Model Student Teams Achievment Division (STAD) Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara Di Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung.

(1)

MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM SENI TARI

NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Seni Tari

Oleh:

SINTA HARNIHICA 1101695

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

SINTA HARNIHICA, 2015

MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN SENI TARI NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Oleh Sinta Harnihica

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari

© Sinta Harnihica 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM SENI TARI

NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

Oleh :

SINTA HARNIHICA 1101695

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 1965072419930210001

Pembimbing II,

Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen, M.Si. NIP. 19571018198503 2 001


(4)

SINTA HARNIHICA, 2015

Model Student Teams Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Seni Tari Nusantara Di Kelas Viii Smp Kartika Xix-2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Penelitian ini berjudul “Model Student Teams Achievment Division (STAD)

Berbasis Aktivitas Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara Di Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangya wawasan siswa terhadap pembelajaran seni tari, terdapat beberapa kekurangan seperti lemahnya dalam mengetahui, memahami dan responsif siswa. Penelitian ini menggunakan 3 rumusan masalah yaitu (1) bagaimana kemampuan wawasan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara sebelum menggunakan model STAD (2) bagaimana proses pembelajaran siswa untuk meningkatkan wawasan seni tari nusantara dengan menggunkan Model STAD (3) bagaimana kemampuan wawasan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara setelah menggunkan model STAD. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai peningkatan wawasan melalui model STAD berbasis aktivitas dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIIIC di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Manfaat penelitian mengetahui keamampuan siswa mengenai wawasan seni tari nusantara dalam aspek pengetahuan, pemahaman dan responsive siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu Pre-eksperimen

design. Hasil penelitian menunjukan penerapan model STAD dalam pembelajaran

seni tari nusantara berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil ttab<ttes yaitu 1.687<18. Saran penelitian ini ditunjukan kepada : (1) Departement Pendidikan Seni Tari diharapkan dapat dilakukan bagi peneliti selanjutnya dengan ruang lingkup dan aspek yang berbeda. (2) Guru diharapkan dapat menerapkan model STAD dalam proses pembelajaran seni tari akan lebih baik karena pelaksanaanya dengan menitik beratkan kepada siswa dan bekerja kelompok. Hal ini guru berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator.

Kata Kunci : Student Teams Achievment Division (STAD), Pre-Eksperimental


(5)

SINTA HARNIHICA, 2015

Model Student Teams Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatan Kemampuan Kognitif Dalam Seni Tari Nusantara Di Kelas Viii Smp Kartika Xix-2 Bandung

Abstract

This research is entitled “Student Teams Achievement Division (STAD) Model

Activity Base to Develop the Knowledge of Nusantara Dance Art in 8th grade of

Kartika XIX-2 Junior High School Bandung. The background of this research is the lack of student’s insight of dance art. There are some weaknesses such as inadequacy of student in knowing, understanding and responding. The problems of this research are 1) How is the student’s insight ability in learning Nusantara dance art before using STAD model? 2) How is the learning process to increase of student’s insight in Nusantara dance art using STAD Model? 3) How student’s insight ability in learning nusantara dance art after using STAD Model. This research’s purpose is to get the data about the increase of student’s insight through the STAD model activity base of dance art learning in students of class 8 C in Kartika XIX-2 Junior High School Bandung. This research benefit is to know the students ability about insight of nusantara dance art in aspect of knowledge, understanding, and responsive. The researcher used experiment method which is pre-experiment design. The result of this research shows the application of STAD model in learning process of nusantara dance art is success. It can be seen from the result ttab<ttes is 1.687<18. The suggestion of this research is addressed to: 1) Dance Art Education Department, hoping this research can be developed to different scope and aspect. 2) Teachers are expected to use STAD model in dance art learning process, this would be better because it focuses on students and team work. In this case, teacher acts as a guide and a facilitator.

Keywords: Student Teams Achievement Division (STAD), Pre-experimental Design


(6)

vii

SINTA HARNIHICA, 2015

DAFTAR ISI

JUDUL ... LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

1. Tujuan Umum Penelitian ... 7

2. Tujuan Khusus Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoretis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

E.Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

1. Subjek Penelitian ... 10

2. Temuan Penelitian ... 10

3. Posisi Teoretis Peneliti ... 11

B. Kajian Teoretis ... 11

1. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama ... 11


(7)

3. Pembelajaran Seni Tari Nusantara ... 16

4. Model Student Teams Achievement Division (STAD) ... 19

5. Implementasi Model Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Pembelajaran Seni Tari ... 27

6. Evaluasi Komponen Wawasan Seni Tari Nusantara ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian... 33

B. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 35

C. Definisi Operasional... 36

D. Instrument Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Prosedur Penelitian... 40

1. Persiapan Penelitian ... 40

2. Pelaksanaan Penelitian ... 41

G. Teknis Analisis Data ... 44

H. Hipotesis Penelitian ... 45

I. Asumsi Penelitian ... 46

J. Variabel Penelitian ... 46

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Karakteristik Siswa Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung Sebelum diterapkan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Pembelajaran Seni Tari ... 48

B. Indentifikasi Masalah Wawasan Siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung Pada Pembelajaran Seni Tari Nusantara ... 49

C. Data Nilai Hasil Pre-test Pembelajaran Seni Tari Nusantara Sebelum Menggunakan Model STAD ... 49

D. Data Hasil Proses Pembelajaran Seni Tari Nusantara (Treatment Menggunakan Model STAD) ... 77

E. Data Nilai Hasil Post-test Pembelajaran Seni tari Nusantara Setelah Menggunkan Model STAD ... 79


(8)

ix

SINTA HARNIHICA, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Rekomendasi ... 113

DAFTAR PUSTAKA... 115 LAMPIRAN...


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Implementasi Pembelajaran Seni Tari Nusantara melalui Model

STAD ... 28 Tabel 2.2 Komponen penilaian pembelajaran seni tari nusantara ... 31 Tabel 3.1 Tabel penolong Uji-t ... 44 Tabel 4.1 Komponen penilaian pembelajaran seni tari untuk meningkatakan

wawasan siswa di kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 50 Tabel 4.2 Data nilai hasil Pre-test pembelajaran seni tari nusantara (sebelum

menggunakan model STAD) terhadap pengetahua ragam tari nusantara ... 52 Tabel 4.3 Distribusi frekuensi penilaian pengetahuan pembelajaran seni tari

nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 55 Tabel 4.4 Data nilai hasil Pre-test pembelajaran seni tari nusantara (sebelum

menggunkan model STAD) terhadap pemahaman ragam tari nusantara ... 57 Tabel 4.5 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman pembelajaran seni tari

nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 60 Tabel 4.6 Data nilai hasil Pre-test pembelajaran seni tari nusantara (sebelum

menggunakan menggunakan model STAD) terhadap responsif siswa ... 62 Tabel 4.7 Distribusi frekuensi penilaian responsif siswa dalam pembelajaran

seni tari nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 65 Tabel 4.8 Data nilai hasil Pre-test mengenai wawasan pembelajaran seni tari

nusantara (sebelum diterapkan model STAD) ... 67 Tabel 4.9 Distribusi frekuensi penilaian Pre-test wawasan seni tari nusantara

(sebelum diterapkan model STAD) ... 70 Tabel 4.10 Data jawaban siswa untuk uji realibilitas soal Pre-test... 72 Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Uji Reabilitas Soal Pre-test ... 74 Tabel 4.12 data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah

menggunakan model STAD) terhadap pengetahuan ragam tari nusantara ... 80 Tabel 4.13 Distribusi frekuensi penilaian pengetahuan pembelajaran seni tari


(10)

xi

SINTA HARNIHICA, 2015

Tabel 4.14 Data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (Setelah

menggunakan model STAD) terhadap pemahaman ragam tari nusantara ... 85

Tabel 4.15 Distribusi frekuensi penilaian pemahaman pembelajaran seni tari nusantara (Setelah diterapkan model STAD) ... 88

Tabel 4.16 Data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah menggunakan model STAD) terhadap responsif siswa ... 90

Tabel 4.17 Distribusi frekuensi penilaian responsif siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara (setelah menggunakan model STAD) ... 93

Tabel 4.18 Data nilai hasil Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah menggunakan model STAD) ... 95

Tabel 4.19 Distribusi frekuensi penilaian Post-test pembelajaran seni tari nusantara (setelah diterapkan model STAD) ... 98

Tabel 4.20 Data jawaban siswa untuk uji reabilitas soal Post-test ... 100

Tabel 4.21 Perhitungan Uji reabilitas soal Post-test ... 102

Tabel 4.22 Analisis data Pre-test dan Post-test dengan uji t... 105


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Diagram batang komponen pengetahuan siswa (sebelum

menggunakan model STAD) ... 56 Grafik 4.2 Diagram lingkaran prosentase komponen pengetahuan siswa

(sebelum menggunakan model STAD) ... 57 Grafik 4.3 Digram batang komponen pemahaman siswa (sebelum

menggunakan model STAD) ... 61 Grafik 4.4 Digram lingkaran prosentase komponen pemahaman siswa (sebelum

menggunakan model STAD) ... 62 Grafik 4.5 Diagram batang komponen responsif siswa (sebelum menggunkan

model STAD) ... 66 Grafik 4.6 Diagram lingkaran prosentase komponen responsisf siswa (sebelum

menggunkan model STAD) ... 67 Grafik 4.7 Diagram batang hasil Pre-test wawasan seni tari nusantara ... 71 Grafik 4.8 Diagram lingkaran prosentase hasil Pre-test wawasan seni tari

nusantara ... 72 Grafik 4.9 Diagram batang komponen pengetahuan siswa (Setelah

menggunakan model STAD) ... 83 Grafik 4.10 Diagram lingkaran prosentase komponen pengetahuan (setelah

menggunkan model STAD) ... 84 Grafik 4.11 Diagram batang komponen pemahaman siswa (setelah

menggunkan model STAD) ... 88 Grafik 4.12 Diagram lingkaran prosesntase komponen pemahaman siswa

(setelah menggunakan model STAD) ... 89 Grafik 4.13 Diagram batang komponen responsif siswa (setelah menggunakan

model STAD) ... 93 Grafik 4.14 Diagram lingkaran prosentase komponen responsif siswa (setelah

menggunakan model STAD) ... 94 Grafik 4.15 Grafik diagram batang hasil Post-test wawasan seni tari nusantara 99


(12)

xiii

SINTA HARNIHICA, 2015

Grafik 4.16 Grafik diagram lingkaran prosentase hasil Post-test wawasan seni

tari nusantara ... 100 Grafik 4.17 Grafik diagram prosentase hasil Pre-test ... 107 Grafik 4.18 Grafik diagram prosentase hasil Post-tes ... 108


(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Desain penelitian ... 34 Bagan 3.1 Tahapan pembelajaran model STAD ... 35 Bagan 3.3 Variabel penelitian ... 47


(14)

1

SINTA HARNIHICA, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Suatu sistem pendidikan dikatakan bermutu, jika pembelajaran bermakna dan didukung sumber belajar yang memadai, juga efektivitas pembelajaran tergambarkan pada hasil belajar siswa yang memadai. Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia. Perubahan tersebut tampak dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan beragam kemampuan lainnya.

Dalam suatu proses pembelajaran terjadi proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Hal terpenting dalam sebuah pembelajaran yang diperoleh seorang siswa-siswi, adalah materi atau teori yang disampaikan oleh pendidik. Selanjutnya adalah bagaimana seorang pendidik dapat menyampaikan materi tersebut agar dengan baik terhadap siswa, serta siswa dapat mengolah materi tersebut untuk menghasilkan suatu wawasan yang dapat diukur dengan nilai. Suatu proses penerimaan pembelajaran di dalamnya terdapat aktivitas pembelajaran yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Menurut Diedrich (dalam Sardiman, 2010, hlm. 101) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya, membaca, memperhatikan

gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain

2. Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengemukakan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, musik

pidato.

4. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin.

5. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram,


(15)

2

6. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model,mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang.

7. Mental Activities, seperti menanggap, menginat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan,mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup.

Seni sebagai pendidikan merupakan hal yang perlu dipahami, karena seni tidak lepas dari muatan edukatif (pendidikan). Pendidikan seni budaya berguna dalam mengembangkan pemahaman bahwa seni saling berakaitan dengan mata pelajarannya seperti sejarah, sosial, budaya, lingkungan dan sebagainya. Muatan seni budaya keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam suatu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meluputi segala aspek kehidupan.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media

seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai

perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab, serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.

Pembelajaran seni budaya khususnya mata pelajaran seni tari di setiap sekolah, tidak sedikit guru hanya mementingkan suatu hasil dalam sebuah keterampilan yang kreatif. Guru mengesampingkan sebuah materi atau isi tentang teori dalam berwawasan seni, guru beranggapan bahwa hal tersebut akan didapat seiring mereka membuat suatu keterampilan dalam bentuk tari. Minimnya wawasan dalam seni budaya khususnya seni tari, kini dirasakan oleh para


(16)

siswa-3

SINTA HARNIHICA, 2015

siswi sekolah menengah pertama, yang notabane mereka pandai dalam menari atau dalam menirukan sebuah tarian yang sudah ada. Mereka hanya belajar menari dengan meniru tarian yang sudah ada melalui video atapun lainnya, namun tidak mendapatkan isi dari tarian tersebut.

Berdasarkan fakta di lapangan, yang menjadi masalah dalam hal pembelajaran adalah minimnya wawasan siswa-siswi mengenai teori pembelajaran tari nusantara di dalam kelas seperti, lemahnya siswa dalam mengetahui ragam tari nusanatara, lemahnya siswa dalam mengidentifikasi salah satu tari nusantara, lemahnya siswa dalam membedakan suatu tarian dengan tari daerah lain, lemahnya siswa dalam bertanya ataupun menjawab, lemahnya siswa dalam belajar kelompok.

Hal tersebut juga didasari karena ketidak tepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran dan kondisi yang jenuh dalam proses pembelajaran (tidak ada aktivitas dalam pembelajaran di kelas). Kegiatan belajar berlangsung invidual tidak adanya interaksi sosial yang saling bertukaran informasi.

Berdasarkan observasi di lapangan ditemui masalah-masalah mengenai proses kegiatan belajar mata pelajaran seni budaya dalam kelas khususnya mata pelajaran seni tari. Dalam penyampaian mata pelajaran seni musik dan rupa tersampaikan dengan baik sehingga siswa memperoleh informasi dengan jelas, lain halnya dengan mata pelajaran seni tari guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk berinteraksi. Dengan demikian, suasana pembelajaran cenderung menjadi pasif dan tidak adanya aktivitas siswa yang berdampak pada kemampuan siswa dalam peningkatan berwawasan. Peneliti mengambil penelitian di sekolah tersebut, karena peneliti ingin memperbaiki pembelajaran seni budaya khususnya seni tari agar siswa lebih mengetahui tentang seni tari, memahami dan, membuat siswa lebih mengenal lagi tentang sejarah dan jenis tarian dengan proses berfikir siswa-siswi.

Dalam suatu kegiatan pembelajaran, penyampaian materi paling utama karena merupakan isi atau informasi terpenting dari pelajaran. Pemilihan suatu model pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas dalam peningkatan belajar mengenai


(17)

4

kemampuan siswa dalam belajar. Ketepatan dalam memilih metode dan model pembelajaran adalah salah satu kunci keberhasilan seorang pendidik dalam penyampaian informasi, oleh karenanya dalam pasal 2 Undang-undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal dan pasal 32 UUD 1945. Atas dasar itu, bahwa pemilihan strategi dan pembelajaran hendaknya didasarkan kepada kesesuaiannya dengan hal sebagai berikut :

1. Tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2. Peran guru dan siswa yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Kakteristik mata pelajaran atau bidang studi.

4. Kondisi lingkungan belajar, yaitu keadaan lingkungan serta sarana dan waktu pembelajaran tersedia.

Oleh karenanya, peneliti ingin mengaplikasikan pembelajaran melalui model

Student Teams Achievement Division (STAD) yang digunakan dalam kegiatan

proses belajar mengajar dalam kelas. Melalui model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas, siswa diharapakan dapat

meningkatkan wawasan seni tari nusantara dan lebih aktif, berpartisipasi dalam belajar. Model Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan rumpun dari model cooperative learning.

Menurut Slavin (2006) (dalam Wina Sanjaya, 2006, hlm. 242) mengemukakan tentang pembelajaran kelompok (cooperative learning) dengan dua alasan:

“Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran cooperative dapat meningkatkan kemampuan hubungan social, menumbuhkan sikap, menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran cooperative dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam berfikir, memecahkan masalah dan mengeintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.”

Peningkatan berwawasan siswa yang berbasis aktivitas melalui model STAD yaitu meningkatakan jumlah siswa dalam pengetahuan dan pemahaman juga yang terlihat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran, yang berdampak pada peningkatan kemampuan kognitif seni tari nusantara.

Model Student Teams Achievement Divison (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun (2007) dan teman-temanya di Universitas John Hopkin,


(18)

5

SINTA HARNIHICA, 2015

model ini merupakan pareasi pembelajaran kooperatf, Salvin memaparkan (dalam Rusman, 2013, hlm. 214) bahwa:

“gagasan utama dibelakang stad adalah pemacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan

yang diajarkan guru”

Model Students Teams Achievement Division (STAD) merupakan suatu model yang mengembangkan kemampuan yang berorientasi pada aktivitas siswa seperti kemampuan memahami materi, kemampuan untuk bekerja sama dan saling menolong dalam tim, dan kemampuan bertanya jawab. Komponen dalam model pembelajaran STAD presentasi kelas, kelompok, kuis, skor kemajuan perseorangan dan penilaian kelompok.

Pada proses pembelajarannya belajar kooperatif tipe STAD melalui enam fase atau tahapan sebagai berikut.

1. Tahap memotivasi dan penyampaian tujuan. 2. Tahap menyajikan materi.

3. Tahap mengorganisasikan siswa kedalam kelompok. 4. Tahap membimbing kelompok bekerja dan belajar. 5. Evaluasi

6. Tahap pemberian penghargaan

Dalam proses kegitan belajar dengan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) untuk lebih melengkapi dalam proses kegiatan

belajar mengajar peneliti menggunakan sebuah media audio visual, karena media ini dapat merangsang kemampuan siswa untuk berfikir dan lebih aktif dalam kelas. Kelebihan menggunakan media dengan audio visual selain menampilkan gambar dan suara, media ini banyak digunakan karena keberhasilan dalam menarik perhatian siswa untuk lebih berfikir kreatif dan aktif.

Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran

seni tari dengan judul “MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATAN WAWASAN SENI TARI NUSANTARA DI KELAS VIII SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG”


(19)

6

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Merujuk dari ulasan latar belakang di atas, oleh karenanya peneliti dapat mengidentifakasi masalah sebagai berikut :

1. Siswa yang kurang mengetahui seni tari mengenai ragam tari nusanatara.

2. Siswa yang kurang memahami seni tari mengenai identifikasi suatu karya tari.

3. Siswa yang kurang memahami dalam membedakan karya tari dengan karya tari lainnya yang ada di nusantara.

4. Kegiatan pembelajaran secara individual.

5. Konsdisi kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif, tidak adanya kegiatan tanya jawab.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana wawasan siswa kelas VIII dalam pembelajaran seni tari nusantara sebelum menggunakan model Student Teams Achievement

Division (STAD) yang berbasis aktivitas di SMP Kartika XIX-2

Bandung ?

2. Bagaimana proses pembelajaran siswa kelas VIII dalam meningkatkat wawasan seni tari nusantara menggunakan model Student Teams

Achievement Division (STAD) yang berbasis aktivitas di SMP Kartika

XIX-2 Bandung ?

3. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII dalam wawasan seni tari nusantara setelah menggunakan model Student Teams Achievement

Division (STAD) berbasis aktivitas di SMP Kartika XIX-2 Bandung C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti yaitu :


(20)

7

SINTA HARNIHICA, 2015

1. Tujuan Umum Penelitian

Model Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu rumpun dari model kooperatif, teori-teori pembelajaran STAD atas dasar kelompok belajar siswa, gagasan utama dari pembelajaran model Student

Teams Achievement Division (STAD) adalah mempercepat pemahaman siswa,

memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu tercapainya peningkatan dalam pembelajaran seni tari mengenai aspek kognitif seni tari nusantara dengan aspek penilaian pengetahuan, pemahaman dan responsif siswa.

2. Tujuan Khusus Penelitian

a. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai kemampuan siswa kelas VIII dalam wawasan seni tari nusantara sebelum menggunakan model Student Team Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas terhadap siswa-siswi SMP Kartika XIX-2 Bandung.

b. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai proses

pembelajaran siswa kelas VIII untuk meningkatkan wawasan seni tari nusantara dengan menggunakan model Student Teams Achievement

Division (STAD) di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

c. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai kemampuan siswa kelas VIII untuk meningkatkan wawasan seni tari nusantara setelah menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas terhadap siswa-siswi SMP Kartika XIX-2 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini merupakan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Merujuk dari latar belakang dan tujuan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Berdasarkan study literature model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) dikembangkan atas dasar teori belajar dimana

terdapat komponen penyajian materi, pembelajaran kelompok, tes dan kuis, skor individual, presentasi, dan evaluasi. Kelima kompenen tersebut


(21)

8

berpengaruh dalam peningkatan kemampuan berwawasan siswa khususnya dalam aspek pembelajaran seni tari nusantara. Manfaat teroretis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar mengenai pengetahuan dalam seni tari nusantara dan ragam tari nusantara, pemahaman dalam mengidentifikasi dan membedakan suatu karya seni tari nusantara dan respontif siswa dalam menjawab, bertanya dan belajar secara berkelompok melalui model Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk lembaga ataupun individu yang menaruh perhatian pada pembelajaran seni budaya khususnya seni tari, di antaranya :

a. Bagi sekolah, dalam meningkatkan wawasan seni tari nusantara siswa dalam pembelajaran seni tari dapat digunakan sebuah model pembelajaran yang disesuaikan tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran seni tari.

b. Bagi pendidik, untuk meningkatkan wawasan seni tari dengan pemilihan model secara tepat dan sesuai. Melalui model pembelajaran yang dipilih seperti Student Teams Achievement Division (STAD) memberikan inovasi pembelajaran dalam kelas.

c. Bagi peserta didik, dalam proses pembelajaran seni tari di kelas memberikan susana atau gaya belajar yang passif, melalui model

Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas

meningkatkan wawasan seni tari nusantara siswa dalam mata pelajaran seni budaya khususnya mata pelajaran seni tari khususnya dalam aspek pengetahuan, pemahaman dan responsif anak dalam belajar.

d. Bagi peneliti, dalam penelitian pembelajara seni tari ini menambah wawasan serta memberikan pengalaman secara langsung mengenai penelitian yang lakukan yaitu penerapan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas dengan tujuan

mengetahui kognitif dan afektif siswa dengan model pembelajaran yang cocok dalam proses kegiatan belajar seni tari.


(22)

9

SINTA HARNIHICA, 2015

E. Struktur Organisasi Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini terdapat struktur organisasi yang terdiri dari 5 bab, berikut ulasan mengenai struktur organisasi :

BAB 1 Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang masalah yang mengulas permasalahan yang akan diteliti dengan diperkuat oleh teori-teori para ahli. Rumusan masalah yang memperjelas dari permasalahan yang ada pada latar belakang yang dutulis berupa pertanyaan. Tujuan penelitian yang mengulas isi tujuan dari penelitian skripsi peneliti. Manfaat penelitian yang berisi tentang manfaat dari penelitian. Struktur organisasi skripsi yang memperjelas bagian-bagian dari isi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka yang berisi tentang teori-teori para ahli yang memperkuat penelitian penelitian yang akan dibahas. Penelitian terdahulu yang membandingan isi penelitian dengan penelitian sebelumnya.

BAB III Metode Penelitian yang berisi Desain penelitian yaitu rancangan penelitian yang tersusun, yang mengulas mengenai penggunaan metode dan pendekatan yang digunakan. Lokasi, Populasi, dan sampel mengulas tempat dimana penelitian yang akan dilaksanakan, jumlah dari sampel penelitian, dan sampel penelitian. Instrument Penelitian yang mengulas penggunaan alat yang digunakan dalam penelitian. Prosedur penelitian yang mengulas secara terperinci mengenai struktur penelitian, variable, hipotesis penelitian. Analisis data yang mengulas mengenai pengelompokan data berdasarkan variable yang diteliti.

BAB IV Pengolahan data yang mengulas hasil peneletian dengan cara penghitungan dengan menggunakan rumus statistik atau SPSS.

BAB V yaitu Kesimpulan dan Saran yang berisikan mengenai penarikan kesimpulan setealah dilakukannya pengolahan pada bab IV yang kemudian memberikan saran yang berisi kekurangan yang berupa saran bagi para peneliti selanjutnya.


(23)

33

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode yang beciri khas kan

adanya perlakuan atau treatment, menurut Sugiyono (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 72) bahwa metode penelitian yaitu :

“Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan”

Seperti yang dipaparkan oleh salah satu ahli bahwa metode penelitian eksperimen sangat cocok digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan adanya perlakuan atau treatment, untuk mencari seberapa besar pengaruh sesuatu terhadap apa yang ingin diteliti.

Metode eksperimen dipilih oleh peneliti karena dianggap cocok dan sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan dalam proses pemebelajaran untuk mengetahui kemampuan wawasan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara apakah ada pengaruh atau tidaknya dengan model pembelajaran yang peneliti pilih. Dalam penelitian peneliti menggunakan Pre-Experimental Design dalam bentuk One-Group Pretest-Posttes Design, seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 74)

“Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”

Dengan demikian peneliti menggunakan One-Group Pretes-Posttes design untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam penelitian dengan adanya


(24)

34

SINTA HARNIHICA, 2015

Bagan 3.1

Desain Penelitian One-Group Pretes-Posttes

O1 = nilai pre-tes (sebelum diberi perlakuan) X = Perlakuan/Treatment

O2 = nilai post-tes (setelah diberi perlakuan)

Pengaruh Model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas terhadap peningkatan wawasan seni tari nusantara = (O1– O2).

Pada pre-tes ini siswa melakukan pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas, sedangkan post-test siswa melakukan pembelajaran setelah penerapan model pembelajaran student teams achievement division (STAD) berbasis aktivita.

Treatment yang diterapakan pada sampel dalam penelitian ini adalah one shoot desain artinya treatment yang digunakan kepada sampel penelitian hanya

dilakukan untuk setiap langkah-langkah pembelajaran, sesuai dengan model pembelajaran yaitu Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas yang memiliki lima oleh karenanya terjadi lima kali treatment yang dilakukan dalam pnelitian. Berikut syntax dalam model Student Teams

Achievement Division (STAD) :


(25)

35

Bagan. 3.2

Tahapan Pembelajaran Model Student Teams Achievement Divisison (STAD)

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelelitian ini dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Pengambilan lokasi ini berdasarkan pertimbangan di sekolah terdapat mata pelajaran seni tari namun materi yang disampaikan belum tuntas. Oleh karenanya peneliti ingin materi seni tari di SMP Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung tersampaikan dengan baik melalui Model Student Teams

Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas.

2. Populasi

Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII di SMP Kartika XIX-2 Bandung, jumlah keseluruhan kelas VIII adalah 4 kelas (VIII A-VIII D). Kelas VIII A terdapat 41 siswa, kelas VIII B terdapat 41 siswa, kelas VIII C terdapat 39 siswa, kelas VIII D terdapat 39, sehingga jumlah total

Model Student Teams Achievement Division (STAD) Tahap 1 Menyampaik an tujuan dan

Memotivasi siswa Tahap 2 Menyajikan informasi Tahap 3 Mengorganisas

ikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Tahap 4 Membimbin g kelompok bekerja dan belajar Tahap 5 Evaluasi Tahap 6 Memberikan penghargaan


(26)

36

SINTA HARNIHICA, 2015

populasi siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung adalah 160 siswa. Pengambilan siswa kelas VIII ini sesuai dengan model Student Teams

Achievement Division (STAD) dan sesuai dengan materi yang diajarkan di

sekolah tersebut. 3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari karakteristik populasi. Pengambilan sampel ini diambil berdasarkan subjek purposive sampling (tujuan tertentu), sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIIIC yang berjumlah 38 siswa (19 siswi perempuan, dan 19 siswa laki-laki). Pengambian sampel kelas VIIIC dianggap sesuai karena dilihat dari keaktifan siswa dalam menerima materi seni tari di kelas, selain itu peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam berwawasan seni khususnya seni tari melalui model Student Teams Achievement Division (STAD).

C. Definisi Operasiaonal

Definisi Operasional merupakan suatu uraian mengenai suatu varibel dalam penelitian yang mempunyai batasan sehingga memperoleh gambaran mengenai kategori dari variable penelitian.

Oleh karenanya definisi operasional dari penelitian yang berjudul “Model

Student Teams Achievment Division (STAD) Untuk Meningkatan Kemampuan

Kognitif Dalam Seni Tari Nusantara di Kelas VIII SMP Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung” sebagai berikut:

Model Pembelajaran STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

STAD (Student Teams Achievement Division) dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pembelajaran


(27)

37

kooperatif. Komponen utama STAD adalah presentasi kelas, kerja kelompok, kuis, skor perkembangan individual, dan penghargaan kelompok, dan memiliki enam tahapan atau fase pembelajaran.

Tujuan model Student Teams Achievement Division (STAD) adalah mengembangkan kemampuan yang berorientasi pada aktivitas siswa seperti kemapuan mengetahui dan memahami materi, kemampuan untuk bekerja sama dan saling menolong dalam tim, dan kemampuan bertanya jawab.

Pembelajaran seni tari adalah salah satu mata pelajaran seni budaya dan keterampilan dalam bentuk rupa, musik dan teater. Dalam proses pembelajaran seni tari guru tidak hanya mengajarkan dari segi psikomotorik saja namun pembelajaran tentang nilai, sikap dan prilaku juga diberikan. Oleh karena itu pemilihan model pengajaran harus ditentukan, dalam hal ini guru dapat menggunakan model student teams achievement disvision (STAD).

Siswa adalah objek sutau proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas, tanpa adanya siswa tidak akan terjadi proses kegiatan belajar mengajar. Karena proses kegiatan belajar mengajar perlu adanya respon atau umpan balik dari suatu kegiatan pembelajaran. Faktor lingkungan sekolah adalah salah satu faktor perkembangan remaja yang terjadi dalam lingkungan sekolah, pada masa remaja tentunya mengalami perkembangan dari berbagai aspek dimulai dari aspek fisik, kognitif, identitas diri (self-identity), emosi, kepribadian, dan kesadaran beragama. Dilihat dari aspek kognitif, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi

konkret, yang ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan

(mengelompokan), menyusun atau mengorganisasikan, dan memecahkan masalah yang sederhana. Menurut piaget anak mengonstruk pengetahuan melalui upaya mentrsnformasi, mengorganisasi dan mereorganisasi pengetahuan yang sebelumnya. Sementara menurut Vigotksy, anak dan remaja mengonstruk pengetahuan melalui interaksi sosial.

Siswa sekolah menengah pertama memiliki usia yang merupakan masa peralihan dari usia anak ke usia yang remaja. Perilaku yang disebabkan oleh mas peralihan ini membuat siswa menjadi labil dalam pengendalian emosi. Keingin tahuan pada hal baru membuat perilaku baru muncul dalam karakter siswa tersebut.


(28)

38

SINTA HARNIHICA, 2015

Berdasarkan pemaparan di atas definisi operasional dari penelitian yang berjudul model Student Teams Achivement Divivison (STAD) dalam pembelajaran seni tari penting digunakan untuk meningkatkan strategi pembelajaran bagi pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk membuat siswa lebih aktif dan menaruh perhatian terhadap apa yang pendidik ajarkan yang berdampak pada peningkatan wawasan. Model Student Teams Achievment Division (STAD) berbasis aktivitas juga berguna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam wawasan seni tari nusantara.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data sehubungan dengan permasalahan itu sendiri. Intrumen penelitian adalah pedoman tertulis mengenai informasi yang diperoleh dari responden. Instrumen penelitian digunakan sesuai dengan teksnik pengumpulan data.

1. Pedoman wawancara, adalah instrument wawancara. Pengguanaan instrument wawancara ini ditujukan kepada responden (pendidik) untuk mendapatkan suatu informasi mengenai kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan wawancara ini pertanyaan yang diajukan tidak terstruktur sehingga peneliti tidak membuat sebuah rentetan daftar pertanyaan, peneliti hanya menanyakan seputar kegiatan belajar mengajar sebelum mengguanakan model pembentukan konsep, sehingga responden (pendidik) dapat menjawab sebebas mungkin.

2. Pedoman dokumentasi, adalah salah satu instrument yang digunakan peneliti untuk mendokumentasikan kegiatan belajar berupa foto dan data seperti catatan-catatan atau tugas mengenai pengetahuan dan pemahaman seni tari nusantara. Catatan-catatan seperti identifikasi seni tari Nusantara, dan ragam tari nusantara. Tugas mengenai membedakan tari nusantara melalui penugasan yang ditayangkan sesuai dengan kempuan siswa dengan membentuk kelompok belajar dan tugas tersebut berupa laporan dalam bentuk tulisan.

3. Soal tes, adalah salah satu alat pengukuran kemampuan siswa dalam menerima suatu informasi. Soal tes yang dibuat oleh peneliti adalah tertulis. Dalam bentuk tulis peneliti membuat 4 butir soal tes yang keseluruhan soal


(29)

39

dalam bentuk essay berisikan 2 soal pengetahuan dan 2 soal esay tes pemahaman. Dalam bentuk lisan yaitu pendidik memberikan sebuah pertanyaan sebagai umpan untuk dapat dijawab dan memebentuk kelompok terdri dari 6 kelompok yang berisi 6-7 orang dengan jumlah 38 siswa dalam kelas untuk mengetahui kegiatan diskusi kelompok.

4. Pedoman Observasi, pedoman penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu pra penelitian (Pre-Test) dan pelaksanaan penelitian sedangkan pasca penelitian dilakukan dengan post-test. Pedoman observasi dilakukan dilapangan untuk mengetahui aspek pengetahun, pemahaman, dan responsif siswa. Pedoman Observasi terlampir pada bagian lampiran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berhubungan dengan variabel penelitian yaitu kemampuan siswa dalam berwawasan seni tari nusantara. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, tes, dan metode dokumentasi. Namun penggunanaan metode dalam pengumpulan data disesuaikan dengan penelitian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat metode yaitu metode observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.

1. Metode observasi, bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kedaan yang dirasakan, yang dilihat, yang didengar lalu dituliskan secara objektif. Dalam teknik ini peneliti berpusat kepada penelitian tentang, proses kegitan belajar mengajar, keadaan siswa, metode pengajaran.

2. Metode wawancara, bertujuan untuk mendapatkan informasi melalui percakapan langsung dengan responden (guru bidang studi seni budaya) dengan menanyakan langsung mengenai keadaan belajar mengajar di SMP Kartika XIX-2 Bandung, melalui wawancara ini diharapkan mendapatkan gambaran mengenai kegiatan belajar.

3. Metode dokumentasi, bertujuan untuk mendapatkan foto dan data berupa catatan-catatan menganai peristiwa atau kegiatan penelitian. Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa tugas-tugas dan hasil tes siswa.

4. Tes, bertujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berwawasan siswa dalam pembelajaran tari Nusantara meliputi pengetahun,


(30)

40

SINTA HARNIHICA, 2015

pemahaman, dan responsif siswa. Tes ini dilakukan dengan pre-test dan

post-test.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah riser atau proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan. Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Adapun pengertian dan langakah dalam penelitian. Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena. Sedangkan

penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,

mengembangkan, dan menguji teori.

Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: mengidentifikasi masalah penelitian, melakukan studi empiris, melakukan replikasi atau pengulangan, menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001, hlm. 6 ).

Kesimpulan yang diungkapkan oleh beberapa ahli bahwa dalam sebuah penelitian terdapat langkah-langkah atau prosedur dalam penelitian, berdasarkan rancangan yang telah dibuat, di bawah ini merupakan uraian mengenai tabel di atas.

1. Pesiapan Penelitian

Dalam persiapan penelitian menggunakan metode eksperimen, peneliti menyusun rencana untuk kelancaran dalam penelitian, memudahkan dalam memecahkan masalah, dan memudahkan dalam langkah mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah persiapan ini berisi mengenai rencana sistematis sebelum peneliti terjun ke lapanagn. Adapun langkah persiapan yang dilakukan, sebagai berikut:


(31)

41

a. Mengidentifikasi masalah

Penelitian melakukan pemilihan permaslahan untuk diteliti, kemudian merumuskan masalah dan mengidentifikasi permasalahan menjadi beberapa pertanyaan secara garis besar. Masalah yang menarik bagi peneliti adalah menegenai perkembangan kemampuan berwawasan siswa dan apresiasi terhadap mata pelajaran seni tari dengan mengguankan model Student Teams Achivement Division (STAD) berbasis aktivitas. b. Orientasi

Dalam kegiatan ini peneliti melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, melakukan hipotesis penelitian, menentukan variabel penelitian dari permasalahan yang telah diidentifikasi, kemudian peneliti memilih lokasi, populasi dan sampel yang tepat.

c. Menyusun Model Student teams achievement division (STAD) berbasis aktivitas dengan materi seni tari Nusantara.

Setelah proposal disetujui, peneliti kemudian menyusun model pembelajaran yang akan diterapkan kepada sampel. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Student teams achievement division (STAD) berbasis aktivitas. Model pembelajaran perlu disusun dengan baik dan matang untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian. Sebelum terjun ke lapangan, model pembelajaran yang ingin diimplementasikan hendaknya dikaji ulang sesuai dengan tujuan kurikulum yang ingin dicapai. Model Student teams achievement division (STAD) berbasis aktivitas dengan mata pelajaran seni tari nusantara disusun menjadi enam langkah pengajaran yang terdiri dari fase 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

d. Menyusun soal tes

Soal tes disusun pada tahap pertama penelitian, karena akan digunakan data awal yaitu pre-test, kemudian peneliti menyusun soal post-test untuk pengumpul data akhir dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian


(32)

42

SINTA HARNIHICA, 2015

a. Observasi Lapangan

Kegiatan observasi lapangan ini dilakukan sebelum pembuatan skripsi. Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang relevan untuk dijadikan tempat penelitian.

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian. Data-data yang diperoleh, merupakan data-data yang diambil dari teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, metode dokumenter (studi dokumentasi), dan tes. Tahap-tahap pengumpulan data dijelaskan di bawah ini :

1) Observasi, penelitian melakukan observasi dengan melihat kegiatan belajar di kelas mata pelajaran seni tari sebelum menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

2) Wawancara, kegiatan ini dilakukan kepada guru bidang studi dan siswa sebelum menggunakan model pemebelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD).

3) Pre-test, salah satu kegiatan pengumpulan data dengan memberikan

beberapa soal tes menegani wawasan tari nusantara sebelum menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD). Pelaksanan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menerapkan model

Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas

dengan materi pembelajaran tari nusantara. Data yang diperoleh berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dalam kegiatan belajar berwawasan seni tari nusantara dalam bentuk tulisan deskripsi siswa. Data berupa dokumen tersebut yang akan dijadikan penilaian diakahir penelitian. Peneliti juga dibantu dengan alat berupa kamera untuk mendokumentasikan kegiatan belajar selama berlangsung.

Pasca Penelitian (post-test)

Pada tahap post-test peneliti kembali membagikan soal tes yang sama dengan pre-test. Data-data yang dihasilkan berupa data


(33)

43

kuantitatif yang selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis pada tahap analisis data.

c. Pengolahan data

Peneliti mengolah data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post test dengan menggunakan rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui apakah ada peningkatan dari hasil pre-test dan post-test.

d. Analisis data

Peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul melalalui beberapa tahap yaitu pre-test yaitu sebelum menerapkan model Student Teams

Achievement Division (STAD), proses pembelajaran, dan post-test yaitu

setelah menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas. Namun setiap tahapan pengumpulan data memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Analisis data tahap awal (pre-test)

Untuk menentukan tahap apa yang cocok untuk kegiatan belajar dalam kegiatan penelitian.

2. Analisis data tahap dua

Untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa khususnya kemampuan berwawasan suatu materi yang diberikan.

3. Analisis data tahap akhir (post-test)

Untuk mengatahui keberhasilan pembelajaran dengan

menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas.

e. Pengambilan kesimpulan.

Pengambilan kesimpulan ini adalah kegiatan akhir dalam kegiatan pelaksanaan penelitian, kegiatan ini berupa penelitian laporan yang disusun sesuai dengan persiapan, proses, dan hasil akhir dari penelitian. Dalam melaporkan hasil penelitian ini, peneliti berusaha menjaga keobjektifan hasil penelitian ini.


(34)

44

SINTA HARNIHICA, 2015

G. Teknis Analisis Data

Analisis data adalah tahap yang sangat penting dalam sebuah penelititian, karena dalam analisis data yang telah didapatkan diolah dan ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel ukur adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran seni tari nusantara. Kemampuan siswa yang menjadi pengukur yaitu kemampuan dalam berwawasan seni tari nusantara berupa data kualitatif. Berikut uraian mengenai aspek penelaian kemampuan dalam berwawasan seni tari nusantara serta indikator dalam pencapaian nilai, terlampir pada bagian lampiran.

Pengolahan data menggunakan rumus statistika yang ada pada buku pengantar statistik. Untuk mengukur suatu kemampuan siswa peneliti menggunakan rumus uji validitas. Menurut Anastasi dan Urbina (1997:113) (dalam Purwanto, 2011, hlm. 114)

“Validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti

diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya”

Teknik untuk mengukur validitas adalah sebagai berikut dengan menggunakan uji t, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahapan menghitung nilai thitung a. Tabel Penolong

Tabel. 3.1 Tabel Penolong

Responden Pre-tes Post-test D d2

1 2

N

b. Menghitung nilai thitung

∑ = ∑

∑ d = ∑ - ∑

Derajat kebebasan (d.b) ditentukan dengan N-1, derajat kebebasan yang digunakan yaitu 0,05.


(35)

45

c. Uji R (Soal)

= Varian Butir A + Varian Butir B + Varian Butir C + …

[ ] [ ∑ ]

Dengan derajat kebebasan (d.b) ditentukan dengan n-2, derajat kebebasan yang digunakan yaitu 0.05 dan dilihat pada tabel Product

Moment.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Ratna, Nyoman Kutha (dalam Ratna, Nyoman Kutha, 2010, hlm. 120)

“Hipotesis merupakan dugaan-dugaan sementara pernyataan tentative permasalahan yang dapat diuji secara langsung disusun dalam kalimat deklaratif. Dengan demikian hipotesis adalah kemungkinan hubungan tertentu antara dua variabel”

Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:

a. Melalui model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas siswa SMP Kartika Siliwangi XIX-2 Bandung mampu meningakatkan kemampuan berwawasan. Adanya pengaruh model Student

Tweams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas tersebut dalam

peningkatan wawasan seni tari nusantara. H0=Ha

b. Melalui model Student Teams Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung tidak mampu meningakatkan kemampuan berwawasan. Tidak adanya pengaruh model Student Tweams

Achievement Division (STAD) berbasis aktivitas tersebut dalam

peningkatan wawasan seni tari nusantara. H0≠Ha


(36)

46

SINTA HARNIHICA, 2015

I. Asumsi Penelitian

Wawasan merupakan suatu cara pandangan mengenai sebuah pengetahuan semua aspek yang beragam dan wawasan dipengaruhi oleh lingkungan. Pentingnya teori dalam pembelajarn seni tari agar terjadinya keseimbangan dalam sebuah hasil keterampilan. Wawasan dalam pembelajaran seni tari dapat menunjang kemampuan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman dan respontif melalui model pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD), model ini adalah salah satu model pengganti model tradisional model ini menempatkan pembelajaran kelompok yaitu siswa dituntut dalam bekerja sama untuk mempelajari dan mempertanggung jawabkan pelajaran atas individu ataupun orang lain. Asumsinya bahwa model pembelajaran Students Teams

Achievement Division (STAD) yang berbasis aktivitas ini, diharapkan mampu

dalam peningkatan wawasan karena dalam model ini siswa dituntut untuk lebih aktif secara berkelompok maupun individu dalam pengetahuan dan penguasaan seni tari nusantara.

J. Variable Penelitian

Variabel Penelitian merupakan indikator-indikator dalam penelitian yang menjadi acuan atau focus permasalahan. Dalam penelitian ini menggunakan dua

variabel yaitu variabel bebas disebut juga variabel “X” (variabel yang

mempengaruhi), dan variabel tidak bebas disebut juga variabel “Y” (variabel yang


(37)

47

Bagan. 3.3 Variabel Penelitian

Keterangan Indikator:

1. Mampu mengetahui mengenai ragam tari nusantara (Aspek 1, ranah kognitif-pengetahuan) C1

a. Siswa mampu menyebutkan ragam tari yang ada di nusantara. b. Siswa mampu mengidentifikasi salah satu tarian nusantara.

2. Mampu memahami ragam tari nusanatara (Aspek 2, ranah kognitif-pemahaman) C2

a. Siswa mampu membedakan satu karya tari daerah dengan karya tari daerah lain.

3. Mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (Aspek 3, ranah afektif-Responsif) C2

a. Siswa mampu bertanya kepada guru dan teman sekelasnya.

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru maupun teman sekelasnya.

c. Siswa mampu berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

Variabel bebas “X”

Model Student teams

achievement division

(STAD) berbasis aktivitas pada pembelajaran Seni Tari.

Variabel terikat “Y”

Kemampuan wawasan siswa tari Nusantara

Sub Variabel Y :

a. Mampu mengetahui ragam tari

nusanatara

b. Mampu memahami ragam tari

nusanatara

c. Mampu meresponsif dalam


(38)

112

SINTA HARNIHICA, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Bandung telah memperoleh kesimpulan analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yaitu pada pre-test, proses dan post-test. Dimana pada saat pre-test dilakukan, peneliti mengetahui kegiatan belajar dan wawasan siswa mengenai seni tari nusantara sebelum menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD), namun pada kenyataan dan setalah diperoleh data pada saat pre-test masih kurangnya wawasan siswa terhadap pembelajaran seni tari nusantara khusunya teori dalam mengetahui, memahami dan kurangnya siswa dalam berpartisipasi aktiv. Setelah peneliti menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) pada saat proses terlihat siswa yang lebih aktiv dan berani dalam berpartisipasi didalam kelas dan dengan adanya kelompok belajar siswa dapat memahami secara bersama dengan teman sekelompoknya yang kemudian peneliti membuktikannya dengan cara tes berupa soal post-test yang hasilnya dalam kategori cukup baik.

Pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Student Teams

Achievement Division (STAD) dapat membantu siswa untuk meningkatkan

wawasan pada pembelajaran seni tari. Dikarenakan hipotesis dalam penelitian ini diterima dalam artian terdapat pengaruh model Student Teams Achievement

Division (STAD) dalam peningkatan wawasan siswa terhadap tari nusantara

berdasarkan data uji-t yang signifikan ttab<ttes yaitu 1.687<18. Hali ini menunjukan bahwa sebelum menggunakn model Student Teams Achievement Division (STAD)

kurangnya siswa dalam wawasan seni tari nusantara dan setelah

menggunakan/menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan wawasan seni tari nusantara pada siswa kelas VIIIC di SMP Kartika XIX-2 Bandung.


(39)

113

B. Rekomendasi 1. Bagi Peneliti

Dalam Penelitian yang berjudul “Model Student Teams Achievment

Division (STAD) Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara di

Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung”, memberikan pengalaman sekaligus ilmu dan pembelajaran dimana dalam melakukan suatu proses pembelajaran dibutuhkan suatu model yang dapat membantu dalam tahapan yang dilakukan. Diharapkan juga dapat menjadi suatu acuan untuk dapat diikuti oleh peneliti berikutnya dengan ruang lingkup serta aspek yang berbeda. Penelitian ini masih sangat luas dan memberi kesempatan pada peneliti lain mengenai model

Student Temas Achievement Division (STAD) Pada Pembelajaran Tari Untuk

Meningkatkan Wawasan Siswa.

2. Bagi Sekolah

Sebagai suatu wadah dalam pendidikan baik proses maupun produk, sekolah memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan wawasan setiap manusia. Oleh karenanya harus memperhatikan guru untuk diikutsertakan dalam pelatihan secara maksimal, agar memberikan layanan pendidikan secara maksimal sehingga menghasilkan siswa yang mampu berpotensi tinggi dan dapat dipercaya masyarakat.

Diharapkan agar sekolah menambah sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran terutama fasilitas seni. Serta, adanya komunikasi antara pihak sekolah, orangtua dan pemerintah untuk bekerjasama dalam upaya meningkatkan mutu lulusan dengan memeperkenalkan lebih lanjut tentang keseimbangan berfikir anatara wawasan, afektif dan psikomotor terutama dalam bidang seni.

3. Bagi Guru

Sebagai suatu fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan belajar akan lebih baik jika pelaksanaan pembelajaran dititik beratkan kepada siswa untuk lebih aktif dan diupayakan siswa untu belajar secara berkelompok.

Dalam model Student Temas Achievement Division (STAD) pembelajaran dilakukan dengan berkelompok karena dengan belajar berkelompok bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman secara bersama. Dengan model


(40)

114

SINTA HARNIHICA, 2015

Student Temas Achievement Division (STAD) dapat dinyatakan berhasil untuk

meningkatkan wawasan siswa.

4. Bagi Siswa

Dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan model Student

Temas Achievement Division (STAD) diharapkan siswa lebih menyukai

pembelajaran seni tari, serta dapat menuntaskan pelajaran dengan baik sehingga adanya peningkatan dalam wawasan.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arifin, Zainal.(2012).Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Desmita.(2009).Psokologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Huda, Miftahul.(2014).Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Joyce, B.,Weil., M.,& Calhoun.(2008).Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Belajar

MKDP.(2009).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI

Narawati, T & Masnuah, J.(2012).Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST UPI Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rahayubi, Heri.(2014).Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Nusa Media

Ratna, Nyoman Kutha.(2010).Metode Penelitian kajian budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora pada umunya. Yogyakarta: Puataka Belajar

Ruhimat, Toto.(2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

Sardiman.(2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sagala, Syaiful.(2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina.(2006).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Preneda Media

Sharan, Sholomo.(2014).The Handbook Cooperative Learning. Yogyakarta: Istana Media

Siregar, Syofian.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif Penghitungan Manual dan

SPSS. Jakarta: Penamedia Group

Sugiyono.(2009). Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


(42)

116

SINTA HARNIHICA, 2015

Syarifah, Nur.(2013). Penerapan Metode Drill pada pembelajaran tari untuk

menumbuhkan pemahaman aspek ruang gerak pada siswa kelas VII di SMP negri 15 Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PERS

Yusuf, Syamsu&Sugandi Nani. M.(2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

B. internet

Ali, irfan.(2012). pengertian, Fungsi,jenis,dan Peran seni tar-Seni

Tari-catatan-

kuliah-seni.Online.Tersedia:http://kuliah- seni.blogspot.com//2012/09/pengertianFungsiJenisdanPeran-Seni-Tari.html.di akses tanggal [21 Maret 2014]

Arok.2013. Pengertian Lengkap Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. Online.Tersedia: http://fatekunima.blogspot.com/2013/07/pengertian-lengkap-prestasi-belajar.html. Di akses tanggal [30 Oktober 2014]

Diamanti, Fani.2012.Teori-teori Pendidikan Klasik. Online.Tersedia: https://theofani19.wordpress.com/2012/04/05teori-teori-pendidikan-klasik/ [7 Mei 2015]

Herminto.2012.Pendidikan Seni Budaya.Online.Tersedia: http://senibudayasmp-

unknown.blogspot.com/2012/01/pendidikan-seni-budaya-memiliki-sifat.html.Diakses tanggal [21 Maret 2014]

Indah.2010.Pengertian dan definisi oprasional. Online.

Tersedia:http//carapedia.com/pengertian_definisi_oprasional_info2037.html diakses tanggal [25 Februari 2015]

Lyna.2014.Pengertian

Penelitian.Online.Tersedia:http://www.academia.edu/4062205/Pengertian_p

enelitian.Diakses tanggal [22 Februari 2015]

Wikipedia.2014.Wawasan Nusantara.Online. tersedia:http://Wikipedia.com diakses tanggal [25 Februari 2015]

Sulastri.2014.Kompetensi Guru Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Di Smp Negeri 1 Gegerbitung.Online. Tersedia:

http://ejournal.upi.edu/index.php/RINK_TARI_UPI/article/download/384/2 65 diakses tanggal [22 Maret 2015]


(1)

Bagan. 3.3 Variabel Penelitian

Keterangan Indikator:

1. Mampu mengetahui mengenai ragam tari nusantara (Aspek 1, ranah kognitif-pengetahuan) C1

a. Siswa mampu menyebutkan ragam tari yang ada di nusantara. b. Siswa mampu mengidentifikasi salah satu tarian nusantara.

2. Mampu memahami ragam tari nusanatara (Aspek 2, ranah kognitif-pemahaman) C2

a. Siswa mampu membedakan satu karya tari daerah dengan karya tari daerah lain.

3. Mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (Aspek 3, ranah Variabel bebas “X”

Model Student teams achievement division (STAD) berbasis aktivitas pada pembelajaran Seni Tari.

Variabel terikat “Y” Kemampuan wawasan siswa

tari Nusantara

Sub Variabel Y :

a. Mampu mengetahui ragam tari nusanatara

b. Mampu memahami ragam tari nusanatara

c. Mampu meresponsif dalam pembelajaran seni tari


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Bandung telah memperoleh kesimpulan analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yaitu pada pre-test, proses dan post-test. Dimana pada saat pre-test dilakukan, peneliti mengetahui kegiatan belajar dan wawasan siswa mengenai seni tari nusantara sebelum menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD), namun pada kenyataan dan setalah diperoleh data pada saat pre-test masih kurangnya wawasan siswa terhadap pembelajaran seni tari nusantara khusunya teori dalam mengetahui, memahami dan kurangnya siswa dalam berpartisipasi aktiv. Setelah peneliti menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) pada saat proses terlihat siswa yang lebih aktiv dan berani dalam berpartisipasi didalam kelas dan dengan adanya kelompok belajar siswa dapat memahami secara bersama dengan teman sekelompoknya yang kemudian peneliti membuktikannya dengan cara tes berupa soal post-test yang hasilnya dalam kategori cukup baik.

Pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division (STAD) dapat membantu siswa untuk meningkatkan wawasan pada pembelajaran seni tari. Dikarenakan hipotesis dalam penelitian ini diterima dalam artian terdapat pengaruh model Student Teams Achievement Division (STAD) dalam peningkatan wawasan siswa terhadap tari nusantara berdasarkan data uji-t yang signifikan ttab<ttes yaitu 1.687<18. Hali ini menunjukan

bahwa sebelum menggunakn model Student Teams Achievement Division (STAD) kurangnya siswa dalam wawasan seni tari nusantara dan setelah menggunakan/menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan wawasan seni tari nusantara pada siswa kelas VIIIC di SMP Kartika XIX-2 Bandung.


(3)

B. Rekomendasi 1. Bagi Peneliti

Dalam Penelitian yang berjudul “Model Student Teams Achievment

Division (STAD) Untuk Meningkatkan Wawasan Seni Tari Nusantara di Kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung”, memberikan pengalaman sekaligus ilmu dan pembelajaran dimana dalam melakukan suatu proses pembelajaran dibutuhkan suatu model yang dapat membantu dalam tahapan yang dilakukan. Diharapkan juga dapat menjadi suatu acuan untuk dapat diikuti oleh peneliti berikutnya dengan ruang lingkup serta aspek yang berbeda. Penelitian ini masih sangat luas dan memberi kesempatan pada peneliti lain mengenai model Student Temas Achievement Division (STAD) Pada Pembelajaran Tari Untuk Meningkatkan Wawasan Siswa.

2. Bagi Sekolah

Sebagai suatu wadah dalam pendidikan baik proses maupun produk, sekolah memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan wawasan setiap manusia. Oleh karenanya harus memperhatikan guru untuk diikutsertakan dalam pelatihan secara maksimal, agar memberikan layanan pendidikan secara maksimal sehingga menghasilkan siswa yang mampu berpotensi tinggi dan dapat dipercaya masyarakat.

Diharapkan agar sekolah menambah sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran terutama fasilitas seni. Serta, adanya komunikasi antara pihak sekolah, orangtua dan pemerintah untuk bekerjasama dalam upaya meningkatkan mutu lulusan dengan memeperkenalkan lebih lanjut tentang keseimbangan berfikir anatara wawasan, afektif dan psikomotor terutama dalam bidang seni.

3. Bagi Guru

Sebagai suatu fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan belajar akan lebih baik jika pelaksanaan pembelajaran dititik beratkan kepada siswa untuk lebih aktif dan diupayakan siswa untu belajar secara berkelompok.


(4)

Student Temas Achievement Division (STAD) dapat dinyatakan berhasil untuk meningkatkan wawasan siswa.

4. Bagi Siswa

Dengan melakukan proses pembelajaran menggunakan model Student Temas Achievement Division (STAD) diharapkan siswa lebih menyukai pembelajaran seni tari, serta dapat menuntaskan pelajaran dengan baik sehingga adanya peningkatan dalam wawasan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arifin, Zainal.(2012).Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Desmita.(2009).Psokologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Huda, Miftahul.(2014).Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Joyce, B.,Weil., M.,& Calhoun.(2008).Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Belajar

MKDP.(2009).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI

Narawati, T & Masnuah, J.(2012).Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST UPI Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rahayubi, Heri.(2014).Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka: Nusa Media

Ratna, Nyoman Kutha.(2010).Metode Penelitian kajian budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada umunya. Yogyakarta: Puataka Belajar

Ruhimat, Toto.(2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali

Sardiman.(2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sagala, Syaiful.(2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina.(2006).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Preneda Media

Sharan, Sholomo.(2014).The Handbook Cooperative Learning. Yogyakarta: Istana Media


(6)

Syarifah, Nur.(2013). Penerapan Metode Drill pada pembelajaran tari untuk menumbuhkan pemahaman aspek ruang gerak pada siswa kelas VII di SMP negri 15 Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PERS

Yusuf, Syamsu&Sugandi Nani. M.(2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

B. internet

Ali, irfan.(2012). pengertian, Fungsi,jenis,dan Peran seni tar-Seni Tari-catatan-

kuliah-seni.Online.Tersedia:http://kuliah- seni.blogspot.com//2012/09/pengertianFungsiJenisdanPeran-Seni-Tari.html.di akses tanggal [21 Maret 2014]

Arok.2013. Pengertian Lengkap Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. Online.Tersedia: http://fatekunima.blogspot.com/2013/07/pengertian-lengkap-prestasi-belajar.html. Di akses tanggal [30 Oktober 2014]

Diamanti, Fani.2012.Teori-teori Pendidikan Klasik. Online.Tersedia: https://theofani19.wordpress.com/2012/04/05teori-teori-pendidikan-klasik/ [7 Mei 2015]

Herminto.2012.Pendidikan Seni Budaya.Online.Tersedia: http://senibudayasmp-

unknown.blogspot.com/2012/01/pendidikan-seni-budaya-memiliki-sifat.html.Diakses tanggal [21 Maret 2014]

Indah.2010.Pengertian dan definisi oprasional. Online. Tersedia:http//carapedia.com/pengertian_definisi_oprasional_info2037.html diakses tanggal [25 Februari 2015]

Lyna.2014.Pengertian

Penelitian.Online.Tersedia:http://www.academia.edu/4062205/Pengertian_p enelitian.Diakses tanggal [22 Februari 2015]

Wikipedia.2014.Wawasan Nusantara.Online. tersedia:http://Wikipedia.com diakses tanggal [25 Februari 2015]

Sulastri.2014.Kompetensi Guru Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Smp Negeri 1 Gegerbitung.Online. Tersedia: http://ejournal.upi.edu/index.php/RINK_TARI_UPI/article/download/384/2 65 diakses tanggal [22 Maret 2015]


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA : Studi Eksperimen melalui Tari Kuda Lumping di Kelas VIII-D SMP Kartika XIX-2 Bandung.

0 0 18

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD ( Student Team Achievement Division ) PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII di SMP NEGERI 1 BANDUNG.

0 0 48

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG.

8 16 60