PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK -

PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN
PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA
“INI TALKSHOW”: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK

TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan

Oleh
Nia Astuti
0202515050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
 Terus menggali ilmu dan pengetahuan baru, maka engkau akan bisa

mengenali dan mengembangkan kemampuan diri.
 Dalam bertutur harus mematuhi prinsip percakapan, dalam berhumor
harus disesuaikan dengan situasi dan konteks yang tepat.
 Kreativitas dalam bertutur humor menimbulkan suasana yang bersahabat
karena humor yang tercipta menimbulkan senyuman penyemangat.
(penulis)

Persembahan
Tesis ini dipersembahkan kepada
UNNES almamater tercinta

ABSTRAK
Astuti, Nia. 2017. “Pelanggaran Prinsip Percakapan pada tutura Humor dalam
Acara Ini Talkshow: Kajian Sosiopragmatik”. Tesis. Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Pascasarjana, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I Dr. Ida Zulaeha, M. Hum., Pembimbing II Dr.
B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum.
Kata kunci: pelanggaran prinsip percakapan, tuturan humor, ini talkshow
Ini Talkshow merupakan tayangan gelar wicara yang cukup luwes karena
menghadirkan bintang-bintang tamu dari berbagai kalangan, misalnya

aktor/aktris, musikus, politikus, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Acara ini
menyajikan humor dengan teknik yang kekinian (modern) dan menyasar semua
segmen pemirsa. Pemandu acara ini dikenal sebagai komedian yang kerap kali
menciptakan humor yang segar dan spontan. Acara Ini Talkshow dipilih karena
memiliki tiga daya tarik yaitu, presenter, topik pembicaraan dan tokoh atau
narasumber, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran pesrta tutur yang
beragam memberikan peningkatan dalam tingkat "kelucuan" program ini dengan
tuturan humor yang konyol dan menghibur. Tuturan humor dalam acara Ini
Talkshow banyak terdapat pelanggaran terhadap prinsip percakapan. Pelanggaran
prinsip percakapan merupakan potensi besar bagi terciptanya humor. Dalam
interaksi komunikatif yang terjadi dalam acara Ini Talkshow, seiap tokoh (baik
tuan rumah maupun bintang tamu) kerap melanggar prinsip percakapan untuk
mengungkapkan maksud tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelanggaran prinsip
kerja sama yang terdapat pada tuturan humor dalam acara “Ini Talkshow”,
menganalisis pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada tuturan humor
dalam acara “Ini Talkshow”, dan mengeksplanasi faktor apa saja yang
melatarbelakangi tejadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan
penutur pada tuturan humor dalam acara “Ini Talkshow”. Penelitian ini
menggunakan kajian sosiopragmatik. Teori-teori yang digunakan sebagai

landasan dalam penelitian ini adalah teori sosiopragmatik, tindak tutur,
implikatur percakapan, sumber implikatur percakapan, pelanggaran prinsip kerja
sama, pelanggaran prinsip kesantunan, teori pelanggaran, faktor yang
melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip
kesantunan, teori humor, tuturan humor, fungsi humor dan humor Ini Talkshow.
Data penelitian ini adalah penggalan tuturan humor peserta tutur yang
diduga melanggar prinsip percakapan dalam acara Ini Talkshow. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode simak yang dilanjutkan dengan teknik simak bebas
libat cakap dan disertai dengan teknik rekam dan teknik catat. Metode analisis
data pada penelitian ini adalah metode padan pragmatik dan metde translational
dengan teknik analisis hubung banding menyamakan dan hubung banding
memperbedakan. Selain menggunakan metode padan, digunakan metode agih
dengan teknik lesap, teknik ganti, teknik sisip, dan teknik balik. Hasil analisis

data penelitian ini secara umum disajikan menggunakan penyajian data
informal yaitu berupa pelanggaran prinsip kerja sama, pelanggaran prinsip
kesantunan, dan faktor apa sajakah yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran
prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang ditemukan berdasarkan
konteks percakapan dalam acara Ini Talkshow.
Temuan dari penelitian ini mengenai pelanggaran prinsip percakapan

berupa pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan, sedangkan faktorfaktor yang melatarbelakangi pelanggran prinsip percakapan dan prinsip
kesantunan pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow berupa aspek
kebahasaan dan aspek nonkebahasaan. Pelanggaran prinsip kerja sama berwujud
pelanggaran, (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi,
dan (4) maksim cara. Adapun pelanggran pada prinsip kesantunan, diwujudkan
dengan adanya pelanggaran, (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksim kemurahan
hati, (3) maksim penerimaan, (4) maksim kesederhanaan, (5) maksim persetujuan,
dan, (6) maksim kesimpatian. Selanjutnya Pelanggaran-pelanggaran tersebut
dilatarbelakangi dengan adanya aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan.
Aspek kebahasaan yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja
sama dan prinsip kesantunan pada tuturan humor berupa, (1) aspek fonologis, (2)
aspek morfologis, (3) aspek semantis, dan (4) aspek pragmatis. Adapun dua aspek
nonkebahasaan yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama
dan prinsip kesantunan pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow adalah (1)
faktor-faktor sosial dan (2) faktor-faktor situasional.
Untuk menciptakan tuturan humor di dalam percakapan, seseorang dapat
melakukan pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan pada
tuturannya. Sebaliknya, jika seseorang ingin sebuah percakapan berjalan dengan
lancar dan tidak melanggar etika berkomunikasi, maka pematuan prinsip kerja
sama dan prinsip kesantunan harus dijalani. Akan tetapi pematuhan tersebut tidak

menimbulkan kelucuan di dalam percakapan. Bagi para menikmat humor, ada
kalanya setiap tuturan yang melanggar prinsip percakapan tidak diaplikasikan di
dalam situasi yang formal dan setiap pendengar ada baiknya menyaring maksud
tuturan humor yang tidak beredukasi dengan lebih bijak.

ABSTTRACT
Astuti, Nia. 2017. “Violation of Conversation Principles in the Speech of Humor
in Ini Talkshow: Sociopragmatic Study”. Thesis. Bahasa Indonesia
Education Department. Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I Dr. Ida Zulaeha, M. Hum., Pembimbing II Dr. B.
Wahyudi Joko Santoso, M. Hum.
Key words: violation of conversation principles, speech of humor, ini talkshow
Ini Talkshow is a quite well-known talk show as it involves guest stars
from various backgrounds, for example actors/actresses, musicians, politicians,
public figures, etc. This show presents humor using a modern technique and
intended for audiences from all backgrounds. The hosts of the program are known
as comedians who often throw fresh and spontaneous humor. Ini Talkshow was
choosen since it has three interesting features namely the presenter, the topic, and
the guest stars. Hence, it can be concluded that The presence of the various speech
partners increase the funniness with interesting and hilarious speech of humor.

There are many violations of conversation principles in the humor in the program.
These violation are very potential to create humor. In the interaction happens in
Ini Talkshow, every participant (either the hosts or the guest stars) frequently
violate the principles to express a certain intention.
The aims of this research were to analyze the violation of cooperative
principles which is realized in humor speech humor in Ini Talkshow, to analyze
the violation of politeness principles realized in the talkshow, and to explain
factors causing the violation of the cooperative principles and politeness
principles. This research employed a sociopragmatic study. The theories
underpinning this research are sociopragmatic theory, Speech acts, conversation
implicature, conversation implicature source, Violation of cooperative principles,
Violation of politeness principles, violation theory, humor theory, humor speech,
the function of humor and Ini Talkshow humor. The data of the rearch Data is the
speech of humor in Ini Talkshow.
This research data is a fraction of speech humor participants who allegedly
violated the principle of conversation in the show This Talkshow. The data
collection was done by using observation method which was followed by
uninvolved conversation observation technique and acompanied by recordng and
writing technique. The data analysis method of this research was pragmatic
comparing method and translational mathod through compering simlaritieses and

compering diferenses. Beside using comparing method, this research also
employed agih method through deletion technique, interuption technique, and

permutation technique. The result of the analiysis were generally presented using
informal data presentation in a form of violation of cooperative principles,
violation of politeness principle, and the factors causing the violation of both
cooperative principles and politeness principles faund in the context of the
compertation in Ini Talkshow.
The findings of this research in terms of violation of compersation
principles were in the form of violation of cooperative prinsiples and politeness
principles, whereas regarding the factors causing the violation of principles of the
too principle in the spceeh of humor in Ini Talkshow were in the form of linguistic
aspects and non-linguistic aspects. The non observance of the cooperativ
principles was in the form of violation, (1) maxim of quantity, (2) maxim of
quality, (3) maxim of relevance, and (4) maxim of manner. Meanwhile in terms of
politeness prinsciple were in the form of, (1) tact maxim, (2) the generosity
maxim, (3) the approbation maxim, (4) the modesty maxim, (5) the agreement
maxim, and (6) sympathy maxim. Morever, those violation were caused by
linguistic aspects and non-linguistic aspects. The lingistic aspects which cause the
violation of coopretation principle and politeness principle in the speech of humor

were in the form of, (1) phonological aspects, (2) morfological aspects, (3)
semantical aspects, (4) pragmatical aspects. Whereas the two nonlinguistic aspects
which caused the violation were (1) social factors and (2) situational factors.
To create a speech of humor in a conversation, a person commits a
violation of the principle of cooperation and the principle of politeness in his
speech. Conversely, if a person wants a conversation to run smoothly and does not
violate the ethics of communicating, then the unification of principles of
cooperation and the principle of politeness must be lived. However, such
adherence does not lead to humor in the conversation. For the enjoyment of
humor, there are times when every speech that violates the principle of
conversation is not applied in a formal situation and each listener is better at
filtering out the meaning of speech humor that does not educate more wisely.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyalesaikan tesis
ini, dengan judul “Pelanggaran Prinsip Percakapan pada Tuturan Humor dalam
Acara Ini Talkshow: Kajian Sosiopragmatik”. Shalawat dan salam penulis
sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad saw serta para keluarga dan

sahabat beliau yang telah membawa umat dari zaman jahiliyah ke zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulisan tesis ini merupakan kewajiban yang
harus dilakukan sebagai salah satu syarat guna meraih gelar Master Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas
Negeri Semarang.
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya

kepada

pihak

yang

telah

membantu

peneliti


dalam

menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih yang pertama, penulis sampaikan
kepada para pembimbing, yakni Prof. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum., sebagai
Pembimbing I dan Dr. B. Wahyudi Joko S., M.Hum. sebagai Pembimbing II.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa terima kasih sedalam-dalamnya peneliti
mengucapkan kepada beliau yang dengan susah payah meluangkan pikiran, waktu
dan tenaga untuk membimbing penulis sejak awal sampai akhirnya penelitian
penulisan tesis ini.

Selain itu, peneliti juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak
terhingga kepada piak-pihak berikut.
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas
belajar.
2. Direktur Pascasarjana UNNES, yang telah memberikan kesempatan serta
arahan selama belajar, meneliti, dan menulis tesis ini.
3. Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah
memberi kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
4. Para Dosen yang sangat terpelajar, Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan,
memberikan motivasi, dan membuka wawasan penulisa ilmiah, sehingga
penulisan tesis ini dapat mengikuti pola penulisan yang ilmiah.
5. Tenaga kependidikan Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, terutama
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberikan
layanan yang baik untuk penulis dalam menyusun tesis ini.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Abdullah Haitamy dan Hj. Nurhamah
Thaib yang selalu mengiringi langkah peneliti dengan doa, kasih sayang,
pengorbanan serta dukungan baik secara moril dan materil.
7. Keluarga tercinta Mak Beut, kakanda Zulhadinur, Ns. Nurlina Kusma,
S.Kep., Nurlinda, S.Si., Junianita, M. Pd., Yuni Liana, A.Ma., Husaini,
Nurdianti, S.Pd., adinda Zulhilmi, S.Kep, keponakan-keponakan tersayang
Indah, Feby, Habibi, Ulfa, Rayyan, Raziq, Aal, dan Abil Leet serta seluruh
kelurga besar yang selalu memberikan kecupan semangat.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan di Aceh dan di Semarang Yuhafliza, Elizar,
Kak Vina, Dewi Amalia, Endang, Ica, Kurnia Dewi dan teman-teman
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S2 Reguler B angkatan 2015 yang
selalu menyemangati dan mengisi hari-hari penulis dengan indahnya
persahabatan.
9. Teman-teman berpetualang dan berbagi susah hingga senang di kos Karno,
Kak Pika, Deng Ika, Yuk Epi, Nona Rambu, Mama Pao, Rizky, Boru
Susan, Asry dan Basa untuk motivasi dan kebersamaan sampai akhir.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan di masa mendatang. Akhirnya Kepada Allah swt
jualah kita bermohon dan berserah diri, semoga kita dalam lindungan-Nya Amin
Ya rabbal‟alamin.

Semarang, 18 September 2017

Nia Astuti

DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN UJIAN TESIS.........................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................iv
ABSTRAK ..........................................................................................................v
ABSTRACT ................................................................................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................11
1.3 Cakupan Masalah ..........................................................................................12
1.4 Rumusan Masalah .........................................................................................12
1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................................13
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................13
1.6.1 Manfaat Teoretis .........................................................................................14
1.6.2 Manfaat Praktis ...........................................................................................14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN KERANGKA
BERPIKIR

2.1 Kajian Putaka ................................................................................................16
2.2 Kerangka Teoretis .........................................................................................34
2.2.1 Teori Sosiopragmatik ..................................................................................34
2.2.2 Tindak Tutur ...............................................................................................39

2.2.2.1 Tindak lokusi ............................................................................................40
2.2.2.2 Tindak Ilokusi ..........................................................................................40
2.2.2.3 Tindak Perlokusi.......................................................................................41
2.2.3 Implikatur Percakapan Akibat Adanya Pelanggaran Prinsip Percakapan ..44
2.2.4 Sumber Implikatur Percakapan ...................................................................46
2.2.4.1 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama ..............................................................47
2.2.4.2 Pelanggaran Prinsip Kesantunan ..............................................................53
2.2.5 Teori Pelanggaran .......................................................................................61
2.2.5.1 Aspek-aspek Kebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran
Prinsip Percakapan ...................................................................................63
2.2.5.2 Aspek pragmatik sebagai Faktor Penentu Terjadinya Pelanggaran
Prinsip Kerja Sama ...................................................................................67
2.2.5.3 Aspek-aspek Nonkebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran
Prinsip Percakapan dalam Konteks Pertuturan ........................................72
2.2.6 Teori Humor ...............................................................................................77
2.2.7 Tuturan Humor ...........................................................................................79
2.2.8 Fungsi Humor .............................................................................................83
2.2.9 Humor Ini Talkshow ...................................................................................84
2.3 Kerangka Bepikir ..........................................................................................86

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ...........................................................................................90
3.2 Pendekatan Penelitian ...................................................................................91
3.3 Fokus Penelitian ............................................................................................92
3.4 Data dan Sumber Data ..................................................................................92
3.4.1 Data .............................................................................................................93
3.4.2 Sumber Data ...............................................................................................93
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................94
3.6 Instrumen Penelitian......................................................................................95
3.7 Uji Keabsahan Data.......................................................................................96

3.8 Metode dan Teknik Analisis Data .................................................................97
3.9 Metode Penyajian Analisis Data ...................................................................100

BAB IV PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA TUTURAN
HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”
4.1 Maksim Kuantitas .........................................................................................103
4.1.1 Pelanggaran Maksim Kuantitas ..................................................................103
4.1.2 Pelanggaran Maksim Kuantitas dan Relevansi ...........................................107
4.1.3 Pelanggaran Maksim Kuantitas dan Cara ...................................................108
4.2 Maksim Kualitas ...........................................................................................111
4.2.1 Pelanggaran Maksim Kualitas ....................................................................111
4.2.2 Pelanggaran Maksim Kualitas dan Relevansi .............................................118
4.2.3 Pelanggaran Maksim Kualitas dan Cara .....................................................121
4.3 Maksim Relevansi .........................................................................................124
4.3.1 Pelanggaran Maksim Relevansi ..................................................................124
4.3.2 Pelanggaran Maksim Relevansi dan Cara...................................................132
4.3.3 Pelanggaran Maksim Relevansi dan Kualitas .............................................137
4.4 Maksim Cara .................................................................................................138
4.4.1 Pelanggaran Maksim Cara ..........................................................................139
4.4.2 Pelanggaran Maksim Cara dan Relevansi ...................................................143

BAB V PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TUTURAN
HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”
5.1 Maksim Kebijaksanaan .................................................................................149
5.1.1 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan ..........................................................149
5.1.2 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan dan Kemurahan Hati ........................152
5.2 Maksim Kemurahan Hati ..............................................................................154
5.2.1 Pelanggaran Maksim Kemurahan Hati .......................................................155
5.3 Maksim Penerimaan ......................................................................................156

5.3.1 Pelanggaran Maksim Penerimaan ...............................................................157
5.3.2 Pelanggaran Maksim Penerimaan dan Kesimpatian ...................................163
5.3.3 Pelanggaran Maksim Penerimaan dan Persetujuan .....................................165
5.4 Maksim Kesederhanaan ................................................................................168
5.4.1 Pelanggaran Maksim Kesederhanaan .........................................................169
5.5 Maksim Persetujuan ......................................................................................175
5.5.1 Pelanggaran Maksim Persetujuan ...............................................................176
5.5.2 Pelanggaran Maksim Persetujuan dan Penerimaan.....................................181
5.5.3 Pelanggaran Maksim P ersetujuan dan Kemurahan Hati ............................184
5.5.4 Pelanggaran Maksim Persetujuan dan Kesimpatian ...................................186
5.6 Maksim Kesimpatian ....................................................................................188
5.6.1 Pelanggaran Maksim Kesimpatian..............................................................188
5.6.2 Pelanggaran Maksim Kesimpatian dan Penerimaan ...................................190

BAB VI FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PELANGGARAN
PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN PADA
TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”
6.1. Aspek-aspek Kebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran
Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor dalam
Acara Ini Talkshow .......................................................................................194
6.1.1 Aspek Kebahasaan Bidang Fonologi ..........................................................194
6.1.2 Aspek Kebahasaan Bidang Morfologi ........................................................208
6.1.3 Aspek Kebahasaan Bidang Semantik..........................................................214
6.2. Aspek pragmatik sebagai Faktor Penentu Terjadinya Pelanggaran
Prinsip Kerja Sama........................................................................................216
6.2.1 Flouting a Maxim........................................................................................216
6.2.2 Infringing a Maxim .....................................................................................219
6.3. Aspek-aspek Nonkebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran
Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor
dalam Acara Ini Talkshow .............................................................................221

6.2.1 Faktor-faktor Sosial ....................................................................................222
6.2.2 Faktor-faktor Situasional.............................................................................230

BAB VII PENUTUP
7.1. Simpulan .......................................................................................................240
7.2. Saran..............................................................................................................242

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................243
LAMPIRAN ........................................................................................................249

DAFTAR BAGAN

Bagan

Halaman

Bagan 2.1 Hubungan antara Makna yang Diharapkan dan Makna
yang Dimaksud .........................................................................................79
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ...............................................................................89
Bagan 4.1 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Tuturan Humor
Dalam Acara Ini Talkshow .......................................................................102
Bagan 5.1 Pelanggaran Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor
Dalam Acara Ini Talkshow .......................................................................148
Bagan 6.1 Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Pelanggaran Prinsip
Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor
Dalam Acara Ini Talkshow .......................................................................193

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kumpulan Data .................................................................................249
Lampiran 2 Model Analisis Data
pada Tuturan Humor dalam Acara Ini Talkshow..............................253
Lampiran 3 Surat Keterangan Pengangkatan Pembimbing Tesis.........................297

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan
perasaan,

keinginan

dan

perbuatan-perbuatan,

alat

yang

dipakai

untuk

mempengaruhi dan dipengaruhi. Bahasa juga merupakan tanda yang jelas dari
kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan
bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Bahasa adalah

kunci

keberhasilan dari sebuah komunikasi dan menjadi sistem tanda bunyi yang
disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota

kelompok

masyarakat

tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Selaras
dengan pendapat tersebut Leech (1993:47) menyatakan “bahasa memiliki fungsi
informatif, selain fungsi ekspresif, direktif, estetis, dan fatis”. Jika pendapat
tersebut dikaji secara mendalam dapat diketahui bahwa fungsi utama sebuah
bahasa adalah alat penyampai informasi.
Ketika berkomunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk
berkomunikasi adalah bahasa, baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan.
Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai fungsi berdasarkan
kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang digunakannya. Bahasa
merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan sebagai sarana
kontrol sosial. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan memiliki peran
yang besar dalam berkomunikasi. Peran utama bahasa terlihat pada fungsi
tersebut karena bahasa menghubungkan antara manusia satu dengan manusia

yang lain. Dalam kehidupan bernegara, bahasa menjadi kunci penyampaian
informasi melalui berbagai media. Bahasa tersebut diwujudkan dalam bentuk
tuturan.
Regangan wicara bermakna di antara dua kesenyapan aktual atau potensial
disebut tuturan. Kridalaksana (1984: 201) menegaskan bahwa “tuturan merupakan
kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan”. Intinya, bahasa pada umumnya
sebagai alat komunikasi, tetapi sebenarnya ada tindakan tertentu yang baru dapat
terlaksana jika seseorang mengemukakan tuturan/bahasa. Dengan demikian,
bahasa bukan semata-mata alat untuk menyatakan sesuatu tetapi juga melakukan
sesuatu. Tuturan merupakan salah satu bentuk perilaku berbahasa yang dapat
diamati dengan mudah.
Bahasa diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas hidup manusia,
seperti penelitian, penyuluhan, pemberitaan, bahkan untuk menyampaikan
pikiran, pandangan, serta perasaan. Perkembangan dalam bidang komunikasi
ternyata sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan mediamedia komunikasi. Salah satu bentuk pengaruh yang sangat besar saat ini
adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh media elektronik. Salah satu jenis media
komunikasi massa yang digunakan sebagai sarana hiburan.
Kehadiran stasiun-stasiun televisi swasta saat ini menguntungkan bagi
berbagai pihak, terutama bertambahnya lapangan kerja dan beragam program
acara yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi. Kreatifitas dalam
menciptakan dan membangun program acara terus dikembangkan oleh stasiunstasiun pertelevisian agar stasiun televisi dapat terus bertahan. Program acara

yang beragam berusaha ditampilkan sebuah tayang seperti talk show, game show,
reality show, dan sebagainya agar menarik perhatian publik. Salah satunya adalah
program Ini Talkshow yang memberikan efek tertentu bagi penonton, seperti
candaan atau humor para tokohnya.
Ini Talkshow adalah acara gelar wicara yang dikemas dengan suasana
santai. Membahas persoalan hangat yang ada di masyarakat dengan cara
sederhana. Acara ini juga akan memperlihatkan suasana rumah dan karakterkarakter yang terdapat di dalam rumah tersebut. Dalam acara ini, peserta tutur
juga bermain peran atau berakting sekaligus menanyakan kegiatan bintang tamu
serta persoalan-persoalan di masyarakat. Acara ini terkenal dan mulai di gemari
oleh masyarakat karena kekompakan kedua presenter yaitu Sule dan Andre serta
peserta tutur lainnya, seperti tokoh lawak, tokoh politik, artis dan tokoh-tokoh
masyarakat yang diundang dalam acara tersebut. Acara ini menampilkan program
yang mengandung unsur humor melalui tuturan pesrta tutur yang berada di
dalammya.
Setiap program acara yang ditayangkan memiliki daya tarik untuk
mendapatkan perhatian audiensnya, termasuk dalam acara Ini Talkshow juga
memiliki tiga daya tarik penting untuk mendapatkan perhatian audiens, yaitu
presenter, topik pembicaraan dan tokoh atau narasumber. Kehadiran pesrta tutur
yang beragam dapat menciptakan tuturan-tuturan yang lebih lucu dan menghibur.
Kelucuan dan candaan-candaan dalam acara tersebut memang memberikan warna
tersendiri bagi Ini Talkshow meskipun mungkin terlalu banyak candaan-candaan
yang sedikit menggangu, namun ciri khas tersebut tentunya sangat membangun

suasana dari acara Ini Talkshow, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran
pesrta tutur yang beragam memberikan peningkatan dalam tingkat "kelucuan"
program ini dengan tuturan humor yang konyol dan menghibur.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu pemakaian bahasa
dan pelanggaran prinsip percakapan oleh peserta tutur pada tuturan humor dalam
acara Ini Talkshow yang bersifat heterogen. Keheterogenan tersebut tampak dari
usia, jenis kelamin, status sosial, dan sebagainya, sehingga dapat dihipotesiskan
bahwa peserta tutur akan menghasilkan tuturan humor yang berbeda-beda.
Dengan kata lain faktor lingual dan nonlingual sangat berpengaruh terhadap
tuturan yang akan diproduksi oleh penutur. Sejalan dengan penjelasan tersebut,
Freud (1927:2) menyatakan “Kekonyolan berada dalam setiap aspek kehidupan
sosial sejalan dengan adat dan kebiasaan dalam komunitas sosial mereka itu
sendiri”. Hal inilah yang membuat humor terus berkembang karena humor
mengikuti apa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Berbagai hal dalam ruang
lingkup manusia dapat berpotensi untuk dijadikan bahan suatu kelucuan
seperti ketimpangan sosial, fenomena aneh, tren terbaru, sindiran politik dan lain
sebagainya. Humor dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan
yang baik karena sifatnya yang santai dan menghibur.
Salah satu hal yang menarik untuk dikaji ialah tuturan. Hal itu terkait
dengan perbincangan peserta tutur pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow.
Acara tersebut merujuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau
pendapat tertentu ditampilkan sebagaimana mestinya. Dalam konteks media
visual atau tayangan dalam sebuah acara televisi penggunaan bahasa yang

ditampilkan merupakan peristiwa komunikasi yang dapat dianalisis melalui
perangkat ilmiah dengan menggunakan kajian sosiopragmatik.
Kajian sosiopragmatik adalah suatu kajian yang menitikberatkan pada
penggunaan bahasa (language use bukan ilanguage usage) di dalam sebuah
masyarakat budaya di dalam situasi sosial tertentu. Seperti yang dikatakan Leech
(1983: 10-11), sosiopragmatik adalah satu dari dua sisi pragmatik yang sisi
lainnya adalah pragmalinguistik. Yang pertama berhubungan dengan sosiologi
dan yang kedua (pragmalinguistik) berhubungan dengan tata bahasa (grammar),
dengan catatan bahwa pengertian grammar di sini ialah seperti yang dipakai di
dalam paradigma linguistik generatif transformasional yang meliputi semantik dan
fonologi. Bukan seperti yang dipakai di dalam paradigma linguistik struktural
yang terbatas pada morfologi dan sintaksis.
Tuturan humor oleh peserta tutur dalam acara Ini Talkshow, memiliki
bentuk tuturan humor yang dapat direalisasikan menjadi berbagai variasi bahasa
mengingat tuturan humor yang diciptakan dalam acara Ini Talkshow tersebut
bersifat heterogen, dari terciptanya tuturan humor tersebut terdapat penyimpangan
prinsip kesantunan (politeness principle). Menarik menganalisis tutur biasa
dengan tutur humor (humor verbal) melalui perspektif sosiopragmatik. Jika dalam
tutur biasa, penutur dan mitra tutur berharap, menyadari adanya, dan berusaha
mematuhi norma-norma tutur percakapan (misalnya kejelasan, kesantunan) agar
komunikasi mencapai efektivitas, sebaliknya dalam tuturan humor yang terjadi
justru penyimpangan norma-norma tutur itu. Norma-norma tindak tutur mencakup
(i) prinsip kooperatif (cooperative principle), (ii) prinsip kesantunan (politeness

principle), dan (iii) parameter pragmatik (pragmatic parameter). Dalam setiap
interaksi yang menginginkan lahirnya komunikasi ideal, penutur dan mitra tutur
harus sama-sama mematuhi keempat prinsip: harus wajar, jelas, santun, akrab
secara proporsional, dan bersama-sama membangun pengertian yang tunggal
(tidak taksa).
Memenuhi prinsip kerja sama dalam menciptakan kelancaran komunikasi
sosial, Grice (1975:45-47) menegaskan, penutur hendaknya mematuhi empat
norma (maksim) percakapan, yakni (a) maksim kuantitas (maxim of quantity), (b)
maksim kualitas (maxim of quality), (c) maksim relevansi (maxim of relevance),
dan (d) maksim cara (maxim of manner). Setiap tuturan dapat dilihat dari satu atau
lebih maksim-maksim itu.
Penerapan prinsip kerja sama, dalam suatu percakapan antara penutur
dan mitra tutur harus saling menghargai dan menghormati. Sebuah aturan yang
mengharuskan setiap percakapan saling menghargai dan menghormati disebut
dengan prinsip kesantunan (Leech 1983:132). Sejumlah maksim yang berkaitan
dengan kesantunan disebut Principle Politeness (prinsip Sopan Santun). Maksimmaksim yang dikemukakan oleh Leech, yaitu (a) maksim kebijaksanaan (tact
maxim), (b) maksim kemurahan hati (the generosity maxim), (c) maksim
penerimaan (the approbation maxim), (d) maksim kesederhanaan (the modesty
maxim), (e) maksim persetujuan (the agreement maxim), dan (f) maksim
kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesantunan termasuk kaidah yang perlu
diperhatikan oleh setiap penutur dalam setiap percakapan, sehingga komunikasi
berjalan dengan penuh kesantunan. Dalam setiap percakapan, tidak ada seorang

pun penutur yang bersedia menerima perkataan maupun tindakan yang kurang
santun dari mitra tuturnya.
Penerapan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan sebuah tuturan
dalam berkomunikasi merupakan bagian dari telaah pragmatik. Yang menjadi
telaah pragmatik adalah

lebih

kepada

apa

yang

penutur

maksudkan

dengan tuturannya, bukan semata-mata telaah kata-kata atau frase dalam setiap
tuturan. Makna yang demikian disebut dengan implikatur. Implikasi pragmatik
yang terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya
pelanggaran prinsip percakapan. Sejalan dengan batasan tentang implikasi
pragmatik, implikatur percakapan itu adalah proposisi atau “pernyataan”
implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan oleh
penutur, yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur di dalam
suatu percakapan. Berdasarkan hal inilah maka pragmatik juga didefinisikan
sebagai telaah mengenai makna kontekstual, yakni makna yang penafsirannya
tergantung pada konteks saat pembicaraan berlangsung (Yule 1996:3).
Rustono (2000) menegaskan bahwa di dalam percakapan terdapat tuturan
baik yang mematuhi maupun yang melanggar prinsip kerja sama dan prinsip
kesantunan. Pematuhan pada prinsip percakapan tidak membawa efek kelucuan.
Berbeda dengan pelanggaran atas prinsip percakapan sering kali berfungsi sebagai
penunjang kelucuan karena melalui inferensi yang ditarik atas pelanggaran prinsip
kerja sama dan prinsip kesantunan dapat diketahui adanya implikatur tertentu.
Selain itu, setiap peserta tutur dalam sebuah percakapan tidak dapat dilepaskan
dari faktor-faktor lingual dan nonlingul peserta tutur itu. Hal ini berlaku tidak

hanya terhadap penutur dan mitra tutur tetapi juga orang

ketiga

yang

dibicarakan baik orang ketiga tersebut hadir ataupun tidak hadir dalam
percakapan tersebut (Wirawati 2013:6). Faktor-faktor liangul dan nonlingual
inilah yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Berikut
contoh percakapan mengenai pelanggaran prinsip percakapan tuturan humor.
KONTEKS
AGUNG BORO BORO SEORANG MARKETING PROPERTI
KETURUNAN MANDARIN MENGGUNAKAKAN LOGAT
MANDARIN KETIKA MENAWARI INVESTASI SAHAM
BERUPA RUMAH KEPADA CALON INVESTOR YANG
BERPOFESI SEBAGAI ARTIS
Agung Boro Boro
: Ah... owek kasih murah sama loe.
[Ah... owe kasih murah sama loe]
„Ah... aku kasih murah sama kamu‟
Sule
: Berapa?
Agung Boro Boro
: Owek orang jual 1 miliyar (aa), owek jual
3 miliyar
[Owe orang jual 1 miliyar aa, owe jual 3
miliyar]
„Orang lain jual 1 miliyar, aku jualnya 3
miliyar‟
Marsha
: Ah itu malah naik.
Agung Boro Boro
: Ya... ini soalnya fasilitas bagus (aa).
Sulek
: Ya jangan bilang murah dong! (mengikuti
logat Mandarin)
: Itu murah (aa) Senin harga turun.
Agung Boro Boro
[Itu murah aa Senin harga turun]
: Hahaha kalau gitu beli senin aja berapa?
Marsha
: Jadi 500 (500.000)
Agung Boro Boro

Tuturan di atas menunjukkan perbedaan kebahasaan yang dipilih oleh
penutur dan mitra tuturnya. Penutur Agung Boro Boro menggunakan logat
Mandarin, sedangkan mitra tutur menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat

dalam komunikasinya. Tuturan dari penutur, Agung Boro Boro menggunakan
logat Mandarin. Hal tersebut diperjelas dengan penggunaan kata sapaan owe
yang berarti aku. Mitra tuturnya, Sule juga mengikuti logat yang digunakan
penutur Agung Boro Boro. Dari tuturan tersebut faktor-faktor sosial yang
digunakan berupa keadaan status sosial dan profesi saat menawarkan
investasi kepada mitra tuturnya.
Dilihat dari faktor-faktor sosial yang digunakan dalam percakapan
tersebut, terdapat pelanggaran prinsip percakapan. Pada tuturan “Owek orang jual
1 miliyar (aa), owek jual 3 miliyar” merupakan pelanggaran maksim kualitas
yaitu tidak berkenaan dengan kualitas kontribusi penutur di dalam percakapan,
maksudnya penutur Agung Boro Boro di dalam percakapan tidak mengatakan hal
yang benar. Jika dilihat dari konteksnya seharusnya penutur Agung Boro Boro
memberikan investasi yang lebih murah kepada kenalannya (investor) agar
tertarik untuk membeli. Selanjutnya pada tuturan Agung Boro Boro “Itu murah...
senin harga turun” merupakan pelanggaran maksim cara yang menjelaskan
ketidakjelasan ekspresi. Seandainya, penutur Agung Boro Boro berbunyi “Itu
murah, senin harga naik” tentu tuturan itu tidak melanggar maksim cara.
Pelanggaran kedua maksim tersebut terjadi dalam percakapan itu ternyata
memiliki fungsi sebagai sumber implikatur percakapan. Implikatur percakapan
tersebut yaitu menyesatkan atau menyiratkan percakapan yang taksa. Akan tetapi,
dilihat secara situasional tuturan tersebut berfungsi sebagai penunjang kelucuan.
Pelanggaran prinsip kesantunan juga terdapat dalam percakapan di atas,
yaitu pelanggran maksim kebijaksanaan. Tuturan (Agung) pada kalimat “Ah...

Owek kasih murah sama loe”. Tuturan tersebut melanggar maksim kebijaksanaan
karena tuturan (Agung) tidak menekankan pada pengurangan beban untuk orang
lain dan tidak memaksimalkan ekspresi kepercayaan yang memberikan
keuntungan untuk orang lain. Hal tersebut diperjelas pada kalimat selanjutnya
“Owek orang jual 1 miliyar (aa), Owek jual 3 miliyar. Implikatur percakapan di
atas dapat terjadi karena adanya pelanggaran. Tuturan (Agung) mengandung
implikatur menyatakan candaan atau menghibur dalam acara Ini Talkshow.
Dengan demikian di dalam setiap percakapan, pengaruh faktor-faktor sosial dapat
melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan
pada tuturan seseorang.
Berdasarkan hal di atas, penelitian ini memiliki dua alasan yaitu alasan
teoretis dan alasan praktis, yang menjadi alasan teoretis dalam penelitian ini
adalah pada tuturan humor peserta tutur dalam acara Ini Talkshow terdapat banyak
pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip kesantunan yang
diciptakan, mengingat faktor-faktor ekstralingual (sebagai faktor penentu) yang
sangat beragam. Keberagaman inilah yang menjadikan alasan praktis mengapa
penelitian ini memilih acara Ini Talkshow yaitu, karena pemilihan presenter,
topik pembicaraan, peserta tutur, sepeti tokoh narasumber dan tokoh-tokoh
lainnya yang bersifat heterogen. Keheterogenan tersebut berpotensi untuk
dijadikan bahan suatu kelucuan seperti ketimpangan sosial, fenomena aneh, tren
terbaru, sindiran politik dan lain sebagainya, sehingga para penutur akan
menghasilkan tuturan humor yang berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti tertarik untuk membahas pelanggaran prinsip kerja sama dan

pelanggaran prinsip kesantunan serta faktor-faktor penyebab pelanggaran prinsip
kerja sama dan prinsip kesantunan yang muncul dalam keberagaman sosial oleh
peserta tutur pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang,

dapat

diidentifikasi

permasalahan

sebagai berikut.
1) Tuturan dapat digunakan untuk mentransfer gagasan/pemikiran/maksud.
2) Peserta tutur dalam acara Ini Talkshow merupakan tokoh-tokoh yang terkenal
dengan lawaknya, sehingga tuturan-tuturannya akan menarik perhatian
masyarakat luas.
3) Tuturan seorang tokoh atau public figure biasanya harus bersifat santun tidak
sewenangan dalam bertutur kata.
4) Dalam program acara Ini Talkshow pemilihan presenter, topik pembicaraan,
tokoh narasumber serta tokoh-tokoh lawak lainnya yang bersifat heterogen.
Keheterogenan tersebut berpotensi untuk dijadikan bahan suatu kelucuan
seperti ketimpangan sosial, fenomena aneh, tren terbaru, sindiran politik dan
lain sebagainya, sehingga para penutur akan menghasilkan tuturan humor
yang berbeda-beda.
5) Tuturan humor peserta tutur dalam acara Ini Talkshow terdapat banyak
pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang diterapkan dalam
setiap aspek sosial di masyarakat.

6) Perlunya mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya
pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan pada tuturan humor
oleh peserta tutur dalam acara Ini Talkshow.
7) Faktor lingual dan nonlingual yang digunakan dalam acara Ini Talkshow
melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip
kesantunan.
8) Perlunya menguak pelanggaran prinsip percakapan pada tuturan humor dalam
acara Ini Talkshow, agar masyarakat atau penonton dapat mengetahui maksud
dan tujuan tuturan peserta tutur tidak hanya sebagai media hiburan.

1.3 Cakupan Masalah
Dari

berbagai

masalah

yang

terdapat pada acara televisi talkshow,

berkaitan

dengan

tuturan

yang

fokus penelitian ini adalah pada

tuturan humor peserta tutur yang terdapat dalam acara Ini Talkshow. Penelitian
ini melihat

apa

sajakah

pelangagaran

prinsip

percakapan,

bagaimana

pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan tuturan humor oleh peserta
tutur dalam acara Ini Talkshow serta faktor-faktor yang melatarberlakangi
mengapa terjadinya pelangaaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip
kesantunan tuturan humor melalui kajian sosiopragmatik.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut.

1)

Bagaimana pelanggaran prinsip kerja sama pada tuturan humor dalam acara
“Ini Talkshow”?

2)

Bagaimana pelanggaran prinsip kesantunan pada tuturan humor dalam acara
“Ini Talkshow”?

3)

Faktor apa sajakah yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip
kerja sama dan prinsip kesantunan penutur pada tuturan humor dalam acara
“Ini Talkshow”?

1.5 Tujuan Penelitian
Selaras dengan

rumusan masalah, tujuan

penelitian

ini sebagai

berikut.
1) Menganalisis pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada tuturan
humor dalam acara “Ini Talkshow”.
2) Menganalisis pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada tuturan
humor dalam acara “Ini Talkshow”.
3) Mengeksplanasi faktor apa saja yang melatarbelakangi tejadinya pelanggaran
prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan penutur pada tuturan humor dalam
acara “Ini Talkshow”.

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoretis dan praktis.

1.6.1

Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis adalah manfaat yang dapat memberi nuansa baru,

menginspirasi dan memotivasi pengembangan dan penemuan teori-teori baru
dalam pelaksanaan suatu penelitian. Terkait dengan manfaat teoretis penelitian
ini diharapkan bermanfaat.
1)

Penelitian ini bermanfaat menambah wawasan/pengetahuan bagi

para

peneliti bahasa tentang teori-teori pelanggaran prinsip percakapan pada
tuturan humor dalam kajian sosiopragmatik
2)

Penelitian ini mengembangkan atau mendukung teori-teori pelanggaran
prinsip percakapan pada tuturan humor serta faktor apasaja yang
melatarbelakangi pelanggaran prinsip percakapan seseorang dalam memilih
tuturan yang diujarkannya.

3)

Penelitian dapat menyempurnakan teori-teori pelanggaran prinsip percakapan
pada tuturan humor serta faktor apa saja yang melatarbelakangi pelanggaran
prinsip percakapan sebuah tuturan yang dijuarkan.

1.6.2

Manfaat praktis
Manfaat praktis adalah manfaat konkrit yang dapat diperoleh

dan

dirasakan secara langsung dari hasil sebuah penelitian. Hasil penelitian ini
bermanfaat bagi peneliti, lembaga, dan pembaca.
1) Peneliti, sebagai salah satu rujukan mengenai bagaimana teknik menganalisis
pelanggaran prinsip percakapan pada tuturan humor serta faktor apa saja yang

melatarbelakangi pelanggaran prinsip percakapan dengan menggunakan
kajian sosiopragmatik.
2) Lembaga, penelitian ini dapat digunakan sebagai variasi referensi pustaka
dalam mengkaji dan menganalisis penggunaan bahasa dalam percakapan
dari berbagai sudut pandang, terutama dari sudut pandang penggunaan
bahasa sebagai suatu kajian sosiopragmatik.
3) Pembaca, penelitian
bahasa

yang

ini

mengarah

juga dapat bermanfaat
pada kompetensi

dalam

interpetasi

pemakaian

dan

analisis

pembaca. Selain itu, bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya,
penelitian

ini

diharapkan

mampu

memberikan

tambahan

wawasan

mengenai pelanggaran prinsip percakapan pada tuturan humor dengan
menggunakan kajian sosiopragmatik.