PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SDA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada M

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada Materi Aktivitas

Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memoperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

WIWIN INDIASARI 0903185

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada Materi Aktivitas

Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam)

Oleh Wiwin Indiasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Wiwin Indiasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pemecahan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan IPS ... 13

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) ... 13

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) ... 15

3. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ... 16

B. Media Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 18

2. Jenis Media ... 19

3. Kriteria Memilih Media Pembelajaran... 22

4. Manfaat Media ... 24

C. Model Pembelajaran... 26

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 26

D. Penggunaan Media Gambar Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Heads Together ... 27

1. Pengertian Media Gambar... 27

2. Media Gambar SDA ... 28

3. Kelebihan Media Gambar ... 29

4. Kekurangan Media Gambar ... 30

5. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ... 30

6. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ... 31

E. Teori-teori belajar yang mendasari penggunaan media gambar Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ... 33

F. Hasil Belajar Siswa ... 35

1. Pengertian Hasil Belajar Siswa ... 35 2. Hasil Belajar Siswa pada Materi Aktivitas Ekonomi yang


(4)

ii

Berkaitan dengan Sumber Daya Alam ... 36

G. Aktivitas Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam ... 37

1. Sumber Daya Alam ... 37

2. Manfaat Sumber Daya Alam untuk Aktivitas Ekonomi ... 38

3. Menjaga Kelestarian Sumber Daya Alam ... 41

H. Temuan Hasil yang Relevan ... 41

I. Hipotesis Tindakan... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

1. Lokasi penelitian ... 45

2. Waktu penelitian ... 46

B. Subjek penelitian ... 46

C. Metode dan Desain Penelitian ... 47

1. Metode Penelitian ... 47

2. Desain Penelitian ... 49

D. Prosedur Penelitian... 50

E. Instrumen Penelitian ………... 53

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 56

G. Validasi Data ... 60

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 62

B. Paparan Data Tindakan ... 67

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 67

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 82

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 98

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 113

1. Paparan Pendapat Siswa ... 113

2. Paparan Pendapat Guru ... 113

D. Pembahasan ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 4

2.1Kurikulum IPS Kelas IV Semester 2 Sekolah Dasar ... 18

3.1Jadwal penelitian tindakan kelas ... 46

3.2 Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi... 47

3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa ... 54

3.4 Kisi-kisi Wawancara Untuk Observer ... 55

3.5 Kisi-kisi Wawancara Untuk Siswa... 55

3.6 Kriteria Ketuntasan Minimum Kelas IV SDN 2 Karangwangi ... 59

4.1 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 63

4.2 Data Awal hasil Observasi Hasil Aktivitas Siswa ... 64

4.3 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi ... 65

4.4 Kriteria Ketuntasan Minimum Kelas IV SDN 2 Karangwangi ... 66

4.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 67

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus I ... 70

4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Siklus I ... 71

4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 72

4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus I... 73

4.10 Analisis Data Siklus I ... 75

4.11 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 83

4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus II ... 86

4.13 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Siklus II... 87

4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 87

4.15 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus II ... 89

4.16 Analisis Data Siklus II ... 91

4.17 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 98

4.18 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus III ... 101

4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Siklus III ... 102

4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus III ... 103

4.21 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus III ... 104


(6)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Media Gambar Sumber Daya Alam ... 28 3.1 Denah SDN 2 Karangwangi Kec. Karangwareng Kab. Cirebon ... 45 3.2 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ... 49 4.1 Gambar Persentase Peningkatan Kinerja Guru Aktivitas Siswa dan

Hasil Belajar Pelaksanaan Data Awal dan Siklus I ... 74 4.2 Gambar Persentase Peningkatan Kinerja Guru Aktivitas Siswa dan

Hasil Belajar Pelaksanaan Data Awal Siklus I dan Siklus II ... 90 4.3 Gambar Persentase Peningkatan Kinerja Guru Aktivitas Siswa dan


(7)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 126

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 135

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 150

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 165

5. Format Observasi Kinerja Guru ... 180

6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 187

7. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Asli) ... 194

8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 201

9. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Asli) ... 208

10. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 215

11. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Asli) ... 222

12. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 229

13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Asli) ... 231

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II (Asli) ... 233

15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III (Asli) ... 235

16. Format Catatan Lapangan ... 237

17. Catatan Lapangan Siklus I ... 238

18. Catatan Lapangan I ... 240

19. Catatan Lapangan Siklus II ... 241

20. Catatan Lapangan II ... 242

21. Catatan Lapangan Siklus III ... 243

22. Catatan Lapangan III ... 244

23. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 245

24. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 249

25. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 253

26. Nilai Hasil Belajar Siswa siklus I ... 257

27. Nilai Hasil Belajar Siswa siklus II ... 258

28. Nilai Hasil Belajar Siswa siklus III ... 259

29. Lembar Evaluasi Siklus I ... 260

30. Lembar Evaluasi Siklus II ... 263

31. Lembar Evaluasi Siklus III ... 266

32. Format Wawancara Siswa ... 269

33. Hasil Wawancara Siswa ... 270

34. Hasil Wawancara Siswa (Asli) ... 273

35. Format Wawancara Guru ... 276

36. Hasil Wawancara Guru ... 277

37. Hasil Wawancara Guru (Asli) ... 278


(8)

1

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan seseorang secara sadar dan terencana untuk mengembangkan kemampuannya dalam mempersiapkan kehidupan yang akan datang. Hal tersebut sesuai dengan pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional "pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.

Jadi pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk menyiapkan peserta didik sehingga mampu melaksanakan peranannya di masa yang akan datang malalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat terwujud adalah dengan mengikuti proses belajar-mengajar yang bisa di dapat di sekolah. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi dan pengaruh dari lingkungan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan Moh. Surya (Rumini, 1981:59), „belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan‟.

Proses perubahan tingkah laku tersebut akan muncul melalui kegiatan mengajar, bisa dipahami mengajar adalah upaya untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan agar terjadi proses belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Smith (Sanjaya, 2006:94), bahwa „mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill)‟.

Salah satu pelajaran yang harus dikuasai siswa di sekolah dasar adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial karena IPS membantu siswa agar bisa bersosialisai dan berinteraksi dengan masyarakat, namun sebagian dari siswa menganggap bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran yang membosankan karena lebih banyak menghafal dan tidak menarik perhatian siswa sehingga siswa


(9)

merasa kesulitan dalam mempelajari IPS. Oleh karena itu, guru harus bisa mengemas pelajaran IPS menjadi lebih menarik sehingga siswa menyukai pelajaran IPS.

S. Nasution (Djuanda, 2010:148) mendefinisikan IPS sebagai berikut IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

Uraian di atas memperlihatkan bahwa IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sosial yaitu ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikososial yang ada hubungannya dengan peran individu dalam bermasyarakat.

Agar guru bisa mengemas pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna dan hasil belajar siswa pun meningkat, maka guru harus mengetahui karakteristik siswa agar tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.

Adapun karakteristik anak usia sekolah dasar menurut Basset, Jacka dan Logan (Sumantri dan Permana, 1999: 12) adalah sebagai berikut.

1. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri.

2. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/riang.

3. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru. 4. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi

sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan.

5. Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi.

6. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar anak anak lainnya.

Uraian di atas menyebutkan bahwa anak SD memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang bermain, mencoba usaha-usaha baru dan ingin berprestasi. Selanjutnya jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan IPS menurut kurikulum yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.


(10)

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dapat dilihat hubungan antara karakteristik anak SD dengan tujuan pendidikan IPS yaitu jika pembelajaran IPS sesuai dengan karakteristik anak SD maka tujuan pendidikan IPS dapat tercapai.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada hari Sabtu tanggal 22 September 2012 ketika pembelajaran pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam di kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon, kinerja guru dan aktivitas siswa yang belum optimal yang diperoleh dari lembar observasi, lembar wawancara serta catatan lapangan terlihat seperti pada hal-hal berikut.

1. Pembelajaran berpusat pada guru (proses pembelajaran satu arah dari guru ke siswa saja, dan tidak melibatkan siswa secara aktif).

2. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran.

4. Kurangnya kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran. 5. Kurangnya motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS.

6. Kurangnya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. 7. Kurang terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran.

8. Siswa mengobrol ketika guru menjelaskan materi.

Kemudian dari pengolahan hasil tes kemampuan siswa yang berjumlah 25 orang, hanya 6 orang siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan oleh guru yaitu 70. Pembelajaran aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam di kelas IV SDN 2 Karangwangi ternyata siswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa yang tuntas berjumlah 6 orang yaitu 24% dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 19 orang yaitu 76%.


(11)

Tabel 1.1

Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Skor Nilai

Keterangan Tuntas Belum

tuntas

1 Alikah Maharani 4 40 √

2 Andri Lesmana 1,5 15 √

3 Aray Andreyana 1 10 √

4 Azis Hermawan 3 30 √

5 Bagus Indra Yudistira 2 20 √

6 Fajri 7 70 √

7 Febriansyah Rifaldi 3 30 √

8 Hendriansyah 1 10 √

9 Heriyanto 3,5 35 √

10 Iis Kurniawati 3 30 √

11 Ikna Khoerudin 8 80 √

12 Ivan Fatino 4 40 √

13 Khoirul Dwi Septina 7 70 √

14 Muhammad Sigit M. 3 30 √

15 Paris Berlian 7 70 √

16 Ramdani 7 70 √

17 Ressa Anggi Sagita 5 50 √

18 Restahara 6 60 √

19 Rina Rahmawati 7 70 √

20 Rizki Umardani 2 2 √

21 Rohandi 3,5 35 √

22 Santika Sari 5 50 √

23 Septina Risma Yanti 4 40 √

24 Siska Amelianti 4 40 √

25 Wiwin Winingsih 2 20 √

Jumlah 1035 6 19

Rata-rata 41,4 - - Persentase 41,4% 24 % 76%

Permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran harus diselesaikan. Salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Salah satu model yang sesuai untuk materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together didasarkan pada beberapa alasan yaitu sebagai berikut.


(12)

1. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik seperti pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.

2. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.

3. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Seperti keterampilan berperan serta, keterampilan komunikasi sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang menyenangkan.

Tingkat perkembangan intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu antara 7-11 tahun. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Piaget (Wilis, 1988:152), setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut,

1. sensori motor (0-2 tahun) 2. pra-operasional (2-7 tahun) 3. operasional konkret (7-11 tahun) 4. opersional formal (11 tahun-ke atas)

sehingga dalam proses belajar-mengajar, keberadaan media dapat membantu guru untuk mengupayakan agar keabstrakan objek-objek dalam IPS dapat disampaikan dengan lebih konkret, sehingga dapat mengkonstruksi pemahaman abstrak siswa kepada pemahaman yang lebih konkret, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah media gambar SDA. Media ini dapat membantu memperjelas penyajian pesan, sifatnya konkret sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa SD, dan objek atau peristiwa dapat di bawa ke kelas.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat perlunya dilakukan penelitian yang dirumuskan ke dalam judul, “Penggunaan Media Gambar SDA dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada Materi Aktivitas Ekonomi yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam).”


(13)

B.Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat rumusan masalah yang dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan penggunaan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam?

b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam?

1) Bagaimana peningkatan kinerja guru pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diajarkan dengan menggunakan media gambar SDA melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon?

2) Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diajarkan dengan menggunakan media gambar SDA melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diajarkan dengan menggunakan media gambar SDA Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon?


(14)

2. Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan yang timbul berkaitan dengan kemampuan siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Mengacu pada permasalahan yang muncul, bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut lebih tepat menggunakan media gambar SDA dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together, karena dengan media dan model tersebut siswa dapat lebih tertarik dalam memperhatikan dan lebih memudahkan untuk memahami dan menguasai pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pengertian media pembelajaran menurut Rossi dan Breidle (Sanjaya, 2006:161) adalah „seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya‟.

Alasan kenapa media gambar digunakan dalam pembelajaran ini mengacu pada pendapat Sadiman (1984:29) menyebutkan “gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana”.

Adapun mengenai model mengajar menurut Joyce dan Weil (Sagala, 2000:176) adalah „suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer‟.

Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagan (Ibrahim, 2000:28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Langkah pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together mengacu pada pendapat Spencer Kagan (Lie, 1992:59) yang mengemukakan cara


(15)

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut.

a. Siswa dibagi dalam kelompok .Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, secara garis besar tahap pembelajaran aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dengan menggunakan media gambar adalah sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran (100%)

Pada tahap ini guru merencanakan segala sesuatu yang diperlukan untuk tahap pelaksanaan. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan RPP berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, materi pelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), media, serta mempersiapkan lembar penilaian untuk siswa.

Adapun media yang dapat menunjang pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together adalah media gambar. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran (90%)

Sebelum proses pembelajaran, terlebih dahulu guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai, memotivasi siswa dan melakukan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari yakni aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.

Langkah-langkah dalam penyajian materi:

1) Guru menjelaskan materi tentang aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dengan menggunakan media gambar.

2) Guru membagi siswa ke dalam lima kelompok, yang beranggotakan lima orang dengan adil secara heterogen.


(16)

4) Guru membagiakan LKS pada setiap kelompok.

5) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

6) Guru berkeliling ke setiap kelompok sambil memperhatikan aktivitas siswa dan memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan.

7) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil pekerjaannya di depan kelas, dan kelompok lain mengomentari jawaban yang disampaikan temannya.

8) Guru menunjuk nomor yang lain dan seterusnya. c. Tahap Evaluasi (90%)

Penilaian peningkatan keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan media gambar dan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses dilakukan dengan cara mengobservasi kinerja guru dan aktivitas siswa dengan alat lembar observasi. Sedangkan pada akhir pembelajaran yaitu berupa hasil belajar siswa yang didapat dari hasil tes pemahaman.

Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu keberhasilan kinerja guru dalam proses pembelajaran mencapai 90%. Aktivitas siswa secara klasikal samadengan atau melebihi 90%. Dan hasil belajar siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan klasikal 90% dari 25 orang jumlah seluruh siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon, dengan ketuntasan pemahaman setiap individu samadengan atau melebihi KKM, yaitu 70.

C.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui perencanaan penggunakan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.


(17)

2. Mengetahui pelaksanaan penggunakan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.

a. Mengetahui peningkatan kinerja guru pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diajarkan dengan menggunakan media gambar SDA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon.

b. Mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diajarkan dengan menggunakan media gambar SDA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang diajarkan dengan menggunakan media gambar SDA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherdi Kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon.

D.Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita yang terlibat dalam proses pendidikan khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran siswa di sekolah dasar dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam pengembangan media dan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi-materi IPS, khususnya dalam materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.


(18)

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

1) Dapat memberikan konstribusi alternatif dalam penggunaan media gambar SDA dan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan dalam pembelajaran aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam, sehingga menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. 2) Menambah wawasan dan pengetahuan baru dalam menggunakan media

denganpenerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.

b. Bagi siswa

1) Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan.

2) Penggunaan media gambar dan Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.

3) Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan rasa kerjasama siswa dalam berkelompok.

4) Penggunaan media gambar dan Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok.

5) Penggunaan media gambar SDA dapat membantu siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret.

c. Bagi Sekolah

1) Dengan penggunaan media gambar SDA dan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada pembelajaran aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat persekolahan sehingga visi misi sekolah tercapai. d. Bagi UPI Kampus Sumedang


(19)

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai kajian pembelajaran di UPI PGSD Kampus Sumedang.

E.Batasan Istilah

1. Briggs (Sudin dan Saptani, 2009:3) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contonya.

2. Menurut Sudin dan Saptani (2009:27), “media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto, atau lukisan”.

3. Media gambar SDA (Sumber Daya Alam) adalah media gambar tentang sumber daya alam.

4. Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

5. Menurut Sanjaya (2006:240), “model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda (heterogen)”.

6. Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) menurut Kagan (Ibrahim, 2000:28) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekanka pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik.

7. Munawar (Yuliawati, 2011:20) mengatakan „hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti‟.

8. Aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan sumber daya alam adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan memenfaatkan kekayaan alam.


(20)

45 A.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai pelaksanaan penelitian karena ditemukan permasalahan yang mendesak dalam proses pembelajaran yaitu siswa tidak memahami aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang harus segera dicari solusinya serta layak untuk diteliti dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. Adapun gambar denah SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon sebagai berikut.

Gambar 3.1

Denah SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon U

S

Ruang Kelas 4

Ruang Kelas 5

Ruang Kelas 6

Ruang Guru

Ruang Kelas 3

Ruang Kelas 1 & 2

Lapangan

Dapur WC


(21)

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi diperkirakan selama 6 bulan, yaitu dilaksanakan mulai bulan Desember tahun 2012 sampai bulan Mei 2013 yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

B.Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2012/ 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, terdiri dari 16 orang siswa

laki-No Uraian

Kegiatan

Tahun 2012/2013

Desember Januari Febuari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

proposal

2 Seminar

Proposal

3 Revisi dan

bimbingan

4 Perencanaan

5 Pelaksanaan

Siklus I Siklus II Siklus III

6 Pengolahan

dan analisis data

7 Penyusunan

dan revisi skripsi

8 Sidang


(22)

laki, dan 9 orang siswa perempuan. Adapun daftar nama siswa kelas IV adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Daftar Nama Siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi

No Nama Siswa

1 Alikah Maharani 2 Andri Lesmana 3 Aray Andreyana 4 Azis Hermawan 5 Bagus Indra Yudistira 6 Fajri

7 Febriansyah Rifaldi 8 Hendriansyah 9 Heriyanto 10 Iis Kurniawati 11 Ikna Khoerudin 12 Ivan Fatino

13 Khoirul Dwi Septina 14 Muhammad Sigit M. 15 Paris Berlian

16 Ramdani

17 Ressa Anggi Sagita 18 Restahara

19 Rina Rahmawati 20 Rizki Umardani 21 Rohandi 22 Santika Sari

23 Septina Risma Yanti 24 Siska Amelianti 25 Wiwin Winingsih

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas karena permasalahan dalam penelitian ini muncul dari kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dirasakan oleh guru dan siswa di dalam kelas.


(23)

Ebbut (Wiriaatmadja, 2009: 12) mengemukakan,

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran dengan melakukan tindakan-tidakan di dalam kelas sehingga memperoleh peningkatan hasil belajar.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada intinya merupakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Boro (Sumadayo, 2013:22) adalah „pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan‟.

Penelitian tindakan kelas bertujuan agar guru dapat mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya.

Setelah selesai pelaksanaan penelitian tindakan kelas harus memberikan manfaat bagi guru. Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Sumadayo (2013:24) yaitu sebagai berikut.

a. Membantu guru memperbaiki mutu pelajaran. b. Meningkatkan profesionalisme guru.

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

e. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis.

f. PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar.

Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.


(24)

2. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)

Langkah-langkah pada model ini yaitu berbentuk daur ulang aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan tindakan (plan)¸ penerapan tindakan (act), pengamatan (observe), melakukan refleksi (reflect), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

Menurut Arikunto (2010:17-19), definisi langkah model Spiral Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut.

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan melakukan tindakannya. Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah dilampaui, yaitu ketika tindakan berlangsung.


(25)

D.Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus tergantung dari keberhasilan target yang akan dicapai, setiap siklus bisa terdiri dari satu pertemuan bahkan bisa lebih. Merujuk pada model di atas, maka langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Perencanaan Tindakan (plan)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah merencanakan dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk melaksanakan tindakan. Kemudian ditentukan fokus peristiwa yang akan diamati untuk diberikan perhatian khusus dan membuat instrumen untuk mengamati dan merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap ini, ditetapkan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Adapun langkah-langkah perencanaan yang dilakukan yaitu.

a. Perencanaan dalam pembelajaran

1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

2) Mempersiapkan media pembelajaran yaitu media gambar sumber daya alam yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai upaya peningkatan hasil belajar

3) Mempersiapkan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Perencanaan dalam penelitian

1) Peneliti mempersiapkan instrumen pengumpul data, diantaranya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, LKS dan lembar tes hasil belajar.

2) Peneliti menjelaskan cara mengisi format lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa.


(26)

2. Pelaksanaan Tindakan (act)

Pada tahap pelaksanaan, skenario pembelajaran yang telah direncanakan secara matang diterapkan dalam proses pembelajaran yang terdiri dari siklus-siklus sesuai dengan model Kemmis dan Taggart. Banyaknya siklus-siklus bergantung pada keberhasilan pelaksanaan tindakan. Siklus selanjutnya muncul setelah siklus yang diadakan dilakukan evaluasi dan refleksi. Jika dinyatakan masih perlu dilakukan siklus selanjutnya, maka siklus berlanjut. Namun jika tujuan penelitian telah tercapai maka siklus dihentikan.

Tahapan pembelajaran penggunaan media gambar dengan penerapan Model Numbered Heads Together adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

1) Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran kondusif dengan berdoa bersama dan mengabsen siswa.

2) Melakukan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari. 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan inti

1) Siswa mendengarkan penjelaskan dari guru tentang materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dengan menggunakan media gambar SDA.

2) Siswa dibagi ke dalam lima kelompok, yang beranggotakan lima orang dengan adil secara heterogen.

3) Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 4) Setiap kelompok dibagiakan LKS.

5) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

6) Guru berkeliling ke setiap kelompok sambil memperhatikan aktivitas siswa dan memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan. 7) Siswa dengan nomor yang dipanggil oleh guru melaporkan hasil

pekerjaannya di depan kelas, dan kelompok lain mengomentari jawaban yang disampaikan temannya.


(27)

9) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. 10) Siswa diberikan soal evaluasi dan mengerjakannya.

c. Kegiatan akhir

1) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2) Siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama. 3. Pengamatan (observe)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengamat selama proses pembelajaran IPS pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah mengamati apa saja yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa yang mengacu pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Observer melakukan pengamatan berdasarkan format observasi yang telah dibuat dengan indikator-indikatornya. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan kemampuan guru beserta siswa ketika proses pembelajaran. Selain itu, dibuat pula catatan lapangan oleh observer secara lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, serta pedoman wawancara dan tes hasil belajar yang dibuat oleh guru.

Dengan adanya kegiatan observasi, diharapkan segala hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan dapat terpantau dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber data untuk memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya.

4. Refleksi (reflection)

Langkah ini merupakan upaya untuk merenungkan kembali apa yang telah dilakukan. Hal-hal apa saja yang masih kurang dan perlu dilakukan perbaikan lagi. Sementara yang menjadi kelebihan atau sudah baik harus dipertahankan, begitu seterusnya sampai penelitian memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.

Refleksi pada dasarnya merupakan kegiatan menganalisis semua data yang telah diperoleh dari hasil observasi. Data yang telah terkumpul perlu dicari keterkaitannya antara satu sama lain. Data yang telah dianalisis kemudian


(28)

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk langkah selanjutnya sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

Kegiatan refleksi terhadap penelitian ini meliputi hal-hal yang tercantum dibawah ini.

a) Mengecek dari data yang terkumpul dari pengamatan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, pedoman wawancara guru, pedoman wawancara siswa, catatan lapangan serta memberi skor terhadap tes tertulis siswa, kemudian perbaikan data yang diperoleh dan ditabulasikan dalam tabel yang sederhana untuk memperoleh gambaran terhadap siklus pertama.

b) Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh.

c) Menyusun kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data tindakan sebelumnya.

Penelitian ini terdiri dari beberapa siklus sesuai dengan keberhasilan yang dicapai pada pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut. 1. Tes Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1989:35), tes ialah “pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan atau dalam bentuk perbuatan.” Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yaitu berupa LKS dan soal-soal yang harus dijawab dengan indikator tertentu yang harus dicapai siswa. Tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam menjelaskan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Lembar tes terdapat pada lampiran. Berikut ini kisi-kisi tes hasil belajar siswa kelas IV.


(29)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Tujuan Pembelajaran Khusus Nomor Item 1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kot a, dan provinsi. 1.2 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. 1. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.

Melalui metode ceramah dan tanya jawab siswa dapat: 1.Menjelaskan pengertian

aktivitas ekonomi. 2.Menjelaskan pengertian

sumber daya alam. 3.Menjelaskan aktivitas

ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. 4.Menjelaskan cara

melestarikan sumber daya alam.

1 2 3, 4

5

2. Pedoman Observasi

Sudjana (1989:85) menyatakan bahwa “Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, dan lain-lain”. Observasi dilakukan untuk mengetahui apapun yang tidak dapat teramati oleh peneliti sehingga dapat diketahui oleh para pengamat lain. Pada penelitian ini, observasi yang dilaksanakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi dalam pembelajaran IPS mengenai aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah observasi terstruktur yaitu dengan menggunakan indikator-indikator pada format observasi yang telah disepakati. Pedoman observasi terlampir.

3. Pedoman Wawancara

Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2008: 117), „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain‟.

Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang belum didapatkan dari instrumen lainnya. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi wawancara mengenai pembelajaran yang telah dilakukan agar wawancara


(30)

berlangsung secara terarah. Oleh karena itu, metode wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancaranya. Pedoman itu dibuat sebelum wawancara dilakukan. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam menjelaskan ektivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Pedoman wawancara terlampir.

Di bawah ini merupakan kisi-kisi wawancara untuk observer dan untuk siswa.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Wawancara Untuk Observer

No Aspek Sikap Indikator Nomor

Item

1 Terhadap media dan model pembelajaran

Minat/ motivasi dalam pembelajaran IPS menggunakan media dan model pembelajaran

1 Kelebihan dan kekurangan media

dan model pemberlajaran 2 Hambatan penggunaan media dan

penerapan model pemberlajaran 3 Kesan terhadat penggunaan media

dan penerapan model pemberlajaran 4 Pesan terhadap penggunaan media

dan penerapan model pemberlajaran 5

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Wawancara untuk Siswa

No Aspek Sikap Indikator Nomor

Item

1 Terhadap pembelajaran IPS

Minat/ motivasi siswa dalam

pembelajaran IPS 1

Kesulitan dalam memahami

materi pembelajaran 2, 4 Soal tes yang diberikan 3 2 Terhadap peran guru dalam

pembelajaran IPS

Manfaat peran guru dalam


(31)

4. Catatan Lapangan

(Wiriaatmadja, 2008:125) mengemukakan “catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”. Data yang diperoleh dari catatan lapangan digunakan untuk menunjang dan memperkuat data yang telah diperoleh dari instrumen-instrumen lainnya. Catatan lapangan dilakukan dari mulai awal hingga akhir pembelajaran, yang meliputi kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan akhir pembelajaran dan proses evaluasi pembelajaran. Melalui catatan lapangan ini dapat merefleksikan tindakan yang telah dilakuakn apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya. Lembar catatan lapangan terlampir.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai macam instrumen kemudian diolah. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Dibawah ini dijelaskan teknik-teknik pengolahan data untuk masing-masing instrumen.

a. Pengolahan Data Proses 1) Observasi

Observasi dilakukan pada beberapa aspek, di bawah ini dijelaskan teknik pengolahan data hasil observasi pada masing-masing aspek.

a) Aspek kinerja guru

Alat yang digunakan untuk mengobservasi kinerja guru adalah format observasi kinerja guru yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru mulai dari tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan.

Pada tahap perencanaan terdiri dari lima komponen yang harus dipersiapkan guru. Pengolahan data dilakukan dengan memberikan tanda cek pada kolom skor jumlah kemunculan deskriptor pada setiap indikator. Rentang skornya yaitu 0-3 dengan ketentuan skor 0 jika tidak ada indikator yang mucul. Skor 1 jika satu indikator muncul. Skor 2 jika dua indikator muncul. Skor 3 jika semua


(32)

indikator muncul. Tahap perencanaan pembelajaran dinyatakan matang apabila kinerja guru mencapai 100% .

Sedangkan pada tahap pelaksanaan, pengolahan data dilakukan dengan memberikan tanda cek pada kolom skor jumlah kemunculan deskriptor pada setiap indikator. Rentang skornya yaitu 0-3 dengan ketentuan: skor 0 jika tidak ada indikator yang mucul, skor 1 jika satu indikator muncul, skor 2 jika dua indikator muncul, dan skor 3 jika semua indikator muncul. Tiap langkah kegiatan dijumlahkan skornya. Tahap pelaksanaan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila kinerja guru mencapai ≥90%.

b) Aspek aktivitas siswa

Alat yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa adalah format observasi aktivitas siswa yang terdiri dari tiga komponen yang harus dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengolahan data dilakukan dengan memberikan tanda cek pada kolom skor jumlah kemunculan deskriptor pada setiap indikator. Rentang skornya yaitu 0-3 dengan ketentuan: skor 0 jika tidak ada indikator yang mucul, skor 1 jika satu indikator muncul, skor 2 jika dua indikator muncul, dan skor 3 jika semua indikator muncul. Tiap langkah kegiatan dijumlahkan skornya. Aktivitas siswa dikatakan tuntas apabila mencapai ≥ 90%. 2) Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada guru dan siswa. Terdapat beberapa pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan pada guru dan siswa.

a) Wawancara dengan guru

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dikumpulkan dan diolah dengan cara merangkum jawaban tersebut dan mengambil jawaban-jawaban yang berhubungan dan dibutuhkan dalam penelitian. Jawaban yang telah diolah tersebut kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi jawaban (kesimpulan hasil wawancara guru). Pertanyaan dalam wawancara dengan guru dapat berubah-ubah sesuai dengan data yang ingin diperoleh.

b) Wawancara dengan siswa

Data hasil wawancara siswa dikumpulkan kemudian dilakukan reduksi dengan memilih data mana yang diperlukan dan tidak diperlukan. Setelah itu


(33)

jawaban yang sama dari berberapa siswa dikumpulkan. Penyajian data dibuat dalam bentuk deskripsi jawaban siswa. Seperti wawancara dengan guru, pertanyaan dalam wawancara dengan siswa pun dapat berubah-ubah sesuai dengan data yang ingin diperoleh.

3) Catatan Lapangan

Data yang diperolah dari catatan lapangan diolah dengan menyajikannya dalam bentuk tabel paparan data. Adapun data yang diperoleh dari catatan lapangan meliputi kegiatan-kegiatan yang menarik atau menonjol pada kegiatan awal, inti, akhir dan evaluasi pembelajaran (proses pembelajaran) yang berhubungan dan dibutuhkan dalam penelitian.

b. Pengolahan Data Hasil Tes

Pada pengambilan data awal, Soal tes hasil belajar berjumlah lima nomor yang mencakup indikator menjelaskan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Tes hasil belajar diolah mulai dari penskoran soal yang didapat siswa kemudian diolah sehingga diperoleh nilai akhir. Skor tiap soal sama. Soal nomor 1 skornya 2. Soal nomor 2 skornya 2. Soal nomor 3 skornya 2. Soal nomor 4 skornya 2. Soal nomer 5 skornya 2. Nilai akhir siswa diperoleh dari skor yang diperoleh siswa dibagi skor ideal, kemudian dikalikan 100.

Pada siklus 1, Soal tes hasil belajar berjumlah lima nomor yang mencakup indikator menjelaskan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam. Tes hasil belajar diolah mulai dari penskoran soal yang didapat siswa kemudian diolah sehingga diperoleh nilai akhir. Skor tiap soal sama yaitu 2. Soal nomor 1 sampai soal nomer 5 skornya 2. Nilai akhir siswa diperoleh dari skor yang diperoleh siswa dibagi skor ideal, kemudian dikalikan 100.

Setelah diperoleh nilai akhir dibandingkan dengan KKM yang telah ditentukan. Adapun prosedur penentuan KKM adalah dengan melihat intake siswa, kompleksitas indikator dan daya dukung.

a) Kompleksitas adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator yang akan dicapai oleh siswa, termasuk juga tingkat kesulitan bagi guru dalam menyampaikannya.


(34)

b) Daya dukung meliputi keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, biaya, manajemen sekolah, peran komite sekolah, dan stakeholder, serta lingkungan dalam mendukung pencapaian pembelajaran.

c) Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada tahun sebelumnya.

Dari pertimbangan-pertimbangan yang telah dijelaskan di atas maka penentuan KKM seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Kriteria Ketuntasan Minimum Kelas IV

SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karanagwareng Kabupaten Cirebon

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Kriteria Penetapan Ketuntasan

Nilai KKM Kompleksitas

Daya Dukung

Intake Guru Sarana Stake

Holder 2. Mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 2.1Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

69 73 74 72 68 70

KKM = � � � +���� � � , � � �, � ℎ +� � � ��

3 × 100

Berdasarkan pemaparan di atas, ketuntasan siswa secara individual adalah jika memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Jadi, siswa dikatakan berhasil atau tuntas apabila mampu melebihi atau sama dengan KKM, yaitu 70. Jika hasil tes pemahaman siswa mencapai persentase sama dengan atau melebihi 90% dari jumlah seluruh siswa (25 orang) kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon, maka secara klasikal pembelajaran dianggap tuntas.


(35)

2. Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber ditelaah dan dipelajari kemudian direduksi dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga keabsahannya. Miles and Huberman (Sugiyono, 2005:91), mengemukakan bahwa Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. b. Data Diplay (penyajian data)

Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Data display yang telah dikemukakan, bila telah didukung oleh data-data yang mantap maka dapat dijadikan kesimpulan yang akurat.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga data-data tersebut direduksi. Data yang diambil hanya data yang diperlukan untuk penelitian sedangkan data yang tidak diperlukan dibuang. Dalam merduksi data juga dapat mendiskusikan pada teman atau orang yang dipandang ahli. Selanjutnya data yang telah direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data pada laporan akhir penelitian. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Apabila data yang sudah ada didukung oleh bukti-bukti yag valid maka kesimpulan yang dikemukakan merupkan kesimpulan yang kredibel.

G.VALIDASI DATA

Penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2008:168-171), yaitu:

1. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang telah diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber yang digunakan untuk memastikan keajegannya dan data tersebut terperiksa kebenarannya. Dengan cara ini peneliti juga memeriksa apakah data yang diperoleh sudah lengkap atau belum.


(36)

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dengan membandingkan data-data yang diperoleh dari tiga sudut pandang, yaitu guru, siswa dan observer. Proses ini juga dilakukan dengan membandingkan data-data yang diperoleh dari berbagai instrumen yang digunakan agar data yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

3. Audittrail, yaitu dengan melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk mengecek kebenaran prosedur prosedur atau metode dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Selain itu, audit trail juga dilakukan dengan memeriksa catatan-catatan yang ditulis peneliti atau pengamat.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir dengan meminta pendapat kepada para ahli mengenai penelitian yang dilakukan. Expert opinion dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan berdasarkan opini para ahli akan memberikan validasi pada penelitian dan meningkatkan derajat kepercayaan.

Validasi data dengan menggunakan member check, data-data yang diperoleh melalui hasil observasi para observer diperiksa ulang dan dilakukan suatu pembahasan terhadap proses observasi. Triangulasi digunakan untuk melakukan suatu perbandingan dan refleksi terhadap data yang diperoleh secara personal diantara para peneliti sehingga didapatkan adanya suatu kesinambungan dalam penguraian kembali data yang diperoleh. Audit Trail digunakan sebagai langkah validasi data dimana beberapa data yang diperoleh dan konsep yang menjadi tujuan dari pembelajaran dan penelitian dikonfirmasikan dengan dosen pembimbing I Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. dan dosen pembimbing II Ibu Nurdinah Hanifah, M.Pd. guna mencapai titik kesetaraan pendapat dalam penguraian data. Sedangkan Expert Opinion untuk mendapatkan perbaikan-perbaikan serta pengecekan terakhir dengan meminta pendapat kepada ahli pendidikan.


(37)

120 A.Kesimpulan

1. Perencanaan dimulai dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan sumber acuan kompetensi siswa yang harus dicapai pada proses pembelajaran. SK dan KD kemudian diturunkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya dibuat juga dampak pengiring, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran , dan langkah-langkah pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Setelah penyusunan RPP selesai, selanjutnya adalah pembuatan LKS. Di dalam LKS terdapat media gambar SDA yang membantu siswa untuk menjawab soal-soal secara berkelompok. Perencanaan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat mengingkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon. Hal ini dapat dilihat pada setiap siklus dimana pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh guru dari siklus I, siklus II, dan siklus III sebesar 100%. Dengan pencapaian target ini berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran sehingga lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang pertama dilakukan adalah kegiatan awal yaitu guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa, selanjutnya mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif. Guru melakukan apersepsi dengan bertanyajawab dengan siswa tentang sumber daya alam dan dilanjut dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya dilakukan kegiatan inti pembelajaran, dimulai dengan penjelasan materi pembelajaran oleh guru mengenai aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dengan menggunakan media gambar SDA. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan


(38)

tanya jawab. Selanjutnya guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan memberi tiap siswa nomor untuk dipakai di saku seragam. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS, perwakilan tiap kelompok yang nomornya dipanggil oleh guru memaparkan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas dan siswa lainnya mengomentari. Kemudian guru memberikan lembar evaluasi pada setiap siswa dan siswa mengerjakannya. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran kemuduian menutup pembelajaran dengan ucapan syukur dan salam.

Pelaksanaan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat mengingkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon. Dalam pelaksanaan pemberlajaran, siswa terbantu dalam memahami materi karena adanya pembelajaran kooperatif dan adanya gambar SDA. Kinerja guru mengalami kenaikan dimana siklus I hanya memperoleh 91%, siklus II, dan siklus III memperoleh 100%. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan dimana pada siklus I sebesar 68,84%, siklus II sebesar 84,40%, dan siklus III sewbesar 91,96%.

3. Soal evaluasi yang digunakan ini merupakan tes-retes. Hasil belajar siswa dengan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together di kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon menunjukan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari data awal yang hanya 6 siswa yang dapat mencapai KKM atau sebesar 24% dari seluruh jumlah siswa. Pada siklus I ada 13 siswa yang dapat mencapai KKM atau sebesar 52% dari seluruh jumlah siswa. Pada siklus II ada 22 siswa yang dapat mencapai KKM atau sebesar 88% dari seluruh jumlah siswa. Dan pada siklus III seluruh siswa dapat mencapai KKM atau sebesar 100% dari seluruh jumlah siswa.


(39)

B.Saran

Berdasarkan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon maka penulis mengemukakan beberapa saran pada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut.

1. Untuk guru

a. Guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran atau model pembelajaran agar hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

b. Penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat dilakukan oleh semua guru namun diperlukan dedikasi, kreativitas, serta sarana dan prasarana yang mendukung.

c. Dalam penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, peran aktif guru perlu ditekankan sebagai mediator dan fasilitator sehingga pembelajaran dapat bersifat student center.

d. Inovasi-inovasi pembelajaran harus terus dilakukan guru agar kualitas pembelajaran meningkat.

2. Untuk siswa

a. Untuk dapat memahami materi pelajaran, dalam berkelompok seharusmya siswa saling membantu dan berbagi pengalaman dengan siswa lainnya. 3. Untuk sekolah

Sekolah hendaknya lebih mensosialisasikan inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajar, salah satunya penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together sehingga hasil belajar siswa dapat meningkkat.


(40)

4. Untuk peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat pembanding dalam melakukan penelitian yang menggunakan model pembelajaran atau media pembelajaran.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta:Aditya Media. Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI.

Jakarta:BP. Darma Bhakti.

Hanifah, Nurdinah dkk. Ragam Model Pembelajaran Di sekolah Dasar. Bandung:UPI PRESS.

Hernawan, Asep Herry. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:UPI PRESS.

Huda Miftahul, 2011. Cooperative learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Kurniawan, rohandi. 2012. Model Pembelajaran Numbered Head Together

Beserta Contoh Rpp NHT Nya. [Online]. Tersedia:http://rohadicgbs. wordpress.com/2012/10/05/model-pembelajaran-numbered-head-together-beserta-contoh-rpp-nht-nya/. [17 Maret 2012]

Lie, Anita. 2005. Cooperative learning. Jakarta: Grasindo.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka Raya.

Sadiman, S Arif.1984. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta. Samlawi, Fakih dan Maftuh, Bunyamin. 1998. Konsep Dasar IPS.

Bandung:Depdikbud.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sandar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Predana Media.

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung:UPI PRESS.

Sihabuddin, Rabad. 2006. Indahnya Pelangi dalam Kesadaran Multikultural Masyarakat Indonesia. Jakarta:Depdiknas.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Bandung:UPI PRESS. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta.


(42)

Sumaatmadja, Nursid. 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta:Universitas Terbuka. Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:Graha Ilmu. Sumani, Mukhlas. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja

Posdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. 1991. Media Pengajaran. Jakarta:Depdikbud. Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.


(1)

120 A.Kesimpulan

1. Perencanaan dimulai dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan sumber acuan kompetensi siswa yang harus dicapai pada proses pembelajaran. SK dan KD kemudian diturunkan menjadi indikator dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya dibuat juga dampak pengiring, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, strategi

pembelajaran, sumber pembelajaran , dan langkah-langkah pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Setelah penyusunan RPP selesai, selanjutnya adalah pembuatan LKS. Di dalam LKS terdapat media gambar SDA yang membantu siswa untuk menjawab soal-soal secara berkelompok. Perencanaan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat mengingkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon. Hal ini dapat dilihat pada setiap siklus dimana pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh guru dari siklus I, siklus II, dan siklus III sebesar 100%. Dengan pencapaian target ini berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran sehingga lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang pertama dilakukan adalah kegiatan awal yaitu guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa, selanjutnya mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif. Guru melakukan apersepsi dengan bertanyajawab dengan siswa tentang sumber daya alam dan dilanjut dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya dilakukan kegiatan inti pembelajaran, dimulai dengan penjelasan materi pembelajaran oleh guru mengenai aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dengan menggunakan media gambar SDA. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan


(2)

tanya jawab. Selanjutnya guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan memberi tiap siswa nomor untuk dipakai di saku seragam. Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS, perwakilan tiap kelompok yang nomornya dipanggil oleh guru memaparkan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas dan siswa lainnya mengomentari. Kemudian guru memberikan lembar evaluasi pada setiap siswa dan siswa mengerjakannya. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran kemuduian menutup pembelajaran dengan ucapan syukur dan salam.

Pelaksanaan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat mengingkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon. Dalam pelaksanaan pemberlajaran, siswa terbantu dalam memahami materi karena adanya pembelajaran kooperatif dan adanya gambar SDA. Kinerja guru mengalami kenaikan dimana siklus I hanya memperoleh 91%, siklus II, dan siklus III memperoleh 100%. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan dimana pada siklus I sebesar 68,84%, siklus II sebesar 84,40%, dan siklus III sewbesar 91,96%.

3. Soal evaluasi yang digunakan ini merupakan tes-retes. Hasil belajar siswa dengan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together di kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon menunjukan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari data awal yang hanya 6 siswa yang dapat mencapai KKM atau sebesar 24% dari seluruh jumlah siswa. Pada siklus I ada 13 siswa yang dapat mencapai KKM atau sebesar 52% dari seluruh jumlah siswa. Pada siklus II ada 22 siswa yang dapat mencapai KKM atau sebesar 88% dari seluruh jumlah siswa. Dan pada siklus III seluruh siswa dapat mencapai KKM atau sebesar 100% dari seluruh jumlah siswa.


(3)

B.Saran

Berdasarkan penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karangwangi Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon maka penulis mengemukakan beberapa saran pada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut.

1. Untuk guru

a. Guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran atau model

pembelajaran agar hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

b. Penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered heads together dapat dilakukan oleh semua guru namun diperlukan dedikasi, kreativitas, serta sarana dan prasarana yang mendukung.

c. Dalam penggunan media gambar SDA dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, peran aktif guru perlu ditekankan sebagai mediator dan fasilitator sehingga pembelajaran dapat bersifat student center.

d. Inovasi-inovasi pembelajaran harus terus dilakukan guru agar kualitas pembelajaran meningkat.

2. Untuk siswa

a. Untuk dapat memahami materi pelajaran, dalam berkelompok seharusmya siswa saling membantu dan berbagi pengalaman dengan siswa lainnya. 3. Untuk sekolah

Sekolah hendaknya lebih mensosialisasikan inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajar, salah satunya penggunan media gambar SDA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together sehingga hasil belajar siswa dapat meningkkat.


(4)

4. Untuk peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat pembanding dalam melakukan penelitian yang menggunakan model pembelajaran atau media pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta:Aditya Media. Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI.

Jakarta:BP. Darma Bhakti.

Hanifah, Nurdinah dkk. Ragam Model Pembelajaran Di sekolah Dasar. Bandung:UPI PRESS.

Hernawan, Asep Herry. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:UPI PRESS.

Huda Miftahul, 2011. Cooperative learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Kurniawan, rohandi. 2012. Model Pembelajaran Numbered Head Together

Beserta Contoh Rpp NHT Nya. [Online]. Tersedia:http://rohadicgbs. wordpress.com/2012/10/05/model-pembelajaran-numbered-head-together-beserta-contoh-rpp-nht-nya/. [17 Maret 2012]

Lie, Anita. 2005. Cooperative learning. Jakarta: Grasindo.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.

Jakarta:Prestasi Pustaka Raya.

Sadiman, S Arif.1984. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta. Samlawi, Fakih dan Maftuh, Bunyamin. 1998. Konsep Dasar IPS.

Bandung:Depdikbud.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sandar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Predana Media.

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung:UPI PRESS.

Sihabuddin, Rabad. 2006. Indahnya Pelangi dalam Kesadaran Multikultural Masyarakat Indonesia. Jakarta:Depdiknas.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Bandung:UPI PRESS. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta.


(6)

Sumaatmadja, Nursid. 2006. Konsep Dasar IPS. Jakarta:Universitas Terbuka. Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:Graha Ilmu. Sumani, Mukhlas. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Remaja

Posdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. 1991. Media Pengajaran. Jakarta:Depdikbud.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 3 MIJEN KUDUS

0 1 23