PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SD NEGERI DI KECAMATAN CIMAHI UTARA.

(1)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR

GURU PADA SD NEGERI DI KECAMATAN CIMAHI UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

DEBORA LUSIANA 1007093

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang

lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya

ini.

Bandung, Desember 2012

Yang membuat pernyataan,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR

GURU PADA SD NEGERI DI KECAMATAN CIMAHI UTARA

Oleh : Debora Lusiana

NIM. 1007093

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,

Dr. Endang Herawan, M.Pd NIP. 196008101986031001

Pembimbing II,

Dr. Asep Suryana, M.Pd NIP.19720321199903100

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Saud, Ph.D NIP. 19530612 198103 1 003


(4)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

PADA SD NEGERI DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Oleh : Debora Lusiana (1007093)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendapat gambaran empirik mengenai pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru PNS di SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 402 orang, sedangkan sampel penelitian sebanyak 80 orang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif melalui survei. Pengolahan data menggunakan statistik yang meliputi analisis korelasi, analisis regresi linier, analisis korelasi ganda, dan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah: 1) Supervisi Akademik Kepala Sekolah yang telah terlaksana di SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara termasuk pada kategori tinggi, 2) Motivasi kerja guru yang terdapat di SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara termasuk pada kategori tinggi, 3) Kinerja Mengajar Guru PNS yang berada di SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara termasuk pada kategori sangat tinggi, 4) Supervisi Akademik Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Mengajar Guru dan pengaruhnya tergolong cukup kuat, 5) Motivasi kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Mengajar Guru dan pengaruhnya tergolong kurang kuat, 6) Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Mengajar Guru dan pengaruhnya tergolong cukup kuat. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya supervisi akademik baru bersifat administratif maka perlu adanya implementasi supervisi akademik dengan memperhatikan partisipasi guru, diklat, serta metode mengajar guru. Supervisi itu memposisikan guru sebagai kolega, Kepala Sekolah harus memposisikan guru sebagai partner bukan bawahan. Supervisor sebagai pengawas mutu pembelajaran harus dipahami oleh Kepala Sekolah dalam pembinaan guru-guru melalui pendalaman antara konsep/teori dengan praktek. Pada Motivasi Kerja Guru, penulis dapat merekomendasikan perlunya sistem kepangkatan dan kenaikan pangkat atau golongan harus dilaksanakan dengan objektif, peningkatan penghargaan oleh Kepala Sekolah pada guru berupa pujian atau diikutsertakannya guru dalam diklat/seminar, dan adanya jaminan atas sistem insentif yang dijalankan di sekolah. Pada Kinerja Mengajar Guru, perlunya meningkatkan penggunaan media pembelajaran di dalam kelas yang didukung oleh fasilitas sekolah, meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran sendiri yang kreatif dan inovatif, meningkatkan kemampuan guru tentang alat evaluasi, teknik dan jenis evaluasi dalam melakukan tes awal dan analisis kemampuan siswa sebelum menyusun rencana pengajaran.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN... ...1

A.Latar Belakang Penelitian ... ...1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah... ...6

C.Tujuan Penelitian ...9

D.Metode Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ...10

F. Sistematika Penulisan... ...11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...13

A.Kajian Pustaka ...13

1. Kinerja Mengajar Guru ...13

2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 37

3. Motivasi Kerja Guru ... 71

4. Kesimpulan Kajian Teoritis ... 91

B.Kerangka Pemikiran dan Kerangka Penelitian ...93

C.Hipotesis Penelitian ...94

BAB III METODE PENELITIAN ...96

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ...96

B. Wilayah Penelitian, Populasi dan Sampel ...97


(6)

D.Teknik Pengumpulan Data ...103

E. Instrumen Penelitian...104

F. Uji Coba Instrumen ...106

G.Teknik Analisis Data...118

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...123

A.Hasil Penelitian ...123

B.Pembahasan ...149

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...168

A.Kesimpulan ...168

B. Rekomendasi... ...170

DAFTAR PUSTAKA ...172

LAMPIRAN-LAMPIRAN...176 RIWAYAT HIDUP


(7)

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14

Penyebaran Populasi ... Penyebaran Sampel ... Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... Variabel Motivasi Kerja ... Variabel Kinerja Mengajar ... Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)... Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X2)... Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)... Butir-butir yang Ditolak dari Masing-masing Variabel ... Hasil Uji Realibility Statistics ... Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... Klasifikasi Skor Data Penelitian ... Rata-rata Hasil Data Variabel Penelitian ... Hasil Uji Normalitas Variabel X1... Hasil Uji Normalitas Variabel X2... Hasil Uji Normalitas Variabel Y... Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data... Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 dan Variabel Y... Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 dan Variabel Y... Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ... Korelasi antara Variabel X1 dengan Y... Korelasi antara Variabel X2 dengan Y... Hasil Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ... Persamaan Regresi X1-Y... Persamaan Regresi X2 -Y...

98 100 101 102 103 105 110 111 113 114 117 118 109 123 129 130 132 134 135 136 137 138 140 140 141 142 143


(8)

Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20

Persamaaan Regresi X1 dan X2 -

Y

... Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi ... Koefisien Determinasi X1 terhadap Y... Koefisien Determinasi X2 terhadap Y ... Koefisien Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ... Rekapitulasi Hasil Hipotesis ...

144 145 146 146 147 148


(9)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7

Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan... Sistematika Pengembangan Profesionalisme Pegawai... Siklus Supervisi Klinik... Tiga Tujuan Supervisi... Sistem Fungsi Supervisi Akademik ... Kerangka Pemikiran... Hubungan Antar Variabel Penelitian ... Grafik Data Kondisi Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara ... Grafik Data Kondisi Motivasi Kerja Guru pada SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara ... Grafik Data Kondisi Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara ... Grafik Uji Normalitas Variabel X1... Grafik Uji Normalitas Variabel X2 ... Grafik Uji Normalitas Variabel Y ... Model Koefisien Determinasi Variabel X1 X2 terhadap Y ...

19 21 54 56 57 93 94 124 126 128 140 131 133 135 148


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4

Tabulasi Data Responden Uji Coba Kisi-kisi Instrumen dan Angket Penelitian Tabel Frekuensi


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

bagi kehidupan manusia, namun di sisi lain perubahan tersebut juga telah

membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat.

Agar mampu berperan dalam persaingan global, bangsa Indonesia perlu

terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),

khususnya kapasitas intelektual generasi penerus. Oleh sebab itu, peningkatan

kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana,

terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan kalau tidak ingin

bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.

Salah satu barometer keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan SDM

adalah dengan mengukur kualitas SDM yang ditandai dengan meningkatnya

kualitas pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih dinamis dan mandiri

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama dengan tatanan

nasional dan internasional.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, seperti

dikutip di bawah ini :


(12)

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 3)

Peranan guru sebagai pendidik yang andal dan berkualitas merupakan salah

satu faktor yang strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut

(Umiarso dan Gojali, 2011:114). Lebih lanjut Makawimbang (2011:66)

berpendapat bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional dan sebagai agen

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, guru mempunyai peranan

sentral dalam proses belajar mengajar. Untuk itu mutu pendidikan di suatu

sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam

menjalankan tugasnya. Yang dimaksud dengan guru, seperti yang tertuang dalam

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru, Pasal 1 ayat 1 adalah :

Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru sebagai pelaksana dalam pembelajaran hendaknya memiliki komitmen

yang tinggi terhadap pekerjaannya. Artinya guru harus memiliki kesadaran dan

kecintaan terhadap profesinya. Dengan adanya kesadaran dan kecintaan terhadap

pekerjaannya sebagai guru, maka kinerjanya akan lebih baik, kesadaran untuk

mengembangkan potensi dirinya juga akan semakin meningkat.

Kinerja mengajar guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia

pendidikan untuk menghasilkan kualitas SDM yang mampu bersaing di era global


(13)

guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan

waktu. Kinerja mengajar guru akan baik jika guru telah melaksanakan

unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar,

menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar

dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, kerjasama dengan

semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian

yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab

terhadap tugasnya.

Namun fenomena menunjukkan bahwa masih banyak guru di sekolah yang

tidak memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa

peningkatan mutu di sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik sesuai

dengan yang diharapkan masih belum optimal. Fakta empirik yang sulit

terbantahkan saat ini adalah kesulitan untuk mendapatkan guru yang benar-benar

mengabdikan diri dan mencurahkan waktu dan perhatiannya untuk melaksanakan

tugas profesionalnya sebagai tenaga pendidik. Menurut E. Mulyasa (2005:19-32)

bahwa :

Sedikitnya terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran. Kesalahan tersebut adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, menunggu peserta didik berprilaku negatif, menggunakan destructive dicipline, mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik, merasa diri paling pandai di kelasnya, tidak adil (diskriminatif), serta memaksa hal peserta didik.

Alasan klasiknya guru belum melaksanakan tugas profesionalnya sebagai

tenaga pendidik adalah gaji dan kesejahteraan guru yang rendah membuat guru


(14)

kepadanya. Mereka selalu terpuruk dan seakan-akan tak berdaya menghadapi

hempasan badai keras globalisasi yang melunturkan semangat pengabdian

mereka.

Sedangkan Ani M. Hasan (2003:6) mengemukakan bahwa rendahnya

profesionalisme guru disebabkan oleh : (1) masih banyak guru yang tidak

menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang

bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada;

(2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara

maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai

pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak

di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika

profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri

karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada

dosen di perguruan tinggi. Kondisi dan faktor-faktor tersebut diduga telah

mempengaruhi kinerja guru.

Banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya kinerja guru. Cascio

(1992) sebagaimana dikutip oleh Sukmalana (2003:21) menyebut abilitas dan

motivasi sebagai faktor-faktor yang berinteraksi dengan kinerja. Abilitas

ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill dipengaruhi oleh

kecakapan, kepribadian, dan pengetahuan yang terbentuk oleh pendidikan,


(15)

Kemudian faktor-faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja

antara lain manusia, modal, metode, faktor produksi, faktor lingkungan organisasi,

faktor lingkungan negara, faktor lingkungan regional dan umpan balik.

Menurut Gibson (1987:51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan

adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kinerja: 1) Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2) Faktor psikologis:

mental/intelektual, persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi 3) Faktor

organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem

penghargaan (reward system).

Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas,

kreativitas, kualitas, dan profesionalisme guru. Dalam tingkatan operasional, guru

merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat

institusional, instruksional, dan eksperiensial (Surya, 2005:4). Guru merupakan

SDM yang mampu mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tercipta

pembelajaran yang bermutu dan menjadi faktor utama dalam menentukan mutu

pendidikan.

Demikian halnya, dengan guru di SD Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara.

Berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) Tahun 2011 yang dilaksanakan

oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Cimahi, banyak temuan di

mana masih banyak guru yang belum optimal dalam menjalankan profesinya


(16)

memahami berbagai keadaan peserta didik, belum melakukan pengembangan

kurikulum atau silabus, belum sempurnanya membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, belum memanfaatkan teknologi pembelajaran, dan belum optimal

dalam melakukan evaluasi belajar. Hal ini mengakibatkan mutu pendidikan belum

optimal. Oleh karena itu permasalahan tersebut harus segera diatasi.

Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan

pembinaan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru

sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai, dan diakui keprofesionalannya.

Dengan demikian pekerjaan guru bukan semata-mata pekerjaan pengabdian

namun guru adalah pekerjaan profesional seperti pekerjaan lainnya misalnya,

dokter, pengacara, akuntan, dan sebagainya. Memandang guru sebagai tenaga

kerja profesional maka usaha-usaha untuk membuat mereka menjadi profesional

tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui penataran,

pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi, namun perlu juga

memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian

motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian intensif, dan gaji

yang layak, sehingga memungkinkan guru untu meningkatkan kinerja

mengajarnya sebagai pendidik.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari uraian pada latar belakang penelitian tersebut, jelaslah bahwa terdapat

banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Faktor-faktor tersebut


(17)

intensif, gaji yang layak dengan keprofesionalannya sehingga memungkinkan

guru untuk meningkatkan kinerja mengajarnya sebagai pendidik.

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa masih kurang

maksimalnya kemampuan guru dalam menganalisis dan menjabarkan kurikulum

menjadi program pengajaran, seperti program semester, silabus, dan rencana

pembelajaran, masih ada guru yang kurang maksimal menggunakan keterampilan

mengajar dalam pengajaran yang dilakukannya, metode mengajar yang

dipergunakan guru masih ada yang kurang relevan dengan materi yang

disampaikan. Pemberian intensif yang diterima guru pada saat ini dirasakan masih

kurang mencukupi untuk bisa menutupi kebutuhan hidup guru dan keluarganya

secara layak, sehingga masih ada guru yang belum terkosentrasi penuh terhadap

tugasnya. Masih ada guru yang mencari tambahan luar, setelah jam kerja dan

bahkan ada kasus guru yang meninggalkan tugas pada jam kerja untuk mencari

tambahan pendapatan.

Kemudian masih kurangnya motivasi kerja guru terlihat dari masih ada guru

yang melaksanakan tugasnya hanya sekedar memenuhi tanggungjawabnya

mengajar, belum pada taraf meningkatkan pelayanan sehingga menghasilkan

prestasi belajar siswa secara maksimal, ,masih kurangnya minat baca guru untuk

mempelajari materi bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik, masih

ada guru yang kurang mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah hasil penelitian

pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

Fenomena di atas mengandung arti bahwa pengelolaan proses belajar


(18)

melalui supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah, serta kinerja

mengajar guru masih perlu ditingkatkan.

Dari beberapa faktor penentu kinerja mengajar guru tersebut yang paling

menarik diteliti adalah pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi

kerja terhadap kinerja mengajar guru, dengan menjadikan pengaruh supervisi

akademik Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru sebagai variabel bebas

(independent variable) 1 dan 2 atau X1 dan X2. Sedangkan yang dijadikan

variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja mengajar guru pada SD

Negeri di Kecamatan Cimahi Utara.

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan batasan masalah, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran supervisi akademik Kepala Sekolah, motivasi kerja, dan

kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara?

b. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kinerja

mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara?

c. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru pada

SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara?

d. Seberapa besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi

kerja secara bersamaan terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di


(19)

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data empirik serta menguji

kebermaknaan tentang pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi

kerja terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi

Utara.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan

analisis tentang:

a. Supervisi akademik Kepala Sekolah, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru

pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara.

b. Besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kinerja mengajar

guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara.

c. Besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri

di Kecamatan Cimahi Utara.

d. Besar pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi kerja

terhadap kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara.

D.Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan

penelitian kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Studi yang dikembangkan dalam

penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Teknik


(20)

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dapat berguna terutama

dalam hal:

1) Pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya pada kajian

supervisi akademik, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru.

2) Memberikan informasi mengenai bagaimana meningkatkan kinerja mengajar

guru pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi Utara.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1) Informasi sebagai bahan evaluasi bagi para praktisi pendidikan (pengawas,

guru, dan kepala sekolah), khususnya pada SD Negeri di Kecamatan Cimahi

Utara.

2) Masukan bagi Kepala Sekolah sebagai supervisor, bisa mengambil manfaat

dari hasil penelitian ini, dan mereka bisa melakukan supervisi akademik

terhadap guru lebih baik lagi sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan

kinerja mengajar guru, yang pada gilirannya mampu meningkatkan mutu

pendidikan di sekolahnya.

3) Masukan bagi Kabid Pendas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota

Cimahi mengenai supervisi akademik yang dilakukan Kepala Sekolah,

motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru pada SD Negeri di Kecamatan


(21)

4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal unutk

melakukan peneltian lanjut tentang supervisi akademik yang dilakukan

Kepala Sekolah, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru pada SD Negeri di

Kecamatan Cimahi Utara.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini terdiri atas lima Bab. Bab satu berisi tentang uraian

pendahuluan, yang di dalamnya berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan dalam tesis ini.

Bab dua tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian. Isi dari Bab ini adalah konsep atau teori dalam bidang dikaji, hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta kerangka

pemikiran dan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab tiga berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, yang

meliputi lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain dan metode

penelitian, definisi operasional dari tiap variabel disertai indikatornya, instrumen

penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik

analisis data.

Bab empat tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang berisi

pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian, serta


(22)

Bab lima tentang kesimpulan dan saran, menyajikan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian serta saran atau

rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para

pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada peneliti berikutnya


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2008: 49) :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi.

Generalisasi akan lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Jenis

penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel,

yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat

berdasarkan pengamatan yang sering terjadi. Sedangkan penelitian dengan

pendekatan kuantitatif menampilkan analisis data bersifat statistik dengan angka

dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:14).

Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan

supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja guru serta sejauh mana

kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri (SD)


(24)

B. Wilayah Penelitian, Populasi dan Sampel 1. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Sekolah Dasar (SD) Negeri,

dengan responden adalah guru-guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersebar

pada 25 sekolah.

Pemilihan wilayah penelitian ini didasarkan pada : 1) kemudahan

memperoleh data dalam melakukan penelitian, 2) objek penelitian sesuai dengan

pendidikan, wilayah kerja dan profesi peneliti.

2. Populasi

Sugiyono (2008:80) memberikan pengertian bahwa:

"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya".

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada Sekolah Dasar

Negeri (SD) se- Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi yang berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dianggap homogen, kecuali Kepala Sekolah,

dengan alasan bahwa tugas kepala sekolah lebih kompleks dan spesifik bila

dibandingkan dengan guru biasa.

Data populasi sebanyak orang, dengan penyebaran populasi dapat


(25)

Tabel 3.1 Penyebaran Populasi

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH GURU

1 SDN Cipageran Mandiri 1 59

2 SDN Cipageran Mandiri 2 30

3 SDNCipageran Mandiri 3 26

4 SDN Cipageran Mandiri 4 17

5 SDN Cempaka 12

6 SDN Citeureup 2 11

7 SDN Citeureup 3 9

8 SDN Citeureup Mandiri 1 10

9 SDN Citeureup Mandiri 2 19

10 SDN Cibabat 2 9

11 SDN Cibabat 4 9

12 SDN Cibabat 5 10

13 SDN Mawar 8

14 SDN Cibabat Mandiri 1 23

15 SDN Cibabat Mandiri 2 21

16 SDN Cibabat Mandiri 3 25

17 SDN Cibabat Mandiri 4 13

18 SDN Cibabat Mandiri 5 21

19 SDN Pasirkaliki 1 8

20 SDN Pasirkaliki 2 8

21 SDN Pasirkaliki 5 7

22 SDN Pasirkaliki 6 7

23 SDN Pasirkaliki Mandiri 1 24

24 SDN Setiawarga 9

25 SDN Pambudi Darma 7

JUMLAH 402

Sumber : Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat

3. Sampel

Sugiyono (2008:81) memberikan pengertian bahwa: "Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara

Riduwan (2008:56) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang

yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat


(26)

a. Menentukan Ukuran Sampel

Untuk menentukan besarnya atau ukuran sampel digunakan rumus Taro

Yamane (Riduwan, 2008: 65), yaitu :

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = presisi atau penyimpangan terhadap populasi 1 = angka konstan

Dalam penelitian sosial besarnya presisi biasanya antara 5% sampai

dengan 10%, pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga

diperoleh nilai n seperti tertera dibawah ini :

N 402 402

n = --- = --- = --- = 80,08 ~ 80 1+N(d2) 1+ 402 (0,12) 5,02

Jadi jumlah sampel penelitian sebanyak 80 orang (dibulatkan), jumlah ini menjadi

responden penelitian. Jumlah sampel tersebut jika diprosentasekan adalah 80/402 x

100% = 19,90%.

b. Menentukan Subjek Penelitian

Untuk menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka

diupayakan bahwa setiap subyek dalam populasi yang dianggap homogen

memiliki peluang sama menjadi unsur sampel. Teknik sampling yang penulis


(27)

Penentuan anggota sampel adalah sebesar 19,90 % dari populasi,

dengan memperhatikan hal-hal berikut :

1. Latar belakang pendidikan minimal S-1

2. Golongan minimal 3A

3. Masa kerja minimal 5 tahun.

Penyebaran sampel pada tiap sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Penyebaran Sampel

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH

POPULASI

SAMPEL JUMLAH SAMPEL 19,90%

1 SDN Cipageran Mandiri 1 59 11,74 12

2 SDN Cipageran Mandiri 2 30 5,9 6

3 SDNCipageran Mandiri 3 26 5,17 5

4 SDN Cipageran Mandiri 4 17 3,38 3

5 SDN Cempaka 12 2,39 2

6 SDN Citeureup 2 11 2,19 2

7 SDN Citeureup 3 9 1,79 2

8 SDN Citeureup Mandiri 1 10 1,99 2

9 SDN Citeureup Mandiri 2 19 3,78 4

10 SDN Cibabat 2 9 1,79 2

11 SDN Cibabat 4 9 1,79 2

12 SDN Cibabat 5 10 1,99 2

13 SDN Mawar 8 1,59 2

14 SDN Cibabat Mandiri 1 23 4,58 5

15 SDN Cibabat Mandiri 2 21 4,18 4

16 SDN Cibabat Mandiri 3 25 4,98 5

17 SDN Cibabat Mandiri 4 13 2,59 3

18 SDN Cibabat Mandiri 5 21 4,18 4

19 SDN Pasirkaliki 1 8 1,59 2

20 SDN Pasirkaliki 2 8 1,59 2

21 SDN Pasirkaliki 5 7 1,39 1

22 SDN Pasirkaliki 6 7 1,39 1

23 SDN Pasirkaliki Mandiri 1 24 4,78 5

24 SDN Setiawarga 9 1,79 2

25 SDN Pambudi Darma 7 1,39 1


(28)

C. Definisi Operasional

Variabel bebas (independent variables) dalam penelitian ini adalah:

supervisi akademik kepala sekolah ( ), dan motivasi kerja guru ( ), sedangkan

variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja mengajar guru (Y).

1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Yang dimaksud dengan supervisi akademik kepala sekolah dalam penelitian

ini adalah upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat

meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah

perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan

dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah

yang nantinya berdampak kepada kinerja mengajar guru yaitu kualitas

pengajaran. Variabel supervisi akademik kepala sekolah memiliki tiga dimensi,

seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.3 Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah

DIMENSI INDIKATOR

Perencanaan Supervisi Akademik

Program supervisi akademik Instrumen supervisi akademik Jadwal supervisi akademik

Pelaksanaan Supervisi Akademik

Introduksi supervisi akademik

Penentuan sasaran supervisi akademik Teknik supervisi akademik

Kepemimpinan supervisi akademik Evaluasi dan Tindak lanjut

Supervisi Akademik

Pembinaan


(29)

2.Motivasi Kerja Guru

Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan kerja

yang timbul dari dalam diri atau dari luar diri seorang guru yang menjadi energi

penggerak, untuk melakukan pekerjaan dalam melaksanakan dan memelihara

perilaku mengajar. Variabel motivasi kerja guru memiliki dua dimensi, yaitu (a)

faktor motivator (satisfier) dan (b) faktor hygiene dengan indikator antara lain :

Tabel 3.4 Variabel Motivasi Kerja

DIMENSI INDIKATOR

Faktor motivator (satisfier)

Prestasi kerja guru yang tinggi Kemajuan

Tanggung jawab

Faktor hygiene

Kebijakan pimpinan

Hubungan dengan teman kerja Sistem insentif

Iklim kerja Kondisi kerja

3.Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas mengajar

dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dimensi dan indikator yang berkaitan dengan variabel kinerja mengajar

guru menurut Suryosubroto (2009:17-45) dijadikan dimensi kajian dalam

penelitian kinerja mengajar guru ini. Jadi dimensi dari kinerja mengajar guru

adalah : 1) merencanakan pembelajaran, 2) melaksanakan pembelajaran, dan 3)


(30)

Tabel 3.5 Variabel Kinerja Mengajar

DIMENSI INDIKATOR

Perencanaan Pembelajaran

Penyusunan silabus Penyusunan RPP

Pengembangan materi ajar

Penyusunan alat evaluasi dan media pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran

Pembukaan pembelajaran Proses pembelajaran Penutupan pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi proses dan atau hasil pembelajaran siswa

Evaluasi pembelajaran (KBM)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2008:97). Sementara Sugiyono

(2008:137) mengatakan bahwa: "teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan

gabungan ketiganya".

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode angket

(kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Angket/kuesioner

merupakan alat pengumpulan data yang efisien, dan cocok digunakan bila


(31)

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2008:102) memberikan definisi bahwa: "Instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati". Menurut Riduwan (2008:71), instrumen penelitian menjelaskan semua

alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik

penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitasnya).

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008:93). Jadi dengan

Skala Likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran supervisi

akademik kepala sekolah, motivasi kerja guru, serta kinerja mengajar guru pada

Sekolah Dasar (SD) Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara Provinsi Jawa Barat.

Instmmen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian

ini adalah angket Skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu : selalu

(SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).

Pemberian bobot untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk

pernyataan-pernyataan positif diberi bobot : 5 - 4 - 3 - 2 - 1. Sedangkan untuk

angket dengan pernyataan-pernyataan negatif diberi bobot : 1 - 2 - 3 - 4 - 5.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator

masing-masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui


(32)

Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah

sebagai berikut : 1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, 2)

menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, 3) melakukan

analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam

menyusun angket dari aspek yang diukur. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Deskriptor Jumlah

Butir Nomor Butir 1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah ( )

1. Perencanaan Supervisi Akademik

1. program perencanaan supervisi akademik

7 1 - 7

2.instrumen supervisi akademik

3 8 - 10

3.jadwal supervisi akademik

3 11 - 13

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik

3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik

1. introduksi supervisi akademik

5 14 - 18

2. penentuan sasaran supervisi akademik

6 19 - 24

3. teknik supervisi akademik

4. kepemimpinan supervisi akademik

1.Pembinaan

2.reward dan punishment 5 6

1 4

25 – 29 30 – 35

36 37 - 40

2 Motivasi Kerja Guru ( ) 1. Faktor motivator (satisfier)

1. prestasi kerja guru yang tinggi

6 1 - 6

2.kemajuan 2 7 - 8

3.tanggung jawab 5 9 - 13 dan menantang

2. Faktor hygiene 1.kebijakan pimpinan 4 14 - 17 2.hubungan dengan teman

kerja

4 18 - 21

3.remunerasi 4 22 - 25

4.iklim kerja 3 26 - 28


(33)

Lanjutan Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Mengajar Guru (Y) 1. Perencanaan Pembelajaran

1. Penyusunan silabus 1 1 2.Penyusunan RPP 3 2 - 4 3. Pengembangan materi

ajar

6 5 - 10

3

2. Pelaksanaan Pembelajaran

4. Penyusunan alat evaluasi dan media pembelajaran 1. Pembukaan

pembelajaran

4

1

11 – 14 15

2. Proses pembelajaran 3. Penutupan pembelajarn

4 2

16 – 19 20 - 21 3. Evaluasi

Pembelajaran

1. Evaluasi proses dan atau hasil pembelajaran siswa

5 22 - 26

2. Evaluasi pembelajaran (KBM)

4 27 - 30

Instrumen yang telah diterima terlebih dahulu diujicobakan untuk

mendapatkan instrumen yang sahih dan handal (valid dan reliable).

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu

untuk mengetahui kesahihan dan kehandalnya melalui prosedur :

1. Responden Uji Coba

Instrumen penelitian diujicobakan pada responden yang tidak termasuk

sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 30 (tiga puluh) orang

guru. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi syarat untuk diuji coba.

2. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah : a) membagikan


(34)

para guru melakukan pengisian angket, dan d) setelah guru selesai mengisi

angket, segera dikumpulkan kembali.

3. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item

angket, baik dalam hal redaksi, altenatif jawaban yang tersedia, maupun dalam

pernyataan dan jawaban tersebut. Uji coba dilakukan untuk analisis terhadap

instrumen sehingga diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap

indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Selanjutnya untuk

memperoleh butir pernyataan yang valid dan reliabel dilakukan pengujian

validitas dan reliabilitas.

4. Uji Validitas Instrumen

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (Akdon, 2008:143)

menjelaskan bahwa, "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau kesahihan suatu alat ukur."

Sugiono (Akdon, 2008:143), mengemukakan bahwa "Jika instrumen

dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur." Selanjutnya Arikunto

(2002:145) mengungkapkan bahwa "Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana variabel data yang terkumpul tidak menyimpang dari


(35)

Validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap nilai-nilai antara variabel

X dan variabel Y. Seperti yang diungkapkan Sugiono (Akdon, 2008:144):

Keterangan :

n = Jumlah responden

YXY = Jumlah perkalian X dan Y YX = Jumlah skor tiap butir YY = Jumlah skor total

YX2 = Jumlah skor X dikuadratkan YY2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk

menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji

signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008:144) yaitu:

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi


(36)

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2), dengan keputusan, jika th itung > tt ahe l berarti valid, sebaliknya jika

thitung< ttabel , berarti tidak valid. 5. Hasil Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan melalui bantuan komputer

dengan program SPSS versi 20 for Windows. Dalam analisis ini apabila item

dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat

validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang

merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung)

dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka item tersebut valid,

sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari ketiga variabel

penelitian adalah sebagai berikut :

a. Validitas variabel (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas

untuk variabel tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah yang terdiri dari

40 item pernyataan, terdapat 30 (tiga puluh) item pernyataan yang dinyatakan

valid dan 10 (sepuluh) item yang tidak valid yaitu item nomor 1, 11, 12, 17, 18,

21, 22, 27, 29, 34.

Untuk selanjutnya untuk item yang tidak valid, berdasarkan hasil diskusi

tetap dipertahankan untuk digunakan sebagai item pernyataan, yaitu item no. 1, 12,

13, 22, 27, dan 34. Sedangkan item no. 11, 17, 18, 21, dan 29 tidak digunakan atau


(37)

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

Item

No r hitung

r tabel

a = 0,05 ; n = 30 Keputusan Keterangan

1 0 0.361 Tidak Valid Digunakan

2 0,542 0.361 Valid Digunakan

3 0,680 0.361 Valid Digunakan

4 0,626 0.361 Valid Digunakan

5 0,572 0.361 Valid Digunakan

6 0,604 0.361 Valid Digunakan

7 0,709 0.361 Valid Digunakan

8 0,687 0.361 Valid Digunakan

9 0,525 0.361 Valid Digunakan

10 0,586 0.361 Valid Digunakan

11 0,089 0.361 Tidak Valid Ditolak

12 0,228 0.361 Tidak Valid Digunakan

13 0,480 0.361 Valid Digunakan

14 0,400 0.361 Valid Digunakan

15 0,653 0.361 Valid Digunakan

16 0,477 0.361 Valid Digunakan

17 -0,306 0.361 Tidak Valid Ditolak

18 0,294 0.361 Tidak Valid Ditolak

19 0,592 0.361 Valid Digunakan

20 0,605 0.361 Valid Digunakan

21 0,292 0.361 Tidak Valid Ditolak

22 -0,215 0.361 Tidak Valid Digunakan

23 0,561 0.361 Valid Digunakan

24 0,480 0.361 Valid Digunakan

25 0,631 0.361 Valid Digunakan

26 0,565 0.361 Valid Digunakan

27 -0,99 0.361 Tidak Valid Digunakan

28 0,561 0.361 Valid Digunakan

29 -0,186 0.361 Tidak Valid Ditolak

30 0,632 0.361 Valid Digunakan

31 0,801 0.361 Valid Digunakan

32 0,637 0.361 Valid Digunakan

33 0,811 0.361 Valid Digunakan

34 -0,222 0.361 Tidak Valid Digunakan

35 0,565 0.361 Valid Digunakan


(38)

Lanjutan Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)

37 Akade

0,604 0.361 Valid Digunakan

38 0,362 0.361 Valid Digunakan

39 0,630 0.361 Valid Digunakan

40 0,705 0.361 Valid Digunakan

b. Validitas variabel (Motivasi Kerja Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas

untuk variabel tentang Motivasi Kerja Guru yang terdiri dari 30 item

pernyataan, terdapat 25 (dua puluh lima) item pernyataan yang dinyatakan valid

dan 5 (lima) item yang tidak valid yaitu item nomor 10, 11, 13, 16, dan 24.

Untuk selanjutnya untuk item yang tidak valid, berdasarkan hasil diskusi

tetap dipertahankan untuk digunakan sebagai item pernyataan, yaitu item no. 10,

11, 16, dan 24. Sedangkan item no. 13 tidak digunakan atau dihilangkan. Secara

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel (Motivasi Kerja)

Item

No r hitung

r tabel

a = 0,05 ; n = 30 Keputusan Keterangan

1 0,474 0.361 Valid Digunakan

2 0,813 0.361 Valid Digunakan

3 0,474 0.361 Valid Digunakan

4 0,702 0.361 Valid Digunakan

5 0,446 0.361 Valid Digunakan

6 0,750 0.361 Valid Digunakan

7 0,812 0.361 Valid Digunakan

8 0,797 0.361 Valid Digunakan

9 0,813 0.361 Valid Digunakan

10 0,133 0.361 Tidak Valid Digunakan


(39)

Lanjutan Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel (Motivasi Kerja)

12 0,674 0.361 Valid Digunakan

13 0,349 0.361 Tidak Valid Ditolak

14 0,818 0.361 Valid Digunakan

15 0,635 0.361 Valid Digunakan

16 -0,011 0.361 Tidak Valid Digunakan

17 0,769 0.361 Valid Digunakan

18 0,764 0.361 Valid Digunakan

19 0,559 0.361 Valid Digunakan

20 0,636 0.361 Valid Digunakan

21 0,604 0.361 Valid Digunakan

22 0,813 0.361 Valid Digunakan

23 0,813 0.361 Valid Digunakan

24 0,024 0.361 Tidak Valid Digunakan

25 0,702 0.361 Valid Digunakan

26 0,723 0.361 Valid Digunakan

27 0,813 0.361 Valid Digunakan

28 0,656 0.361 Valid Digunakan

29 0,764 0.361 Valid Digunakan

30 0,484 0.361 Valid Digunakan

b. Validitas variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas

untuk variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru yang terdiri dari 30 item

pernyataan, terdapat 26 (dua puluh enam) item pernyataan yang dinyatakan valid

dan 4 (empat) item yang tidak valid yaitu item nomor 19, 21, 27, dan 28.

Untuk selanjutnya untuk item yang tidak valid, berdasarkan hasil diskusi

tetap dipertahankan untuk digunakan sebagai item pernyataan. Secara lebih


(40)

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Item

No r hitung

r tabel

a = 0,05 ; n = 30 Keputusan Keterangan

1 0,739 0.361 Valid Digunakan

2 0,715 0.361 Valid Digunakan

3 0,739 0.361 Valid Digunakan

4 0,739 0.361 Valid Digunakan

5 0,394 0.361 Valid Digunakan

6 0,715 0.361 Valid Digunakan

7 0,739 0.361 Valid Digunakan

8 0,531 0.361 Valid Digunakan

9 0,794 0.361 Valid Digunakan

10 0,611 0.361 Valid Digunakan

11 0,600 0.361 Valid Digunakan

12 0,739 0.361 Valid Digunakan

13 0,450 0.361 Valid Digunakan

14 0,427 0.361 Valid Digunakan

15 0,531 0.361 Valid Digunakan

16 0,572 0.361 Valid Digunakan

17 0,548 0.361 Valid Digunakan

18 0,410 0.361 Valid Digunakan

19 0,559 0.361 Valid Digunakan

20 0,739 0.361 Valid Digunakan

21 0,604 0.361 Valid Digunakan

22 0,749 0.361 Valid Digunakan

23 0,525 0.361 Valid Digunakan

24 0,632 0.361 Valid Digunakan

25 0,494 0.361 Valid Digunakan

26 0,382 0.361 Valid Digunakan

27 0,813 0.361 Valid Digunakan

28 0,453 0.361 Valid Digunakan

29 0,402 0.361 Valid Digunakan

30 0,454 0.361 Valid Digunakan

Hasil analisis atau pemeriksaan butir-butir pernyataan yang ditolak dan

butir yang digunakan dari masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel 3.10


(41)

Tabel 3.10 Butir-Butir yang Ditolak dari Masing-masing Variabel

No Variabel Indikator Deskriptor Jml Butir Jml Tidak Valid/ Ditolak Jml Valid/ Digunakan 1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah ( ) 1.Perencanaan Supervisi Akademik 1. Perencanaan supervisi akademik

7 0 7

2.Instrumen supervisi akademik

3 0 3

3.Jadwal supervisi akademik

3 1 2

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik 3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik 1. Introduksi supervisi akademik

5 3 2

2. Penentuan sasaran supervisi

akademik

6 1 5

3. Teknik supervisi akademik

4. Kepemimpinan supervisi akademik

1.Pembinaan 2.Reward dan

punishment 5 6 1 4 1 1 0 0 4 5 1 4 2 Motivasi Kerja Guru ( ) 1. Faktor motivator (satisfier)

1. Prestasi kerja guru yang tinggi

6 0 6

2.Kemajuan 2 0 2

3.Tanggung jawab 5 1 4

dan menantang

2.Faktor hygiene

1.Kebijakan pimpinan

4 0 4

2.Hubungan dengan teman kerja

4 0 4

3.Remunerasi 4 0 4

4.Iklim kerja 3 0 3


(42)

Lanjutan Tabel 3.10 Butir-Butir yang Ditolak dari Masing-masing Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) 1.Perencanaan Pembelajaran

1. Penyusunan silabus

1 0 1

2.Penyusunan RPP 3 0 3

3 3. Pengembangan

materi ajar

6 0 6

2.Pelaksanaan Pembelajaran

4. Penyusunan alat evaluasi dan media

pembelajaran

4 0 4

1. Pembukaan pembelajaran

1 0 1

2. Proses pembelajaran 3. Penutup pembelajaran 4 2 0 0 4 2 3. Evaluasi Pembelajara n

1. Evaluasi proses dan atau hasil pembelajaran siswa

5 0 5

2. Evaluasi pembelajaran (KBM)

4 0 4

5. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah uji validitas, instrumen penelitian pun harus diuji reliabilitasnya.

Arikunto (2002:154) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Langkah-langkah pengujian reliabilitas angket dalam penelitian ini

mengikuti pendapat Akdon (2008:148-151) sebagai berikut:

a) Menghitung total skor


(43)

Keterangan :

n = Jumlah responden

YXY = Jumlah perkalian X dan Y YX = Jumlah Skor tiap butir YY = Jumlah Skor total

YX2 = Jumlah Skor X dikuadratkan YY2 = Jumlah Skor Y dikuadratkan

c) Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown berikut:

Keterangan :

= Reliabilitas internal seluruh instrumen

= Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua d) Mencari r tabel apabila dengan a=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-2)

e) Membuat keputusan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel Dengan

kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika rhitung> rtabel berarti

item angket reliabel, sebaliknya jika rhitung < rtabel berarti item angket tidak

reliabel.

6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini, uji reliabel dilakukan melalui bantuan komputer


(44)

dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui

tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttman Split-Half Coefficient yang

merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka

item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item tidak reliabel.

Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliability Statistics Supervisi Akademik

Kepala Sekolah

Motivasi Kinerja Kerja Mengajar

Guru Guru

Cronbach's Alpha Part 1 Value .717 .835 .906 N of Items 21(a) 16(a) 16(a) Part 2 Value .602 .594 .476

N of Items 20(b) 15(b) 15(b)

Total N of Items 40 30 30

Correlation Between Forms .823 .913 .912

Spearman-Brown Equal Length .903 .955 .954 Coefficient

Unequal Length .903 .955 .954

Guttman Split-Half Coefficient .572 .695 .833

Hasil analisis reliabilitas diperoleh rn untuk variabel supervisi

akademik kepala sekolah mencapai 0,572, untuk variabel motivasi kerja guru

sebesar 0,695 dan untuk variabel kinerja mengajar guru sebesar 0,833. Ketiga

koefisien reliabilitas tersebut melebihi rtabel = 0,361 yang berarti bahwa

ketiga instrumen dalam kategori reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


(45)

Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel ri rtabel Keterangan

1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah ( )

0,572 0,572 > 0,361 Reliabel

2 Motivasi Kerja Guru ( ) 0,695 0,695 > 0,361 Reliabel 3 Kinerja Mengajar Guru (Y) 0,833 0,833> 0,361 Reliabel

7. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan bahwa

instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya

adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan.

Angket yang disebarkan terdiri dari 35 item yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data tentang supervisi akademik kepala sekolah, 29 item yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi kerja guru dan 30

item lainnya digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja mengajar guru

pada Sekolah Dasar (SD) Negeri se-Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.

G. Teknik Analisis Data

Guna memperoleh penjelasan tentang makna dari data yang telah

diperoleh, maka harus dilakukan pengolahan data. Dengan demikian hasil

penelitianpun akan segera diketahui. Analisis yang digunakan adalah korelasi

Pearson Product Moment dan korelasi ganda, namun dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS


(46)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi

pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh variabel X1, dan X2 terhadap Y. Analisis ini untuk

mengetahui pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah (X1) dan motivasi kerja

(X2) terhadap kinerja mengajar guru (Y) secara bersama-sama maupun secara

individu. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai

berikut.

}

)

(

.

}.{

)

(

.

{

)

).(

(

)

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

XY

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (–1  r  +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r

sebagai berikut.

Tabel 3.13

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah

Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Sunarto (2010:138)


(47)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti

ingin mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM

tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus :

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X

terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien

determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan

100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai

sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan

menggunakan rumus:

Keterangan : KD = Nilai Koefisien Diterminan

(Pengaruh antar variabel)

r = Nilai Koefisien Korelasi.

Mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y

digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda.

Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan

program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 20. 2 1 2 r n r thitung   

KD = r 2 x 100%

2 2 . 1 2 . 1 . 2 . 1 2 . 2 2 . 1 . 2 . 1 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X r r r r r r R    


(48)

1. Pengujian Secara Individual

a. Supervisi Akademik Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja

Mengajar Guru

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:

Ha : rx1y≠ 0 Ho : rx1y = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Supervisi akademik Kepala Sekolah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja mengajar guru.

Ho: Supervisi akademik Kepala Sekolah tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja mengajar guru.

b. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:

Ha : rx2y ≠ 0 Ho : rx2y = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

mengajar guru.

Ho: Motivasi kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

mengajar guru.

2. Pengujian secara simultan (bersama-sama)

Uji secara keseluruhan ditunjukkan pada hipotesis statistik dirumuskan:


(49)

Ho : ryx1 = ryx2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru.

Ho: Supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja secara

bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar

guru.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis korelasi, maka

dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig

dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis

penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Supervisi akademik Kepala Sekolah pada SD Negeri yang berada di

lingkungan Kecamatan Cimahi Utara secara keseluruhan rata-rata berada

pada kategori baik. Dari tiga aspek supervisi akademik Kepala Sekolah,

aspek yang paling rendah adalah aspek menindak lanjuti hasil supervisi.

Kecenderungan ini muncul karena kesibukan Kepala Sekolah yang

cenderung lebih banyak tersita oleh urusan manajerial, kurangnya

komunikasi di luar kelas antara Kepala Sekolah dan guru karena guru

masih berfikir bahwa tindak lanjut supervisi hanya dilakukan di dalam

kelas, dan guru belum mendapatkan penghargaan atas kinerja

mengajarnya yang baik.

2. Motivasi kerja yang telah terlaksana di SD Negeri yang berada di

lingkungan Kecamatan Cimahi Utara secara keseluruhan rata-rata berada

pada kategori baik. Indikator motivasi kerja yang paling rendah adalah

indikator faktor pemelihara di lingkungan pekerjaan (hygiene).

Kecenderungan ini muncul karena karena Kepala Sekolah masih


(51)

akademik yang menekankan hubungan konsultatif, kolegial, dan bukan

hirarkis kurangnya kesesuaian penghargaan yang diterima dengan tenaga

yang dikeluarkan.

3. Kinerja Mengajar Guru yang telah terlaksana di SD Negeri yang berada

di lingkungan Kecamatan Cimahi Utara secara keseluruhan rata-rata

berada pada kategori sangat baik. Indikator kinerja mengajar guru yang

paling rendah adalah indikator perencanaan pembelajaran.

Kecenderungan ini muncul karena guru jarang menerapkan hasil-hasil

penelitian tentang perbaikan pembelajaran, belum berusaha

menggunakan media pembelajaran yang disediakan sekolah, dan guru

belum berusaha membuat media pembelajaran sendiri.

4. Supervisi akademik Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja mengajar guru dan pengaruhnya tergolong cukup kuat.

5. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

mengajar guru dan pengaruhnya tergolong kurang kuat.

6. Supervisi akademik Kepala Sekolah dan motivasi kerja secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru,

dan pengaruhnya cukup kuat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis dapat memberikan


(52)

1. Pada Supervisi Akademik Kepala Sekolah, aspek yang dikategorikan

rendah adalah aspek tindak lanjut. Agar aspek tersebut dapat meningkat,

maka ada beberapa hal yang penulis rekomendasikan, diantaranya :

a. Supervisi akademik baru bersifat administratif dan belum ada

implementasi supervisi akademik pembelajaran dengan

memperhatikan partisipasi guru, pendidikan dan latihan, serta metode

mengajar guru.

b. Supervisi itu memposisikan guru sebagai kolega, jadi kebijakan

Kepala Sekolah dalam supervisi harus memposisikan guru sebagai

partner bukan bawahan.

c. Supervisor sebagai pengawas mutu pembelajaran harus dipahami

oleh Kepala Sekolah dalam pembinaan guru-guru melalui

pendalaman antara konsep/teori dengan praktek.

2. Pada Motivasi Kerja, indikator yang paling rendah adalah indikator

faktor pemelihara lingkungan (hygiene), sehingga penulis dapat

merekomendasikan beberapa hal, diantaranya :

a. Sistem kepangkatan dan kenaikan pangkat atau golongan harus

dilaksanakan dengan objektif sesuai dengan panduan dalam sistem

kepegawaian dan dilaksanakan dengan objektif.

b. Peningkatan penghargaan oleh Kepala Sekolah pada guru berupa

pujian atau diikutsertakannya guru dalam diklat/seminar.


(53)

3. Pada Kinerja Mengajar Guru, indikator perencanaan pembelajaran

diharapkan dapat meningkat dengan cara :

a. Meningkatkan penggunaan media pembelajaran di dalam kelas yang

didukung oleh fasilitas sekolah.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran

sendiri yang kreatif dan inovatif.

c. Meningkatkan kemampuan guru tentang alat evaluasi, teknik dan

jenis evaluasi dalam melakukan tes awal dan analisis kemampuan


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Alfonso, RJ., Firth, GR dan Neville, R.F. (1981). Instructional Supervision, A.

Behavior System. Boston: Allynand Bacon Inc.

A r i k u n t o . ( 1 9 9 8 ) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. J a k a r t a : R i n e k a C i p t a . Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto. (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi Pengajaran : Teori dan Aplikasinya dalam membina profesionalisme guru. Jakarta : Bumi Aksara.

Best, Jhon. W. (1977). Research in Education, (alih bahasa oleh Sanapiah Faisal). Surabaya : Usaha Indonesia.

Burhanuddin, Yusak. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Cahyono, B.T. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : IPWI.

Cogan, M.L. (1973). Clinical Supervision. Boston: Honghton Mifflin.

Cunningham.

Daresh. (1989). Supervision as Aproactive Process. New Jersey : Longman.

Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas. (2008). Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta : Depdiknas.

Dharma, Surya. (2009). Manajemen Kinerja; Falsafah teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Effendi, Onong Uchjana. (1997). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Engkoswara. (2011). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Gibson, Ivancevich, dan Donelly. (Terj. Nunuk Ariani).(1996). Organisasi, Jilid 2 . Jakarta : Binarupa Aksara Pustaka Utama.


(55)

Glickman, C.D. (1981). Developmental Supervision. Alternative Practice for.

Helping Teachers Improve Instruction. Virginia, Alexandria: ASCD.

Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan, Ani M. (2003). Artikel : Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pengetahuan. Tidak diterbitkan.

Hasibuan, Malayu SP. (2007). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu SP. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Handoko, Hani. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:BPFE.

Handoko, Hani. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Hendra. (2006). Kontribusi Motivasi Kerja Guru dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Guru di SMA Negeri Lubuk Basung. Tesis. Program Pascasarjana UNP. Tidak Diterbitkan.

Hoy, W.K. and Miskel, C.G. (2001). Educational Administration: Theory , Research, and Practice (Sixth Edition). Ney York : McGraw Hill.

Kurniati, Laeli. (2007). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Smk Negeri 1 Purbalingga. Tesis. Program Pascasarjana UNS. Tidak Diterbitkan.

Makmun. (2001). Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Makawimbang, J. H. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Mangkunegara, A.P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Manullang M. (2001). Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.

M u l y a s a , E . ( 2 0 0 5 ) . Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. B a n d u n g : P T . R e m a j a R o s d a K a r y a .

Oliva, P. F. (1984). Supervision For Today’s School. New York: Longman.

Permadi, D. dan Arifin, D. (2010). The Smiling Teacher: Perubahan Motivasi dan Sikap dalam Mengajar. Bandung : Nuansa Aulia.


(56)

Purwanto,N. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2011). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi,Komunikasi,dan Bisnis. (Edisi Keempat). Bandung : Alfabeta. Robbins, S.P. (1996). Essential of Organizational Behavior. New Jersey : Prentice

Hall International, Inc.

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, (2000). Supervisi Pendidikan dalam Rangka inservice Education. Jakarta : Rineka Cipta

Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sagala, S. (2011). Kemampuan Profosional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman.( 2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Satori, D. (1989). Pengembangan Supervisi. Bandung : FPS IKIP Bandung.

Sedarmayanti, (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditia

Sergiovanni. (1987). Educational Governance and Administration. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Siagian, Sondang P. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka

Cipta

Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE-YKPN

Solihin, Agus Mohamad. (2007). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Mengajar Guru Bantu (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama di KabupatenTasikmalaya. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan.

Sudjana. (2001). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Suherman, E. (2008).Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : WijayaKusumah.


(57)

Sukmalana. (2003). Faktor-faktor Determinan yang Berkontribusi terhadap Kinerja Dosen PT Swasta. Disertasi SPS UPI. Tidak diterbitkn.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta ; Rineka Cipta.

Sutisna, O. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, N. S. (1998). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Uno. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara.

Usman. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Umiarso & Gojali. (2011). Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta : IRCiSoD Wahjosumidjo. (1994). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Winardi. (2001). Prilaku Organisasi. Bandung : Tarsito

Peraturan Perundangan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


(1)

Debora Lusiana, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SD Negeri Di Kecamatan Cimahi Utara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Pada Supervisi Akademik Kepala Sekolah, aspek yang dikategorikan rendah adalah aspek tindak lanjut. Agar aspek tersebut dapat meningkat, maka ada beberapa hal yang penulis rekomendasikan, diantaranya : a. Supervisi akademik baru bersifat administratif dan belum ada

implementasi supervisi akademik pembelajaran dengan memperhatikan partisipasi guru, pendidikan dan latihan, serta metode mengajar guru.

b. Supervisi itu memposisikan guru sebagai kolega, jadi kebijakan Kepala Sekolah dalam supervisi harus memposisikan guru sebagai partner bukan bawahan.

c. Supervisor sebagai pengawas mutu pembelajaran harus dipahami oleh Kepala Sekolah dalam pembinaan guru-guru melalui pendalaman antara konsep/teori dengan praktek.

2. Pada Motivasi Kerja, indikator yang paling rendah adalah indikator faktor pemelihara lingkungan (hygiene), sehingga penulis dapat merekomendasikan beberapa hal, diantaranya :

a. Sistem kepangkatan dan kenaikan pangkat atau golongan harus dilaksanakan dengan objektif sesuai dengan panduan dalam sistem kepegawaian dan dilaksanakan dengan objektif.

b. Peningkatan penghargaan oleh Kepala Sekolah pada guru berupa pujian atau diikutsertakannya guru dalam diklat/seminar.


(2)

3. Pada Kinerja Mengajar Guru, indikator perencanaan pembelajaran diharapkan dapat meningkat dengan cara :

a. Meningkatkan penggunaan media pembelajaran di dalam kelas yang didukung oleh fasilitas sekolah.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran sendiri yang kreatif dan inovatif.

c. Meningkatkan kemampuan guru tentang alat evaluasi, teknik dan jenis evaluasi dalam melakukan tes awal dan analisis kemampuan siswa sebelum menyusun rencana pengajaran.


(3)

Debora Lusiana, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SD Negeri Di Kecamatan Cimahi Utara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Alfonso, RJ., Firth, GR dan Neville, R.F. (1981). Instructional Supervision, A.

Behavior System. Boston: Allynand Bacon Inc.

A r i k u n t o . ( 1 9 9 8 ) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. J a k a r t a : R i n e k a C i p t a . Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto. (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi Pengajaran : Teori dan Aplikasinya dalam membina profesionalisme guru. Jakarta : Bumi Aksara.

Best, Jhon. W. (1977). Research in Education, (alih bahasa oleh Sanapiah Faisal). Surabaya : Usaha Indonesia.

Burhanuddin, Yusak. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Cahyono, B.T. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : IPWI.

Cogan, M.L. (1973). Clinical Supervision. Boston: Honghton Mifflin.

Cunningham.

Daresh. (1989). Supervision as Aproactive Process. New Jersey : Longman. Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Depdiknas. (2008). Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta : Depdiknas. Dharma, Surya. (2009). Manajemen Kinerja; Falsafah teori dan Penerapannya.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Effendi, Onong Uchjana. (1997). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Engkoswara. (2011). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Gibson, Ivancevich, dan Donelly. (Terj. Nunuk Ariani).(1996). Organisasi, Jilid 2


(4)

Glickman, C.D. (1981). Developmental Supervision. Alternative Practice for.

Helping Teachers Improve Instruction. Virginia, Alexandria: ASCD.

Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan, Ani M. (2003). Artikel : Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pengetahuan. Tidak diterbitkan.

Hasibuan, Malayu SP. (2007). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara. Hasibuan, Malayu SP. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara.

Handoko, Hani. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:BPFE.

Handoko, Hani. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Hendra. (2006). Kontribusi Motivasi Kerja Guru dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Guru di SMA Negeri Lubuk Basung. Tesis. Program Pascasarjana UNP. Tidak Diterbitkan.

Hoy, W.K. and Miskel, C.G. (2001). Educational Administration: Theory , Research, and Practice (Sixth Edition). Ney York : McGraw Hill.

Kurniati, Laeli. (2007). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Smk Negeri 1 Purbalingga. Tesis. Program Pascasarjana UNS. Tidak Diterbitkan.

Makmun. (2001). Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Makawimbang, J. H. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Mangkunegara, A.P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Manullang M. (2001). Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.

M u l y a s a , E . ( 2 0 0 5 ) . Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. B a n d u n g : P T . R e m a j a R o s d a K a r y a .

Oliva, P. F. (1984). Supervision For Today’s School. New York: Longman.

Permadi, D. dan Arifin, D. (2010). The Smiling Teacher: Perubahan Motivasi dan


(5)

Debora Lusiana, 2013

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SD Negeri Di Kecamatan Cimahi Utara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Purwanto,N. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2011). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi,Komunikasi,dan Bisnis. (Edisi Keempat). Bandung : Alfabeta. Robbins, S.P. (1996). Essential of Organizational Behavior. New Jersey : Prentice

Hall International, Inc.

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, (2000). Supervisi Pendidikan dalam Rangka inservice Education. Jakarta : Rineka Cipta

Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sagala, S. (2011). Kemampuan Profosional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman.( 2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Satori, D. (1989). Pengembangan Supervisi. Bandung : FPS IKIP Bandung.

Sedarmayanti, (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditia

Sergiovanni. (1987). Educational Governance and Administration. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Siagian, Sondang P. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta

Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE-YKPN

Solihin, Agus Mohamad. (2007). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Mengajar Guru Bantu (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama di KabupatenTasikmalaya. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan.

Sudjana. (2001). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Suherman, E. (2008).Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : WijayaKusumah.


(6)

Sukmalana. (2003). Faktor-faktor Determinan yang Berkontribusi terhadap Kinerja Dosen PT Swasta. Disertasi SPS UPI. Tidak diterbitkn.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta ; Rineka Cipta.

Sutisna, O. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, N. S. (1998). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Uno. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara.

Usman. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Umiarso & Gojali. (2011). Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta : IRCiSoD Wahjosumidjo. (1994). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Winardi. (2001). Prilaku Organisasi. Bandung : Tarsito

Peraturan Perundangan

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.