PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA INTERNET ATAS PRAKTIK INTRUSIVE ADVERTISING YANG DILAKUKAN OLEH PENYELENGGARA TELEKOMNIKASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA INTERNET ATAS
PRAKTIK INTRUSIVE ADVERTISING YANG DILAKUKAN OLEH
PENYELENGGARA TELEKOMUNIKASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANGUNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK
ABSTRAK
RANA ANDITA
110110110571
Media promosi saat ini semakin berkembang, tidak hanya melalui media cetak dan
elektronik tapi mulai merambah ke media internet. Saat ini penggunaan media iklan di
internet dipercaya lebih efisien dan strategis sebagai ajang promosi kepada masyarakat
melihat dari tingginya pengguna yang mengakses internet, Permasalahan yang terjadi
adalah ketika konsumen mengakses situs atau website di internet melalui perangkat
telekomunikasi, sebelum mencapai situs tersebut konsumen akan dialihkan menuju iklan
milik operator telekomunikasi yang mereka gunakan terlebih dahulu tanpa adanya
peringatan sebelumnya. Akibat dari kehadiran iklan yang disebut intrusive advertising ini,
konsumen mengalami kerugian dan timbul sengketa diantara keduanya sehingga
membutuhkan perlindungan hukum serta sikap regulator dalam menyelesaikan
sengketa.
Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis
dengan pendekatan yuridis normatif, dengan menggunakan data berupa hukum primer

yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK)
dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) yang dianalisis dengan peraturan perundang-undangan lain yang terkait. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan untuk memperoleh data
sekunder.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan perlindungan hukum bagi
konsumen atas praktik intrusive advertising dapat dilihat dari UUPK. Pertama, dalam
UUPK menyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi iklan yang melanggar
etika periklanan, etika periklanan mengacu pada Etika Pariwara Indonesia yang
menyebutkan pelarangan tampilan iklan yang mengganggu keleluasaan konsumen
dalam berinteraksi dengan situs yang dituju. Kedua, sikap regulator yaitu Badan
Regulator Telekomunikasi Indonesia yang berwenang menangani sengketa
telekomunikasi yaitu dengan melakukan mediasi dengan para pihak demi mencapai
kesepakatan.

iv

LEGAL PROTECTION AGAINST INTERNET USERS OVER THE INTRUSIVE
ADVERTISING CONDUCTED BY TELECOMUNICATION PROVIDERS BASED ON
LAW NUMBER 8 YEAR 1999 REGARDING CONSUMER PROTECTION AND LAW

NUMBER 11 YEAR 2008 REGARDING INFORMATION AND ELECTRONIC
TRANSACTION
ABSTRACT
RANA ANDITA
110110110571

In this time, the development of promotion grown very much, the promotion in this
era is using by the new technology called internet. The use of advertising on the internet
believes more efficient and strategic to be promoted to the people. But, the problem is
when consumer access a website or site by their telecommunication device, there are
some advertising from the provider that hides automatically when surfs without futher
notice.
This thesis study is based on the normative juridicial and descriptive analytical
method, which focuses in solving problems based on the data obtained which then will
be analyzed by Law Number 8 Year 1999 Regarding Consumer Protection and Law
Number 11 Year 2011 Regarding Information and Electronic Transaction, related
regulations, and other materials related to the research and field research to obtain
primary data through interviews and the data will be analyzed by qualitative juridical.
Based on the research above, the results are: First, in the Law on Consumer
Protection mention that enterpreneurs in the advertising business are prohibited from

producing advertisements which violate the etchic on advertising, the ethics in this law
means Etika Pariwara Indonesia (EPI). Second, the regulator which is mean BRTI
responses about this dispute held the meditation to find the agreement

v

vi