PENERAPAN GANTI KERUGIAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PENCEMARAN MINYAK MENTAH (CRUDE OIL) DI PERAIRAN LAUT INDRAMAYU.
PENERAPAN GANTI KERUGIAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PENCEMARAN MINYAK MENTAH
(CRUDE OIL) DI PERAIRAN LAUT INDRAMAYU
Aline Demisuari
110110090403
ABSTRAK
Pembangunan memberikan manfaat namun di sisi lain menimbulkan dampak
negatif bagi . Salah satu dampak negatif dari adanya pembangunan ialah
pembangunan kilang minyak yang dilakukan oleh PT.Peramina (Persero) Refinery Unit
VI Balongan pada tahun 1994. Pembangunan kilang minyak Pertamina telah
menimbulkan kerugian pada masyarakat di sekitar perairan laut Indramayu setelah
terjadinya tumpahan minyak mentah (crude oil) pada saat melakukan kegiatan
pengangkutan minyak pada tanggal 14 September 2008 dan 3 Oktober 2008. Kerugian
yang di derita oleh korban berupa kerugian materiil dan kerugian immateriil. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme yang ditempuh dalam pelaksanaan
pemberian ganti kerugian terhadap masyarakat sebagai korban pencemaran minyak
mentah (crude oil) menurut undang-undang yang berlaku dan untuk mengetahui
apakah pelaksanaan ganti kerugian sesuai dengan pelestarian fungsi lingkungan.
Metode penelitian yang digunakan peneliti bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang diteliti kemudian
menganalisanya berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Metode
pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu menitikberatkan pada studi
kepustakaan dan wawancara untuk mempelajari data sekunder berupa bahan-bahan
hukum yang ada kaitannya dengan penelitian ini dengan analisis yuridis kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan ganti kerugian pada
umumnya efektif diterapkan prinsip strict liability. Tetapi dalam pelaksanaannya di
Indonesia belum ada kasus pencemaran yang menerapkan prinsip tersebut, maka
prinsip liability based on fault lebih efektif diterapkan. Korban dapat menuntut ganti
kerugian berdasarkan perbuatan melawan hukum.
iv
LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PENCEMARAN MINYAK MENTAH
(CRUDE OIL) DI PERAIRAN LAUT INDRAMAYU
Aline Demisuari
110110090403
ABSTRAK
Pembangunan memberikan manfaat namun di sisi lain menimbulkan dampak
negatif bagi . Salah satu dampak negatif dari adanya pembangunan ialah
pembangunan kilang minyak yang dilakukan oleh PT.Peramina (Persero) Refinery Unit
VI Balongan pada tahun 1994. Pembangunan kilang minyak Pertamina telah
menimbulkan kerugian pada masyarakat di sekitar perairan laut Indramayu setelah
terjadinya tumpahan minyak mentah (crude oil) pada saat melakukan kegiatan
pengangkutan minyak pada tanggal 14 September 2008 dan 3 Oktober 2008. Kerugian
yang di derita oleh korban berupa kerugian materiil dan kerugian immateriil. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme yang ditempuh dalam pelaksanaan
pemberian ganti kerugian terhadap masyarakat sebagai korban pencemaran minyak
mentah (crude oil) menurut undang-undang yang berlaku dan untuk mengetahui
apakah pelaksanaan ganti kerugian sesuai dengan pelestarian fungsi lingkungan.
Metode penelitian yang digunakan peneliti bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang diteliti kemudian
menganalisanya berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Metode
pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu menitikberatkan pada studi
kepustakaan dan wawancara untuk mempelajari data sekunder berupa bahan-bahan
hukum yang ada kaitannya dengan penelitian ini dengan analisis yuridis kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan ganti kerugian pada
umumnya efektif diterapkan prinsip strict liability. Tetapi dalam pelaksanaannya di
Indonesia belum ada kasus pencemaran yang menerapkan prinsip tersebut, maka
prinsip liability based on fault lebih efektif diterapkan. Korban dapat menuntut ganti
kerugian berdasarkan perbuatan melawan hukum.
iv