Bengkel Sekolah 3. Rekayasa Perangkat Lunak Memanfaatkan Peluang Usaha Mini Market Sekolah 4. Akuntansi Memanfaatkan Peluang Usaha Mini Market Sekolah 5. Adm. Perkantoran Memanfaatkan Peluang Usaha Mini Market Sekolah 6. Pemasaran Memanfaatkan Peluang Usaha Mini Market Sekolah
Sumber : SMK Negeri 1 Subang (2013)
Dilihat dari Tabel 1.5 menunjukkan bahwa pembelajaran praktikum merupakan salah satu cara dalam menunjang penguasaan kompetensi siswa SMK dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang diharapkan dalam dunia kerja
(23)
Sehubungan dengan hal tersebut, maka mutu pendidikan berhubungan dengan apa yang dihasilkan dan siap pemakainya. Hal tersebut merujuk pada nilai tambah yang diberikan oleh pendidikan, dan pihak-pihak yang memproses serta menikmati nilai-nilai pendidikan. Upaya menuju terbentuknya lulusan yang memiliki kompetensi dengan mutu yang baik, adalah dengan memberikan pembelajaran praktek di kelas. Dengan demikian pendidikan harus ditunjang dengan pelatihan menuju kepada terbentuknya siswa yang memiliki sikap mandiri, yang tidak hanya mampu memasuki dunia kerja formal, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Thomson pada (Unang Sumarno, 2003: 15) bahwa “Education designed to develop skill, abilities, understanding, attitudes, work habits, and appreciations needed by workes to enter and make progress in employment an useful and productive
basis” Artinya bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang dirancang untuk mengembangkan keahlian, kemampuan, pemahama, sikap, kebiasaa kerja, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi pekerja yang berguna dan produktif.
Pelaksanaan pendidikan dan praktikum pada SMK merupakan proses pembelajaran dan bimbingan di sekolah, dan proses pelatihan kerja di sektor industri yang sesungguhnya. Proses pembelajaran di sekolah terutama bertujuan untuk membekali siswa dalam mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif dan produktif. Sedangkan program pelatihan kerja bertujuan untuk membekali siswa menguasai kompetensi keahlian produktif standar,
(24)
menginternalisasi sikap nilai, dan budaya industri yang berorientasi pada standar mutu, nilai-nilai ekonomi, kritis, produktif dan kompetitif.
Berdasakan gambaran permasalahan di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji dengan judul penelitian mengenai “Pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Penguasaan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Selama ini kualitas lulusan SMK dianggap belum sesuai dengan yang diharapkan, karena lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dari perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sulit untuk bisa dilatih kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran di SMK belum banyak menyentuh atau mengembangkan kemampuan adaptasi siswa yang menyebabkan lulusan tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Lulusan pendidikan kejuruan dinilai sebagai lulusan yang memiliki kompetensi yang diharapkan mampu menjawab semua tantangan global. Pendidikan menengah kejuruan harus di jalankan atas dasar prinsip investasi SDM, yaitu menghasilkan lulusan yang produktif untuk meningkatkan produktivitas nasional dan daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk itu, SMK harus mampu mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif dan efesien. Tentu saja untuk aspek ini efektivitas dan efesiensi program pendidikan kejuruan harus benar-benar dibuktikan meskipun masih banyak pihak yang meragukannya.Upaya menuju terbentuknya lulusan yang memiliki kompetensi dengan mutu yang baik, adalah
(25)
praktikum disini merupakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswa karena secara langsung dapat mempraktekan berbagai aktivitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai keahlian. Hal ini berarti adanya perubahan tingkah laku berupa peningkatan keterampilan siswa yang merupakan manifestasi dari apa yang diterima, dialami, dirasakan dan dilaksanakan selama proses belajar mengajar. Untuk itu pencapaian penguasaan kompetensi sangatlah diperlukan, namun rendahnya nilai kompetensi yang dihasilkan siswa membuktikan kurangnya penguasaan kompetensi dari hasil belajar pada siswa SMK Negeri 1 Subang kelas XI. Maka dari itu pencapaian pembelajaran praktikum diharapkan dapat menumbuhkembangkan penguasaan kompetensi pada siswa.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran pembelajaran praktikum pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang.
2. Bagaimana gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang
3. Bagaimana gambaran pembelajaran praktikum berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai :
1. Gambaran pembelajaran praktikum pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang.
2. Gambaran kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang.
3. Gambaran pembelajaran praktikum berpengaruh terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang.
(26)
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian
Ada beberapa kegunaan yang diharapkan dan hasil yang diperoleh pun diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu dan terapan ilmu :
1. Kegunaan Teoritis
Yaitu, dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori lebih lanjut khususnya dalam merancang metode pembelajaran praktikum untuk membentuk kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan. 2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait sebagai bahan informasi dan masukan yang positif. Serta dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi dunia pendidikan khususnya bagi peningkatan kompetensi siswa.
(27)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menganalisis mengenai pengaruh Pembelajaran Praktikum Terhadap Kompetensi Siswa SMK Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan yang menjadi variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah Pembelajaran Praktikum. Variabel terikat (dependent variable) adalah Kompetensi Siswa.
Pendapat Sugiyono (2011:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan pendapat lain yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:26), metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam menggunakan data penelitiannya. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara memperoleh dan menggunakan data sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Subang, yaitu mengenai pembelajaran praktikum, kompetensi siswa. Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah seluruh siswa kelas XI. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan.
(28)
3.2 Jenis dan Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 1) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Travens dalam Husein Umar (2008:21) menjelaskan bahwa
“Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui niali variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
Sedangkan penelitian verifikatif dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto
(2010:8) ”Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”. Dalam
penelitian ini diuji mengenai pengaruh pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa SMK survei pada siswa SMK Negeri 1 Subang pada mata pelajaran kewirausahaan. Penelitian deskriptif disini, bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa SMK survei pada siswa SMK Negei 1 Subang pada mata pelajaran kewirausahaan.
3.2.2 Metode Penelitian
Berdasarkan jenis penelitian diatas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalaui pengumpulan data di lapangan, maka
(29)
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:
Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang dimabil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian realtif, dsitribusi, dan hubungan antara variabel sosiologis mauoun psikologis.
Penelitian yang menggunakan metode survei, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ditempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, bedasarkan waktu penelitian maka menurut Husain Umar (2008: 45) metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan
3.2.3 Operasional Variabel
Penelitian ini memiliki dua variabel inti. Menurut Sugiyono (2010:33)
menyatakan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent
(30)
Menurut Sugiyono (2008:33) menyatakan bahwa, “Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas”.
Penelitian ini memiliki dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pembelajaran praktikum
2. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah kompetensi siswa
Secara lebih rinci operasionalisasi variabelnya dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:
TABEL 3.1
OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No
Item Pembelajaran
Praktikum (Variabel X)
Pembelajaran praktikum adalah Penyajian
pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan
praktikum berarti siswa melakukan kegiatan yang mencakup
pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan
pembanding atau kontrol dan penggunaan alat-alat praktikum. Rustaman
1. Prosedur Kerja
1. Pemahaman langkah kerja
dalam pelaksanaan
praktikum
Interval 1 2. Pemahaman terhadap materi
yang akan di praktekan Interval 2 3. Pemahaman terhadap tujuan
pelaksanaan praktikum Interval 3 4. Pemahaman terhadap metode
pelaksanaan praktikum Interval 4 5. Menggunakan alat dan bahan
praktek yang tersedia Interval 5 6. Melakukan perawatan dan
menyimpan alat-alat praktikum
Interval 6
7. Menjaga keselamatan dalan
kerja praktikum Interval 7
2.Kecepatan Kerja
8. Ketepatan dalam
menggunakan alat praktikum Interval 8
9. Kecepatan dalam
(31)
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No Item (2003: 129) 3.Hasil Kerja 10. Menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan tujuan Interval 10 11. Mencapai standar nilai yang
ditetapkan Interval 11
12. Mencapai nilai yang tinggi
secara objektif Interval 12
Kompetensi Siswa (Variabel Y)
Kompetensi
sebagai ability , yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu
pekerjaan
Stephen P Robbins (2009:54)
1. Pengetahuan (knowledge)
1. Berpikir ilmiah Interval 13
2. Kemampuan memecahkan
suatu persoalan Interval 14
2. Pemahaman (understanding)
3. Memecahkan masalah yang
bersumber dari teori Interval 15 4. Kemampuan memahami
konsep-konsep teori Interval 16 3.Keterampilan
(skill)
5. Melakukan tugas yang
dibebankan Interval 17
6. Melakukan pengamatan pada
saat pembelajaran praktikum Interval 18 4. Nilai (value) 7. Mencapai standar nilai sesuai
kompetensi diri Interval 19
5. Sikap (attitude)
8. Menerima segala tantangan
dalam belajar Interval 20
9. Menghadapi setiap peraturan
baru Interval 21
6. Minat (interest)
10.Kemampuan Mempelajari
materi pelajaran Interval 22
11.Memperdalam materi
pelajaran Interval 23
Sumber : Berdasarkan hasil pengolahan data dan berbagai referensi buku Rustaman (2003: 129), Stephen P Robbins (2009:54), Nuki S (2008:14) dan Nurjaman (2007:12-13)
3.2.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
(32)
Menurut Husein Umar (2008:42) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan menggunakan tetknik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan
(2008: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel -variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.
Table 3.2 di bawah ini menyajikan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Data Jenis Data Sumber Data
1. Data Jumlah Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang 2012/2013
Sekunder TU SMK Negeri 1 Subang 2. Data Nilai Peserta didik kelas XI SMK
Negeri 1 Subang 2012/2013
Sekunder Guru Kewirausahaan SMK Negeri 1
Subang 3. Data Keterserapan Tamatan Secara
Keseluruhan Tahun Ajaran 2011/2012
Sekunder TU SMK Negeri 1 Subang 4. Tanggapan pembelajaran praktikum
pada mata pelajaran kewirausahaan
Primer Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang 5. Tanggapan kompetensi siswa pada
mata pelajaran kewirausahaan
Primer Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Subang Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
(33)
3.2.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.5.1Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi adalah peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Subang yang berjumlah 557 siswa yang ditunjukan dalam tabel berikut:
TABEL 3.3
JUMLAH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUBANG
NO JURUSAN JUMLAH SISWA
1 Persiapan Grafika 43
2 Teknik Sepeda Motor 78
3 Rekayasa Perangkat Lunak 83
4 Akuntansi 92
5 Adm. Perkantoran 134
6 Pemasaran 127
Jumlah 557
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Subang,2013)
3.2.5.2Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2009:81) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dengan populasi yang telah ditentukan
(34)
yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar dalam artian sampel tersebut harus representatif atau mewakili dari populasi tersebut. Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2008:116):
Bila populasi besar danpeneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dapat menggunakan sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).
Penentuan sampel dari populasi yang telah ditetapkan, perlu suatu pengkukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husein Umar (2008:141), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi
E : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e=0,1)
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dihitung besarnya ukuran sampel pada penelitian ini sebagai berikut :
(35)
Berdasarkan perhitungan tesebut maka jumlah sample minimal adalah sebanyak 85 siswa.
3.2.5.3Teknik Penarikan Sampling
Menurut Sugiyono (2009:116) mengemukakan bahwa “Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value)”.
Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability dan nonprobability. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan probability sampling, karena dalam penelitian yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik yang diguanakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:11) “Teknik sampling jenis simple random sampling, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan menjadi sampel.
Jumlah sampel sebanyak 100 respoden diberikan kepada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 1 Subang, maka peneliti melakukan penarikan sampe pada 100 peserta didik kelas XI di SMK Negeri 1 Bandung, berikut adalah perhitungannya:
(36)
TABEL 3.4
JUMLAH SAMPEL PROPORSI
PESERTA DIDIK KELAS XI SMK NEGERI 1 SUBANG
No Kelas Jumlah
Siswa
Rumus Proporsi Sampel Proporsi
1
P. Grafika 43 7
2 Teknik Sepeda
Motor 78
12
3 Rekayasa
Perangkat Lunak 83
13 4
Akuntansi 92
14 5
Adm. Perkantoran 134
20 6
Pemasaran 127 19
JUMLAH 557 85
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:402) “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data”. Menurut Sugiyono (2009:402) “Jika dilihat dari segi
cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kusioner (angket), dokumentasi dan
gabungan keempatnya”.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan,
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, artikel, jurnal dan sumber-sumber dari internet yang ada hubungannya
(37)
dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti tentang pembelajaran praktikum dan kompetensi siswa. 2. Wawancara
Wawancara sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak terkait di SMK Negeri 1 Subang. Wawancara ini dilakukan kepada pihak guru kelas XI mata pelajaran kewirausahaan SMK Negeri 1 Subang dan kepada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 1 Subang.
3. Angket
Angket adalah pengumpulan data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 151) yang menyatakan bahwa
“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Angket dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pernyataan tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Subang (sampel penelitian).
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.7.1Hasil Pengujian Validitas
Menurut Sugiyono (2011:172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
(38)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Sugiyono (2011:248) sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh sibjek seleurh item Y = Skor total
∑x = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor X ∑ = Jumalh kuadrat dalam skor Y n = Banyaknya responden
Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:
TABEL 3.5
INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)
(39)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :
2
1 2
r n r t
(Sugiyono 2010:250)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf
signifikasi
2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid
3. Jika thitung ttabel maka instrumen tidak valid
4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapati nilai rtabel sebesar 0,374.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pembelajaran praktikum berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pernyataan dalam angket valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan
dengan rtabel yang bernilai 0,374. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 12,
(40)
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X (PEMBELAJARAN PRAKTIKUM)
No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Prosedur Kerja
1. Tingkat pemahaman dalam langkah kerja untuk
pelaksanaan praktikum 0,617 0,374 Valid
2. Tingkat pemahaman dalam materi yang akan di praktekan 0,855 0,374 Valid 3. Tingkat pemahaman dalam tujuan pelaksanaan praktikum 0,674 0,374 Valid 4. Tingkat pemahaman terhadap metode pelaksanaan
praktikum 0,826 0,374 Valid
5. Kemampuan menggunakan alat dan bahan praktek yang
tersedia 0,721 0,374 Valid
6. Kemampuan untuk melakukan perawatan dan menyimpan
alat-alat praktikum 0,725 0,374 Valid
7. Kemampuan untuk menjaga keselamatan kerja dalam
praktikum 0,639 0,374 Valid
Hasil Kerja
8. Kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
tujuan 0,671 0,374 Valid
9. Kemampuan untuk mencapai standar nilai yang ditetapkan 0,784 0,374 Valid 10. Kemampuan untuk mencapai nilai yang tinggi secara
objektif 0,541 0,374 Valid
Kecepatan Kerja
11. Tingkat ketepatan dalam menggunakan alat praktikum 0,808 0,374 Valid 12. Kemampuan untuk melaksanakan praktikum dengan cepat 0,775 0,374 Valid
Sumber Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel pembelajaran praktikum dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator prosedur kerja dengan item pernyataan pemahaman materi yang akan dipraktekan yang bernilai 0,855 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator hasil kerja dengan item peryataan kemampuan untuk mencapai nilai yang tinggi secara objektif yang bernilai 0,541 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.
(41)
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kompetensi siswa menggunakan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pernyataan dalam angket valid karena skor rhitung lebih besar jika
dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat
pada Tabel 3.7 berikut.
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y (KOMPETENSI SISWA)
No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.
Pengetahuan
1. Kemampuan untuk berpikir ilmiah 0,665 0,374 Valid 2. Kemampuan dalam memecahkan suatu persoalan 0,649 0,374 Valid Pemahaman
3. Kemampuan untuk memecahkan masalah yang bersumber
dari teori 0,793 0,374 Valid
4. Tingkat pemahama konsep-konsep teori 0,720 0,374 Valid Keterampilan
5. Kemampuan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan 0,851 0,374 Valid 6. Kemampuan untuk melakukan pengamatan pada saat
pembelajaran praktikum 0,861 0,374 Valid
Nilai
7. Kemampuan untuk mencapai standar nilai sesuai
kompetensi diri 0,643 0,374 Valid
Sikap
8. Kemampuan untuk menerima segala tantangan dalam
belajar 0,624 0,374 Valid
9. Kemampuan dalam menghadapi setiap peraturan baru 0,436 0,374 Valid Minat
10. Tingkat pemahaman dalam mempelajari materi pelajaran 0,752 0,374 Valid 11. Kemampuan untuk memperdalam materi pelajaran 0,810 0,374 Valid
(42)
Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen variabel kompetensi siswa dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator keterampilan dengan item pernyataan kemampuan melakukan pengamatan pada saat pembelajaran praktikum yang bernilai 0,861 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator sikap dengan item peryataan kemampuan menghadapi setiap peraturan baru yang bernilai 0,436 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.
3.2.7.2Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapat tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sugiyono (2011:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data menghasilkan data yang sama”.
Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2010:178). Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
(43)
2 2 1 1 11 t bs
s
r
k k(Husein Umar, 2008:170)
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2
t
s
= Deviasi standar total2
s
b = Jumlah deviasi standar butirSedangkan rumus variansnya adalah:
1 2 2 2 n N x Xs
(Husein Umar, 2008:172)Keterangan:
N = Jumlah sampel n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih
2
s
= Nilai variansKeputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung˃ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung≤ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel
11 r
(44)
reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel
yang bernilai 0,374 hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.8 berikut ini:
TABEL 3.8
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Pembelajaran Praktikum 0,937 0,374 Reliabel 2 Kompetensi Siswa 0,929 0,374 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
3.3 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakuakn melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Menyusun data
Memeriksa kelengkapan data seperti nama, kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik responden.
2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang tekumpul.
3. Tabulasi data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Memberi skor pada setiap item
b. Menjumlahkan skror pada setiap item
(45)
3.3.1 Rancangan Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kuantitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif pembelajaran praktikum (X).
Variabel X terfokus pada penelitian terhadap prosedur kerja, kecepatan kerja dan hasil kerja.
2. Analisis deskriptif kompetensi siswa (Y)
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (understanding), Keterampilan (skill), Nilai (Value), Sikap (attitude), Minat (interest).
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut:
TABEL 3.9
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
NO KRITERIA PENAFSIRAN KETERANGAN
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% -99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
(46)
3.3.2 Rancangan Analisis Verifikatif Menggunakan Regresi Linear Sederhana
Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan perilaku variabel penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis regresi linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas pembelajaran praktikum terhadap variabel dependent (Y) yaitu kompetensi siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggambar struktur hipotesis di bawah ini.
Sebelum melakukan analisis Regresi Sederhana penulis perlu melakukan terlebih dahulu uji asumsi. Uji asumsi yang dilakukan diantaranya uji normalitas data dan uji titik terjauh. Setelah melakukan uji asumsi maka selanjutnya penulis melakukan analisis regersi sederhana.
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu pembelajaran praktikum dengan satu variabel dependen yaitu kompetensi siswa.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
Keterangan :
Y =Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. a =Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
(47)
b =Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk dapat menemukan persamaan regresi , maka harus di hitung terlebih dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan rumus: 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( i i i i i i i X X n Y X X X Y a
Sugiyono, 2009: 272
2 2 ) ( ) ( ) ( i i i i i i X X n Y X Y X n b
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan cara membaca interprestasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pencaran titik-titik yang diperoleh berada
(48)
disekitar garis lurus. Untuk menguji normalitas data dengan SPSS, maka lakukan langkah-langkah berikut :
1. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis
2. Pilih menu berikut ini, Analyze, Descriptives Statistics, Explore misalnya Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
GAMBAR 3.1
OUTPUT UJI NORMALITAS
Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar disekitar garis lurus, sehingga dapat disimpulkan semua populasi berdistribusi normal. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.
1. Tetapkan taraf signifikansi uji α = 0.05
2. Bandingkan α dengan taraf signifikansi yang diperoleh
3. Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
4. Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(49)
2) Uji Linieritas
Menurut Sudjana (2005:331) “Uji linieritas regresi digunakan untuk menguji
kelinieran regresi, yaitu apakah model linier yang diambil betul-betul cocok
dengan keadaannya atau tidak”. Uji linieritas memiliki asumsi hubungan antar
variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Menurut Santoso (2009:244) asumsi terakhir dari analisis regresi adalah asumsi linearitas. Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan uji linearitas menggunakan SPSS, yaitu klik Analyze
– Compare Mean – Mean, kemudian Masukkan predictor (variabel bebas) ke Independent list dan variabel terikat ke dependent list. Selanjutnya, klik option dan tandai Test for linierity, kemudian klik ok. Untuk menetapkan liniertitas, perhatikan Sig pada Deviation From Linierity jika Sig > 0,05, maka dinyatakan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah linier. Jika Sig < 0,05, maka dapat diketahui hubungan yang terjadi adalah tidak linier.
3) Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu pembelajaran praktikum dengan satu variabel dependen yaitu kompetensi siswa. Persamaan regresi sederhana X atas Y adalah sebagai berikut:
Y = a + bX Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
(50)
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
3) Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan mencari derajat keeratan hubungan antara variabel yang diteliti. Hubungan variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X atas Y disebut koefisien korelasi (r) paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1<r<1) artinya jika:
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif).
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif).
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan tidak ada hubungan sama sekali.
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson’s Product Moment Coefficient of Correlation. Rumus dari analisis Korelasi Product Moment adalah:
Sumber: Sugiyono (2010:213) Keterangan:
r = Koefisien korelasi Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
∑ ∑ ∑
(51)
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.10 di bawah ini :
TABEL 3.10
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Koefisien Klasifikasi
0,000 - 0,199 Sangat Rendah
0,200 - 0,399 Rendah
0,400 - 0,599 Sedang
0,600 - 0,799 Kuat
0,800 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010:250)
4) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh pembelajaran praktikum (variabel X) terhadap kompetensi siswa (variabel Y). Hasil dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas prosentase dari determinasi.
Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(Sugiyono, 2010: 210) Keterangan :
KD = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi
Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa digunakan pedoman interpretasi koefisien penentu dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0 -100%. Jika nilai koefisien penentu makin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Semakin mendekati 0 berarti semakin lemah pengaruh
(52)
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sehingga dibuat pedoman interpretasi koefisien penentu sebagai berikut:
TABEL 3.11
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI
Interval Koefisien Hubungan
0 - 19,99% Sangat Lemah
20% - 39,99% Lemah
40% -59,99% Sedang
60% - 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010: 214)
3.3.3 Rancangan Uji Hipotesis
Untuk mencari antara hubungan dua variabel atau lebih dapat dilakukan degan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Kolerasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih.
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau Independent variable yaitu pembelajaran praktikum (X) sedangkan variabel terikat atau variable dependent adalah kompetensi siswa (Y). Dengan memeperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji maka uji statistik yang digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi linier ganda untuk ke dua variabel tersebut:
√
√
Sugiyono (2009:184) Keterangan :
(53)
r = koefisien kolerasi Product Moment n = banyaknya data
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : 1) Jika , maka diterima dan ditolak
2) Jika , maka ditolak dan diterima.
Secara statistik hipotesis yang akan diuji berada pada taraf kesalahan 0,5 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu pihak kanan. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis utama pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
Secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
: ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa SMK pada mata pelajaran kewirausahaan
: > 0, terdapat pengaruh antara pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa SMK pada mata pelajaran kewirausahaan
(54)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis regresi sederhana yang dilaksanakan mengenai pengaruh pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Subang, maka dapat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran pembelajaran praktikum yang diterapkan pada mata pelajaran kewirausahaan dapat dilihat dari dimensi-dimensinya yang terdiri dari prosedur kerja, kecepatan kerja dan hasil kerja berada pada kategori sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari indikator paling tinggi hingga yang terendah. Dari variabel pembelajaran praktikum indikator yang memiliki nilai tertinggi pada dimensi kecepatan kerja yaitu sebesar 63,9%, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran praktikum memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap kompetensi siswa.
2. Gambaran dari kompetensi siswa dapat dijelaskan melalui dimensi-dimensinya yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dan minat berada pada kategori tinggi. Rata-rata kinerja dimensi paling tinggi juga diperoleh dimensi Nilai (valeu) 64,4% yaitu mengenai mencapai standar nilai sesuai kompetensi diri.
(1)
0,733 maka apabila dilihat dari tabel 3.10 pedoman untuk memberikan interprestasi koesfisien korelasi berdasarkan range 0,800-1,000 menunjukan sangat kuat atau akurat.
5.2Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pembelajaran praktikum terhadap kompetensi siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Subang yaitu:
1. SMK Negeri 1 Subang harus lebih memperhatikan hasil kerja pembelajaran praktikum. Indikator hasil kerja merupakan indikator terendah dibandingkan indikator lainnya. Indikator hasil kerja perlu mendapat perhatian dari SMK Negeri 1 Subang dengan kontribusi fasilitas dan pengetahuan praktikum disekolah. Hal yang dilakukan berkaitan dengan indikator hasil kerja antar lain adanya perhatian khusus dari guru pembimbing praktikum kepada siswa dengan menerapkan strategi belajar yang beragam atau bervariasi agar siswa lebih memahami dan mendapatkan hasil kerja praktikum dengan baik.
2. SMK Negeri 1 Subang harus dapat memperhatikan kompetensi siswa terutama dalam indikator pemahaman (understanding), contohnya dengan cara memberikan studi kasus agar peserta didik bisa memahami cara memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran, ataupun memberikan kuis atau soal-soal latihan. Indikator pemahaman harus lebih diperhatikan oleh pihak sekolah SMK Negeri 1 Subang karna indikator ini salah satu indikator yang terpenting dalam mendukung kompetensi siswa.
(2)
3. Untuk penelitian selanjutnya dengan objek penelitian yang berbeda, penelitian yang penulis lakukan bisa dijadikan salah satu literatur, baik ditinjau dari variabel-variabel yang saling berhubungan maupun dari dimensi atau indikator yang penulis gunakan dalam peneliltian ini.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Asep Hermawan. 2008. Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bafadal, Ibrahim. 2003.Manajemen Perlekngkapan Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara
Bahri Djamarah, Syaeful.2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta
Bertoncelj, Adrej. 2008. A conceptual model of individual competency
components as one of the predictors of success in mergers and acquisitions. Journal
Brown, George. 2004. How Students Learn. London: Routledge
Collin, Kaija. 2003. Integreting Theory and practice, Employees and students
experiences at work. Jurnal
D. Martanti, Anastasia dalam Bona Januari. 2008. Pengaruh Diklat Terhadap
Minat Berwirausaha. Skripsi
Duda, Hilarius jago. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya
pada Konsep Sistem Ekskersi Untuk Meningkatkan Kemampun Berpikir Kritis Siswa Kelas XI. Jurnal
Dunn, Lee. 2002. Learning and Teaching Briefing Papers Series. Oxpord Brookes University (Oxford Centre for Staff and Learning Development)
E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya
E. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Eksari. 2005. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan dan
Pelatihan Produktif Bidang KeahlianSeni Tari SMK Negeri 10 Bandung. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Fathurohman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refieka Aditama
(4)
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hunaiti, Ziad 2010. Principles of assessment for project and research based
Learning. United Kingdom: Anglia Ruskin University, Chelmsford.
Husein Umar. (2008). Metode Riset Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Iskandar, Syaifuddin. 2008. Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Universitas Samawa.
Kencana, Dian. 2006. Impementasi Program Magang Sebagai Upaya
Peningkatan Kompetensi Vokasional Siswa Menengah Kejuruan (Studi Kasus Pada Jurusan Seni Rupa SMKN 14 Bandung). Tesis Magister pada
PPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT Refika Aditarma.
Kusumastuti, Dyah. 2001. Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya
Dosen Sebagai Penjamin Mutu Perguruan Tinggi (Studi Tentang Pengaruh Kompetensi Individu Terhadap Kinerja Dosen yang Berorientasi pada Mutu dengan Mediator Iklim Organisasi dan Dukungan Sumber Daya di ITB.
Disertasi, UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Mujiman, Haris. 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulder, Martin. 2009. The new competence concept in higher education. Journal Moch. Ali. (1985). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa
Nurjaman, Usep. 2007. Analisis Kompetensi Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Program Produktif Akuntansi Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Studi Kasus Pada SMK Negeri 11 Bandung Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Progran Keahlian Akuntansi). Tesis Magister pada PPS UPI
Bandung. Tidak diterbitkan.
P Robbins, Stephen. 2009. Perilaku Organisasi (edisi kesepuluh). Jakarta: PT Iindeks Gramedia Group
Paloniemi, Suasanna. 2006. Experience competence and workplace learning. Journal
(5)
Rustaman. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Sagala, S .2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. 2008. Budaya Dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Salirawati, D. 2011. Pelatihan Kepala Laboratorium Kimia Bagi Guru-Guru
Kimia. Tesis. Tidak diterbitkan
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Prosesp
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Setiarini, Flori Yosephine. 2009. Pembelajaran Praktikum Pada Program
Keahlian Busana. Jurnal
Sole, Gisela 2012. A Student Experience of Peer Assisted Study Sessions in
Physiotherapy. Journal.
Sudrajat, Ajat, 2011. Developing Rubric of Performance Assesment for Measuring
student’s Competence Doing Practikum of Basic Analytical Chemistry (Pengembangan Rubrik Asesmen Kinerja untuk Mengukur Kompetensi Mahasiswa Melakukan Praktikum Kimia Analisis Volumetri. Jurnal
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara
Suharsimi Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara
Surya, Mohamad. 2004. Pengukuran Prestasi Belajar. Bandung: IKIP
Sukmadinata, Syahodih N. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Syamsuddin, Abin. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi
(6)
Ukas, Maman. 2006. Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2005). Jakarta: Sinar Grafika
W Gulo. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Cover Baru). Jakarta : Penerbit PT Grasindo
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber Lain :
Badan Pusat Statistik 2012
Tata Usaha SMK Negeri 1 Subang Kurikulum SMK 2012
http://www.emeraldinsight.com www.psp.kemdiknas.go.id