KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA, FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN : Studi Evaluasi di SMK Negeri 1 Bongas Indramayu.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

ABSTRAK ……….. ii

LEMBAR PERNYATAAN ……… iii

KATA PENGANTAR ……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. vi

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………... 6

1.3 Pembatasan Masalah ……….. 7

1.4 Rumusan Masalah ……….. 8

1.5 Kerangka Berfikir ……….. 9

1.6 Asumsi Penelitian ……….. 13

1.7 Definisi Operasional ……….. 14

1.8 Hipotesis Penelitian ……… 16

1.9 Pertanyaan Penelitian ………. 17

1.10 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 18


(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kurikulum ………. 21

2.1.1 Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan ……….. 21

2.1.2 Implementasi Kurikulum SMK ………. 41

2.1.3 Struktur dan Muatan Kurikulum ……… 44

2.2 Penguasaan Kompetensi Keahlian ………. 54

2.2.1 Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ……….. 54

2.2.2 Keterkaitan prestasi belajar Matematika dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan ………... 59

2.2.3 Keterkaitan prestasi belajar Fisika dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan ………... 63

2.2.4 Keterkaitan prestasi belajar Kimia dengan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan ………... 67

2.3 Prestasi Belajar ………... 69

2.3.1 Pengertian prestasi belajar ……….. 69

2.3.2 Prestasi dan Hasil Belajar ………... 71

2.3.3 Penilaian hasil belajar ………. 72

2.3.4 Prinsip Penilaian ………. 75

2.3.5 Teknik Penilaian ………. 79

2.3.6 Aspek Penilaian ……….. 81

2.4 Penelitian yang Relevan ………. 83


(3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian ……… 88

3.1.1 Metode Penelitian ………... 88

3.1.2 Desain Penelitian ……… 91

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 92

3.2.1 Lokasi Penelitian ……… 92

3.2.2 Subjek Penelitian ……… 92

3.3 Instrumen Penelitian ………... 93

3.3.1 Instrumen Pengumpul Data ……… 93

3.3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……… 97

3.4 Uji Coba Instrumen ……… 101

3.4.1 Uji Validitas Instrmen ……… 101

3.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 104

3.5 Teknik Analisis Data ………. 105

3.5.1 Pengujian asumsi-asumsi statistic ……….. 105

3.5.2 Pengujian Hipotesis ……… 106

3.6 Hipotesis Statistik Penelitian ………. 111

3.7 Penafsiran Hasil Tes ……….. 113

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ……….. 115

4.2 Pengolahan Data ……… 127

4.3 Pembahasan ……… 147


(4)

BAB V KESIPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 Kesimpulan ………. 164

5.2 Implikasi ………. 167

5.3 Saran ………... 170

DAFTAR PUSTAKA ………... 175


(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memacu industri otomotif di Indonesia dewasa ini maju begitu pesat. Hal itu ditandai dengan produk – produk otomotif khususnya sepeda motor dan roda empat jenis kendaraan ringan, tidak didominasi oleh pabrikan – pakrikan Jepang saja, tetapi juga pabrikan Eropa yang diwakili Jerman dan Amerika bahkan pabrikan Asia yang diwakili Korea pun turut serta meramaikan produk otomotif yang ada di dalam negeri.

Pada industri otomotif, perkembangannya di Indonesia dalam era kemerdekaan terbagi dalam 4 perioda. Tahun 1945 – 1970 adalah saat peta bisnis otomotif Indonesia diwarnai trend mobil Amerika dan Eropa. Tahun 1970 -1975 terjadi transisi menuju dominasi produk Jepang. Dominasi ini dipercepat oleh pengaruh krisis energy dunia, dengan keunggulan produk Jepang yang hemat bahan bakar. Tahun 1975 – 1995 trend mobil Jepang dan kebijakan penciutan merek telah membangkitkan konglomerasi industri mobil Indonesia dengan munculnya Astra Group, Kramayudha Tiga Berlian dan Indomobil Group. Perioda tahun 1995 hingga kini, karena kegagalan membangun industri mobil milik nasional, telah terjadi perubahan besar-besaran dibidang industri otomotif Indonesia dengan munculnya deregulasi dan masuknya mobil Korea, Eropa dan Malaysia ditengah kembalinya berbagai merek dari seluruh dunia. Sutrisno (2002:11).


(6)

2

Dengan semaraknya produk otomotif tersebut, tetapi diimbangi dengan pabrikasi yang dilakukan di dalam negeri. Terbukti sekitar daerah segitiga emas (Bandung – Jakarta – Merak) istilah dalam zona industri manufactur, banyak berdiri perusahaan – perusahaan pabrikasi (Assembly) otomotif khususnya roda empat jenis kendaraan ringan.

Dampak positif dari banyaknya perusahaan otomotif berdiri di kawasan tersebut, salah satunya adalah akan banyak pula kesempatan kerja; artinya perusahaan – perusahaan tersebut akan banyak membutuhkan tenaga kerja yang handal pada bidang teknik otomotif.

Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak terbuka lebar; atas dasar inilah Pemerintah Kabupaten Indramayu pada Tahun 2004 mendirikan SMK Negeri berjumlah 9 unit, sesuai dengan program Departemen Pendidikan Nasional yang mencanangkan perbandingan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Sekolah Menengah Umum (SMU) 70% : 30%. Dari 9 unit SMK di Kabupaten Indramayu, 6 unit SMK diantaranya membuka program keahlian otomotif.

Alasan pemilihan SMK berlandaskan dasar pemikiran bahwa SMK mempersiapkan peserta didik untuk bisa langsung bekerja/wiraswasta untuk masa depannya. Ciri pendidikan SMK, lulusannya berorientasi pada kerja. Dalam struktur pembelajaran diberikan program- program keahlian seperti: otomotif, permesinan, perhotelan, akuntansi dan sebagainya. Peserta didik yang akan melanjutkan ke SMK dituntut sudah memiliki minat dan bakat akan program


(7)

3

keahlian yang ada di SMK. Karena begitu mendaftar ke SMK mereka harus sudah menentukan program keahlian mana yang akan diikuti.

Teknik Otomotif adalah salah satu cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk. Teknik otomotif menggabungkan elemen-elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronik, keselamatan dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia, biologi dan manajemen. Cabang-cabang dari teknik otomotif meliputi : (a) perencanaan (product atau design), (b) pengembangan (development), (c)produksi (manufacturing), dan (d) perawatan (maintenance). http://Id.wikipedia.org/wiki/Teknik Otomotif (7 April 2011)

Dalam kurikulum 2004 bagian II dinyatakan tujuan Program Keahlian Mekanik Otomotif secara umum mengacu pada isi Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan Program Keahlian Mekanik Otomotif adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam bidang: (a) Perawatan dan perbaikan motor otomotif, (b) Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga otomotif, (c) Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi otomotif, serta (d) Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif.


(8)

4

Kesimpulannya bahwa pembelajaran Teknik Otomotif Kendaraan Ringan pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah penerapan pengetahuan dari: mekanika, listrik, elektronik, keselamatan kerja dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia, biologi dan manajemen, khususnya dalam bidang perawatan dan perbaikan dari bagian – bagian kendaraan.

Data hasil evaluasi belajar di SMK Negeri 1 Bongas Kabupaten Indramyu tahun pelajaran 2010/2011 semester ganjil pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, adalah sebagai berikut:

Tabel 1-01: Rekapitulasi hasil belajar kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan

MATA PELAJARAN

PERSENTASE Belum

Kompeten

˂ 70

Kompeten dengan bimbingan

(70 - 79)

Kompeten tanpa bimbingan

(80 - 89)

Kompeten istimewa (90 - 100) MEMPERBAIKI

SISTEM SUSPENSI

21 59 20 0

PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

32 49 19 0


(9)

5

Tabel 1-02: Rata- rata nilai Praktek dan Teori per-kelas MATA

PELAJARAN

RATA - RATA NILAI XI TKR - 1 XI TKR - 2 Praktek Teori Praktek Teori MEMPERBAIKI

SISTEM SUSPENSI

76.84 70.16 77.14 69.94 PEMELIHARAAN

/ SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

72.76 70.26 75.14 72.69

Lampiran data halaman 181-184

Salah satu fungsi hasil evaluasi belajar memberikan informasi pemahaman atau penguasaan peserta didik akan mata pelajaran yang dipelajarinya. Dari tabel 1-01, diperoleh bahwa peserta didik yang belum kompeten atau harus mengulang untuk mata pelajaran Memperbaiki Sistem Suspensi adalah 20 % (0.2 X 73 = 15 peserta didik), mata pelajaran Pemeliharaan/servis Sistem Injeksi Bahan Bakar Diesel adalah 32 % (0.32 X 73 = 23 peserta didik). Kemudian dari tabel 1-02, dimana nilai rata-rata kelas hasil ujian praktek lebih besar dari ujian teori, artinya dalam hal ini akan lebih banyak peserta didik yang lulus/kompeten tetapi harus dengan bimbingan (terbukti pada tabel 1-01). Schippers dan Patriana (1994:53) menyatakan bahwa “Konsep pendidikan kejuruan harus disusun sedemikian rupa sehingga aspek kognitif mampu mengendalikan aspek psikomotor dan afektif”. Artinya, setiap tindakan psikomotor dan afektif terlebih dahulu telah dipahami oleh kerja kognitifnya, begitu sebaliknya ada umpan balik berupa penalaran dari psikomotor dan afektif terhadap struktur kognitif.

Melihat permasalahan di atas, penulis merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut masalah rendahnya pada penguasaan kompetensi keahlian Teknik


(10)

6

Kendaraan Ringan. Mengingat peserta didik setelah lulus dari SMK diharapkan bisa langsung bekerja atau berwiraswasta sesuai dengan kompetensi keahliannya, serta bisa juga melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

1.2. Identifikasi Masalah

Teknik Kendaraan Ringan merupakan ilmu terapan dari berbagai elemen pengetahuan yang mendasarinya. Sebagai ilmu terapan, maka untuk menguasai dan memahami kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan perlu dipahami juga pengetahuan-pengetahuan lainnya yang menjadi prasyarat penguasaan kompetensi keahlian tersebut. Contoh pada pelajaran Matematika dipelajari cara menghitung volume pada silinder, aplikasi pada Teknik Kendaraan Ringan berdasarkan perhitungan volume tersebut untuk menentukan seberapa besar kapasitas dari sebuah mesin, misalnya sebuah mesin dengan kapasitas 1500 cc yang tersusun atas empat silinder sejajar, berdasarkan rumus perhitungan volume peserta didik bisa mencari tahu berapa diameter masing-masing silinder. Begitu juga pada pelajaran Fisika dipelajari listrik arus searah dan listrik arus bolak balik, dimana sumber arus pada kendaraan menggunakan baterai (accu), baterai ini yang menyuplai kebutuhan arus saat mesin dihidupkan, tetapi setelah mesin hidup dan kendaraan berjalan makan mesin-lah yang menyuplai arus ke baterai. Sementara pada pelajaran Kimia dipelajari tentang senyawa hidrokarbon, bahan bakar yang banyak digunakan pada kendaraan adalah bensin (premium), bensin terbentuk dari senyawa alkana dan alkena yang merupakan senyawa hidrokarbon.

Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Bongas Tahun Pelajaran 2010/2011, mata pelajaran dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu; kelompok normatif terdiri


(11)

7

dari Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan, serta Seni Budaya; Kelompok adaptif terdiri dari Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, Kimia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan; Kelompok Produktif terdiri dari Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

Baik kelompok normatif maupun adaptif satu sama lain berkaitan dalam memahami mata pelajaran produktif. Artinya, keterampilan-keterampilan yang di ajarkan pada pelajaran produktif di dukung oleh penanaman sikap yang diajarkan pada pelajaran-pelajaran normatif, serta pengetahuan dasar yang diajarkan pada pelajaran-pelajaran adaptif.

Berdasarkan latar belakang permasalah di atas, rendahnya penguasaan kompetensi keahlian, dimana persentase peserta didik yang mengulang (remedial) dari mata pelajaran Memperbaiki Sistem Suspensi dan Pemeliharaan/servis Sistem Injeksi Bahan Bakar Diesel cukup banyak, serta peserta didik yang lulus atau kompeten dengan kategori “kompeten dengan bimbingan” jumlahnya banyak. Dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan penguasaan kompetensi keahlian; pertama, lebih ditingkatkan memberikan motivasi kepada perserta didik untuk belajar; kedua, memperbaharui proses pembelajaran terutama pelajaran-pelajaran yang menjadi persyaratan penguasaan kompetensi keahlian.

1.3.Pembatasan Masalah

Penelitian ini merupakan pengkajian tentang hubungan antara mata pelajaran Adaptif (Matematika, Fisika dan Kimia) dengan pelajaran Produktif


(12)

8

(Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan). Agar dalam penelitian ini lebih terfokus pada masalah inti, maka permasalahan yang ada dibatasi pada: “Kontribusi Prestasi Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia dengan Penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK.”

Selain batasan umum di atas, maka perlu pula diberikan batasan – batasan yang berkaitan dengan variabel – variabel penelitian, yaitu:

1. Prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia (Mata Pelajaran Adaptif) yang menggambarkan hasil usaha dan upaya dari peserta didik dalam proses pembelajaran yang terwujud dalam perolehan nilai hasil evaluasi belajar pada ujian kenaikan kelas pada tingkat XI (Sebelas).

2. Kompetensi keahlian merupakan penguasaan keterampilan atau kinerjanya peserta didik terhadap kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang diwujudkan dalam unjuk kerja uji kompetensi keahlian pada standar kompetensi Sistem Bahan Bakar Bensin, serta uji kompetensi keahlian (Teori). Dimana nilai akhir dari standar kompetensi keahlian tersebut adalah 70% nilai Praktek + 30% nilai Teori.

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah, maka penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kebenaran adanya kontribusi antara mata pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.


(13)

9

.

.

.

. . . .

. .

Permasalahan di rumuskan sebagai berikut: “Bagaimana kontribusi prestasi belajar peserta didik dari ketiga pelajaran (Matematika, Fisika dan Kimia) dengan penguasaan kompetensi kekeahlian Teknik Kendaraan Ringan”

Ditinjau dari rumusan pokok permasalahan, maka penelitian ini memiliki empat variabel operasional, dengan variabel bebasnya (Independent) adalah Prestasi Belajar Matematika sebagai (X1), Prestasi Belajar Fisika sebagai (X2),

Prestasi Belajar Kimia sebagai (X3), serta variabel terikat (Dependent) adalah

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan sebagai (Y).

Gambar 1-01: Hubungan antar Variabel dalam Penelitian 1.5. Kerangka Berfikir

Struktur kurikulum SMK terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: Program Normatif, Program Adaptif, dan Program Produktif. Reksoatmodjo, T. N (2010:210-211) menjelaskan:

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

(Y) Prestasi Belajar

Fisika (X2)

Prestasi Belajar Kimia

(X3)

Prestasi Belajar Matematika


(14)

10

Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi yang utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai anggota masyarakat baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program nornatif diberikan agar peserta didik dapat hidup dan berkembang selaras dengan kehidupan pribadi, social dan bernegara. Program ini terdiri dari mata pelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan karakter yang selaras dengan norma, sikap dan perilaku yang terpuji dalam kehidupan bermasyarakat.

Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan social, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang mengandung konsep dan prinsip dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian program adaptif tersebut melandasi atau menjadi dasar pencapaian kompetensi kerja yang dipersyaratkan baik dalam dunia industri maupun dunia usaha.

Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang mewakili


(15)

11

dunia usaha/industry dan asosiasi profesi; dalam hubungan ini dapat pula mengacu pada standar kompetensi yang berlaku secara internasional.

1. Keterkaitan pelajaran Matematika dengan kompetensi keahlian

Perkembangan pesat di bidang teknologi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kratif sangat dibutuhkan dalam kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat berguna dalam menganalisa kerusakan-kerusakan pada komponen otomotif. Sehingga bisa menentukan metode perbaikannya dalam tim kerja/regu (team work).

Proses pemeliharaan / perawatan dan perbaikan kendaraan, peserta didik dituntut bisa bekerjasama dengan yang lainnya, karena dalam perawatan dan perbaikan kendaraan tidak dilakukan secara individu melainkan dilakukan kelompok kerja, artinya kemampuan beradaptasi mutlak diperlukan.

2. Keterkaitan pelajaran Fisika dengan Kompetensi Keahlian

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil.


(16)

12

Berkaitan dengan mikroelektronika, pada kendaraan sekarang sudah ditambahkan ECU (electrical control unit) yang berfungsi mengendalikan campuran bahan bakar bensin dengan udara, mengendalikan pergerakan katup, dan sebagai analisis kerusakan sistem pada kendaraan terutama sistem kelistrikan.

Konsep mikroeletronika di Fisika sangat dibutuhkan peserta didik untuk memahami ECU (electrical control unit) di kendaraan, baik untuk menganalisi sistem kelistrikan pada kendaraan maupun sub-sub sistemnya.

3. Keterkaitan pelajaran Kimia dengan Kompetensi Keahlian

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Keterampilan dan penalaran tersebut yang dipelajari pada pelajaran kimia sangat mendukung kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan, mengingat pada kendaraan ringan terjadi perubahan energi, yakni dari energi panas menjadi energi kinetik. Energi panas terjadi dari campuran bahan bakar dengan udara menjadi uap kemudian di bakar oleh pengapian busi sehingga menjadi energi panas. Energi tersebut berubah menjadi energi kinetik yang mendorong piston bergerak turun naik (translasi), pergerakan piston kemudian dihubungkan dengan batang penghubung (pin joint) ke poros engkol (crank shaft) yang gerakan berputar


(17)

13

(rotasi). Putaran poros engkol ini yang dihubungkan dengan roda membuat kendaraan bisa melaju.

Pengetahuan akan kualitas bahan bakar bensin khususnya di sini mutlak diperlukan. Peserta didik pada pelajaran Kimia di bekali tentang senyawa hidrokarbon, didalamnya di pelajari senyawa alkena, butana, benzene, dan lainnya. Senyawa-senyawa ini yang membentuk premium (bensin) secara kualitas maupun kuantitas. Kualitas bensin biasanya dinyatakan dalam bilangan oktan, semakin tinggi bilangan oktan maka semakin baik kualitas bensin tersebut.

1.6. Asumsi Penelitian

Dinyatakan bahwa “…asumsi merupakan titik pangkal penelitian, dan merupakan landasan untuk perumusan hipotesis. Asumsi dapat berupa teori, evidensi-evidensi, dan pikiran-pikiran lain yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi” (UPI Bandung, 2009:57). Setelah permasalahan di jelaskan, selanjutnya yang dipikirkan adalah gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas.

Sebagai titik pangkal penelitian maka asumsi digunakan untuk memberikan arah dalam penelitian ini adalah;

1. Penerapkan Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif dan pengembangan diri.

2. Penguasaan konsep dasar Fisika mendukung secara langsung pencapaian kompetensi program keahliannya.

3. Kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi Teknik Kendaraan Ringan.


(18)

14 1.7.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam pengertian perlu dijelaskan batasan ruang lingkup penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu:

1. Prestasi belajar Matematika, sebelumnya kita lihat dahulu pengertian tentang prestasi dan belajar. Menurut Arifin, Z (2011:12) “Prestasi adalah hasil usaha yang berkenaan dengan aspek pengetahuan”. Sedangkan belajar Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya, (Permendiknas No. 41 Tahun 2007). Selanjutnya Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang dihasilkan oleh pendidik/Guru. Dirjen Dikdasmen Dit. PSMK (2008:3). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Dapat disimpulkan; prestasi belajar Matematika adalah hasil usaha peserta didik dalam mempelajari Matematika, yang dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi. Prestasi belajar Matematika dalam penelitian ini adalah nilai yang didapatkan peserta didik pada ujian akhir semester (UAS).

2. Prestasi belajar Fisika; Fisika merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Penguasaan Fisika memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses yang berkaitan dengan kinerja peralatan dan piranti yang difungsikan


(19)

15

untuk mendukung penguasaan kompetensi keahlian. Dapat disimpulkan; prestasi belajar Fisika adalah hasil usaha peserta didik dalam mempelajari Fisika, yang dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi. Prestasi belajar Fisika dalam penelitian ini adalah nilai yang didapatkan peserta didik pada ujian akhir semester (UAS).

3. Prestasi belajar Kimia; Kimia merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang mendasari perkembangan teknologi. Penguasaan Kimia memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses kimiawi yang difungsikan untuk mendukung penguasaan kompetensi keahlian. Dapat disimpulkan; prestasi belajar Kimia adalah hasil usaha peserta didik dalam mempelajari Kimia, yang dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi. Prestasi belajar Kimia dalam penelitian ini adalah nilai yang didapatkan peserta didik pada ujian akhir semester (UAS).

4. Penguasaan kompetensi keahlian; Finch & Crunkilton (1979:220) Kompetensi dirumuskan dengan berorientasi pada tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu, dan unsur-unsur pembentuk kompetensi adalah keterampilan psikomotor, keterampilan kognitif, keterampilan sosial, sikap, nilai, dan penghargaan terhadap pekerjaan. Dapat disimpulkan, penguasaan kompetensi keahlian adalah aplikasi dari kognitif, psikomotor, dan apektif yang berorientasi pada tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu. Penguasaan kompetensi keahlian pada penelitian ini dinyatakan oleh nilai yang diperoleh peserta didik dari selama uji kompetensi.


(20)

16 1.8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka peneliti berasumsi bahawa program adaptif khususnya Matematika, Fisika dan Kimia memberikan dasar ilmu pengetahuan dalam penguasaan kompetensi keahlian. Peraturan Menteri Pendididak Nasional Indonesia nomor: 23 tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Terdiri dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran menyatakan (1) Menerapkan Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif dan pengembangan diri; (2) Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung pencapaian kompetensi program keahliannya; dan (3) Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian.

1.8.1.Hipotesis penelitian

Rumusan hipotesis penelitian diarahkan untuk mendapatkan jawaban sementara atas adanya hubungan antara mata pelajaran Matematika, Fisika dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian. Maka dapat diambil hipotesis/jawaban sementara sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.

2. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dalam pelajaran Fisika terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.


(21)

17

3. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dalam pelajaran Kimia terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.

4. Terdapat kontribusi prestasi belajar siswa dari ketiga pelajaran (Matematika, Fisika dan Kimia) terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.

1.8.2.Hipotesis Statistik 1. Ho : ρx1y = 0

H1 : ρx1y≠ 0

2. Ho : ρx2y = 0

H1 : ρx2y≠ 0

3. Ho : ρx3y = 0

H1 : ρx3y≠ 0

4. Ho : ρx123y = 0

H1 : ρx123y≠ 0

Keterangan:

Ho : ρxy = 0, artinya tidak terdapat hubungan.

H1 : ρxy≠ 0, artinya terdapat hubungan.

1.9. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan gambaran nyata atas prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia serta penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Maka dapat di buat pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika dengan membandingkan prestasi belajar individu dalam kelompok?


(22)

18

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Fisika dengan membandingkan prestasi belajar individu dalam kelompok?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Kimia dengan membandingkan prestasi belajar individu dalam kelompok?

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pelajaran Pemeliharaan/servis Sistem Bahan Bakar Bensin dengan membandingkan prestasi belajar individu dalam kelompok?

1.10. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.10.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi prestasi belajar Matematika,

Fisika, dan Kimia terhadap penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

1.10.2.Manfaat Penelitian 1. Bagi Tenaga Pendidik.

Hasil penelitian ini seyogyanya dapat memberikan wawasan yang aplikatif kepada para Tenaga Pendidik, baik Pendidik Mata Pelajaran Adaptif maupun Mata Pelajaran Produktif di SMK khususnya pada Program Keahlian Otomotif. Diharapkan kepada Tenaga Pendidik mata pelajaran adaptif dapat memberikan penekanan pada pemahaman materi yang berkaitan dengan kompetensi kejuruan, serta Tenaga Pendidik mata pelajaran Produktif juga


(23)

19

menjelaskan keterkaitan mata pelajaran adaptif terhadap penguasaan kompetensi kejuruan.

2. Bagi Peserta Didik.

Menyadari bahwa mata pelajaran adaptif khususnya Matematika, Fisika dan Kimia dibutuhkan untuk menunjang pelajaran teori kejuruan yang akan membantu dalam penguasaan praktek kejuruan.

3. Bagi Sekolah.

Terutama bagi tim pengembang kurikulum, untuk membuat kurikulum implementatif yang benar-benar riil sesuai kebutuhan dan tuntutan Pendidikan dan Pelatihan serta kebutuhan masyarakat.

1.11. Kerangka Penulisan Laporan Penelitian

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam Bab I tesis ini didasarkan pada kajian pustaka yang diuraikan dalam Bab II. Kajian pustaka itu akan digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada bab ini dijelaskan secara rinci metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrument penelitian, teknik pengunpulan data, uji coba instrumen, revisi instrumen, prosedur penelitian dan teknik analisis data, dan hipotesis statistik.

Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan pada Bab IV. Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administrative dan teknis, pelaksanaan penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil pengolahan data.


(24)

20

Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajikan kesimpulan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian pada pendidikan teknologi menengah dan diakhiri dengan saran-saran.


(25)

88 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Disain Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif assosiatif, karena penelitian berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa variabel, yakni; prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia sebagai variabel independen; dengan variabel penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan sebagai variabel dependen. Berdasarkan jenis data yang akan diperoleh dari pengukuran prestasi belajar, maka data yang di hasilkan termasuk data/skala interval. Menurut Usman, H dan Akbar, R. P, S (2000:18) menyatakan bahwa “data interval mempunyai sifat-sifat nominal dari data ordinal, mempunyai skala interval yang sama jaraknya”. Senada dengan Reksoatmodjo, T. N (2009:4) meyatakan “jika suatu skala memiliki semua karakteristik skala ordinal dan jika jarak antara dua bilangan dalam skala itu memiliki ukuran atau interval tertentu, maka pengukuran yang dilakukan berdasarkan skala ini disebut pengukuran dengan skala interval”.

Setelah mengetahui jenis data yang akan didapatkan, selanjutnya menentukan analisis statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini. Menurut Siegel dalam Usman, H (2000:21), untuk data/skala interval digunakan korelasi Pearson Produk Momen.


(26)

89

Tabel 3-01:

Koefisien Korelasi berdasarkan skala data

Usman, H dan Akbar, R. P. S, (2000:199)

Penelitian ini digunakan statistik parametrik dengan korelasi Pearson Produk Momen. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi sederhana dan ganda. Serta untuk mengetahui koefisien korelasi mengacu pada tabel 3-01, yaitu menggunakan Pearson Produk Momen yang dinyatakan dalam lambang (r).

Menurut Usman, H dan Akbar, R. P. S (2000:200) menyatakan kegunaan korelasi Pearson Produk Momen, adalah:

a) Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel satu dengan yang lainnya.

b) Untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya dinyatakan dalam persen. Dengan demikian, maka r2 disebut koefisien determinasi atau koefisien penentu. Hal ini disebabkan r2 X 100% terjadi dalam variabel terikat Y yang mana ditentukan oleh variabel X.

Selanjutnya persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi Pearson Produk Momen, yiatu:

a) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal. b) Variabel yang dihubungkan mempunyai data linear.

c) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak (random).


(27)

90

d) Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama).

e) Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio.

Senada dengan Reksoatmodjo, T. N (2009:129) mengemukakan; Analisis regresi dan analisis korelasi dikembangkan untuk mengkaji dan mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi dikembangkan persamaan estimasi untuk mendeskripsikan pola atau fungsi hubungan antara variabel-variabel. Sesuai dengan namanya, persamaan estimasi atau persamaan regresi itu digunakan untuk mengestimasi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai variabel lainnya. Variabel yang diestimasi itu disebut variabel dependen (variabel terikat) sedangkan variabel yang diperkirakan mempengaruhi variabel dependen itu disebut variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen lazimnya dilukis pada arah sumbu-Y (dan karenanya diberi symbol Y) sementara variabel independen dilukis pada arah sumbu-X (dan karenanya diberi symbol X). berdasarkan konsep ini, maka hubungan antara variabel Y dan X dapat diwakili dengan sebuah garis regresi. Di samping untuk mengestimasi, analisis regresi juga digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan (dependability) dari estimasi itu.

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan (closeness) hubungan antar variabel-variabel. Dengan lain perkataan, analisis regresi mempertanyakan pola hubungan fungsional sedangkan analisis korelasi mempertanyakan kedekatan hubungan antar variabel-variabel. Walaupun dimungkinkan penggunaan analisis regresi dan analisis korelasi secara terpisah,


(28)

91

namun dalam kenyataan, istilah analisis korelasi mencakup baik masalah korelasi dan regresi.

3.1.2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independen), yaitu prestasi belajar Matematika (X1), prestasi belajar Fisika (X2), dan prestasi belajar Kimia

(X3) serta satu variabel terikat (dependen) yaitu penguasaan kompetensi keahlian

Teknik Kendaraan Ringan (Y). Ketiga variabel bebas (X1, X2, X3) dihubungkan

dengan variabel terikat (Y) dengan pola hubungan: (1) hubungan antara variabel X1 dengan Y, (2) hubungan antara variabel X2 dengan Y, (3) hubungan variabel

X3 dengan Y, dan (4) hubungan variabel X1, X2, dan X3 secarabersama-sama

terhadap variabel Y. Ke-empat pola hubungan variabel tersebut merupakan konsentrasi masalah dalam penelitian ini. Pola hubungan antar variabel penelitian terlihat pada gambar berikut:

Gambar 3-01: Hubungan antar variabel Y X2

X3

X1 .

.

.


(29)

92 3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Bongas, Jln. Raya Bongas – Margamulya No. 276B Telp. (0234) 612500, Bongas – Indramayu – Jawa Barat. Pada kompetensi keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.

3.2.2. Subjek Penelitian

Berdasarkan judul, maka responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Bongas pada kompetensi keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.

Populasi siswa Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Bongas untuk kelas XI (sebelas) terdiri dari dua kelas dengan jumlah masing masing kelas 36 (tiga puluh enam) siswa sehingga jumlahnya 72 (tujuh puluh dua) siswa. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, maka dalam pengambilan sampel tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Menurut Sudjana (2005:169) menyatakan “Sampel yang didapatkan dinamakan sampel peluang, yaitu sebuah sampel yang angota-anggotanya diambil dari populasi berdasarkan peluang yang diketahui.”

Pengambilan sampel secara acak atau random dari dua kelas populasi tersebut, berdasarkan prestasi rata-rata kelas dari dua kelas populasi. Di ambil sampel sebanyak 5 (lima) siswa kelompok atas, 5 (lima) siswa kelompok menengah, dan 5 (lima) siswa kelompok bawah untuk setiap kelasnya sehingga jumlah sampel/responden pada penelitian ini sebanyak 30 (tiga puluh) siswa. Pengambilan secara acak di harapkan lebih obyektif serta keterwakilan dari


(30)

93

populasi untuk dijadikan sampel. Menurut Sudjana (2005:169) menyatakan “…karena sampel acak menyebabkan peneliti mempunyai cara obyektif untuk menilai presisi hasilnya dan karenanya memungkinkan untuk menaksir dan menghitung besarnya variasi sampling atau kekeliruan sampling, yakni perbedaan antara statistik sampel dan parameter populasi dari mana sampel itu di ambil secara acak.”

Pengambilan sampel dari kelas XI (sebelas) dalam penelitian ini berasumsikan: Pertama, bahwa kelas XI (sebelas) telah melaksanakan program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), PRAKERIN di SMK negeri 1 Bongas dilaksanakan pada semester pertama (ganjil) pada kelas XI (sebelas); kedua, pada kelas XI (sebelas) belum di berlakukan pengayaan-pengayaan untuk persiapan Ujian Nasional, dimana Ujian Nasional di SMK meliputi: Uji Kompetensi Keahlian baik teori maupun praktek serta Ujian Nasional utama yakni, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris.

3.3. Instrumen Penelitian

3.3.1. Instrmen Pengumpul Data

Instrumen pada penelitian ini dikembangkan sesuai dengan variabel-variabel yang akan diukur. Melihat inti permasalahannya, variabel yang hendak diukur adalah prestasi belajar siswa. Adapun jenis instrumen yang digunakan sebagai berikut:

1) Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Arikunto (2010:164). Tes objektif biasanya dilakukan untuk mengukur


(31)

94

prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran. Salah satunya dan sering digunakan adalah tes pilihan ganda (multiple choice test), menurut Arikunto (2010:168) tes pilihan ganda terdiri dari suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (option). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distratctor).

2) Tes unjuk kerja

Pengukuran prestasi belajar khususnya pada kelompok produktif (kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan) mengacu pada pengukuran ranah psikomotor salah satunya tes unjuk kerja. Tes ini dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Menurut Haryati (2007:45) menyatakan “Tes kinerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor).” Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Misalnya, penampilannya dalam pemeliharaan/perbaikan system bahan bakar bensin (karburator), diukur mulai dari pengetahuan mereka tentang karburator tersebut, pemahaman tentang karburator akan fungsi dan kegunaannya pada kendaraan, kemudian baru cara pemeliharaan/perbaikan dalam bentuk keterampilan. Untuk pengukuran yang terakhir ini harus diperinci antara lain: cara


(32)

95

mempersiapkan alat dan perlengkapan kerja termasuk aspek-aspek keselamatan kerja, cara membongkar, cara menganalisa komponen-komponen karburator, dan cara merakit kembali karburator.

Instrumen yang digunakan berbentuk matriks. Ke bawah menyatakan perincian aspek (bagian keterampilan) yang diukur, ke kanan menunjukkan skor yang dapat dicapai. Contoh tabel matriks penilaian psikomotor seperti pada tabel 3-02 dibawahi ini:

Tabel 3-02: Contoh matrik penilaian psikomotor

No Aspek yang dinilai Indikator Keberhasilan / Deskripsi

Skor 9 8 7 <7

1. Persiapan alat dan bahan a. Menggunakan

Werkpak/pakainan kerja

b. Udara dalam kompresor disiapkan

c. Disiapkan obeng (+/-), lap/majun, kuas, tempat bensin, penjepit, dan selang kecil

2. Membongkar karburator a. Komponen karburator dilepas dari mesin dengan tidak merusak komponen lainnya b. Dudukan katup jarum dibuka c. Balikan karburator dan

keluarkan beban pemberat dan bola baja

d. Dengan menggunakan penjepit, keluarkan penahan bola baja dari bagian bawah silinder pompa.

e. Buka slow jet f. Buka katup power

g. Buka jet-jet utama primer dan sekunder dari gasket


(33)

96

No Aspek yang dinilai Indikator Keberhasilan / Deskripsi

Skor 9 8 7 <7 3 Pemeriksaan karburator a. Sebelum

komponen-komponen diperiksa, bersihkan terlebih dahulu dengan bensin.

Dengan menggunakan udara bertekanan, tiupkan semua kotoran dari jet dan komponen lainnya dari saluran bahan bakar serta celah-celah pada body.

b. Periksa pelampung dan pen pivot, kemungkinan aus atau pecah.

c. Periksa permukaan katup jarum, dudukan katup jarum, dan power piston dari kemungkinan karat atau pecah.

d. Periksa komponen body dari retak, rusak atau tersumbat. e. Periksa venturi dari cacat atau

tersumbat.

f. Periksa jet dari tempat

persinggungan cacat, ulir cacat atau tersumbat atau celah untuk obeng rusak.

g. Periksa sekrup penyetel idle; ujung bagian yang tirus atau ulir yang cacat.


(34)

97

No Aspek yang dinilai Indikator Keberhasilan / Deskripsi

Skor 9 8 7 <7

4 Merakit karburator a. Pasang jet utama dengan gasket yang baru.

b. Pasang komponen slow jet dan katup power.

c. Pasangan penahan bola baja kemudian silinder pompa, dan bola baja.

d. Pasang dudukan dan katup jarum.

e. Pasang lagi karburator pada mesin.

Keterangan penilaian:

Batas minimal kompeten diberi nilai 7.00. Gradasi nilai adalah sebagai berikut: 7.00 (baik) = dengan tepat waktu dapat mencapai kompetensi sesuai

kualitas standar minimal yang ditetapkan Kriteria Kinerja;

8.00 (amat baik) = lebih cepat dari ketentuan waktu dapat mencapai kompetensi sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan Kriteria Kinerja, dan;

9.00 (istimewa) = lebih cepat dari ketentuan waktu dapat mencapai kompetensi melebihi kualitas standar minimal yang ditetapkan Kriteria Kinerja

3.3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Sesuai dengan judul dan inti permasalahan yang telah dijelaskan pada bab I, terdapat dua kategori variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari prestasi belajar Matematika (X1), prestasi belajar Fisika (X2),


(35)

98

dan prestasi belajar Kimia (X3) sedangkan variabel terikat adalah penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y). Karena penelitian ini, intinya mengukur prestasi mata pelajaran maka kisi yang dikembangan adalah kisi-kisi evaluasi pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang diteliti, yakni: Matematika, Fisika, dan Kimia.

Tabel 3-03: Kisi-kisi instrumen tes Matematika

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

No. Butir Tes

Menetukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi dua

1. Mengidentifikasi sudut

2. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah bangun datar 3. Menerapkan

transformasi bangun datar

Dapat mengkonversikan sudut dari rad ke derajat, dari derajat ke rad, dari rad ke derajat/menit/detik Dapat menentukan bermacam-macam keliling dan luas bangun datar.

Dapat menerapkan informasi dalam mentransformasi bangun datar

1, 2, 6, 9

3, 4, 5, 7, 8

23, 24, 28, 32

Menetukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga

4. Mengidentifikasi bangun ruang dan unsur-unsurnya

5. Menghitung luas permukaan bangun ruang

6. Menerapkan konsep volume bangun ruang 7. Menetukan hubungan

antara unsur-unsur dalam bangun ruang

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang

Dapat menghitung luas permukaan dari berbagai bangun ruang

Dapat menghitung volume dari bermacam-macam bangun ruang Dapat mengidentifikasi unsur satu dengan yang lainnya dalam bangun ruang

14

10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 26, 29, 33, 34, 40 25, 30, 31

15, 22, 27

Menerakan konsep vektor dalam pemecahan

8. Menerapkan konsep vektor pada bidang datar

Dapat menerapkan konsep vektor dalam memecahkan masalah

19, 20, 36, 37, 38


(36)

99 masalah

9. Menerapkan konsep vektor pada bangun ruang

dalam bidang datar Dapat menerapkan konsep vektor dalam memecahkan masalah dalam bidang ruang

21, 39

Tabel 3-04: Kisi-kisi instrumen tes Fisika

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

No. Butir Tes

Menerapkan getaran, gelombang dan bunyi

1. Menguasai hukum getaran, gelombang dan bunyi 2. Membedakan getaran, gelombang dan bunyi 3. Menghitung getaran, gelombang dan bunyi

Dapat menerapkan hukum getaran, gelombang dan bunyi Dapat menentukan perbedaan getaran, gelombang dan bunyi Dapat menghitung masalah getaran, gelombang dan bunyi

1, 2, 3

7, 8

4, 5, 6, 9, 10, 11 Menerapkan

konsep magnet dan elektromagnetik

4. Menguasai konsep kemagnetan 5. Menguasai hukum

magnet dan electromagnet 6. Menggunakan

magnet

7. Menggunakan eletromagnet

Dapat menerapkan konsep kemagnetan Dapat menerapkan hukum magnet dan elektromagnet

Dapat memecahkan masalah dengan magnet

Dapat memecahkan masalah dengan kemagnetan

12, 13, 14

15

16, 17, 18

19, 20, 21, 22, 23 Menerapkan

konsep optik

8. Membedakan konsep cermin dan lensa

9. Menggunakan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya

10. Menggunakan cermin dan lensa

Dapat menerapkan perbedaan konsep cermin dan lensa

Dapat menerapkan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya

Dapat memecahkan masalah dengan menggunakan cermin dan lensa

24, 25, 26

27, 28, 29, 30, 31, 32,

33, 34

35, 36, 37, 38, 39, 40


(37)

100

Tabel 3-05: Kisi-kisi instrumen tes Kimia

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

No. Butir Tes

Memahami konsep kesetimbangan reaksi

1. Menguasai reaksi kesetimbangan 2. Menguasai

faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan 3. Menentukan

hubungan

kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari suatu reaksi

kesetimbangan

Dapat menerapkan reaksi kesetimbangan Dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan

Dapat menghitung secara kuantitatif pereaksi dan hasil reaksi.

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 8

9, 10, 11, 12

Menentukan perubahan entalpi berdasarkan konsep termokimia

4. Menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi 5. Menentukan

perubahan entalpi reaksi

6. Menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar

Dapat menerapkan entalpi dan perubahan entalpi

Dapat menghitung perubahan entalpi reaksi

Dapat menghitung kalor pembakaran

13, 14

15, 16, 17, 18

19, 20, 21, 22, 23

Mengkomunikasik an senyawa hidrokarbon dan kegunaannya

7. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk

senyawa hidrokarbon 8. Menggolongkan

senyawa

hidrokarbon dan turunannya

9. Mendeskripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan manusia

Dapat menjelaskan cirri-ciri atom karbon dalam senyawa hidrokarbon

Dapat

mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon

Dapat menjelaskan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.

24, 25, 26, 36

27, 28, 37, 38, 39, 40

29, 30, 31, 32, 33, 34,


(38)

101 3.4. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan, apakah instrumen yang digunakan benar mengukur apa yang harus diukur serta, mengetahui keterandalan dan konsistensi instrumen tersebut dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan subyek yang berbeda pula.

3.4.1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:173). Senada dengan Arikunto (2010:69) menyatakan “Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.” Untuk mengungkapkan data yang sesungguhnya dari prestasi belajar Matematika, Fisika dan Kimia maka terlebih dahulu soal-soal tes diuji coba untuk menguji validitasnya. Hasil uji coba di analisis untuk mengetahui tingkat validitas isinya.

Menurut Arikunto (2010:67) menyatakan “sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.” Karena variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia, maka validitas isi untuk mengukur tujuan khusus pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia yang sejajar dengan materi yang diberikan pada semester genap kelas XI (sebelas). Untuk keperluan penelitian ini, dilakukan dengan Uji Indeks Kesulitan dan Uji Daya Pembeda


(39)

102

soal-soal. Dalam menentukan Uji Indeks Kesulitan soal-soal menggunakan rumus Gronlund (1982:102):

= % (3.01)

Dimana P = indeks kesulitan soal, R = jumlah responden yang menjawab benar, dan T = jumlah responden.

P = 0 berarti tidak seorang pun dapat menjawab, dan P = 100 semua responden dapat menjawab dengan benar. Dengan demikian disimpulkan, bila indeks mendekati angka nol menunjukkan soal yang bersangkutan sulit; sebaliknya jika mendekati angka 100 menunjukkan soal yang bersangkutan mudah. Atas dasar pemikiran itu, maka indeks kesulitan soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut: P = 0.00 s/d 40.00 berarti soal sulit, P = 41.00 s/d 70.00 berarti soal sedang, dan P = 71.00 s/d 100.00 berarti soal mudah. (Reksoatmodjo, 2009: 202).

Untuk hasil analisis indeks kesulitan ditunjukkan pada lampiran 01, ID-02, dan ID-03 halaman 202-204, sedangkan pengelompokkan berdasarkan tingkat kesulitan disajikan pada lampiran TK-01, TK-02, dan TK-03 hal. 205-207.

Uji Daya Pembeda dilakukan untuk mengetahui signifikansi kelompok tinggi dan kelompok rendah, dengan kata lain apakah soal tersebut dapat membedakan kemampuan kognitifnya dari setiap responden. Dalam Reksoatmodjo (2009:2002-2003), untuk maksud tersebut nilai yang diperoleh responden disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai dengan terendah. Kemudian diambil 27% nilai tertinggi dan 27% nilai terendah, lalu dihitung


(40)

103

jawaban yang benar terhadap dari tiap-tiap soal dari kedua kelompok itu. Daya pembeda dihitung menngunakan rumus Gronlund (1982:103):

= ( ) (3.02)

Dimana = jumlah sampel dari setiap kelompok (27% dari jumlah seluruh responden, = jawaban benar dari kelompok atas, dan = jawaban benar dari kelompok bawah. Dalam hubungan ini ditetapkan kriteria: soal-soal yang memiliki daya pembeda yang baik jika D ˃ 0. Soal-soal yang memiliki daya pembeda sama dengan nol atau negatif dibatalkan atau diperbaiki sampai memenuhi kriteria tersebut.

Hasil analisis daya pembeda disajikan pada lampiran DP-01 hal. 208 untuk tes Matematika. Dari 40 soal, enam soal dinyatakan tidak memliki daya pembeda, dan ke-enam soal tersebut diperbaiki.

Selanjutnya hasil analisis daya pembeda masing-masing untuk tes Fisika dan Kimia ditunjukkan pada lampiran DP-02, dan DP-03 hal. 209-210. Dari 40 soal Fisika, tujuh soal tidak memiliki daya pembeda; tiga soal dibatalkan; dan empat soal diperbaiki, setelah diujicobakan kembali dinyatakan memenuhi persyaratan. Sehingga untuk tes Fisika didapat 40 soal yang memiliki daya pembeda.

Sedangkan dari 40 soal Kimia, sembilan soal dinyatakan tidak memiliki daya pembeda, untuk Sembilan soal Kimia tersebut diperbaiki hingga memenuhi persyaratan.


(41)

104 3.4.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk melihat konsistensi instrumen alat ukur dalam mengungkap fenomena dari sampel meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Dapat diartikan bahwa reliabilitas instrumen adalah sebagai keajegan atau konsistensi alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya, sehingga kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Menurut Reksoatmodjo (2009:2003), reliabilitas instrumen tes menunjukkan seberapa jauh tes itu terbebas dari variansi kekeliruan (error variances). Untuk maksud ini dilakukan Uji Reliabilitas hasil uji coba dengan menggunakan rumus Kudder-Rechardson KR-21:

= . .( .( ) ) (3.03)

Di mana = reliabilitas seluruh perangkat tes, K = jumlah soal, = varians jawaban benar, !" = rerata dari jumlah jawaban yang benar.

Dari perhitungan yang diperoleh pada lampiran RE-01 hal. 200-201, masing-masing untuk Matematika, Fisika, dan Kimia didapatkan untuk !" = 24.4, 24.47, dan 24.73; # = 7.91, 7.92, dan 7.96; dan ## = 0.87 untuk ketiganya (Matematika, Fisika, dan Kimia) pada taraf nyata 0.975. Artinya perangkat yang diuji-cobakan layak digunakan.


(42)

105 3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Pengujian Asumsi-Asumsi Statistik

Tahap pertama dalam pengolahan data penelitian ini adalah pengujian asumsi-asumsi statistik yang dipersyaratkan atau yang perlu dipenuhi sebagai dasar penggunaan analisis statistic induktif. Pengujian itu meliputi:

1) Uji Normalitas Sebaran Frekuensi

Apabila dalam suatu penelitian sampel diambil dari suatu populasi yang diasumsikan berdistribusi normal, maka sebelum pengolahan data terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian normalitas sebaran data yang diperoleh dari sampel tersebut. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari metode sampling, karena hasil sampling adalah untuk mengestimasi atau menyimpulkan karakteristik populasi.

Dalam Reksoatmodjo (2009:46-47), langkah-langkah uji normalitas sebaran frekuensi, sebagai berikut:

a. Menghitung rerata dan simpangan baku s. = ∑ %.&%

∑ &% '() (3.04A)

* = +,( ) &%

- (3.04B)

b. Langkah pertama dalam pengujian normalitas sebaran adalah mengkonversikan batas-batas interval kelas ke dalam bilangan baku z (juga disebut skor z), dengan menggunakan rumus:


(43)

106

c. Langkah berikutnya adalah menguji normalitas berdasarkan tabel distribusi / dengan menggunakan rumus:

0 = ∑(&1 &2)

&2 (3.06)

d. Sebaran frekuensi dinyatakan normal jika: 03%45-6 ≤ 04892: pada harga x yang dipilih.

2) Uji homogenitas varians

Pengujian homogenitas nilai-nilai yang diperoleh dilakukan menggunakan uji F:

; = '<=()( ≥ (3.07) 3.5.2. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi, dimana untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi linier sederhana sedangkan untuk menguji hipotesis keempat menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Uji keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.

Sesuai dengan desain penelitian yang telah dijelaskan, maka dalam pengujiannya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui hubungan antara !? dengan Y, ! dengan Y, dan !@ dengan Y; digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment dalam Reksoadmodjo (2009:136) sebagai berikut:


(44)

107 Dimana:

A = Koefisien korelasi = Jumlah skor item

∑ A = Jumlah skor total (seluruh item) - = Jumlah sampel

Nilai C dan D diperoleh dari: = ( %%) dan A = ( %%), nilai korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r), apabila nilai r ini sudah diperoleh dari hasil perhitungan, selanjutnya ditafsirkan dengan tabel interpretasi.

Tabel 3.06: Interpretasi dari nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sugiyono (2005:257)

2) Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan koefisien determinasi dalam Usman H dan Akbar P.S (2000: 200) sebagai berikut:

= % (3.09)

Dimana;

= Koefisien determinasi = Nilai koefisien korelasi

3) Untuk pengujian signifikansi variabel X terhadap Y menggunakan rumus dari Sugiyono (2005:257) seperti di bawah ini, kemudian dibandingkan dengan FGHIJKuntuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n - 2.


(45)

108

4 = B √- (3.10)

Dimana:

t = Nilai FMNGOPQ

r = Koefisien korelasi hasil MNGOPQ n = Jumlah responden

dengan ketentuan sebagai berikut: tSTUVWX ≤ tUYZ[\= Tidak Signieikan tSTUVWX ˃ tUYZ[\ = Signieikan

4) Untuk mengetahui hubungan simultan !?, ! , dan !@ dengan Y menggunakan koefisien korelasi ganda, menggunakan rumus dalam Usman H dan Akbar R.P.S (2000:232) sebagai berikut:

A. . . = + A g A g A A. .. A . A . . . (3.11)

Dimana:

A. . . = koefisien korelasi ganda antara variabel X1, X2, dan X3 secara

bersama-sama dengan variabel Y. A = Koefisien korelasi X1 dengan Y

A = Koefisien korelasi X2 dengan Y


(46)

109

5) Kemudian untuk mencari signifikansinya, digunakan rumus dalam Usman H dan Akbar R.P.S (2000:232) sebagai berikut:

; = h ( i ) -ihi

(3.12)

Dimana Fhitung˂ Ftabel: diterima atau signifikan.

6) Untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel digunakan metode regresi:

a. Regresi linear sederhana

Pengujian ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y. Dalam Reksoatmodjo, T. N (2009:131) persamaan regresi ini dinyatakan:

j = 8 + 9 (3.13)

Dimana: a = ordinat pada X = 0 dan b = kemiringan atau tangens dari garis regresi. Konstanta a dan b ditentukan dengan menggunakan rumus:

9 = ∑( .A)∑( ) (3.14A)

8 = − 9 (3.14B)

Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian (signifikansi) arah koefisien dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) dengan bantuan Microsoft Excel.


(47)

110

Tabel 3-07: ANAVA

Sumber Variasi dk Jumlah kuadrat (JK)

Rata-rata JK Fhitung

Total n ΣY2

Regresi a 1 JK(reg a) = ΣY2/n RJK(reg a) = JK(reg a)

Regresi (b|a) 1 Jkreg( b|a) = bΣX.Y - (ΣX)(ΣY)/n RJKreg (b|a) = JKreg (b|a)

Residu n-2 JK res = ΣY 2

- JK reg(b|a) - JK reg (a) RJK(E) =Jkres/n-2

Fsign = RJK(b|a)/RJK(res)

Tuna Cocok (TC) k-2 JK(TC) = Jkres - JK(E) RJK(TC) = JK(TC)/k-2

Kekeliruan (E) n-k JK(E) = ΣXΣY2 - (ΣY)2/n RJK (E) = JK(E)/n-k

F(line) =

RJK(TC)/RJK(E) Usman H dan Akbar R.P.S (2000;220)

b. Regresi linier ganda

Pengujian regresi linier ganda bertujuan untuk membuktikan ada atau tidak adanya hubungan fungsional antara variabel !?, ! , dan !@ dengan Y. Pengujian data dilakukan menghitung persamaan regresi linier, persamaan regresi linier ganda untu penelitian ini dinyatakan:

j = 8 + 9 + 9 + 9 (3.15)

Perhitungan dapat dikembangkan menggunakan jumlah kuadrat terkecil E dari persamaan (3.13) adalah:

l = ∑ ( − 8 − 9- − 9 − 9 )

%m (3.16)

Setelah disederhanakan diperoleh:

∑ = -. 8 + 9 ∑ + 9 ∑ + 9 ∑

∑ = 8. ∑ + 9 ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ . (3.17) ∑ = 8. ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ + 9 ∑ .

∑ = 8. ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ . + 9 ∑

Dari persamaan (3.15) dapat disederhanakan lagi, apabila diambil: A = − , = %− = %− , o8- = %−

Sehingga untuk koefisien-koefisien b1, b2, dan b3 dengan


(48)

111

∑ A = 9 ∑ + 9 ∑ . + 9 ∑ .

∑ A = 9 ∑ . + 9 ∑ + 9 ∑ . (3.18) ∑ A = 9 ∑ . + 9 ∑ . + 9 ∑

Untuk koefisien a diperoleh:

8 = − 9 − 9 − 9 (3.19) 3.6. Hipotesis Statistik Penelitian

Hipotesis statistik penelitian yang akan dilakukan pengujian dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis I pq∶ st? = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar Matematika dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

p? ∶ st? ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar Matematika dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hipotesis II pq∶ st = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar Fisika dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

p? ∶ st ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar Fisika dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.


(49)

112

belajar Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

p? ∶ st@ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hipotesis IV pq∶ st? @ = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

p? ∶ st? @ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Keterangan:

pq = Hipotesis nol p? = Hipotesis alternatif

st? = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Matematika (X1) dengan

penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y).

st = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Fisika (X2) dengan penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y).

st@ = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Kimia (X3) dengan penguasaan


(50)

113

st? @ = Koefisien korelasi antara prestasi belajar Matematika (X1), Fisika (X2),

dan Kimia (X3) dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik

Kendaraan Ringan (Y). 3.7Penafsiran Hasil Tes

Dalam menafsirkan hasil tes dikenal ada dua pendekatan, yaitu pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) dan pendekatan penilaian acuan norma (PAN). Dalam Arifin, Z (2011:235) menyatakan “Pendekatan penilaian acuan patokan (PAP) pada umumnya digunakan untuk menafsirkan tes formatif, sedangkan penilaian acuan norma (PAN) digunakan untuk menafsirkan hasil tes sumatif.

Nilai yang didapat dalam penelitian ini, dihasilkan dari skor yang diperoleh hasil tes sumatif, sehingga dalam menafsirkan nilai digunakan penilaian acuan norma (PAN). Dalam penilaian acuan norma, makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok/kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan realtif seorang peserta didik dibandingkan teman sekelasnya.

Tujuan penilaian acuan norma (PAN) adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu kurva normal.

Langkah-langkah pengelohan data dengan pendekatan penilaian acuan norma, seperti diungkapkan oleh Arifin, Z (2011:240-242) sebagai berikut:


(51)

114

a) Menyusun skor terkecil sampai dengan skor terbesar.

b) Mencari rentang (range), yaitu skor terbesar dikurangi skor terkecil. c) Mencari banyak kelas interval = 1 + (3.3) log n.

d) Mencari interval kelas = rentang per-banyak kelas. e) Menyusun daftar distribusi frekuensi.

f) Menghitung rata-rata dengan rumus:

= wo + x,&o- y . % (3.20)

Dimana; Md = mean duga, f = frekuensi, d = deviasi, fd = frekuensi kali diviasi. N = jumlah sampel, dan i = interval.

g) Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus:

* = +-z,&o { (,&o)-(- ) (3.21) h) Menyusun pedoman konversi.

Tabel 3-08: Konversi angka ke dalan nilai sekala 1-10

Skala Sigma Skala 0 -10 Skala Angka

+ 2.25SD 10 Mean + 2.25SD + 1.75SD 9 Mean + 1.75SD + 1.25SD 8 Mean + 1.25SD + 0.75SD 7 Mean + 0.75SD + 0.25SD 6 Mean + 0.25SD - 0.25SD 5 Mean - 0.25SD - 0.75SD 4 Mean - 0.75SD - 1.25SD 3 Mean - 1.25SD - 1.75SD 2 Mean - 1.75SD - 2.25SD 1 Mean - 2.25SD

Arikunto, S (2010:255)


(52)

164 BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1. Kesimpulan.

Pada bagian akhir tesis ini, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian dan pembahasan pada bab IV, tentang kontribusi prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia terhadap penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, sebagai berikut:

1. Kontribusi prestasi belajar Matematika terhadap pengauasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannya pengaruh positif dan signifikan antara prestasi belajar Matematika dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Artinya semakin tinggi prestasi belajar Matematika yang dicapai, maka akan semakin mudah dalam memahami atau penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi Teknik Kendaraan Ringan. Demikian sebaliknya, semakin rendah prestasi belajar Matematika, maka akan sedikit mengalami kesulitan dalam memahami atau penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi Teknik Kendaraan Ringan, dengan kata lain bisa saja memahami serta menguasai kompetensi Teknik Kendaraan Ringan akan tetapi dengan waktu yang agak lama.

Walaupun hasil penelitian adanya hubungan positif yang signifikan, akan tetapi hasil tes memperlihatkan belum dikuasainya materi pelajaran Matematika pada umumnya, dari sembilan kompetensi dasar hanya satu kompetensi dasar yang penguasaannya lebih dari 50%, yaitu: kompetensi dasar menentukan


(53)

165

hubungan antara unsur-unsur dalam bangun ruang. Kemampuan peserta didik pada pelajaran Matematika, yaitu; kemampuan peserta didik berada dibawah rata-rata sebesar 30% lebih besar dari yang berada diatas rata-rata-rata-rata yaitu sebesar 6.66%.

2. Kontribusi prestasi belajar Fisika terhadap pengauasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hasil penelitian antara prestasi belajar Fisika dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan. Artinya semakin tinggi prestasi belajar Fisika yang dicapai, maka akan semakin mudah dalam memahami atau penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi Teknik Kendaraan Ringan. Demikian sebaliknya, semakin rendah prestasi belajar Fisika, maka akan sedikit mengalami kesulitan dalam memahami atau penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi Teknik Kendaraan Ringan, dengan kata lain bisa saja memahami serta menguasai kompetensi Teknik Kendaraan Ringan akan tetapi dengan waktu yang agak lama.

Walaupun hasil penelitian adanya hubungan positif yang signifikan, akan tetapi hasil tes memperlihatkan belum dikuasainya materi pelajaran Fisika pada umumnya, dari sepuluh kompetensi dasar hanya satu kompetensi dasar yang penguasaannya lebih dari 50%, yaitu: kompetensi dasar menggunakan magnet, bahkan ada satu kompetensi dasar yang tidak sama sekali dikuasai siswa yaitu kompetensi dasar menguasai hukum magnet dan elektromagnet. pada pelajaran Fisika, kemampuan peserta didik berada dibawah rata-rata sebesar 40% lebih besar dari yang berada diatas rata-rata yaitu sebesar 23.33%.


(54)

166

3. Kontribusi prestasi belajar Kimia terhadap pengauasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Hasil penelitian antara prestasi belajar Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan. Artinya semakin tinggi prestasi belajar Kimia yang dicapai, maka akan semakin mudah dalam memahami atau penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi Teknik Kendaraan Ringan. Demikian sebaliknya, semakin rendah prestasi belajar Kimia, maka akan sedikit mengalami kesulitan dalam memahami atau penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi Teknik Kendaraan Ringan, dengan kata lain bisa saja memahami serta menguasai kompetensi Teknik Kendaraan Ringan akan tetapi dengan waktu yang agak lama.

Walaupun hasil penelitian adanya hubungan positif yang signifikan, akan tetapi hasil tes memperlihatkan belum dikuasainya materi pelajaran Kimia pada umumnya, dari sepuluh kompetensi dasar hanya satu kompetensi dasar yang penguasaannya lebih dari 50%, yaitu: kompetensi dasar menguasai reaksi kesetimbangan. Pada pelajaran Kimia, kemampuan peserta didik berada dibawah rata-rata sebesar 43.34% lebih besar dari yang berada diatas rata-rata yaitu sebesar 13.33%.

4. Kontribusi prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia terhadap pengauasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara prestasi belajar Matematika (X1), Fisika (X2), Kimia (X3) secara simultan terhadap penguasaan

kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Y). Walaupun terdapat pengaruh positif yang signifikan dari prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia secara


(55)

167

bersama-sama terhadap penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, akan tetapi penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut, tapi masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi namun tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh data; pada pelajaran kompetensi keahlian Sistem Bahan Bakar Bensin, kemampuan peserta didik berada dibawah rata-rata sebesar 33.33% lebih besar dari yang berada diatas rata-rata yaitu sebesar 3.33%. Secara umum dapat disimpulkan dari keempat variabel dalam penelitian ini, kemampuan atau penguasaan peserta didik akan pelajaran-pelajaran tersebut masih rendah. Artinya diperlukan upaya-upaya nyata yang mengarah terhadap peningkatan prestasi belajar, baik pihak-pihak yang terlibat langsung maupun pihak-pihak yang tidak terlibat secara langsung.

V.2. Implikasi.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif yang signifikan antara prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, serta secara bersama-sama dari prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dengan penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Dapat di simpulkan bahwa pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia (kelompok adaptif) memberi kontribusi dalam pemahaman serta penguasaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Artinya sesuai dengan apa yang ada dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahwa kelompok adaptif dimaksudkan untuk memberi bekal


(1)

172

yang mantap, akan tetapi mungkin boleh dikatakan hanya “bisa”, karena untuk memahami apalagi mengembangkannya diperlukan multi disiplin ilmu. Dewasa ini, perkembangan teknologi khususnya kendaraan ringan begitu cepat terjadi perubahan, sebagai langkah antisipasi dari perkembangan teknologi dalam hal ini mutlak dikuasainya multi disiplin ilmu. Artinya dalam memahami dan menguasai kompetensi keahlian khususnya Teknik Kendaraan Ringan secara optimal, perlu dipahami pula faktor-faktor atau pelajaran-pelajaran yang mempengaruhinya terlepas dari besar atau kecilnya pengaruh tersebut.

Keempat, dari hasil evaluasi diperoleh masih banyak peserta didik yang belum menguasai pelajaran khususnya Matematika, Fisika dan Kimia. Dari hasil evaluasi ini di harapkan peserta didik bisa memperbaiki teknik belajarnya, mungkin teknik belajar yang digunakan selama ini kurang baik. Misalnya, melakukan kegiatan belajar jika besok mau ujian, mengerjakan tugas atau latihan dengan menyalin atau copy-paste, dan sebagainya. Teknik belajar yang salah ini dapat merugikan peserta didik, baik fisik maupun mental yang pada gilirannya dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Kelima, hasil evaluasi bisa dimanfaatkan guru untuk menyusun kembali rencana proses pembelajaran, dalam rencana proses pembelajaran guru harus merumuskan indikator. Indikator dirumuskan dengan mengacu pada kompetensi dasar dan harus sesuai dengan sub-pokok bahasan. Sering kali guru merumuskan indikator yang kurang tepat, karena tidak menggunakan kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang spesifik, dapat diukur dan dapat diamati. Jika tidak, maka


(2)

173

guru akan mengalami kesulitan dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar perserta didik.

Keenam, hasil evaluasi juga bisa dimanfaatkan oleh orang tua, yang seyogyanya sangat berharap putra-putrinya berhasil dalam belajarnya. Hal ini penting terutama apabila ada di antara peserta didik yang memperoleh prestasi belajar yang kurang memuaskan. Orang tua dapat menentukan langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk meningkatkan prestasi belajar anaknya. Orang tua juga dapat membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah. Jika tidak mampu, orang tua dapat menyuruh anaknya mengikuti bimbingan di luar atau juga mendatangkan guru ahli ke rumah.

Ketujuh, hasil evaluasi juga dapat dimanfaatkan oleh administrator sekolah, mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang. Hasil evaluasi tidak hanya dimanfaatkan untuk laporan ke berbagai pihak, tetapi juga untuk memotivasi dan menghargai peserta didik itu sendiri dari kelebihan dan kekurangannya. Diadakanya evaluasi dalam proses pengembangan sistem pembelajaran dimaksudkan untuk keperluan perbaikan sistem, pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat, serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.

Keterbatasan penelitian ini tidak meneliti ke proses pembelajaran, penelitian dilakukan berupa studi evaluasi, penelitian lanjutan yang disarankan adalah proses pembelajaran seperti apa yang bisa meningkatkan prestasi belajar Matematika, Fisika, dan Kimia pada SMK Teknologi khususnya kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.


(3)

174

Demikian keterbatasan-keterbatasan serta saran penelitian yang mungkin bisa ditindaklanjuti dengan tindakan nyata dimana dalam penelitian ini belum bisa dijelaskan seluruhnya. Dari indikator-indikator dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai landasan penelitian ilmiah selanjutnya yang lebih luas dan mendalam. Pada akhirnya semoga penelitian ini bermanfaat, umumnya dalam upaya mencerdaskan bangsa dan khususnya dalam usaha meningkatkan harkat serta martabat manusia Indonesia seutuhnya.


(4)

175

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z (2011),"Evaluasi Pembelajaran", cetakan ketiga, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S (2010), "Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan" , cetakan kesebelas, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2006),Uji Kompetensi Keahlian, Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2007), Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baharudin dan Wahyuni, E. N (2010),"Teori Belajar dan Pembelajaran", cetakan keempat, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media.

Departemen Pendidikan Nasional, (2008), "Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa" , Edisi keempat, cetakan pertama, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Djohar, A. (2006), Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, seminar tim pengembang Konsep Batang Tubuh Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Finch, C. R and Crunkilton, J. R (1999), " Curriculum Development in Vocational and Technical Education", London, Allyn and Bacon, Inc.

Gronlund, N. E (1982),"Constructing Achievement Tests", Third Edition, New York, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Haryati, M (2007),"Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan", cetakan pertama, Jakarta, Gaung Persada Press.

Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Muhajir (2007),"Kontribusi Prestai Belajar Fisika, Analisis Besaran Proses dan Praktek Kejuruan terhadap penguasaan Kompetensi Kejuruan", Tesis Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Sekolah Pascasarjana, UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(5)

176

Mulyasa, E (2009),"Kuriulum Tingkat Satuan Pendidikan", cetakan keenam, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menenah, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Purba, Janulis. P. et al. (2004), Pengembangan Model Pembelajaran

Konstruktivis dalam pemebelajaran Teknik Dasar Listrik & Elektronika di SMK untuk menunjang pelaksanaan KBK, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Reksoatmodjo, T. N (1988), "Hubungan antara prestasi kerja dengan kemampuan kognitif, keterampilan Psikomotorik dan Kepuasan kerja karyawan lulusan STM dan SMA", Tesis Fakultas Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung. Tidak diterbitkan.

Reksoatmodjo, T. N (2009), "Statistika Eksperimen Rekayasa", cetakan pertama, Bandung, PT. Refika Aditama.

Reksoatmodjo, T. N (2009), "Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan", cetakan kedua, Bandung, PT. Refika Aditama.

Reksoatmodjo, T. N (2010), "Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan", cetakan pertama, Bandung, PT. Refika Aditama.

Schippers, U dan Patriana, D. M (1994), "Pendidikan Kejuruan di Indonesia", cetakan pertama, Bandung, PT. Angkasa.


(6)

177

Sharma, Y. K (2002),"Fundamental Aspects of Education Technology", First Published, New Delhi, Kanishka.

Stone R and Ball, J. K (2004),"Automotive Engineering Fundamentals", SAE - International, USA, Warrendale, Pa.

Sudjana (2005),"Metode Statistika", cetak ulang ketiga edisi keenam, Bandung, PT. Tarsito.

Sugiyono (2010),"Metode Penelitian Pendidikan", cetakan kesembilan, Bandung, CV. Alfabeta.

Sukardi (2010),"Evaluasi Pendidikan", cetakan keempat, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S (2010), "Pengembangan kurikulum Teori dan Praktek", cetakan ketigabelas,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Supriadi, D (2000), “Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia", Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional RI.

Surajiyo (2008), "Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia", cetakan kedua, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Sutrisno, (2002), Industri Manufakture Amerika, Jepang & Korea menggagas pengembangan Industri & Teknologi Indonesia, [Online]. Tersedia: http://www.4shared.com/document/AmOLqcAG/IND, [07 Mei 2011]. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Undang - undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta: Departemen Perhubungan.

UPI (2009), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung.

Usman, H dan Akbar, R. P. S (2000),"Pengantar Statistika", cetakan kedua, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Wikipedia Bahasa Indonesia, (2011), Teknik Otomotif, [Online). Tersedia: http://www.Id.wikipedia.org/wiki/Teknik Otomotif, [07 April 2011].


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGUASAAN FISIKA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 32

KONTRIBUSI PENGUASAAN MATERI PELAJARAN KEAHLIAN TERHADAP UJI KOMPETENSI SISWA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 SUKABUMI.

0 2 34

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 5 BANDUNG.

1 4 42

KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI KEAHLIAN NAUTIKA DAN PRESTASI PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN BEKERJA DI KAPAL PENANGKAP IKAN: Penelitian Dilakukan Pada Siswa Kelas XII Program Keahlian NKPI SMK Negeri 2 Indramayu.

4 12 50

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 1 SAPTOSARI.

0 1 148

KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA, FISIKA, DAN KIMIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PIRI SLEMAN.

0 0 1

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK N 1 LOSARANG KABUPATEN INDRAMAYU.

0 0 114

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 CANGKRINGAN.

1 7 122

KONTRIBUSI PENGUASAAN MATERI PELAJARAN KEAHLIAN TERHADAP UJI KOMPETENSI SISWA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 SUKABUMI - repositoryUPI S TB 1006279 Title

0 0 5

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA

0 5 108