MENYAYANGI ANAK YATIM ANAK PEREMPUAN DAN

MENYAYANGI ANAK YATIM, ANAK PEREMPUAN
DAN KAUM DHUAFA’
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hadist
Dosen Pengampu : Eko Sumadi, M.Pd.I

Disusun oleh :
1. Dinda Ayuning Kumalasari
2. Arinal Muna
3. Faiz Minan Nuril Huda

(1440110086)
(1440110097)
(1440110116)

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
JURUSAN DAKWAH & KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI KUDUS (STAIN) KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Agama islam adalah agama yang penuh kedamaian dan kasih sayang. Di
dalam agama islam di ajarkan untuk saling menyayangi dan menolong
sesama. Terutama islam mewajibkan untuk membantu orang yang
membutuhkan.kita di anjurkan untuk menyayangi anak yatim, kaum wanita,
dan kaum dhuafa.
Keberadaan anak yatim, kaum wanita,dan kaum dhuafa merupakan
golongan masyarakat yang berhak untuk mendapatkan perhatian dan
pemeliharaan dari kita sebagai sesame umat manusia. Di dalam al-quranpun
Allah SWT banyak sekali menyebutkan anjuran untuk kita sebagai sesama
umat manusia untuk menyayangi anak yatim, kaum wanita, dan kaum dhuafa.
Untuk itu sudah sepantasnya bagi kita sebagai sesama umat manusia peduli
dengan nasib mereka yang di wujudkan dengan memberikan bantuan kepada
mereka. Kita bisa membantunya misalnya dengan menyantuni mereka,
berbuat lembut kepada mereka, dan tidak berbuat jahat kepada mereka.
Sangat mulia sekali bagi orang yang mau menyayangi anak yatim, kaum
wanita dan para dhuafa dan juga merawat meraka dengan baik, betapa besar
keutamaan yang akan mereka dapatkan. Dan bagi yang tidak mau peduli
terhadap nasib mereka Allah mengancam dengan balasan yang pedih.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyayangi anak yatim?
2. Bagaimana menyayangi anak perempuan?
3. Bagaimana menyayangi kaum dhuafa’?

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Menyayangi Anak Yatim
Anak yatim adalah asset kehidupan dan bakal sumber manusia yang
berkualitas. Bahkan kelak, kepada mereka yang mengasuh dan menyantuni
anak-anak yatim ini, Rasulullah SAW menjanjikan akan bersamanya
berdampingan di surga. Jaraknya amat rapat, sama seperti jarak antara jari
telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya. Anak-anak yatim sangat
mengharapkan kasih sayang. Mereka merindukan perlindungan dari orangorang mampu ataupun berkecukupan. Karena rindunya dengan penyantunan
dan kasih sayang tersebut, Allah sangatlah menyayangi anak yatim. Tidak
kurang dari 23 ayat dalam al-qur’an membicarakan tentang mereka, hak-hak
mereka, dan pahala bagi mereka yang mau mengentaskan anak yatim dari
kenestapaan.1

Dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah [2]: 220 Allah Swt berfirman yang
artinya sebagai berikut: “Tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya
kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: ”Mengurus urusan mereka secara
patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka kamu adalah
saudaramu, dan Allah mengetahui siapa yang mambuat kerusakan dari yang
mengadakan kebaikan dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat
mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi
maha bijaksana”.2
Pada ayat diatas, Allah SWT menjelaskan cara-cara bergaul dengan anak
yatim. Anak yatim harus diurus dengan patut, dan bergaul dengan mereka
secara baik selayaknya saidara sendiri. Tolong menolong dengan mengurus
anak yatim adalah perbuatan mulia yang diperintahkan Allah SWT. Sudah
selayaknya anak yatim mendapat pertolongan dari orang yang mampu agar
dapat hidup seperti anak-anak yang lain. Sebagaimana pula yang di jelaskan
dalam hadis riwayat Ibnu Majah: “Sebaik-baik rumah orang islam adalah
rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diasuh dengan baik. Seburuk1 Fattah, Al Quran Hadist untuk SMP/MTs Kelas VIII, Putra Nugraha.
2 Al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarof An-Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin,
Pustaka Amani Jakarta, 1994. Hal 286

2


buruk rumah orang islam adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang
diperlakukan dengan jahat.”3
Memperlakukan anak yatim dengan baik adalah perilaku mulia yang
pantas diteladani dari Rasulullah saw. Berikut ini cara menerapkan perilaku
tersebut dalam kehidupan sehari-hari :
a. Bersikap santun dan sayang terhadap anak yatim.
b. Mengasuh dan mendidik anak yatim agar tidak terlantar hidupnya.
c. Ikut berperan serta dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan social
ke panti asuhan.
d. Mengajak dan menyadarkan orang lain untuk menyantuni anak yatim.
e. Mendidik anak yatim agar menjadi pribadi yang berprestasi dalam
segala hal.4
f.
B. Menyayangi Anak Perempuan
Islam datang mengangkat kedudukan para perempuan. Islam memerangi
adat jahiliyah yang merendahkan anak-anak perempuan. Pemuliaan anak-anak
perempuan nampak dari poin-poin berikut :
1. Anak-anak perempuan merekalah yang kelak akan menjadi ibu atau bibi
atau saudari perempuan. Dan sangatlah jelas bagaimana perhatian Islam

dan pemuliaan Islam kepada seorang ibu.
2. Sebagaimana telah lalu (dalam QS Asy-Syuuroo : 49-50) bahwasanya
Allah menyatakan bahwa anak-anak perempuan adalah pemberian
(anugerah) dari Allah
3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam haditshaditsnya akan keutamaan memelihara, mendidik, dan menyayangi anakanak perempuan.
Aisyah radhiallahu 'anhaa berkata:
Seorang ibu bersama dua putrinya menemuiku meminta makanan, akan
tetapi ia tidak mendapati sedikit makananpun yang ada padaku kecuali sebutir
kurma. Maka akupun memberikan kurma tersebut kepadanya, lalu ia membagi
sebutir kurma tersebut untuk kedua putrinya, dan ia tidak makan kurma itu
sedikitpun. Setelah itu ibu itu berdiri dan pergi keluar. Lalu masuklah Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, maka akupun mengabarkannya tentang ini, maka
3 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Dha’if Al Adah Al Mufrad Lil Imam Al Bukhori,
2002, Jakarta: Pustaka Azam. Hal 58
4 Departemen Agama RI, 1987, HADITS-ILMU HADITS

3

Nabi bersabda : "Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak
perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi

penghalang baginya dari api neraka" (HR Al-Bukhari no 1418 dan Muslim no
2629).
Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya: "Barangsiapa yang memiliki
tiga anak perempuan lalu ia bersabar atas mereka, dan memberi makan
mereka, memberi minum, serta memberi pakaian kepada mereka dari
kecukupannya, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api
neraka pada hari kiamat" (HR Ibnu Maajah no 3669 dan dishahihkan oleh AlAlbani dalam As-Shahihah no 294)
Memang merawat anak-anak perempuan hingga dewasa membutuhkan
ekstra kesabaran, terlebih lagi di zaman kita yang penuh dengan fitnah dan
syahwat. Merawat mereka sejak kecil dibutuhkan kesabaran, terlebih lagi jika
mereka telah dewasa. Bukan hanya kesabaran akan tetapi perlu ditambah
dengan kehati-hatian mengingat pergaulan muda-mudi yang kian bertambah
parahnya.

Hanya

sekedar

memiliki


anak-anak

perempuan

tidaklah

mendatangkan kemuliaan dan kebaikan bagi sang ayah, akan tetapi
keutamaan-keutamaan di atas hanya bisa diperoleh bagi seorang ayah yang
mengayomi, mencukupkan, dan menyayangi anak-anak perempuan mereka
serta bersabar dalam menjalankan itu semua.
Janganlah bersedih jika kita mendapatkan anak perempuan, sesungguhnya
itu adalah anugerah dan pilihan Allah untuk kita. Ingatlah Nabi kita
Muhammad SAW memiliki 4 orang putri. Bahkan jadikanlah putri-putrimu
sebagai sarana dan kesempatan bagimu untuk meraih surga agar engkau bisa
bersanding dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Didiklah mereka sejak kecil,
tanamkanlah rasa malu dalam diri mereka, sesungguhnya rasa malu itu adalah
perhiasan mereka, itulah nilai keperempuanan mereka.5
C. Menyayangi Kaum Dhuafa
Dalam kehidupan sehari-hari tentu anda mengenal istilah dhuafa. Dhuafa
adalah golongan orang-orang yang lemah, dan sering diidentikkan dengan

orang-orang fakir dan miskin. Duafa adalah kaum yang pantas mendapat
5 http:// www.firanda.com _'Tebarkan Ilmu, Tumbuhkan Amal, Petiklah Ridlo Ilahi_'.htm

4

santunan dan pertolongan dari orang-orang yang mampu dalam hal
perekonomian. Perlu ditekankan, bahwa defenisi Islam untuk orang yang
miskin adalah orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhannya, dan tidak
pernah berfikir untuk diberi sedekah dan tidak mau pergi untuk memintaminta kepada orang lain.
Jadi orang seperti inilah, yang menyebabkan anda menjadi pendusta
agama saat tidak menganjurkan untuk memberinya makan. Dan orang seperti
inilah yang berhak terhadap zakat dan bagian dalam harta fa’i. dalam hadist
buhari dan muslim dijelaskan : Dari abu hurairah ra berkata Rasulullah saw
bersabda: "Bukan dinamakan orang miskin, orang yang meminta-minta
kemudian ia tidak memperoleh sesuap dan dua suap makanan atau tidak
memperoleh satu dan dua buah butir kurma tapi yang dinamakan orang miskin
adalah orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhannya dan tidak pernah
berpikir untuk diberi sedekah dan ia juga tidak mau pergi untuk memintaminta kepada orang lain (HR Bukhari dan Muslim )
Meminta-minta didalam Islam sangatlah tidak dianjurkan. Ia hanya pilihan
untuk kondisi sangat genting, karena banyaknya keburukan yang didapat dari

meminta. Ketika meminta-minta, orang akan otomatis kehilangan keberkahan
harta . Dan sesuai konteks, meminta itu untuk menyelamatkan diri dari kondisi
kepepet, maka harus sedikit saja. Secukupnya untuk menutupi kekurangan
yang ada, tidak boleh untuk memperkaya diri, karena sama dengan meminta
bara api .Untuk itu, dalam kondisi yang melaratpun, umat Islam harus tetap
berusaha mandiri dengan jalan halal. Keringanan dengan jalan meminta-minta
ini hanya diperbolehkan karena tiga sebab:
1. Seseorang yang menanggung beban yang amat berat, maka ia
diperbolehkan meminta-minta sampai dapat memperingan bebannya,
kemudia ia mengekang dirinya untuk tidak meminta-minta lagi
2. Seseorang yang tertimpa kecelakaan dan hartanya habis, maka ia
boleh meminta-minta sampai mendapatkan kehidupan yang layak

5

3. Seorang yang sangat miskin sehingga ada tiga orang yang bijaksana
diantara kaumnya mengatakan" si fulan benar-benar miskin" maka ia
diperbolehkan meminta-minta, sampai dapat hidup dengan layak.
Dari abu hurairah ra ia berkata; Rasulullah saw bersabda; "Siapa saja yang
meminta-minta kepada sesama manusia dengan maksud untuk memperbanyak

harta kekayaan, maka sesusungguhnya ia meminta bara api, sehingga terserah
kepadanya

apakah

cukup

dengan

sedikit

saja

atau

akan

memperbanyaknya (HR Muslim ) Selain tiga hal diatas, Rasul menyatakan
usaha meminta-minta adalah haram.6


6 Fadhildarmawi.blogspot.in/2014/06/makalah-menyantuni-dhuafa.html?m=1

6

DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Al Quran Hadist untuk SMP/MTs Kelas VIII, Putra Nugraha.
Al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarof An-Nawawi, Terjemah Riyadhus
Shalihin, Pustaka Amani Jakarta, 1994.
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Dha’if Al Adah Al Mufrad Lil Imam
Al Bukhori, 2002, Jakarta: Pustaka Azam.
Departemen Agama RI, 1987, HADITS-ILMU HADITS
http:// www.firanda.com _'Tebarkan Ilmu, Tumbuhkan Amal, Petiklah
Ridlo Ilahi_'.htm
Fadhildarmawi.blogspot.in/2014/06/makalah-menyantuni-dhuafa.html?
m=1

7