PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Matematika Melalui Strategi Discovery Learning Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTS Negeri Surakarta II Tahun 2014/2015.

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING
PADA SISWA MTsN

NASKAH PUBLIKASI
Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Prograam Studi Matematika

Disusun Oleh:
DEWI SEPTIANA
A 410 110 129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
2015

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGIDISCOVERY LEARNING
PADA SISWA MTsN
Oleh

Dewi Septiana1, Sutama2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS
2
Staf Dosen Pendidikan Matematika FKIP UMS
dewiseptiana25@gmail.com

Abstract
This study aimed to describe the increased responsibility for students learning
math class VIIC MTs Negeri Surakarta II with learning strategy discovery learning.
This study uses a classroom action research. Source data comes from teachers and
students. Implementation of a class action carried out during two cycles consisting of
4 meetings. Methods of data collection is done through tests, observations, field
notes, interviews and documentation. Data analysis techniques used by qualitative
descriptive through three stages of data reduction, exposure data, and inference.
Validity of data with triangulation of methods and sources. Results of the study, the
first application of learning strategy discovery learning can improve students'
mathematics learning responsibility MTs Surakarta VIIC class II. Both the increase
in the responsibility of learning mathematics, namely 1) the student is able to carry
out and complete the task in earnest from the initial conditions (40.00%), in the first

cycle (55.00%), and the second cycle (77.50%), 2) the student is able to fulfill the
promise of the initial conditions (27.50%), in the first cycle (57.50%), and the second
cycle (70.00%), 3) students who want to accept the consequences of his actions from
the initial conditions ( 32.50%), in the first cycle (47.50%), and the second cycle
(72.50%). Based on the description above concluded that learning with application
discovery learning strategies can increase the responsibility of learning mathematics.
Keywords: discovery learning, learn math, responsibility
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan tanggung jawab
belajar matematika bagi siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II dengan strategi
pembelajaran discovery learning. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Pelaksanaan tindakan kelas
dilaksanakan selama dua siklus yang terdiri dari 4 pertemuan. Metode pengumpulan
data dilakukan melalui tes, observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dengan deskriptif kualitatif melalui tiga tahapan
yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Validitas data dengan triangulasi
metode dan sumber. Hasil penelitian, pertama penerapan strategi pembelajaran
discovery learning dapat meningkatkan tanggung jawab belajar matematika siswa

1


kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II. Kedua peningkatan tanggung jawab belajar
matematika yaitu 1) siswa mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh dari kondisi awal (40,00%), pada siklus I (55,00%), dan pada
siklus II(77,50%), 2)siswa mampu menepati janji dari kondisi awal (27,50%), pada
siklus I (57,50%), dan pada siklus II(70,00%), 3) siswa yang mau menerima akibat
dari perbuatannya dari kondisi awal (32,50%), pada siklus I(47,50%), dan pada
siklus II(72,50%). Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan penerapan strategi discovery learning dapat meningkatkan tanggung jawab
belajar matematika.
Kata Kunci: belajar matematika, discovery learning,tanggung jawab

Pendahuluan
Tanggung jawab belajar merupakan kemampuan dasar seseorang dalam
upaya peningkatan pembelajaran matematika. Tanggung jawab belajar merupakan
suatu kewajiban yang dimiliki oleh siswa untuk melaksanakan tugasnya yaitu belajar
yang merupakan suatu proses usaha berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu
untuk mendapatkan kecakapan atau tingkah laku yang baru dengan menerima segala
konsekuensi dengan penuh kesadaran dan kerelaan (Sartono: 2014).Menurut Bartlett
(2009) tanggung jawab siswa untuk sekolah menengah siswa sesuai dengan enam

kategori yang ditugaskan, yaitu: melakukan pekerjaan; mematuhi aturan;
pembayaran; perhatian; belajar; mencoba untuk membuat upaya; dan mengakui
tanggung jawab itu.
Tanggung jawab belajar matematika sangat berpengaruh terhadap prestasi
dan hasil belajar siswa. Hasil observasi awal semester genap MTs Negeri Surakarta
II tahun 2014/2015 pada tanggal 11 Maret 2015 diperoleh bahwa siswa yang
memiliki rasa tanggung jawab belajar masih sangat kurang. Siswa yang memiliki
rasa tanggung jawab belajar di MTs Surakarta II dengan jumlah 40 siswa (20 lakilaki dan 20 perempuan) sebelum dilakukan tindakan diperoleh siswa yang
melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh sebanyak 16 anak
(40%), siswa yang menepati janji sebanyak 11 anak (27,50%), siswa yang mau
menerima akibat dari perbuatannya sebanyak 13 anak (32,50%). Tanggung jawab
belajar yang rendah dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
kegiatan pembelajaran. Guru yang masih menggunakan metode pembelajaran

2

ceramah. Untuk pengembangan pendidikan karakter tersebut,

guru dapat


menggunakan model-model pembelajaran yang menarik peserta didik lebih semangat
belajar, yang sekarang ini lebih dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, dan Menyenangkan) (Pahyanti : 2013).
Berdasarkan penyebab permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perlu
dicarikan solusi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan tanggung
jawab belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu strategi dalam
pembelajaran yang dianggap peneliti dapat membentuk rasa tanggung jawab belajar
siswa adalah strategi pembelajaran Discovery Learning. Strategi ini memungkinkan
siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini, diyakini
bahwa strategi sesuai dengan pendekatan konstruktivis dimana siswa belajar lebih
efektif dengan membangun pengetahuan mereka sendiri, yang harus digunakan salah
satu strategi ini adalah Discovery Learning (Balim: 2009).
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo (Illahi: 87) menyatakan bahwa
langkah-langkah Discovery Learning yaitu: 1) Simulation, yaitu guru mengajukan
persoalan atau meminta anak didik untuk membaca atau mendengarkan uraian yang
memuat persoalan. 2) Problem Statement, yaitu anak didik diberi kesempatan
mengidentifikasi berbagai permasalahan. 3) Data Collection, yaitu untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan hipotesis. 4) Data Processing, yaitu semua informasi
hasil bacaan wawancara observasi diklasifikasikan dan ditabulasi. 5) Verification,
yaitu berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada. 6)

Generalization, yaitu anak didik belajar menarik kesimpulan dan generalisasi
tertentu
Menurut Putrayasa, dkk (2014: 3) model pembelajaran Discovery Learning
memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) menambah pengalaman siswa dalam belajar,
2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan sumber
pengetahuan selain buku, 3) menggali kreatifitas siswa, 4) mampu meningkatkan
rasa percaya diri pada siswa, dan 5) meningkatkan kerja sama antar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu
melalui strategi Discovery Learning dapat meningkatkan tanggung jawab belajar
matematika bagi siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II tahun 2014/2015.

3

Penelitian ini memiliki tujuan baik secara umum dan khusus.Secara umum penelitian
ini ditujukan untuk meningkatkan tanggung jawab belajar matematika siswa dalam
pembelajaran matematika. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan proses pembelajaran matematika melalui strategi Discovery
Learning dan mendeskripsikan peningkatan tanggung jawab belajar matematika pada
siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II tahun 2014/2015 setelah menggunakan
strategi Discovery Learning.


Metode Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatan kualitatif dengan desain
penelitian tindakan kelas (PTK) (Sutama, 2010: 95) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik
pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Surakarta II yang
beralamatkan di Jl. Transito, Suronalan, Pajang, Laweyan Telp. (0271) 719671
Surakarta. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama dua siklus, yaitu satu siklus
dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Subyek yang menerima tindakan adalah
siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II yang berjumlah 40 siswa (20 laki-laki dan
20 perempuan), sedangkan subyek pemberi tindakan adalah guru matematika kelas
VIIC.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode pokok dan metode bantu. Metode pokok berupa observasi dan tes, sedangkan
metode bantu berupa catatn lapangan dan dokumentasi.Teknik analisis data pada
penelitian ini menggunakan metode alur dengan langkah (Sutama, 2010: 100)
“Metode alur ada tiga langkah, yaitu pengumpulan data, penyajian data, dan
verifikasi data”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif.

Keabsahan data dilakukan dengan observasi secara terus menerus, triangulasi
sumber, dan triangulasi metode(Sutama, 2010: 101) trianggulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan maupun sebagai membandingkan dan mengecek balik

4

beberapa informasi yang telah diperoleh. Observasi secara terus menerus dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Triangulasi metode, yaitu membandingkan suatu informasi atau data dengan cara
yang berbeda.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tindakan pembelajaran matematika di kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II
dengan strategi Discovery Learning masih awalnya siswa masih rendah pada tingkat
penguasaan. Menurut Fadilah, dkk (2013: ) menyatakan bahwa rendahnya tingkat
penguasaan siswa dalam mata pelajaran matematika berpengaruh pada rendahnya
prestasi belajar siswa, sangat dipengaruhi oleh kurang partisipasi aktif siswa di dalam
kelas, partisipasi ini berhubungan sekali dengan kemampuan komunikasi siswa.

sehingga siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran matematika.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru bertindak sebagai fasilitator. Guru
berkeliling untuk mengamati, mengatur jalannya diskusi dan guru membimbing
siswa apabila mengalami kesulitan pada saat menyelesaikan tugasnya. Raudhatul
(2012) menyatakan bahwa Guru di mana dituntut untuk dapat memposisikan dirinya
sebagai orang tua ke dua. Di mana guru harus menarik simpati dan menjadi teladan
para siswanya. Guru juga berperan sebagai transmator sebagaimana yang
diungkapkan informan. Dapat disimpulkan bahwa peran guru sangat penting dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan meningkatkan
tanggung jawab belajar siswa dalam pembelajaran.Menurut Trisnawati (2013) yang
menyatakan bahwa tanggung jawab siswa sebagai pelajar adalah belajar dengan baik,
mengerjakan tugas sekolah yang sudah diberikan kepadanya, disiplin dalam
menjalani tata tertib sekolah. Sehingga siswa harus mempunyai jiwa tanggung jawab
dalam setiap pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan strategi Discovery
Learning. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa. Guru
memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyampaikan
gambaran umum materi rotasi (perputaran). Menurut Fadilah, dkk (2013: 118)

5


menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: a) melatih cara berpikir
dan bernalar dalam menarik kesimpulan; b) mengembangkan aktivitas kreatif; c)
mengembangkan

kemampuan

memecahkan

masalah;

d)

mengembangkan

kemampuan penyampaian informasi atau merekomunikasikan gagasan.
Guru memberikan suatu permasalahan dengan tipe penemuan sehingga siswa
tertantang untuk mencoba. Siswa diberikan waktu untuk memahami, merencanakan
cara penyelesaikan, dan mengolah data atau informasi yang telah diperoleh siswa.
Menurut Febriany dan Yusri (2013) memaparkan bahwa dalam memahami materi

tugas yang belum dipahami siswa dapat memanfaatkan waktunyauntuk berdiskusi
dengan teman sebangku ataudengan teman satu kelas. Guru membimbing siswa
dalam setiap kegiatan dan memberikan bantuan pada kelompok yang mengalami
kesulitan yaitu dengan memberikan pengarahan agar sampai pada solusi pemecahan
masalah yang dituju. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Pada siklus I tanggung jawab belajar matematika siswa sudah mengalami
peningkatan, namun belum sesuai dengan harapan. Masih ada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dilihat dari hasil
pekerjaan siswa secara mandiri. Selain itu, siswa juga belum terbiasa dengan
penerapan strategi Discovery Learning sehingga pembelajaran menjadi kurang
optimal. Oleh karena itu, guru bersama dengan peneliti sepakat untuk melaksanakan
tindakan pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan siklus II kembali dilakukan dengan menerapkan strategi
Discovery Learning. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam dan doa
kemudian guru mengkondisikan siswa untuk menyiapkan fisik dan perlengkapan
belajar. Guru melakukan presensi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan pentingnya mempelajari materi
lingkaran. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa mengenai materi
dilatasi (perkalian) untuk memancing siswa agar dapat memahami materi tersebut.
Guru menyampaikan gambaran umum materi dilatasi (perkalian). Guru
memberikan suatu permasalahan dengan tipe penemuan agar timbul keinginan siswa

6

untuk mencoba. Siswa diminta berdiskusi untuk memahami permasalahan tersebut.
Kemudian guru berkeliling untuk mengamati dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan. Setelah selesai diskusi, salah
satu perwakilan kelompok diminta untuk menyajikan hasil kerjanya. Guru
membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
Kemudian guru memberikan soal untuk dikerjakan secara mandiri untuk mengetahui
kemampuan siswa. Pada siklus II penerapan strategi Discovery Learning sudah
berjalan sesuai dengan harapan. Siswa sudah terbiasa dengan penerapan strategi
Discovery Learningdan indikator tanggungjawab belajar matematika siswa
mengalami peningkatan.
Siswa yang mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas belajar dengan
sungguh-sungguh sebelum tindakan sebanyak 16 siswa (40,00%). Pada siklus I
pertemuan pertama meningkat menjadi 18 siswa (45,00%), 7 siswa mengalami
peningkatan, 11 siswa tetap stabil, dan 5 siswa yang mengalami penurunan. Pada
siklus I pertemuan kedua meningkat menjadi 22 siswa (55,00%), 6 siswa mengalami
peningkatan, 16 siswa tetap stabil, dan 2 siswa mengalami penurunan. Pada siklus II
siklus pertama meningkat menjadi 25 siswa (62,50%) 7 siswa mengalami
peningkatan, 18 siswa tetap stabil, dan 4 siswa mengalami penurunan. Pada siklus II
pertemuan kedua meningkat menjadi 31 siswa (77,50%), 7 siswa mengalami
peningkatan, 24 siswa tetap stabil, dan 1 siswa mengalami penurunan.Novita dan
Anita (2006: 21) memaparkan adanya kerjasama yang saling menguntungkan di
dalam kelompok dan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok terhadap
tugas yang diberikan kepadanya akan mendukung bagi kelancaran belajar siswa.
Siswa yang mampu menepati janji sebelum tindakan sebanyak 11 siswa
(27,50%). Pada siklus I pertemuan pertama meningkat menjadi 14 siswa (35,00%), 6
siswa mengalami peningkatan, 8 siswa tetap stabil, dan 3 siswa mengalami
penurunan. Pada siklus I pertemuan kedua meningkat menjadi 18 siswa (45,00%), 8
siswa mengalami peningkatan, 10 siswa tetap stabil, dan 4 siswa mengalami
penurunan. Pada siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 23 siswa (57,50%),
9 siswa mengalami peningkatan, 13 siswa tetap stabil, dan 5 siswa mengalami
penurunan. Pada siklus II pertemuan kedua meningkat menjadi 28 siswa (70,00%), 6

7

siswa mengalami peningkatan, 22 siswa tetap stabil, dan 1 siswa mengalami
penurunan. Raudhatul (2012:27) menjelaskan dengan pembinaan disiplin diharapkan
siswa lebih bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan
Siswa yang mau menerima akibat dari perbuatannya sebelum tindakan
sebanyak 13 siswa (32,50%). Pada siklus I pertemuan pertama meningkat menjadi 16
siswa (40,00%), 7 siswa mengalami peningkatan, 9 siswa tetap stabil, dan 4 siswa
mengalami penurunan. Pada siklus I pertemuan kedua meningkat menjadi 19 siswa
(47,50%), 8 siswa mengalami peningkatan, 11 siswa tetap stabil, dan 5 siswa
mengalami penurunan. Pada siklus II pertemuan kedua meningkat menjadi 23 siswa
(57,00%) 11 siswa mengalami peningkatan, 12 siswa tetap stabil, dan 7 siswa
mengalami penurunan. Pada siklus II pertemuan kedua meningkat menjadi 29 siswa
(72,50%) 12 siswa mengalami peningkatan, 17 siswa tetap stabil, dan 6 siswa
mengalami penurunan. Menurut Destya (2013: 440) memaparkan tujuan hukuman
yaitu untuk mendidik dan menyadarkan siswa bahwa perbuatan salah mempunyai
akibat yang tidak menyenangkan. Dengan adanya hukuman yang mendidik siswa
menjadi lebih baik dan tahu kesalahan yang telah diperbuat.
Adapun permasalahan yang diberikan sebagai berikut.
Dengan menggunakan kertas petak, tentukan dilatasi dari titik dibawah ini jika
didilatasikan dengan pusat tertentu dan faktor skala tertentu juga, kemudian isikan
pada isian dibawah ini!
a. Dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dan faktor skala 2
D(O(0,0), 2)
(2, 6)

(....., .....)

b. Dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dan faktor skala 4
D(O(0,0), 4)
(4, 7)

(....., .....)

c. Dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) dan faktor skala 5
D(O(2,2), 5)
(3, 5)

(....., .....)

Hasil pekerjaan siswa yang tergolong kategori rendah dapat dilihat pada
gambar 4.1.
8

Gambar 4.1
Penyelesaian siswa tergolong rendah
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa dalam menyelesaikan tugas tergolong
masih rendah. Siswa belum memahami materi dilatasi (perkalian). Rumus yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan masalah masih belum tepat. Hal ini
disebabkan karena siswa masih kesulitan dalam merumuskan masalah dan tidak
dapat membedakan rumus yang harus dipakai dalam menyelesaikan soal sehingga
menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Hasil pekerjaan siswa yang tergolong kategori sedang dapat dilihat pada
gambar 4.2.

Gambar 4.2
Penyelesaian siswa tergolong sedang

9

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa dalam menyelesaikan tugas tergolong
pada tingkat sedang. Siswa dapat menjawab permasalahan dengan benar dan dapat
menerapkan rumus, akan tetapi siswa salah dalam perhitungan. Hal ini disebabkan
karena siswa kurang teliti dalam menghitung hasil jawaban. Sangat penting bagi
siswa pada teliti dalam menyelesaikan masalah dan perlu dicek kembali untuk
mengurangi kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan.
Hasil pekerjaan siswa yang tergolong kategori rendah dapat dilihat pada
gambar 4.3.

Gambar 4.3
Penyelesaian siswa tergolong baik
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa siswa menyelesaikan masalah dengan baik.
Siswa dalam menjawab menggunakan langkah yang benar yaitu menentukan titik
yang dicari dengan menerapkan rumus yang benar. Siswa dalam menyelesaikan
permasalahan dengan baik dan sungguh-sungguh, menepati janji, dan mau menerima
akibat dari perbuatannya sehingga siswa mendapatkan skor nilai yang maksimal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II
mengalami peningkatan secara signifikan. Data yang diperoleh mengenai
peningkatan tanggung jawab belajar matematika siswa melalui strategi discovery
learning pada siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II dapat disajikan dalam tabel
4.1. Hal ini didukung oleh penelitian Supriyanto (2014) menyimpulkan bahwa: a.
Penerapan Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, b. Penerapan

10

Discovery

Learning

berbasis

dapat

meningkatkan

keaktifan

siswa

dalam

pembelajaran, c. Penerapan Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Melalui penerapan strategi discovery learning, siswa memiliki pengalaman
karena siswa melakukan sesuatu percobaan yang memungkinkan mereka untuk
menemukan konsep atau prinsip-prinsip matematika bagi diri mereka sendiri.
Tabel 4.1
Data Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Matematika Siswa
No
1

Siklus I

Siklus II

Indikator yang

Kondisi

diamati

Awal

I

II

I

II

Melaksanakan dan

40,00%

45,00%

55,00%

62,50%

77,50 %

menyelesaikan

(16 siswa)

(18 siswa)

(22 Siswa)

(25 siswa)

(31 siswa)

27,50 %

35,00%

45,00 %

57,50%

70,00 %

(11 siswa)

(14 siswa)

(18 siswa)

(23 siswa)

(28 siswa)

Mau menerima

32,50 %

40,00%

47,50 %

57,50%

72,50 %

akibat dari

(13 siswa)

(16 siswa)

(19 siswa)

(23 siswa)

(29 siswa)

tugas belajar
dengan sungguhsungguh
2

3

Menepati janji

perbuatannya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka hasil peningkatan
tanggung jawab belajar matematika dapat diamati dari naiknya indikator-indikator
tanggung jawab belajar matematika siswa yaitu siswa yang mampu melaksanakan
dan menyelesaikan tugas belajar dengan sungguh-sungguh pada kondisi awal
sebanyak 16 siswa (40,00%),pada siklus I sebanyak 22 siswa (55,00%), dan pada
siklus II sebanyak 31 siswa (77,50%). Siswa yang mampu menepati janji pada
kondisi awal sebanyak 11 siswa (27,50%), pada siklus I sebanyak 18 siswa
(45,00%), dan pada siklus II sebanyak 28 siswa (70,00%). Siswa yang mau
menerima akibat dari perbuatannya pada kondisi awal sebanyak 13 siswa (32,50%),
pada siklus I sebanyak 19 siswa (47,50%), dan pada siklus II sebanyak 29 siswa
(72,50%).
Adapun grafik peningkatan tanggung jawab belajar matematika siswa dari
sebelum tindakan sampai pada tindakan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4.

11

Persentase

Peningkatan Tanggung Jawab Belajar
Matematika
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Siswa yang mampu
melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh
Siswa yang mampu
menepati janji

Siswa yang mau menerima
akibat dari perbuatannya

Gambar 4.4
Grafik Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Matematika
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari tanggung
jawab belajar siswa. indikator. Indikator siswa yang mau menepati janji lebih kecil
daripada indikator lainnya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa tidak
menepati janji mereka dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang telah
diberikan guru. Hasil penelitian yang dilakukan dari siklus I hingga siklus II
mengalami peningkatan. Indikator tanggung jawab belajar matematika siswa
meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan
strategi Discovery Learning dapat meningkatkan tanggung jawab belajar matematika
pada siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II tahun 2014/2015.

Simpulan
Proses pembelajaran matematika yang dilakukan antara peneliti dann guru
dalam penelitian ini menggunakan strategi Discovery Learning. Dengan langkahlangkah Discovery Learning sebagai berikut 1) siswa diberikan suatu permasalahaan
dengan tipe penemuan agar timbul keinginan siswa untuk menyelidiki sendiri, 2)
siswa diberikan waktu untuk memahami, mendiskusikan, dan merencanakan cara

12

menyelesaikan masalah tersebut, 3) guru membimbing siswa dan memberikan
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan yaitu dengan memberikan
pengarahan agar sampai pada solusi pemecahan masalah yang dituju, 4) Siswa
dibimbing untuk dapat menyimpulkan materi yang dipelajari.
Setelah diterapkannya strategi pembelajaran Discovery Learning, ada
peningkatan tanggung jawab belajar matematika pada siswa kelas VIIC MTs Negeri
Surakarta II tahun 2014/2015. Siswa yang mampu melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dengan sungguh-sungguh sebelum tindakan 40,00%, siklus I pertemuan
pertama 45,00% kemudian siklus I pertemuan kedua 55,00%, dan siklus II
pertemuan pertama 62,50% siklus II pertemuan kedua 77,50%. Siswa yang mampu
menepati janji sebelum tindakan 27,50%, siklus I pertemuan pertama 35,00%
kemudian siklus I pertemuan kedua 45,00%, dan siklus II pertemuan pertama
57,50% kemudian siklus II pertemuan kedua 70,00%. Siswa yang mau menerima
akibat dari perbuatannya sebelum tindakan 32,50%, siklus I pertemuan pertama
40,00% kemudian siklus I pertemuan kedua 47,50%, dan siklus II pertemuan
pertama 57,50% kemudian siklus II pertemuan kedua 72,50%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan strategi Discovery Learning mampu meningkatkan
tanggung jawab belajar matematika siswa kelas VIIC MTs Negeri Surakarta II tahun
2014/2015.

Daftar Pustaka
Balim, A. G. 2009. “The Effect of Discovery Learning on Students Success an
Inquiry Skills”. Eurasian Journal of Educational Research/Issue 35, 1-21.
Batlett, Annie. 2009. “Boundary Crossings: Students Responsibility for Academic
Language and Learning at Tertiary Level”. Journal of Academic Language &
Learning/Vol. 3 No. 2, 51-60.
Fadilah. dkk. 2013. “Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah
Pertama dan Madrasah Tsanawiyah pada Materi Fungsi di P.Brandan
Kabupaten Langkat”. Jurnal Pendidikan Matematika Paradikma/Vol. 5 No.
2, 117-127.
Febriany, Rani. dan Yusri. 2013. “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi
Belajar Siswa dalam Mengerjakan Tugas-Tugas Sekolah”. Jurnal Ilmiah
Konseling/Vol. 2 No.1, 8-16.

13

Pahyanti, Novi. 2013. “Peningkatan Tanggung Jawab Siswa Melalui Model
Snowball Throwing pada Siswa SMK YPP Purworejo Kelas X TM C Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Ekuivalen/Vol.5 No. 1, 26-33.
Putrayasa, I Made, dkk. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa”. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha/Vol.2 No.1.
Jannah, Raudhatul. dkk. 2012. “Peran Guru dalam Menerapkan Karakter Disiplin
Siswa di SMA Negeri II Banjarmasin” Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan/Vol.2 No.10, 24-29.
Sartono, Y. 2014. “Peningkatan Tanggung Jawab Belajar Melalui Layanan
Penguasaan Konten dengan Teknik Role Playing”. Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas/Vol. 16 No. 2, 32-37.
Supriyanto, B. 2014.“Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIB Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan
Keliling dan Luas Lingkaran di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember”. Pancaran/Vol.3 No.2, 165-174.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: CV Citra Mandiri Utama.
Trisnawati, Destya Dwi. 2013. “Membangun Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa
SMA Khadijah Surabaya melalui Implementasi Tata Tertib Sekolah”. Kajian
Moral dan Kewarganegaraan/Vol. 2 No. 1, 397- 411.

14

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 13 58

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 27 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

11 70 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Macam-Macam Sumber Energi Melalui Pendekatan Discovery Learning

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas IV SD Negeri Ngajaran 03

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Cukil 01 Kabupaten Semarang Semester II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 101