PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL Peningkatan Penalaran dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Strategi Mind Mapping (PTK pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Temon Boyolali Tahun 2012/

PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DENGAN STRATEGI MIND MAPPING
(PTK Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Temon Boyolali Tahun 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

WIWIT YUNIANTO
A 410 090 014

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PENINGKATAN PENALARAN DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DENGAN STRATEGI MIND MAPPING
(PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri Temon

Boyolali Tahun 2012/2013)
Oleh
Wiwit Yunianto1,Dra. N.Setyaningsih, M.Si 2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,
2
Staf Pengajar UMS Surakarta,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan penalaran dan hasil
belajar matematika siswa melalui pendekatan kontekstual dengan strategi mind
mapping. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian
adalah 35 siswa kelas VIIC MTs Negeri Temon Boyolali. Metode pengumpulan
data adalah observasi, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis
data melalui metode alur. Validitas data menggunakan triangulasi. Hasil
penelitian menyatakan: 1) Adanya peningkatan penalaran siswa dari
meningkatnya indikator: a) memperkirakan jawaban dan proses solusi, sebelum
tindakan hanya 22,85%, diakhir tindakan menjadi 85,71%. b) menjawab
pertanyaan dengan jelas dan benar hanya 17,14% diakhir tindakan menjadi
77,14%, c) menarik kesimpulan, sebelum tindakan hanya 25,71) diakhir tindakan
menjadi 82,85% , d) mengevaluasi penyelesaian masalah, sebelum tindakan

hanya ada 20 % diakhir tindakan menjadi 71,42%; 2) Adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang memenuhi KKM ≥70, Sebelum tindakan 25,71% diakhir
tindakan menjadi 77,14%. Penelitian ini menyimpulkan melalui pendekatan
kontekstual dengan strategi mind mapping dapat meningkatkan penalaran dan
hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci :hasil belajar,kontekstual, mind mapping, penalaran
PENDAHULUAN
Belajar matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi dunia yang selalu berkembang.
Melalui latihan atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, teliti, efektif dan
efisien agar dapat menggunakan pola pikir matematika dengan mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

Penalaran mengandung arti kegiatan untuk menarik kesimpulan dari premispremis yang telah diketahui dan ditetapkan. Simbol atau lambang yang digunakan
dalam penalaran berupa argumen. (Wowo Sunaryo Kuswana, 2011:6-8). Dapat
diartikan penalaran juga merupakan proses mental dalam mengembangkan pikiran
dari beberapa fakta dan prinsip. Dalam Penjelasan teknis Peraturan Dirjen
Depdiknas No.506/C/Kep/pp/2004 tentang indikator-indikator penalaran yang
harus dicapai oleh siswa. Indikator yang menunjukkan penalaran antara lain 1)
Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram, 2) Kemampuan mengajukan dugaan, 3) Kemampuan melakukan
manipulasi

matematika,

4)

Kemampuan

menyusun

bukti,

memberikan

alasan/bukti terhadap kebenaran solusi, 5) Kemampuan menarik kesimpulan dari
pernyataan, 6) Memeriksa kesahihan suatu argumen, (7) Menemukan pola atau
sifat dari gejala matematika untuk membuat generalisasi. (Sri Wardhani,2008:14)
Berdasarkan hasil pengamatan siswa kelas VIIC di MTs NEGERI Temon
Boyolali yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan14 siswa

perempuan dinyatakan bahwa penalaran siswa masih minim. 1).Siswa yang
mampu memperkirakan jawaban dan proses solusi hanya 22,85%; 2). Siswa yang
mampu menjawab pertanyaan dengan jelas dan benar hanya 17,14%; 3).Siswa
yang mampu menarik kesimpulan 25,71% ; 4). Siswa yang mampu mengevaluasi
penyelesaian suatu masalah hanya 20%. 5) Hasil belajar belum memenuhi KKM ≥
70 hanya 25,71%.
Penyebab minimnya penalaran siswa disebabkan faktor dari dalam dan
faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam siswa misalnya : 1) asumsi siswa
matematika pelajaran yang sulit, dan 2) Siswa kurang fokus untuk mengikuti
pelajaran. Sedangkan faktor dari luar siswa meliputi 1) lingkungan kurang efektif
dan efisien dalam proses pembelajaran, 2) Guru terlihat kaku dan menakutkan
juga masih menggunakan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, proses
pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang
kondusif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar.(Suwarno Dkk,2006:105).

Salah satu alternatif mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan
pendekatan kontekstual dengan mengkombinasikan strategi mind mapping.
Pendekatan kontekstual membantu guru untuk mengaitkan materi yang diajarkan
dengan


menghubungkan

antara

pengetahuan

yang

dimilikinya

dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kerumitan bahan materi ajar
yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan
membuat mind mapping. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan
secara harfiah akan “memetakan“ pikiran- pikiran kita ke dalam bentuk yang
sederhana. (Tony Buzan, 2007: 4).
Berdasarkan keunggulan strategi mind mapping maka diduga pendekatan
kontekstual strategi mind mappingdapat meningkatkan penalaran dan hasil belajar
matematika dilihat dari indikator penalaran yang diamati yaitu: 1).Siswa yang

mampu memperkirakan jawaban dan proses solusi, 2). Siswa yang mampu
menjawab pertanyaan dengan jelas dan benar, 3).Siswa yang mampu menarik
kesimpulan, 4). Siswa yang mampu mengevaluasi penyelesaian suatu masalah.
Sedangkan hasil belajar matematika di lihat dari nilai KKM (≥70).
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penalaran dan
hasil belajar matematika siswa. Sedangkan Secara khusus, Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan peningkatan penalaran dan hasil belajar matematika bagi siswa
kelas VIIC MTs Negeri Temon Boyolali melalui pendekatan kontekstual strategi
mind mapping.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas.
Setting penelitian di kelas VIIC MTs Negeri Temon Boyolali berjumlah 35 siswa
terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret sampai Mei 2013. Karakteristik PTK secara garis besar, yaitu a)
mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, b) adanya tindakan, c) adanya
evaluasi terdapat tindakan, d) pengkajian terhadap tindakan, e) adanya kerjasama,
dan f) adanya refleksi (Sutama, 2010 : 18). Langkah - langkah penelitian ini

terdiri dari a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) pengamatan, dan

d) refleksi.
Pengumpulan data berupa tes, dokumentasi, observasi,dan catatan lapangan.
Teknik analisis data penelitian ini dengan metode alur meliputi proses analisis
data yang direduksi, penyajian data dalam bentuk grafik dan tabel, dan verifikasi
data (penarikan kesimpulan).
Keabsahan data melalui triangulasi. Menurut sutama (2010:101)
triangulasi adalah pengecekan atau pembanding untuk memeriksa keabsahan data
dengan memanfaatkan suatu yang lain diluar data baik melalui triangulasi sumber
dan triangulasi metode.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada awalnya, guru dalam proses pembelajaran pembelajaran kurang
bervariasi, hanya berpusat pada guru, ceramah dan cenderung pasif. Masih banyak
siswa yang beranggapan guru dan pelajaran matematika sulit dan menakutkan.
Somakim (2011) mengatakan strategi yang konvensional mengakibatkan siswa
lebih diarahkan proses menghafal daripada memahami konsep. Hal ini berdampak
pada kemampuan penalaran matematika siswa. Mengatasi hal tersebut, guru
menerapkan pendekatan kontekstual dengan strategi mind mapping
Pada pelaksanaan tindakan siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri
tiap kelompok ada 5 siswa. Guru memberikan kesempatan siswa untuk

mengekspresikan pikiran mereka dengan membuat mind map mengenai materi
yang akan diajarkan. Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempersentasikan hasilnya. Pada tahap penutup, guru memberikan penghargaan
dan penguatan materi berupa soal tentang segitiga.
Permasalahan pertama salah satu sampel yang dibahas mengenai segitiga
sebagai berikut:

a. Perhatikan gambar segitiga FGH di samping.

G

perkirakan besar masing- masing sudut yang

39o 21o

dinyatakan dengan x,y, z !
o

F


o

65

x

o

y

z

o

b. Dengan melihat besar sudut-sudutnya,

H

J


segitiga apakah FGH itu? Jelaskan !

Jawaban siswa yang benar adalah
‫ݔ‬+

JFG +

FGJ = 180°

‫ ݔ‬+ 65° + 39° = 180°

‫ ݔ‬+ y = 180°

76° + y = 180

‫ = ݔ‬180° - 104°

y+

z +


y = 180° - 76°

‫ = ݔ‬76°

y = 104°

JGH = 180°

104 + z + 21° = 180°
z = 180° - 125°
z = 55°
Melihat besar sudut segitiga FGH maka termasuk segitiga Lancip. Karena ketiga
sudutnya lancip yaitu ketiga sudutnya kurang dari 90°
Jawaban siswa yang salah adalah
‫ ݔ‬+ y + 39° = 180°

‫ ݔ‬+ JFG = 180°

‫ ݔ‬+ 65° = 180°

115° + y + 39° = 180

‫ = ݔ‬180° - 65

‫ = ݔ‬115°

y+

z +x+

y + 154° = 180°
y = 180° - 154°
y = 26°

JGH = 180°

26° + z + 115° + 21° = 180°
z + 162° = 180°
z = 180° - 162°
z = 18°
Jadi segitiga FGH maka termasuk segitiga Sembarang. Karena ketiga
sisinya tidak sama panjang.

Permasalahan kedua tentang segitiga sampel sebagai berikut,
Misalkan sebuah taman berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang sisi
yang sama 5 m dan panjang sisi lainnya 6 m. Jika seluruh taman tersebut
akan ditanami rumput dengan biaya Rp 500.000,00/m2, hitunglah
keseluruhan biaya yang diperlukan!

1
xa xt
2

Jawaban siswa yang benar adalah L 
Mencari tinggi segitiga tersebut

t  52  32
5

 25  9
 16

5
3

3

=4m
6

1
L  x 6 x 4  12 m 2
2
Biaya = 12 x 500.000 = 6.000.000
Jadi biaya yang dikeluarkan Rp.6.000.000,00
Jawaban siswa yang salah adalah L 

1
xa xt
2

Mencari tinggi segitiga tersebut

t  52  6 2
5

 25  36
 61
=8m
6

1
L  x 6 x 8  24 m 2
2
Biaya = 24 x 500.000 = 12.000.000
Jadi biaya yang dikeluarkan Rp.12.000.000,00

Berdasarkan data di atas, guru dapat membantu menyediakan sarana dan
situasi agar proses kontruksi pengetahuan berjalan dengan baik. Menurut Ahmad
Nizar (2007) menyatakan konsep matematika yang telah dimiliki bukanlah satu-

satunya faktor penting pendukung ilmu pengetahuan. Pola pikir matematislah
yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Selain itu perlu didukung strategi pembelajaran yang baik juga. Hal
ini diperkuat oleh Tapiluow Marthen (2010) dalam penelitiannya menyatakan
guru menerapkan

konteks dan strategi yang berbeda-beda yang disesuaikan

dengan situasi siswa supaya siswa dapat membangun pengetahuan berdasarkan
kemampuan dasar yang dimilikinya.
Pada observasi awal , guru masih menggunakan metode konvensional yang
kurang efektif sehingga siswa cenderung pasif yang mengakibatkan siswa kurang
mengaktualisasikan dirinya. Widyantini (2011) menyatakan pembelajaran efektif
adalah pembelajaran aktif yang ditandai dengan pemberdayaan siswa secara aktif
atau siswa terlibat aktif. Jadi aktifnya siswa merupakan suatu keharusan.
Peningkatan penalaran dan hasil belajar matematika siswa melalui
pendekatan kontekstual dengan strategi mind mapping dapat dilihat dari hasil
analisa indikator-indikator sebagai berikut. Pada siklus I siswa mulai mampu
memperkirakan jawaban dengan proses solusi. tetapi proses pembelajaran belum
berjalan maksimal. Tetapi siswa sudah mulai kritis untuk memperkirakan
jawaban. Menurut Ali Syahbana (2012) menyatakan perlunya membina
kemampuan berpikir agar mampu mengatasi permasalahan pembelajaran
matematika. Siswa diarahkan berpikir untuk memperkirakan jawaban dari
permasalahan yang diajukan. Pada siklus II, sebagian besar siswa sudah tidak ragu
dan tidak takut salah mengajukan dugaan jawaban dan proses solusi yang
diberikan guru.
Pada siklus I siswa yang menjawab pertanyaan dengan jelas dan benar
dalam proses diskusi masih ada beberapa siswa yang takut menjawab. Menurut
Anggorowati (2011) dalam penelitiannya menyatakan siswa cenderung takut dan
tidak berani mengeluarkan pendapat tetapi siswa lebih suka mengeluarkan
pendapatnya kepada siswa lain. Pada siklus II siswa sudah ada peningkatan siswa
lebih antusias dan berani menjawab pertanyaan baik lisan maupun menulis di
papan tulis. Sehingga pada saat tes siswa akan terbiasa dalam mengerjakan.

Pada siklus I siswa yang menarik kesimpulan sudah cukup baik. Bersamasama siswa yang lain mampu menyimpulkan walaupun ada beberapa siswa yang
belum bisa . Menurut Yanto permana dan Utari Sumarmo (2007) bahwa penalaran
merupakan proses berpikir dalam proses penarikan kesimpulan. Siswa
memberikan argumen inti dari materi yang diajarkan. Pada siklus II sudah baik
dalam menarik kesimpulan siswa dapat menyimpulkan dari kasus yang diberikan.
Pada siklus I siswa yang mampu mengevaluasi penyelesaian suatu masalah
masih kurang. Banyak siswa yang terburu-buru mengerjakan tanpa memeriksa
kembali hasil dugaan atau pekerjaan mereka. Maulana (2008) menyatakan bahwa
melalui pengembangan metakognisi, terlatih untuk selalu mengontrol, memonitor,
dan mengevaluasi apa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu siswa dituntut
selalu mengkaji dan memperbaiki lagi hasil pekerjaan mereka. Pada siklus II
siswa sudah tidak lupa dan mampu untuk mengevaluasi jawaban dari
permasalahan yang diajukan.
Dilihat dari hasil pencapaian indikator dalam penelitian ini dapat
ditunjukkan pada gambar tabel dan grafik berikut.

Aspek yang diamati

Sebelum
Tindakan

1.Siswa yang mampu

8 siswa
(22,85%)
.

25 siswa
(71,42%).

30 siswa
(85,71%)
.

6 siswa
(17,14%)

18 siswa
(51,42%)

27siswa
(77,14%)

8 siswa
(22,85%)
.

25 siswa
(71,42%).

29 siswa
(85,71%)
.

7 siswa
(20 %)

20 siswa
(57,14 %)

25 siswa
(71,42 %)

memperkirakan jawaban
dan proses solusi
2. Siswa menjawab pertanyaan

Putaran I

Putaran II

dengan jelas dan benar
3. Siswa yang mampu
menarik kesimpulan
4. Siswa yang mampu
mengevaluasi penyelesaian
suatu masalah.

Tabel : Data Peningkatan penalaran

Adapun grafik penalaran siswa yang meningkat dari sebelum tindakan sampai
sesudah tindakan putaran II dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik peningkatan penalaran siswa
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Kemampuan
memperkirakan jawaban
dan proses solusi
Kemampuan menjawab
pertanyaan dengan jelas
dan benar
Kemampuan menarik
kesimpulan
kemampuan mengevaluasi
penyelesaian suatu
masalah

sebelum tindakan putaran I putaran II

Gambar : Grafik Data Peningkatan penalaran

Data-data yang diperoleh mengenai nilai hasil belajar siswa sebelum
tindakan nilai yang memenuhi KKM ≥ 70 dari 35 siswa hanya 9 siswa
(25,71%). Setelah dilakukan putaran I meningkat menjadi 18 siswa (51,42%)
dan akhirnya pada putaran II meningkat menjadi 27 siswa dengan prosentase
(77,14%). Berdasarkan data hasil hasil belajar matematika siswa meningkat
diatas, maka akan disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Grafik Hasil Belajar Siswa
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%

Hasil Belajar Siswa

Sebelum Tindakan

Putaran I

Putaran II

Gambar 2: Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil analisa penelitian menunjukkan siswa memiliki penalaran yang baik
dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar. Hal ini dikuatkan Enika
Wulandari (2011) bahwa siswa mengalami peningkatan hasil belajar dengan
kemampuan penalaran matematis siswa mulai dari kemampuan penyajian gambar,
pola matematis dan penarikan kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pendapatnya I
Nyoman Gita (2007) yaitu terjadi peningkatan prestasi belajar matematika dengan
pendekatan

kontekstual,

dapat

dilihat

bahwa

siswa

senang

mengikuti

pembelajaran dan siswa berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan
pertanyaan. Jadi pembelajaran yang baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan strategi mind mapping mampu memberikan dampak siswa lebih
kreatif. Materi yang rumit diubah menjadi bentuk yang ringkas dan menarik
sehingga materi mudah dipahami. Marlina, dkk (2011) menyatakan mind map
cara untuk mencatat secara kreatif, inovatif sehingga pembelajaran lebih
bermakna. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Ratri Rahayu dkk (2012)
menyatakan bahwa pembelajaran dengan mind mapping lebih baik dari
pembelajaran direct instructions. Dengan mind mapping mampu meningkatkan
kemampuan berpikir dan bagaimana memaparkan pendapat atau hasil
pemikirannya. Akhirnya melalui pendekatan kontekstual dengan strategi mind
mapping mampu meningkatkan penalaran dan hasil belajar siswa kelas VII C
MTs Negeri Temon Boyolali.
SIMPULAN
Proses pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan strategi mind
mapping sebagai berikut. 1) Guru menjelaskan materi segitiga dan contoh soal
untuk pemetaan pikiran, 2) Guru membagi menjadi beberapa kelompok untuk
membuat peta pikiran (mind map) 3) Siswa menyusun rencana pada setiap
kelompok untuk mengembangkan mind map mereka, 5) Perintahkan kepada tiap
kelompok maju ke depan kelas untuk menampilkan mind mapnya, 6) Guru
mengevaluasi dan membandingkan hasil pekerjaan mereka dengan apa yang telah
dibuat guru, 7) guru memberikan tugas individu

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan peningkatan sebelum
tindakan sampai sesudah tindakan dilihat dari. 1). Kemampuan memperkirakan
jawaban dan proses solusi awalnya 22,85%) meningkat menjadi 85,71%. 2).
Kemampuan menjawab pertanyaan dengan jelas dan benar awalnya 17,14%
meningkat menjadi 77,14%. 3). Kemampuan

menarik kesimpulan awalnya

25,71% meningkat menjadi 82,85%. 4). Kemampuan mengevaluasi penyelesaian
suatu masalah awalnya 20% meningkat menjadi 71,42%. Serta hasil belajar
matematika yang memenuhi KKM ≥ 70 awalnya 25,71% meningkat menjadi
77,14%.

DAFTAR PUSTAKA
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011.” Taksonomi Berpikir”. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Buzan, Tony. 2007,” Buku Pintar Mind Map”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Gita,

I Nyoman. 2007. “Implementasi Pendekatan kontekstual Untuk
Meningkatkan prestasi belajar matematika Siswa di Sekolah Dasar”,Jurnal
Penelitian dan Pengembangan pendidikan/I(1), hal 26-34.

Sutarni, Melania. 2011.”Penerapan
Metode
Mind
Mapping
dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal
Cerita Bilangan
Pecahan”, Jurnal pendidikan Penabur/No.16,hal 26-33.
Rahayu, Ratri. dkk. 2009.“Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Model Mind
Mapping Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar”, dapat
diakses http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK.Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.
Nizar, Achmad. 2007.” Kontribusi Matematika dalam Membangun Daya Nalar
dan Komunikasi Siswa”, Jurnal Pendidikan Inovatif/Vol.2,No.2,hal 74-80.
Marthen, Tapilouw. 2010.“Pembelajaran Melalui Pendekatan React
Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa SMP “, Jurnal Penelitian
Pendidikan /Vol. 11,No.2, hal 11-20.

Ramdhani, Yani. 2012.” Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis
dalam Konsep Integral “, Jurnal Penelitian Pendidikan/Vol.13,No.1,hal 4452.
Marlina, Darmawijoyo,dan D.Basir. 2011.” Penggunaan Mind Map dalam
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Fungsi Komposisi Siswa
Kelas XI IPA SMA Kusuma Bangsa Palembang”, Jurnal Edukasi
Matematika/Vol.2,No.4, Hal 207-220.
Widyantini. 2011.”Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads
Together(NHT)”, Jurnal Edukasi Matematika/Vol2.No4, hal 257-270.
Somakim. 2011.” Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Sekolah Menengah Pertama Dengan Penggunaan Pendidikan Matematika
Realistik”, Jurnal Forum MIPA/Vol.14,No.1, hal 42-48
Syahbana,Ali. 2012.” Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning”, Jurnal
Edumatica/Vol.2,No. 01, hal 45-57.
Permana, Yanto, dan Utari Sumarmo. 2007.” Mengembangkan Kemampuan
Penalaran dan Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah”, Education/vol.1, No.2, hal. 116-123.
Anggorowati, Ningrum Pusporini. 2011.” Penerapan Model Pembelajaran Tutor
Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi”, Jurnal Komunitas/Vol.3,No1,
hal.103-120.
Maulana. 2008.” Pendekatan Metakognitif Sebagai Alternatif Pembelajaran
Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa
PGSD”, Jurnal Pendidikan Dasar/No.10.
Susanah, Yayuk Kurniasari.2013.Penerapan Teknik Pembelajaran Probing
Promting Untuk Mengetahui Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
kelas 7 G di SMP N 1 Rejoso”,Jurnal Mathedunesa/Vol.2,No1,hal 1-8
Wardhani,Sri.2008.Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika”
Analisis SI Dan SKL Matsa Pelajaran Matematika SMP/MTs Untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika”. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan Dan Pemberdayaan pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Matematika.

Dokumen yang terkait

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII

0 16 114

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lessons dengan Media Flip Chart pada Siswa Kelas IVA SD Negeri 1 Nunggalrejo Tahun Pelajaran 2013/2014

0 9 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan RME pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan RME pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan RME pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan RME pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Sumberejo 01 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 71

3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas 4 Tahun Pelaran 2016/2017

0 0 57