MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI

PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN T A H U N A J A R A N 2 0 1 3 / 2 0 1 4

Oleh : Rizki Amelia NIM 409311044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI

PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN T A H U N A J A R A N 2 0 1 3 / 2 0 1 4

Rizki Amelia (409311044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XII IPA 3 dengan jumlah siswa 42 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan tahun ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini terdiri dari tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran.

Penelitian ini dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan observasi dengan memperhatikan observasi pembelajaran dan diakhir dari siklus diberikan tes hasil belajar siswa. Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I mencapai 2,81 dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II mencapai 3,14 dengan kategori baik. Sedangkan hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 23 siswa (54,8%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 66,78. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 37 siswa (88,1%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 80,02. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II adalah 33%.

Karena hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan ketuntasan belajar klasikal telah tercapai dan terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa sehingga pelaksanaan tindakan berhenti. Dengan demikian, dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XII MAN 3 Medan tahun ajaran 2013/2014.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Program Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Japandi Ambarita, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan


(5)

v

terima kasih juga disampaikan kepada H. Ali Masran Daulay, S.Pd., MA selaku kepala MAN 3 Medan, Bapak Abdillah, S.Ag., M.Si selaku guru Matematika MAN 3 Medan, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Sofyan Dalimunthe dan Ibunda Yusnaimah Hasibuan, S.Pd tercinta yang telah banyak

memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada Abangda Luthfi Syahrial, Am.K, Adinda Rizka Fadhillah, Mhd. Taufiq Makruf, Riadhoh Aminah, Riza Fatimah Nazmi dan keluarga besar yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Hermawan, S.Pd yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi dalam penyususnan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada adik kos “MANDRA” dikala suka dan duka (Fitri, Faisah, Dian, Isnani, Meilinda, Masdiana) dan sahabat-sahabat selama perkuliahan kelas Ekstensi A ’09 terkhusus Nurhayani Ritonga, Rizki Kholidah yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman PPLT MAN Kisaran yang penuh kesan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Rizki Amelia NIM. 409311044


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Rumusan Masalah 8

1.4 Tujuan Penelitian 8

1.5 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Hasil Belajar 10

2.2 Pembelajaran Kontekstual 11

2.2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Strategi

Pembelajaran Kontektual 11

2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 13 2.2.3 Komponen Pembelajaran Kontekstual 14

2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan CTL 19

2.3 Program Linear 19

2.3.1 Sistem Pertidaksamaan Linear 19

2.3.2 Model Matematika 22

2.3.3 Nilai Optimum 24

2.4 Kerangka Konseptual 28

2.5 Hipotesis Tindakan 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.1.1 Lokasi Penelitian 32

3.1.2 Waktu Penelitian 32

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1 Subjek Penelitian 32

3.2.2 Objek Penelitian 32

3.3 Jenis Penelitian 32


(7)

vii

3.4.1 Tes 33

3.4.2 Observasi 33

3.5 Prosedur Penelitian 34

3.6 Teknik Analisis Data 37

3.6.1 Analisis Tes 37

3.6.2 Analisis Observasi 39

3.7 Indikator Peningkatan 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus I 41

4.1.1 Permasalahan I 41

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 42

4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 43

4.1.4 Observasi I 45

4.1.5 Analisis Data I 46

4.1.6 Refleksif I 53

4.2 Siklus II 54

4.2.1 Permasalahan II 54

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 55

4.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 56

4.2.4 Observasi II 58

4.2.5 Analisis Data II 59

4.2.6 Refleksif II 66

4.3 Temuan Penelitian 76

4.4 Diskusi Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 79

5.2 Saran 79


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas 36 Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 75


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 83 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 88 Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 93 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 98

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Tes Awal 104

Lampiran 6 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 105 Lampiran 7 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 106

Lampiran 8 : Soal Tes Awal 107

Lampiran 9 : Soal Tes Hasil Belajar I 108

Lampiran 10 : Soal Tes Hasil Belajar II 109

Lampiran 11 : Lembar Validasi Soal Tes Awal 110 Lampiran 12 : Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 113 Lampiran 13 : Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 116

Lampiran 14 : Alternatif Tes Awal 119

Lampiran 15 : Alternatif Tes Hasil Belajar I 120 Lampiran 16 : Alternatif Tes Hasil Belajar II 121

Lampiran 17 : Daftar Nama Validator 126

Lampiran 18 : Pedoman Penskoran 127

Lampiran 19 : Pedoman Penskoran Tes Awal 128

Lampiran 20 : Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 129 Lampiran 21 : Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal 130 Lampiran 22 : Analisis Hasil Tes Hasil Belajar I 132 Lampiran 23 : Analisis Hasil Tes Hasil Belajar II 134 Lampiran 24 : Nama-nama Siswa Kelas XII IPA 3 MAN 3 Medan 136

Lampiran 25 : Lembar Observasi Guru 137


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa depan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sumber dan tujuan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan kualitas pendidikannya. Oleh karena itulah pendidikan dapat dijadikan sebagai parameter seberapa baik kualitas pembangunan suatu bangsa. Menurut Hamalik (2010:79) bahwa:

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan pernyataan Trianto (2010:1) bahwa:

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam pendidikan formal dan mengambil peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pemahaman dan penguasaan matematika yang baik sangat diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menghadapi masa depan yang semakin kompetitif. Namun kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami arti penting matematika dalam kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam belajar matematika.

Matematika perupakan pelajaran dasar dan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya dalam kehidupan sehari-hari. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana


(11)

2

komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Hasil belajar matematika siswa di Indonesia cukup rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Telah di peroleh data yang menunjukkan rendahnya hasil belajar matematika siswa Indonesia. Seperti yang dituliskan Napitupulu (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434):

Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika. Demikian hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites.

Ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MAN Kisaran, penulis mengamati bahwa banyak siswa yang tidak memperhatikan dan mengikuti dengan baik proses belajar matematika di kelas. Ketika memberikan tugas, lebih banyak yang tidak mengerjakan daripada yang mengerjakan. Siswa kurang memahami maksud dari soal program linear yang telah diberikan sehingga untuk memecahkan masalah tersebut siswa bingung dan merasa tidak dapat mengerjakannya. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa sangat rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di MAN 3 Medan pada jam pelajaran Matematika pada materi Program Linear, khususnya pada saat siswa menyelesaikan masalah-masalah tentang program linear. Informasi yang di peroleh dari guru Matematika dari 40 siswa yang ada di kelas XIIhanya ada 19 siswa yang paham tentang program linear. Berarti dari data tersebut sekurangnya hanya sekitar 47.5% dari jumlah siswa yang ada yang berhasil memahami mengenai materi program linear. Namun nilai itu belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara klasikal yaitu sekitar 85% dari keseluruhan siswa.


(12)

3

Model pembelajaran yang dipakai masih konvensional meskipun kadang menggunakan media infokus. Selisih perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional dibandingkan dengan menggunakan media infokus hasil belajar siswa hanya meningkat  15%.

Sebagaimana diungkapkan Sadiyah (http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html) bahwa:

Siswa sering mendapat kesulitan ketika proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memulai pelajaran dengan membahas definisi-definisi, lalu membuktikan kepada siswa rumus-rumus yang terkait dengan topik tersebut, diikuti dengan membahas contoh-contoh soal dan diakhiri dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. Di samping itu, proses pembelajaran di kelas guru sangat dominan dan berperan aktif. Strategi pembelajarannya lebih ditekankan kepada siswa untuk mengingat atau menghafal dan tidak menekankan kepada siswa untuk memahami konsep, bernalar dan berkomunikasi serta memecahkan suatu masalah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika adalah salah satu pelajaran yang sulit. Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2003:252) bahwa: ”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kekurangan pemahaman siswa dalam program linear dimungkinkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya guru menjelaskan konsep perhitungan program linear tidak menggunakan pengalaman siswa sehari-hari, sehingga siswa sulit memahaminya. Apabila siswa berkesulitan belajar matematika maka bisa saja siswa tidak menyukai pembelajaran matematika, dan akan malas bersekolah bila ada pelajaran matematika.

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah di tentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2003:9) bahwa: ”Para guru umumnya


(13)

4

memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman, dkk (dalam Abdurrahman, 2003:6) menyatakan bahwa: ”Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya telah banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung kembali ke cara konvensional. Penerapan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003:65) bahwa:

Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Selanjutnya Trianto (2010:5) menyatakan bahwa :

Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif .

Dari kutipan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah. Seperti yang dikemukakan Komaruddin (dalam Trianto 2010:8) bahwa:

Salah satu perubahan paradigma pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat kepada guru (teacher centered) beralih berpusat kepada murid (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk


(14)

5

memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Salah satu model pembelajaran adalah Contextual Teaching and Learning (CTL). Sanjaya (2008:255) mengemukakan bahwa:

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa belajar.

CTL merupakan sistem menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung yang terdiri dari 7 komponen yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian yang autentik. Dalam kegiatan pembelajaran ada keunggulan dari CTL yaitu siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, siswa dapat belajar melalui teman diskusi kelompok, pembelajaran dikaitkan dengan situasi nyata, keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. Sedangkan kelemahannnya adalah waktu yang dibutuhkan relatif lama, banyaknya masalah yang dihadapi guru disebabkan karena tidak semua guru dapat melaksanakan pembelajaran CTL secara optimal, membutuhkan perhatian terhadap perkembangan siswa.

Salah satu materi yang dipelajari di kelas XII adalah Program Linear, dimana pada sub materi ini dipelajari tentang sistem pertidaksamaan linear dua variabel dan model matematika untuk mencari nilai optimumnya. Menurut Ari, dkk., (2008: 62) “Program linear adalah salah satu bagian dari matematika terapan yang berisikan pembuatan program untuk memecahkan berbagai persoalan sehari-hari”. Program linear banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya


(15)

6

dalam bidang ekonomi, perdagangan dan pertanian. Persoalan-persoalan itu mengandung kendala atau batasan yang dapat diterjemahkan dari bahasa sehari-hari menjadi bentuk matematika berupa persamaan, pertidaksamaan atau fungsi. Model matematika yang baik hanya memuat bagian-bagian yang penting dan diperlukan.

Artinya setiap persoalan yang kita hadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu dalam dunia nyata perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol tertentu menjadi simbol-simbol-simbol-simbol matematika sehingga mendekati pemasalahan sebenarnya. Karena mendekati kenyataan, maka pengambilan keputusan diharapkan dapat mendekati kenyataan sebenarnya. Dengan demikian program linear diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah tempat parkir dengan luas 176 m2 hanya dapat menampung 20 bus dan mobil. Tiap mobil membutuhkan tempat parkir seluas 4 m2 dan untuk bus seluas 20 m2. Setiap kendaraan yang menggunakan tempat parkir tersebut, dikenakan biaya sesuai jenisnya. Biaya parkir untuk mobil Rp2.000,00 per jam dan untuk bus Rp 4.000,00 per jam. Jika dalam satu jam tidak ada kendaraan yang keluar dan masuk, berapakah hasil maksimum yang dapat diperoleh dari tempat parkir tersebut dalam saju jam?.

Dalam kasus tersebut kita dapat mengetahui cara memecahkan masalah program linear. Kasus tersebut berkaitan dengan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Jadi, hal terpenting sebelum menyelesaikan masalah mengenai program linear adalah memahami dan mengerti suatu permasalahan yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga bentuk program linear yang akan dibuat menjadi mudah dan tepat.

Kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari diperoleh melalui kemampuan menyelesaikan soal cerita. Penyelesaian soal cerita dimaksudkan agar siswa tidak hanya mampu mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga sebagai sarana untuk mendorong munculnya sikap positif siswa akan kebermaknaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.


(16)

7

Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika diawali dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika SMA/MA dapat diterapkan pada materi program linear. Dalam pembelajaran program linear, guru dapat menerapkan pembelajaran kontekstual dengan cara mengawali pembelajaran dengan memberikan soal cerita yang berkaitan dengan Program Linear. Dengan membuat keterkaitan antara materi Program Linear dengan masalah kehidupan sehari-hari, maka siswa akan merasakan kebermanfaatan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa membangun sendiri pemahamannya, sehingga materi yang dipelajari tidak mudah hilang (tidak cepat lupa). Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL) dapat mempermudah menyelesaikan permasalahan dalam Program Linear.

Berdasarakan uraian-uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Materi Program Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdsasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa. 3. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah program linear. 4. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.

5. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif yang bisa diterapkan di SMA/MA.


(17)

8 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan antara lain adalah:

1. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa yang berujung pada meningkatnya hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di MAN 3 Medan. 4. Bagi peneliti, pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk diterapkan

nantinya di lapangan.


(18)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan pada penelitian ini adalah:

1. Nilai rata-rata tes meningkat sebesar 25,36 (66,78 – 41,42) dari hasil tes awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan peningkatan sebesar 13,24 (80,02 – 66,78) dari siklus I ke siklus II.

2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 47,7% (54,8% - 7,1%) dari hasil tes awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan peningkatan sebesar 33,3% (88,1% - 54,8%) dari siklus I ke siklus II.

3. Ketuntasan belajar siswa minimal berkategori sedang mengalami pertambahan sebanyak 5 orang dari siklus I ke siklus II.

4. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai ketentuan (85%) yaitu 88,1%.

5. Pembelajaran yang dilakukan termasuk kedalam kategori baik (3,14) dengan peningkatan nilai observasi sebesar 0,33 (3,14 - 2,81) dari siklus I ke siklus II.

6. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika hendaknya selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dan mempertimbangkan pembelajaran kontekstual sebagai alternatif pembelajaran.

2. Kepada siswa MAN 3 Medan di sarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika


(19)

80

3. Kepada Kepala MAN 3 Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran CTL sebagai salah satunya.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran CTL pada materi program linear ataupun materi yang lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(20)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ari, Y., dan Indriyastuti, (2008), Perspektif Matematika 3 untuk Kelas XII SMA dan MA IPA, Platinum, Solo.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Napitupulu, E. L., (2012), Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun, http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434, (diakses tanggal 12 November 2013).

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.

Pratiwi, I., (2012), Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA Unimed.

Purwanto, N., (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sadiyah, Y., (2013), Upaya Meningkatkan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual,

http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html, (diakses tanggal 25 Maret 2013).

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Bandung.


(21)

82

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Surabaya.

Usman, U., (2010), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Wirodikromo, S., (2007), Matematika 3 untuk SMA Kelas XII IPA, Erlangga, Jakarta.


(1)

7

Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika diawali dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika SMA/MA dapat diterapkan pada materi program linear. Dalam pembelajaran program linear, guru dapat menerapkan pembelajaran kontekstual dengan cara mengawali pembelajaran dengan memberikan soal cerita yang berkaitan dengan Program Linear. Dengan membuat keterkaitan antara materi Program Linear dengan masalah kehidupan sehari-hari, maka siswa akan merasakan kebermanfaatan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa membangun sendiri pemahamannya, sehingga materi yang dipelajari tidak mudah hilang (tidak cepat lupa). Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL) dapat mempermudah menyelesaikan permasalahan dalam Program Linear.

Berdasarakan uraian-uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Materi Program Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdsasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa. 3. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah program linear. 4. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.

5. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif yang bisa diterapkan di SMA/MA.


(2)

8 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan antara lain adalah:

1. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa yang berujung pada meningkatnya hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di MAN 3 Medan. 4. Bagi peneliti, pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk diterapkan

nantinya di lapangan.


(3)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan pada penelitian ini adalah:

1. Nilai rata-rata tes meningkat sebesar 25,36 (66,78 – 41,42) dari hasil tes awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan peningkatan sebesar 13,24 (80,02 – 66,78) dari siklus I ke siklus II.

2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 47,7% (54,8% - 7,1%) dari hasil tes awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan peningkatan sebesar 33,3% (88,1% - 54,8%) dari siklus I ke siklus II.

3. Ketuntasan belajar siswa minimal berkategori sedang mengalami pertambahan sebanyak 5 orang dari siklus I ke siklus II.

4. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai ketentuan (85%) yaitu 88,1%.

5. Pembelajaran yang dilakukan termasuk kedalam kategori baik (3,14) dengan peningkatan nilai observasi sebesar 0,33 (3,14 - 2,81) dari siklus I ke siklus II.

6. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika hendaknya selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dan mempertimbangkan pembelajaran kontekstual sebagai alternatif pembelajaran.

2. Kepada siswa MAN 3 Medan di sarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika


(4)

80

3. Kepada Kepala MAN 3 Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran CTL sebagai salah satunya.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran CTL pada materi program linear ataupun materi yang lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(5)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ari, Y., dan Indriyastuti, (2008), Perspektif Matematika 3 untuk Kelas XII SMA dan MA IPA, Platinum, Solo.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Napitupulu, E. L., (2012), Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun, http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434, (diakses tanggal 12 November 2013).

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.

Pratiwi, I., (2012), Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA Unimed.

Purwanto, N., (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sadiyah, Y., (2013), Upaya Meningkatkan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual,

http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html, (diakses tanggal 25 Maret 2013).

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Bandung.


(6)

82

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Surabaya.

Usman, U., (2010), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Wirodikromo, S., (2007), Matematika 3 untuk SMA Kelas XII IPA, Erlangga, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 55

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG SUGIH BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 47

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 44

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

0 0 7

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD 2 DERSALAM BAE KUDUS TAHUN AJARAN 20122013

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8