POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI - LEMBANG: Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah Tangga di Jayagiri-Lembang.

(1)

POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI - LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah Tangga

di Jayagiri-Lembang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Konsentrasi Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

ASRI WIBAWA SAKTI NIM. 1303334

SEKOLAH PASCA SARJANA

PROGRAM PENDIDIKAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI - LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah Tangga

di Jayagiri-Lembang)

Oleh

Asri Wibawa Sakti UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Seni

© Asri Wibawa Sakti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ASRI WIBAWA SAKTI

NIM. 1303334

POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS

LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI -

LEMBANG

(Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah

Tangga

di Jayagiri-Lembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing Akademik

Dr. Ayat Suryatna, M.Si

NIP. 196403011989011001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Dr. Tri Karyono, M.Sn

NIP. 196611071994021001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Tesis ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister), baik di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung maupun di Perguruan Tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia, menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandung, Agustus 2015 yang membuat pernyataan

Asri Wibawa Sakti NIM. 1303334


(5)

iii

ABSTRAK

POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI - LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah Tangga di Jayagiri-Lembang)

Wilayah Lembang menjadi objek pariwisata namun kemampuan memproduksi kerajinan dan keahalian pembuatan kerajinan masih belum tumbuh. Hal ini disebabkan kurangnya daya masyarakat (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dimiliki mereka. Penelitian bertujuan mengetahui pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk

masyarakat Desa Jayagiri – Lembang. Fokus penelitian pada Ibu-ibu rumah tangga

Jayagiri. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan partisipatif. Hasil penelitian: (1) Karakteristik pembelajaran: peserta Ibu rumah tangga yang berfungsi ganda (Ibu rumah tangga dan bekerja di luar rumah). Pengajar (peneliti dan relawan) menguasai materi, pendekatan dan metode, telaten, berjiwa sosial. Materi ajar aplikatif (dalam kehidupan sehari-hari), spesifik (khusus), berhubungan dengan kepentingan keluarga. Metode pendampingan (dibimbing oleh pengajar) dan andragogy. (2) Tahapan pola pembelajaran: (a) Persiapan tempat dan media belajar (b) Persiapan pelaksanaan; kesiapan warga belajar, kesiapan pengajar, draft acara, percobaan pendahuluan, materi ajar (c) Tahapan pelaksanaan; observasi lapangan, pendataan peserta, penyuluhan limbah tekstil dan pembagian kelompok. Mengamati kegiatan kelompok, evaluasi dan sharing ilmu antar kelompok. (3) Produk kerajinan limbah tekstil; bantal, gantungan kunci, boneka,, tempat pensil, rok, dan taplak meja. Saran dari hasil penelitian, yakni bagi Ibu-ibu masyarakat Jayagiri Lembang, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk terus mengembangkan keterampilan kerajinan limbah tekstil. Bagi Kepala Desa Jayagiri Lembang diperlukan usaha melengkapi sarana dan prasarana pengelolaan kelompok pengrajin limbah tekstil masyarakat Jayagiri Lembang. Disarankan kepada guru, pengelola pendidikan seni, peneliti untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan pengelolaan pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil terutama pada peningkatan kemampuan sumber daya manusia masyarakat Jayagiri Lembang.


(6)

iv

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Batasan dan Fokus Permasalahan... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Sistematika Penulisan... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN KONSEP-KONSEP KUNCI POLA PEMBELAJARAN KERAJINAN UNTUK MASYARAKAT ... 9

A. Konsep Pendidikan... 9

B. Konsep Pembelajaran dan Belajar... 13

C. Konsep Kewirausahaan... 20

D. Konsep Pembelajaran Seni Rupa... 29

E. Konsep Seni Rupa... 36

F. Konsep Seni Tekstil... 38

G. Model Berpikir... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 57

A. Metode dan Pendekatan Penelitian... 57

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 57

C. Teknik Pengumpulan Data... 58


(7)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 63

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 63

1. Lingkungan Geografis... 64

2. Sistem Sosial Budaya... 68

B. Karakteristik Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Bahan Limbah Tekstil Kelompok Ibu Rumah Tangga Desa Jayagiri Lembang... 83

1. Peserta Pembelajaran Keterampilan... 83

2. Pengajar Pembelajaran Keterampilan... 85

3. Materi Belajar Keterampilan... 87

C. Tahapan Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Berbasis Limbah Tekstil Kelompok Ibu Rumah Tangga Desa Jayagiri Lembang... 88

1. Alat dan Bahan Kerajinan Bahan Tekstil... 88

2. Persiapan Pelaksanaan... 104

3. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kerajinan Limbah Tekstil... 128

D. Hasil Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil Kelompok Ibu Rumah Tangga Desa Jayagiri Lembang ... 155

1. Kelompok 1 Bantal Kursi Berbentuk “Love” dan“Kotak” 156 2. Kelompok 2 Gantungan Kunci Burung Hantu... 157

3. Kelompok 3 Tempat Pensil... 157

4. Kelompok 4 Boneka Kucing... 158

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 167

A. Kesimpulan... 167

B. Rekomendasi... 168

DAFTAR PUSTAKA... 170


(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

4.1 Topografi Desa Jayagiri Kecamatan Lembang... 65 4.2 Orbitasi Desa Jayagiri Kecamatan Lembang... 65 4.3 Karakteristik Pembelajaran Keterampilan Kelompok Ibu

Rumah Tangga Di Desa Jayagiri Lembang... 88 4.4 Daftar Nama Peserta Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Ibu

Rumah Tangga Desa Jayagiri-Lembang... 104 4.5 Agenda Kegiatan Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Ibu

Rumah Tangga Desa Jayagiri-Lembang... 107 4.6 Proses Pembuatan Tempat Pensil dalam Proses Pendahuluan... 108 4.7 Proses Pembuatan Bantal “Love” dalam Proses Pendahuluan... 110 4.8 Proses Pembuatan Gantungan Kunci Burung Hantu dalam

Proses Pendahuluan...

111

4.9 Proses Pembuatan Boneka Kucing dalam Proses Pendahuluan... 114 4.10 Proses Pembuatan Boneka Bintang dalam Proses Pendahuluan.. 116 4.11 Proses Pembuatan Boneka Burung Hantu dalam Proses

Pendahuluan... 117 4.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil Kelompok 1... 156 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil Kelompok 2... 157 4.14 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil Kelompok 3... 157 4.15 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil Kelompok 4... 158 4.16 Analisis Produk Hasil Peniruan Peserta (Outcome)... 163 4.17 Tahapan Konsep Pendidikan Seni (Pola Penelitian)

Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil untuk Kelompok


(9)

vii

DAFTAR FOTO DAN GAMBAR

Hal

2.1 Klasifikasi Desain Tekstil... 46

2.2 Decorative Desain: By the color and pattern. Dari Kiri ke Kanan: Batik,Tapis,Tapestry, Songket... 48

2.3 Decorative Desain: By construction details. Dari Kiri ke Kanan: Quilting, Smocking, Shiring, Pintucks... 48

2.4 Decorative Desain: By decorative trims. Kiri ke Kanan: Buttons (Kancing), Lace (Renda), Braids (Kepang), Fringe (Susur/Ekor Kuda)... 48

2.5 Tusuk Jelujur... 49

2.6 Tusuk Silang... 50

2.7 Tusuk Feston... 50

2.8 Tusuk Flannel... 51

2.9 Motif Kumbang, Awan dan Bunga... 52

2.10 Bentuk Dekoratif Burung dan Pohon... 52

2.11 Motif Bentuk Geometri... 53

2.12 Bentuk Abstrak... 53

2.13 Sarung Bantal dengan Motif Sederhana yaitu Motif Kawung... 54

2.14 Alat Utama dan Alat Penunjang dalam Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil... 55

2.15 Model Berpikir... 56

4.1 Denah Lokasi Penelitian... 64

4.2 Benteng Gunung puteri, Jayagiri Lembang... 72

4.3 Wisata Alam Jayagiri Lembang... 72

4.4 Gunung Tangkuban Parahu Lembang... 73

4.5 Taman Junghuhn... 74

4.6 Potret Franz Wilhelm Junghuhn... 74

4.7 Gerbang Masuk Hutan Indah Jayagiri... 75


(10)

viii

4.9 Kawah Ratu, Kawah Utama Gunung Tangkuban Parahu... 77

4.10 Kawasan Wisata Gunung Tangkuban Parahu... 78

4.11 Air Keramat Goa Cikahuripan... 79

4.12 Dokumentasi Para Pendaki Jalur Jayagiri... 79

4.13 Gentra Sawargi Singa Depok / Jaya Harja Group... 80

4.14 Taman Wisata Air Tejun Maribaya... 80

4.15 Floating Market Lembang... 81

4.16 De’Ranch Lembang... 82

4.17 Kebun Bunga Begonia Lembang... 82

4.18 Ibu Nengsih dan Ibu Aan, Karakteristik Peserta Belajar Kelompok Ibu Rumah Tangga Desa Jayagiri... 85

4.19 Pengajar Keterampilan Ibu Dian sedang Membimbing Pembelajar... 86

4.20 Materi Keterampilan Kelompok Ibu Rumah Tangga Desa Jayagiri.... 87

4.21 Kertas Duplex... 89

4.22 Gunting... 89

4.23 Pisau Cutter... 90

4.24 Pensil... 90

4.25 Penghapus... 91

4.26 Pulpen... 91

4.27 Penggaris... 92

4.28 Jarum... 92

4.29 Jarum Besar atau Jarum Som... 93

4.30 Jarum Mesin Jahit... 93

4.31 Mesin Jahit... 94

4.32 Pendedel Benang... 94

4.33 Spidol Permanen Hitam Ukuran Besar... 95

4.34 Kain Perca... 96

4.35 Sisa Bahan Cover... 96

4.36 Benang Ukuran Besar/ Benang Nylon... 97

4.37 Benang Ukuran Kecil... 97


(11)

ix

4.39 Lem Aibon... 98

4.40 Lem Bening... 99

4.41 Lilin... 99

4.42 Korek Gas... 100

4.43 Besi Gantungan... 100

4.44 Reseleting Ukuran 20 cm... 100

4.45 Plastik Packaging... 101

4.46 Dakron... 101

4.47 Bola Mata Plastik... 102

4.48 Pita Kain Ukuran 2 Cm (Tambahan)... 102

4.49 Manik-manik... 103

4.50 Peniti... 103

4.51 Busa Pelapis... 104

4.52 Beberapa Contoh Bahan Ajar yang Dibuat dalam Tahap Percobaan Pendahuluan... 119

4.53 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil... 120

4.54 Tahapan Pembelajaran dalam Proses Pembuatan Kerajinan Limbah Tekstil... 120

4.55 Suasana Kehadiran Peserta Di Tempat Penyuluhan dan Workshop Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil... 129

4.56 Peneliti sedang Melakukan Penyuluhan Bahaya Limbah Tekstil dan Pemanfaatan Limbah Teksti kepada Para Peserta... 130

4.57 Beberapa Contoh Karya Jadi dan Alat Bahan yang Diperlihatkan kepada Peserta... 131

4.58 Suasana Diskusi Alat dan Bahan Kerajinan... 132

4.59 Suasana Pembagian Kelompok Belajar Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil... 132

4.60 Kelompok 1 sedang Membuat Pola... 134

4.61 Proses Menggunting Pola Kelompok 1... 135 4.62 Pola Bantal Love yang Dibuat Kelompok 1 Dilapisi Busa kemudian


(12)

x

Dijahit... 135

4.63 Bantal Love Hasil Karya Kelompok 1... 136

4.64 Kelompok 1 Menjahit Pola Bantal Kotak... 137

4.65 Suasana Pembuatan Bantal Kotak Kelompok 1... 137

4.66 Salah Seorang Peserta Kelompok 1 sedang Menjahit Bantal Kotak Secara Manual... 138

4.67 Hasil Karya Bantal Kotak kelompok 1... 138

4.68 Peneliti (Kanan) Bersama Kelompok 1, Produk Berhasil Dibuat dengan Baik... 139

4.69 Proses Pembuatan dan Pengguntingan Pola Badan dan Sayap Burung Hantu... 140

4.70 Proses Pembuatan Bagian-Bagian Kepala Burung Hantu... 141

4.71 Proses Membuat dan Menjahit Pola Burung Hantu... 141

4.72 Bagian-bagian Kerajinan Gantungan Kunci Burung Hantu Telah Selesai Dirangkai dan Dikeringkan... 142

4.73 Hasil Akhir Produk Gantungan Kunci Burung Hantu... 142

4.74 Kelompok 2, Peneliti (Kedua dari Kanan) dan Hasil Karya Gantungan Kunci Burung Hantu... 143

4.75 Kelompok 3 sedang Memahami langkah-langkah Pembuatan Tempat Pensil... 144

4.76 Kelompok 3 sedang Membuat Pola, Menggunting dan Menjiplak untuk Pembuatan Tempat Pensil... 145

4.77 Kelompok 3 sedang Menjahit Pola Global pada Pembuatan Tempat Pensil... 145

4.78 Pembuatan Hiasan Burung Hantu untuk Tempat Pensil... 146

4.79 Hiasan Burung Hantu yang Sudah Dirangkai pada Tempat Pensil... 147

4.80 Hiasan Burung Hantu yang Sudah Direkatkan pada Tempat Pensil... 147

4.81 Hasil Produksi Kelompok 3 Tempat Pensil... 148

4.82 Proses Pembuatan Pola Boneka Kucing... 149

4.83 Proses Penjiplakan dan Pengguntingan Pola Boneka Kucing... 150


(13)

xi

4.85 Suasana Kesibukan Kelompok 4 dalam Proses Pembuatan Boneka Kucing... 151 4.86 Pemberian Gambar Wajah pada Boneka Kucing Agar Terlihat Hidup. 152 4.87 Hasil Karya kelompok 4, Boneka Kucing... 152 4.88 Suasana Presentasi dan Diskusi Setiap Kelompok Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil... 153 4.89 Peneliti (Kiri) Berfoto dengan Hasil Karya Setiap Kelompok

Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil... 154 4.90 Panitia Bersama Kelompok Ibu-ibu Rumah Tangga Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil... 154 4.91 Pemberian Cendramata kepada Peserta Pembelajaran Keterampilan

Kerajinan Limbah Tekstil... 154 4.92 Para Peserta Pembelajaran Keterampilan Kerajinan Limbah Tekstil.... 155 4.93 Hasil Karya Rok dari Kain Perca Buatan Ibu Shanty... 160 4.94 Taplak Meja Kain Perca dengan Aplikasi Rajutan sebagai Hiasan


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31 menyatakan bahwa, (Ayat 1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; dan (Ayat 2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan penerintah wajib membiayainya. Dukungan tersebut dibuktikan dengan diberikannya Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) pada tahun 2005 sebagai upaya menyokong program wajib belajar tersebut. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga Negara yang berusia 7 sampai 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan pada pasal 34 ayat 2 dipaparkan bahwasanya pemerintah dan juga pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada pendidikan dasar tanpa dipungut biaya.

Pada ayat 3 disebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hukum tersebut menjadi landasan wajibnya pendidikan, khususnya pendidikan formal. Tidak hanya itu Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1993 memberikan peluang kepada pendidikan luar sekolah untuk turut memberikan andil dalam percepatan program wajib belajar 9 tahun dengan diadakannya program paket A dan paket B.

Pengerucutan pemaparan di atas dimulai ketika menilik Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal. Dari hukum di atas, maka didapat turunan pengaplikasian tentang pendidikan yang mencakup tiga yakni pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal menitikberatkan kepada pendidikan di sekolah seperti SD, SMP dan SMA dan perguruan tinggi atau dengan istilah lain yakni pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.

Berbeda dengan informal yang memfokuskan kepada pendidikan di dalam keluarga seperti belajar kesantunan, homeschooling (pendidikan formal yang


(15)

2

dilaksanakan secara informal) dan yang terakhir namun tak kalah pentingnya adalah pendidikan non formal. Pendidikan non formal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, seperti kursus, bimbingan belajar, pembinaan keterampilan ibu-ibu PKK dan sebagainya. Pendidikan non formal ini mendukung layanan pendidikan bagi warga masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti penambah maupun pelengkap pendidikan formal. Hal ini pun mendorong pengembangan kepribadian profesional.

Penelitian ini kemudian merujuk kepada fenomena bahwa Indonesia tidak hanya berkutat pada pendidikan saja, akan tetapi juga banyak hal yang menjadi pendukung kemajuan negara ini. Di antaranya adalah keanekaragaman wisata alam, budaya, karya seni, kuliner dan sebagainya. Jayagiri - Lembang, Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang menggambarkan hal tersebut. Sehingga tidaklah mengherankan bilamana disana terdapat berbagai potensi budaya yang bisa digali.

Potensi tersebut tidak serta merta terwujud begitu saja. Butuh pendidikan sebagai cara untuk meraihnya. Dalam penelitian ini, pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal bisa menjadi alternatif untuk menggali potensi budaya. Selain hal tersebut penelitian ini juga dapat menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah, khususnya limbah tekstil yang dipandang sering melahirkan permasalahan lingkungan.

Menurut hasil wawancara dengan dosen seni (Tri Karyono, 6 April 2015) dalam produksi kerajinan atau indukstri dikenal dengan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle. Usaha mengolah sampah termasuk salah satu bagian dalam pengelolaan sampah limbah tekstil. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi yang lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Mengelola sampah dengan sistem 3R dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan bahkan tanpa biaya yang besar. Hanya dibutuhkan sedikit waktu dan kepedulian kita. Produk


(16)

3

karya yang dihasilkan diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar terutama kaum perempuan, menggali potensi wisata daerah, penelitian ini juga bermaksud mengurangi permasalahan lingkungan hidup dalam bidang limbah tekstil.

Pemanfaatan sampah atau limbah indstri tekstil dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan, khususnya dalam pembuatan kerajinan tangan dari bahan tekstil. Jenis kerajinan ini bilamana diolah dan ditata sedemikian rupa bisa menjadi produk kerajinan yang akan menarik perhatian. Upaya memproduksi dan memasyarakatkan produk kerajinan pada suatu masyarakat bilamana membutuhkan untuk benda yang akan di Jual atau benda yang akan menjadi bagian pendapatan hidupnya.

Daerah Lembang Bandung yang penuh dengan panorama keindahan alam, dalam lima tahun terakhir telah berkembang menjadi tempat wisata masyarakat domestik dan luar negeri. Semakin banyaknya wilayah rekreasi dibarengi dengan tumbuhnya bangunan hotel dan villa yang menyebabkan keramaian di hari libur. sekaligus menjadi pangsa pasar berbagai produk, termasuk produk kerajinan.

Kenyataannya, pelaku usaha bidang kerajinan bukanlah penduduk asli lembang. Umumnya mereka yang datang dari berbagai daerah lainnya. Sedangkan penduduk aslinya kebanyakan menjadi penonton. Sebagai seorang wanita penulis membidik keberadaan penduduk wanita, khususnya kategori ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Jayagiri Lembang. Mereka tidak banyak terlibat dalam industri pariwisata, khusunya dalam pembuatan benda kerajinan yang bisa dijual dalam industrialisasi pariwisata di Kota Lembang.

Posisi Desa Jayagiri berada tepat di seputar Kota Lembang yang tentunya bersentuhan langsung dengan kegiatan industri pariwisata. Tidak banyak produk kerajinan buatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang. Tatkala terjadi hirup pikuknya keramaian wisata di setiap hari libur, mereka tampak kebingungan mengembangkan diri dan mencari produk apa yang dijual. Kenyataan ini lebih jelasnya diperlihatkan dari fenomena, sebagai berikut:

1. Kebanyakan kelompok ibu-ibu rumah tangga di Desa Jayagiri memiliki banyak waktu yang tidak dimanfaatkan yang dapat menambah penghasilan


(17)

4

keluarga. Kurang produktifnya kelompok ini disebabkan karena tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk dengan bahan yang ada di sekitarnya.

2. Desa Jayagiri Lembang dari dahulu sampai sekarang dikenal sebagai daerah wisata dengan beragam tempat yang ditawarkan ke wisatawan yang datang. Mengingat demikian, wilayah ini sangat baik untuk digunakan sebagai tempat pemasaran hasil kerajinan produksinya.

3. Banyaknya limbah tekstil yang tidak dimanfaatkan di berbagai tempat di Lembang dan daerah lainnya, menyebabkan produk yang akan dibuat memiliki kompetitif dari segi harga yang akan dijual.

4. Utamanya keahlian para ibu rumah tangga adalah berkaitan dengan kain dan memperbaikinya. Keterampilan jahit-menjahit dan pengeleman adalah keahlian yang sudah dimiliki kebanyakan. Namun karena pengetahuan yang terbatas kemampuannya tidak bisa dikembangkan menjadi kemampuan produksi kerajinan yang berbasis kemampuan dasar.

Berdasarkan fenomena tersebut dapat dikatakan, sekalipun wilayah Lembang menjadi objek pariwisata namun kemampuan memproduksi kerajinan dan keahalian pembuatan kerajinan masih belum tumbuh. Hal ini disebabkan kurangnya daya masyarakat (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang dimiliki mereka. Diperlukan usaha pembelajaran keterampilan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok ibu rumah tangga agar kemampuan dasarnya bisa berkembang di Desa Jayagiri. Permasalahan ini diduga karena hal-hal, sebagai berikut:

1. Faktor pendorong, khususnya pengajar yang memberikan kemampuannya secara terbuka dan kongkrit dalam pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil. Para pengajar atau narasumber tidak memberi kesempatan pada kelompok ibu rumah tangga yang membutuhkan kesempatan untuk menambah kemampuan diri untuk berusaha.

2. Kurang gigihnya semangat masyarakat kelompok ibu rumah tangga untuk terlibat dalam berwirausaha kerajinan, khususnya mereka yang bermukim di


(18)

5

wilayah Desa Jayagiri Lembang untuk mengembangkan diri menjadi bagian pelaku usaha industri kerajinan.

3. Belum ditemukan pola pembelajaran yang efektif untuk kelompok ibu rumah tangga dalam mengolah limbah tekstil untuk dijadikan produk kerajinan bagi kelompok ibu rumah tangga di Desa Jayagiri Lembang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran kerajinan tangan yang berbahan dasar limbah tekstil untuk peningkatan kemampuan kelompok ibu rumah tangga. Penelitian ini berkait dengan studi yang penulis geluti dalam bidang pendidikan seni rupa di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan demikian judul penelitian yang penulis ajukan yakni: POLA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

BERBASIS LIMBAH TEKSTIL UNTUK MASYARAKAT JAYAGIRI - LEMBANG (Studi Kasus Pembelajaran Kelompok Masyarakat Ibu Rumah Tangga di Jayagiri-Lembang).

B. Batasan dan Fokus Permasalahan

Penelitian ini berkenaan dengan pola pembelajaran keterampilan yang sangt luas cakupannya. Namun penulis membatasi yang dimaksud dengan keterampilan adalah pembuatan benda kerajinan yang menggunakan bahan dasar limbah industri tekstil. Pembelajar dari keterampilan difokuskan pada kelompok masyarakat ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pola pembelajaran ini adalah bagian dari pola pembelajaran yang dipandang efektif untuk digunakan oleh kelompok pembelajar ibu rumah tangga yang tentunya berbeda dengan pola pembelajar usia lainnya. Pola pembelajaran menyangkut tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilalui dari merancang, membuat dan memfinishing. Dengan batasan tersebut, maka penulis memfokus masalah penelitian ini menjadi:

“Bagaimana pola pembelajaran keterampilan kerajinan yang berbasis limbah

tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu Rumah Tangga di Desa Jayagiri


(19)

6

Agar lebih operasional, maka fokus masalah penelitian ini dirumuskan dalam tiga pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri - Lembang?

2. Tahapan-tahapan pola pembelajaran keterampilan apa saja yang harus dilalui dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri - Lembang?

3. Produk kerajinan apa yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri - Lembang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Desa Jayagiri - Lembang dalam pembuatan benda kerajinan limbah tekstil.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum di atas, peneliti menyimpulkan tujuan khusus dalam penelitian ini, yakni:

a. Mendeskripsikan karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang.

b. Menganalisis produk kerajinan yang bisa dikuasai dengan pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang.

c. Menemukan tahapan-tahapan pembelajaran keterampilan yang harus dilalui dalam pembuatan kerajinan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang.


(20)

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan bermanfaat, baik secara keilmuan (teoritis) maupun empirik (dapat diterapkan), seperti yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan menemukan konsep pembelajaran keterampilan yang digunakan untuk penambahan kemampuan diri, khususnya pembelajaran keterampilan keterampilan yang berbasis limbah tekstil di lngkungan masyarakat.

2. Manfaat secara Praktis a. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan tentang kemampuan pembelajaran keterampilan yang diterapkan di lingkungan masyarakat.

2) Menjadi pengalaman praktis penulis dalam melakukan penelitian lanjutan di bidang pendidikan.

3) Menjadi keahlian peneliti yang menjadi tenaga pendidik dalam meningkatkan apresiasi dan kreativitas masyarakat dalam berkarya seni.

4) Dapat mengembangkan seni dalam konteks mendaur ulang bahan limbah tekstil yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

b. Bagi Pemegang Kebijakan

1) Melengkapi kepustakaantentang pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha. 2) Mengembangkan seni dengan memanfaatkan bahan limbah sehingga dapat

mengurangi pencemaran lingkungan.

3) Dapat memberdayakan dan memberi peluang lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar Jayagiri Lembang.

4) Dapat memproduksi karya seni tanpa tergantung pada produk buatan yang diproduksi dari luar daerah bahkan dari negara asing.

5) Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi pemegang kebijakan tentang pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat


(21)

8

Jayagiri Lembang dalam berwirausaha (studi kasus pembelajaran keterampilan).

c. Bagi Prodi Pendidikan Seni

1) Menjadikan Universitas Pendidikan Indonesia khususnya Prodi Pendidikan Seni Sekolah Pasca Sarjana sebagai perguruan tinggi yang memiliki referensi pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.

2) Sebagai bahan acuan untuk pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri Lembang dalam berwirausaha.

E.Sistematika Penulisan BAB I

Berisi uraian mengenai Latar Belakang Permasalahan, Batasan dan Fokus permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

Berisi kajian pustaka berupa temuan penelitian terdahulu dengan bidang yang dikaji yaitu Konsep Pendidikan, Konsep Pembelajaran dan Belajar, Konsep Kewirausahaan, Konsep Pembelajaran Seni Rupa, Konsep Seni Rupa, Konsep Seni Tekstil dan Model Berpikir.

BAB III

Berisi penjabaran yang rinci mengenai Metodologi Penelitian, meliputi Metode dan Pendekatan Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, serta Pengelolaan dan Analisis Data.

BAB IV

Berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Melaporkan hasil pengolahan data berupa pemaparan analisis temuan.

BAB V

Berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil temuan dalam penelitian serta memuat saran yang dibuat berdasarkan kesimpulan.


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan partisipatif, dimana pengajar dan pembelajar terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi dan mencontoh serta latihan. Aspek-aspek metode tersebut menjadi dasar untuk menyusun metoda andragogy yang cocok. Demonstrasi dilakukan dengan memperlihatkan proses pembuatan dari awal hingga akhir. Demonstrasi tidak akan berhasil kalau tidak ditambah dengan metoda meniru langkah demi langkah dalam pembuatan. Selanjutnya dilakukan latihan dengan meniru benda dan dibimbing.

Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan budaya. Pendekatan kualitatif yaitu data yang berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka yang telah dikumpulkan dan diproses kemudian disusun ke dalam teks yang diperluas dan dianalisis yang terdiri atas tiga alur kegiatan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (Miles dan Huberman, 1992). Pendekatan budaya dan kualitatif dalam penelitian ini mengutamakan kekuatan pemahaman (verstehen) mengenai gejala-gejala yang ada dalam ruang lingkup penelitian. Ciri utama yang memperhatikan hubungan fungsional antargejala dalam struktur yang bertingkat-tingkat. Antargejala tersebut satu sama lain dipandang saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan secara holistik (Creswell, 1994; Bogdan dan Biklen, 1982). Prosedur penelitian dilakukan dengan studi pendahuluan; penyelesaian ijin dan agenda kerja; penetapan sumber data; strategi penelitian; penentuan lokasi dan objek penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dan workshop dilakukan di Jalan Gunung Putri No. 50 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Subjek penelitian diambil sampel dari masyarakat Jayagiri Lembang sebanyak 16 orang dengan sasaran kelompok Ibu-ibu rumah tangga.


(23)

58

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, penulis berperan sebagai instrument penelitian. Penulis berperan langsung, berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat Jayagiri Lembang. Penulis membuat pedoman wawancara untuk masyarakat. Menurut Alwasilah (2009, hlm. 210) metode yang paling utama dalam penelitian kualitatif adalah interviu dan observasi. Selain itu, penulis juga melakukan observasi untuk kelengkapan data penelitian. Pengumpulan informasi yang menjadi serangkaian data penjelas dalam pendekatan ini berdasar pada pandangan masyarakat setempat sebagai landasan prinsipil yang harus ditaati dalam penelitian kualitatif.

Berdasarkan pandangan itu, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian itu yakni:

a. Teknik pengamatan atau observasi, yakni teknik yang menekankan pada

kecermatan panca indra dalam mengamati gejala fisik yang berhubungan dengan budaya belajar produktif, keterampilan membatik dan keterampilan hidup kolektif.

b. Teknik pengamatan terlibat, yakni teknik pengamatan mengenai hubungan

tindakan manusia dalam kaitanya dengan yang lain. Teknik ini membutuhkan interaksi sosial yang dilakukan dengan kerja sama dengan suatu kelompok sosial sebagaimana yang disarankan oleh Black dan Champion (1992: 289).

c. Metode perekaman, yakni teknik-teknik perekaman yang tercakup dalam

metode perekaman, yang lazim digunakan untuk membantu, atau bersama-sama, bahkan menjadi alat utama untuk menobservasi, dalam penelitian seni antara lain yaitu: (1) fotografi, (2) video, (3) perekaman audio, (4) melakar atau gambar tangan. Teknik-teknik perekaman ini digunakan karena dipandang lebih tepat, cepat, akurat, dan realistik berkenaan dengan fenomena yang diamati, jika dibandingkan dengan mencatatnya secara tertulis. (Rohidi, 2012: 194).

d. Teknik wawancara berstruktur. Teknik wawancara penting dilakukan untuk

melengkapi teknik observasi. Teknik wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan melalui sejumlah informan yang setara dengan


(24)

59

cara struktur yang bertingkat-tingkat, yakni dengan menggunakan pedoman wawancara yang dirancang sebelum wawancara dilakukan mengenai suatu topik permasalahan.

e. Teknik wawancara mendalam atau deep interview yang digunakan untuk

melengkapi teknik pengamatan terlibat, yakni dengan cara konfirmasi kembali kepada sumber lainnya yang dipandang tepat. Dalam wawancara mendalam memerlukan informan kunci (key informant) guna memperoleh validitas data yang telah diperoleh dari teknik pengamatan terlibat.

f. Teknik pengumpulan data dokumen, yakni menggali informasi melalui

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dikaji. Menurut Guba dan Lincoln (dalam Maleong 2010, hlm. 216) record adalah setiap pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan penguji suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedangkan menurut Suharsaputra (2012), hlm. 205) studi dokumentasi dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa yang terjadi, dan sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara, sejauh ada dokumentasi yang bisa diperoleh di lapangan. Dokumentasi merupakan alat pengumpul data untuk memperkuat dan menghimpun semua kenyataan yang ada di lapangan. Dalam melakukan studi dokumentasi penelitian di lapangan, penulis lakukan terhadap masyarakat yang berada di Jayagiri Lembang.

g. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya menurut Sugiyono (2013, hlm. 199). Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket hanya digunakan sebagai pelengkap untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang kesenirupaan khususnya berwirausaha. Hasil presentase dalam angket akan diuraikan dengan menggunakan criteria yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data melalui angket dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis dengan menggunakan instrumen tertentu.


(25)

60

Instrument atau alat pengumpul data penelitian dalam angket dapat berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

h. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, tringulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tringulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan tringulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

D. Pengelolaan dan Analisis Data

Teknik analisis data kualitatif dilakukan dimulai dengan menguji kredibilitas atau derajat kepercayaan dengan tahapan sebagai berikut (Moleong, 2000):

a. Perpanjangan keikutsertaan, dilakukan untuk menuntun peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin terjadi kesalahan atau mengotori data.

b. Ketekunan pengamat, dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan memusatkan pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, dilakukan untuk kebenaran data tertentu dengan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Selain itu, teknik trianggulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain.

d. Pengecekan sejawat, teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi atau analitik dengan rekan-rekan sejawat, agar supaya peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran dan dengan adanya diskusi melalui teman sejawat memberikan suatu kesempatan yang baik untuk memulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.

e. Kecukupan referensial, dalam hal ini untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Biasanya peneliti


(26)

61

menggunakan alat perekam yang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul.

f. Analisis kasus negative, hal ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh-contoh dari kasus yang tidak sesuai dengan pola kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Pengecekan anggota, dilakukan untuk pemerikasaan derajat kepercayaan yang dicek meliputi: data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. Selain melakukan kredibilitas data dalam penelitian ini juga dilakukan metode kebergantungan (Dependability). Nasution (1988) menjelaskan bahwa kebergantungan (dependability) menurut istilah konvensional disebut “reliability” atau reliabilitas. Hal ini dilakukan melalui suatu cara yang disebut dengan “audit

trail”. Kata “Audit” artinya pemeriksaan pembukuan oleh seorang ahli untuk

memeriksa ketelitian pembukuan, dan kemudian mengkonnfirmasikan serta

menjamin kebenarannya, bila ternyata memang benar. “Trail” artinya jelek yang

dapat dilacak.

Audit trail dalam penulisan tesis ini dilakukan oleh pembimbing atau promotor, untuk itu peneliti dalam pemeriksaan audit trail menyediakan bahan-bahan sebagai berikut: (1) data mentah, yaitu catatan lapangan sewaktu mengadakan observasi dan wawancara, hasil rekaman bila ada, dokumen, dan lain-lain yang telah diolah dalam bentuk laporan lapangan; (2) Hasil analisis data, yaitu data berupa rangkuman, hipotesis kerja, konsep-konsep, dan sebagainya; (3) Hasil sintesis data, yaitu data seperti tafsiran, kesimpulan, definisi, interrelasi data, thema, pola, hubungan dengan literature, dan laporan akhir; (4) Catatan mengenai proses yang digunakan, yaitu tentang metodelogi, disain, strategi, prosedur, rasional, usaha-usaha agar hasil penelitian terpercaya (credibility, dependability dan conformability ) serta usaha sendiri melakuan audit trail.

Setelah keabsahan data sudah dipenuhi, selanjutnya melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut diadaptasi dari Miles dan Huberman (1992):


(27)

62

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam hal ini berupa data-data mentah dari hasil penelitian, seperti: hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan sebagainya. b. Reduksi data

Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, serta bahan-bahan data lain yang ditemukan di lapangan dikumpulkan dan diklasifikasikan dengan membuat catatan-catatan ringkasan, mengkode untuk menyesuaikan menurut hasil penelitian.

c. Penyajian data (display data). Data yang sudah dikelompokkan dan sudah disesuaikan dengan kode-kodenya, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan dan juga dapat menarik kesimpulan untuk melakukan penganalisisan dan penelitian selanjutnya.

d. Kesimpulan atau Verifikasi

Hasil penelitian yang telah terkumpul dan terangkum harus diulang kembali dengan mencocokkan pada reduksi data dan display data, agar kesimpulan yang telah dikaji dapat disepakati untuk ditulis sebagai laporan yang memiliki tingkat kepercayaan yang benar.


(28)

Asri Wibawa Sakti, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri - Lembang maka diperoleh kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan sebagai berikut:

1. Karakteristik pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil yang efektif untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang yaitu disesuaikan dengan empat aspek yaitu peserta, pengajar, materi ajar dan metode. Peserta yaitu Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki fungsi ganda, yakni sebagai ibu yang mengurus rumah, pendidikan anak, dan membantu perekonomian keluarga. Pengajar (peneliti dan relawan) diharuskan menguasai materi, menguasai pendekatan pembelajaran dan metode, bersikap telaten, berjiwa sosial. Materi ajar bersifat aplikatif dan spesifik (materi yang bisa diajarkan langsung, cakupan khusus dan selesai satu pertemuan). Metode menggunakan metode pendampingan (demonstrasi, latihan, meniru) dan pembelajaran orang dewasa (andragogy). Pendekatan secara partisipatif. 2. Tahapan-tahapan pola pembelajaran keterampilan kerajinan berbasis limbah

tekstil kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang: a. Persiapan tempat dan media belajar yaitu alat dan bahan kerajinan limbah

tekstil.

b. Persiapan pelaksanaan meliputi kesiapan warga belajar, kesiapan pengajar menyediakan tempat yang nyaman, alat bahan, materi ajar, konsumsi, cenderamata. Pengajar membuat draft acara, pengajar membuat persiapan materi ajar percobaan pendahuluan, pengajar membuat referensi pengolahan limbah tesktil dan penggandaan materi ajar.

c. Tahapan pelaksanaan meliputi observasi lapangan, undangan dan pendaftaran peserta, penyuluhan tentang materi limbah tekstil dan pembagian kelompok. Mengamati kegiatan kelompok membuat kerajinan limbah tesktil. Evaluasi dan sharing ilmu antar kelompok.


(29)

168

Asri Wibawa Sakti, 2015

3. Hampir semua produk kerajinan bisa dikuasai dengan pola pembelajaran keterampilan berbasis limbah tekstil untuk kelompok masyarakat Ibu rumah tangga di Desa Jayagiri – Lembang di antaranya bantal, gantungan kunci, boneka, dan tempat pensil. Selain produk-produk tersebut juga muncul ide-ide baru dan kreasi baru dari para Ibu-ibu, di antaranya rok dari bahan kain perca, taplak meja dan hiasan kerajinan limbah tekstil yang terbuat dari rajutan, mampu berkreasi membuat produk dengan ukuran yang berbeda-beda, mampu mengolah bahan yang kurang menjadi sambungan-sambungan dan membentuk pola yang unik.

Mengamati aktivitas Ibu-ibu rumah tangga dalam setiap kelompok didapat temuan bahwa secara keseluruhan Ibu-ibu sangat antusias dan sudah bisa mengikuti materi yang diajarkan, mengingat latar belakang pekerjaan beberapa Ibu berhubungan dengan pengolahan limbah tekstil, terutama dalam segi jahit menjahit. Namun dari segi kerjasama dan kekompakan masih dirasa ada kekurangan karena beberapa Ibu yang cenderung mahir ingin bekerja sendiri-sendiri, ada pula Ibu lain yang kurang mahir masih lambat dari segi imajinasi dan ekspresi. Hal tersebut mungkin diakibatkan oleh usia yang tua, keterbatasan pendidikan, pengalaman berkesenian dan berbagai informasi kerajinan yang didapat oleh Ibu tersebut masih kurang. Untuk beberapa Ibu dapat diamati bahwa latar belakang pekerjaan dan tingkat pendidikan sangat menunjang dan berpengaruh dalam proses kreatif ini, dapat dibedakan mereka lebih berkembang dan imajinasi serta ekspresi dalam berkarya sangat bagus.

B. Rekomendasi

Umumnya para Ibu-ibu memiliki respon positif, sedangkan dalam mengekspresikan diri memiliki sebaran yang beragam ada yang kurang, cukup terampil dan sangat terampil. Hal ini berkait dengan penilaian dampak dari lingkungan sosial dan pendidikan. Faktor-faktor penghambat adalah: lemahnya sebagian kompetensi Ibu-ibu, sarana dan prasarana, pembiayaan pembelajaran pengolahan limbah tekstil. Usaha-usaha menyelesaikannya dengan: adaptasi peningkatan kompetensi para Ibu, melakukan adaptasi dengan karakteristik lingkungan sosial budaya masyarakat, karakteristik Ibu-ibu.


(30)

169

Asri Wibawa Sakti, 2015

Bagi Ibu-ibu masyarakat Jayagiri Lembang, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk mengadaptasikan materi, pendekatan dan strategi serta teknik pengelolaan limbah tekstil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, selain tetap berpegang pada kreativitas dan trend pasar.

Bagi Kepala Desa Jayagiri Lembang diperlukan usaha melengkapi prasarana dalam pengelolaan kelompok wirausaha, khususnya kelompok pengrajin limbah tekstil masyarakat Jayagiri Lembang. Disarankan adanya program pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mulai dari proses produksi hingga pemasaran.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menindaklanjuti dan mengembangkan penelitian UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan fokus masalah pemasaran hasil produksi. Menganalisis permasalahan mengapa masyarakat Indonesia kurang bisa bersaing dalam segi manajemen pemasaran hasil produksi.

Selain itu disarankan kepada institusi UPI, lembaga pemberdayaan masyarakat, guru, pengelola pendidikan seni, dan peneliti untuk merencanakan, melaksanakan, mengembangkan dan mendukung adaptasi pengelolaan pembelajaran menyangkut keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri-Lembang, terutama pada segi peningkatan kemampuan sumber daya manusia masyarakat Jayagiri Lembang.


(31)

Daftar Pustaka

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.

Alwasilah, A.C., (2009). Pokoknya Kualitatif. Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Anas, Sudiono. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and learning (#46), Summer, 17-31.

Arikunto, S & Jabar. (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Black, James. A. dan Dean J. Champion. (1992). Method and Issues in Social

Research, terjemahan E. Koswara, dkk. Jakarta: PT Eresco.

Bogdan, R. C. & Biklen S. K. (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methode. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Calongesi, James S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa.

Bandung : ITB

Creswell, John. W. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks London New Delhi: Sage Publication.

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal Kemendiknas. (2010). Modul 2 Konsep Dasar Kewirausahaan. Buku 3 Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha.

Drucker, P.F. (1985). Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles. New York: Harper & Row

Farida, D. O. (2010). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Praktik Menggambar Dengan Perangkat Lunak Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 SEYEGAN. Skripsi, 37. Feldman, Edmund Burke. (1967). Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice


(32)

171

Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown (ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.

Garha, Oho. dan Idris, Md. (1979). Pendidikan Kesenian dalam Kurikulum SPG. Jakarta: C. V. Angkasa.

Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008). Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Hurlock, Elizabeth B. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Joyce Bruce. Et al. (2000). Models of Teaching. Allyn & Bacon: London. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1991). Jakarta: Balai Pustaka.

Kartika, DS. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.

Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education. Online : http://www.adprima.com/measurement.htm diakses tanggal 21-05-2015.

Lynn, G.S. dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co. Luthans, F. dan Hodgetts, R.M. (1989). Busniess. Chicago: The Dryden Press. Mardapi, Djemari (2003). Desain Penilaian dan Pembelajaran Mahasiswa.

Makalah Disajikan dalam Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran tanggal 19 Juni 2003 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi . Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1985). Re-inventing the Corporation. New York: Warner Books Inc.

Nasution. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nickels, W.G., Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (1996). Understanding Busniess. Chicago: Irwin

Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied


(33)

172

Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials: Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass

Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1993

Pinchot III, G. (1985). Intrapreneuring. New York: Harper and Row Publishers.

Prawira, Nanang Ganda. (2000). “Kriya dan Rekahias Baduy”. Jurnal Wacana Seni Rupa, vol. 1, 1, Agustus 2000. Bandung: STISI.

Pratiwi, Puji (2010). Kritik Seni. [Online]. Tersedia: http://okhepujipratiwi.wordpress.com/2010/11/10/kritik-seni/. [10 Februari 2015].

Porter, M.E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. New York: Doubleday.

Puspo, Goet. (2005). Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Kanisius.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurnia. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Masa Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rohidi, Tjetjep R. (2012). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima

Nusantara Semarang.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran/ Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI. Rusman. Pendekatan dan Model Pembelajaran. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TE K._PENDIDIKAN/196105011986011- [20 Mei 2015].

Sardiman, A.M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (cetakan viii). Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar (cetakan ii). Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Soegiarty, Tity. (2003). Bahasa-rupa Gambar Ilustrasi Majalah Mangle sebagai Identitas Budaya Lokal. Program Pasca Sarjana. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sridadi. (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta: FIK UNY.


(34)

173

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sujiono, N.Y., dan Sujiono, B. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Soedjono. (1997). Berkreasi dengan Benang (Merajut). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhersoso, Hery. (2004). Inspirasi Motif Bordir Cina. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suwarno, Wiji. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Tarjo, E. (2004). Strategi Belajar-Mengajar Seni Rupa. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.

The Liang Gie. (1976). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Karya.

Tirtarahardja, Umar., La Sulo, L.S. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ulfiarahmi. (2013). Teknologi Pendidikan pada Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia: http://ulfiarahmi.wordpress.com/2013/05/08/teknolog-pendidikan-pada-kurikulum-2013/. [10 Februari 2015].

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 34

ayat 2 dan 3.

Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1

Walton, S. dengan Huey, J. (1992). Sam Walton; ade in America. New York: Doubleday.


(35)

174

Yusuf, Syamsu, L.N., Sugandhi, M. Nani. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Jakarta Rajawali Press.

Bllog Prakarya dan Kewirausahaan. Media Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Blog untuk Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Tingkat SMA/SMK/MA. (2013). Konsep Kerajinan Tekstil. [Online]. Tersedia: http://blogprakarya.blogspot.com/2013/08/konsep-kerajinan-tekstil.html [10 Februari 2015].

Yudoseputro, Hery. (1995). Desain Kerajinan Tekstil. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Yusuf, Nasrullah. (2006). Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas.

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

169

Asri Wibawa Sakti, 2015

Bagi Ibu-ibu masyarakat Jayagiri Lembang, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk mengadaptasikan materi, pendekatan dan strategi serta teknik pengelolaan limbah tekstil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, selain tetap berpegang pada kreativitas dan trend pasar.

Bagi Kepala Desa Jayagiri Lembang diperlukan usaha melengkapi prasarana dalam pengelolaan kelompok wirausaha, khususnya kelompok pengrajin limbah tekstil masyarakat Jayagiri Lembang. Disarankan adanya program pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mulai dari proses produksi hingga pemasaran.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menindaklanjuti dan mengembangkan penelitian UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan fokus masalah pemasaran hasil produksi. Menganalisis permasalahan mengapa masyarakat Indonesia kurang bisa bersaing dalam segi manajemen pemasaran hasil produksi.

Selain itu disarankan kepada institusi UPI, lembaga pemberdayaan masyarakat, guru, pengelola pendidikan seni, dan peneliti untuk merencanakan, melaksanakan, mengembangkan dan mendukung adaptasi pengelolaan pembelajaran menyangkut keterampilan berbasis limbah tekstil untuk masyarakat Jayagiri-Lembang, terutama pada segi peningkatan kemampuan sumber daya manusia masyarakat Jayagiri Lembang.


(2)

Daftar Pustaka

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.

Alwasilah, A.C., (2009). Pokoknya Kualitatif. Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Anas, Sudiono. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and learning (#46), Summer, 17-31.

Arikunto, S & Jabar. (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Black, James. A. dan Dean J. Champion. (1992). Method and Issues in Social

Research, terjemahan E. Koswara, dkk. Jakarta: PT Eresco.

Bogdan, R. C. & Biklen S. K. (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methode. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Calongesi, James S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa.

Bandung : ITB

Creswell, John. W. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks London New Delhi: Sage Publication.

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal Kemendiknas. (2010). Modul 2 Konsep Dasar Kewirausahaan. Buku 3 Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha.

Drucker, P.F. (1985). Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles. New York: Harper & Row

Farida, D. O. (2010). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Praktik Menggambar Dengan Perangkat Lunak Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 SEYEGAN. Skripsi, 37. Feldman, Edmund Burke. (1967). Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice


(3)

171

Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown (ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.

Garha, Oho. dan Idris, Md. (1979). Pendidikan Kesenian dalam Kurikulum SPG. Jakarta: C. V. Angkasa.

Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008). Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Hurlock, Elizabeth B. (1999). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Joyce Bruce. Et al. (2000). Models of Teaching. Allyn & Bacon: London. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1991). Jakarta: Balai Pustaka.

Kartika, DS. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.

Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education. Online : http://www.adprima.com/measurement.htm diakses tanggal 21-05-2015.

Lynn, G.S. dan Lynn, N.M. (1992), Innopreneurship, Probus Publishing Co. Luthans, F. dan Hodgetts, R.M. (1989). Busniess. Chicago: The Dryden Press. Mardapi, Djemari (2003). Desain Penilaian dan Pembelajaran Mahasiswa.

Makalah Disajikan dalam Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran tanggal 19 Juni 2003 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi . Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Naisbitt, J.dan Aburdene, P (1985). Re-inventing the Corporation. New York: Warner Books Inc.

Nasution. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nickels, W.G., Mchugh, J.M. dan Mchugh, S.M. (1996). Understanding Busniess. Chicago: Irwin

Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied


(4)

172

Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials: Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass

Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1993

Pinchot III, G. (1985). Intrapreneuring. New York: Harper and Row Publishers. Prawira, Nanang Ganda. (2000). “Kriya dan Rekahias Baduy”. Jurnal Wacana

Seni Rupa, vol. 1, 1, Agustus 2000. Bandung: STISI.

Pratiwi, Puji (2010). Kritik Seni. [Online]. Tersedia: http://okhepujipratiwi.wordpress.com/2010/11/10/kritik-seni/. [10 Februari 2015].

Porter, M.E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. New York: Doubleday.

Puspo, Goet. (2005). Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Kanisius.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurnia. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Masa Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rohidi, Tjetjep R. (2012). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima

Nusantara Semarang.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran/ Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI. Rusman. Pendekatan dan Model Pembelajaran. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TE K._PENDIDIKAN/196105011986011- [20 Mei 2015].

Sardiman, A.M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (cetakan viii). Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar (cetakan ii). Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Soegiarty, Tity. (2003). Bahasa-rupa Gambar Ilustrasi Majalah Mangle sebagai Identitas Budaya Lokal. Program Pasca Sarjana. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sridadi. (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta: FIK UNY.


(5)

173

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sujiono, N.Y., dan Sujiono, B. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Soedjono. (1997). Berkreasi dengan Benang (Merajut). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhersoso, Hery. (2004). Inspirasi Motif Bordir Cina. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suwarno, Wiji. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Tarjo, E. (2004). Strategi Belajar-Mengajar Seni Rupa. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI.

The Liang Gie. (1976). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Karya.

Tirtarahardja, Umar., La Sulo, L.S. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ulfiarahmi. (2013). Teknologi Pendidikan pada Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia: http://ulfiarahmi.wordpress.com/2013/05/08/teknolog-pendidikan-pada-kurikulum-2013/. [10 Februari 2015].

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 34

ayat 2 dan 3.

Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1

Walton, S. dengan Huey, J. (1992). Sam Walton; ade in America. New York: Doubleday.


(6)

174

Yusuf, Syamsu, L.N., Sugandhi, M. Nani. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Jakarta Rajawali Press.

Bllog Prakarya dan Kewirausahaan. Media Pengayaan Sumber Belajar Berbasis Blog untuk Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Tingkat SMA/SMK/MA. (2013). Konsep Kerajinan Tekstil. [Online]. Tersedia: http://blogprakarya.blogspot.com/2013/08/konsep-kerajinan-tekstil.html [10 Februari 2015].

Yudoseputro, Hery. (1995). Desain Kerajinan Tekstil. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Yusuf, Nasrullah. (2006). Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas.

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.