Perbandingan Kadar Gula Darah Dan Kadar Profil Lipid Dengan Penderita Nyeri Muskuloskeletal Kronik Dan Penderita Nyeri Non Muskuloskeletal
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mempengaruhi sistem
muskuloskeletal yang dapat terjadi pada tendon, otot, sendi, pembuluh darah dan atau
saraf pada anggota gerak. Gejala dapat berupa nyeri, rasa tidak nyaman, kebas pada
bagian yang terlibat dan dapat berbeda derajat keparahannya mulai dari ringan sampai
kondisi berat, kronis dan lemah (HSE, 2014)
Gangguan muskuloskeletal merupakan salah satu masalah utama kesehatan di
seluruh dunia dengan prevalensi 35 – 50% (Lindgren dkk, 2010). Pada Nord –
Trøndelag County di Norwegia terdapat 45% dari populasi orang dewasa melaporkan
nyeri musculoskeletal kronis selama setahun terakhir (Hoff dkk, 2008)
Studi terbaru menunjukkan bahwa pasien kelebihan berat badan dan obesitas
berada memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya nyeri muskuloskeletal, seperti pasien
dengan sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Sebagai contoh, individu kelebihan
berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk menderita Tension Type Headache dan
Migraine, Fibromyalgia, Abdominal Pain, and Chronic Widespread Pain (CWP)
(Seaman, 2013)
Prevalensi Diabetes Melitus (DM) semakin meningkat dan menyebabkan
berbagai macam kelainan muskuloskeletal yang mengenai lengan, tungkai, dan tulang
belakang dan dapat menyebabkan komplikasi pada organ seperti neuropati, nefropati,
dan retinopati. Iskemik otot pada diabetes sulit dibedakan dengan miositis akibat infeksi
atau inflamasi, trombosis vena, atau sindrom kompartemen. (Baker dkk, 2012)
Universitas Sumatera Utara
Kelainan muskuloskeletal sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dan 2,
dan pemeriksaan daerah periartikular pada tangan, sendi, bahu dan kaki seharusnya
dilakukan pada pemeriksaan pasien dengan DM. Kebanyakan komplikasi gangguan
muskuloskeletal berkaitan dengan durasi DM dan terjadi pada pasien diabetes usia
muda. Gangguan muskulosketal pada pasien ini berhubungan dengan pengendalian
kadar glukosa jangka panjang. Tetapi, tidak ada hubungan langsung yang dapat
membuktikan dengan pengendalian metabolik pada penyakit tersebut (Douloumpakas
dkk, 2007).
Kelainan muskuloskeletal umum ditemukan pada pasien dengan diabetes tipe 2.
Obesitas dan akumulasi dari produk terglikosilasi merupakan mediator patogenetik dari
kelainan jaringan ikat tersebut. Yang menarik adalah hubungan yang umum pada
osteoartritis, yang walaupun melibatkan sendi yang tidak menanggung berat badan
pada pasien diabetes tipe 2, juga menunjukkan mekanisme patofisiologi yang sama
melibatkan kedua kondisi klinis ini. (Douloumpakas dkk, 2007).
Dalam penelitian Kidwai dkk, 2013, dari 210 penderita diabetes (laki-laki 34.3%,
wanita 65.7%) dan kontrol (laki-laki 35%, wanita 65%). Usia rata-rata adalah 50.7 ±
10.2 tahun pada grup diabetes dibandingkan dengan grup kontrol 49.5 ± 10.6 tahun.
Frekuensi kelainan pada bagian lengan lebih tinggi secara signifikan pada subjek
diabetes daripada kontrol (20.4%, nilai p
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mempengaruhi sistem
muskuloskeletal yang dapat terjadi pada tendon, otot, sendi, pembuluh darah dan atau
saraf pada anggota gerak. Gejala dapat berupa nyeri, rasa tidak nyaman, kebas pada
bagian yang terlibat dan dapat berbeda derajat keparahannya mulai dari ringan sampai
kondisi berat, kronis dan lemah (HSE, 2014)
Gangguan muskuloskeletal merupakan salah satu masalah utama kesehatan di
seluruh dunia dengan prevalensi 35 – 50% (Lindgren dkk, 2010). Pada Nord –
Trøndelag County di Norwegia terdapat 45% dari populasi orang dewasa melaporkan
nyeri musculoskeletal kronis selama setahun terakhir (Hoff dkk, 2008)
Studi terbaru menunjukkan bahwa pasien kelebihan berat badan dan obesitas
berada memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya nyeri muskuloskeletal, seperti pasien
dengan sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Sebagai contoh, individu kelebihan
berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk menderita Tension Type Headache dan
Migraine, Fibromyalgia, Abdominal Pain, and Chronic Widespread Pain (CWP)
(Seaman, 2013)
Prevalensi Diabetes Melitus (DM) semakin meningkat dan menyebabkan
berbagai macam kelainan muskuloskeletal yang mengenai lengan, tungkai, dan tulang
belakang dan dapat menyebabkan komplikasi pada organ seperti neuropati, nefropati,
dan retinopati. Iskemik otot pada diabetes sulit dibedakan dengan miositis akibat infeksi
atau inflamasi, trombosis vena, atau sindrom kompartemen. (Baker dkk, 2012)
Universitas Sumatera Utara
Kelainan muskuloskeletal sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dan 2,
dan pemeriksaan daerah periartikular pada tangan, sendi, bahu dan kaki seharusnya
dilakukan pada pemeriksaan pasien dengan DM. Kebanyakan komplikasi gangguan
muskuloskeletal berkaitan dengan durasi DM dan terjadi pada pasien diabetes usia
muda. Gangguan muskulosketal pada pasien ini berhubungan dengan pengendalian
kadar glukosa jangka panjang. Tetapi, tidak ada hubungan langsung yang dapat
membuktikan dengan pengendalian metabolik pada penyakit tersebut (Douloumpakas
dkk, 2007).
Kelainan muskuloskeletal umum ditemukan pada pasien dengan diabetes tipe 2.
Obesitas dan akumulasi dari produk terglikosilasi merupakan mediator patogenetik dari
kelainan jaringan ikat tersebut. Yang menarik adalah hubungan yang umum pada
osteoartritis, yang walaupun melibatkan sendi yang tidak menanggung berat badan
pada pasien diabetes tipe 2, juga menunjukkan mekanisme patofisiologi yang sama
melibatkan kedua kondisi klinis ini. (Douloumpakas dkk, 2007).
Dalam penelitian Kidwai dkk, 2013, dari 210 penderita diabetes (laki-laki 34.3%,
wanita 65.7%) dan kontrol (laki-laki 35%, wanita 65%). Usia rata-rata adalah 50.7 ±
10.2 tahun pada grup diabetes dibandingkan dengan grup kontrol 49.5 ± 10.6 tahun.
Frekuensi kelainan pada bagian lengan lebih tinggi secara signifikan pada subjek
diabetes daripada kontrol (20.4%, nilai p