Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Teknologi Petani Dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Usaha

pemberian

peningkatan

pengetahuan

produksi

dan

pertanian dapat

keterampilan


diwujudkan

penggunaan

dengan

teknologi (inovasi)

pertanian modern,pengetahuan inovasi dapat merubah pola dan struktur pertanian
yang tradisional. Teknologi pertanian modern telah banyak diadopsi oleh petani
terutama sejak dilaksanakannya Pembangunan Lima Tahun (Pelita) pertama mulai
tahun 1969, yang dalam pelaksanaannya diantaranya berisikan pembangunan
pertanian melalui introduksi pertanian modern.
Adanya introduksi pertanian modern menyebabkan banyaknya perubahan
yang terjadi terutama di daerah pedesaan. bahwa pembangunan pertanian pada
hakekatnya merupakan usaha meningkatkan kegiatan-kegiatan dibidang pertanian
dalam upaya pemanfaatan kekayaan sumber daya alam secara lestari dan
berkelanjutan, serta untuk menciptakan perubahan sosial.
Salah satu teknologi budidaya yang diperkenalkan adalah sistem Tanam

Jajar Legowo Padi adalah pola bertanam padi yang berselang-seling antara dua
atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman dan satu baris kosong. Istilah
legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” yang berarti luas dan “dowo” yang
berarti panjang. Legowo juga diartikan sebagai cara tanam padi yang memiliki
beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong, menerapkan teknologi tanam
jajarlegowo tersebut atau disesuaikan dengan kondisi setempat.Untuk mendukung
penerapan teknologi tanam jajar legowo maka akan difasilitasi bantuan benih dan

Universitas Sumatera Utara

2

alat tanam antara lain caplak kepada petani/ Kelompok tani/Gapoktan.(Dirjen
Tanaman Pangan, 2016)
Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam
pengelolaan usahataninya.Tahapan-tahapan budidaya sistem tanam jajar legowo
pengolahan tanah, penanaman, pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan
pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Di samping itu juga lebih
mudah dalam mengendalikan hama tikus. Meningkatkan jumlah tanaman pada
kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk

meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
(Guswara, 2013)
Padi merupakan komoditas tanaman pangan yang strategis dan menjadi
prioritasdalam menunjang program pertanian.Usahatani padi di Indonesia masih
menjadi tulang punggung perekonomian pedesaan,dengan ini Dinas Pertanian
bekerja sama dengan penyuluh pertanian mencari suatu cara terbaru untuk
meningkatkan produksi pertanian dengan cara meningkatkan nilai jual atau
kualitas produksi pertanian karena mampu meningkatkan kesejahteraan petani
(Baharsjah, 2005).
Rendahnya

penerapan

teknologi

budidaya

tampak

dari


besarnya

kesenjangan potensi produksi yang diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan
karena pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi baru yang kurang
dapat dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya
setengah-setengah (Yusdja, dkk, 2004).
Penyuluh sangat berperan penting dalam memberikan informasi-infornasi
teknologi kepada petani, sehingga dengan begitu petani dengan mudah

Universitas Sumatera Utara

3

mendapatkan

informasi

penerapan


teknologi

dan

mengadopsinya

secara

langsung.Penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 terbukti dapat meningkatkan
nilai produksi dikarenakan rumpun padi yang berada pada barisan pinggir
hasilnya lebih besar dibandingkan produksi rumpun padi yang berada di bagian
dalam.
Penerapan sistem tanam jajar legowo menggunakan tenaga kerja yang
banyak saat melakukan penanaman dan membutuhkan waktu yang banyak dalam
penerapannya sehingga ada beberapa petani yang kurang berminat

untuk

mengadopsi sistem tanam jajar legowo, hal ini diketahui dari wawancara langsung
dengan penyuluh pertanian yang ada di lapangan.Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan penerapan teknologi dan
menilai tingkat adopsi petani terhadap sistem tanam jajar legowo 2:1didesa lubuk
Rotan dan desa Melati II Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 1. Perkembangan luas panen produksi, dan produksi rata-rata
Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2011-2015
No

Tahun

1
2
3
4
5

2011
2012
2013
2014

2015

Luas Panen
(ha)
63.584
68.355
71.748
66.054
75.427

Produksi (kg)

Produksi rata-rata

328.344
369.190
394.793
370.604
408.381


51.64
54.01
55.02
56.11
56.11

(Sumber: Dinas Pertanian Kab Serdang Bedagai, 2016)

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diperoleh informasi bahwa luas panen
untuk area penanaman padi cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

4

tentunya berpengaruh juga terhadap produksi padi dan produksi rata-rata yang
menunjukkan kenaikan produksi setiap tahunnya.

Tabel 2. Perkembangan luas panen, produksi, dan produksi rata-rata
Kecamatan Perbaungan tahun 2011-2015

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Luas panen (ha)
6,571
12,616
11,341
10,703
13,705

Produksi (kg)
35,513
69,897
64,208
59,883
76,084


Produksi rata2 (ton/ha)
54.04
55.40
55.40
55.94
57.63

(Sumber: Dinas Pertanian Kab Serdang Bedagai, 2016)

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diperoleh informasi bahwa luas panen untuk
area penanaman padi cenderung bertambah dari tahun ke tahun untuk setiap
kecamatan. Hal ini disebabkan karena di kecamatan perbaungan memiliki luas lahan
yang besar dan petaninya yang mampu menerima penerapan adopsi teknologi
tersebut.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan


latar

belakang

tersebut,

maka

dirumuskan

beberapa

permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat adopsi teknologi petani terhadap penerapan sistem tanam jajar legowo
2:1 di daerah penelitian?

2. Apakah faktor-faktor sosial ekonomi (usia petani, pendapatan petani, pendidikan,
penyuluhan dan biaya tenaga kerja) mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi
sistem tanam jajar legowo 2:1 di daerah penelitian?

Universitas Sumatera Utara

5

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

1.

Untuk menganalisistingkat adopsi teknologi petani terhadap penerapan
sistem tanam jajaran legowo 2 :1 di daerah penelitian

2.

Untuk menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi(usia petani, pendapatan
petani, pendidikan, penyuluhan dan biaya tenaga kerja) dalam mengadopsi
teknologi pada penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 di daerah
penelitian?

1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam membantu
dan mengedukasi petani-petani untuk mengembangkan usahatani dengan
mengadopsi teknologi sistem tanam jajaran legowo 2:1

2.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
pemerintah dan petugas penyuluh pertanian dalam pengembangan budidaya
padi secara luas.

3.

Hasil penelitian dapat memberikan pengalaman atau referensi yang baru
terhadap pengembangan usahatani padi.

Universitas Sumatera Utara