KECANTIKAN DAN DIALEKTIKA IDENTITAS TUBU

KECANTIKAN DAN DIALEKTIKA IDENTITAS TUBUH
PEREMPUAN PASCAKOLONIAL DALAM CERITA PENDEK
CHINA DOLLS DAN WHEN ASIAN EYES ARE SMILING
Ari Setyorini
Universitas Muhammadiyah Surabaya,
Jalan Sutorejo No. 59, Surabaya
Abstract

Beauty concept, as one of the cen tral features of women‟s oppression, has been
standardized by the West through their global culture machine time after time. By
contrasting a bold binary opposition between the West female body and the Other‟s
female body, the West has classified some certain features for shaping the
construction of beauty concept. The binary causes the in-between feeling as
described by Alaina Wong and Lois Ann Yamanaka in their short stories entitled
China Doll (2001) and When Asian Eyes are Smiling (2001). The short stor ies show
how the female characters of short stories, who are represented the Asian American
women, are being colonized through some stereotypes since their body contours do
not meet the standard of a beautiful body. Despite the stereotypes that embedded to
the Asian American women; in fact, they are able to redefine the meaning of beauty
through some cultural strategies. Thus, this study aims at knowing how Asian
American women reconstruct their conceptual understanding of body and beauty

which has been imposed by the West. By reshaping their body contours or even
imitating the West beauty treatments, Asian American women are disrupting the
essential concept of the so-called a beautiful body.
Key words: Postcolonialism, Beauty Concept, Asian American Women

mereka dengan bedak, lipstik warna

A. PENDAHULUAN
Konsep

kecantikan

tubuh

cerah, menggunakan rambut palsu dan

berubah dari masa ke masa. Merias

tak ketinggalan sepatu bertumit tinggi


tubuh menjadi cantik yang kini identik

(Perrot,

dengan perempuan dalam sejarahnya

terjadinya

pernah berlaku bagi dua jenis kelamin

penampilan sebagai simbol pembeda

manusia. Erop Barat abad ke-18,

kelas mulai dilarang. Akhir abad ke-

misalnya, merias diri berlaku di

18, perbedaan penampilan antar jenis


kalangan

kelamin

aristokrasi

baik

bagi

1984).

Namun

revolusi

menjadi

seiring
Perancis,


agenda

utama

perempuan maupun laki-laki. Hampir

pengatur kekuasaan sosial asimetri

sulit dibedakan antara nyonya-nyonya

(Laqueuer,

1990).

aristokrat Paris dengan suami mereka.

perempuan

akhirnya


Keduanya sama-sama merias wajah

sebuah dikotomi gender dalam tataran

Laki-laki

dan

berada

pada

1

citra kecantikan. Bersolek dan menjadi

diperkenalkan.

cantik kemudian hanya menjadi milik


penemuan

perempuan. Kata sifat „cantik‟ pun

para

hanya melekat pada tubuh perempuan.

kecantikan mereka secara massal di

Laki-laki diatur penampilannya, agar

majalah-majalah

tampak „kejantanannya‟, gagah, tidak

industri film (Lakoff dan Schorr:

menyerupai


1984)

perempuan.

Laki-laki

Tak

kamera

hanya

itu,

memungkinkan

perempuan

memublikasikan


wanita

hingga

dianggap jantan jika tidak terlalu

Periode abad ke-20, tubuh dan

bersolek dan identitas ini yang berlaku

kecantikan menjadi perhatian utama

sampai

Sebaliknya,

kaum perempuan dari berbagai kelas,

perempuan semakin dikotakkan dalam


bangsa, dan kelompok etnis. Secara

makna kecantikan..

simultan

sekarang.

Berbagai tren kemudian mun

mereka

menyatukan

pemaknaan akan kecantikan. Mereka

kecantikan

kemudian membuat standar-standar


tubuh perempuan. Korset menjadi

kecantikan. Amerika, misalnya, tahun

simbol

ke-19.

1950-an,

jaman

cantik adalah perempuan bertubuh

Victorian ini berkorset agar pinggang

seksi dan menjadi simbol kelinci

mereka


bentuk

majalah Playboy. Tren „bodi papan‟

menyerupai gitar Spanyol. Padahal

atau kurus seperti Twiggy menjadi

nyatanya, korset

standar cantik periode 1960-an. Di

cul

mengiringi

makna

kecantikan

abad

Perempuan-perempuan

kecil

sehingga

menjadi semacam

representasi

penjara bagi tubuh perempuan. Tak

tahun

jarang

maraknya

pusat-pusat

pelatihan

kesusahan bernafas dan penderitaan di

kebugaran,

Jane

selebritis

bagian tubuh perempuan. Pada abad

perempuan

berotot

ini pula kecantikan mulai dijadikan

perempuan cantik.

korset

menyebabakan

1970-an,

perempuan

seiring

Fonda,

dengan

menjadi

ikon

komodifikasi besar-besaran. Produsen

Tak jarang perempuan harus

pakaian mulai berkerja sama dengan

melalui berbagai „pertempuran‟ untuk

toko hingga lahirlah galeri-galeri baju.

mendapat

Orang

sesuai standar kecantikan saat itu. Tak

pun

mulai

melakukan

legitimasi

sedikit

karena

dalam penyakit anorexia dan bulimia,

kecantikan

mulai

yang

cantik

perawatan kecantikan di luar rumah,
salon

perempuan

tubuh

terjebak

2

setelah Twiggy dengan bodi papannya

yang mana berkulit putih, kelas atas,

dijadikan standar cantik (Wigg, David,

dan

2014). Bahkan, banyak perempuan

kecantikan.

rela merogoh kantoh lebih dalam

Foucault

untuk

subjektivikasi. Budaya menentukan

mengoreksi

kesalahan‟

alat-alat

Standarisasi
disebut

ini

oleh

dengan

pola

stereotip terhadap perempuan cantik

pada

(berkulit putih, bertampang „Barat‟,

akhirnya menjadi korban penindasan

bertubuh ramping dan tinggi serta

budaya

berasal

plastik.

cantik

mereka

mengakses

melalui

operasi

tubuh

„kesalahan-

mampu

Perempuan

dan

konstruksi

kelas

atas)

secara

berkesinambungan,

kecantikan itu sendiri.
Dalam hal

dari

ini, perempuan

menghasilkan

hingga

pengidentitasan

subjectivication).

diri

ditempatkan pada posisi subordinat.

(self

Standar-standar kecantikan tersebut

subjektivikasi

dibuat melalui kecamata budaya (laki-

mendeskripsikan

laki). Budaya laki-laki inilah yang

perempuan

kemudian mendeterminasi substansi

keterasingan perempuan dunia ketiga

konstruksi kecantikan dengan tujuan

terhadap tubuh mereka sendiri.

ini,

Barat
kecantikan

yang

menyebabkan

Namun

mereproduksi hegemoni atas tubuh

Melalui

sebenarnya,

perempuan sehingga tubuh perempuan

perempuan di luar versi cantik Barat

bisa diceritakan sesuai dengan versi

dapat bertindak tidak sebatas pasrah

mereka, yaitu tubuh perempuan harus

pada pencitraan yang dilakukan Barat.

cantik.

Hall
Hegemoni selanjutnya adalah

(1997)

menuliskan

meaning can never be finally fixed .

bahwa kecantikan tubuh perempuan

Artinya

tersebut harus sesuai dengan standar-

semacam

standar universal. Standarisasi ini

mengkonstruksi

mengartikulasikan

dengan

hirarki

sosial

bahwa

liyan

dapat

melakukan

strategi

untuk

representasi

menunjukkan

baru
dan

berdasarkan diskursus kelas, ras, dan

menyebutkan makna baru akan suatu

etnisitas. Lagi-lagi „hak istimewa‟

hal.

untuk

sebagai transcoding, yaitu membalik

menentukan

standarisasi

Atau

yang

disebut

Bakhtin

kecantikan dimiliki oleh diskursus

stereotip

dominan, yakni negara-negara Barat

menggantikannya dengan makna baru.

yang

sudah

ada

dan

3

Hall mencontohkan dengan semangat

Yamanaka berjudul When Asian Eyes

yang akhir-akhir ini disuarakan, yaitu

are Smiling.

“Black is Beautiful” (1997: 270).

Lebih

lanjut,

tulisan

ini

Strategi ini sesuai dengan apa yang

bertujuan untuk melihat praktik kuasa

dilontarkan oleh Homi Bhaba dalam

yang dilakukan oleh Barat dalam

konsep

mengkonstruksikan

mimikri,

yang

dalam

identitas

semangatnya membangun dialektika

terhadap

terhadap pelekatan identitas liyan.

sehingga menimbulkan keterasingan

Adalah Vickie Nam, dalam

perempuan

diri

poskolonial

bagi perempuan sebagaimana yang

buku yang editorinya Yell-Oh-Girls

tergambarkn

(2001),

bahwa

pendek tersebut. Selanjutnya, tulisan

perempuan Asia yang tinggal di

ini tidak hanya akan berhenti pada

Amerika dapat melakukan dialektika

tataran membuka praktik kuasa yang

atas atribut yang dilekatkan Barat

dilakukan oleh Barat, namun juga

kepada tubuh liyan mereka. Dalam

menjabarkan bagaimana liyan dapat

bukunya, ia mengumpulkan suara-

melakukan dialektika terhadap atribusi

suara perempuan Asia yang telah lama

Barat sehingga kecantikan perempuan

tinggal di Amerika dan mengalami apa

Barat bukan lagi dianggap sebagai

yang dipertanyakan Spivak, can the

kecantikan universal.

menunjukkan

subaltern speak? Ketertarikan peneliti

dalam

Penelitian

kedua

cerita

ini

merupakan

kualitatif

deskriptif,

utamanya terkait pada isu kecantikan

penelitian

dan

mengingat tujuan dari penelitian ini

dialektika

yang

dilakukan
atas

adalahuntuk memahami realitas sosial.

peliyanan yang dialami. Karenanya,

Sebagaimana yang dikemukan oleh

peneliti memfokuskan penelitian pada

Creswell bahwa,

perempuan-perempuan

dua

cerita

merupakan

pendek
narasi

Asia

yang

juga

berdasar

pengalaman penulis yang ada di dalam
kumpulan narasi yang dieditori Nam
tersebut. Cerpen tersebut yakni China
Doll yang ditulis oleh Alaina Wong

dan

cerpen

tulisan

Lois-Ann

“Qualitative research is an
inquiry
process
of
understanding
based
on
distinct
methodological
tradition of inquiry that
explore a social or human
problem. The researcher builds
a complex, holistic picture,
analizes words, report detailed
views of information, and
conducts the study in a natural
4

setting.”(dalam
2010: 8)

Herdiansyah,

Karya

sastra

poskolonial

biasanya muncul atau mengisahkan
kehidupan

B. KAJIAN TEORI

masa

kolonial

yang

poskolonialisme

memiliki sisi-sisi ideologis, terutama

memiliki hubungan erat dengan karya

dalam kaitan untuk mendukung dan

sastra, kehidupan masyarakat, dan

mengembangkan

dampak

kolonialisasi.

imperialisme Barat dan mengabaikan

(2001:55)

identitas Timur. Di dalam hal ini, Said

Kajian

kultural

Bahkan,

Alfonso

mengatakan,

“This

kepentingan

Said

(1994:49) menegaskan, “There is no

proposes to regard the literary text as

way of dodging the truth that the

another

present

instance

colonization.”

is

why

of

cultural

(Inilah

ideological

and

political

sebabnya

moment is a difficult one for the

mengapa Said mengemukakan agar

alternative norms for intellectual work

menganggap

sebagai

that I propose.” (Tidak ada cara

contoh lain dari kolonisasi budaya).

menghindar dari kebenaran bahwa

Hal ini disebabkan kehidupan yang

ideologi sekarang dan gerakan politik

digambarkan

dan

sekarang adalah sesuatu yang sulit

kehidupan dalam masyarakat memiliki

untuk norma-norma alternatif bagi

hubungan yang dapat saja sama, mirip,

kegiatan intelektual yang saya usulkan

dan bahkan mustahil tak mungkin

dalam buku ini).

teks

sastra

dalam

sastra

Kajian poskolonialisme yang

terjadi. Fakta dan fiksi senantiasa
saling

pengaruh-memengaruhi

diaplikasikan pada tulisan ini adalah

sehingga pembaca karya sastra mau

kajian

tidak

Homi K Bhabha. Pemikiran Bhabha

mau

harus

menempatkan

poskolonialisme

pemikiran

dalam

dipengaruhi oleh Jacques Derrida,

kehidupan

Jacques Lacan, dan Michel Foucault.

dalam masyarakat yang realistik. Oleh

Bhabha menggagas teori liminalitas

karena itu, kajian sastra sebagai

(keadaan atau perasaan in-between)

institusi sosial yang memakai medium

dalam wacana kolonialisme. Menurut

bahasa tidak dapat dilepaskan dari

Sutrisno

budaya.

(2004:140-145), Bhabha mengajukan

kehidupan

dalam

persinggungan

sastra

dengan

model

dan

Hendar

liminalitas

Putranto

untuk

5

menghidupkan ruang persinggungan
antara teori dan praktik kolonisasi

Adanya

posisi

lemah

atau

untuk melahirkan hibriditas. Hal ini

posisi yang ditaklukkan oleh posisi

disebabkan pencarian identitas itu

dominan atau superior mengingatkan

idealnya tidak pernah berhenti. Di

resistensi dalam konsep ambivalensi

antara penjajah dan terjajah terdapat

yang muncul pada gagasan Homi K

ruang

Bhabha

ketiga

tempat

persilangan

mengani

mimikri

dan

budaya atau hibriditas memunculkan

hibriditas. Di sini posisi lemah dalam

diri dalam budaya, ras, bahasa, dan

sudut pandang posisi dominan dapat

lain sebagainya. Hal ini terungkap

muncul menjadi kekuatan dalam relasi

dalam karya sastra sebagaimana diakui

saling pandang antara posisi mereka.

oleh

Konsep

Bhabha

(dalam

Huddart,

2006:39) berikut ini.
Why does Bhabha refer to the
literary? An initial answer
emphasizes that literariness is
often associated with the nonobjective, the non-serious, and
the non-real. Literature is like
all those other apparently
dismissible phenomena like
jokes and myths: we know they
have effects, but we act as if
they are not that important.
Often, then, we disavow our
knowledge of the importance of
these
marginal
things.
(Mengapa Bhabha merujuk
pada sastra? Jawaban awal
menekankan bahwa sastra
sering
dikaitkan
dengan
nonobjektif, tidak serius, dan
nonreal. Sastra seperti semua
fenomena tampaknya lain
seperti lelucon dan mitos: kita
tahu mereka memiliki efek,
tapi kita beranggapan seolaholah sastra tidak begitu
penting. Sering kali kita
mengingkari pengetahuan kita
tentang pentingnya hal-hal
yang marjinal.)

bahwa

ambivalensi
subyek

menunjukkan

poskolonial

tidak

pernah utuh menjadi posisi diri yang
terjajah

maupun

yang

menjajah

(dominan). Ambivalensi yang muncul
dalam praktik saling pandang tersebut
menunjukkan bentuk negosiasi atau
resistensi dari posisi yang terjajah atau
yang diliyankan. Lebih jelasnya, di
sini ambivalensi tampak dalam konsep
Bhabha

mengenai

mimikri

dan

hibriditas.
Dalam Of Mimicry and Man:
The

Ambivalence

Discourse

Bhabha

(Bhabha,

of

Colonial

1994:85-92),

mendefinisikan

mimikri

sebagai a subject of a difference that is
almost the same, but not quite. Dengan

kata lain, mimikri kolonial adalah
keinginan

atas

the

Other

diperbarui

dan

dikenal

yang

“sebagai

6

subyek yang hampir sama tapi tidak

cara, yakni: pertama, melalui media

persis

colonizer)”.

massa yang mencuci otak kesadaran

Mimikri merupakan tanda artikulasi

perempuan dan menempatkan model

ganda, strategi pembaruan, regulasi,

kecantikan

dan pendisiplinan yang kompleks,

„hidup

which “appropriates” the Other as it

perempuan di seluruh bagian dunia;

visualizes power (Bhabha, 1994: 86).

kedua,

Selain itu, Bhabha (dalam Sharpe,

pemahaman bahwa perempuan tidak

1995:

mimikri

akan bahagia jika tubuh mereka tidak

sebagai a trope of partial presence

memenuhi standar kecantikan. Strategi

that

kedua ini kemudian memunculkan

sama

(dengan

100)

menjelaskan

marks

a

threatening

racial

Barat

bahagia‟

dan

kewajiban

untuk

melalui

semua

penanaman

difference only to reveal the excess

ritual-ritual

and slippages of colonial power and

menyakitkan yang kerap kali harus

knowlegde.

ditempuh oleh perempuan atas nama

Menurutnya, “ancaman

mimikri” adalah visi gandanya yang
ketika memperlihatkan ambivalensi

perawatan

mahal

dan

kecantikan.
Oposisi biner menjadi hal yang

diskursus kolonial juga mengacaukan

penting dalam proses

otoritas.

dengan

kecantikan ini karena Barat harus

ambivalensi diskursus kolonial adalah

membuat perbedaan-perbedaan yang

pergeseran

antara

kebertetapan

jelas untuk mengklasifikasikannya.

pemaknaan

dan

pemilahannya

Yang

dimaksud

standarisasi

Blue-eyed, blonde, thin white

menunjukkan bahwa otoritas kolonial

woman

tidak pernah total atau selesai.

considered beautiful without

could

not

be

dengan

the Other —Black women with

kecantikan

classical African features of

perempuan, Wendy Chapkis dalam

dark skin, broad noses, full

bukunya Beauty Secret (1986: 37)

lips, kinky hair (Collins, Black

menempatkan

sebagai

Feminist Thought: Knowledge,

dalam

Consciousness, and the power

Dalam
konstruksi

salah

satu

kolonialisasi
Menurutnya,

kaitannya
akan

kecantikan
faktor

utama

terhadap
strategi

perempuan.
Politik

Penampilan dipraktikkan melalui dua

of Empowerment, 1990: 79)

Kutipan di atas memberikan
gambaran

jelas

bahwa

terdapat

7

kontestasi biner untuk menentukan

melanggengkan diskursus kecantikan

standar

ini. Agen ideologi ini, kemudian,

kecantikan.

kecantikan

Identitas

ditentukan

dengan

memanifestasi

standar

kecantikan

identitas-identitas

melalui produk-produk mereka dalam

perempuan ke dalam sebuah sistem

keseharian hidup perempuan. Iklan

klasifikasi. Identitas perempuan Barat

media massa dan majalah menawarkan

(bermata

kosmetik wajah dengan kandungan

menyusun

biru,

bertubuh

langsing,

berkulit putih dan berasal dari kelas

pemutih

atas) dikonteskan dengan identitas

pengaruh buruk sinar matahari agar

liyan yaitu berkulit gelap, hidung

sesuai standar kecantikan, berkulit

besar, berbibir tebal, dan berambut

putih. Produk makanan rendah kalori,

ikal. Kutipan tersebut menempatkan

susu rendah lemak, hingga larutan

perempuan Afrika sebagi liyan, akan

pencahar untuk membantu program

tetapi dalam konteks lebih luas, liyan

diet,

juga

luar

melangsingkan tubuh. Peninggi badan

perawakan perempuan Barat, misalnya

mulai dari peralatan fitnes pembentuk

perempuan Asia atau Pasifik.

tubuh

berarti

perempuan

Foucault
menjelaskan
kekuasaan

di

semuanya

hingga

penangkal

dirancang

vitamin

untuk

dan

susu

peninggi tubuh ditawarkan agar setiap

bahwa

perempuan dapat memenuhi standar

melakukan

cantik tinggi tubuh perempuan Barat.

lanjut,

dalam

serta

94-95)

(1990,

lebih

kulit

hegemoni tidak memanifestasi diri

Rebounding,

melalui sosial hirarki dari atas ke

rambut

bawah, tetapi menyebar lebih luas

menjanjikan

pada setiap sisi dalam model kapiler,

(rambut bergelombang, keriting ikal

yakni misalnya melalui interaksi antar

hingga

keriting

manusia

menjadi

lurus.

sehari-hari,

relasi

smoothing,

hingga

sampo

segala

jenis

masker
pelurus
rambut

kribo)

berubah

Mereka

membuat

institusional serta konfigurasi spasial.

kecantikan versi Barat sebagai standar

Cara kuasa melanggengkan kecantikan

universal

tubuh

perempuan

perempuan

juga

dilakukan

kecantikan
dunia,

seluruh

membuat

fitur

seperti itu. Mesin budaya global, yakni

tubuh perempuan menjadi homogen

media massa, iklan, dan industri

tanpa mempedulikan karakter ras dan

kecantikan

etnisitas tubuh perempuan.

menjadi

alat

8

pun, boneke feature Asia itu tidak
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

sesuai.

1. Keterasingan Tubuh Perempuan
Poskolonial dalam China Doll dan
When Asian Eyes are Smiling

kecil Alaina, gadis keturunan Cina
yang sejak kecil hidup di Amerika,
boneka

Barbie

miliknya.

Diceritakan

bahwa

Alaina

menginginkan

sebuah

boneka,

tepatnya Barbie seri Princess Barbie.
Namun ternyata orang tua Alaina
membelikannya sebuah boneka yang
menurutnya sangat tidak sesuai jika
disebut jika disebut Barbie. “With her
dark hair and slanted eyes, she was a
dull comparasion to her blond friend.
My other dolls were all alike and
beautiful with their clouds of blond (or
light-brown)

hair,

broad,

toothy

smiles, and wide-o pen eyes … They
were the original ones. ” (hal. 108).

Alaina

kemudian

boneka itu bernama Kira. Kira adalah
boneka barbie versi rambut hitam dan

China Doll menceritakan masa

dengan

Berdasarkan tulisan di boks,

menyebutnya

sebagai teman Barbie, bukan Barbie
itu sendiri. “… an unfamiliar blackhaired “friend” of Barbie.” Kutipan
tersebut menuliskan kata teman di
antara tanda kutip (“friend”). Semakin
jelaslah bahwa Kira sangat berbeda
dengan barbie-barbie lain. Bahkan jika
digolongkan sebagai teman barbie

bermata

sipit..

tak

hanya

itu,

penampilan luar Kira juga terkesan
seadanya, memakai rok motif bunga,
bathing suit warna pink, dan tak

bersepatu. “Kira didn‟t even have
shoes, though her feet were still
arched up, as if they were waiting
expectantly for their missing shoes.
She

seemed

incomplete.”

ketidakkomplitan

Kira

(108)

dirasakan

Alaina tak hanya sekadar tak memiliki
sepatu, lebih dari itu, Alaina merasa
Kira kehilangan banyak hal dalam hal
tubuhnya.
Sosok bonek Barbie selama ini
merepresentasikan

tubuh

cantik

perempuan dengan standar universal.
Berkulit

putih,

berambut

pirang,

bertubuh langsing dan tinggi, bermata
lebar dan berasal dari kelas atas.
Standar terakhir ini

terlihat

dari

penampilan luar Barbie yang selalu
glamour . “Barbie alla had colorful
plastic high heels to complement their
fashionable dresses. Their outfits were
perfect.” (hal. 108) Keglamoran itu

terasa sangat divisualisasikan pada

9

Barbie.

Kekhasan tersebut diterima Alaina

Gambaran tubuh cantik kelas atas

sebag ketidakcantikan dirinya karena

tampak dari gaun mewah dengan

berbeda

warna terang bersinar, bermahkotakan

dicitrakan

tiara di atas rambutnya. Princess

pandangan Alaina, citra cantik Barbie

Barbie mencitrakan kecantikan putri

melekat pada Sarah. “Everyone always

kerajaan.

said that Sarah would grow up to look

barbie

versi

Princess

dengan

kecantikan

boneka

Barbie.

yang
Dalam

Selanjutnya, menggambarkan

like Goldie Hawn, some famous movie

kesadaran Alaina bahwa Kira tak lebih

star. … The best dolls, the most

seperti

yang

glamorous ones, were always the ones

di

that seemed to look like Sarah.” (hal

reresentasi

berbeda

dari

dirinya

teman-teman

sekelilingnya. Perbedaan itu dirasakan

108)

ketika Sarah, salah seorang teman

Sarah membuat dirinya menajdi dalam

perempuan

Alaina,

sebuah posisi biner. Sarah cantik

mendeskripsikan Kira mirip dengan

(perfect) karena sesuai dengan citra

dirinya.

said

cantik boneka Barbie, sedang dirinya

helpfully, “She lookks kind of like

yang tak memiliki sedikitpun feature

you.”

Alaina

Barbie digolongkannya dalam tubuh

ternyata tak menginginkan dirinya

tak cantik (imperfect). “Sarah‟s hair

dideskripsikan mirip dengan Barbie

fell in soft waves down her back, while

Kira. “She did? But I didn‟t want to

my own black hair was slippery and

look like this new “friend” of Barbie.”

straight, like uncooked spaghetti.”

(hal.

melakukan

(hal. 108) Alaina menyadari tubuhnya

kemiripan

sebagai tubuh liyan, tidak dalam

Ia

(hal.

109)

Amerika

menulis,

109)

Sarah

Namun

Alaina

penolakan-penolakan

tubuhnya dengan Kira. Dia tidak ingin

Perbedaan

tubuhnya

dengan

golongan Sarah.

menjadi sosok di luar „barbie‟.

Dikotomi ini membawa posisi

Sebagai keturunan Asia yang

Alaina di tepi. Alaina menyadari

lahir dan besar di Amerika, Alaina

dirinya sebagai perempuan berada di

kecil memahami dirinya berbeda dari

tepi hirarki sosial. Posisi perempuan

teman-teman

seperti

di

sekelilingnya.

Ia

dirinya

berada

dominasi

khas

representasi dominasi laki-laki atas

tubuhnya.

Ken

bawah

menyadari dirinya mewarisi semua ciri
ke-Asia-an dalam

laki-laki.

di

menjadi

10

tubuh perempuan. Sosok Ken adalah

liyan digambarkan Alaina kecil dalam

boneka laki-laki „Barat‟, berambut

pesimisme bayangan masa depan.

pirang dengan wajah selalu tersenyum

“Everyone always said that

seakan-akan hidupnya bahagia karena

Sarah would grow up to look

dikelilingi

like

barbie-barbie-

cantik,

Goldie

Hawn,

some

seperti Princess Barbie. Ia menjadi

famous movie star. … I didn‟t

penentu apakah Barbie (perempuan)

think I would grow up to look

itu cantik atau tidak. Bagi Alaina, Kira

like anybody important, not

tidak akan

mendapat perhatian dari

unless I was like Cinderella,

Ken karena sosoknya yang tidak

and a fairy godmother went

sesuai dengan standar tubuh cantik. I

Zap!

didn‟t think this new doll (Kira) would

transformed, like magic.” (hal

go riding in Barbie‟s convertible with

108)

Ken. Why would he pick her when he

Cerita

pendek

ini

already had so many blond friends to

menempatkan

perusahaan

mainan

choose from? (hal. 108) Sosok Ken

Mattel

sebagai representasi dominasi laki-laki

melanggenggkan standar kecantikan

di dalam lingkaran hirarki sosial

tubuh negara Barat. Melalui boneka

menentukan

Barbie, Mattel menjadi aparat untuk

cantik-tidak

cantiknya

So

Toys

I

couldn‟t

sebagai

be

alat

menanamkan ideologi tubuh cantik

perempuan.
Kepedihan liyan berada di tepi

kepada

anak

perempuan

juga dirasakan ketika tubuh liyan tidak

adolescene.

sesuai

universal

tubuh cantik sejak usia pencarian jati

kecantikan. Kepedihan ini dirasakan

diri ini menjadi alat yang sangat

Alaina

ampuh

dengan

ketika

standar

dihadapkan

pada

perempuan yang memiliki standar

Penanaman

usia

untuk

identitas

melanggenggkan

ideologi tubuh cantik versi Barat.

kecantikan Barbie. Perbedaan tubuh

Keterasingan sebagai tubuh

dengan Sarah membuatnya kembali

liyan itu juga dirasakan dalam narasi

berada dalam tepi hirarki sosial,

diri

karena dirinya tidak termasuk dalam

Yamanak, When Asian Eyes are

lingkaran hirarki tubuh cantik standar

Smiling.

universal. Kepedihan sebagai tubuh

pengalamannya

yang

ditulis

oleh

Lois

Lois-Ann

menceritakan
dan

saudara

11

perempuannya bernama Kala. Sebagai

through-venetian-blinds-eyes,

perempuan Jepang yang sejak kecil

kamikaze

tumbuh

started-World-War-II eyes, Nip eyes.

besar

di

Hawaii,

Lois

eyes,

your-ancestors-

Media

menceritakan bagaimana ia dan Kala

mengekspops

terlalu dini belajar „membenci‟ apa

standarisasi

yang tampak pada tubuh, utamanya

sehingga

kedua mata sipit mereka.

perempuan bahwa apa yang berada di

Bagi Lois dan Kala, mata

tubuh
membentuk

menuliskan

mata

perempuan-perempuan

Mereka

anggapan

luar standar adalah tidak cantik. Lois

mereka tidak menunjukkan kecantikan
perempuan.

perempuan

bahwa

selama

ini

Asia

di

mendeskripsikan mata mereka sebagai

Amerika tidak menemukan wajah-

single eyes, karena bentuk kelopak

wajah Asia mereka di dalam majalah-

mata

majalah tersebut.

dan

sepenuhnya

mata

mereka

„terbuka‟.

tidak

Sedangkan

Singkatnya,

kedua

mata teman-teman perempuan haole,

pendek

istilah mereka untuk orang berkulit

gambaran yang jelas bagaimana tubuh

putih, memiliki tonjolan tulang mata

mereka dianggap sebagai liyan bagi

yang lebih dalam dengan mata yang

negara Barat. Perbedaan standar tubuh

lebar. Mereka menyebutnya double

membuat mereka tidak dapat menjadi

eyes. Sehungga mata mereka jika

bagian

dibandingkan

Perempuan

dengan

mata

haole

tersebut

cerita

dari

memberikan

perempuan

Asia

oleh

Barat.

perempuan

hanya akan nampak seperti „satu mata‟

Barat

dalam masing-masing kelopak mata.

„mereka‟, sosok lain yang berbeda,

selalu

ditempatkan

sebagai

Perbedaan kontur mata sipit

dari „kami‟. Kalau feminis poskolonial

ini, bagi Lois dan Kala menjadi hal

menanggap perempuan „dunia ketiga‟

yang lebih dari sekadar menempatkan

mengalami

mereka

subordinat

korban par excellence, yakni korban

terhadap standar tubuh cantik „Barat‟.

dari dua ideologi yaitu imperialisme

Kontur mata Jepang mereka selalu

serta patriarkhi

diikuti

perempuan Asia-Amerika seperti Lois

Jepang

dalam

posisi

dengan

stereotip-stereotip

lainnya.

Lois

mendeskripsikannya sebagai seeing-

„kolonialisasi

lokal

dan

ganda‟,

asing;

dan Alaina ini malahan mengalamai
„triple

colonialisation‟.

Mereka

12

menjadi korban dari tiga kolonialisasi,

Lois

menceritakan

bahwa

ideologi imperialisme, patriarkhi lokal

dalam perjalanan „mencari‟ kecantikan

dan

versi „Barat‟ itu, dirinya dan teman-

asing,

serta

kolonialisasi

perempuan (Barat) atas tubuh Asia

temannya

mereka. Tubuh mereka berada di

mendandani mata mereka agar mirip

bawah

bayang-bayang

dengan kontur mata lebar haole.

kolonial Barat, didefinisikan oleh laki-

Mereka „menyulap‟ kontur mata Asia

laki, dan dianggap sebagai yang lain

mereka dengan cara menarik sebagian

oleh perempuan Barat.

kelopak mata ke bagian dalam dan

2. Mimikri: Dialektika Identitas

merekatkannya

Tubuh Perempuan Pokolonial

biasanya dipakai untuk menmpelkan

kondisi

perempuan

dengan

Asianya

lem

yang

Diferensiasi atas tubuh Asia

bulu mata dan kemudia memasang

perempuan Asia-Amerika membentuk

bulu mata palsu ganda di atas bulu

identitas ganda dalam diri mereka.

mata mereka. Dengan bagitu mata

Perempuan Asia mengagumi tubuh

mereka tampak lebih lebar. Namun,

perempuan Amerika, namu sekaligus

akibatnya

membencinya.

menyatakan

mengedipkan mata secara maksimal,

betapa perempuan Asia seperti dirinya

dan hal ini sering mengakibatkan sakit

begitu

mata.

Louis

mengagumi

kontur

mata

perempuan „kulit putih‟ seperti milik

mereka

tidak

dapat

Lois juga menceritakan untuk

Ladd atau

membentuk tubuhnya, ia dan Kala

Natalie Wood, para artis pemain

(dan kebanyakan perempuan Asia)

drama Amerika This Property is

melakukan aerobik dan belajar merias

Condemned (1966). Namun ia juga

diri

membenci mereka, setelah melihat

melakukan mimikiri terhadap Barat

bahwa

tubuh

melalui kebiasaan-kebiasaan tersebut.

dengan

standarisasi

Cheryl

Tiegs,

Cheryl

perempuan
yang

„Barat‟

melalui

kosmetologi.

Lois dan Kala, serta banyak

mereka

ciptakan, mebuat gadis dan perempuan

perempuan

Asia

Asia tak sedikit yang „menyulap‟

„mutilasi‟

terhadap

tubuhnya

hanya

demi

kecantikan

versi

Mereka

untuk

rela

melakukan

tubuh

menyerupai

mereka
tubuh

penjajah yang selama mereka ini

perempuan „Barat‟. Lois menceritakan

mereka puja.

bahwa Kala dan dirinya pernah pergi

13

untuk

sesuatu yang „nature‟, yang dibawa

mengubah bentuk mata sipit mereka

sejak lahir. Tapi jauh di dalamnya,

agar lebih mirip dengan mata orang-

dalam

orang

operasi

perempuan Asia telah meniru cara

foto-foto

pandang „Barat‟ terhadap tubuh, atau

kesuksesan hasil operasi yang dokter

ideologi tubuh. Tubuh yang sejak lahir

operasi

pada

menjadi identitas diri ingin dirubah

mereka, mereka menyadari bahwa

menyerupai tubuh perempuan „Barat‟

rata-rata dari foto tersebut adalah

mulai dari bentuk tubuh yang tampak

perempuan berwajah Asia. Tubuh

mata, hinggga makna dibalik tubuh,

menjadi korban atas ideologi cantik

identitas tubuh. Mereka beranggapan

yang dihegemonikan oleh „Barat‟.

bahwa dengan merubah bentuk tubuh

ke

dokter

operasi

Amerika

blepharoplasty.

plastik

melalui
Melalui

plastik

tunjukkan

meniru

bentuk

tubuh

ini,

We gaze at all the Asian faces

mereka telah menyerupai perempuan

in the album, a lineup of haole

kulit putih, hal ini tampak dari

wannabes, page after page of

ekspresi sebelum dan sesudah mereka

beautiful „before‟ faces without

menajalani

smiles. Why did they do it?

kontras. Padahal laku tiru itu tak

And

“after”—women

pernah membuat mereka benar-benar

smiling for the camera with

menjadi perempuan „Barat‟, mereka

their

eyes healed but still

hanya mirip, menyerupai dan tidak

slightly swollen six months

pernah menjadi otentik, a subject of a

after surgery. So many faces:

difference that is almost the same, but

classic Japanese, a porcelain

not quite. Dengan kata lain, mimikri

Korean,

kolonial adalah keinginan atas the

then

flawless

Chinese

operasi

yang

sangat

features. (hal 173)

Other yang diperbarui dan dikenal

Kutipan di atas menjelaskan,

“sebagai subyek yang hampir sama

betapa perempuan Asia sangat ingin

tapi

tidak

persis

sama

mendapat legalitas tubuh cantik Barat

colonizer)”

bahkan hingga pada titik merubah

Mimikri merupakan tanda artikulasi

bentuk tubuh dengan jalan pintas,

ganda, strategi pembaruan, regulasi,

operasi plastik. Meniru bentuk tubuh

dan pendisiplinan yang kompleks,

(Bhabha,

(dengan

1994:85-92).

ini tak hanya diartikan sebagai meniru

14

which “appropriates” the Other as it

“mimikri” yang diperkenalkan oleh

visualizes power (Bhabha, 1994: 86).

Homi Bhaba, tidak sekadar meniru-

Selain itu, Bhabha (dalam
Sharpe,

1995:

100)

menjelaskan

niru, tetapi justru dalam strategi
budaya ini mengandung perlawanan.

mimikri sebagai a trope of partial

Homi

presence that marks a threatening

bahwa mimikri atau laku meniru tak

racial difference only to reveal the

sekadar menjiplak sebuah fenomena,

excess and slippages of colonial

ide atau sosok yang sudah ada

power

knowlegde.

and

Perilaku

Bhaba

sebelumnya,

sendiri

tapi

mengatakan

mimikri

justru

meniru ini tampak seperti sebuah hal

mengukuhkan dan mendistorsi otoritas

yang negatif. Namun, sebenarnya

kolonial sekaligus. Barat membuat

lebih

meniru

identitas liyan untuk membedakan dari

transplantasi

identitas mereka sebagai identitas

budaya bisa mengandung sesuatu yang

dominan. Lebih dari pada itu, konsep

paradoksal. Tak ada lagi daya kendali

ini tidak menjadikan „liyan‟ lebih

yang otentik, orisinil atau murni;

unggul

segala sesuatu dikontaminasi atau

nantinya hanya akan menimbulkan

diberdayakan oleh daya subversif

sebuah penindasan yang lain. Pada

imitasi. Liyan telah menjadi “sesama”

dasarnya yang dipertahankan pada hal

yang telah dilarutkan. Perempuan Asia

ini

Amerika

pelembagaan esensialisme. Dengan

dari

itu.

menyebabkan

Perilaku

setiap

seperti

Lois

dan

Kala

daripada

adalah

„diri‟,

karena

pengukuhan

memiliki tubuh Asia tapi dengan

mimikri

meniru bentuk tubuh dan kebiasaan

dalam artikel Lois, dengan merubah

Amerika tidak ada lain yang otentik

kontur

dari diri mereka, tidak menjadi asli

kebiasaan-kebiasaan

perempuan

perempuan

Asia

maupun

sebagai

seperti

yang

dan

tubuh

diceritakan

hingga

meniru
kolonial,

Asia-Amerika
esensialisme

telah

otentik perempuan Amerika. Mereka

menghancurkan

yang

hapir sama, tapi tak benar-benar sama.

dibangun kolonial Barat atas identitas

Pada titik ini terjadi hibridasi.

tubuh mereka semula, tubuh yang

Tapi pada saat yang sama liyan

tidak cantik. Hal ini ditunjukkan Lois

tak jarang memakai kesempatan ini

dan Kala ketika pada akhirnya ia

sebagai

mengurungkan niat untuk melakukan

perlawanan.

Pengertian

15

operasi

karena

perempuan Asia terhadap stereotip

menyadari bahwa tubuh cantik tidak

Barat akan tubuh mereka merupakan

berarti mengikuti apa yang berada di

sebuah

standar universal tubuh cantik. Lois

transformatif, sebagaimana Fairclough

dan Kala mengubah citra negatif

(1989: 163-6) menjelaskan beberapa

Jepang

efek sosial atas relasi kuasa, yakni

blepharoplasty

yang

tubuhnya.

selalu

Dia

mengikuti

kreatif

dan

sebuah

terdiri dari diskursus normatif/ kreatif

menanamkan

dan diskursus kontributif/ tranformatif

identitas baru pada dirinya: She‟s

terhadap relasi kuasa. Mengingat tipe

Japanese America Beauty, bukan lagi

diskursus pada kedua cerpen ini

dammit slant eyes, seeing through-

adalah narasi diri subyek kecil, maka

venetian-blind-eyes, kamikaze eyes,

efek sosial atas relasi kuasa dalam

your-ancestors-started-World-War-II

kedua cerpen tersebut adalah sebagai

eyes, Nip eyes. (hal. 172) mereka pada

diskursus kreatif dan transformatif

akhirnya mencari wajah-wajah mereka

terhadap relasi kuasa Barat dalam

pada tokoh-tokoh Asia yang selama

meredefinisikan apa dan bagaimana

ini ada dalam media, namun tak

yang disebut perempuan cantik. Efek

tampak oleh mereka karena dominasi

sosial tersebut tampak pada aksi Lois

identitas tubuh Barat yang mengubah

dan Alaina yang tidak hanya sekadar

pandangan mereka terhadap tubuh-

melakukan

wajah Asia.

kolonial,

trans-coding,

melakukan

diskursus

dengan

melakukan
D. PENUTUP
Pada
tandingan

tingkah
namun

laku

meniru

keduanya

negosiasi

juga

terhadap

mimikri.
akhirnya,

yang

diskursus

diciptakan

oleh

DAFTAR PUSTAKA
Bhaba. Homi K. 1994. The Location of Culture. New York: Routldege
Chapkis, Wendy. 1986. Beauty Secret. London: The Women Press
Collins, Patricia Hill. 1990. Black Feminist Thought: Knowledge, Consciousness,
and the power of Empowerment. New York: Routledge

Davis, Kelly. 1995. Reshaping the Female Body: the Dilemma of Cosmetic Surgery.
New York dan London: Routledge
16

Fairclough, Norman, 1989. Language and Power . London & New York: Longman.
Foucault, Michel. 1990. The History of Sexuality. London: Pinuin Books
Gandhi, Leela. 1998. Postcolonial Theory: a Critical Introduction . Sidney: Allen &
Unwin
Hall, Stuart. (Ed.). 1997.Representation: Cultural Representations and Signifying
Practices. London: Thousand Oaks

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Ilmu
Lackoff, Robin Tolmach dan Scherr, Raquel L. 1984. Face Value. The Politics of
Beauty. Boston: Routledge & Keagan Paul

Loomba, Ania. 2005. Colonialism/Postcolonialism. 2nd Edition. New York dan
London: Routledge
Nam, Vickie (Ed.). 2001. Yell-Oh-Girls!. New York: HarperCollins
Mills, Sarah. 2003. Michel Foucault. London dan New York: Routledge
Sarup, Madan. 2008. Postrukturalisme dan Posmodernisme. Yogyakarta dan
Bandung: Jalasutra
Wigg, David. 17 Oktober 2014. Twiggy Goes to War on Obesity: She was The First
Superskinny Model and Claims She Ate Like Horse, but Here She Says Our
Bulging Waistlines are A National Tragedy. (www.daily.co.uk/female/article-

2795365/ diakses pada 9 Februari 2015)
Wong, Alaina. 2001. “China Dolls” dalam Vickie Nam (Ed.). 2001. Yell-Oh-Girls!.
New York: HarperCollins
Yamanaka, Lois-Ann. 2001. “When Asian Eyes are Smiling” dalam Vickie Nam
(Ed.). 2001. Yell-Oh-Girls!. New York: HarperCollins

17