Line Burn Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita dengan Inspirasi Image Kertas Terbakar.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Line Burn adalah koleksi busana ready to wear yang terinspirasi dari image kertas terbakar. Sebagian besar orang menganggap kertas terbakar tidak terlalu penting karena setelah terbakar kertas hanya akan menjadi debu, keadaan kertas terbakar inilah yang menjadi sumber inspirasi dalam membuat motif dalam koleksi Line Burn. Image kertas terbakar pada koleksi Line Burn diwujudkan dengan membakar kain dengan lilin Image kertas terbakar diterapkan sebagai motif yang membentuk garis-garis bertumpuk.

Koleksi busana Line Burn dibuat berdasarkan tema dari buku Resistance “Tren Forecasting 2016-2017”. Tema yang digunakan adalah Refugium dengan sub tema Interflex yang memiliki ciri khas jalinan yang saling berkaitan dan membentuk struktur yang ringan namun fleksibel.

Koleksi Line Burn menggunakan warna netral yaitu warna Broken White, warna ini digunakan agar manipulating fabric kain yang dibakar lebih terlihat. Material yang digunakan adalah kain yang sebagian besar mengandung serat alam yaitu linen, katun polisima, dan katun golden karena hanya serat alam yang jika dibakar menyerupai Image kertas terbakar. Selain membakar kain Koleksi Line Burn juga menggunakan manipulating fabricsmoocking dan opnaisel/tucking.

Siluet koleksi busana Line Burn terinspirasi dari sub tema Interflex namun pada koleksi dibuat lebih simpel. Koleksi ini memiliki ciri khas minimalis, feminin, dan modern. Target market yang ingin dituju adalah wanita dari kalangan menengah keatas dengan usia mulai dari 22-30 tahun yang memiliki kecintaan akan fashion yang tinggi. Koleksi Line Burn ini dapat digunakan untuk menghadiri acara formal seperti pameran karya seni.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Line Burn is a ready-to-wear clothing collection inspired by the image of burned paper. Most people would underrate burned paper because after burned the paper is only dust. This burned state became the source of inspiration in creating patterns in Line Burn Collection. Burned paper image in this collection was embodied by burning the fabrics using candles. Burned paper image was applied as a pattern of overlapped lines.

Line Burn Collection was made based on a theme in Resistance “Forecasting Trends 2016-2017” book, i.e. “Refugium”. The subtheme was “Interflex”, which has the character of tangled wickerwork forming light yet flexible structures.

Neutral color of Broken White was applied in Line Burn Collection to accentuate the fabric manipulation. The materials used were fabrics which contained with mostly natural fibers, such as linen, „polisima‟ cotton, and golden cotton, because only natural fiber which when burned would make the burned paper image. In addition to burning fabrics, fabric manipulations used were also smocking and tucking.

The silhouette in Burn Line Collection was inspired by “Interflex” subtheme, only made simpler. The collection had the characterization of minimalist, feminine, and modern with market target of upper middle class women aged 22-30 years who love fashion. Clothing from this collection could be worn to attend formal events such as art exhibitions.


(3)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN... ...

LEMBAR PENGESAHAN... ...

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI...

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ...

ABSTRAK (B.INGGRIS DAN B.INDONESIA)... ...

KATA PENGANTAR... ...i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... .iv

BAB I PENDAHULUAN... ..1

1.1

Latar Belakang... ..1

1.2

Masalah Perancangan...2

1.3

Batasan Perancangan...3

1.4

Tujuan Perancangan...3

1.5

Metode Perancangan...4

1.6

Sitematika Penulisan...5

BAB II KERANGKA TEORI...6

2.1 Perkembangan Fashion...6

2.2 Teori Busana...6

2.2.1 Fungsi Busana...6

2.2.2 Jenis Busana...7

2.2.3 Prinsip Desain Busana...8

2.3 Teori Pola dan Jahit...9

2.4 Manipulating Fabric...10

2.4.1 Opnaisel/stuck...10

2.4.2 Smoocking...11


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.5 Teori Warna...13

2.5.1 Definisi Warna...13

2.5.2 Warna Netral...13

2.6 Teori Tekstil...14

2.6.1 Kain Linen...14

2.6.2 Kain Katun Golden...14

2.6.3 Kain Katun Polisima...15

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI PERANCANGAN...16

3.1 Trend Resistance 2016...16

3.2 Tema Refugium...16

3.2.1 Subtema Interflex...17

3.3 Penggabungan Subtema dan Inspirasi...17

3.4 Kertas Terbakar...18

BAB IV KONSEP PERANCANGAN...19

4.1 Perancangan Umum...19

4.1.1 Image Board...19

4.1.2 Konsep...20

4.1.3 Koleksi Desain...20

4.2 Perancangan Khusus...22

4.2.1 Desain I...22

4.2.2 Desain II...23

4.2.3 Desain III...24

4.2.4 Desain IV...25

4.3 Perancangan Detail...25

4.3.1 Kain dibakar...26

4.3.2 Opnaisel...27


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...28

5.1 Kesimpulan... 28

5.2 Saran... 28


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.5 Metode Perancangan... 4

Gambar 2.3 contoh pola dasar busana Blouse dan pola dasar rok.…... 9

Gambar 2.4.1 Contoh Opnaisel……….………... 10

Gambar 2.4.2 Aplikasi Opnaisel pada busana…….………... 10

Gambar 2.4.3 contoh smoocking...………... 11

Gambar 2.4.4 contoh smoocking pada busana…... 11

Gambar 2.4.5 image kertas terbakar...……..…..………... 12

Gambar 2.4.6 contoh kain dibakar...………... 12

Gambar 2.1 Lingkaran warna Brewster...……... 13

Gambar 3.1 Buku Trend Resistance Forecasting 2016/2017………...15

Gambar 3.2 Visualisasi Tema Refugium...………... 16

Gambar 3.2.1 Visualisasi Interflex………... 17

Gambar 3.3 kertas terbakar... 18

Gambar 3.4.3 sampah kertas... 18

Gambar 4.1 Moodboard Inspirasi Desain………... 19

Gambar 4.2 Illutrasi Koleksi Desain Busana Line Burn Look I dan II... 21

Gambar 4.3 Illustrasi Koleksi Desain Busana Line Burn Look III dan IV……….... 21

Gambar 4.4 Illustrasi Look 1………... 22

Gambar 4.5 Illustrasi Look 2………... 23

Gambar 4.6 Illustrasi Look 3………... 24

Gambar 4.7 Illustrasi Look 4………... 25

Gambar 4.8 Image kertas terbakar...………... 26


(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Rincian Ukuran Model………... 33

LAMPIRAN B Pola………..……….. 34

LAMPIRAN C Material………...38

LAMPIRAN D Foto Busana……….……….. 39

LAMPIRAN E Technical Drawing……….………... 43


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia untuk menutupi dan melindungi tubuh. Dilihat dari sejarahnya pakaian awalnya terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan kulit binatang, tapi seiring perkembangan jaman pakaian mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, pakaian digunakan untuk menunjukkan status sosial, kedudukan dan gaya hidup manusia jaman sekarang.

Seiring berkembangnya waktu pakaian tidak hanya digunakan sebagai pemenuh kebutuhan sosial manusia juga menggunakan pakaian untuk mengekspresikan diri, dengan kata lain pakaian juga bisa dijadikan media pemenuh kebutuhan estetis. Dengan adanya kebutuhan tersebut, masyarakat berlomba-lomba untuk menampilkan dan mengekpresikan diri melalui pakaian yang dipakai.

Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer terus berlomba untuk menciptakan karya dengan daya cipta, ide-ide kreatif dan karya yang beda dari biasanya. Penerapan ide kreatif yang menarik dalam busana akan menghasilkan karya yang indah. Pakaian membuat setiap orang merasa lebih menarik dan menambah kualitas diri jika pakaian yang digunakan nyaman bagi si pemakainya dan sesuai dengan karakater pemakainya. Ada banyak jenis kategori busana dalam dunia fashion salah satunya adalah ready to wear. Jenis pakaian ini sangat banyak diminati karena dapat diproduksi secara massal dan cara mengurus bahan dan pola yang tidak terlalu sulit.

Saat ini kebutuhan pakaian akan jenis ready to wear cukup tinggi. Pembuatan koleksi ready to wear juga tidak terlepas dari inspirasi dan tren, untuk inspirasi koleksi ini adalah image kertas terbakar yang dianggap tidak berharga karena setelah kertas terbakar hanya akan menjadi debu.


(9)

2 Universitas Kristen Maranatha Keadaan kertas terbakar ini menjadi inspirasi dalam membuat motif dan manipulating fabric dalam koleksi busana ready to wear ini. Kertas terbakar ini kemudian didukung dengan sub tema tren Interflex dari buku Resistance.

Interflex adalah jalinan yang mengingatkan akan struktur keranjang tradisional membentuk struktur yang kokoh namun ringan dan fleksibel. Berwarna dasar alam seperti tanah, pasir, kayu, batu dan dengan kemungkinan aksen warna-warna cerah yang menunjukkan hasil proses teknologi modern. Sub tema interflex dipilih sebagai inspirasi pendukung karena salah satu palet warna nya yaitu broken white, dan manipulating fabric yang dibuat mirip secara visual dengan sub tema Interflex mendukung image kertas terbakar.

Tujuan dari pembuatan koleksi busana ini ingin menunjukkan image kertas terbakar yang dianggap tidak penting dapat diolah menjadi sebuah koleksi busana yang yang menarik dan modern. Target market yang dituju untuk koleksi busana ini adalah wanita usia 22-30 tahun yang berkarakter feminim, percaya diri, dinamis dan ingin menarik perhatian orang dengan penampilannya.

1.2Masalah Perancangan

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka masalah perancangan yang ditemukan saat proses pembuatan koleksi adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan masyarakat akan busana ready to wear yang unik.

2. Cara menggabungkan sub tema Interflex dengan inspirasi image kertas terbakar.

3. Pilihan jenis kain yang jika dibakar memiliki tekstur yang mirip dengan kertas terbakar.

4. pengaturan komposisi motif terbakar, tucking dan smocking pada koleksi busana.


(10)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.3Batasan Perancangan

Batasan perancangan pada koleksi busana ready to wear ini, adalah sebagai berikut :

1. Sub tema yang digunakan adalah Interflex dari tema Refugium dengan inspirasi pendukung image kertas terbakar.

2. Kain yang digunakan seratnya dominan berasal dari serat alam seperti linen dan katun.

3. Motif kertas terbakar dibuat dengan solder dan lilin.

4. Manipulating fabric yang diterapkan pada koleksi busana tucking dan smocking.

5. Target market yang ditujukan yaitu wanita kalangan menengah ke atas di perkotaan dengan usia mulai dari 22-30 tahun memiliki kecintaan fashion yang tinggi, seperti fashion blogger dan fashion stylish.

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan busana koleksi ready to wear ini yaitu sebagai:

1. Sebagai pilihan busana ready to wear yang unik disesuaikan dengan target market yang dituju.

2. Alternatif pilihan busana yang menampilkan image kertas terbakar dengan sub tema Interflex.

3. Menggunakan kain yang berasal dari serat alami seperti linen dan katun. 4. Menampilkan motif image terbakar, tucking dan smook di bagian yang tepat


(11)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.5Metode Perancangan

Tahapan-tahapan dalam proses desain, produksi, dan pasca produksi :

Gambar 1.5 Metode Perancangan


(12)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Pembuatan laporan tugas akhir ini terdiri atas lima bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang mengkaji teori tentang konsep perancangan, definisi, dan keterangan yang disertai sumber untuk memperkuat teori. Teori yang diangkat yaitu teori fashion, teori busana, teori pola, teori jahit, reka bahan tekstil, teori desain dan teori warna.

Bab III mendeskripsikan objek studi perancangan, yaitu unsur desain yang digunakan pada rancangan busana dan pembahasan secara mendalam mengenai tema, konsep, penjelasan sumber inspirasi serta ulasan tentang segmentasi pasar.

Bab IV menjelaskan konsep perancangan mengenai penjelasan konsep busana “Line Burn” yang terdiri dari image board, narasi konsep, gambaran seluruh koleksi, penjelasan pengerjaan, serta perancangan khusus seluruh koleksi desain.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran laporan tugas akhir dari koleksi busana “Line Burn”. Kesimpulan dan saran dibuat dengan harapan dapat mengembangkan dan memperbaiki desain koleksi busana ini.


(13)

28 Universitas Kristen Maranatha

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mendesain koleksi “Line Burned” ini maka dapat disimpulkan bahwa penulis dapat menghasilkan koleksi ready to wear wanita dengan inpirasi image kertas terbakar yang dituangkan dalam gaya yang feminin, modern, minimalis dan kontemporer. Hal ini dilakukan dengan potongan pada busana dengan garis-garis minimalis untuk memberikan kesan feminin. Warna yang digunakan pada busana ini adalah warna-warna netral yaitu broken white dengan tujuan agar manipulating fabric membakar kain dengan lilin lebih kelihatan. Menggunakan material linen, katun golden, dan katun polisima untuk memberikan kesan image kertas terbakar.

Dalam koleksi “Line Burned” ini juga mengacu pada salah satu sub tema trend forecasting 2016/2017 “Resistance” yaitu sub tema “Interflex” dari tema

“Refugium”. Pengumpulan keterangan busana-busana modern ready to wear dan diolah kembali sehingga dapat diterima masyarakat luas dan dapat memenuhi tuntutan perkembangan busana. Hasil akhir dari busana ini telah memenuhi target yang ingin dicapai, dengan memperlihatkan desain dan rancangan dengan ciri khas tersendiri yang berbeda namun tetap sesuai dengan konsep yang diangkat. Hal ini diharapkan dapat memberikan inovasi baru didalam dunia fashion, sehingga dapat diminati oleh semua kalangan masyarakat.

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan dan proses produksi koleksi “Line Burned” ini salah satu permasalahan dalam proses awal adalah sulitnya mencari kain dengan tekstur jika dibakar menyerupai image kertas terbakar, selain itu permasalan selanjutnya adalah jika kain hasil dibakar dicuci warna dari hasil bakaran akan memudar. Pengerjaan manipulating fabric opnaisel, smoocking, membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga harus membagi waktu dengan baik.


(14)

29 Universitas Kristen Maranatha

Dalam proses perancangan dibutuhkan survei untuk busana-busana modern, karena tahap yang dilakukan sangat berkaitan terhadap proses produksi, proses perancngan harus diperhatikan dengan baik.


(15)

30 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bestari, Afif G. 2011 . Menggambar Busana dengan Teknik Kering. Sleman : PT.Intan Sejati Klaten

Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat

Kobayashi, Shigenobu. 1990. Color Image Scale. Japan: Kodansha Internasioal, Ltd.

Noe‟Man, Irvan, et. Al. 2015, Trend Forecasting 2016-2017 Resistance,

Rawamangun: BD+A Design

Poespo, Goet. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta : Kanisius.

Soekarno. 2005 . Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Soekarno, 2012. Buku Penuntun Membuat Pola dan Busana Tingkat Dasar, Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Wolff, Colette. 1996. The Art Of Manipulating Fabric.Wisconsin: USA : Krause Publications

SITUS WEBSITE

Lauren, Betts. 2012.Manipulating Fabric.

https://bettslauren.wordpress.com/2012/11/29/fabric-manipulation/

Jacob.2000.Flammability of Various Fabrics .

http://www.selah.k12.wa.us/soar/sciproj2000/JZet.html

Tomasino,Charles.1992.Chemistry & Technology of Fabric Preparation &

Finishing.

http://www.amazon.com/Chemistry-Technology-Fabric-Preparation-Finishing/dp/B001KT6F7W


(1)

1.3Batasan Perancangan

Batasan perancangan pada koleksi busana ready to wear ini, adalah sebagai berikut :

1. Sub tema yang digunakan adalah Interflex dari tema Refugium dengan inspirasi pendukung image kertas terbakar.

2. Kain yang digunakan seratnya dominan berasal dari serat alam seperti linen dan katun.

3. Motif kertas terbakar dibuat dengan solder dan lilin.

4. Manipulating fabric yang diterapkan pada koleksi busana tucking dan smocking.

5. Target market yang ditujukan yaitu wanita kalangan menengah ke atas di perkotaan dengan usia mulai dari 22-30 tahun memiliki kecintaan fashion yang tinggi, seperti fashion blogger dan fashion stylish.

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan busana koleksi ready to wear ini yaitu sebagai:

1. Sebagai pilihan busana ready to wear yang unik disesuaikan dengan target market yang dituju.

2. Alternatif pilihan busana yang menampilkan image kertas terbakar dengan sub tema Interflex.

3. Menggunakan kain yang berasal dari serat alami seperti linen dan katun. 4. Menampilkan motif image terbakar, tucking dan smook di bagian yang tepat


(2)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.5Metode Perancangan

Tahapan-tahapan dalam proses desain, produksi, dan pasca produksi :

Gambar 1.5 Metode Perancangan Sumber : Vanessa, 2016


(3)

1.6 Sistematika Penulisan

Pembuatan laporan tugas akhir ini terdiri atas lima bab. Bab I berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang mengkaji teori tentang konsep perancangan, definisi, dan keterangan yang disertai sumber untuk memperkuat teori. Teori yang diangkat yaitu teori fashion, teori busana, teori pola, teori jahit, reka bahan tekstil, teori desain dan teori warna.

Bab III mendeskripsikan objek studi perancangan, yaitu unsur desain yang digunakan pada rancangan busana dan pembahasan secara mendalam mengenai tema, konsep, penjelasan sumber inspirasi serta ulasan tentang segmentasi pasar.

Bab IV menjelaskan konsep perancangan mengenai penjelasan konsep busana “Line Burn” yang terdiri dari image board, narasi konsep, gambaran seluruh koleksi, penjelasan pengerjaan, serta perancangan khusus seluruh koleksi desain.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran laporan tugas akhir dari koleksi busana “Line Burn”. Kesimpulan dan saran dibuat dengan harapan dapat mengembangkan dan memperbaiki desain koleksi busana ini.


(4)

28 Universitas Kristen Maranatha

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mendesain koleksi “Line Burned” ini maka dapat disimpulkan bahwa penulis dapat menghasilkan koleksi ready to wear wanita dengan inpirasi image

kertas terbakar yang dituangkan dalam gaya yang feminin, modern, minimalis dan kontemporer. Hal ini dilakukan dengan potongan pada busana dengan garis-garis minimalis untuk memberikan kesan feminin. Warna yang digunakan pada busana ini adalah warna-warna netral yaitu broken white dengan tujuan agar manipulating fabric membakar kain dengan lilin lebih kelihatan. Menggunakan material linen, katun golden, dan katun polisima untuk memberikan kesan image kertas terbakar.

Dalam koleksi “Line Burned” ini juga mengacu pada salah satu sub tema trend forecasting 2016/2017 “Resistance” yaitu sub tema “Interflex” dari tema

“Refugium”. Pengumpulan keterangan busana-busana modern ready to wear dan diolah kembali sehingga dapat diterima masyarakat luas dan dapat memenuhi tuntutan perkembangan busana. Hasil akhir dari busana ini telah memenuhi target yang ingin dicapai, dengan memperlihatkan desain dan rancangan dengan ciri khas tersendiri yang berbeda namun tetap sesuai dengan konsep yang diangkat. Hal ini diharapkan dapat memberikan inovasi baru didalam dunia fashion, sehingga dapat diminati oleh semua kalangan masyarakat.

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan dan proses produksi koleksi “Line Burned” ini salah satu permasalahan dalam proses awal adalah sulitnya mencari kain dengan tekstur jika dibakar menyerupai image kertas terbakar, selain itu permasalan selanjutnya adalah jika kain hasil dibakar dicuci warna dari hasil bakaran akan memudar. Pengerjaan manipulating fabric opnaisel,

smoocking, membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga harus membagi waktu dengan baik.


(5)

Dalam proses perancangan dibutuhkan survei untuk busana-busana modern, karena tahap yang dilakukan sangat berkaitan terhadap proses produksi, proses perancngan harus diperhatikan dengan baik.


(6)

30 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bestari, Afif G. 2011 . Menggambar Busana dengan Teknik Kering. Sleman : PT.Intan Sejati Klaten

Gunawan, Belinda. 2012. Kenali Tekstil. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat

Kobayashi, Shigenobu. 1990. Color Image Scale. Japan: Kodansha Internasioal, Ltd.

Noe‟Man, Irvan, et. Al. 2015, Trend Forecasting 2016-2017 Resistance,

Rawamangun: BD+A Design

Poespo, Goet. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta : Kanisius.

Soekarno. 2005 . Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Soekarno, 2012. Buku Penuntun Membuat Pola dan Busana Tingkat Dasar, Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

Wolff, Colette. 1996. The Art Of Manipulating Fabric.Wisconsin: USA : Krause Publications

SITUS WEBSITE

Lauren, Betts. 2012.Manipulating Fabric.

https://bettslauren.wordpress.com/2012/11/29/fabric-manipulation/

Jacob.2000.Flammability of Various Fabrics .

http://www.selah.k12.wa.us/soar/sciproj2000/JZet.html

Tomasino,Charles.1992.Chemistry & Technology of Fabric Preparation & Finishing.

http://www.amazon.com/Chemistry-Technology-Fabric-Preparation-Finishing/dp/B001KT6F7W