Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemampuan bahasa asing merupakan syarat penting untuk memasuki kehidupan internasional. Indonesia adalah negara berkembang yang masih membutuhkan bantuan dan kontribusi dari negara lain khususnya dari negara maju. Dengan menguasai berbagai bahasa asing, negara Indonesia diharapkan dapat menyerap dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju tersebut. Hal inilah yang mendasari pentingnya pembelajaran bahasa asing di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia saat ini.

Dalam pembelajaran bahasa percakapan menjadi kegiatan yang sangat penting, karena dengan percakapan pembelajar dapat melatih menggunakan bahasa yang dipelajarinya secara aktif, tak terkecuali dalam pembelajaran bahasa Jerman.

Membentuk kalimat tanya menggunakan kata tanya (Fragewort: singular ‘tunggal’; Fragewörter: plural ‘jamak’) atau yang disebut dengan W-Fragen dipelajari pada pembelajaran pertama, yaitu pada materi pembahasan memperkenalkan diri (sich vorstellen). W-Fragen adalah kalimat tanya yang membutuhkan jawaban berupa informasi yang rinci, oleh karena itu di dalam mempelajari W-Fragen, siswa juga belajar membentuk kalimat pernyataan (Aussagesatz). Kemampunan membentuk W-Fragen ini dibutuhkan dalam tema apapun. Selain itu, W-Fragen sering digunakan oleh guru sebagai bagian evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Selanjutnya W-Fragen juga dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami bacaan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung, sebagian besar siswa masih memiliki kesulitan dalam membentuk W-Fragen. Hal tersebut sesuai dengan hasil tes tulis yang dikerjakan oleh 30 siswa kelas X pada tanggal 20 Maret 2014. Tes tersebut terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 4 butir soal uraian. Hasil tes tulis ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai


(2)

siswa adalah 51,3. Peneliti menemukan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam membentuk W-Fragen di antaranya adalah kesalahan dalam penentuan kata tanya (wann, wie, wo, woher, was, wer) dan kesalahan dalam meletakkan verba dalam kalimat. Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi karena siswa kurang latihan untuk membentuk kalimat tanya. Oleh karena itu perlu adanya metode yang lebih variatif dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

Dengan metode yang tepat tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Metode pembelajaran ada bermacam-macam, salah satunya adalah metode belajar sambil bermain atau metode permainan. Dengan metode permaianan diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain sehingga pembelajar tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar. Selain itu menurut Sadiman (dalam Musfiqon 2012 : 99) permainan dapat memberikan umpan balik langsung dan cepat, hal ini memungkinkan proses belajar menjadi lebih efektif.

Permainan Hatschi Patschi adalah permainan tradisional yang berasal dari Jerman. Permainan ini sering digunakan oleh guru sekolah dasar pada pertemuan pertama dengan tujuan agar siswa saling mengenal satu sama lain. selain itu permainan ini sering digunakan juga pada pertemuan-pertemuan selanjutnya untuk mengulang materi yang telah dibahas. Permainan ini memungkinkan keikutsertaan seluruh siswa, selain itu pengulangan-pengulangan yang dilakukan siswa dalam permainan baik secara lisan maupun audio dapat memperdalam ingatan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Atas dasar itu peneliti tertarik menggunakan permainan ini untuk melatih siswa membentuk kalimat tanya dan membentuk jawaban atas kalimat tanya tersebut. Cara bermain permainan Hatschi Patschi yaitu sebagai berikut: satu orang dari siswa ditugaskan untuk menunggu di luar ruangan. Siswa yang lain


(3)

kepada siswa satu persatu secara acak. Contohnya Wie heiβen Sie?. Jika yang ditanya adalah siswa yang tidak berperan sebagai Hatschi Patschi maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan dengan benar, namun jika siswa yang berperan sebagai Hatschi Patschi, jawabannya cukup Hatschi Patschi. Dan jawaban Hatschi Patschi tersebut adalah kode untuk seluruh siswa berlomba-lomba mencari kursi yang berbeda. Satu diantara mereka yang tidak mendapatkan kursi, dialah yang akan keluar ruangan dan menunggu siswa-siswa yang berada di dalam ruangan untuk menentukan Hatschi Patschi yang baru. Dan permainanpun dimulai kembali.

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis akan meneliti efektivitas penggunaan permainan Hatschi Patschi dalam meningkatkan kemampuan siswa membentuk W-Fragen ( kalimat tanya yang menggunakan kata tanya yang diawali dengan huruf “W-“) dengan Judul “ EFEKTIVITAS

PERMAINAN HATSCHI PATSCHI UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA MEMBENTUK W-FRAGEN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor apakah yang dapat mempengaruhi kesulitan siswa kelas XI MAN 1 Bandung dalam membentuk W-Fragen?

2. Apakah siswa kelas XI MAN 1 Bandung mengetahui arti seluruh Fragewörter (kata tanya yang diawali dengan huruf “W-“) ?

3. Apakah siswa XI MAN 1 Bandung memahami bagaimana struktur dalam membentuk W-Fragen ?

4. Apakah permainan Hatschi Patschi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XI MAN 1 Bandung dalam membentuk W-Fragen ?


(4)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus dan dengan mempertimbangkan dana, waktu dan kemampuan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Permasalahan yang diteliti adalah efektivitas penggunaan permainan Hatschi

Patschi dalam meningkatkan kemampuan siswa membentuk W-Fragen. Penelitian

ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung, di kelas XI AGAMA B sebagai kelas eksperimen dan kelas XI AGAMA A sebagai kelas kontrol. Fragewörter yang digunakan dalam penelitian hanya: wann, wie, wo, woher, was dan wer.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI MAN 1 Bandung dalam membentuk

W-Fragen sebelum menggunakan permainan Hatschi Patschi?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas XI MAN 1 Bandung dalam membentuk

W-Fragen setelah menggunakan permainan Hatschi Patschi?

3. Bagaimana perbedaan kemampuan siswa kelas XI MAN 1 Bandung dalam membentuk W- Fragen setelah menggunakan permainan Hatschi Patschi?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas XI MAN 1 Bandung dalam membentuk W-Fragen sebelum menggunakan permainan Hatschi


(5)

3. Untuk mengetahui efektivitas permainan Hatschi Patschi dalam meningkatkan kemampuan siswa membentuk W-Fregen?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat melalui penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca lebih memahami tentang efektivitas permainan Hatschi Patschi terhadap kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen

b. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini, penulis mengharapkan guru dapat menggunakan permaianan Hatschi Patschi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen.


(6)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai efektivitas permainan Hatschi

Patschi dalam meningkatkan kemampuan siswa membentuk W-Fragen, maka

dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Pada tes awal, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 80 (dalam skala 10-100) dan nilai terendah sebesar 40 dengan rata-rata 60,00. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori cukup dengan rentang nilai (60-74). sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 59,83 yang dapat dibulatkan menjadi 60,00. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori cukup dengan rentang nilai (60-74). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen di kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

2. Pada tes akhir, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 65 dengan rata-rata 77,1. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori baik dengan rentang nilai (75-84), sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai terendah 50 dengan rata-rata 64,50. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori cukup dengan rentang nilai (60-74). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen di kelas eksperimen lebih baik daripada siswa di kelas kontrol.


(7)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-signifikan antara kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen di kelas eksperimen dan siswa di kelas kontrol setelah menerima perlakuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa permainan Hatschi Patschi efektif untuk digunakan dalam pembelajaran W-Fragen.

B. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen diperlukan suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa saran, yakni sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t diketahui bahwa permainan Hatschi

Patschi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen.

Oleh karena itu, permainan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran W-Fragen.

2. Berdasarkan kendala yang ditemukan di lapangan, pada saat permainan dilaksanakan, suasana menjadi ramai, disini guru harus dapat mengontrol siswa dan mengawasi siswa agar permainan tetap kondusif dan tujuan pembelajaran dalam permainan tercapai dengan maksimal.

3. Peneliti lain yang tertarik pada permainan Hatschi Patschi dapat menerapkan permainan ini dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan fokus struktur yang lain.


(8)

DAFTARA RUJUKAN

1. Rujukan dari buku dan artikel ilmiah cetak.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Buscha, Achim (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand Schönigh GmbH.

Dauvillier C. und Hillerich D.L. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München: Lagenscheidt.

Eisenberg, Peter.et. al. (2009). Duden 4: Die Grammatik. Manheim: Bibliographisches Institut AG.

Engel, Ulricht. (2004). Deutsche Grammatik. München: IUDICIUM Verlag GmbH.

Habermann, Mechthild. et. al. (2010). Duden 10: Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim:Bibliographischen Institut AG.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press Musfiqon, HM. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.

Sadiman, A. S. et al. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Schmitt, R. und Dreyer, H (2000). Lehr- und Übungsbuch der Deutschen Grammatik. Ismaning: Max Hueber Verlag.

Setiawan, Sigit (2013). Nyalakan Kelasmu.20 Metode Mengajar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Grasindo


(9)

Ulrich, Winfried (2002). Linguistische Grundbegriffe. Berlin, Stuttgart: Gebrüder Bornträger

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Manajeman. Bandung: ALVABETA CV. Wahrig, Renate. (2006). Deutsche Wörterbuch. München: Wissen Media Verlag GmbH

2. Rujukan dari internet.

Anonim (....). Auswahl an Spielen aus der PaPiPu Spielekartei. [online]. 4 Januari 2014. Tersedia di

http://papipaderborn.de/grundschule/13_bewegungsspiele_fuer_

zwischendurch/05_Auswahl_an_Spielen_aus_der_PaPiPu-Spielekartei.pd Anonim (....). T-Tabel. [online]. 1 Desember 2014. Tersedia di

http://davidmlane.com/hyperstat/t_table.html

Anonim (....). Die Bedeutung des Spielens im Unterricht der Schule. [online]. 23 Januari 2014. Tersedia di Error! Hyperlink reference not valid.

orff.nbhs.de/.../Bewerbung_Sp...

Anonim (....). Fragesatz. [online]. 4 Januari 2014. Tersedia di http://de.wikipedia.org/wiki/Fragesatz

Dwi, Antoro Q. (2011). Permaianan Edukatif dalam Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab. (Skripsi). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. [online]. 4 Januari 2014 Tersedia di

http://digilib.uin

suka.ac.id/9205/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Haryanto, S.Pd. (2010). Metode Permaianan dalam Pembelajaran. [online]. 4 Januari 2014 Tersedia di: belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam- pembelajaran.

Mattes Irene Stecher (....). Spiele und andere Torheiten im Anfängerunterricht – Was bedeutet Spielen im Sprachunterricht. [online].3 Januari 2014. Tersedia di http://www.abrapa.org.br/cd/pdfs/Mattes-Irene-Endfassung.pdf.


(10)

(1)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui efektivitas permainan Hatschi Patschi dalam

meningkatkan kemampuan siswa membentuk W-Fregen?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat melalui penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca lebih memahami tentang efektivitas permainan Hatschi Patschi terhadap kemampuan siswa dalam

membentuk W-Fragen

b. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini, penulis mengharapkan guru dapat menggunakan

permaianan Hatschi Patschi dalam pembelajaran untuk meningkatkan


(2)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai efektivitas permainan Hatschi

Patschi dalam meningkatkan kemampuan siswa membentuk W-Fragen, maka

dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Pada tes awal, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 80 (dalam skala 10-100) dan nilai terendah sebesar 40 dengan rata-rata 60,00. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori cukup dengan rentang nilai (60-74). sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 59,83 yang dapat dibulatkan menjadi 60,00. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori cukup dengan rentang nilai (60-74). Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membentuk

W-Fragen di kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

2. Pada tes akhir, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 65 dengan rata-rata 77,1. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori baik dengan rentang nilai (75-84), sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai terendah 50 dengan rata-rata 64,50. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Nurgiyantoro, nilai rata-rata tes tersebut termasuk ke dalam kategori cukup dengan rentang nilai (60-74). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

membentuk W-Fragen di kelas eksperimen lebih baik daripada siswa di kelas

kontrol.

3. Berdasarkan selisih nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai uji t independen sebesar 6,30. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (6,30 > 2,0017). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang


(3)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan antara kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen di kelas eksperimen dan siswa di kelas kontrol setelah menerima perlakuan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa permainan Hatschi Patschi efektif untuk

digunakan dalam pembelajaran W-Fragen.

B. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen

diperlukan suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa saran, yakni sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t diketahui bahwa permainan Hatschi

Patschi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk W-Fragen.

Oleh karena itu, permainan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran W-Fragen.

2. Berdasarkan kendala yang ditemukan di lapangan, pada saat permainan

dilaksanakan, suasana menjadi ramai, disini guru harus dapat mengontrol siswa dan mengawasi siswa agar permainan tetap kondusif dan tujuan pembelajaran dalam permainan tercapai dengan maksimal.

3. Peneliti lain yang tertarik pada permainan Hatschi Patschi dapat menerapkan permainan ini dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan fokus struktur yang lain.


(4)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTARA RUJUKAN

1. Rujukan dari buku dan artikel ilmiah cetak.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Buscha, Achim (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand Schönigh GmbH.

Dauvillier C. und Hillerich D.L. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München: Lagenscheidt.

Eisenberg, Peter.et. al. (2009). Duden 4: Die Grammatik. Manheim: Bibliographisches Institut AG.

Engel, Ulricht. (2004). Deutsche Grammatik. München: IUDICIUM Verlag

GmbH.

Habermann, Mechthild. et. al. (2010). Duden 10: Das Bedeutungswörterbuch. Mannheim:Bibliographischen Institut AG.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

Musfiqon, HM. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.

Sadiman, A. S. et al. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Schmitt, R. und Dreyer, H (2000). Lehr- und Übungsbuch der Deutschen

Grammatik. Ismaning: Max Hueber Verlag.

Setiawan, Sigit (2013). Nyalakan Kelasmu.20 Metode Mengajar dan Aplikasinya.

Jakarta: PT.Grasindo

Sukarini A. dan Kembarini (2010). Be Smart and Fun with English Games.

Jakarta: Kesaint Blanc.

Surkamp, Carola (2010). Metzler-Lexikon Fremdsprachendidaktik. Stuttgart: Metzler


(5)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ulrich, Winfried (2002). Linguistische Grundbegriffe. Berlin, Stuttgart: Gebrüder Bornträger

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Manajeman. Bandung: ALVABETA CV.

Wahrig, Renate. (2006). Deutsche Wörterbuch. München: Wissen Media Verlag

GmbH

2. Rujukan dari internet.

Anonim (....). Auswahl an Spielen aus der PaPiPu Spielekartei. [online]. 4 Januari 2014. Tersedia di

http://papipaderborn.de/grundschule/13_bewegungsspiele_fuer_

zwischendurch/05_Auswahl_an_Spielen_aus_der_PaPiPu-Spielekartei.pd Anonim (....). T-Tabel. [online]. 1 Desember 2014. Tersedia di

http://davidmlane.com/hyperstat/t_table.html

Anonim (....). Die Bedeutung des Spielens im Unterricht der Schule. [online]. 23 Januari 2014. Tersedia di Error! Hyperlink reference not valid.

orff.nbhs.de/.../Bewerbung_Sp...

Anonim (....). Fragesatz. [online]. 4 Januari 2014. Tersedia di http://de.wikipedia.org/wiki/Fragesatz

Dwi, Antoro Q. (2011). Permaianan Edukatif dalam Pembelajaran Kosa Kata

Bahasa Arab. (Skripsi). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. [online]. 4 Januari 2014 Tersedia di

http://digilib.uin

suka.ac.id/9205/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Haryanto, S.Pd. (2010). Metode Permaianan dalam Pembelajaran. [online]. 4 Januari 2014 Tersedia di: belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam- pembelajaran.

Mattes Irene Stecher (....). Spiele und andere Torheiten im Anfängerunterricht – Was bedeutet Spielen im Sprachunterricht. [online].3 Januari 2014. Tersedia di http://www.abrapa.org.br/cd/pdfs/Mattes-Irene-Endfassung.pdf.


(6)

Witgia Indah Rosayu, 2015

Efektivitas Permainan Hatschi Patschi dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membentuk W-Fragen. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK : penelitian eksperimen kuasi terhadap mahasiswa tingkat iii departemen pendidikan bahasa jepang FPBS UPI tahun ajaran 2015/2016.

1 4 30

EFEKTIVITAS PERMAINAN CONNECT FOUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN.

7 16 24

HUBUNGAN PENGUASAAN VORGANGSPASSIV DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN: Studi Korelasi pada Mahasiswa Semester VII Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia.

1 17 27

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN.

2 7 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN NOMINA BAHASA JERMAN. BANDUNG. SKRIPSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN.

3 28 38

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN.

3 3 28

Analisis Kontrastif Tindak Tutur Ucapan Selamat dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Bandung. Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

6 44 67

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MONOPOLI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBENTUK W- FRAGEN.

0 1 9

EFEKTIVITAS PERMAINAN CONNECT FOUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN - repository UPI

0 0 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN NOMINA BAHASA JERMAN. BANDUNG. SKRIPSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN - repository UPI S JRM 1005960 Title

1 2 4