PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG

STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

(PTK di kelas IV SDN Cilangkap I Tapos Depok Tahun pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

WAHYUDI

NIM :1008156

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIFERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

(PTK di kelas IV SDN Cilangkap I Tapos Depok Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Wahyudi NIM : 1008156

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTU TUMBUHAN DAN FUNGSINYA PADA SISWA KELAS IV SDN CILANGKAP 1 TAPOS

DEPOK

OLEH WAHYUDI

ABSTRAK

Pelaksanaan penelitian ini dilatar belakang oleh masih rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA. Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IV semester ganjil. Berdasarkan pengamatan penulis selama ini khususnya di SDN Cilangkap I disebabkan kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA peneliti mencoba menerapkan cara belajar dengan menggunakan media konkret sebagai media pembelajaran pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya. Tujuannya agar siswa dapat menyenangkan dalam belajar dan memperoleh pengalaman nyata siswa dalam belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal, tes pada setiap siklus, angket siswa, lembar observasi,dan hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran IPA tentang penggunaan media konkret dapat meningkatkan hasili belajar siswa.Tingkat pemahaman siswa berdasarkan hasil tes awal 58%, siklus I 72,76%, siklus II 76,23%. Berdasarkan angket siswa yang menyenangi pembelajaran IPA dengan menggunakan media konkret 92%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan pembelajaran IPA pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti menyarankan agar media konkret ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, karena dapat dingat dan menarik sehingga siswa tidak jenuh. Kata kunci : media konkret,hasil belajar struktur tumbuhan dan fungsinya


(6)

MEDIA USE OF CONCRETE IN EFFORTS TO IMPROVE LEARNING IPA STRUKTU PLANTS AND FUNCTIONS OF STUDENTS IN CLASS IV SDN

Cilangkap 1 Tapos DEPOK BY

WAHYUDI

ABSTRACT

The implementation of this study by the low back overshadow students' understanding of science concepts. It is seen from the results of student learning especially in the fourth grade science this semester. Based on observations of the author during this particularly SDN Cilangkap I due to lack of use of media in teaching. To improve learning outcomes in science researchers try to apply the lessons to learn how to use the media as a medium of learning in concrete materials plant structure and function. The goal is that students can be fun to learn and gain real experience of students in learning. The method used in this research is a class act consisting of 2 cycles instrument used in this study is preliminary tests, tests in each cycle, student questionnaire, observation sheets, and studies show that learning science media use of concrete can increase hasili siswa.Tingkat understanding of student learning based on the results of initial tests 58%, 72.76% first cycle, second cycle 76.23%. Based on the questionnaire the students who enjoyed learning science using concrete media 92%. So it can be concluded learning science in plant structure and function of matter using concrete media to improve student learning outcomes. Researchers suggested that the media can be used in concrete science learning, as it can be remembered and interesting so that students are not saturated.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR………. ii

PERNYATAAN ……… iv

DAFTARISI………... v

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GRAFIK ……….. ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 6

E. Definisi Operasional ………. 7

F. Hipotesis Tindakan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat IPA di Sekolah Dasar ………. 9

B. Struktur dan Fungsi BagianTumbuhan……….. 15

C. Media Benda Konkret ………... 22

D. Hasil Belajar ………... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN


(8)

B. Model PTK yang Digunakan ……… 37

C Subjek dan Lokasi Peneltian………. 40

D. Prosedur Penelitian ……… 41

E. Instrumen Penelitian………... 44

F. Teknik Pengolahan Data dan nalisa Data ………... 46

G. Jadwal Penelitian ... 52

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 53

B. Pembahasan……….. ... 86

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………... 92

B. Rekomendasi ………. 94

DAFTAR PUSTAKA... 96

LAMPIRAN – LAMPIRAN A. Silabus

B. RencanaPelaksanaanPembelajaran C. LembarKerjaSiswa

D. SoalTes

E. LembarJawabanSoalTes F. Angket

G. Observasi guru dansiswa H. Surat-surat


(9)

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hak dasar yang harus dinikmati setiap warga negara sebagaimana terkandung dalam amanat Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa dapat diukur melalui tinggi rendahnya tingkatpendidikan masyarakatnya.

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha tersebut diharapkan mampu membawa anak didik ke arah kedewasaannya, berarti dia harus mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dilakukannya. Sebagai suatu kegiatan, pendidikan bertujuan membentuk peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa:

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”

Terselenggaranya sistem pengajaran di sekolah melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu kurikulum, metode, pendekatan, sarana,


(11)

dan prasarana. Diantara beberapa faktor tersebut peran guru dalam memilih metode, pendekatan yang sesuai dengan konsep yang dibahas cukup besar bahkan sangat menentukan untuk keberhasilan proses belajar mengajar. Guru yang professional senantiasa akan terus menggali mengembangkan profesi , dan berinovasi untuk membantu proses belajar siswa secara aktif dan kreatif. Sehingga nantinya akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitasyaitu sumber daya yang mampu berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan mampu bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran IPA. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan mata pelajaran yang memiliki nilai dan norma yang tinggi. Nilai-nilai ini terletak pada sistem yang merupakan kebenaran yang objektif pada tempat yang paling utama. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Belajar IPA mutlak harus dilakukan peserta didik sejak dini, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan, berfikir logis, analistis, sistematis, kritis, kerja ilmiah, bersikap ilmiah dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan, agar peserta didik dapat memiliki kemampuan meneliti, memperoleh, mengelola, memanfaatkan informasi dan teknologi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitip. Pelajaran IPA di sekolah dasar masih


(12)

menjadi masalah bagi siswa khususnya di SD Negeri Cilangkap 1. Hal ini dapat dilihat dari nilaiulangan semester yang masih di bawah standar ketuntasan belajar, dimana standar yang digunakan untuk pelajaran IPA yaitu 65 dari 42 siswa yang memperoleh nilai di atas standar ketuntasan belajar baru 17 anak atau 40,47 %, sedangkan 25 anak atau 57,14 % masih di bawah KKM dan rata-rata nilai kognitifnya adalah 58. Berdasarkan perekaman data yang dilakukan terhadap siswa menunjukkan bahwa pembelajaran IPA masih memiliki kekurangan, diantaranya dalam penggunaan media pembelajaran sehingga pemahaman materi sulit dipahami yang kemudian berdampak pada hasil belajar yang masih rendah.

Permasalahan di atas pada prinsipnya dapat diperbaiki apabila guru mampu mendesain, membuat dan menghadirkan model dalam proses pembelajaran yang difungsikan sebagai media penyampaian materi pelajaran, karena media sangat membantu dan mempermudah guru dan siswa untuk memahami konsep pelajaran secara luas dan menyeluruh, terutama dalam mata pelajaran IPA. Upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Cilangkap 1 merupakan masalah yang harus segera di atasi. Salah satu cara yang dapat mengatasi peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan media. Menurut Rohani (1997:6) menyatakan bahwa :

“Media pembelajaran memiliki peran untuk mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, mengatasi batas-batas ruang kelas, mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, mengatasi gerak benda secara cepat atau lambat sedangkan proses gerakan itu menjadi pusat perhatian peserta didik, atau mengatasi hal-hal yang terlalu


(13)

kompleks sehingga dapat dipisahkan satu persatu untuk diamati secara terpisah.”

Media yang dianggap sesuai adalah media konkret. Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret sifatnya lebih mampu memberikan pengalaman riil kepada siswa karena siswa dapat melihat, merasakan dan meraba alat peraga yang digunakan. Pengalaman belajar yang lebih konkret akan lebih tepat bagi anak usia sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan pendapat Dale tentang kerucut pengalaman sebagaimana dikutip oleh Hamalik (1996) yang menjelaskan bahwa pengalaman berlangsung dari tingkat yang naik menuju tingkat yang lebih abstrak.

Media benda konkret merupakan benda-benda tiruan yang memilki bentuk sesuai dengan benda aslinya. Kesesuaian yang dimaksud bukanya selalu sama persis dengan aslinya, akan tetapi lebih ditekankan pada kesesuaian elemen-elemen yang berperan dalam memberikan bentuk benda. Media benda konkret dapat membantu siswa berfikir secara konkret menuju pada tahap berfikir secara konkret menuju pada tahap berfikir secara abstrak.

Untuk mencapai ketuntasan hasil belajar ilmu pengetahuan alam tersebut diperlukan adanya pembinaan sejak dini terhadap anak didik. Segenap elemen yang berperan dalam bidang pendidikan seperti guru dan pengadaan media pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Pengajaran yang verbalisme tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran yang menarik akan membuat siswa gembira dan senang. Guru


(14)

hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengomtimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari.

Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkata hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD negeri Cilangkap 1 merupakan masalah yang harus di atasi. Salah satu media pembelajaran yang di duga dapat mengatasi yaitu media benda konkret. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik membuat proposal yang berjudul

Penggunaan media konkret dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA Struktur tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV di sekolah dasar negeri Cilangkap 1, kecamatan Tapos.

Dengan demikian penulis memandang perlu penggunaan media konkret dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri Cilangkap 1

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan, antara lain :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SDN Cilangkap 1 dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SDN Cilangkap 1 dengan menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar ?


(15)

3. Bagaimanapeningkatan hasil belajar siswa tentang struktur tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SDN Cilangkap 1 setelah menggunakan media konkret?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan

menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN Cilangkap 1

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Cilangkap I kecamatan Tapos – Depok

3. Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media benda konkret pada mata pelajaran IPA materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan di kelas IV SD Negeri Cilangkap 1, Kecamatan Tapos – Depok.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi guru kelas, kepala sekolah, pengawas sekolah dan UPT Kecamatan Tapos Kota Depok dengan rincian sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Selain untuk memenuhi persyaratan kelulusan, hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai masukan pengetahuan dan dapat membandingkan


(16)

dengan teori pembelajaran lain dan menerapkannya dalam pelaksanaan pembelajaran di lingkungan bertugas.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPA

3. Bagi Guru

bermanfaat Sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses pembelajarandi sekolah.

4. Bagi pembaca, Skripsi ini diharapkan menjadi sumber masukan yang berarti dalam dunia pendidikan.

E. DefinisiOperasional

1. Pengertian Media Konkret

Media konkret adalah media pembelajaran yang berasal dari benda – benda nyata yang banyak dikenal siswa dan mudah didapat. Benda konkrit atau benda asli yaitu benda yang dapat dibuktikan dalam membantu pengalaman nyata peserta didik.

2. Hasil Belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai peserta didik melalui tes formatif sesuai dengan SKKD dan indikator dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.


(17)

3. Struktur Tumbuhan dan Fungsinya.

Struktur tumbuhan dan fungsinya adalah salah satu materi pelajaran IPA yang diberikan di kelas IV pada semester 1. Struktur tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan dan kajian toeri diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jika dalam pembelajaran IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan media konkret maka hasil belajar siswa kelas IV SDN Cilangkap 1 Tapos Depok dapat meningkat


(18)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metoda penelitian

Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan – peraturan yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang menjadi objek penelitian. Di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action reseaech. Menurut Kunandar (2010 :46) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam situasi kependidikan untuk rasionalitas dan keadilan tentang (a) praktik – praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik – praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik – praktik tersebut dilaksanakan.

Menurut Puwardi dalam Sukidin (2002:10) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.”

Dari definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, maka penelitian tindakan kelas dijalankan sesuai dengan proses yang dimana keempat aspeknya yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dilaksanakan dengan benar. Adapun yang menjadi karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :


(19)

1. Masalah berasal dari siswa

2. Tujuannya untuk memperbaiki pembelajaran

3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah – kaidah penelitian.

4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran 5. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Penulis memilih bentuk metode penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajarana IPA tentang struktur tumbuhan di kelas IV yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

Harapan penulis setelah menyelesaikan penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran berupa pangalaman praktis yang bisa dipraktekkan di sekolah dasar terutama pada pelajaran IPA.

A. Model PTK yang digunakan

Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model proses siklus ( putaran/spiral) yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart, (1997:16) penelitian tindakan kelas terdiri atas satu perencanaan atau planning, dua pelaksanaan tindakan, tiga observasi, dan empat refleksi dalam setiap siklus dengan acuan pada refleksi awal. Dengan mengunakan model ini apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan


(20)

pelaksanaan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai.

Disain pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS I

SIKLUS II


(21)

Penjelasan Bagan Alur Penelitian SIKLUS I

1. Observasi Awal, yaitu melakukan observasi awal terhadap kemampuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dan kegiatan belajar yang sering dilakukan

2. Perencanaan, yaitu merencanakan pembelajaran penggunaan media konkret dengan membentuk kelompok siswa berdasarkan jenis kelamin ( digabung secara heterogen )

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1, yaitu pembelajaran konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan sub pokok batang tumbuhan, tanya jawab, pengamatan, diskusi kelompok untuk menyimpulkan hasil pengamatan dan tes evaluasi.

4. Pengamatan, yaitu observer mengamati kegiatan pembelajaran dan aktifitas yang dilakukan guru maupun siswa pada siklus 1

5. Refleksi , yaitu guru mengkaji, melihat dan mempertimbangkan proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran untuk melakukan perbaikan dan merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.


(22)

SIKLUS II

1. Perencanaan, yaitu merencanakan pembelajaran penggunaan media konkret dengan membentuk kelompok siswa berdasarkan akademik ( digabungkan secara heterogen )

2. Pelaksanaan Tindakan, yaitu pembelajaran konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan sub pokok daun, tanya jawab, pengamatan, diskusi antar kelompok untuk menyimpulkan hasil pengamatan dan tes evaluasi.

3. Pengamatan, yaitu observer mengamati kegiatan pembelajaran dan aktifitas yang dilakukan guru maupun siswa pada siklus II

4. Refleksi, yaitu guru mengkaji, melihat dan mempertimbangkan proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran

5. Kesimpulan yaitu, penarikan kesimpulan diambil setelah mengamati hasil dari siklus I dan siklus II

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV, semester ganjil tahun pelajaran 2012 / 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang, terdiri dari 14 laki – laki dan 28 perempuan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Cilangkap 1Tapos Depok dengan alamat: Jalan Simpang Cilangkap Kelurahan Cilangkap Kecamatan Tapos Kota Depok.

Pemilihan lokasi sekolah tempat penelitian ini ditetapkan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :


(23)

1. Peneliti merupakan staf pengajar di SDN Cilangkap 1 kecamatan tapos kota Depok, sehingga mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

2. Peneliti merasa masih ada rasa ketidakpuasan dalam hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA

3. Solusi yang diperoleh dari peneliti ini dapat langsung diterapkan pada pembelajaran di sekolah tersebut, sehingga PTK ini menjadi bermakna.

C. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan 2 siklus. Masing-masing siklus ada 4 tahap kegiatan yaitu :

1. Tahap Observasi Awal

a. Pembelajaran yang dilakukan dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dan siswa mendengarkan penjelasan guru di depan kelas

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tidak ada karena hanya mendengarkan penjelasan guru dan bertanya jika dipersilahkan c. Kejenuhan siswa terlihat selama proses pembelajaran berlangsung d. Nilai rata-rata siswa yang diperoleh pada pembelajaran IPA cukup

rendah yaitu 58 2. Tahap persiapan

a. Menganalisis konsep pembelajaran dengan materi pokok struktur dan fungsi bagian tumbuhan yaitu batang


(24)

b. Menjaring informasi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran yaitu tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan yaitu batang

c. Mempersiapkan rancangan kegiatan dangan menggunakan media yang meliputi rencana pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS) media dan sumber belajar yang akan digunakan d. Menyusun instrument penelitian, berupa soal-soal tes untuk

setiapsiklus tindakan sesuai dengan indikator yang terdapat dalam rencana pembelajaran, pedoman observasi angket.

e. Melakukan free test untuk mengetehui kemampuan awal siswa dengan menggunakan instrument I dan II.

3. Tahap Pelaksanaan

a.Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit konsep yang dipelajari tentang struktur bagian tumbuhan yaitu batang.yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1). Melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan yaitu meteri struktur bagian tumbuhan dan fungsinya

2). Membagi kelompok diskusi, tiap kelompok berjumlah 6 orang berdasarkan jenis kelamin yaitu laki dan perempuan

3).Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan materi struktur bagian tumbuhan dan fungsinya yaitu batang tumbuhan. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan berbagai


(25)

macammedia konkret yaitu jenis-jenis batanguntukdiamati dan memberikan LKS untuk diisi dengan bimbingan guru.kepada siswa secara diskusi kelompok, kemudian siswa mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa dan guru

4). Melaksanakan tespada siklus I menggunakan instrument I.

5). Melaksanakan refleksidengan menganalisishasil postes I pada siklus I. Hasil observasiselama kegiatan pembelajaranserta mengidentifikasi kelebihan dab kekurangankemudian melakukan perbaikan untuk menyusun rencana pembelajaran 2.

.b. Siklus II melaksanakan 1 kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit konsep yang dipelajari tentang bagian – bagian tumbuhan dan fungsinya yaitu daun yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1). Melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan yaitu meteri struktur bagian tumbuhan dan fungsinya yaitu daun

2). Membentuk kelompok diskusi,tiap kelompo berjumlah 6 siswa berdasarkan peringkat prestasi akademik

3). Menerangkan materi pembelajaran yaitu tentang struktur dan tumbuhan dan fungsinyayaitu daun

4) Menerangkan konsep strukturtumbuhan dengan menggunakan media yang sudah tersedia yaitu dengan daun


(26)

5) Pada waktu pembelajaran, peneliti menggunakan metode pembelajaran ceramah, diskusi kelompok, menggunakan rencana pembelajaran yang telah tersusun (rencana pembelajaran terlampir)

6) melaksanakan pos tes 2 dengan menggunakan intrumen II

7) melaksanakan refleksi dengan cara menganalisis hasil postes 2 pada siklus II serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan penggunaan media konkret dan pembelajaran untuk menentukan kesimpulan

4. Tahap Akhir

Data yang diperoleh pada setiap siklus tindakan ditabulasi dan diolah dengan presentasi dan dibuat grafik untuk mengetahui gambaran hasil penelitian tindakan ini. Hasil pengolahan data ini menjadi bahan pembahasan untuk menyusun kegiatan penelitian selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen/alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa butir-butir soal test sebagai alat pengumpul data utama dan pedoman observasi, angket sebagai alat pengumpul tambahan.

1. Test tertulis

Test tertulis yang merupakan soal – soal evaluasi yang diberikan sebanyak dua kali yaitu pada awal siklus sebelum materi diajarkan sebagai test awal untuk mengkaji sejauh mana pengetahuan


(27)

siswa. Dan pada akhir siklus sesudah materi dan pembelajaran dilakukan sebagai test akhir dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa terhadap konsep yang telah dipelajari.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes subyektif atau dalam bentuk daftar isian

2. Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data kemampuan yang dimiliki siswa yang berkembang selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media benda konkret. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalahdenganmenggunakan lembar observasiagar dalam pelaksanaan observasi dapat terarah dan menghasilkan datasesuai dengan yang diperlukan. Dalam penelitianini kegiatan yang diobservasiadalahaktivitasgurudan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pada materi tersebut baik secara klasikal maupun kelompok,observer(pengamat)adalah rekan sejawat yang dianggap dapat memberikanmasukan masukan yang diperlukan oleh peneliti selama kegiatan penelitian.

a. Angket

Angket siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai sikap, kesan dan tanggung jawab siswa tentang bagian – bagian tumbuhan dan fungsinya setelah pembelajaran menggunakan media benda konkret.


(28)

Dalampenelitianini penulis mengajukan lima pertanyaan dalam bentuk skalabertingkat (Rating Scale) tentangpembelajaran IPA siswa dapat memilih jawaban dari setiap pertanyaan dengan memilih jawaban yang tersedia. Untuk jawaban dari setiap pertanyaandenganjawabanpilihan ganda penggunaan angket dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui :

1) Respon siswa terhadap pelajaran IPA (sain) tentang struktur tumbuhan dan fungsinya

2) Respon siswa terhadap cara guru mengajar IPA (sain)struktur tumbuhan dan fungsinya

3) Respon siswa terhadap pelajaran IPA (sain) setelah pembelajaran berlangsung

E. Tehnik Pengelolaan Data dan Analisa Data

1. Tehnik Pengolahan Data

a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret, data tes yang masuk di rata-ratakan dikelompokkan dan dihitung secara proporsi untuk memperoleh nilai persen berdasarkan kriteria yang di jelaskan oleh Dirjen Dikti Depdkbud (1980).


(29)

Tabel 3.1

Presentasi Nilai dan Kategorinya Sumber : Dirjen Dikti Depdikbud (1980)

NO Nilai Presentase Kategori

1 90-100 90%-100% Baik Sekali

2 70- 89 70%- 89% Baik

3 50- 69 50%- 69% Cukup

4 30- 49 30%- 49% Kurang

5 0-29 0-29% Buruk

Nilai yang diambil dalam penelitian ini adalahkuantitatif, data yang diperolehdianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1). Jawaban yang benar diberi nilai satu dan dianggap mampu serta memahami konsep tersebut, jawaban yang salah diberi nilai nol dan dianggap tidak mampu dalam memahami konsep tersebut.

2). Menentukan presentase rata-rata kelas terhadap seluruh siswa yang teliti

b. Pengukuran data pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran, data diperoleh dari hasil observasi pada tiap siklus yang meliputi perhatian

R = � � � � � ��


(30)

dalam belajar, keaktifan siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam kerjasama dalam kelompok.

c. Pengolahan data untuk mengukur pelaksanaan kegiatan guru dalam pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran, dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.2

Klasifikasi Penilaian Kegiatan Pembelajaran

Penilaian Kategori

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

Kriteria skala nilai :

4. = sesuai prosedur, dilakukan, tepat waktu 3 = sesuai prosedur, dilakukan, tidak tepat waktu 2 = sesuai prosedur, tidak dilakukan, tidak tepat waktu 1 = tidak sesuai prosedur, tidak dilakukan, tidak tepat waktu Kriteria penilaian


(31)

0 – 1 = kurang 1,1 – 2 = cukup 2,1 - 3 = baik 3,1 - 4 = sangat baik

Data hasil observasi aktivitas guru tersebut kemudian dijumlahkan dan dicari mean ( rata-rata ) dari keseluruhan aspek yang dinilai dengan rumus :

M = ∑ x N

M = mean ( rata – rata ) X = skor yang didapat

N = jumlah aspek yang dinilai

a. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media konkret, data diperoleh melalui angket yang diberikan kepada siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Memberi skor pada setiap item pernyataan dengan pedoman penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pedoman Penilaian Skala sikap

Pernyataan SS S TT TS STS

Positif 5 4 3 2 1


(32)

2) Menaksir nilai yang diperoleh siswa denganpedoman sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman Konversi Skor Siswa

Skor Kategori

4,50 – 5,00 Sangat Tinggi 3,50 – 4,49 Tinggi 2,50 – 3,49 Cukup 1,50 – 2,49 Rendah

1 – 1,49 Sangat Rendah ( Suharsimi,Arikunto,2003:180) 2. Tehnik Analisa Data

Semua data hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu berdasarkan fokus penelitian katagori jenis data metode yang digunakan untuk memperoleh data seperti tertera pada tabel berikut :

Katagori dan penelitian.

Tabel 3.5

Katagori dan penelitian.

NO Fokus Penelitian Jenis Data Metode

1 Pemahaman siswa pada awal tindakan

Hasiltestertulis pemahaman siswa pada awal

tindakan

Melakukan tes


(33)

2 Pemahaman siswa pada awal tindakan I

Hasil tes tertulis pemahaman siswa setelah tindakan I

- Melakukan tes tertulis siswa setelah tindakan I - Analisis refleksi hasil tes tindakan I 3 Pemahaman

siswa setelah tindakan II

Hasil tes tertulis pemahaman siswa setelah tindakan II

Melakukan tes tertulis siswa setelah tindakan II Analisis refleksi hasil tes tindakan II

L. JadwalPenelitian

Penelitian dilakukan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu bulan Septemberi sampai dengan Nopember 2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah

Tabel 3.6Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan

September Oktober Nopember Desember januari 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Persiapan

Proposal

2 Studi

Pendahuluan


(34)

3 Penyusunan Instrumen

4 Proses

Penelitian dan Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data

6 Penyusunan Laporan


(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dikelas IV SDN Cilangkap 1 Kecamatan Tapos Kota Depok tentangpenggunaan media konkret dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPAtentangstrukturtumbuhan dan fungsinya pada siswa kelasIVSDN Cilangkap 1. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Perencanaan Pembelajaran Penggunaan Media Konkret

Pembelajaran dengan menggunakan media konkret dalam materi bagian tumbuhan dan fungsinya sub pokok bahasan batang tumbuhan pada pelaksanaannya diawali dengan apersepsi. memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada pesert didik. Penyampaian meteri diberikan dengan metode ceramah, memberikan tes awal terhadap materi guna mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi. Pembentukan kelompok dilakukan yang bersifat heterogen, guru membimbing siswa melakukan pengamatan mengisi lembar kerja siswa dengan memberikan kesimpulan. Saat siswa bekerja melakukan pengamatan terlihat adanya kerjasama dalam kelompok serta aktif dalam bertanya pada saat presentase. Untuk kegiatan akhir dilakukan penutupan dan tes akhir untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah melakukan pengamatan dengan diskusi kelompok


(36)

b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Media Konkret

Pelaksanaan Pembelajaran IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinyauntuk konsep batang dan daun dengan menggunakan media konkret ternyata dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru mengalami perubahan mulai dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 begitu juga pada keaktifan siswa dalam bertanya dan kerjasama dalam kelompok. Pembelajaran dengan menggunakan media konkret dalam pelaksanaannyamemberikan kemudahan materi akan dicerna lebih membekasdan tidak mudah dilupakan.Siswa tidak hanyamendengarpenjelasan guru, tetapi dapat melihat secara langsung benda yang digunakan serta menarik minat siswa dalam belajar.

c. Hasil Belajar Siswa

Pelajaran IPA dalam konsep bagian-bagian tumbuhan dengan media konret pada setiap siklus mengalami peningkatan, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata pada setiap siklus 1 yaitu pada nilai kognitifnya yaitu 58,38 dan nilai akhir yaitu 72,76, lembar kerja siswa secara kelompok 70%. Siklus II pada nilai kognitifnya yaitu 76,23 dan nilai kerja kelompok yaitu 78,57 %. Berdasarkan data yang ada mulai dari siklus I dan II telah mengalami peningkatan 3,47% sehingganilai rata-rata secara keseluruhan KKM telah tercapai akan tetapidilihat dari nilai yang diperoleh setiap siswamasih ada yang belum mencapai KKM yaitu 2 orang atau 4,76%, sedangkan siswa yang mencapai ketuntasansebesar 95,23% atau 40 siswa dari 42 jumlah


(37)

siswa.Dengan demikian hasil belajar siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 mengalami peningkatan.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian pembelajaran IPA tentang penggunaan media konkret akan berhasil dengan baik apabila memperhatikan hal-hal

seperti berikut :

1. Media konkret yang digunakan harus dipersiapkan dengan baik sesuai dengan materi, minat, kebutuhan dan kondisi siswa serta memanfaatkan bahan yang ada disekitar sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu dalam penggunaannya harus memperhatikan efektivitas dan efisien sehingga konsep pembelajaran yang disampaikan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Mempersiapkan LKS yang berisi petunjuk pelaksanaan kegiatan yang mudah dimengerti oleh siswa dari awal hingga akhir.

3. Pembagian kelompok secara merata yaitu dengan cara mencampur antara siswa yang pandai, sedang dan siswa yang kurang pandai supaya adanya kerjasama yang baik antara kelompok.

4. Pada saat pembelajaran berlangsung terutama pada saat diskusi kelompok dalam mengamati bagian-bagian tumbuhan yaitu batang dan daun perlu adanya bimbingan dari guru karena siswa terkadang mengalami kesulitan dalam membuat laporan hasil kesimpulan dari suatu pengamatan pada lembar kerja siswa. perlu juga adanya bimbingan dari guru supaya tidak terlalu jauh menyimpang dari masalah yang dipelajari.


(38)

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, A, (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk

Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, R, Suhardjono, Supardi, (2008). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksar

Agus Prabudi, B, Padmo Putri, D, (2001). Ragam Media dalam

Pembelajaran, Jakarta: PAU PP AI, UT

BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi

Depdiknas,(2003). Kurikulum 2004Standar Kompetensi Mata Pelajaran

SainsDi SD dan MI, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas, (2004).Standar kompetensiguru sekolah dasar bandung studi

IPA.Jakarta Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan.

Dimyati dan Mudjiono, (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gijono, dkk, (2004).Pembelajaran sains untuk SD kelas IV semester 2.SsukamajuDepok: Arya Duta.

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/pembelajaran-ipa-yang-bersifat-konstruktif-di-sd/

Herry-Hermawan, A, Zaman, B, Riyana, C, (2007). Media Pembelajaran

Sekolah Dasar, Bandung: UPI Press

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html

Herry-Hermawan, A, Asra, Dewi, L, (2007). Belajar Pembelajaran Sekolah

Dasar, UPI: Press

Rositawati, Muharam, (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Ririn (2009). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika SMP


(40)

Suriaty (1996). Pengembangan Keterampilan Proses dengan Menggunakan

Lingkungan dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Tesis.Bandung.

FPS IKIP. Tidak diterbitkan.

Sadiman, S, et al (2003). Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan

Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Usman samatowo. (2006) .Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan

Wisnoe Andang (2010). Eefektivitas Penggunaan Alat Peraga dalam Upaya


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dikelas IV SDN Cilangkap 1 Kecamatan Tapos Kota Depok tentangpenggunaan media konkret dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPAtentangstrukturtumbuhan dan fungsinya pada siswa kelasIVSDN Cilangkap 1. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Perencanaan Pembelajaran Penggunaan Media Konkret

Pembelajaran dengan menggunakan media konkret dalam materi bagian tumbuhan dan fungsinya sub pokok bahasan batang tumbuhan pada pelaksanaannya diawali dengan apersepsi. memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada pesert didik. Penyampaian meteri diberikan dengan metode ceramah, memberikan tes awal terhadap materi guna mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi.

Pembentukan kelompok dilakukan yang bersifat heterogen, guru

membimbing siswa melakukan pengamatan mengisi lembar kerja siswa dengan memberikan kesimpulan. Saat siswa bekerja melakukan pengamatan terlihat adanya kerjasama dalam kelompok serta aktif dalam bertanya pada saat presentase. Untuk kegiatan akhir dilakukan penutupan dan tes akhir untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah melakukan pengamatan dengan


(2)

b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Media Konkret

Pelaksanaan Pembelajaran IPA tentang struktur tumbuhan dan fungsinyauntuk konsep batang dan daun dengan menggunakan media konkret ternyata dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru mengalami perubahan mulai dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 begitu juga pada keaktifan siswa dalam

bertanya dan kerjasama dalam kelompok. Pembelajaran dengan

menggunakan media konkret dalam pelaksanaannyamemberikan kemudahan materi akan dicerna lebih membekasdan tidak mudah dilupakan.Siswa tidak hanyamendengarpenjelasan guru, tetapi dapat melihat secara langsung benda yang digunakan serta menarik minat siswa dalam belajar.

c. Hasil Belajar Siswa

Pelajaran IPA dalam konsep bagian-bagian tumbuhan dengan media konret pada setiap siklus mengalami peningkatan, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata pada setiap siklus 1 yaitu pada nilai kognitifnya yaitu 58,38 dan nilai akhir yaitu 72,76, lembar kerja siswa secara kelompok 70%. Siklus II pada nilai kognitifnya yaitu 76,23 dan nilai kerja kelompok yaitu 78,57 %. Berdasarkan data yang ada mulai dari siklus I dan II telah mengalami peningkatan 3,47% sehingganilai rata-rata secara keseluruhan KKM telah tercapai akan tetapidilihat dari nilai yang diperoleh setiap siswamasih ada yang belum mencapai KKM yaitu 2 orang atau 4,76%, sedangkan siswa yang mencapai ketuntasansebesar 95,23% atau 40 siswa dari 42 jumlah


(3)

siswa.Dengan demikian hasil belajar siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 mengalami peningkatan.

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian pembelajaran IPA tentang penggunaan media konkret akan berhasil dengan baik apabila memperhatikan hal-hal

seperti berikut :

1. Media konkret yang digunakan harus dipersiapkan dengan baik sesuai

dengan materi, minat, kebutuhan dan kondisi siswa serta memanfaatkan bahan yang ada disekitar sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu dalam penggunaannya harus memperhatikan efektivitas dan efisien sehingga konsep pembelajaran yang disampaikan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Mempersiapkan LKS yang berisi petunjuk pelaksanaan kegiatan yang

mudah dimengerti oleh siswa dari awal hingga akhir.

3. Pembagian kelompok secara merata yaitu dengan cara mencampur antara

siswa yang pandai, sedang dan siswa yang kurang pandai supaya adanya kerjasama yang baik antara kelompok.

4. Pada saat pembelajaran berlangsung terutama pada saat diskusi kelompok

dalam mengamati bagian-bagian tumbuhan yaitu batang dan daun perlu adanya bimbingan dari guru karena siswa terkadang mengalami kesulitan dalam membuat laporan hasil kesimpulan dari suatu pengamatan pada lembar kerja siswa. perlu juga adanya bimbingan dari guru supaya tidak


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, A, (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk

Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, R, Suhardjono, Supardi, (2008). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksar

Agus Prabudi, B, Padmo Putri, D, (2001). Ragam Media dalam

Pembelajaran, Jakarta: PAU PP AI, UT

BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi

Depdiknas,(2003). Kurikulum 2004Standar Kompetensi Mata Pelajaran

SainsDi SD dan MI, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas, (2004).Standar kompetensiguru sekolah dasar bandung studi

IPA.Jakarta Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan.

Dimyati dan Mudjiono, (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gijono, dkk, (2004).Pembelajaran sains untuk SD kelas IV semester 2.SsukamajuDepok: Arya Duta.

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/pembelajaran-ipa-yang-bersifat-konstruktif-di-sd/

Herry-Hermawan, A, Zaman, B, Riyana, C, (2007). Media Pembelajaran

Sekolah Dasar, Bandung: UPI Press

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html

Herry-Hermawan, A, Asra, Dewi, L, (2007). Belajar Pembelajaran Sekolah

Dasar, UPI: Press

Rositawati, Muharam, (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Ririn (2009). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika SMP


(6)

Suriaty (1996). Pengembangan Keterampilan Proses dengan Menggunakan

Lingkungan dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Tesis.Bandung.

FPS IKIP. Tidak diterbitkan.

Sadiman, S, et al (2003). Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan

Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Usman samatowo. (2006) .Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan

Wisnoe Andang (2010). Eefektivitas Penggunaan Alat Peraga dalam Upaya