Fledermaus, Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita Dewasa Muda dengan Inspirasi Hewan Kelelawar dan Nuansa Misterius.

(1)

i

ABSTRAK

“Fledermaus” adalah judul tema sekaligus inspirasi dalam pembuatan koleksi busana Tugas Akhir. Fledermaus diambil dari kosakata Bahasa Jerman yang artinya adalah kelelawar. Kelelawar adalah hewan mamalia yang dapat terbang yang berasal dari Ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap. Bentuk dan sayap kelelawar yang menarik sehingga kelelawar dapat dijadikan sumber inpirasi dalam mendesain busana.

Busana diolah dari penggunaan material, bahan berwarna gelap/hitam yang dominan digunakan menjadi ciri dari image kelelawar tersendiri yaitu misterius. Bahan kain yang akan dipakai dalam koleksi rancangan ready-to-wear adalah taffeta,

organdi jepang, buludru, laken, chiffon, dan hiasan pendukung aksesoris. Bermacam-macam siluet akan ditampilkan dalam rancangan kali ini. Teknik produksi yang digunakan dalam proses perwujudan desain ini adalah teknik variasi potongan motif, dan variasi neci kenur.

Wanita yang akan memakai koleksi ini akan berani tampil beda dan terkesan strong atau tegas dari sisi struktur motif yang cenderung tegas tetapi tetap terlihat feminin dari pemilihan siluet dan reka bahan variasi neci kenur yang memberikan kesan feminin. Koleksi busana ready-to-wear ini ditujukan untuk wanita yang berusia 17-30 tahun dengan penghasilan menengah ke atas, menyukai fashion dan berani tampil beda. Busana ini dapat dikenakan pada acara-acara seperti photoshoot, fashion show, acara formal dan non-formal lainya.


(2)

ABSTRACT

“Fledermaus” is the title of the theme as well inspire the task of making the final fashion collection. Fledermaus is taken from the vocabulary of the German language which means it is a bat. Bats are flying mammals that can be derived from the order Chiroptera with both front legs evolved into wings. Bat wing shape and attractive so that bats can be used as a source of inspiration in designing clothes. Clothing processed from the use of materials, materials dark / black is used to characterize the dominant image of its own that is mysterious bat. Fabric that will be used in the design collection of ready-to-wear is taffeta, organdy japan, buludru, laken, ciffon, accessories and ornaments supporters. An assortment of silhouettes will be displayed in the draft this time. The production techniques used in the design process of this embodiment is a variation of the technique motif pieces, and variations neci kenur.

The woman who would wear this collection will dare to be different and strong or impress firmly on the side of the structure motifs that tend to firmly but still look feminine silhouettes and their election materials neci kenur variations that give the impression feminine. Fashion collection of ready-to-wear is aimed at 17-30 year-old women with upper-middle income, like fashion and dare to be different. This dress can be worn on special occasions such as photoshoots, fashion shows, formal events and other non-formal.


(3)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA DAN LAPORAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 3

1.5 Metode Perancangan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Teori Desain Fashion ... 6

2.1.1 Pengertian Fashion ... 6

2.2 Pengertian Desain ... 6

2.2.1 Unsur Desain ... 6

2.2.2 Prinsip Desain ... 7

2.3 Teori Busana ... 8


(4)

2.4.1 Teori Reka Bahan ... 8

2.4.2 Reka Rakit dan Reka Latar ... 9

2.5 Teori Warna ... 9

2.6 Busana Ready-to-wear ... 10

2.7 Teori Pola & Jahit ... 10

2.7.1 Pola Dasar ... 10

2.7.2 Macam-macam Pola ... 11

BAB III OBJEK PERANCANGAN ... 12

3.1 Deskripsi Objek Studi ... 12

3.2 Kelelawar ... 12

3.3 Trend Fashion 2014 Cardio Mind (Machina) ... 13

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 14

4.1 Perancangan Umum ... 14

4.1.1 Image Board ... 15

4.1.2 Konsep ... 15

4.2 Perancangan Khusus ... 16

4.2.1 Desain Busana I ... 17

4.2.2 Desain Busana II ... 18

4.2.3 Desain Busana III ... 19

4.2.4 Desain Busana IV ... 20

4.3 Perancangan Detail Fashion ... 20

4.3.1 Aplikasi Penerapan Motif ... 20

4.3.2 Variasi Neci Kenur ... 21

4.3.3 Sepatu ... 22

4.4 Material ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1 Kesimpulan ... 25


(5)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... 27 DATA PENULIS ... 28 LAMPIRAN ... 29


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metode Perancangan ... 4

Gambar 3.1 Kelelawar ... 12

Gambar 4.1 Image Board ... 15

Gambar 4.2 Desain Busana I ... 17

Gambar 4.3 Desain Busana II ... 18

Gambar 4.4 Desain Busana III ... 19

Gambar 4.5 Desain Busana IV ... 20

Gambar 4.6 Teknik Penerapan Motif ... 21

Gambar 4.7 Teknik Variasi Neci Kenur ... 21

Gambar 4.8 Sepatu ... 22

Gambar 4.9 Chiffon ... 23

Gambar 4.10 Taffeta ... 23

Gambar 4.11 Furing Dormil ... 23

Gambar 4.12 Laken Halus ... 23

Gambar 4.13 Laken ... 24

Gambar 4.14 Beludru Stretch ... 24


(7)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Ukuran Model dan Pola Kecil ... 29

LAMPIRAN B Material ... 39

LAMPIRAN C Dokumentasi Busana ... 40

LAMPIRAN D Gambar Teknik ... 44

LAMPIRAN E Ilustrasi Fashion ... 66

LAMPIRAN F Reka Bahan ... 70

LAMPIRAN G Proses Pembuatan ... 71

LAMPIRAN H Rincian Harga ... 73


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Majunya teknologi dan informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren mode di Indonesia banyak dipengaruhi oleh gaya kebarat-baratan. Namun hal ini tidak membuat para desainer Indonesia berkecil hati karena mereka didukung oleh orang lain dalam industri ini seperti pers, stylist, retailer, merchandiser, dan fotografer, dimana semuanya dapat menyampaikan informasi sesuai bidangnya masing-masing. Walaupun gaya kebarat-baratan mendominasi, namun ada kalanya kerjasama mereka kembali memunculkan gaya khas Indonesia kembali ke permukaan. Informasi yang seimbang antara gaya barat dan lokal berguna untuk menjadikan konsumen Indonesia lebih cerdas dalam memilih apa yang disukai dan tetap sesuai dengan gaya serta karakter individu tersebut.

Berbagai merek-merek busana fashion telah banyak di hadirkan di Indonesia, baik merek luar negeri maupun merek dalam negeri, berbagai model busana juga telah cukup banyak membanjiri fashion di Indonesia. Persaingan bukan lagi soal harga , namun juga kualitas dan desain, dalam mendesain busana yang kita perlukan adalah inpirasi, inpirasi bisa berdatangan dari mana saja mulai dari apa yang di suka atau idolakan ataupun dari alam sekitar kita seperti tumbuhan, lingkungan sekitar, dan bahkan hewan. “Fledermaus” hewan yang menjadi inspirasi konsep perancangan busana tugas akhir. “Fledermaus” diambil dari Bahasa Jerman yang artinya kelelawar, Kelelawar adalah mamalia yang dapat terbang yang berasal dari Ordo

Chiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap. Bentuk sayap kelelawar sangat menarik sehingga dapat dijadikan inpirasi bentuk dalam pembuatan desain pada busana.

Style bold, strong, dan feminin merupakan karakter dari perancangan pada koleksi busana “Fledermaus”. Style bold identik dengan wanita yang menyukai warna-warna yang tebal atau berani seperti warna merah terang, biru gelap, hitam,


(9)

2

shocking pink, dan lainnya. Strong dalam artian kata adalah kuat, dalam koleksi “Fledermaus” diartikan memiliki struktur yang tegas pada busana. Feminin berarti gaya atau pakaian yang dikenakan mencerminkan sisi dari seorang wanita. Karakter bold, strong dan feminin di kolaborasikan menjadi satu kesatuan dalam mendesain busana.

Busana diolah dari penggunaan material, bahan berwarna gelap atau hitam yang dominan digunakan menjadi ciri dari kelelawar tersendiri. Bahan kain yang akan dipakai dalam koleksi rancangan ready-to-wear adalah taffeta, organdi jepang, beludru, laken, chiffon, dan aneka aksesoris pendukung. Bermacam-macam siluet akan ditampilkan dalam rancangan kali ini. Teknik produksi yang digunakan dalam proses perwujudan desain ini adalah teknik penerapan motif, dan variasi neci kenur.

Wanita yang akan memakai koleksi ini akan berani tampil beda dan berkesan kuat dari tampilan tegas struktur kelelawar namun tetap terlihat feminin terlihat dari siluet dan pemilihan variasi neci kenur yang terapkan. Koleksi busana ready-to-wear

ini ditujukan untuk wanita yang berusia 17-30 tahun dengan penghasilan menengah ke atas, menyukai fashion, menyukai warna gelap atau hitam dan wanita yang berani tampil berbeda. Busana ini dapat dikenakan untuk fashion stylish, photoshoot, party, dan lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat selera fashion masyarakat akan kebutuhan busana ready-to-wear untuk acara formal yang semakin tinggi sehingga terjadinya persaingan pasar.

2. Penggabungan beberapa teknik dan material pada busana untuk menampilkan kesan dari “Fledermaus” namun tetap nampak feminin saat dikenakan. Pengabungan siluet dan karakter “Fledermaus” agar dapat menjadi satu kesatuan yang selaras pada busananya.

3. Busana bertema “Fledermaus” memiliki koleksi warna-warna gelap yang hanya di sukai oleh wanita berkarakter tertentu.


(10)

1.3 Batasan Masalah

Dalam kaitannya dengan bidang desain, proyek kerja Tugas Akhir ini dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani atau diselesaikan melalui pendekatan fashion, yaitu sebagai berikut:

1. Menciptakan busana ready-to-wear yang strong, bold dan feminin namun tetap selaras, pengunaan teknik variasi neci kenur dan penerapan pada motif busana membuat busana tampil lebih menarik dan berbeda.

2. Menggunakan bahan dan material yang berkualitas namun tetap memperhatikan kerapihan dan kenyamanan saat dikenakan, seperti organdi jepang, taffeta , buludru, laken dan chiffon.

3. Pemilihan warna dan siluet busana dihasilkan menjadikan busana tampak tegas namun tetap tampak feminin serta tetap menampilkan esensi bentuk kelelawar.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan koleksi busana “Fledermaus” yakni sebagai berikut : 1. Menciptakan busana ready-to-wear yang berkesan strong ,bold namun tetap

feminin.

2. Diperuntukan untuk wanita usia 17-30 tahun, wanita yang mempunyai karakter

strong, feminin, berani tampil berbeda dan memiliki selera fashion yang tinggi. 3. Diharapkan memberikan variasi dan sentuhan yang berbeda di kalangan dunia


(11)

4

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Metode Perancangan

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I membahas tentang latar belakang perancangan, mulai dari mencari inspirasi dan tema sehingga dapat menjadi satu kesatuan konsep yang utuh. Identifikasi masalah tentang permasalahan yang muncul secara umum serta batasan masalah yang lebih khusus dan merupakan hal yang harus dipecahkan agar koleksi sesuai dengan tujuan dan menjadi sempurna.

Penentuan inspirasi Menentukan konsep Pembuatan moodboard dan mindmap Pembuatan desain Pewarnaan desain Pemilihan bahan kain Pembuatan pola

besar dan kecil

Pola yang sudah diperiksa digunting diatas kain/ bahan

Proses penyusunan motif di kain organdi yang sudah digunting Proses jahit, manipullating fabric. Finishing Pembuatan motif

yang di sesuaikan dengan pola pada pakaian . kemudian proses uji coba patrun pada Belacu.


(12)

Bab II menerangkan beberapa teori pendukung yang digunakan dalam proses pembuatan koleksi, seperti teori fashion, teori desain, teori busana, teori pola dan jahit, dan teori tekstil.

Bab III membahas tentang objek yang dirancang. Membahas tentang unsur desain objek yaitu:

3.1 Deskripsi objek studi

3.2 Penjelasan tentang kelelawar.

Bab IV menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail. Perancangan umum berisi tentang image board, narasi konsep, color chart, material dan juga koleksi desain. Perancangan khusus berisi tentang setiap desain perancang dan setiap desain berisi tentang bahan, reka bahan beserta polanya.

Bab V membahas tentang kesimpulan dan saran dari semua rancangan desain. Saran juga sangat penting agar dapat memotivasi pembaca serta menjadikan pembelajaran bagi perancang agar lebih baik ke depannya.


(13)

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

“Fledermaus” merupakan judul perancangan busana Tugas Akhir dengan tema kelelawar. Motif dan siluet pakaian yang diterapkan pada busana terinpirasi dari bentukan kelelawar tersendiri, didukung dengan pengunaan bahan kain berbahan beludru , chiffon , laken dan taffeta menjadi kesatuan yang selaras dalam mendesain busana “Fledermaus”. Busana 3 pieces dan 2 pieces adalah busana ready-to-wear deluxe yang dirancang untuk menampilkan kesan strong, bold dan feminin. Kesan-kesan tersebut diperkuat dengan siluet dan bentukan motif pada desainya sendiri.

Koleksi busana ready-to-wear deluxe ini sangat strong, bold dan feminin.

Strong dalam artian kata memiliki struktur yang tegas pada busana seperti pada bagian motif pada pakaian. Bold dalam unsur pemilihan warna hitam pada busana dan juga bold dalam artian kata wanita yang berani tampil berbeda untuk memakai busana “Fledermaus”. Feminin terlihat dari pemilihan siluet yang masih tampak feminin ketika di pakai oleh seorang wanita dan juga unsur reka bahan variasi neci kenur memberi sedikit kesan feminin pada busana namun masih terlihat unsur misterius. Warna-warna yang digunakan adalah warna yang menjadi citra atau image

dari kesan dari kelelawarnya sendiri yaitu misterius. Realisasi perancangan busana, baik secara siluet, reka bahan, kombinasi bahan, dan teknik pembuatanya akan disesuaikan dengan konsep dan judul sehingga tercapai suatu desain yang terintegrasi sebagai satu koleksi busana fashion dan tetap memiliki nilai jual.

Hasil akhir dari perancangan busana ini hingga akhir sesuai dengan target yang dituju yakni ingin memberikan kesan strong, bold dan feminin. Serta perancang ingin menonjolkan rancanganya dengan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan yang lain tetapi tetap dalam konsep kelelawar. Serta memberikan inovasi baru di dalam dunia fashion. Agar diminati oleh semua kalangan.


(14)

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang dan memproduksi koleksi perancangan “Fledermaus”. Salah satu permasalahan dalam proses awal perancangan ini adalah menentukan desain busana yang dapat mewakili kesan keseluruhan image board “Fledermaus”. Dalam proses produksi permasalahan yang muncul adalah menerapkan motif beludru yang di buat manual ke dalam pola busana. Maka solusi yang dipilih adalah dengan membuat motif yang langsung di paskan ke patrun. Permasalahan lainya mencari kain laken berwarna hitam dalam jumlah yang cukup banyak yang jarang ada di berbagai toko. Maka solusinya adalah memesan dari jauh hari untuk memperoleh bahan tersebut sesuai dengan yang sudah dijadwalkan. Dalam penjahitan dibutuhkan ketelitian,kerapihan dan kesabaran dalam membuat variasi neci kenur dan membuat motif buludru agar pas pada pakaian saat dikenakan.


(15)

27

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Gale, C. & Kaur, J. 2002.The Textile Book. UK : Oxford International Publishers Ltd.

Oxford English Dictionary. 2006. Little Oxford English Dictionary. California: Oxford University Press.

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekarno. 2005. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekarno. 2005. Buku penuntun Membuat Pola Tingkat Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Internet:

Artikelonline,http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/METODEDESAIN1/document/ METODOLOGI_DESAIN_25.pdf?cidReq=METODEDESAIN1 (diakses : 5 maret 2014 pkl 13.35)

Artikelonline,http://www.nuansagrafika.com/index.php?option=com_content&view =article&id=67:prinsip-dan-unsur-desain-&catid=34:artikel&Itemid=54 (diakses : 5 maret 2014 pkl 12.54)

Artikel online, http://fitinline.com/product/pattern (diakses 5 maret 2014)

Savitrie,Dian.2088.Artikelonline,http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126658-6027-Pola%20perilaku-Analisis.pdf (diakses :5 Maret 2014 pkl 3.04)

Widiantoro, Bayu. Artikel online, http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html (diakses 4 Maret 2014 pkl 21.23)

Artikelonline,http://sainsforhuman.blogspot.com/2013/07/keunikan-keunikan-dan-kegunaan-kelelawar.html 9 (diakses 25 Maret 2014 pkl 22.40)

Artikel online, http://sainsekolahdasar.blogspot.com/2009/06/kelelawar-si-mamalia-terbang.html (diakses 25 Maret 2014 pkl 12.51)


(1)

1.3 Batasan Masalah

Dalam kaitannya dengan bidang desain, proyek kerja Tugas Akhir ini dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani atau diselesaikan melalui pendekatan fashion, yaitu sebagai berikut:

1. Menciptakan busana ready-to-wear yang strong, bold dan feminin namun tetap selaras, pengunaan teknik variasi neci kenur dan penerapan pada motif busana membuat busana tampil lebih menarik dan berbeda.

2. Menggunakan bahan dan material yang berkualitas namun tetap memperhatikan kerapihan dan kenyamanan saat dikenakan, seperti organdi jepang, taffeta , buludru, laken dan chiffon.

3. Pemilihan warna dan siluet busana dihasilkan menjadikan busana tampak tegas namun tetap tampak feminin serta tetap menampilkan esensi bentuk kelelawar.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan koleksi busana “Fledermaus” yakni sebagai berikut : 1. Menciptakan busana ready-to-wear yang berkesan strong ,bold namun tetap

feminin.

2. Diperuntukan untuk wanita usia 17-30 tahun, wanita yang mempunyai karakter

strong, feminin, berani tampil berbeda dan memiliki selera fashion yang tinggi. 3. Diharapkan memberikan variasi dan sentuhan yang berbeda di kalangan dunia


(2)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Metode Perancangan

Gambar 1.1 Metode Perancangan

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I membahas tentang latar belakang perancangan, mulai dari mencari inspirasi dan tema sehingga dapat menjadi satu kesatuan konsep yang utuh. Identifikasi masalah tentang permasalahan yang muncul secara umum serta batasan masalah yang lebih khusus dan merupakan hal yang harus dipecahkan agar koleksi sesuai dengan tujuan dan menjadi sempurna.

Penentuan inspirasi Menentukan konsep Pembuatan moodboard dan mindmap Pembuatan desain Pewarnaan desain Pemilihan bahan kain Pembuatan pola

besar dan kecil

Pola yang sudah diperiksa digunting diatas kain/ bahan

Proses penyusunan motif di kain organdi yang sudah digunting Proses jahit, manipullating fabric. Finishing Pembuatan motif yang di sesuaikan dengan pola pada pakaian . kemudian proses uji coba patrun pada Belacu.


(3)

Bab II menerangkan beberapa teori pendukung yang digunakan dalam proses pembuatan koleksi, seperti teori fashion, teori desain, teori busana, teori pola dan jahit, dan teori tekstil.

Bab III membahas tentang objek yang dirancang. Membahas tentang unsur desain objek yaitu:

3.1 Deskripsi objek studi

3.2 Penjelasan tentang kelelawar.

Bab IV menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail. Perancangan umum berisi tentang image board, narasi konsep, color chart, material dan juga koleksi desain. Perancangan khusus berisi tentang setiap desain perancang dan setiap desain berisi tentang bahan, reka bahan beserta polanya.

Bab V membahas tentang kesimpulan dan saran dari semua rancangan desain. Saran juga sangat penting agar dapat memotivasi pembaca serta menjadikan pembelajaran bagi perancang agar lebih baik ke depannya.


(4)

25

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

“Fledermaus” merupakan judul perancangan busana Tugas Akhir dengan tema kelelawar. Motif dan siluet pakaian yang diterapkan pada busana terinpirasi dari bentukan kelelawar tersendiri, didukung dengan pengunaan bahan kain berbahan beludru , chiffon , laken dan taffeta menjadi kesatuan yang selaras dalam mendesain busana “Fledermaus”. Busana 3 pieces dan 2 pieces adalah busana ready-to-wear deluxe yang dirancang untuk menampilkan kesan strong, bold dan feminin. Kesan-kesan tersebut diperkuat dengan siluet dan bentukan motif pada desainya sendiri.

Koleksi busana ready-to-wear deluxe ini sangat strong, bold dan feminin.

Strong dalam artian kata memiliki struktur yang tegas pada busana seperti pada bagian motif pada pakaian. Bold dalam unsur pemilihan warna hitam pada busana dan juga bold dalam artian kata wanita yang berani tampil berbeda untuk memakai busana “Fledermaus”. Feminin terlihat dari pemilihan siluet yang masih tampak feminin ketika di pakai oleh seorang wanita dan juga unsur reka bahan variasi neci kenur memberi sedikit kesan feminin pada busana namun masih terlihat unsur misterius. Warna-warna yang digunakan adalah warna yang menjadi citra atau image

dari kesan dari kelelawarnya sendiri yaitu misterius. Realisasi perancangan busana, baik secara siluet, reka bahan, kombinasi bahan, dan teknik pembuatanya akan disesuaikan dengan konsep dan judul sehingga tercapai suatu desain yang terintegrasi sebagai satu koleksi busana fashion dan tetap memiliki nilai jual.

Hasil akhir dari perancangan busana ini hingga akhir sesuai dengan target yang dituju yakni ingin memberikan kesan strong, bold dan feminin. Serta perancang ingin menonjolkan rancanganya dengan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan yang lain tetapi tetap dalam konsep kelelawar. Serta memberikan inovasi baru di dalam dunia fashion. Agar diminati oleh semua kalangan.


(5)

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang dan memproduksi koleksi perancangan “Fledermaus”. Salah satu permasalahan dalam proses awal perancangan ini adalah menentukan desain busana yang dapat mewakili kesan keseluruhan image board “Fledermaus”. Dalam proses produksi permasalahan yang muncul adalah menerapkan motif beludru yang di buat manual ke dalam pola busana. Maka solusi yang dipilih adalah dengan membuat motif yang langsung di paskan ke patrun. Permasalahan lainya mencari kain laken berwarna hitam dalam jumlah yang cukup banyak yang jarang ada di berbagai toko. Maka solusinya adalah memesan dari jauh hari untuk memperoleh bahan tersebut sesuai dengan yang sudah dijadwalkan. Dalam penjahitan dibutuhkan ketelitian,kerapihan dan kesabaran dalam membuat variasi neci kenur dan membuat motif buludru agar pas pada pakaian saat dikenakan.


(6)

27

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Gale, C. & Kaur, J. 2002.The Textile Book. UK : Oxford International Publishers Ltd.

Oxford English Dictionary. 2006. Little Oxford English Dictionary. California: Oxford University Press.

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekarno. 2005. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekarno. 2005. Buku penuntun Membuat Pola Tingkat Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Internet:

Artikelonline,http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/METODEDESAIN1/document/ METODOLOGI_DESAIN_25.pdf?cidReq=METODEDESAIN1 (diakses : 5 maret 2014 pkl 13.35)

Artikelonline,http://www.nuansagrafika.com/index.php?option=com_content&view =article&id=67:prinsip-dan-unsur-desain-&catid=34:artikel&Itemid=54 (diakses : 5 maret 2014 pkl 12.54)

Artikel online, http://fitinline.com/product/pattern (diakses 5 maret 2014)

Savitrie,Dian.2088.Artikelonline,http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126658-6027-Pola%20perilaku-Analisis.pdf (diakses :5 Maret 2014 pkl 3.04)

Widiantoro, Bayu. Artikel online, http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html (diakses 4 Maret 2014 pkl 21.23)

Artikelonline,http://sainsforhuman.blogspot.com/2013/07/keunikan-keunikan-dan-kegunaan-kelelawar.html 9 (diakses 25 Maret 2014 pkl 22.40)

Artikel online, http://sainsekolahdasar.blogspot.com/2009/06/kelelawar-si-mamalia-terbang.html (diakses 25 Maret 2014 pkl 12.51)