PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KREATIVITAS IMPLIKASINYA PADA MINAT BERWIRAUSAHA SISWA : Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung.

(1)

NO.230/UN:No.40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KREATIVITAS DAN IMPLIKASINYA PADA MINAT BERWIRAUSAHA

(Survei pada Siswa kelas XI SMKN 8 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh:

GITHA SOFIYANINGSIH 0801037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Githa Sofiyaningsih, 2013

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI

TERHADAP KREATIVITAS DAN IMPLIKASINYA

PADA MINAT BERWIRAUSAHA

(Survei pada Siswa kelas XI SMKN 8 Bandung)

Oleh : Githa Sofiyaningsih

0801037

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Manajemen Bisnis

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Githa Sofiyaningsih Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotocopi, atau cara lainnya tanpa izin dari


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KREATIVITAS IMPLIKASINYA PADA MINAT BERWIRAUSAHA

(Survei pada Siswa kelas XI SMKN 8 Bandung)

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. B. Lena Nuryanti S, M.Pd NIP. 19610709 198703 2 001

Pembimbing II

Drs. Bambang Widjajanta, MM NIP. 19611022 198903 1 002 Mengetahui,

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Githa Sofiyaningsih NIM. 0801037

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M NIP. 19690404 199903 1 001 Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002


(4)

Githa Sofiyaningsih, 2013

ABSTRAK

Githa Sofiyaningsih, 0801037, Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap

Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung), di bawah bimbingan Dr. B Lena Nuryanti

S, M.Pd dan Drs. Bambang Widjajanta, MM

Banyaknya pengangguran usia produktif menimbulkan banyak masalah. Salah satu alternatif yang tepat untuk mengurangi pengangguran adalah mendirikan usaha. SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapakan peserta didiknya menjadi tenaga kerja yang terampil melalui kegiatan belajar mengajar maupun praktik. Perkembangan dalam dunia usaha menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Pembelajaran berwirausaha telah banyak dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha siswa. Salah satunya dengan kegiatan pembelajaran praktik yang dilaksanakan di industri dengan tujuan untuk membuat siswa menjadi lebih terampil dan dapat mengembangkan kreativitasnya terutama dalam bidang otomotif yang dapat menjadi suatu lahan usaha bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran praktik industri ini sebagai upaya menumbuhkembangkan kreativitas siswa sehingga dapat berdampak pada siswa untuk berminat dalam berwirausaha.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh praktik kerja industri terhadap kreativitas implikasinya pada minat berwirausaha siswa. Praktik kerja industri yang merupakan variabel bebas (X), variabel antara (intervening variable) adalah kreativitas (Y), dan variabel terikat adalah minat berwirausaha (Z). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 100 responden.

Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional method (pendekatan silang) dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0. Hasil yang diperoleh menghasilkan gambaran praktik kerja industri terletak pada kategori tinggi. Itu berarti praktik kerja industri dilaksanakan dengan sangat baik oleh SMKN 8 Bandung selaku pelaksana prakerin. Praktik kerja industri memiliki pengaruh sebesar 97,7% terhadap kreativitas dan 97,3% berimplikasi terhadap minat berwirausaha. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa praktik kerja industri memiliki pengaruh yang positif terhadap kreativitas yang berimplikasi pada minat berwirausaha.


(5)

ABSTRACT

Githa Sofiyaningsih, 0801037, The Effect of Industry Practice on Creativity

Implication on Students Interest in Entrepreneurship (Survey in class XI SMKN 8 Bandung), under the guidance of Dr. B Lena Nuryanti S, M.Pd and

Drs. Bambang Widjajanta, MM

A lot of unemployed age raises many problems. One alternative is appropriate to reduce unemployment is starting a business. SMK is an educational institution that aims Preparing learners become skilled workforce through learning activities and practices. Developments in the business to become a lifestyle for some people. Learning entrepreneurship has done much to foster student interest in entrepreneurship. One of them with practical learning activities carried out in the industry with the aim to make students become more skilled and able to develop their creativity, especially in the automotive sector that could be a parcel of land for themself. Therefore, the industry practice learning activities in an effort to develop the creativity of students so that they can have an impact on students interested in entrepreneurship.

The study was conducted to analyze the effect of a brand virtual community to the decision to use. Industry work practice is the independent variable (X), the intervening variable is the creativity (Y), and The dependent variable is the interest in entrepreneurship (Z). This type of research is descriptive verification, and the method used is explanatory survey by simple random sampling with a sample size of 100 respondents.

This research was conducted in a period of less than one year, the research method used is the cross sectional method (cross approach) and data analysis techniques used are simple linear regression with SPSS computer software tools 20.0. The results produce of the industry work practices lies in the high category. That means the industry work practices implemented very well by SMKN 8 Bandung as the executor. Industry work practices have the effect of 97.7% against 97.3% creativity and implications for the interest in entrepreneurship. From the results of the study to test the hypothesis can be seen that the labor practices of the industry has a positive influence on creativity has implications for the interest in entrepreneurship.


(6)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

DAFTAR ISI

ABSTRAK. ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 13

1.3 Rumusan Masalah ... 14

1.4 Tujuan Penelitian ... 14

1.5 Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Konsep Praktik Kerja Industri ... 17

2.1.1.1 Definisi Praktik Kerja Industri ... 17

2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Industri ... 19

2.1.1.3 Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ... 21

2.1.2. Konsep Kreativitas ... 23

2.1.2.1 Definisi Kreativitas ... 23

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ... 24

2.1.2.3 Strategi 4P Dalam Kreativitas ... 30

2.1.3 Konsep Minat Berwirausaha ... 31

2.1.3.1 Minat... 31

2.1.3.1.1 Pengertian Minat ... 31


(7)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa

2.1.3.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 34

2.1.3.1.4 Pengukuran Minat ... 35

2.1.3.1.5 Indikator-Indikator Minat ... 37

2.1.3.2 Wirausaha ... 38

2.1.3.2.1 Pengertian Wirausaha ... 38

2.1.3.2.2 Karakteristik Wirausaha ... 41

2.1.3.2.3 Manfaat Wirausaha ... 44

2.1.3.2.4 Fungsi dan Peran Wirausaha ... 46

2.1.3.2.5 Langkah-Langkah Menjadi Wirausaha ... 46

2.1.3.3 Minat Berwirausaha ... 47

2.1.3.3.1 Pengetian Minat Berwirausaha ... 47

2.1.3.3.2 Faktor-Faktor Pemicu Berwirausaha ... 48

2.1.3.3.3 Pengukuran Minat Berwirausaha ... 49

2.1.4 Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas ... 50

2.1.5 Pengaruh Kreativitas Terhadap Minat Berwirausaha ... 52

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 55

2.2 Kerangka Pemikiran ... 58

2.3 Hipotesis ... 65

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 66

3.2 Metode Penelitian ... 66

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 66

3.2.2 Operasional Variabel ... 68

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 71

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 72

3.2.4.1 Populasi ... 72

3.2.4.2 Sampel ... 73

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampling ... 75

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 76


(8)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 77

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 83

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 85

3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 85

3.2.7.2 Rancangan Analisis Verifikatif ... 86

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ... 91

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah Menengah Kejuruan ... 95

4.1.1 Profil ... 95

4.1.2 Identitas Sekolah Menengah Kejuruan ... 97

4.1.3 Visi Dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan ... 99

4.2 Karakteristik Koresponden ... 100

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 100

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 102

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua Per Bulan ... 103

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 103

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku ... 104

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usaha Yang Dikelola Beserta Omset Yang Diperoleh ... 105

4.3 Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap Kinerja Praktik Kerja Indutri ... 107

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Praktik Kerja Industri ... 107

4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Perencanaan... 107

4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Pengorganisasian 110

4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Penyelenggaraan 112

4.3.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Pengawasan ... 113


(9)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa 4.4 Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap Kinerja

Kreativitas ... 117

4.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Kreativitas... 117

4.4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Kelancaran Berpikir ... 117

4.4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Keluwesan Berpikir ... 119

4.4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Elaborasi ... 120

4.4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Orisinalitas ... 122

4.2.2 Gambaran Terhadap Kinerja Kreativitas ... 124

4.5 Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap Kinerja Minat Berwirausaha ... 126

4.5.1 Tanggapan Responden Terhadap Minat Berwirausaha ... 126

4.5.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Ketertarikan ... 127

4.5.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Perhatian ... 128

4.5.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi ... 129

4.5.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan ... 130

4.5.2 Gambaran Terhadap Minat Berwirausaha ... 132

4.6 Pengujian Hipotesis ... 134

4.6.1 Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas ... 135

4.6.2 Pengaruh Kreativitas Terhadap Minat Berwirausaha ... 136

4.6.3 Analisis Sederhana ... 137

4.6.4 Koefisien Determinasi ... 143

4.6.4 Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha ... 144

4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 146

4.7.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 146

4.7.1.1 Temuan Penelitian Bersifat Empirik Deskriptif ... 146

4.7.2 Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif ... 147


(10)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

4.7.4 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 148

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ... 152 5.2 Rekomendasi ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155 LAMPIRAN


(11)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Peringkat Doing Business Asia Timur Dan Pasifik Tahun 2012 ... 2

1.2 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2011-2012 ... 5

1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2011-2012 ... 7

1.4 Data Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Kewirausahaan Kelas XI Tahun Ajaran 2011-2012 ... 10

2.1 Keuntungan Dan Kerugian Menjadi Wirausaha ... 45

2.2 Orisinalitas Penelitian ... 55

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 69

3.2 Jenis dan Sumber Data... 72

3.3 Jumlah Sampel Proposisi Peserta Didik Kelas XI SMKN 8 Bandung ... 76

3.4 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi... 78

3.5 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel X (Praktik Kerja Industri)... 79

3.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas Variabel Y (Kreativitas)... 81

3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Z (Minat Berwirausaha) ... 82

3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 84

3.9 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 85


(12)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi ... 90

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kompetensi Keahlian ... 101

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ... 102

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua Per Bulan ... 103

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkungan Tempat Tinggal ... 103

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku Per Bulan ... 104

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Memiliki Usaha ... 105

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Omset Yang Diperoleh Per Bulan ... 105

4.8 Tanggapan Responden Pemahaman Tujuan Prakerin ... 107

4.9 Tanggapan Responden Pemahaman Metode Pelaksanaan ... 107

4.10 Tanggapan Responden Pemahaman Materi Prakerin ... 108

4.11 Tanggapan Responden Penentuan Tenaga Pengajar/Pembimbing Dari Pihak Sekolah ... 109

4.12 Tanggapan Responden Penentuan Tenaga Instruktur Dari Pihak DU/DI ... 110

4.13 Tanggapan Responden Penentuan Penempatan Prakerin ... 111

4.14 Tanggapan Responden Penentuan Model Penyelenggara ... 112

4.15 Tanggapan Responden Kontrol Keselamatan Kerja ... 113

4.16 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Praktik Kerja Industri ... 114

4.17 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Menemukan Ide Baru .. 117

4.18 Tanggapan Responden Terhadap Memiliki Wawasan Luas ... 118

4.19 Tanggapan Responden Dalam Pencarian Cara ... 119

4.20 Tanggapan Responden Terhadap Tantangan Melakukan Hal yang Berbeda ... 120


(13)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Pengembangan Ide Kreatif Sendiri

Secara Rinci dan Detail ... 121

4.23 Tanggapan Responden Mengenai Menghasilkan Ide ... 122

4.24 Tanggapan Responden Mengenai Keberanian Menyampaikan Ide ... 123

4.25 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kreativitas ... 124

4.26 Tanggapan Responden Mengikuti Kegiatan ... 127

4.27 Tanggapan Responden Mengenai Kesenangan Pada Ilmu Kewirausahaan ... 128

4.28 Tanggapan Responden Mengenai Konsentrasi ... 129

4.29 Tanggapan Responden Mengenai Pengamatan ... 130

4.30 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi... 131

4.31 Tanggapan Responden Mengenai Sukarela Mengikuti Kegiatan ... 132

4.32 Tanggapan Responden Mengenai Peningkatan Pengetahuan... 132

4.33 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Minat Berwirausaha ... 133

4.34 Model Summary ... 136

4.35 Descriptive Statistic ... 137

4.36 Output ANOVA ... 139

4.37 Output Koefisien Regresi ... 140

4.38 Output ANOVA ... 142


(14)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Hal

1.1 Kemandirian Wirausaha Menurut Tingkat Pendidikan... 6

1.2 Data Lulusan SMK Negeri 8 Bandung ... 9

2.1 Karakteristik Pengusaha ... 44

2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha... 63

2.3 Paradigma Penelitan Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha... 64

3.1 Hubungan Kausal Antara X,Y, Dan Z ... 86

4.1 Diagram Garis Linear Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas ... 141

4.2 Diagram Garis Linear Kreativtas Terhadap Minat Berwirausaha ... 143 No


(15)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa

DAFTAR LAMPIRAN No

Lampiran Judul Lampiran

1 Curriculum Vitae 2 Kuisioner

3 Karakteristik dan Pengalaman Responden

4 Koding X

5 6

Koding Y Koding Z 7 Uji Validitas X 8

9

Uji Validitas Y Uji Validitas Z

9 Analisis Regresi Linier Sederhana 11 Tabel distribusi F

12 Tabel distribusiT 13 r Product Moment

14 Perhitungan F Tabel dan T Tabel melalui SPSS 20.0 for Windows 15 Laporan Akhir Kegiatan Bimbingan


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Krisis ekonomi yang melanda dunia pada pertengahan tahun 1997-1998 membawa dampak negatif khususnya terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kuatnya pasar domestik tahun 2011 lalu membuat pendapatan produk domestic bruto Indonesia meningkat sebesar 6,5%. Bahkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat itu tercatat sebagai yang tercepat sejak krisis Asia tahun 1997-1998.

Kondisi perekonomian yang bersaing dalam mempertahankan kemajuan pertumbuhan ekonomi negara ini, tentunya akan melibatkan para pelaku bisnis di Indonesia dan secara luas akan mempengaruhi pola dan struktur ketenagakerjaan. Hal tersebut mengakibatkan semakin sempitnya peluang tenaga kerja Indonesia yang pada akhirnya akan tergeser dan akan tergantikan oleh tenaga kerja asing. Wirausaha menurut Ricky W. Griffin (2010:9) adalah individu yang melihat peluang dan mau menanggung risiko yang timbul dari penciptaan dan pengoperasian dari sebuah bisnis baru.

Salah satu misi pembangunan nasional adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan mengedepankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Daya saing suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dari mutu dan kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM yang diinginkan adalah SDM yang mampu melaksanakan pembangunan nasional secara inovatif, kreatif dan


(17)

produktif dengan semangat kerja dan disiplin tinggi. Kenyataannya, pemerintah saat ini kurang mampu dalam meningkatkan pembangunan sumber daya manausia yang berkualitas. Ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia nasional, menyebabkan terpuruknya posisi Indonesia dalam persaingan global.

Salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing bangsa adalah dengan meningkatkan kewirausahaan, baik sisi kualitas maupun kuantitasnya. Jumlah wirausahawan menjadi sangat penting untuk sebuah bangsa karena kehadiran wirausahawan yang unggul dalam kualitas membuat perekonomian negara semakin sejahtera dan kuat. Buchari Alma (2011:4) menyatakan bahwa: “Suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya”.

Minimnya jumlah wirausaha di Indonesia menyebabkan limpahan kekayaan alam tidak dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan dan kemamkmuran bangsa. Permasalahan yang terjadi adalah masih banyaknya kendala daya dukung untuk menjadi seorang entrepreuneur di Indonesia. Berdasarkan hasil riset Bank Dunia, Doing Business 2012, Indonesia berada pada rangking 19, jauh di bawah negara-negara tetangga lainnya. Berikut adalah Ease of Doing Business Rank di Asia Timur dan Pasifik 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

TABEL 1.1

PERINGKAT DOING BUSINESS ASIA TIMUR DAN PASIFIK TAHUN 2012

Economy Ease of Doing Business Rank


(18)

3

Economy Ease of Doing Business Rank

Hong Kong SAR, China 2

Malaysia 3

Taiwan, China 4

Thailand 5

Samoa 6

Fiji 7

Tonga 8

Mongolia 9

Brunei Darussalam 10

Vanuatu 11

China 12

Solomon Islands 13

Vietnam 14

Marshall Islands 15

Papua New Guinea 16

Palau 17

Kiribati 18

Indonesia 19

Cambodia 20

Philippines 21

Micronesia, Fed. Sts. 22

Lao PDR 23

Timor-Leste 24

Sumber: www.doingbusiness.org

Kesulitan dalam berwirausaha di Indonesia membuat kurangnya minat berwirausaha dikarenakan adanya beberapa pendapat masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap profesi wirausaha. Budaya dan pemikiran masyarakat yang pada kenyataannya lebih memandang profesi sebagai pegawai baik pemerintahan maupun pegawai swasta merupakan profesi yang lebih dipandang oleh masyarakat sekitar. Menurut hasil survei Litbang Media Group pada tahun 2007-2012, mayoritas respoden menjawab lebih suka menjadi pekerja daripada membuka usaha sendiri. Lebih dari 70% responden ingin menjadi pegawai negeri (PNS) sedangkan yang menjawab ingin menjadi pengusaha hanya


(19)

20%, sisanya menjawab tidak tahu. Survei yang dilakukan dengan wawancara berstruktur itu dilakukan di enam kota besar, yakni: Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Makassar.

Muhibbin (2006:133) menyatakan bahwa:

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sebagai salah satu faktor pada diri individu sangat bervariasi dan mendorong individu untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Minat memiliki ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal seperti pemusatan, perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan yang dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar. Minat dalam konteks berwirausaha memiliki beberapa hal yang dapat menghambat perkembangan minta untuk berwirausaha. Persoalan mindset atau pola pikir yakni masih banyak lulusan yang berpikir sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja. Orientasi pendidikan baik SMA, SMK, MA pada umumnya hanya menyiapkan tenaga kerja.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang baik dapat terlihat pada konsep pendidikan. Konsep pendidikan yang menghasilkan pekerja dan bukan pencipta lapangan pekerjaan merupakan arus utama dalam pendidikan nasional Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat melalui Tabel 1.2 berikut:


(20)

5

TABEL 1.2

PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN,

2011-2012 (JUTA ORANG)

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

Berdasarkan data Tabel 1.2, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk semua golongan pendidikan mengalami kenaikan, kecuali untuk jenjang pendidikan SD ke bawah dan Sekolah Menengah Kejuruan turun sebesar 0,78 persen dan 0,5 persen. Pada Agustus 2012, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih mendominasi yaitu sekitar 53,88 juta orang (48,62 persen), sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan Diploma hanya sekitar 2,97 juta orang (2,68 persen) dan pekerja dengan pendidikan Sarjana hanya sebesar 6,98 juta orang (6,29 persen). Penyerapan tenaga kerja dalam enam bulan terakhir (Februari 2012–Agustus 2012) masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah. Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK berada pada posisi ke-4, dimana pada tingkat pendidikan SMK ini diharapkan dapat memunculkan lulusan-lulusan yang berkualitas dengan keahlian yang siap untuk berwirausaha. Kenyataannya


(21)

banyak sekali lulusan SMK yang memilih untuk bekerja pada suatu lembaga industri dibandingkan membuka usaha sendiri.

Para wirausaha biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal pribadi atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan yang sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. kenyataannya kurangnya kesungguhan dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menciptakan wirausaha dari kalangan terdidik. Hal ini terlihat dari tidak adanya dorongan agar berwirausaha dan tidak adanya dukungan permodalan yang merata serta peluang pasar bagi wirausaha baru, seperti pada Gambar 1.1.

Sumber: modifikasi dari www.kopertis5.org

G A M B A R 1 . 1

K E M A N D I R I A N W I R A U S A H A M E N U R U T T I N G K A T P E N D I D I K A N

Berdasarkan Gambar 1.1, semakin tinggi pendidikan seseorang di Indonesia, justru semakin rendah tingkat kemandirian dan semangat kewirausahaannya. Lulusan perguruan tinggi sekitar 83,18 persen lebih memilih sebagai karyawan atau buruh dibandingkan menjadi wirausaha yang hanya 6,14 persen. Pada tingkat SMA/SMK 60,87 persen lebih memilih sebagai karyawan


(22)

7

atau buruh dibandingkan wirausaha yang hanya 15,13 persen.

Salah satu akibat dari kurangnya minat untuk berwirausaha adalah berpengaruh terhadap masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Besarnya angka pengangguran intelektual, mereka adalah sekelompok orang yang memiliki kualifikasi lulusan pendidikan yang cukup namun belum memiliki pekerjaan seperti pada Tabel 1.3.

TABEL 1.3

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)

MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN, 2011–

2012 (JUTA ORANG)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2011 2012

Februari Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4) (5)

SD Ke Bawah 318,689 316,992 273,644 274,120

Sekolah Menengah Pertama 648,545 619,840 635,796 644,490 Sekolah Menengah Atas 1,022,210 990,080 988,204 820,820 Sekolah Menengah Kejuruan 1,186,279 118,700 812,000 803,110 Diploma I/II/III 1,349,489 1,063,296 941,108 551,320 Universitas 1,223,216 991,744 807,940 617,540 Jumlah 8,590,000 8,320,000 8,120,000 7,700,000 Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

Berdasarkan Tabel 1.3, jumlah pengangguran pada Agustus 2012 mencapai 7,7 juta orang, dengan tingkat pengangguran cenderung menurun, dimana pada Februari 2012 sebesar 5,1 persen turun dari tingkat pengangguran Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan pada Februari 2011 sebesar 6,80 persen. Pada Februari 2012, tingkat penganguran untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu Sekolah Menengah Atas sebesar 10,34 persen dan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,51 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2011, semua pengangguran pada tingkat pendidikan hampir cenderung


(23)

turun, kecuali untuk tingkat pendidikan SD ke bawah naik 0,13 persen dan tingkat pendidikan Diploma I/II/III naik 0,34 persen.

Menghadapi masalah pengangguran tersebut, Anastasia D. Martanti (2008:5) yang dikutip oleh Bona Januari dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Diklat terhadap Minat Berwirausaha” mengemukakan bahwa:

Salah satu terobosan yang perlu dilakukan untuk mengatasi pengangguran di negeri ini adalah dengan membuka lapangan kerja baru, melatih tenaga-tenaga muda untuk menjadi entrepreneurship dalam setiap jenjang pendidikan terutama pendidikan menengah kejuruan (SMK) adalah hal yang mutlak dilakukan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan formal yang menghasilkan lulusan yang dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, kreatif, produktif, dan berkompetisi untuk memasuki dunia usaha dan industri.

SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan yang bersertifikat ISO 9001:2000 dan memiliki lisensi tempat uji kompetensi (TUK). Sekolah ini lebih memfokuskan kepada jurusan otomotif. Memiliki visi yang lebih mengutamakan menjadi sekolah unggulan yang menghasilkan tamatan berkualitas, sebagai mekanik/tenaga kerja yang kompeten, wirausaha yang sukses dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi melalui Pengembangan IPTEK dan IMTAQ. Berikut adalah data lulusan SMK Negeri 8 Bandung 2009-2011 :


(24)

9

Sumber : Hubungan Industri (Hubin) SMK Negeri 8 Bandung

GAMBAR 1.2

DATA LULUSAN SMK NEGERI 8 BANDUNG 2010-2012

Berdasarkan Gambar 1.2, terlihat bahwa minat berwirausaha siswa-siswa lulusan SMK Negeri 8 Bandung masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh persentase minat para lulusan untuk melanjutkan bekerja, baik jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, maupun Teknik Pengembangan Bodi Otomotif, lebih besar dibanding berwirausaha atupun diluar bekerja dan berwirausaha. Persentase minat para lulusan untuk berwirausaha pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan lebih rendah 51.97% daripada persentase minat bekerja dan lebih rendah 12.48% daripada persentase minat di luar bekerja dan berwirausaha. Pada jurusan Teknik Sepeda Motor, persentase minat berwirausaha lebih rendah 74.20 % daripada persentase minat bekerja dan lebih rendah 6.45% daripada persentase minat di luar keduanya. Begitupun pada jurusan Teknik Pengembangan Budi Otomotif, persentase minat berwirausaha lebih rendah 70.94% daripada persantase minat bekerja dan lebih rendah 19.34% daripada persentase

Teknik Kendaraan Ringan

Teknik Sepeda Motor

Teknik P. Bodi Otomotif

63,82 80,65 74,18

11,85 24,33 6,45 12,9 3,24 22,58

DIAGRAM PENULUSURAN LULUSAN


(25)

minat di luar keduanya. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa minat berwirausaha para lulusan SMK Negeri 8 Bandung sangat rendah.

Peranan pendidikan kewirausahaan dapat melahirkan mental wirausaha dan dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan kewirausahaan. Pencapaian pembelajaran wirausaha ini diharapkan siswa dapat lebih memperdalam dan meguasai teori-teori ilmu kewirausahaan yang telah dipelajari utnuk diterapkan pada kehidupan sosial. Pentingnya penerapan pembelajaran kewirausahaan pada setiap siswanya, menjadikan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran wajib untuk semua jurusan dan tingkatan kelas pada SMK Negeri 8 Bandung. Penumbuhkembang minat itu sendiri telah di terapkan pada pembelajaran siswa kelas X. Mendapatkan materi kewirausahaan saja tidaklah cukup untuk menumbuhkembangkan minat berwirausaha pada siswa. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai mata pelajaran kewirausahaan setiap kelasnya dalam tingkatan kelas XI pada tiga (3) jurusan otomotif SMK Negeri 8 pada Tabel 1.4 berikut:

TABEL 1.4

DATA REKAPITULASI RATA-RATA NILAI KEWIRAUSAHAAN KELAS XI TAHUN AJARAN 2011/2012

JURUSAN JUMLAH

SISWA ∑ NILAI Teknik Kendaraan Bermotor 283 7.2

Teknik Sepeda Motor 285 6.5

Teknik P. Bodi Otomotif 41 6.8

Jumlah 609 6.9

Sumber: Hasil Pra Penelitian

Kurangnya minat berwirausaha siswa dapat diperjelas pada Tabel 1.4, berdasarkan data tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai pada masing-masing


(26)

11

jurusan Teknik Kendaraan Bermotor (TKR) dengan rata-rata nilai kewirausahaan 7.2 dengan jumlah 320 siswa, Teknik Sepeda Motor (TSM) dengan rata-rata nilai kewirausahaan 6.5 dengan jumlah siswa 285 siswa, dan Teknik Pengembangan Bodi Otomotif (TPBO) dengan rata-rata nilai kewirausahaan 6.8 dengan jumlah siswa 41, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah dalam mata pelajaran kewirausahaan adalah 7,5. Secara keseluruhan rata-rata setiap jurusannya adalah 6.9 pada 609 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai-nilai tersebut minat berwirausaha masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai-nilai mata pelajaran kewirausahaan yang belum mencapai KKM. Pernyataan tersebut diperjelas oleh Winkel (1984:229) yang menjelaskan bahwa:

Tested interest adalah minat yang diungkapkan dan digunakan sebagai cara untuk menyimpulkan dari hasil jawaban tes subjektif yang diberikan, nilai–nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

Pengembangan minat dapat diperoleh melalui pengalaman dan pendidikan. Faktor lingkungan dalam hal ini sangat diperlukan dalam pencapaian pengetahuan dalam minat berwirausaha.

Kartini Kartono (2009:78) menjelaskan bahwa:

Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor intrinsik adalah faktor yang dipengaruhi oleh diri sendiri dan faktor ekstrinsik adalah faktor yang terdiri dari lingkungan keluarga, masyarakat, peluang pendidikan/pengetahuan.

Pendidikan kewirausahaan bertujuan membentuk dan menanamkan sikap kewirausahaan pada siswa, agar ketika siswa keluar/lulus dari sekolah mempunyai bekal dan mampu untuk membuka usaha sendiri. Pendidikan ini dimaksudkan


(27)

pula agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berkreatifnya. SMK Negeri 8 Bandung memiliki visi dapat melahirkan wirausaha sukses dan mandiri dengan mengutamakan siswanya berhubungan langsung dengan keahlian yang dimiliki. Pengembangan kreativitas yang bertujuan menumbuhkan jiwa wirausaha tersebut dilahirkan dengan penciptaan hasil karya siswa yang terfokus pada bidang otomotif melalui praktek kerja industri (Prakerin). Karya siswa ini yang terus dikembangkan salah satunya adalah penciptaan Buggy Car, yang mana hasil karya siswa ini telah menjadi icon atau identitas SMKN 8 itu sendiri. Buggy Car yang menjadi produk kreativitas siswa SMKN 8 ini telah berhasil diluncurkan sekitar tahun 2009, dimana telah memiliki 82 unit untuk dipasarkan. Melalui hasil kreatif siswa ini diharapkan dapat lebih menumbuhkan minat berwirausaha. Praktik kerja industri sebagai salah satu kegiatan proses belajar yang dilaksanakan diluar sekolah, merupakan salah satu bentuk belajar di lapangan atau industri yang efektif dalam memberikan pengalaman belajar bagi siswa, baik yang berupa aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Proses pembelajaran di industri akan ikut membentuk sikap kewirausahaan seseorang karena di industri dituntut untuk kerja keras, inovatif serta kreatif dan mampu menerapkan nilai-nilai kewirausahaan dan pemahaman keterampilan dalam kehidupan yang sebenarnya.

Iwan Purwanto (2002 : 16) menjelaskan bahwa:

Membentuk minat kewirausahaan adalah dimulai dengan tahapan pemahaman teori, studi kasus, dan pemberian motivasi, ketiga tahapan ini dapat dilakukan di sekolah. Sedangkan tahap keempat adalah dengan magang (Prakerin), yaitu belajar melalui perbuatan sesuatu, sebab hal ini keliru untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang perlu diketahui dalam hidup ini dapat diajarkan melalui pendidikan di lingkuangan sekolah saja. Artinya siswa harus mencarinya sendiri dan menemuinya dalam praktik kehidupan yang sebenarnya. Dengan demikian,melalui


(28)

13

praktik kerja industri ini siswa diharapkan mampu untuk memahami lingkungan kerja yang sebenarnya.

Berdasarkan uraian di atas prestasi praktek kerja industri sangat dibutuhkan bagi peserta didik untuk dapat melihat minat berwirausaha siswa dan membuka lapangan pekerjaan, maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang : “Pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap kreativitas implikasinya pada minat berwirausaha (Survei pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 8 Bandung)”

1.2Identifikasi Masalah

Minat masyarakat Indonesia untuk menjadi pengusaha yang mandiri dan produktif saat ini masih rendah. Minimnya jumlah wirausaha menjadi bukti bahwa SDM Indonesia masih belum berkualitas. Pertumbuhan ketenagakerjaan yang tidak seimbang dalam penerimaan lapangan kerja membuat tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menjadi pengangguran. Keadaan yang rumit tersebut dapat diperhatikan dengan memilih untuk melakukan kegiatan wirausaha.

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pola pikir seorang siswa adalah sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja dan kurangnya kesungguhan dalam menciptakan pewirausaha dari kalangan terdidik mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran terdidik terbanyak. Lulusan SMK harus mampu menjadi seseorang yang dapat menciptakan lapangan kerja untuk dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dalam hal ini pencapaian teori-teori dan ilmu yang dipelajari harus seimbang dengan praktek


(29)

yang dilakukan. Praktek Kerja Industri (Prakerin) tidak hanya memfokuskan siswa pada keahlian yang dimiliki untuk dapat bekerja pada suatu industri, namun keahlian tersebut dapat dikembangkan dengan suatu kreativitas dalam membuka usaha melalui keahlian yang dimiliki salah satunya dengan membuka suatu bengkel. Untuk itu pencapaian minat sangatlah diperlukan, namun kurangnya lulusan yang dapat menciptakan lapangan kerja membuktikan kurangnya minat berwirausaha pada SMK Negeri 8 Bandung. Maka dari itu pencapaian praktek kerja industri diharapkan kreativitas yang dimiliki siswa dapat menumbuhkembangkan minat berwirausaha siswa dan menjadi wirausaha yang mandiri.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran praktik kerja industri siswa SMK Negeri 8 Bandung 2. Bagaimana gambaran kreativitas siswa SMK Negeri 8 Bandung

3. Bagaimana gambaran minat berwirausaha siswa SMK Negeri 8 Bandung 4. Bagaimana pengaruh praktik kerja industri terhadap kreativitas siswa SMK

Negeri 8 Bandung

5. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 8 Bandung


(30)

15

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Praktik kerja industri siswa SMK Negeri 8 Bandung. 2. Pengembangan kreativitas siswa SMK Negeri 8 Bandung. 3. Minat berwirausaha siswa SMK Negeri 8 Bandung.

4. Pengaruh praktik kerja industri terhadap kreativitas siswa SMK Negeri 8 Bandung.

5. Pengaruh kreativitas terhadap minat berwirausaha siswa SMK Negeri 8 Bandung

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi, baik secara teoritis maupun secar praktis, sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Bahan masukan bagi pengembangan ilmu kewirausahaan khususnya pada kajian minat berwirausaha, kreativitas, dan praktik kerja industri.

2. Kegunaan Praktis

Bahan masukan bagi pihak sekolah SMK Negeri 8 Bandung dalam upaya meningkatkan minat siswa untuk mampu berwirausaha dalam mengurangi pengangguran di Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan. Dengan demikian, dapat dijadikan masukan bagi SMK Negeri 8 Bandung untuk dapat mencetak lulusan yang terbaik.


(31)

(32)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh praktik kerja industri dalam pengembangan kreativitas terhadap minat berwirausaha siswa SMKN 8 Bandung yang menjadi variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah Praktik Kerja Industri (Prakerin). Variabel antara (intervening variable) adalah kreativitas. Variabel terikat (dependent variable) adalah Minat Berwirausaha.

Objek penelitian siswa kelas XI SMKN 8 Bandung, yaitu mengenai praktik kerja industri (prakerin), kreativitas dan minat berwirausaha. Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah seluruh siswa kelas XI pada yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran prakerin. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh praktik kerja industri (prakerin) dalam pengembangan kreativitas untuk meningkatkan minat berwirausaha peserta didik kelas XI SMKN 8 Bandung.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2009: 1) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Travens dalam Husein Umar (2008:21) menjelaskan bahwa


(33)

“Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Sedangkan penelitian verifikatif dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2010:8) ”Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”. Dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh praktik kerja industri terhadap kreativitas implikasinya pada minat berwirausaha siswa kelas XI SMKN 8 Bandung. Penelitian deskriptif disini, bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh praktik kerja industri terhadap kreativitas implikasinya pada minat berwirausaha siswa kelas XI SMKN 8 Bandung.

3.2.2 Metode Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian diatas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalaui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang dimabil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian realatif, dsitribusi, dan hubungan antara variabel sosiologis mapuoun psikologis.

Penelitian yang menggunakan metode survei, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ditepat kejadian secara empirik dengan tujuan


(34)

68

untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Berdasarkan waktu penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional method. Husein Umar (2008:45), “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”.

3.2.3 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini memiliki tiga variabel. Menurut Sugiyono (2010:39) menyatakan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.

Menurut Sugiyono (2010:39) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Sugiyono (2010:39) menyatakan bahwa:

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

Penelitian ini memiliki tiga variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah praktik kerja industri.


(35)

3. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah minat berwirausaha.

Secara lebih rinci operasionalisasi variabelnya dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Praktik Kerja Industri (X) Praktik kerja industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan disekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui praktik langsung di dunia kerja. Murniati dan M. Nasir Usman (2009:106) Perencanaan Prakerin Tingkat memahami tujuan prakerin Interval Tingkat memahami metode pelaksanaan prakerin Interval Tingkat memahami materi yang akan dipraktikan selama prakerin Interval Pengorganisasi-an Prakerin Tingkat menentukan tenaga pengajar/pembimbing dari pihak sekolah

Interval

Tingkat penentuan tenaga instruktur dari pihak DU/DI Interval Tingkat penentuan penempatan selama prakerin Interval Penyelenggaraan prakerin Tingkat penentuan model penyelenggaraan prakerin yang tepat

Interval Tingkat ketercapaian menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran Interval Pengawasan Prakerin Tingkat memberikan pengarahan tentang kontrol keselamatan kerja Interval Tingkat monitoring secara rutin di sekolah


(36)

70

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Kreativitas (Y) Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai

kemampuan untuk gagasan yang baru yang dapat diterapkan sebagai pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru atas unsur-unsur yang sudah ada. Munandar (2009:34)

Kelancaran berpikir

Tingkat kemampuan menemukan ide baru

Interval Tingkat memiliki

wawasan yang luas

Interval Keluwesan berpikir Tingkat pencarian cara dalam pengembangan ide Interval Tingkat tantangan untuk melakukan hal yang berbeda

Interval

Kemampuan dalam

mengembangkan gagasan dan mengurai secara rinci Tingkat pengembangan ide orang lain Interval Tingkat pengembangan ide sendiri secara rinci dan detail Interval Kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli Tingkat menghasilkan ide yang tidak terpikirkan sebelumnya Interval Tingkat keberanian dalam menyampaikan ide Interval Tingkat keyakinan atas ide yang dimiliki

Interval Minat berwirausaha (Z) Rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Susatyo (2008:121) Ketertarikan untuk belajar berwirausaha Tingkat ketertarikan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan Interval Tingkat kesenangan memperdalam ilmu kewirausahaan Interval

Perhatian dalam belajar wirausaha Tingkat konsentrasi terhadap kegiatan kewirausahaan Interval Tingkat pengamatan terhadap materi kewirausahaan Interval


(37)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Tingkat aktivitas terhadap kegiatan berwirausaha

Interval

Motivasi belajar berwirausaha

Tingat kesiapan diri untuk mengikuti kegiatan

Interval

Tingkat dorongan mengikuti kegiatan kewirausahaan

Interval

Pengetahuan Tingkat sukarela mengikuti kegiatan kewirausahaan

Interval

Tingkat peningkatan pengetahuan tentang wirausaha

Interval

Tingkat keterampilan dalam berwirausaha

Interval Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan data dan berbagai referensi buku

3.2.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Data penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Menurut Husein Umar (2008:42) yang dimaksud dengan data primer adalah:

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang teribat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan bahwa sumber data sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap


(38)

72

mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu siswa SMKN 8 Bandung. Selain itu juga data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara terhadap pihak-pihak terkait di SMKN 8 Bandung. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adala literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

TABEL 3.2 Jenis dan Sumber Data

No Data Jenis Data Sumber Data

1. Data peringkat Doing Business Asia Timur dan Pasifik tahun 2012

Sekunder www.doingbusiness.org 2. Data penduduk usia 15 tahun ke atas

yang bekerja menurut pendidikan tertinggi tahun 2011-2012

Sekunder Badan Pusat Statistik 2011-2012 3. Data kemandirian wirausaha menurut

tingkat pendidikan

Sekunder www.kopertis5.org 4. Data Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan 2011-2012

Sekunder Badan Pusat Statistik 2011-2012 5. Data penelusuran lulusan SMKN 8

Bandung

Primer Hasil Pengolahan Data 6. Data nilai rata-rata mata pelajaran

kewirausahaan kelas XI Tahun 2011-2012

Primer Hasil Pengolahan Data

7. Data jumlah siswa SMKN 8 Bandung 2011-2012

Primer SMKN 8 Bandung 8. Data Siswa yang melaksanakan

prakerin

Sekunder Hasil Pengolahan Data 9. Data hasil produk kreatif SMKN 8

Bandung

Primer SMKN 8 Bandung Sumber: Hasil Pengolahan Data

3.2.5 Populasi dan Sampel, dan Penarikan Sampel 3.2.5.1Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan


(39)

kemudian ditarik kesimpulannya”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi adalah peserta didik kelas XI di SMKN 8 Bandung yang berjumlah 609 orang.

3.2.5.2Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2011:81) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dengan populasi yang telah ditentukan diatas, maka untuk mempermudah penelitian diperlukan suatu sampel penelitian yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar dalam artian sampel tersebut harus representatif atau mewakili dari populasi tersebut. Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010:116):

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dapat menggunakan sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).


(40)

74

Penentuan sampel dari populasi yang telah ditetapkan, perlu suatu pengkukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husein Umar (2008:141), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin, yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : n= Ukuran sampel N=Ukuran populasi

e= Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e=0,1)

Berdasarkan rumusan diatas, dapat dihitung besarnya ukuran sampel pada penelitian ini sebagai berikut :

(dibulatkan)

Berdasarkan perhitungan tesebut maka jumlah sample yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 86 orang. Kemudian agar sampel yang digunakan


(41)

representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berukuran 100 orang.

3.2.5.3Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2009:116) mengemukakan bahwa “ Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value)”.

Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability dan nonprobability. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan probability sampling, karena dalam penelitian yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2010:118) “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling sebagai berikut:

1. Menentukan populasi dengan mengintervensi peserta didik kelas XI di SMKN 8 Bandung. Dalam penelitian ini, populasi berjumlah 609 siswa dari tiga jurusan di SMKN 8 Bandung.

2. Menentukan ukuran sampel dari besarnya populasi, yaitu sebesar 86 siswa (hasil perhitungan menggunakan rumus slovin) yang kemudian ditambah menjadi 100 siswa untuk meningkatkan keakuratan.


(42)

76

3. Menemukan sampel dari masing-masing jurusan.

Jumlah sampel sebanyak 86 respoden diberikan kepada peserta didik kelas XI di SMKN 8 Bandung, maka peneliti melakukan penarikan sampel pada 86 peserta didik kelas XI di SMKN 8 Bandung, berikut adalah perhitungannya:

TABEL 3.3

JUMLAH SAMPEL PROPOSISI

PESERTA DIDIK KELAS XI SMKN 8 BANDUNG

No Kelas Jumlah

Siswa

Rumus Proporsi Sampel Proposisi

1 Teknik Kendaraan

Bermotor 283

x100 = 46,46

46 2 Teknik Sepeda Motor

285 x 100 = 46,79 47

3 Teknik P. Bodi

Otomotif 41

x 100 = 6,75

7

JUMLAH 609 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011:402) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Menurut Sugiyono (2011:402) “Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya”.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku-buku, artikel, jurnal dan sumber-sumber dari internet yang ada hubungannya dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan


(43)

variabel yang diteliti tentang praktik industri (Prakerin), kreativitas dan minat berwirausaha.

2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak terkait di SMKN 8 Bandung. Wawancara ini dilakukan kepada pihak guru kelas XI di SMKN 8 Bandung dan kepada peserta didik di SMKN 8 Bandung.

3. Kuesioner (angket), dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar peryataan tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas XI di SMKN 8 Bandung (sampel penelitian).

3.2.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.7.1Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2011:172), “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Sugiyono (2011:248) sebagai berikut:

 

  )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy


(44)

78

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:

TABEL 3.4

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf

X

Y

2

X

2


(45)

kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2

1 2

r n r t

 

 (Sugiyono 2010:250)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi

2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid 3. Jika thitung ttabel maka instrumen tidak valid

4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapati nilai rtabel sebesar 0,374.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel praktik kerja industri berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 10, terdapat pertanyaan yang tidak valid, sehingga yang valid hanya 8 item. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.


(46)

80

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X (PRAKTIK KERJA INDUSTRI)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Perencanaan Prakerin

1. Tingkat memahami tujuan prakerin 0,594 0,374 Valid 2. Tingkat memahami metode pelaksanaan prakerin 0,744 0,374 Valid 3. Tingkat memahami materi yang akan dipraktikan 0,488 0,374 Valid

Pengorganisasian Prakerin

4. Tingkat menentukan tenaga pengajar/pembimbing dari

pihak sekolah 0,574 0,374 Valid

5. Tingkat penetuan tenaga instruktur dari pihak DU/DI 0,452 0,374 Valid 6. Tingkat penentuan penempatan selama prakerin 0,454 0,374 Valid

Penyelenggaraan Prakerin

7. Tingkat penentuan model penyelenggaraan prakerin yang

tepat 0,489 0,374 Valid

Pengawasan Prakerin

8. Tingkat memberikan pengarahan tentang kontrol

keselamatan kerja 0,463 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel praktik kerja industri dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator perencanaan prakerin dengan item pernyataan pemahaman metode pelaksanaan prakerin yang bernilai 0,744 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator pengorganisasian prakerin dengan item peryataan jumlah kesesuaian penentuan tenaga instruktur dari pihak DU/DI yang bernilai 0,452 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kreativitas menggunakan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa


(47)

item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y (KREATIVITAS)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Kelancaran Berpikir

1. Tingkat kemampuan menemukan ide baru 0,649 0,374 Valid 2. Tingkat memiliki wawasan yang luas 0,744 0,374 Valid

Keluwesan Berpikir

3. Tingkat pencarian cara dalam pengembangan ide 0,616 0,374 Valid 4. Tingkat tantangan untuk melakukan hal yang berbeda 0,453 0,374 Valid

Elaborasi

5. Tingkat pengembangan ide orang lain 0,552 0,374 Valid 6. Tingkat belum dapat mengembangkan ide secara rinci dan

detail 0,411 0,374 Valid

Originalitas

7. Tingkat menghasilkan ide yang tidak terpikirkan

sebelumnya 0,405 0,374 Valid

8. Tingkat keberanian dalam menyampaikan ide 0,530 0,374 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel kreativitas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator kelancaran berpikir dengan item pernyataan memiliki wawasan luas yang bernilai 0,744 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator originalitas dengan item peryataan menghasilkan ide yang tidak terpikirkan sebelumnya yang bernilai 0,405 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya sangat tinggi.


(48)

82

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kreativitas menggunakan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Z (MINAT BERWIRAUSAHA)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Ketertarikan untuk belajar berwirausaha

1. Tingkat ketertarikan mengikuti kegiatan yang berhubungan

dengan kewirausahaan 0,592 0,374 Valid

2. Tingkat kesenangan memperdalam ilmu kewirausahaan 0,543 0,374 Valid

Perhatian dalam belajar wirausaha

3. Tingkat konsentrasi terhadap kegiatan kewirausahaan 0,701 0,374 Valid 4. Tingkat pengamatan terhadap materi kewirausahaan 0,585 0,374 Valid

Motivasi belajar berwirausaha

5. Tingkat kesiapan diri untuk mengikuti kegiatan

kewirausahaan 0,440 0,374 Valid

6. Tingkat dorongan mengikuti kegiatan kewirausahaan 0,517 0,374 Valid

Pengetahuan

7. Tingkat sukarela mengikuti kegiatan kewirausahaan 0,608 0,374 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen variabel minat berwirausaha dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator perhatian dalam belajar wirausaha dengan item pernyataan konsentrasi terhadap kegiatan kewirausahaan yang bernilai 0,701 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator motivasi dalam belajar berwirausaha dengan item pernyataan kesiapan diri untuk megikuti


(49)

kegiatan wirausaha yang bernilai 0,440 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

3.2.7.2Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapat tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Sugiyono (2011:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data menghasilkan data yang sama”.

Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2010:178). Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

 

            

2 2 1 1 11 t b

s

s

r

k k

(Husein Umar, 2008:170)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen 11


(50)

84

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2

t

s

= Deviasi standar total

2

s

b = Jumlah deviasi standar butir

Sedangkan rumus variansnya adalah:

 

1

2 2

2

     n N

x X

s

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan:

N = Jumlah sampel n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

2

s

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung˃ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%

maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5%

maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yang bernilai 0,374 hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.8 berikut ini:


(51)

TABEL 3.8

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Praktik Kerja Industri 0,794 0,374 Reliabel 2 Kreativitas 0,798 0,374 Reliabel 3 Minat Berwirausaha 0,775 0,374 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

3.2.8 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.8.1Rancangan Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan, taitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Menurut Sugiyono (2011:144) mengemukakan bahwa :

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian, antara lain :

1. Analisis deskriptif tentang praktik kerja industri yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan dan pengawasan prakerin.

2. Analisis deskriptif tentang kreativitas yang terdiri dari kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, elaborasi dan originalitas.

3. Analasis deskriptif tentang minat berwirausaha terdiri dari ketertarikan, perhatian, motivasi dan pengetahuan.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk Tabel 3.9 sebagai berikut:


(52)

86

TABEL 3.9

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

NO KRITERIA

PENAFSIRAN KETERANGAN

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% -99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985: 184)

3.2.8.2Rancangan Analisis Verifikatif

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat analisis praktik kerja industri (X) terhadap kreativitas (Z) implikasinya pada minat berwirausaha siswa (Y) yaitu menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini menganalisis tiga variabel.

Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas praktik kerja industri (X) terhadap kreativitas (Y) implikasinya pada minat berwirausaha (Z), baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggambarkan struktur hipotesis di bawah ini:

GAMBAR 3.1

STRUKTUR HUBUNGAN KAUSAL ANTARA X, Y dan Z

Sumber sugiyono (2011:44) Keterangan

X : Praktik kerja industri

Y : Kreativitas

X Y Z


(53)

Z : Minat berwirausaha

ԑ : variabel residu

: Hubungan kausalitas

Struktur hubungan di atas mengisyaratkan bahwa praktik kerja industri berpengaruh positif terhadap kreativitas dan kreativitas berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan cara membaca interprestasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pencaran titik-titik yang diperoleh berada disekitar garis lurus. Untuk menguji normalitas data dengan SPSS, maka lakukan langkah-langkah berikut :

1. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis

2. Pilih menu berikut ini, Analyze, Descriptives Statistics, Explore misalnya Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal


(54)

88

GAMBAR 3.2

OUTPUT UJI NORMALITAS

Dari Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar disekitar garis lurus, sehingga dapat disimpulkan semua populasi berdistribusi normal. Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.

1. Tetapkan taraf signifikansi uji α = 0.05

2. Bandingkan α dengan taraf signifikansi yang diperoleh

3. Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4. Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen yaitu praktik kerja industri, variabel intervening yaitu kreativitas, dan dengan satu variabel dependen yaitu minat berwirausaha. Persamaan regresi sederhana X atas Y dan Y atas Z adalah sebagai berikut:

Y = a + bX + ԑ dan Z = a + bY + ԑ

Sumber: Moh. Nazir (2011:463) Keterangan:

Z = minat berwirausaha Y = kreativitas


(1)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

3. Minat berwirausaha yang diperoleh di SMKN 8 Bandung berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat berwirausaha yang diperoleh siswa SMKN 8 Bandung sudah baik, dapat dilihat dari indikator paling dominan hingga yang terendah yaitu indikator paling tinggi adalah ketertarikan untuk belajar berwirausaha, perhatian, dan pengetahuan dan indikator yang paling rendah ialah motivasi.

4. Program praktik kerja industri yang dilakukan SMKN 8 Bandung berpengaruh positif terhadap kreativitas implikasinya pada minat berwirausaha siswa dengan tingkat korelasi yang tinggi atau kuat.

5. Kreativitas siswa SMKN 8 bandung berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha siswa dengan tingkat korelasi yang tinggi atau kuat.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai praktik kerja industri terhadap kreativitas implikasinya pada minat berwirausaha siswa kelas XI SMKN 8 Bandung yaitu:

1. SMKN 8 Bandung harus lebih memperhatikan pengorganisasian praktik kerja industri. Indikator pengorganisasian merupakan indikator terendah dibandingkan indikator lainnya. Indikator pengorganisasian perlu mendapat perhatian dari SMKN 8 Bandung dengan kontribusi industri khususnya untuk kesesuaian penentuan instruktur dari pihak industri yang ada di tempat praktik kerja industri dilaksanakan. Hal yang dilakukan berkaitan dengan indikator pengorganisasian


(2)

154

antara lain merealisasikan kembali seperti apa penentuan tenanga instruktur yang dianggap sesuai bagi siswa. Upaya merealisasikan kesesuaian penentuan instruktur dapat dilakukan dengan mengkomunikasikannya dengan pihak industri dalam menentukan apa yang menjadi keinginan dan ekspektasi siswa, sehingga pengorganisasian yang direncanakan dapat lebih mempengaruhi siswa yang berujung pada kreativitas dan minat berwirausaha siswa.

2. SMKN 8 Bandung harus dapat memperhatikan tingakat kreativitas siswa terutama dalam indikator originalitas dalam kreativitas. Meskipun pada indikator ini siswa belum dapat memaksimalkan ide apa yang belum terpikirkan untuk meningkatkan kreativitasnya, namun dengan adanya kegiata-kegiatan yang dapat merangsang ide yang belum terpikirkan dapat termunculkan sendirinya, sehingga pada indikator ini dapat pula mempengaruhi terhadap minat berwirausaha.

3. Pihak sekolah harus lebih memaksimalkan peningkatan dan perbaikan pada minat berwirausaha siswa. Dalam indikator minat berwirausaha siswa, indikator motivasi berada pada kategori terendah. Rendahnya indikator motivasi, perlu mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah, sehingga siswa dapat memunculkan minat wirausaha. Upaya untuk meningkatkan minat berwirausaha melalui motivasi, misalnya dengan memberikan proses pembelajaran baik yang cukup menarik perhatian siswa yaitu seperti mengadakan kunjungan wirausaha sukses untuk dapat memotivasi siswa sehingga minat siswa dalam berwirausaha dapat meningkat.


(3)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Basrowi. 2011. Kewirausahaan. Penerbit Ghalia Indonesia.

Crities, John. O. 1986. Carrer Counseling Models, Methode And Materials. New York: McGraw-Hill Book Company.

Costa, Fransisco Jose Da., etc. 2009. Factors Of Influence On The Entrepreneurial Interest: An Analysis With Student Otomotif Related Practice Industry.

Damajanti. 2006. Psikologi Seni. Jakarta: PT Gramedia.

Decker, H Wayne., Thomas. 2012. Affiliation Motivation and Interest In Entrepreneurial Careers.

Dikmenjur. 2008. Prakerin Sebagai Bagian Dari Pendidikan Sistem Ganda. Duke, Charles R. 2011. Exploring Student Interest In Entrepreneurship Courses Ebert, Ronald. 2005. Business Essential International Edision. New Jersey:

Pearsong Practice Hall.

Fillis, Ian. Rentschler. 2011. The Role Of Creativity In Entrepreneurship.

Ganessan, R. (2002) Centre for Rural Development and Appropriate Technology, Indian Institute of Technology, Delhi.

Hadiyati, Ernani. 2012. Kreativitas dan Inovasi Pegaruhnya Terhadap Pemasaran Kewirausahaan Pada Usaha Kecil

Januar, Bona. 2010. Pengaruh Diklat terhadap minat berwirausaha siswa. Skripsi pada FPEB; tidak di terbitkan.

Kartono, Kartini. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Sinar Baru Algies. Indonesia. Lambing. Charles. 2007. Entreprenership. Pearson, Prentice Hall.


(4)

156

L. Greene, Cynthia. 2012. Entrepreneurship Ideas In Action. South-Western Cengage Learning.

Limbong, Benri. 2010. Pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK di Kota Medan.

Moh. User Usman . 2004. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Munandar, Utami. 1999. Kreativutas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Munandar. 2009. Psikologi Pendidikan Dan Konseling. Bandung: Bina Aksara. Murniati, M Nassir. 2009. Implementasi Manajemen Strategik dalam

Pemberdayaan SMK. Penerbit Cita Pustaka Media Perintis.

Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan Dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Penerbit Alfabeta

Nabi, Ghulam. Francisco, Linan. 2011. Graduate entrepreneurship in the developingworld : intentions, education and development.

Nasution. Noehi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Purwanto. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.

Purwanto, Iwan. 2002. Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan. Tesis FPS UPI. Riduwan. Sunarto. 2012. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial< ekonomi komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Santrock. 2007. Skill For Preschool Teachers. McGraw-Hill Companies,

Incorupted.

Saraswati, Mila. Ida Widaningsih. 2008. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Penerbit Grafindo Media Pertama.

Shaleh, Abdul Rahman et al. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Penada Media.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(5)

Githa Sofiyaningsih, 2013

Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap Kreativitas Implikasinya Pada Minat Berwirausaha Siswa (Survei pada Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung)

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Afabeta.Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Penerbit PT. Imperial Bhakti Utama.

Suhartini. 2001. Pengaruh minat siswa terhadap topic-topik mata pelajaran sejarah dan beberapa faktor yang membekalinya. Tesis FPS UPI. Suharyadi, dkk. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia

Muda. Penerbit Salemba Empat.

Suherman, Eman. 2008. Business Entrepreneur. Bandung : Alfabeta. Sukardi, D. K. 1988. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Bina Aksara.

Sukartini, S. P. 1986. Kontribusi minat akademik orangtua dan guru terhadap konsep diri siswa. Tesis Magister PPS UPI Bandung; tidak diterbitkan.

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. Supriadi. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Syafarudin. 2012. Pendidikan Dan Pemberdayaan. Medan: Perndana Publishing. Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Tilaar, Martha. 2012. Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship Dalam Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Tunggal, Amin Widjaja. 2009. Intisari Entrepreneur. Bandung: Harvarindo. Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

UNICEF, UNESCO. 2006. Identifying and Reaching The Unreached, Education For All Asia And The Pacific.

Wahyudin. 2003. Menuju Kreativitas. Jakarta: Gema Insani Press.

Weisberg, Robert W. 2006. Creativity, Unerstanding Innovation in Problem Solving, Science, and The Arts. Canada.

Weiten, Wayne. 2012. Psychology: Themes and Variations. USA: Penerbit Wadsworth.


(6)

158

Wena, Made. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.

Widodo, Heri. 2007. Pengaruh praktek kerja Industri terhadap prestasi belajar siswa SMK jurusan listrik Kendal.

Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.

Wolf, Patricia. Spath, Sebastian. Hae Fliger, Stefan. 2011. Participation in intra-firm communities of practice: a case study from the automotive industry.

Zimmerer, Thomas. 2008. Essential Of Entrepreneurship And Small Business Management. New Jersey: Pearson Education.

Sumber Lain

http: www.doingbusiness.org

http://journal.uii.ac.id/index.php/inovasi_kewirausahaan/article/viewfile/2832/256 http://dspace.stir.ac.uk/bitstream/1893/2518/1/final version of the role of

creativity in entrepreneurship

http://www.asiantrepreneurshipjournal.com http://www.jmd.sagepub.com/content/18/3/35 http://www.scielo.br

http: www.jabar.bps.go.id http: www.kopertis5.org http: www.scribd.com


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI Pengaruh Motivasi Dan Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi Di Smk Negeri 1 Karanganyar Tahu

0 2 18

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI Pengaruh Motivasi Dan Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi Di Smk Negeri 1 Karanganyar Tahu

0 2 15

KONSTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DAN PERSEPSI PELUANG KERJA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS Konstribusi Kreativitas Siswa Dan Persepsi Peluang Kerja Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Banyudono Tahun

0 0 15

KONSTRIBUSI KREATIVITAS SISWA DAN PERSEPSI PELUANG KERJA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS Konstribusi Kreativitas Siswa Dan Persepsi Peluang Kerja Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Banyudono Tahun

0 1 17

PENGARUH SIKAP PADA PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMKN 1 SUMEDANG.

0 5 28

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII SMKN 5 BANDUNG.

0 8 55

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 5 BANDUNG.

0 2 46

Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Di SMK Negeri 1 Jumo Temanggung.

0 0 1

PENGARUH PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMKN 1 SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 0 134

Studi deskriptif ragam permasalahan pada

0 0 7