Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Proses Produksi Untuk Mengurangi Tingkat Kecacatan Produk (Studi Kasus Pada PT Agung Raya Sentosa di Majalaya).

(1)

ABSTRAK

Perusahaan di dalam era globalisasi dan era pasar bebas dituntut untuk mampu bersaing dengan pesaing dari dalam maupun luar negeri dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada. Jalan terbaik bagi perusahaan untuk bertahan dan tetap dapat memenuhi tuntutan konsumen adalah dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Efisiensi dan efektivitas pada bagian produksi memegang peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Salah satu faktor yang mengakibatkan inefisiensi biaya pada bagian produksi adalah adanya produk cacat. Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan standar atau spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Pemeriksaan operasional diperlukan untuk mengurangi jumlah produk cacat tersebut. Pemeriksaan operasional merupakan alat bantu bagi manajemen untuk menilai apakah kebijakan, prosedur-prosedur, dan aktivitas operasi telah memenuhi tujuan perusahaan. Pemeriksaan operasional berusaha untuk mencari kekurangan dan kelemahan yang ada dan memberikan alternatif-alternatif tindakan perbaikan supaya penyimpangan yang serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Skripsi ini membahas perihal peranan pemeriksaan operasional dalam mengurangi tingkat kecacatan produk. Pemeriksaan operasional merupakan suatu aktivitas penelaahan atas suatu prosedur dan metode operasional perusahaan yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Pemeriksaan ini dilaksanakan disertai dengan tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi kepada manajemen mengenai masalah operasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Agung Raya Sentosa yang berlokasi di Majalaya. Dalam mengadakan penelitian guna memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penulis melakukan dengan cara mewawancarai sejumlah karyawan yang berwenang dan berkompeten dan juga mengajukan kuesioner.

Melalui metode deskriptif analisis, penulis mencoba untuk menyusun, mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan fakta-fakta yang didapat guna menjawab dan mengetahui bagaimana pemeriksaan operasional yang diterapkan dapat berperan dalam mengurangi jumlah produk cacat. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Korelasi . Analisis Korelasi merupakan bagian dari pengujian asosiatif dikarenakan analisis korelasi bertujuan mencari kekuatan, signifikasi, dan arah hubungan antara dua variabel.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, maka diperoleh hasil bahwa pemeriksaan operasional berperan dalam mengurangi produk cacat secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%.

Atas dasar data yang berhasil dikumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan operasional pada PT. Agung Raya Sentosa berperan dalam menunjang berkurangnya jumlah produk cacat walaupun masih terdapat kelemahannya tetapi secara keseluruhan sudah cukup berperan.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan bimbingan yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT KECACATAN PRODUK”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kekurangan dalam skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama yang berkepentingan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan moral maupun materiil. Berkenaan dengan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Santi Setiawan, SE, MSi., selaku dosen pembimbing yang dengan segala kebaikannya dan dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(3)

2. Ibu Tatik Budiningsih, Dra, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

3. Ibu Se Tin, S.E, MSi., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

4. Bapak Trimanto S. Wardoyo, S.E.,MSi, selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan akademis selama masa kuliah penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen penguji sidang Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

6. Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. 7. Bapak Aris Setiawan, selaku Direktur Utama PT. Agung Raya Sentosa yang telah

memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan dorongan, bantuan, dukungan dan doa dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ko Cay dan Ci Nita yang telah memberikan bantuan moral dan materiil bagi penulis. 10. Kakak-kakak yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama masa kuliah. 11. For All my best friend, Christine, Ivanovick, Indah, Shinta, Victor, Rudy Unang, dan

teman-teman yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Thanks ya!!


(4)

Akhir kata penulis mendoakan supaya Tuhan Yesus Kristus akan membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Bandung, Agustus 2006

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA MUTIARA iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR BAGAN xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Kegunaan Penelitian 4

1.5 Rerangka Pemikiran 5

1.6 Metode Penelitian 8

1.7 Lokasi penelitian 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Operasional 11

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional 11 2.1.2 Jenis Pemeriksaan Operasional 12 2.1.3 Tujuan Pemeriksaan Operasional 13 2.1.4 Manfaat Pemeriksaan Operasional 14 2.1.5 Kriteria Pemeriksaan Operasional 14


(6)

2.1.6 Tahapan Pemeriksaan Operasional 16 2.1.7 Keterbatasan Pemeriksaan Operasional 17 2.1.8 Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas 18

2.2 Pengendalian Intern 21

2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern 21 2.2.2 Komponen Pengendalian Intern 23 2.2.3 Tujuan Pengendalian Intern 23 2.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern 27 2.2.5 Hubungan Pemeriksaan Operasional dengan

Pengendalian Intern 29

2.3 Proses Produksi 29

2.3.1 Pengertian Proses Produksi 29 2.3.2 Jenis Proses Produksi 30

2.3.3 Fungsi Produksi 32

2.3.4 Perencanaan Proses Produksi 32 2.3.5 Pengendalian Produksi 33 2.3.6 Jenis-jenis Pengendalian Produksi 35

2.4 Pengendalian Kualitas 36

2.4.1 Pengertian Kualitas 36 2.4.2 Pengertian Pengendalian Kualitas 37 2.4.3 Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas 38 2.5 Hubungan Pemeriksaan Operasional dalam Menunjang

Berkurangnya Tingkat Kecacatan Produk 39

BAB 3 METODE DAN OBYEK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian 41

3.1.1 Penentuan Responden 41

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data 42 3.1.3 Operasionalisasi Variabel 43 3.1.4 Metode Pengolahan Data 43


(7)

3.1.5 Rancangan Analisis Pengujian Hipotesis 44 3.1.6 Variabel dan Skala Pengukuran 47

3.2 Obyek Penelitian 49

3.2.1 Sejarah Perusahaan 49

3.2.2 Aktivitas dan Hasil Produksi Perusahaan 50 3.2.3 Pengaturan Jam Kerja 51 3.2.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 53

3.2.5 Proses Produksi 63

3.2.6 Prosedur Produksi 68

3.2.6.1 Prosedur Penerimaan Pesanan 68 3.2.6.2 Prosedur Persiapan Produksi 69 3.2.6.3 Prosedur Penerimaan Bahan Baku 71 3.2.6.4 Prosedur Permintaan Bahan Baku 71 3.2.6.5 Prosedur Pelaksanaan Proses produksi 72 3.2.6.6 Prosedur Pendataan Produksi 73

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ruang Lingkup dan Tujuan Pemeriksaan 74 4.2 Planning Phase dan Work Program Phase 75

4.2.1 Wawancara dengan Pihak Manajemen 75 4.2.2 Pengamatan Fisik Terhadap Proses Produksi 76 4.2.3 Mencari Data Tertulis 77

4.3 Jenis Kecacatan Produk 77

4.4 Fieldwork Phase 79

4.4.1 Pemeriksaan terhadap Prosedur Pengendalian Intern

dalam Fungsi Produksi 79 4.4.2 Pemeriksaan Mendalam atas Faktor-faktor

Penyebab Kecacatan Produk 81 4.4.2.1 Faktor Manusia 82

4.4.2.2 Faktor Mesin 84


(8)

4.4.2.3 Faktor Metode 85

4.4.2.4 Faktor Bahan Baku 87

4.4.2.5 Faktor Lingkungan 89

4.5 Development of Findings and Recommendation Phase 92 4.5.1 Rekomendasi dan Tindakan Perbaikan atas

Faktor-faktor Penyebab Kecacatan Produk 92

4.5.1.1 Faktor Manusia 92

4.5.1.2 Faktor Mesin 94

4.5.1.3 Faktor Metode 95

4.5.1.4 Faktor Bahan Baku 96

4.5.1.5 Faktor Lingkungan 97

4.6 Findings and other Recommendation

( Temuan dan Rekomendasi lainnya) 98 4.6.1 Pelaporan atas Terjadinya Kecacatan Pada Produk 98 4.6.2 Tidak Dipranomorinya Dokumen-dokumen

Penting dalam Perusahaan 99 4.6.3 Tidak Adanya Analisis Kerugian

Secara Kuantitatif dalam Perusahaan 100 4.6.4 Keterlibatan Internal Auditor 100 4.7 Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 101

4.7.1 Pengujian Hipotesis 102

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 107

5.2 Saran 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Skala Nilai Mutu Halaman 46

Tabel 3.2 Tabel Variabel Independent dan Skala

Pengukuran Halaman 47

Tabel 4.1 Tabel Jumlah Produksi, Jumlah produk

cacat, dan Persentase Kecacatan Halaman 76

Tabel 4.2 Tabel Persentase Jenis Kecacatan produk Halaman 78

Tabel 4.3 Tabel Persentase Pengaruh Faktor-faktor

Penyebab Kecacatan Produk Halaman 91

Tabel 4.4 Tabel Skala Nilai Mutu Halaman 102

Tabel 4.5 Tabel Perhitungan dengan SPSS Halaman 103


(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT. ARS tex Halaman 53 Bagan 3.2 Bagan Proses Produksi PT. ARS tex Halaman 68


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Pertanyaan Kuesioner.

Lampiran II Tabel Perhitungan Kuesioner.


(12)

LAMPIRAN I

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Petunjuk Pengisian

Pertanyaan terdiri dari 2 tipe, yaitu pertanyaan A dan pertanyaan B. Pertanyaan A merupakan pertanyaan umum. Bapak /Ibu dapat mengisi titik-titik yang telah disediakan . Pertanyaan B merupakan pertanyaan khusus dimana telah diberikan 5 macam pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N ( Netral), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Berilah tanda silang pada kolom jawaban yang

Bapak/Ibu anggap paling tepat.

A. Pertanyaan umum

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir :

4. Jabatan :

5. Lama bekerja :

B. Pertanyaan Khusus.

1. Kuesioner Pemeriksaan Pengendalian atas Fungsi Produksi

NO PERTANYAAN SS S N TS STS Ket

1 Perusahaan memiliki jadwal produksi secara tertulis, akurat, dan terperinci.

2 Jadwal produksi selalu diperiksa kesesuaiannya dengan persediaan bahan baku yang ada.


(13)

3 Jadwal produksi yang dibuat sesuai dengan permintaan pelanggan dan kebutuhan untuk persediaan dalam gudang.

4 Laporan-laporan produksi dibuat dengan akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang bersangkutan.

5 Setiap melakukan kegiatan produksi diperlukan instruksi kerja.

6 Pelaksanaan kegiatan produksi sesuai dengan instruksi kerja yang diberikan.

7 Terdapat perbandingan antara kegiatan produksi yang direncanakan dengan yang sebenarnya terjadi.

8 Terdapat tindakan analisis dan tindakan perbaikan jika ada perbedaan antara kegiatan produksi yang

direncanakan dengan yang sebenarnya terjadi. 9 Tersedianya kartu persediaan untuk mencatat dan

mengetahui jumlah persediaan yang ada di gudang. 10 Terdapat pemeriksaan atas jumlah persediaan secara

fisik dengan jumlah menurut catatan di gudang. 11 Terdapat perlindungan terhadap persediaan di dalam

gudang.

12 Terdapat pemisahan fungsi, wewenang, dan

tanggungjawab antara pihak-pihak yang menangani bagian produksi, gudang , dan akuntansi.

13 Pengoperasian mesin-mesin oleh semua karyawan dan karyawati produksi dengan benar dan tepat waktu sesuai dengan kapasitas mesin.

14 Terdapat pemeliharaan, pemeriksaan, dan perbaikan secara rutin terhadap mesin-mesin produksi.


(14)

15 Terdapat pengawasan terhadap pembongkaran muatan bahan baku.

16 Terdapat kontrol yang baik dalam pengiriman produk ke konsumen.

17 Terdapat penanganan khusus dalam hal keterlambatan produksi, pengiriman bahan baku, dan produk ke konsumen.

18 Pengeluaran produk yang terjadi telah sesuai dengan catatan yang dibuat.

2. Kuesioner Pemeriksaan Pengamatan atas Fasilitas Fisik dalam Pabrik.

No Pertanyaan SS S R TS STS Ket

1 Lokasi pabrik berdekatan dengan kantor.

2 Lokasi pabrik berdekatan dengan lokasi pemasok bahan baku.

3 Fasilitas-fasilitas fisik dalam pabrik telah memadai untuk melaksanakan proses produksi yang efektif, efisien, dan ekonomis.

4 Lokasi pabrik dan kantor terjaga kebersihan dan kerapihannya.

5 Lokasi pabrik dan kantor telah mempunyai sumber air dan listrik yang memadai.

6 Tata letak bangunan menunjang kelancaran arus bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

7 Tata letak lokasi pabrik dan kantor menunjang hubungan komunikasi yang baik antara karyawan maupun karyawan dengan pihak manajemen.

8 Tata letak mesin produksi dalam pabrik telah memadai untuk kelancaran operasi perusahaan.


(15)

9 Tata letak pabrik dan kantor telah terdapat perlengkapan keamanan.

10 Mesin-mesin produksi yang tersedia dapat

dimanfaatkan secara optimal dalam pelaksanaan proses produksi.

11 Terdapat pemeliharaan dan perawatan yang baik terhadap mesin-mesin produksi dan fasilitas lainnya. 12 Gudang yang tersedia mampu menampung persediaan

bahan baku maupun barang jadi yang ada.

13 Terdapat pengamanan khusus untuk untuk gudang bahan baku maupun barang jadi.

14 Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan telah memadai. 15 Kontrol terhadap para pekerja dalam perusahaan telah

memadai.

16 Para pekerja diberikan program pelatihan secara rutin. 17 Penomoran untuk formulir dan dokumen penting

dilakukan dengan benar.

18 Perusahaan memiliki fungsi personalia yang

menangani masalah sehubungan dengan pekerjanya. 19 Perusahaan memiliki fasilitas pengiriman produk ke

konsumen.

3. Kuesioner Pemeriksaan Pengendalian atas Kualitas Produk

No Pertanyaan SS S R TS STS Ket

1 Perusahaan memperhatikan kualitas dari produk yang dihasilkan.

2 Pengendalian terhadap kualitas produk tersebut telah memadai.


(16)

3 Terdapat bagian dalam perusahaan yang khusus menangani kualitas produk.

4 Terdapat laporan untuk mencatat permasalahan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 5 Perusahaan telah melakukan analisis terhadap produk

yang cacat untuk mengetahui faktor-faktor

penyebabnya dan berusaha untuk mengambil tindakan perbaikan.

6 Tindakan perbaikan kualitas produk dapat dilakukan dengan baik dan tepat waktu.

7 Bahan baku yang diterima perusahaan dari pemasok mengalami pemeriksaan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses produksi.

8 Bagian produksi dengan bagian inspeksi telah terkoordinasi dengan baik.

9 Pihak manajemen telah memperhatikan dengan baik faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan produk.

10 Pihak manajemen selalu dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan efisiensi operasi perusahaan yang tidak efisien.

11 Pihak manajemen memperoleh informasi yang memadai mengenai penggunaan mesin produksi dan tenaga kerja dalam operasi perusahaan.


(17)

LAMPIRAN II

HASIL PERHITUNGAN KUESIONER

RESPONDEN VARIABEL X VARIABEL Y

1 161 52

2 185 55

3 138 46

4 156 44

5 133 39

6 145 49

7 166 50

8 175 53

9 171 51

10 149 49

11 167 42

12 155 44

13 138 39

14 171 47

15 149 45

16 128 41

17 145 43

18 157 41

19 134 41

20 170 52

21 138 43

22 147 44

23 155 48

24 154 46

25 149 44

26 159 46

27 149 43

28 163 50

29 150 44

30 151 48

31 166 50

32 150 49

33 144 39

34 161 40

35 141 43

36 154 46

37 165 52

38 161 54

39 185 48


(18)

LAMPIRAN III

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Christianto.

Alamat : Jln. Muara Sari I G-6 Bandung.

Tempat&Tanggal Lahir : Magelang, 4 November 1983.

Agama : Kristen Protestan.

Pendidikan : TK. Pantekosta, Magelang.

SD Pantekosta, Magelang.

SLTP Pantekosta, Magelang.

SMU Negeri 3, Magelang.


(19)

Bab I pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Memasuki era globalisasi dan era pasar bebas, semua negara harus mempersiapkan perekonomiannya dengan sebaik-baiknya. Era globalisasi akan menghapuskan batas-batas geografis antar negara dan juga batas perekonomian antar bangsa. Berbagai macam proteksi untuk melindungi perekonomian di dalam negeri juga akan segera dihapuskan. Oleh karena itu, setiap negara harus mempersiapkan dirinya dari sekarang apabila tidak ingin tersisih dari persaingan perdagangan dunia. Setiap negara harus mempersiapkan suatu perekonomian yang mantap dengan didukung fundamental ekonomi yang kuat dan landasan yang kokoh guna menghadapi era globalisasi. Era globalisasi mengakibatkan persaingan menjadi semakin ketat, baik dengan pesaing dari dalam negeri maupun pesaing dari luar negeri dalam memperebutkan pangsa pasar yang ada. Selain itu, daya beli masyarakat yang menurun telah mendorong perusahaan-perusahaan bersaing ketat untuk mempertahankan konsumennya. Keadaan perekonomian saat ini menguji kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup.

Berbagai macam langkah ditempuh perusahaan untuk bertahan, tetapi keadaan yang tidak kunjung membaik menyebabkan banyak perusahaan terpaksa menutup usahanya. Perusahaan yang tetap bertahan adalah perusahaan yang berhasil mengantisipasi keadaan dengan memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan perusahaan, serta mengambil kesempatan-kesempatan yang ada sehingga mampu menanggulangi kesulitan yang dihadapi.


(20)

Bab I pendahuluan

Jalan terbaik bagi perusahaan untuk bertahan dan tetap dapat memenuhi tuntutan konsumen tanpa melupakan tujuannya untuk memperoleh laba adalah dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Efisiensi dan efektivitas ini harus dapat diterapkan pada semua bidang kegiatan perusahaan, termasuk kegiatan produksi yang merupakan kegiatan utama dalam perusahaan manufaktur. Efisiensi dan efektivitas pada bagian produksi memegang peranan yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Suatu proses produksi yang efisien dan efektif dapat tercapai apabila ditunjang oleh perencanaan dan pengendalian proses produksi secara optimal.

Salah satu faktor yang mengakibatkan inefisiensi biaya pada bagian produksi dalam perusahaan adalah adanya produk cacat. Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan standar atau spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan harus mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu tambahan untuk memperbaikinya kemudian barulah dapat menjualnya kembali.

Pemeriksaan operasional diperlukan untuk mengurangi jumlah produk cacat. Pemeriksaan operasional memberikan jaminan yang memadai bahwa proses produksi dijalankan untuk mencapai tingkat kualitas yang diharapkan. Pemeriksaan operasional merupakan suatu alat bantu bagi manajemen untuk menilai apakah kebijakan, prosedur-prosedur, dan aktivitas operasi telah memenuhi tujuan perusahaan (Rob Reider,1999:19). Pemeriksaan operasional juga memberi informasi kepada pihak manajemen tentang masalah-masalah dalam proses produksi. Pemeriksaan operasional tidak memperbaiki kegagalan yang terjadi, melainkan berusaha untuk mencari kekurangan dan kelemahan yang ada


(21)

Bab I pendahuluan

dan memberikan alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang mungkin dapat dilakukan sehingga penyimpangan yang serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari (Nugroho Widjayanto,1985:16). Pemeriksaan operasional juga diharapkan dapat bermanfaat dalam mengidentifikasikan berbagai faktor penyebab kecacatan produk jadi yang dapat mengakibatkan rendahnya kualitas produk, sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya kecacatan dan cara-cara pemecahannya.

Berdasarkan uraian di atas dan sebagai upaya untuk membantu pihak manajemen dalam memantau dan mengevaluasi proses produksi, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Proses Produksi Untuk Mengurangi Tingkat Kecacatan Produk”. (Studi kasus pada ”PT. Agung Raya Sentosa”, Majalaya).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan pemeriksaan operasional atas proses produksi pada PT. Agung Raya Sentosa telah memadai?

2. Bagaimana pemeriksaan operasional atas proses produksi berperan dalam menunjang minimalisasi kecacatan produk?


(22)

Bab I pendahuluan

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang telah diidentifikasikan diatas, maka penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui memadai atau tidaknya pelaksanaan pemeriksaan operasional pada PT. Agung Raya Sentosa.

2. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional proses produksi dalam menunjang minimalisasi kecacatan produk.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak dibawah ini, antara lain:

1. Pihak perusahaan

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menunjukkan kepada perusahaan apakah terjadi penurunan jumlah produk cacat dengan diadakannya pemeriksaan operasional dan menunjukkan kepada perusahaan bahwa pemeriksaan operasional mampu mengendalikan proses produksi secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, peningkatan kualitas produk, penghematan biaya produksi, meningkatkan pengawasan, dan meningkatkan efisiensi kerja.

2. Mahasiswa lain.

Bagi mahasiswa lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan untuk menambah wawasan khususnya mengenai aktivitas produksi yang dilakukan didalam industri tekstil


(23)

Bab I pendahuluan

sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan sumber informasi.

3. Peneliti

Bagi peneliti sendiri, kegunaan penelitian ini adalah dapat mengetahui dengan jelas proses produksi yang berlangsung dalam perusahaan, mempelajari masalah yang terjadi dalam proses produksinya, juga melatih kemampuan analisis dalam dunia nyata disamping untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Lengkap pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

1.5 Rerangka Pemikiran

Persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif menuntut pihak manajemen untuk dapat mengelola kegiatan usahanya dengan seefisien dan seefektif mungkin guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus dapat memenuhi tuntutan pelanggan akan ketepatan jumlah, waktu penyelesaian, dan kualitas produk yang dihasilkan sehingga keinginan pelanggan terpenuhi.

Aktivitas utama dalam perusahaan manufaktur adalah proses produksi, yaitu aktivitas mengubah bahan baku menjadi barang jadi dengan tenaga dan fasilitas produksi sebagai sarana yang dipergunakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Perusahaan harus memperhatikan efisiensi dan efektivitas produksi. Efisiensi menekankan pada penurunan biaya, sedangkan efektivitas menekankan pada tercapainya tujuan produksi dengan kualitas yang memadai. Efisiensi


(24)

Bab I pendahuluan

diambil dari bahasa Inggris yaitu Efficiency yang kata dasarnya Efficient. Menurut Rob Reider, pengertian Efficiency adalah sebagai berikut:

“Efficiency is the organization carrying out its responsibilities with the minimum expenditure of effort?”

( Rob Reider, 1999:6)

Contoh ketidakefisienan yang terjadi dalam operasi suatu organisasi, antara lain:

• Penggunaan prosedur manual dan komputerisasi yang tidak tepat. • Sistem operasi dan prosedur yang tidak efisien.

• Usaha-usaha untuk melakukan duplikasi.

• Langkah-langkah kerja yang sebenarnya tidak diperlukan, tetapi tetap digunakan.

• Susunan atau hierarki organisasi dan sistem komunikasi yang tidak praktis

• Arus kertas kerja yang tidak efisien.

Sedangkan efektivitas diambil dari bahasa Inggris yaitu Effectiveness yang kata dasarnya Effective. Menurut Anthony dan Vijay Govindarajan, pengertian efektivitas adalah sebagai berikut:

“Effectiveness is the relationship between a responsibility center’s outputs and it’s objectives. The more those outputs contribute to the objectives, the more effective the unit is.”

(Anthony and Vijay Govindarajan, 2001 : 111)


(25)

Bab I pendahuluan

Pemeriksaan operasional diperlukan untuk mengurangi produk cacat. Pemeriksaan operasional adalah suatu aktivitas penelaahan atas suatu prosedur dan metode operasional perusahaan yang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat efektivitas dan efisiensinya. Pemeriksaan operasional merupakan suatu tinjauan dan penilaian efisiensi serta efektivitas suatu kegiatan atau prosedur prosedur pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilaksanakan disertai dengan tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi (Nugroho Widjayanto,1985:16).

Tujuan dari pemeriksaan operasional adalah untuk menelaah dan menilai apakah kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan aktivitas produksi telah memenuhi tujuan perusahaan, serta apakah pencapaian tujuan tersebut telah dilaksanakan secara efisien. Pemeriksaan operasional juga memberi informasi kepada pihak manajemen tentang masalah-masalah operasional yang membutuhkan tindakan-tindakan perbaikan. Pemeriksaan operasional atas proses produksi ini dapat menilai apakah kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur dan aktivitas produksi telah memenuhi tujuan perusahaan dan apakah pencapaian tujuan tersebut dilakukan secara efisien (Rob Reider,1999: 13-14). Pemeriksaan operasional dapat membantu perusahaan mendeteksi masalah-masalah dalam proses produksi, dalam hal ini adalah produk cacat. Jadi pada prinsipnya pemeriksaan operasional merupakan alat bantu bagi pihak manajemen dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan (Arens & Loebbecke, 2000:4).


(26)

Bab I pendahuluan

Penulis didalam skripsi ini menekankan pada proses produksi dimana ditemukan terjadinya produk cacat yang pada akhirnya mengakibatkan kerugian dan mempengaruhi kinerja perusahaan baik saat ini maupun pada masa yang akan datang. Maka dengan adanya pemeriksaan operasional yang memadai, terjadinya produk cacat dapat ditekan dan membantu pihak manajemen untuk menciptakan suatu proses produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi serta meningkatkan kualitas produk. Selain akan meningkatkan laba perusahaan, hasil produksi yang berkualitas juga akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan daya saingnya dengan perusahaan lain baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Pemeriksaan operasional yang memadai akan dapat meminimalkan jumlah kecacatan produk”. Selanjutnya penulis mencoba untuk menguji hipotesis tersebut apakah dapat diterima atau tidak, kemudian mengemukakan serta membahas hasil pengujian hipotesis tersebut disertai dengan saran-saran perbaikan yang dianggap perlu.

1.6 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas, sistematis ,dan akurat mengenai suatu obyek penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, menganalisis, dan menyajikan data untuk kemudian dihasilkan suatu kesimpulan.


(27)

Bab I pendahuluan

Untuk menunjang analisis tersebut, diperlukan 2 data, yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dan berhubungan langsung dengan penelitian yang sedang dilakukan.

2. Data Sekunder, yaitu data pendukung data primer, baik data sekunder internal maupun data sekunder eksternal.

Teknik penelitian yang digunakan penulis dalam rangka memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Field Study (Penelitian Lapangan)

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pendahuluan yang dilakukan langsung terhadap obyek yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam memperoleh data primer adalah sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap obyek yang sedang diteliti.

b. Kuesioner, yaitu suatu lembaran isian yang didalamnya berisi pertanyaan-pertanyaan.

c. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak atau pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan obyek penelitian.

2. Library research (Penelitian Kepustakaan)

Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur, makalah, surat kabar yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Tujuan dari dilakukannya penelitian kepustakaan ini adalah untuk


(28)

Bab I pendahuluan

memperoleh data sekunder, yaitu berupa landasan teoritis serta konsep-konsep yang mendukung landasan teoritis tersebut.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Agung Raya Sentosa yang berlokasi di Majalaya, Bandung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006-Agustus 2006.


(29)

Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada PT. ARS tex serta didukung dengan data-data perusahaan yang diperoleh dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeriksaan operasional atas proses produksi pada PT. Agung Raya Sentosa telah memadai, hal ini didukung faktor-faktor sebagai berikut:

a. Adanya independensi yang memadai

Bagian pemeriksaan operasional memiliki fungsi staf dan terpisah dari bagian-bagian lain yang diperiksanya, bertanggungjawab langsung kepada pimpinan, memiliki wewenang yang cukup dalam memeriksa dan mengawasi proses produksi dalam perusahaan.

b. Adanya kecakapan profesional yang memadai

Bagian pemeriksaan operasional memiliki latar belakang di bidang akuntansi dan pemeriksaan, serta telah membina komunikasi dan hubungan yang baik dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan.

c. Adanya ruang lingkup pekerjaan yang baik

Bagian pemeriksaan operasional melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara terus menerus atas proses produksi.


(30)

Bab V Kesimpulan dan Saran

d. Adanya manajemen bagian pemeriksaan operasional yang baik

Bagian pemeriksaan operasional telah memiliki pernyataan tentang tujuan, wewenang, dan tanggungjawab dari bagiannya serta telah menetapkan prosedur dan kebijakan untuk melaksanakan pemeriksaan. Bagian pemeriksaan operasional melakukan pengevaluasian atas efisiensi, efektivitas, dan ekonomis dari berbagai kegiatan operasi perusahaan termasuk didalamnya pengendalian atas aspek-aspek non finansial dalam perusahaan, dalam hal ini berkaitan dengan proses produksi.

2. Pemeriksaan operasional pada PT. Agung Raya Sentosa berperan dalam menunjang berkurangnya tingkat kecacatan produk. Hal ini terbukti dengan adanya pengurangan jumlah produk cacat dari 5,16% pada bulan Januari 2006 menjadi 4,76% pada bulan Juni 2006.

5.2 Saran

Berdasarkan pemeriksaan operasional atas proses produksi yang telah dilakukan, pemeriksa dapat menganjurkan saran-saran kepada pihak manajemen perusahaan dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk. Saran-saran yang diberikan, antara lain:

1. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor manusia. Perusahaan dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut:


(31)

Bab V Kesimpulan dan Saran

a. Pemberian pelatihan (training) secara rutin kepada pekerja.

b. Pengarahan untuk memupuk kesadaran dari tiap pekerja akan pentingnya peranan pekerja dalam membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk.

c. Menetapkan sistem imbalan (reward) bagi para pekerja untuk meningkatkan motivasi para pekerja.

d. Menambah tenaga teknisi untuk setiap shift dalam perusahaan. 2. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang

disebabkan oleh faktor mesin. Perusahaan dapat melakukan usaha perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin produksi secara teratur dan penggantian mesin-mesin yang tidak produktif.

3. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor metode. Perusahaan perlu memberikan instruksi kerja secara tertulis kepada para pekerja yang tertuang dalam sebuah dokumen yang berisi informasi-informasi sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, perusahaan perlu memberikan bimbingan dan pengetahuan secara rutin kepada para pekerja mengenai pelaksanaan tugas dan pekerjaannya.

4. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor bahan baku. Perusahaan dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut:

a. Pemilihan supplier dengan lebih selektif.

b. Pemeriksaan kualitas bahan baku yang diperoleh dari supplier.


(32)

Bab V Kesimpulan dan Saran

c. Perhitungan waktu pemakaian bahan baku sebelum dilakukan pembelian untuk mencegah penumpukan bahan baku dalam gudang yang terlalu lama.

5. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor lingkungan, perusahaan dapat melakukan pembersihan secara berkala untuk daerah-daerah sekitar mesin produksi, gudang untuk bahan baku dan barang jadi.

6. Laporan mengenai kecacatan produk yang terjadi dalam proses produksi seharusnya segera dibuat agar analisis dan tindak lanjut (follow up) atas kecacatan produk tersebut dapat dilakukan sedini mungkin.

7. Perusahaan sebaiknya melakukan penomoran secara berurutan pada semua dokumen dan formulir penting yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah verifikasi dan penelusuran setiap transaksi dalam perusahaan serta mempermudah review dan pertanggungjawaban atas setiap dokumen yang digunakan dalam setiap transaksi perusahaan. 8. Perusahaan dianjurkan untuk melakukan analisis kerugian secara

kuantitatif terhadap kecacatan produk yang terjadi dalam perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan lebih termotivasi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk dan meningkatkan proses produksi yang ekonomis, efisien, dan efektif.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, E.E.;Ronald J. Ebert, 1996, “Production and Operation Management Concepts, Model and Behaviour”, Singapore: Prentice Hall

International, Inc.

Anthony, Robert N., Govindarajan, Vijay, 1998, Management Control System”, Eight Edition

Arens, A.A.; James K. Loebbecke, 2000, “Auditing An Integrated Approach”, Singapore: Prentice Hill International, Inc.

Auditing Standard Board; American Institute of Certified Public Accountants, 1995, “Statement of Auditing Standard no. 78”, New York: AICPA, Inc.

Boynton, C.W.; Walter G. Kell, 1996, “Modern Auditing”: John Wiley and Sons, Inc.

Budi, Triton Prawira, 2006, SPSS 13.0 Terapan; “Riset Statistik Parametrik”, Edisi 1, Yogyakarta: Andi Offset

Cushing, E.B.; Paul John Steinbert; Marshall, B. Romney, 1997, “Accounting Information System”, Addison: Wesley Publishing Company

Gryna,M.F.;Mc Graw, 2001, “Quality Planning and Analysis”, Hill-Jiwim Heizer,J.; Barry Render,1999,”Operations Management”, Singapore: Prentice

Hall International Inc.

Jogiyanto, H.M., 2004, “Metodologi Penelitian Bisnis”, Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE

Mulyadi, 1992, “Pemeriksaan Akuntan”, Edisi Keempat, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Mulyadi, 1993, “Sistem Akuntansi”, Edisi 3. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Mulyadi, 1998, “Pemeriksaan Akuntansi,Yogyakarta : Bagian Penerbit STIE YPKN.

Reider R., 1999, “Operational Review”, John Wiley and Sons Inc.

Stevenson, J.W., 1999, “Production Operations Management”, Mc Graw Hill Companies, Inc.


(34)

Tugiman, Hiro, 1997, “Standard Profesional Audit Internal”, Yogyakarta: Kanisius

Tugiman, Hiro, 1992, “Standard Profesional Audit Internal”, Yogyakarta: Kanisius


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada PT. ARS tex serta didukung dengan data-data perusahaan yang diperoleh dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeriksaan operasional atas proses produksi pada PT. Agung Raya Sentosa telah memadai, hal ini didukung faktor-faktor sebagai berikut:

a. Adanya independensi yang memadai

Bagian pemeriksaan operasional memiliki fungsi staf dan terpisah dari bagian-bagian lain yang diperiksanya, bertanggungjawab langsung kepada pimpinan, memiliki wewenang yang cukup dalam memeriksa dan mengawasi proses produksi dalam perusahaan.

b. Adanya kecakapan profesional yang memadai

Bagian pemeriksaan operasional memiliki latar belakang di bidang akuntansi dan pemeriksaan, serta telah membina komunikasi dan hubungan yang baik dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan.

c. Adanya ruang lingkup pekerjaan yang baik

Bagian pemeriksaan operasional melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara terus menerus atas proses produksi.


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran

d. Adanya manajemen bagian pemeriksaan operasional yang baik

Bagian pemeriksaan operasional telah memiliki pernyataan tentang tujuan, wewenang, dan tanggungjawab dari bagiannya serta telah menetapkan prosedur dan kebijakan untuk melaksanakan pemeriksaan. Bagian pemeriksaan operasional melakukan pengevaluasian atas efisiensi, efektivitas, dan ekonomis dari berbagai kegiatan operasi perusahaan termasuk didalamnya pengendalian atas aspek-aspek non finansial dalam perusahaan, dalam hal ini berkaitan dengan proses produksi.

2. Pemeriksaan operasional pada PT. Agung Raya Sentosa berperan dalam menunjang berkurangnya tingkat kecacatan produk. Hal ini terbukti dengan adanya pengurangan jumlah produk cacat dari 5,16% pada bulan Januari 2006 menjadi 4,76% pada bulan Juni 2006.

5.2 Saran

Berdasarkan pemeriksaan operasional atas proses produksi yang telah dilakukan, pemeriksa dapat menganjurkan saran-saran kepada pihak manajemen perusahaan dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk. Saran-saran yang diberikan, antara lain:

1. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor manusia. Perusahaan dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut:


(3)

a. Pemberian pelatihan (training) secara rutin kepada pekerja.

b. Pengarahan untuk memupuk kesadaran dari tiap pekerja akan pentingnya peranan pekerja dalam membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk.

c. Menetapkan sistem imbalan (reward) bagi para pekerja untuk meningkatkan motivasi para pekerja.

d. Menambah tenaga teknisi untuk setiap shift dalam perusahaan. 2. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang

disebabkan oleh faktor mesin. Perusahaan dapat melakukan usaha perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin produksi secara teratur dan penggantian mesin-mesin yang tidak produktif.

3. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor metode. Perusahaan perlu memberikan instruksi kerja secara tertulis kepada para pekerja yang tertuang dalam sebuah dokumen yang berisi informasi-informasi sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, perusahaan perlu memberikan bimbingan dan pengetahuan secara rutin kepada para pekerja mengenai pelaksanaan tugas dan pekerjaannya.

4. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi masalah kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor bahan baku. Perusahaan dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut:

a. Pemilihan supplier dengan lebih selektif.


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran

c. Perhitungan waktu pemakaian bahan baku sebelum dilakukan pembelian untuk mencegah penumpukan bahan baku dalam gudang yang terlalu lama.

5. Perusahaan sebaiknya berupaya mengatasi kecacatan produk yang disebabkan oleh faktor lingkungan, perusahaan dapat melakukan pembersihan secara berkala untuk daerah-daerah sekitar mesin produksi, gudang untuk bahan baku dan barang jadi.

6. Laporan mengenai kecacatan produk yang terjadi dalam proses produksi seharusnya segera dibuat agar analisis dan tindak lanjut (follow up) atas kecacatan produk tersebut dapat dilakukan sedini mungkin.

7. Perusahaan sebaiknya melakukan penomoran secara berurutan pada semua dokumen dan formulir penting yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah verifikasi dan penelusuran setiap transaksi dalam perusahaan serta mempermudah review dan pertanggungjawaban atas setiap dokumen yang digunakan dalam setiap transaksi perusahaan. 8. Perusahaan dianjurkan untuk melakukan analisis kerugian secara

kuantitatif terhadap kecacatan produk yang terjadi dalam perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan lebih termotivasi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk dan meningkatkan proses produksi yang ekonomis, efisien, dan efektif.


(5)

Anthony, Robert N., Govindarajan, Vijay, 1998, Management Control System”, Eight Edition

Arens, A.A.; James K. Loebbecke, 2000, “Auditing An Integrated Approach”, Singapore: Prentice Hill International, Inc.

Auditing Standard Board; American Institute of Certified Public Accountants, 1995, “Statement of Auditing Standard no. 78”, New York: AICPA, Inc.

Boynton, C.W.; Walter G. Kell, 1996, “Modern Auditing”: John Wiley and Sons, Inc.

Budi, Triton Prawira, 2006, SPSS 13.0 Terapan; “Riset Statistik Parametrik”, Edisi 1, Yogyakarta: Andi Offset

Cushing, E.B.; Paul John Steinbert; Marshall, B. Romney, 1997, “Accounting Information System”, Addison: Wesley Publishing Company

Gryna,M.F.;Mc Graw, 2001, “Quality Planning and Analysis”, Hill-Jiwim Heizer,J.; Barry Render,1999,”Operations Management”, Singapore: Prentice

Hall International Inc.

Jogiyanto, H.M., 2004, “Metodologi Penelitian Bisnis”, Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE

Mulyadi, 1992, “Pemeriksaan Akuntan”, Edisi Keempat, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Mulyadi, 1993, “Sistem Akuntansi”, Edisi 3. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Mulyadi, 1998, “Pemeriksaan Akuntansi”,Yogyakarta : Bagian Penerbit STIE YPKN.

Reider R., 1999, “Operational Review”, John Wiley and Sons Inc.

Stevenson, J.W., 1999, “Production Operations Management”, Mc Graw Hill Companies, Inc.


(6)

Tugiman, Hiro, 1997, “Standard Profesional Audit Internal”, Yogyakarta: Kanisius

Tugiman, Hiro, 1992, “Standard Profesional Audit Internal”, Yogyakarta: Kanisius