Pengaruh Bentuk Dukungan Sosial Terhadap Motif Berprestasi Siswa/i Kelas IV dan V SD "X" Bandung (Bentuk Dukungan Sosial Berupa Dukungan Emosional, Instrumental, Informasi dan Penilaian).

(1)

i Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperfaoleh gambaran mengenai kontribusi dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian dari orang tua dan guru terhadap motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” Bandung.

Rancangan penelitian ini menggunakan metode regresi dengan teknik survei. Variabel penelitian ini adalah Dukungan Emosional, Instrumental, Informasi, Penilaian dan Motif Berprestasi. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial dari House (1981) yang terdiri atas 39 pernyataan, serta kuesioner yang dimodifikasi peneliti berdasarkan aspek-aspek motif berprestasi dari Mc. Clelland (1961) yang terdiri dari 31 pernyataan dari skripsi Novella (2009). Sampel penelitian ini berjumlah 51 siswa/i kelas IV dan V di SD “X” Bandung. Data yang diperoleh berupa skala ordinal yang dioleh dengan menggunakan SPSS 19.0.

Hasil yang diperoleh adalah terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan orang tua dalam bentuk dukungan emosional, instrumental,informasi dan penilaian terhadap motif berprestasi dengan koefisien regresi secara berurutan : 0,129; 0,170; 0,203; 0,148. Dukungan guru dalam bentuk dukungan instrumental, informasi dan penilaian dengan koefisien regresi secara berurutan : 0,165; 0,082; 0,270. Dan tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan emosional guru terhadap motif berprestasi dengan koefisien regresi 0,067.

Kesimpulan yang diperoleh, yaitu terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian orang tua, dukungan instrumental, informasi dan penilaian guru terhadap motif berprestasi. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan emosional guru terhadap motif berprestasi. Terdapat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan motif berprestasi yaitu penilaian diri terhadap kemampuan untuk berprestasi.

Saran untuk penelitian berikutnya adalah meneliti mengenai penilaian terhadap kemampuan untuk berprestasi dan motif berprestasi siswa/i SD. Selain itu. Bagi orang tua dan guru diharapkan dapat lebih sering memberikan dukungan emosional bagi siswa/i.


(2)

ii Abstract

This research was conducted to gain an overview of the contribution of emotional support, instrumental, and appraisal information from parents and teachers on student achievement motive grade IV and V in "X" Elementary School Bandung.

The design of this study using regression methods with survey techniques. The research variables are Emotional Support, Instrumental Support, Information Support, Appraisal Support and Achievement Motive. Measuring instrument used was a questionnaire developed by researchers aspects of social support from the House (1981) which consists of 39 statements; a modified questionnaire based research aspects of the achievement motive Mc. Clelland (1961) consists of 31 statements of the thesis by Novella (2009). The sample amounted to 51 students / i grade IV and V in SD "X" Bandung. Data obtained in the form of an ordinal scale dioleh using SPSS 19.0.

The result is there is a significant contribution to the support of parents in the form of emotional support, instrumental, information and assessment of the achievement motive in order regression coefficient: 0.129; 0.170; 0.203; 0.148. Support teachers in the form of instrumental support, information and assessments with regression coefficients respectively: 0.165; 0.082; 0.270. And there is not a significant contribution to the emotional support teacher for achievement motive with regression coefficient 0,067.

The conclusion is there is a significant contribution to the emotionalt, instrumental, information and appraisal support from the parents; instrumental, information and appraisal support from teachers to student’s achievement motive. There is no significant contribution between emotional support from teacher to

student’s achievement motive. There are other factors associated with the achievement motive. The factor is self-assessment of the ability to excel. Suggestions for the next study was to investigate the ability to do self-assessment and student achievement motive. In addition. For parents and teachers are expected to be more frequent giving student emotional support.


(3)

iii DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Identifikasi Masalah... 10

1.3.Maksud dan Tujuan ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Maksud Penelitian ... 10

1.4.Kegunaan Penelitian ... 11

1.5.Kerangka Pemikiran ... 11

1.6.Asumsi ... 22


(4)

iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dukungan Sosial ... 24

2.1.1. Definisi Dukungan Sosial ... 24

2.1.2. Jenis-jenis Dukungan Sosial ... 24

2.1.3. Fungsi Dukungan Sosial ... 25

2.1.4. Sumber-sumber Dukungan Sosial ... 26

2.1.5. Bentuk Dukungan Sosial ... 27

2.1.6. Pengaruh Personal dan Kontekstual dalam Proses Dukungan ………... 30

2.2. Teori Motif Berprestasi ... 33

2.2.1.Definisi Motif ... 33

2.2.2.Definisi Motif Berprestasi ... 35

2.2.3. Aspek Utama yang Membedakan Tingkat Motivasi ... 36

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motif Berprestasi ... 37

2.2.5. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi ... 39

2.3. Masa Anak-anak ... 39

2.3.1. Masa Anak-anak Akhir ... 39

2.3.2. Karakteristik Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak ... 40


(5)

v

2.3.3. Perkembangan Kognitif Masa Anak-anak Akhir ... 41

2.3.4. Perkembangan Sosioemosional Masa Anak-anak Akhir ... 43

2.3.5. Perkembangan Psikososial Anak ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 47

3.2. Bagan Rancangan Penelitian ... 47

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 48

3.3.1. Variabel Penelitian ... 48

3.3.2. Definisi Operasional Dukungan Sosial ... 48

3.3.3. Definisi Operasional Motif Berprestasi ... 49

3.4. Alat Ukur ... 50

3.4.1. Alat Ukur Dukungan Sosial ... 51

3.4.1.1. Prosedur Pengisian Kuesioner Dukungan Sosial ... 55

3.4.1.2. Sistem Penilaian Kuesioner Dukungan Sosial ... 55

3.4.2. Alat Ukur Motif Berprestasi ... 58 3.4.2.1. Prosedur Pengisian Kuesioner Motif


(6)

vi

Berprestasi ... 58

3.4.2.2. Sistem Penilaian Kuesioner Motif Berprestasi ... 62

3.4.3. Data Pribadi dan Data Penunjang ... 62

3.4.4. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur ... 64

3.4.4.1. Validitas Alat Ukur ... 64

3.4.4.1. Reliabilitas Alat Ukur ... 65

3.5. Populasi dan Karakteristik Populasi ... 66

3.5.1. Populasi ... 66

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 66

3.6. Teknik Analisis Data ... 67

3.7. Hipotesis Statistik ... 68

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ………... 72

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 90

5.2.Saran ... 91


(7)

vii

5.2.2. Saran Guna Laksana ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94 DAFTAR RUJUKAN ... 95 LAMPIRAN


(8)

viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir ... 20 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ... 44


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengelompokkan Item Positif dan Item Negatif Kuesioner

Berdasarkan Aspek dan Indikator Dukungan Sosial ... 51

Tabel 3.2 Kategori Skor Kuesioner Dukungan Sosial ... 56

Tabel 3.3 Pengelompokkan Item Positif dan Item Negatif Kuesioner Berdasarkan Aspek dan Indikator Motif Berprestasi ... 59

Tabel 3.2 Kategori Skor Kuesioner Motif Berprestasi ... 63

Tabel 4.1 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Kelas ... 72

Tabel 4.2 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Tabel 4.3 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Emosional Orang Tua terhadap Motif Berprestasi ………... 73

Tabel 4.4 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Emosional Guru terhadap Motif Berprestasi ………….………... 74

Tabel 4.5 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Instrumental Orang Tua terhadap Motif Berprestasi ………... 74

Tabel 4.6 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Instrumental Guru terhadap Motif Berprestasi ..………... 75

Tabel 4.7 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Informasi Orang Tua terhadap Motif Berprestasi ………... 75

Tabel 4.8 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Informasi Guru terhadap Motif Berprestasi ………... 76


(10)

x

Tabel 4.9 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Penilaian Orang Tua terhadap Motif Berprestasi ……..………... 76 Tabel 4.10 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Penilaian Guru

terhadap Motif Berprestasi…………..………... 77 Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Orang Tua ... 77 Tabel 4.12 Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Guru ... 78 Tabel 4.13 Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Orang Tua Tinggi.. 78 Tabel 4.14 Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Orang Tua Rendah 79 Tabel 4.15 Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Guru Tinggi ... 79 Tabel 4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Guru Rendah ... 80 Tabel 4.17 Tabel Distribusi Frekuensi Motif Berprestasi ... 80


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Dukungan Emosional, Instrumental, Informasi dan Penilaian Orang Tua dan Guru Lampiran 2 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Motif Berprestasi Siswa Lampiran 3 Alat Ukur Lengkap

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Primer Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data Penunjang


(12)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3).

Menurut Encyclopedia Americana (dalam Kartono, 1997), pendidikan adalah segala perbuatan etis, kreatif, sistematis, dan intensional, dibantu oleh metode dan teknik ilmiah, diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu. Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab 6 Pasal 14 mengemukakan bahwa di negara Indonesia, terdapat tahapan-tahapan yang dikenal dengan sebutan jenjang pendidikan yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, diakses 7 Januari 2012).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 menyatakan bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh


(13)

2

Universitas Kristen Maranatha nilai minimal baik pada peniliain akhir untuk seluruh mata pelajara, lulus Ujian Sekolah dan lulus Ujian Nasional (pasal 20). Siswa dinyatakan lulus Ujian Sekolah apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan nilai Sekolah. Nilai Sekolah diperoleh dari rata-rata gabungan nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor semester 7, 8, 9, 10, dan 11 (kelas IV, V dan VI) dengan pembobotan 60% untuk nilai Ujian Sekolah dan 40% nilai rata-rata rapor (pasal 21). Nilai ketuntasan yang harus dipenuhi siswa untuk setiap mata pelajaran adalah 6,0 dan untuk lulus Ujian Sekolah tidak boleh ada angka dibawah 4,26 (http://bsnp-

indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2011/01/Permendiknas-no-2-th-20111.pdf, diakses 27 April 2012).

Berdasarkan paparan diatas, siswa dinyatakan lulus apabila siswa tersebut berhasil lulus Ujian Nasional dan Sekolah. Penilaian kelulusan Ujian Sekolah sudah dimulai sejak siswa duduk di kelas IV (semester 7). Oleh karenanya, siswa harus dipersiapkan agar siswa dapat memperoleh nilai rapor di atas nilai ketuntasan sejak siswa duduk di kelas IV SD karena akan mempengaruhi kelulusan siswa.

SD "X" adalah sebuah sekolah dasar yang bernaung di bawah sebuah yayasan Kristen yang telah berdiri sejak tahun 1950. Sekolah ini hingga tahun 1990-an termasuk sekolah favorit. Hingga tahun 1980, sekolah terbagi menjadi sekolah pagi dan sekolah siang dikarenakan banyaknya siswa yang mendaftar. Hingga tahun 1990-an, sekolah ini selalu masuk dalam tiga besar sekolah terbaik di kecamatan “X”. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak sekolah


(14)

3

Universitas Kristen Maranatha lain yang bermunculan sehingga jumlah siswa yang mendaftar ke sekolah ini semakin berkurang. Saat ini jumlah siswa yang terdaftar di sekolah ini adalah 178 orang.

Sekolah memahami bahwa untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, siswa harus dipersiapkan sejak awal karena penting bagi siswa untuk memperoleh nilai rata-rata di atas nilai ketuntasan sejak siswa duduk di kelas IV. Namun saat ini dari jumlah siswa yang tercatat duduk di kelas IV sebanyak 25 orang, 6 orang diantaranya masih memperoleh nilai rapor semester ganjil pada salah satu atau beberapa mata pelajaran yang di bawah nilai ketuntasan rata-rata. Sedangkan di kelas V tercatat dari sebanyak 29 orang, 7 orang diantaranya masih memperoleh nilai rapor di bawah ketuntasan pada satu atau beberapa mata pelajaran. Dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, siswa yang saat ini duduk di kelas IV dan V di SD “X” terlihat lebih pasif di dalam kelas, jarang bertanya jika siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang guru di SD “X”, Pada saat siswa duduk di kelas IV dan V, siswa mempelajari materi baru yang lebih sulit dibandingkan ketika siswa duduk di kelas III. Sedangkan ketika siswa duduk di kelas VI, kebanyakan materinya adalah pengulangan dari materi kelas I sampai dengan V. Oleh karenanya diperlukan usaha siswa yang lebih besar untuk memperoleh nilai akademis di atas nilai ketuntasan. Siswa yang berada di jenjang pendidikan dasar masih berada di bawah bimbingan dan pengawasan orang tua dan guru. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk memacu siswa agar siswa mampu meraih prestasi yang baik. Dukungan yang diberikan


(15)

4

Universitas Kristen Maranatha orang tua dan guru penting untuk mendukung prestasi akademik siswa namun dukungan tersebut haruslah didukung dengan keinginan dari dalam diri siswa tersebut untuk berprestasi. Siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran yang disampaikan, bertanya apabila menemukan kesulitan dalam memahami materi, meminta bantuan orang tua, guru atau teman sebaya jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dan mampu menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Siswa diharapkan mau meminta masukan dari orang tua, guru atau teman sebaya mengenai hasil belajar mereka agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang. Keinginan dari dalam diri siswa untuk memperoleh prestasi yang baik oleh McClelland (1976) disebut dengan motif berprestasi. Motif itu sendiri, menurut McClelland (1976) terbagi menjadi 3, yaitu motif berprestasi, motif berkuasa dan motif afiliasi.

McClelland (1976) mengemukakan dorongan dalam diri untuk melakukan tindakan atau pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya dan selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi disebut dengan motif berprestasi. Tinggi rendahnya motif berprestasi dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu meliputi inteligensi dan penilaian individu terhadap kemampuan dirinya. Sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diperoleh dari lingkungannya. Berdasarkan penelitian Rosinfeld et al. (2000), ditemukan bahwa siswa dengan dukungan sosial yang tinggi dari orang tua, guru dan teman sebaya mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kurang


(16)

5

Universitas Kristen Maranatha mendapatkan dukungan. Sebuah studi perbandingan yang dilakuan Dubow et al. (1991), dukungan sosial dari orang tua, guru dan teman sebaya dapat menggambarkan prestasi siswa dua tahun ke depannya. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2796962/ diakses 7 Januari 2012).

Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang guru, beberapa guru mengeluhkan orang tua terlihat kurang memberikan perhatian terhadap proses belajar siswa. Kurangnya perhatian terhadap proses belajar siswa terlihat pada beberapa siswa buku tugasnya tidak ditanda tangani oleh orang tua. Bahkan beberapa siswa lalai dalam mengerjakan tugasnya. Undangan konsultasi yang diberikan sekolah juga sering diabaikan. Hanya beberapa orang tua saja yang memenuhi undangan tersebut. Pada saat pembagian buku rapor, beberapa orang tua tidak hadir dan diwakilkan oleh orang lain. Perilaku orang tua tersebut oleh guru dihayati sebagai bentuk kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa. Padahal dukungan yang berasal dari lingkungan siswa yaitu orang tua, guru dan teman sebaya merupakan salah satu faktor penting dari luar diri siswa yang membuat siswa terdorong untuk mencapai prestasi yang baik.

Berdasarkan wawancara dengan 20 siswa kelas IV dan V SD “X” Bandung, sebanyak 14 siswa menghayati memperoleh dukungan yang paling besar dari orang tua. Sebanyak 4 siswa menghayati memperoleh dukungan yang paling besar guru. Sebanyak 2 siswa menghayati memperoleh dukungan yang paling besar dari orang tua dan guru, dan tidak ada siswa yang menghayati memperoleh dukungan yang paling besar dari teman sebaya. Berdasarkan data


(17)

6

Universitas Kristen Maranatha empirik di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menetapkan bahwa yang paling berperan untuk mendorong siswa berprestasi adalah orang tua dan guru. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti dukungan orang tua dan guru siswa kelas IV dan V SD “X” Bandung.

Dukungan sosial menurut House (1981) dalam Vaux (1988) adalah suatu interaksi timbal balik antara satu orang dengan orang lain yang terdiri dari satu atau lebih dari beberapa hal berikut ini, yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penilaian. Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh orang tua dan guru dapat bermacam-macam. Perhatian orang tua dan guru ketika siswa mengalami kesulitan belajar dan kesediaan orang tua dan guru untuk mendengarkan siswa oleh House (1981), dalam Vaux (1988) disebut dukungan emosional. Kesediaan orang tua dan guru untuk meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, menyediakan perlengkapan belajar disebut disebut dukungan instrumental. Bantuan orang tua dan guru untuk menjelaskan materi pelajaran yang sulit disebut dukungan informasi. Pujian dan

feedback yang diberikan orang tua dan guru terhadap siswa disebut disebut

dukungan penilaian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang siswa kelas IV dan V SD “X” Bandung, sebanyak 10 siswa SD “X” menghayati memperoleh perhatian saat mereka mengalami kesulitan belajar dan mendengarkan mereka ketika mengalami kesulitan belajar (dukungan emosional) dari orang tua dan sebanyak 2 siswa menghayati memperoleh perhatian saat mereka mengalami kesulitan belajar dan mendengarkan mereka ketika mengalami kesulitan belajar (dukungan emosional)


(18)

7

Universitas Kristen Maranatha sehingga membuat siswa mau bertanya apabila ada materi atau tugas yang sulit dan bersemangat untuk belajar. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang tinggi. Sebanyak 4 siswa SD “X” menghayati memperoleh perhatian saat mereka mengalami kesulitan belajar dan mendengarkan mereka ketika mengalami kesulitan belajar (dukungan emosional) dari orang tua. Sebanyak 2 siswa SD “X” menghayati memperoleh perhatian saat mereka mengalami kesulitan belajar dan mendengarkan mereka ketika mengalami kesulitan belajar (dukungan emosional) dari guru, dan sebanyak 2 siswa SD “X” menghayati memperoleh dukungan emosional dari orang tua dan guru tetapi enggan bertanya apabila ada materi atau tugas yang sulit dan meninggalkan tugas yang sedang dikerjakan. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang rendah.

Sebanyak 4 siswa menghayati orang tua meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, membantu siswa untuk mendapatkan materi pelajaran, membuat rangkuman pelajaran (dukungan instrumental) dan sebanyak 8 siswa menghayati orang tua dan guru meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, membantu siswa untuk mendapatkan materi pelajaran, membuat rangkuman pelajaran (dukungan instrumental) sehingga membuat siswa terpacu untuk lebih memahami materi pelajaran dan bersemangat dalam belajar. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang tinggi. Sebanyak 3 siswa menghayati orang tua meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, membantu siswa untuk mendapatkan materi pelajaran, membuat rangkuman pelajaran (dukungan instrumental). Sebanyak 2 siswa menghayati guru


(19)

8

Universitas Kristen Maranatha meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, membantu siswa untuk mendapatkan materi pelajaran, membuat rangkuman pelajaran (dukungan instrumental) dan sebanyak 3 siswa menghayati orang tua dan guru meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, membantu siswa untuk mendapatkan materi pelajaran, membuat rangkuman pelajaran (dukungan instrumental) tetapi siswa malas belajar. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang rendah.

Sebanyak 8 siswa menghayati memperoleh saran atau petunjuk apabila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa memperoleh penjelasan atau masukan ketika menghadapi persoalan belajar yang sulit dari orang tua (dukungan informasi). Sebanyak 2 siswa menghayati memperoleh saran atau petunjuk apabila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa memperoleh penjelasan atau masukan ketika menghadapi persoalan belajar yang sulit dari guru (dukungan informasi) dan sebanyak 2 siswa menghayati memperoleh saran atau petunjuk apabila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa memperoleh penjelasan atau masukan ketika menghadapi persoalan belajar yang sulit dari orang tua dan guru (dukungan informasi) sehingga membuat siswa terpacu untuk mengerjakan persoalan-persoalan yang sulit, dan mau meminta masukan untuk tugas yang dikerjakannya. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang tinggi. Sebanyak 2 siswa menghayati memperoleh saran atau petunjuk apabila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa memperoleh penjelasan atau masukan ketika menghadapi persoalan belajar yang sulit dari orang tua (dukungan informasi). Sebanyak 2 siswa menghayati memperoleh saran atau petunjuk


(20)

9

Universitas Kristen Maranatha apabila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa memperoleh penjelasan atau masukan ketika menghadapi persoalan belajar yang sulit dari guru (dukungan informasi) dan sebanyak 4 siswa menghayati memperoleh saran atau petunjuk apabila siswa mengalami kesulitan belajar, siswa memperoleh penjelasan atau masukan ketika menghadapi persoalan belajar yang sulit dari orang tua dan guru (dukungan informasi) tetapi siswa enggan mengerjakan persoalan yang sulit dan tidak suka meminta masukan atas tugasnya. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang rendah.

Sebanyak 8 siswa menghayati orang tua memberikan pujian jika mendapatkan nilai di atas rata-rata, menyemangati siswa sehingga siswa terpacu untuk berprestasi (dukungan penilaian). Sebanyak 1 siswa menghayati guru memberikan pujian jika mendapatkan nilai di atas rata-rata, menyemangati siswa sehingga siswa terpacu untuk berprestasi (dukungan penilaian) dan sebanyak 3 siswa menghayati orang tua memberikan pujian jika mendapatkan nilai di atas rata-rata, menyemangati siswa sehingga siswa terpacu untuk berprestasi (dukungan penilaian) sehingga membuat siswa bersemangat untuk memperoleh nilai yang baik. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang tinggi. Sebanyak 6 siswa menghayati orang tua memberikan pujian jika mendapatkan nilai di atas rata-rata, menyemangati siswa sehingga siswa terpacu untuk berprestasi (dukungan penilaian) dan sebanyak 2 siswa menghayati orang tua dan guru memberikan pujian jika mendapatkan nilai di atas rata-rata, menyemangati siswa sehingga siswa terpacu untuk berprestasi (dukungan


(21)

10

Universitas Kristen Maranatha penilaian) tetapi siswa malas untuk belajar. Perilaku siswa tersebut menggambarkan motif berprestasi yang rendah.

Berdasarkan hal di atas, terdapat fenomena beragam antara dukungan sosial dari orang tua, guru dengan motif berprestasi sehingga peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana kontribusi bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian dari orang tua dan guru terhadap motif berprestasi pada siswa kelas IV dan V SD “X” Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah terdapat pengaruh dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian dari orang tua dan guru terhadap motif berprestasi pada siswa kelas IV dan V di SD “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian orang tua dan guru dan motif berprestasi pada siswa kelas IV dan V di SD “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaiandari orang tua dan guru terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V di SD “X” Bandung.


(22)

11

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Memberikan informasi bagi Psikologi Pendidikan mengenai kontribusi dukungan sosial terhadap motif berprestasi pada siswa kelas IV dan V di SD “X” Bandung.

 Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai dukungan sosial dengan motif berprestasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada orang tua siswa kelas IV dan V di SD “X” mengenai kontribusi bentuk dukungan sosial terhadap motif berprestasi agar orang tua dapat mendukung siswa untuk dapat mengoptimalkan motif berprestasi agar dapat memperoleh prestasi akademis sesuai dengan nilai ketuntasan.

 Memberikan informasi kepada guru-guru siswa kelas IV dan V di SD “X” mengenai kontribusi bentuk dukungan sosial terhadap motif berprestasi agar orang tua dapat mendukung siswa untuk dapat mengoptimalkan motif berprestasi agar dapat memperoleh prestasi akademis sesuai dengan nilai ketuntasan.

1.5 Kerangka Pikir

Siswa kelas IV dan V di SD “X” Bandung rata-rata berusia 9-11 tahun, selanjutnya disebut siswa, berada pada tahap perkembangan anak akhir. Menurut


(23)

12

Universitas Kristen Maranatha Santrock (2002) karakteristik yang muncul pada tahap perkembangan anak akhir antara lain berkembangnya inteligensi, kreativitas, dan perkembangan bahasa yang lebih kompleks.

Piaget dalam Santrock (2002) mengemukakan individu yang berada pada tahap perkembangan anak akhir tahap perkembangan kognitifnya adalah operasional konkret. Anak mampu melakukan secara mental apa yang telah dilakukan sebelumnya secara fisik. Anak mampu mengkoordinasikan beberapa karakteristik dari suatu benda dan bukan bukan berfokus pada satu karakteristik tunggal saja. Anak mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan ciri-ciri tertentu dan mengetahui keterkaitan antara satu objek dengan objek lainnya. Memori anak pada masa perkembangan ini lebih panjang dibanding dengan masa perkembangan sebelumnya, karena pada tahap ini anak sudah mampu memproses pengendalian memori seperti pengulangan, pengorganisasian, dan perbandingan.

Menurut Erikson (Santrock, 2003) siswa kelas IV dan V berada pada masa sekolah. Pada masa ini anak aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungan. Anak memiliki dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungan yang sangat besar. Pada tahap ini lingkungan yang signifikan bagi anak adalah lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Anak pada usia ini dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil. Peran orang tua dan guru sangat penting pada tahap ini untuk memperhatikan kebutuhan anak. Individu yang berada pada tahap perkembangan anak akhir memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikir kritis, berusaha untuk menguasai bidang yang diminatinya, keinginan untuk melakukan segala sesuatu sebaik-baiknya dan mencapai kesuksesan.


(24)

13

Universitas Kristen Maranatha Keinginan tersebut menurut McClelland disebut dengan motif berprestasi. Motif berprestasi ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk berprestasi, yaitu dorongan dalam diri siswa untuk melakukan tindakan atau pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya dan selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi (McClelland, 1976).

Motif berprestasi merupakan salah satu jenis motif yang ada pada diri individu. McClelland mengemukakan terdapat 3 jenis motif yang dimiliki oleh seseorang, yaitu motif berprestasi, motif berkuasa dan motif afiliasi. Motif berkuasa adalah dorongan untuk berkuasa, berpengaruh terhadap lingkungannya, dorongan untuk memimpin dan menang. Sedangkan motif afiliasi adalah dorongan untuk memiliki hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab, dorongan untuk memiliki hubungan yang erat dan mempertahankan hubungan yang sudah ada tersebut.

McClelland (1976) mengemukakan individu dengan motif berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri merasa dirinya bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakannya, berusaha mencari umpan balik atas tindakannya, bertindak dan mengambil keputusan dengan resiko yang moderat atau sedang, berupaya melakukan segala sesuatu dengan cara yang kreatif dan inovatif. Sedangkan individu dengan motif berprestasi yang rendah kurang dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya, tidak menyukai umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya, mengambil tindakan dan keputusan dengan resiko yang rendah atau tinggi, dan tidak berusaha mencari alternatif lain dalam mengerjakan pekerjaannya.


(25)

14

Universitas Kristen Maranatha Pada siswa kelas IV dan V SD yang memiliki motif berprestasi tinggi menunjukkan perilaku menyelesaikan semua tugasnya tepat waktu hingga tuntas, meminta masukan dari orang lain seperti orang tua, guru atau teman sebaya untuk tugas yang untuk membantu mereka untuk membuat evaluasi terhadap perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Siswa memiliki target nilai tugas dan ulangan sesuai dengan kemampuannya, mau bertanya kepada orang tua dan guru ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi atau mengerjakan tugas, mencari sumber materi selain dari yang diberikan di sekolah misalnya mencari materi pelajaran lewat internet atau koran,dan majalah.

Pada siswa kelas IV dan V SD yang memiliki motif berprestasi rendah menunjukkan perilaku tidak menyelesaikan tugasnya hingga selesai, terlambat mengumpulkan tugas, terlihat tidak tekun mengerjakan tugas ataupun pekerjaan rumahnya,tidak mencari umpan balik atas perbuatan-perbuatannya, takut dinilai oleh orang lain seperti orang tua dan guru. Siswa tidak memiliki target nilai tugas atau ulangan, ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi atau mengerjakan tugas enggan bertanya kepada orang lain seperti orang tua dan guru, tidak berusaha mencari sumber materi selain dari yang diberikan di sekolah.

Menurut McClelland (1976), tinggi rendahnya derajat motif berprestasi yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri dari inteligensi dan penilaian siswa terhadap kemampuan dirinya sendiri. Inteligensi merupakan taraf kecerdasan yang dimiliki oleh siswa yang


(26)

15

Universitas Kristen Maranatha akan berpengaruh pada prestasi akademis. Pada penelitian ini, siswa mampu menempuh pendidikan hingga kelas IV dan V dan tidak ada siswa yang tinggal kelas. Oleh karena itu peneliti mengasumsikan siswa memiliki taraf inteligensi yang cukup untuk menempuh jenjang pendidikan dasar.

Faktor individu berikutnya adalah penilaian siswa terhadap dirinya sendiri melibatkan penilaian atau pandangan orang lain pada diri siswa maupun penilaian siswa terhadap dirinya sendiri. Penilaian yang diberikan bisa merupakan penilaian yang positif dan negatif. Siswa yang menerima penilaian positif akan membuat siswa percaya kepada kemampuan dirinya sendiri dan semakin berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, siswa yang menerima penilaian negatif akan membuat siswa kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya sendiri, dan tidak berusaha melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah. Siswa kelas IV dan V yang berada pada tahap perkembangan anak akhir menurut Santrock (1995) banyak dipengaruhi oleh orang tua dan guru dalam bidang akademisnya. Oleh karena itu lingkungan keluarga dan sekolah menjadi faktor yang penting yang mempengaruhi motif berprestasi siswa. Lingkungan yang kondusif akan membuat siswa mampu meraih prestasi akademis yang baik.

Pada lingkungan keluarga, orang tua yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas akan membuat siswa terdorong untuk meraih prestasi akademis yang baik. Pada lingkungan


(27)

16

Universitas Kristen Maranatha sekolah, relasi guru dan siswa yang hangat akan semakin mendorong siswa untuk berusaha meningkatkan prestasi yang dicapainya. Bantuan yang diberikan orang tua dan guru agar siswa mampu mencapai prestasi akademis yang baik oleh House (1981) dalam Vaux (1988) disebut dengan dukungan sosial.

Dukungan sosial (House, 1981 dalam Vaux 1988) adalah suatu interaksi timbal balik antara siswa dengan orang tua dan guru yang terdiri dari satu atau lebih dari beberapa hal berikut ini, yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan penilaian. Keempat dukungan tersebut merupakan bentuk dukungan sosial yang diperoleh siswa dari orang tua dan guru. Siswa memperoleh dukungan sosial dari orang tua dan guru dalam bentuk yang berbeda-beda. Ada siswa yang menghayati memperoleh salah satu bentuk dukungan sosial dari orang tua dan guru, ada juga yang menghayati memperoleh beberapa bentuk dukungan sosial dari orang tua dan guru.

Dukungan emosional adalah tingkah laku orang tua dan guru yang berhubungan dengan rasa senang, rasa memiliki, misalnya mengungkapkan empati, penuh perhatian, mendengarkan, mengindahkan. Siswa yang memiliki dukungan emosional menghayati bahwa mereka memiliki orang tua dan guru yang mau mendengarkan keluhan apabila mereka mengalami kesulitan belajar. Siswa menghayati orang tua dan guru mengungkapkan rasa senang kepada siswa saat siswa mendapatkan nilai ulangan atau tugas yang baik, berempati terhadap siswa dengan memberikan perhatian saat siswa mengalami kesulitan belajar, menciptakan suasana yang hangat sehingga siswa nyaman belajar. Perilaku orang


(28)

17

Universitas Kristen Maranatha tua dan guru tersebut membuat siswa mau bertanya apabila ada materi atau tugas yang sulit dan dan mampu menyelesaikan tugasnya.

Siswa yang kurang memperoleh dukungan emosional menghayati bahwa mereka kurang diperhatikan oleh orang tua dan guru ketika belajar, dan menghayati orang tua dan guru enggan mendengarkan keluhan mereka ketika mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi atau mengerjakan tugas. Perilaku orang tua dan guru tersebut membuat anak menjadi enggan bertanya apabila ada materi atau tugas yang sulit dan merasa tidak diperhatikan. Relasi orang tua dan guru seperti yang disebutkan di atas menurut McClelland (1976) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motif berprestasi siswa.

Dukungan instrumental adalah tingkah laku orang tua, guru dan teman sebaya yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan siswa yang sifatnya materi maupun jasa. Siswa yang memiliki dukungan instrumental menghayati mendapatkan dukungan dari orang tua dan guru berupa materi dan jasa. Siswa menghayati orang tua dan guru meluangkan waktu mereka untuk membantu siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar, membantu siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran untuk memudahkan siswa dalam belajar sehingga membuat siswa terpacu untuk mengerjakan persoalan-persoalan yang sulit, dan mau meminta masukan untuk tugas yang dikerjakannya.

Siswa yang kurang memperoleh dukungan instrumental menghayati orang tua dan guru jarang meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, tidak membantu siswa untuk merangkum materi atau menyediakan kebutuhan belajar siswa. Dukungan orang tua dan guru dalam memenuhi kebutuhan belajar


(29)

18

Universitas Kristen Maranatha siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motif berprestasi menurut McClelland (1976). Lingkungan yang kondusif untuk belajar akan membuat siswanyaman untuk belajar sehingga mendorong siswa untuk memiliki keinginan untuk berprestasi yang tinggi.

Dukungan informasi adalah dukungan orang tua, guru dan teman sebaya yang berhubungan dengan pemberian informasi, misalnya umpan balik mengenai apa yang siswa lakukan. Siswa menghayatiorang tua dan guru memberikan umpan balik mengenai tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan, membantu siswa menemukan jalan keluar persoalan yang sulit sehingga siswa terpacu untuk mengerjakan persoalan yang sulit. Orang tua dan guru memberikan petunjuk mengenai dimana siswa bisa mendapatkan buku ataupun artikel yang berkaitan dengan materi pelajaran. Informasi yang diberikan oleh orang tua dan guru untuk belajar akan membantu memenuhi rasa ingin tahu siswa dan membantu siswa dalam proses belajar sehingga membuat siswa terpacu untuk mencari bahan materi pelajaran selain dari yang didapatkannya di sekolah. Rasa ingin tahu menurut McClelland (1976) merupakan salah satu ciri dari motif berprestasi yang tinggi.

Siswa yang kurang memperoleh dukungan informasi menghayati orang tua dan guru kurang membantu siswa untuk mengerjakan persoalan yang sulit, tidak memeriksa hasil pekerjaan rumah atau hasil ulangan siswa, dan tidak membantu siswa memperoleh sumber lain untuk melengkapi materi atau tugasnya. Perilaku orang tua dan guru tersebut akan membuat siswa menjadi malas untuk mencari tahu jalan keluar dari kesulitan belajarnya, dan tidak berusaha untuk mencari


(30)

19

Universitas Kristen Maranatha bahan lain selain dari buku pelajarannya. Perilaku siswa tersebut menggambarkan ciri motif berprestasi yang rendah.

Dukungan penilaian adalah tingkah laku orang tua, guru dan teman sebaya yang berhubungan dengan penghargaan terhadap perbuatan siswa, pengekspresian akan pujian, dorongan maju, persetujuan dengan gagasan, perbandingan positif antara siswa tersebut dengan orang lain yang bertujuan meningkatkan penghargaan diri siswa. Siswa menghayati orang tua dan guru memberikan pujian ketika siswa mendapatkan nilai tugas atau ulangan yang baik, memberikan semangat apabila siswa mengalami kesulitan sehingga siswa merasa yakin bisa menyelesaikan tugasnya.

Siswa yang kurang memperoleh dukungan penilaian menghayati orang tua dan guru acuh ketika siswa memperoleh nilai tugas atau ulangan yang baik, kurang mendengarkan pendapat siswa sehingga membuat siswa kurang percaya diri dan merasa kurang dihargai. Penilaian orang lain terhadap diri siswa dan penilaian siswa terhadap dirinya sendiri oleh McClelland (1976) disebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motif belajar siswa. Dukungan penilaian orang tua dan guru yang tinggi akan membuat siswa memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri sehingga siswa bersemangat untuk belajar dan mengerjakan tugas, sebaliknya dukungan yang rendah akan membuat siswa kurang percaya diri dan malas belajar.

Dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua dan guru dapat dihayati berbeda-beda oleh siswa. Ada siswa yang menghayati memperoleh dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian yang tinggi dari guru dan


(31)

20

Universitas Kristen Maranatha mampu menunjukkan perilaku yang menggambarkan siswa tersebut memiliki motif belajar yang tinggi, namun ada pula siswa yang menghayati mendapatkan dukungan sosial tetapi menunjukkan perilaku yang menggambarkan motif berprestasi yang rendah.


(32)

21

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Siswa kelas IV dan V SD "X"

Bandung

Motif Berprestasi

Tinggi

Rendah

 Kreatif – inovatif

 Memperhatikan umpan balik  Mempertimbangkan resiko  Tanggung jawab

Faktor Individu Inteligensi Penilaian terhadap diri Faktor Lingkungan Sekolah

Sosial Keluarga

Sibling Orang Tua Guru Peers

Dukungan Sosial :  Dukungan Emosional  Dukungan Instrumental  Dukungan Informasi  Dukungan Penilaian


(33)

22

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka peneliti merumuskan asumsi sebagai berikut :

 Motif berprestasi pada siswa kelas IV dan V SD “X” berbeda-beda tinggi rendahnya.

 Pada siswa kelas IV dan V SD “X”, motif berprestasinya tidak sepenuhnya berasal dari diri sendiri.

 Dukungan yang diberikan oleh lingkungan mempengaruhi motif belajar siswa.  Tokoh yang paling kuat memberikan dukungan pada siswa adalah orang tua

dan guru.

 Dukungan yang diberikan oleh orang tua dan guru berupa dukungan emosional, instrumental, informasi, dan penilaian masing-masing dihayati berbeda oleh siswa.

 Masing-masing bentuk dukungan sosial dapat mempengaruhi motif berprestasi siswa.

1.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka diturunkan hipotesis sebagai berikut :

 Terdapat pengaruh dukungan emosional orang tua terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.

 Terdapat pengaruh dukungan emosional guru terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.


(34)

23

Universitas Kristen Maranatha  Terdapat pengaruh dukungan instrumental orang tua terhadap motif

berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.

 Terdapat pengaruh dukungan instrumental guru terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.

 Terdapat pengaruh dukungan informasi orang tua terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.

 Terdapat pengaruh dukungan informasi guru terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.

 Terdapat pengaruh dukungan penilaian orang tua terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.

 Terdapat pengaruh dukungan penilaian guru terhadap motif berprestasi siswa kelas IV dan V SD "X" Bandung.


(35)

90

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai hubungan antara dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian orang tua dengan motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” sebagai berikut :

 Semakin besar dukungan sosial berupa dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilain yang dihayati siswa/i diperoleh dari orang tua, maka semakin besar pula motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” Bandung. Demikian pula, semakin kecil dukungan sosial yang dihayati siswa/i diperoleh dari orang tua, semakin kecil pula motif berprestasi siswa/i.

 Bentuk dukungan sosial paling besar yang dihayati diperoleh siswa/i dari orang tua adalah dukungan informasi. Sedangkan bentuk dukungan sosial paling kecil yang dihayati oleh siswa/i adalah dukungan emosional.

 Semakin besar dukungan sosial berupa dukungan instrumental, informasi dan penilaian yang dihayati siswa/i duperoleh dari guru, makasema kin besar pula motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” Bandung. Demikian pula, semakin kecil dukungan sosial yang dihayati siswa/i diperoleh dari guru, semakin kecil pula motif berprestasi siswa/i.

 Dukungan emosional guru tidak mempengaruhi motif siswa/i kelas IV dan V SD “X” Bandung. Artinya siswa/i yang menghayati memperoleh dukungan


(36)

91

Universitas Kristen Maranatha tinggi dari guru, belum tentu motif berprestasinya tinggi juga, sebaliknya siswa/i yang menghayati memperoleh dukungan rendah dari guru, belum tentu motif berprestasinya rendah juga.

 Bentuk dukungan sosial paling besar yang dihayati diperoleh siswa/i dari guru adalah dukungan penilaian. Dukungan penilaian yang dihayati siswa diperoleh dari guru memiliki pengaruh paling besar terhadap motif berprestasi siswa/i dibandingkan dengan bentuk dukungan lain yang diberikan oleh orang tua dan guru. Sedangkan bentuk dukungan sosial paling kecil yang dihayati oleh siswa/i diperoleh dari guru adalah dukungan emosional.

 Sebagian besar siswa/i kelas IV dan V di SD “X” memiliki motif berprestasi tinggi. Aspek motif berprestasi yang paling tinggi ialah tanggung jawab.  Terdapat faktor lain yang terkait dengan motif berprestasi selain dukungan

sosial orang tua dan guru, yaitu penilaian terhadap kemampuan diri untuk mencapai prestasi akademis.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

 Bagi peneliti lain yang tertarik pada topik yang sama disarankan untuk meneliti mengenai kontribusi penilaian diri terhadap kemampuan untuk


(37)

92

Universitas Kristen Maranatha berprestasi terhadap motif berprestasi sehingga diketahui faktor mana yang memiliki kontribusi paling besar.

 Melakukan penelitian lanjutan dengan latar belakang sampel yang beragam. Misalnya : sampel dengan tahap perkembangan remaja atau sampel dengan tahap perkembangan dewasa awal, sehingga dapat diketahui dengan lebih jelas seberapa besar kontribusi dukungan sosial terhadap motif berprestasi pada latar belakang sampel yang berbeda-beda.

5.2.2 Saran Guna Laksana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

 Bagi guru diharapkan lebih sering memberikan dukungan emosional seperti memberikan perhatian seperti pengungkapan empati, memberikan perhatian, mendengarkan dan mengindahkan siswa/i agar siswa/i merasa diterima dan dihargai secara positif oleh guru sehingga akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri yang akan membuat siswa terdorong untuk memiliki prestasi yang lebih baik.

 Bagi orang tua diharapkan lebih memberikan dukungan emosional seperti pengungkapan empati, memberikan perhatian, mendengarkan dan mengindahkan siswa/i agar siswa/i merasa diterima dan dihargai secara positif oleh orang tua. Orang tua juga diharapkan lebih memberikan dukungan penilaian berupa pujian terhadap keberhasilan anak dalam belajar,


(38)

93

Universitas Kristen Maranatha penghargaan, ungkapan rasa bangga dan memberikan dorongan maju kepada siswa/i agar siswa/i lebih terdorong untuk berusaha mencapai prestasi yang lebih baik.


(39)

94

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, J.W. 1964. An Introduction to Motivation. New Jersey-USA : Van Nostrand Company, Inc.

Bobko, Philip. 1995. Correlation and Regression. USA : McGraw-Hill

Clelland, David Mc. 1988. Human Motivation. United Kingdom : Cambridge University Press

Clelland, David Mc. 1976. The Achievement Motive. New York : Appleton Century – Crofts.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods. A Process

of Inquiry. Massachusetts : A Pearson Education Company.

Kartono, Kartini. 1997. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta : Pradnya Paramita

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5, Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Sudjana. 1995. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Vaux, A. 1988. Social Support : Theory, Research, and Intervention. New York : Praeger.


(40)

95

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Novella, 2009. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Motif

Berprestasi pada Siswa/i Kelas IX di SMP "X" Bandung. Skripsi. Bandung :

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/05/19391278/Izinkan.Nyontek.Massal.K epsek.Terancam

http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/18/contek-massal-un-2011-suramnya-dunia-pendidikan-indonesia/


(1)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai hubungan antara dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilaian orang tua dengan motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” sebagai berikut :

 Semakin besar dukungan sosial berupa dukungan emosional, instrumental, informasi dan penilain yang dihayati siswa/i diperoleh dari orang tua, maka semakin besar pula motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” Bandung. Demikian pula, semakin kecil dukungan sosial yang dihayati siswa/i diperoleh dari orang tua, semakin kecil pula motif berprestasi siswa/i.

 Bentuk dukungan sosial paling besar yang dihayati diperoleh siswa/i dari orang tua adalah dukungan informasi. Sedangkan bentuk dukungan sosial paling kecil yang dihayati oleh siswa/i adalah dukungan emosional.

 Semakin besar dukungan sosial berupa dukungan instrumental, informasi dan penilaian yang dihayati siswa/i duperoleh dari guru, makasema kin besar pula motif berprestasi siswa/i kelas IV dan V di SD “X” Bandung. Demikian pula, semakin kecil dukungan sosial yang dihayati siswa/i diperoleh dari guru, semakin kecil pula motif berprestasi siswa/i.

 Dukungan emosional guru tidak mempengaruhi motif siswa/i kelas IV dan V SD “X” Bandung. Artinya siswa/i yang menghayati memperoleh dukungan


(2)

Universitas Kristen Maranatha tinggi dari guru, belum tentu motif berprestasinya tinggi juga, sebaliknya siswa/i yang menghayati memperoleh dukungan rendah dari guru, belum tentu motif berprestasinya rendah juga.

 Bentuk dukungan sosial paling besar yang dihayati diperoleh siswa/i dari guru adalah dukungan penilaian. Dukungan penilaian yang dihayati siswa diperoleh dari guru memiliki pengaruh paling besar terhadap motif berprestasi siswa/i dibandingkan dengan bentuk dukungan lain yang diberikan oleh orang tua dan guru. Sedangkan bentuk dukungan sosial paling kecil yang dihayati oleh siswa/i diperoleh dari guru adalah dukungan emosional.

 Sebagian besar siswa/i kelas IV dan V di SD “X” memiliki motif berprestasi tinggi. Aspek motif berprestasi yang paling tinggi ialah tanggung jawab.  Terdapat faktor lain yang terkait dengan motif berprestasi selain dukungan

sosial orang tua dan guru, yaitu penilaian terhadap kemampuan diri untuk mencapai prestasi akademis.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

 Bagi peneliti lain yang tertarik pada topik yang sama disarankan untuk meneliti mengenai kontribusi penilaian diri terhadap kemampuan untuk


(3)

Universitas Kristen Maranatha berprestasi terhadap motif berprestasi sehingga diketahui faktor mana yang memiliki kontribusi paling besar.

 Melakukan penelitian lanjutan dengan latar belakang sampel yang beragam. Misalnya : sampel dengan tahap perkembangan remaja atau sampel dengan tahap perkembangan dewasa awal, sehingga dapat diketahui dengan lebih jelas seberapa besar kontribusi dukungan sosial terhadap motif berprestasi pada latar belakang sampel yang berbeda-beda.

5.2.2 Saran Guna Laksana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

 Bagi guru diharapkan lebih sering memberikan dukungan emosional seperti memberikan perhatian seperti pengungkapan empati, memberikan perhatian, mendengarkan dan mengindahkan siswa/i agar siswa/i merasa diterima dan dihargai secara positif oleh guru sehingga akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri yang akan membuat siswa terdorong untuk memiliki prestasi yang lebih baik.

 Bagi orang tua diharapkan lebih memberikan dukungan emosional seperti pengungkapan empati, memberikan perhatian, mendengarkan dan mengindahkan siswa/i agar siswa/i merasa diterima dan dihargai secara positif oleh orang tua. Orang tua juga diharapkan lebih memberikan dukungan penilaian berupa pujian terhadap keberhasilan anak dalam belajar,


(4)

Universitas Kristen Maranatha penghargaan, ungkapan rasa bangga dan memberikan dorongan maju kepada siswa/i agar siswa/i lebih terdorong untuk berusaha mencapai prestasi yang lebih baik.


(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, J.W. 1964. An Introduction to Motivation. New Jersey-USA : Van Nostrand Company, Inc.

Bobko, Philip. 1995. Correlation and Regression. USA : McGraw-Hill

Clelland, David Mc. 1988. Human Motivation. United Kingdom : Cambridge University Press

Clelland, David Mc. 1976. The Achievement Motive. New York : Appleton Century – Crofts.

Graziano, Anthony M. & Raulin, Michael L. 2000. Research Methods. A Process of Inquiry. Massachusetts : A Pearson Education Company.

Kartono, Kartini. 1997. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta : Pradnya Paramita

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5, Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Sudjana. 1995. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Vaux, A. 1988. Social Support : Theory, Research, and Intervention. New York : Praeger.


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Novella, 2009. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Motif Berprestasi pada Siswa/i Kelas IX di SMP "X" Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/05/19391278/Izinkan.Nyontek.Massal.K epsek.Terancam

http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/18/contek-massal-un-2011-suramnya-dunia-pendidikan-indonesia/