PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK. pdf

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK NGEDUKELU
KECAMATAN BAJAWA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Melkior Wewe
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti
mariagrasianablandinaene@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika
pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik
(PMR) dan prestasi belajar Matematika pada
siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model Ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiman semu
dengan rancangan Non Equivalent Control Gruop Design. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa/i SDK Ngedukelu. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDK Ngedukelu
terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 46 orang yang ditentukan dengan cara intac Group.
Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes hasil belajar bentuk
tertulis. Teknik analisis data untuk menuji hipotesis penelitian digunakan adalah t –test

Poled Varians. Dari hasil analisis untuk menguji hipotesis diperoleh hasil uji t-test dengan thitung lebih besar dari t-tabel sehigga H0 ditolak dan H1 diterima. T-hitung =3,058 > t-tabel =
2,021, dengan derajat kebebasan (db)= n1+n2-2= 46 dan taraf signifikan 5%. Rata-rata
prestasi belajar matematika kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata prestasi belajar
kelompok kontrol yaitu 0,67 > 0,41. Disimpulkan bahwa Pendekatan Matematika Realistik
berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SDK Ngedukelu
Kecamatan Bajawa Tahun Ajaran 2014/2015.
Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematika
Abstract
This Research aimed to get an overview on. to determine differences in Mathematics
achievement of students who were followed the lesson using Realistic Mathematics (PMR)
approach and Mathematics learning achievement of students who were followed the
Expository learning model. This research was a quasi-experimental design with NonEquivalent Control Gruop Design. The population of this study was all students in Ngedukelu
State Primary. Samples of the research were students of class V Ngedukelu State Primary
consisted of two classes with total of students 46 people who were determined by Intac
Group. Student’s learning achievement data in this study were collected by achievement test
written form. The data analysis technique used to test the research hypothesis was poled
Variances t-test. From the analysis to test the hypothesis result of t-test with a t-count larger
than t-table so H0 and H1 accepted. T-count = 3,058> t-table = 2,021, with degrees of
freedom (db) = n1 + n2-2 = 46 and significance level of 5%. The average of Mathematics
learning achievement in experimental groups is higher than the average of learning

achievement in control group 0.67> 0.41. It can be concluded that Realistic Mathematics
approach simultaneously give effect on Mathematics learning achievement of students in
class V Ngedukelu State Primary Bajawa District in the school year 2014/2015.
Keywords: Approach Realistic Mathematics, Mathematics Learning Outcome

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 23

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 fungsi dari
pendidikan dasar adalah memberikan dasar-dasar kemampuan intelektual dalam bentuk
kemampuan dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan dasar bertujuan
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak

mulia,


berkepribadian luhur, berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif, sehat, mandiri dan
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan dari pedidikan dasar tidaklah
mudah. Hal ini disebabkan obyek utama pendidikan adalah manusia. Untuk memanusiakan
manusia dibutuhkan strategi khusus dalam pendidikan. Hal ini berlaku pada proses
pendidikan di Sekolah Dasar. Seorang guru atau pengajar harus memiliki ketarampilan
khusus dalam memilih dan merencanakan strategi yang akan diaplikasikan dalam berbagai
pembelajaran.
Guru sebagai pendidik dalam merancang pembelajaran harus dapat menyesuaiakan
rancangan dan strategi yang direncanakan dengan karakteristik dan perkembangan kognitif
peserta didik usia sekolah dasar. Piaget seorang ahli Psikologi anak (Nurhayati,

2011)

memandang perkembangan kognitif manusia terjadi melalui empat tahap yaitu sensorimotor
(usia 0-2 tahun), praoperational (usia 2-7 tahun), concrete operatinal (7-11 tahun) dan formal
operational (usia 11-15). Masing-masing tahapan usia memiliki ciri dan kemampuan berbeda
dalam menerima pengetahuan.
Sesuai dengan perkembangan kognitif dari Pieget mengenai tahapan konkrit pada
anak usia SD, guru dapat mengimplementsikan pada materi yang diajarkan di kelas yaitu
dengan menggunakan media konkrit yang sesuai dengan perkembangan anak usia SD.

Khususnya pada mata pelajaran Matematika yang dianggap sebagai mata pelajaran yang
sulit dan rumit oleh peserta didik. Luasnya materi dan konsep serta teori dalam mata
pelajaran Matematika membuat peserta didik kurang memahami dan bahkan tidak menyukai
mata pelajara ini. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup
memegang peranan penting dalam membentuk peserta didik menjadi berkualitas, karena
Dalam setiap kesempatan pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi yang nyata. Dengan mengajukan masalah kontekstual
peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran. Guru diharapkan menggunkan alat peraga atau
media konkret untuk menunjang pembelajaran matematika.
Setelah melakukan observasi di kelas V SDK Ngedukelu salah satu faktor penyebab
rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal Matematika adalah guru
belum mampu membangkitkan aktivitas belajar peserta didik, peserta didik belum mampu
memahami konsep-konsep matematika yang diberikan oleh guru. Selain itu guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar belum menggunakan metode dan memanfaatkan
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 24

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016


media yang bersifat konkrit. Dalam kenyataannya, guru saat menyampaikan materi dengan
menggunakan metode biasa yaitu dengan menggunakan metode ekspositori. Dimyati
(2006:172) dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran, menyatakan prilaku mengajar dengan
strategi ekspositori juga dinamakan model ekspositori. Pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada siswa-nya
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Tujuan
utama dalam pembelajaran ekspositori adalah “memindahkan” pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai kepada siswa (Dimyati,2006:172). Materi pembelajaran telah disiapkan, siswa
tidak dituntut untuk menemukan materi yang akan diajarkan melainkan hanya menerima.
Secara umum terdapat beberapa karakteristik strategi ekpsositori yaitu penyampaian materi
disampaikan secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena nya strategi ekspositori juga sering di samakan dengan
ceramah. Fokus utama dalam strategi ini adalah kemampuan akademik siswa (academic
achievement). Berhasil tidaknya suatu pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh efektif
atau tidaknya suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa guru yang menggunakan metode
ekspositori menyampaikan materi pembelajaran Matematika secara terstruktur dengan
harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai peserta didik dengan baik.
Peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori

memiliki pengetahuan terbatas tentang materi yang diberikan oleh guru dan peserta didik
kurang memahami konsep secara nyata sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Metode
ini hanya memungkinkan peserta didik yang memiliki kemampuan menyimak dan
mendengar yang baik. Sehingga untuk peserta didik yang kemampuan mendengar dan
menyimaknya kurang baik tidak mampu untuk menguasai materi yang dijelaskan oleh guru.
Rendahnya prestasi belajar siswa dapat juga disebabkan karena penyampaian guru
cenderung bersifat monoton tanpa variasi kreatif. Jika siswa ditanya ada saja alasan yang
siswa kemukakan seperti matematika sulit dan terkadang takut untuk mengerjakan soal
matematika di depan kelas. Senada dengan pendapat di atas, kurangnya latihan siswa untuk
menyelesaikan soal matematika mengakibatkan siswa kelas V SDKNgedukelu kurang
terampil dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah atau soal yang diberikan oleh
guru.
Melihat kondisi prestasi belajar yang masih rendah pada mata pelajaran matematika,
kurang mampunya peserta didik memahami konsep matematika secara abstrak, kurangnya
kreativitas dan inovasi dari guru untuk mempersiapkan media pembelajaran yang bersifat
konkrit sesuai dengan karakteristik peserta didik, oleh karena itu peneliti mencoba untuk
menerapkan satu pendekatan yang lebih mengarahkan siswa ke dunia nyata yaitu satu
pendekatan yang disebut dengan Pendekatan Matematika Realistik. Lange (dikutip
Kemendiknas, 2010) menyatakan : “Real world as a concrete real world which is transferred
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 25


ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

to students through mathematical application” artinya, dunia nyata sebagai suatu dunia yang
kongkret yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika.

Pada umumnya

prinsip dari Realistic Mathematics Education (RME) menurut Heuvel-Panhuuizen dikutip
Kemendiknas (2010) yaitu: (1) prinsip aktivitas yaitu matematika adalah aktivitas manusia,
pembelajaran harus aktif dan baik secara mental maupun fisik dalam pembelajaran
matematika, (2) prinsip realitas yaitu pembelajaran seharusnya dimulai dengan masalahmasalah yang realistik atau dapat dibayangkan oleh peserta didik, (3) prinsip berjenjang
artinya dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman yaitu dari
mampu menemukan solusi suatu masalah kontekstual atau realistik secara informal melalui
skema-skema,

memperoleh


pengetahuan

tentang

hal-hal

yang

mendasar

hingga

menemukan solusi suatu masalah matematika secara formal, (4) prinsip jalinan artinya
berbagai aspek yang ada dalam Matematika jangan dipandang dan dipelajari sebagai
bagian-bagian terpisah tetapi harus terjalin satu sama lain karena antara materi yang satu
dengan materi yag lain dalam matematika terhubung, (5) prinsip interaksi yaitu matematika
dipandang sebagai aktivitas sosial. Siswa harus diberikan kesempatan utuk menyampaikan
strategi atau tekniknya dalam pemecahan masalah kepada teman sekelasnya untuk
ditanggapi serta menyimak tanggapan dari teman sekelas,(6) prinsip bimbing yaitu siswa
perlu diberikan kesempatan untuk menemukan (reinvebtion).

Berdasarkan prinsip di atas maka Pendekatan Matematika Realistik (PMR) atau
Realistic Mathematic Education adalah aktivitas nyata yang dilakukan dalam kegiatan seharihari berdasarkan aplikasi matematika. Peserta didik dapat membangun pemahaman
mengenai konsep matematika melalui media konkrit serta mampu menghubungkan materi
yang diipelajari dengan kehidupan nyata peserta didik. Pendekatan Matematika Realistik
(PMR) menekankan pada pemanfaatan benda-benda konkrit sebagai dasar pemahaman
konsep materi matematika di kelas. Benda-benda konkrit dan lingkungan sekitar dapat
dimanipulasi oleh peserta didik untuk mengkontruksi pemahaman matematika dari konkrit ke
abstrak.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Ekperimen atau Eksperimen Semu.Model
Pendekatan Matematika Realistik (PMR) akan dibandingkan dengan sebuah model kontrol.
Model kontrol yang digunakan adalah model Ekspositori.
Dengan demikian penelelitian ini berjudul Pengaruh Pendekatan Matematika
Realistik (PMR) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDK Ngedukelu
Kecamatan Bajawa Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaanprestasi belajar matematika antara siswa
yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Ekspositori di kelas V
SDK Ngedukelu semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”. Tujuan yang ingin dicapai
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 26


ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)
dan prestasi belajar Matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan
model Ekspositori.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang Pengaruh
Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas V SDK Ngedukelu, dapat membuat siswa lebih berperan aktif dan lebih terampil dalam
belajar dan mampu mengkontruksi pemahaman matematika serta dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, dapat dijadikan alternatif untuk
memilih atau menyiapkan strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajar
siswa sesuai yang diharapkan serta untuk menumbuh kembangkan potensi belajar siswa
khususnya mata pelajaran matematika, dapat memberikan manfaat dalam rangka
meningkatkan pembelajaran di dalam kelas berupa peningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran yang lain dan memperbaiki teknik dan
metode pembelajaran yang bervariasi.Sebagai acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan
tentang pengaruh PMR dan manfaatnya secara langsung di dalam meningkatkan prestasi

belajar matematika.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan di laksanakan di sebuah Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar
yaitu SDK Ngedukelu yang terletak di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Waktu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini adalah satu bulan. Menurut Nazir (Riduwan ,
2013) Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.Sampel
(Riduwan, 2013) adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu
yang akan diteliti.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian terdiri atas 2 yaitu pengambilan kelas
penelitian dengan menggunakan teknik Random. Sedangkan pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik Intac group. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Intac
group karena semua subjek kelas tersebut dijadikan sampel penelitian. Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Non Equivalent Control Gruop
Design” karena jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Untuk lebih
memahami rancangan ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Rancangan Penelitian
Kelompok

Pre test

Perlakuan

Post test

E

O1

X

O3

K

O2

-

O4

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 27

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Dari
kedua pedapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah ciri atau karakteristik yang
diamati dalam sebuah penelitian.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan Matematika Realistik dan
Metode Ekpositori. Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada
variabel bebas .Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Matematika.
Metode yang digunakan untuk mengumpukan data pada peneitian ini adalah dengan
menggunkan metode tes tertulis dengan bentuk tesnya adalah pilihan ganda. Tes diberikan
di akhir pertemuan (post test) atau setelah diberikan perlakuan terhadap kelompok
eksperimen. Kriteria penskoran untuk objektif tes berskala 1-100. Tes yang sama diberikan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum tes digunakan terlebih dahulu
dilakukan validasi dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik yang digunakan untuk
mengetahui validitas empiris (validitas butir tes) dalam penelitian ini adalah dengan teknik
Korelasi PointBiserial.
(Koyan, 2012)
Untuk menguji reabilitas instrumen prestasi belajar Matematika siswa digunakan rumus
Kuder-Richardson (KR-20). Rumus ini secara khusus untuk menghitung reliabilitas tes yang
datanya dikotomi. Rumus reabilitas tes adalah sebagai berikut.
r 20=(

)(

)

(Usman dan Akbar, 2011)

Berdasarkan hasil uji coba pada siswa kelas V SDK Bobou dan setetelah diuji
validitas butir tes maka diketahui bahwa reabilitas tes yang diperoleh dengan menggunakan
KR-20 adalah tergolong tinggi (KR= 0,8) sehingga soal tes layak untuk di berikan kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas V SDKNgedukelu
Data yang diperoleh melalui hasil penelitian, yakni data tentang

pretasi belajar

matematikadengan pendekatan matematika realistikdan pendekatan ekspositori dianalisis
secara Deskriptif kuantitatif yakni mencari harga rerata, modus, median, Standar Deviasi
dari setiap variabel yang diteliti (Koyan, 2012). Uji normalitas sampel diadakan untuk
pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Distribusi normal
sebagai alat statistik yang terpenting

untuk melakukan analisis lebih lanjut dari data

keadaan kelompok, sehingga dapat dianalisis perbedaan maupun

hubungan serta

meramalkannya.
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat (X2) dengan rumus sebagai
berikut.
X2 =

(Koyan, 2012)
Dalam penelitian ini untuk melakukan perhitungan uji normalitas menggunakan

aplikasi SPSS 16.00 from windows.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 28

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji Fisher (F)
Harga Fhitung dibandingkan dengan

table F dengan taraf signifikansi 5% (α

=

0,05).Jika harga Fhitung> dari Ftabel ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima,jadi varians tidak
homogen.Sebaliknya, jika harga Fhitung< dan Ftabel ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak jadi
varians homogen (Koyan, 2012).
Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, terlebih dahulu kita
mengitung Gain Scordinormalisasi (GSn) dari masing-masing kelompok. Rumus menghitung
GSn adalah sebagai berikut:

GS n 

GS
Skor Maks Ideal - Skor Pretest
Dengan mencari GSn kita dapat menentukan rerata sampel dari masing-masing

kelompok.Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis digunakan rumust-test kelompok
independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians adalah sebagai berikut.
t=

HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan perhitungan uji validitas butir instrumen pada hasil tes siswa kelas
V SDK Bobou yang berjumlah 46 siswa, menunjukkan bahwa dari 15 soal cerita dalam
bentuk objektif tes yang diuji, ada 5 soal yang dibuang (drop) dan 10 soal yang terpakai
(valid) dan tingkat reabilitas soal adalah 0,8 pada kategori tinggi. Sehingga tes layak
diberikan pada siswa.
Tabel 2. Deskripsi Data Pretes dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Mean
Median
Modus
Varians
(S2)

Kelompok Kontrol
Pretes
Posttest
40,33
71,43
38,05
69,33
36,61
82,95
40,84
4395

Kelompok eksperimen
Pretes
Posttest
45,04
73,77
48,25
79,24
52,4
91,70
31,69
41,81

Sebelum menguji hipotesi maka data tes hasil belajar harus diuji normalitas. Adapun hasil uji
normalitas data seperti tebel berikut ini.
Tabel 3. Normalitas Data

PRESTASI BELAJAR

MODEL
PEMBEL
AJARAN
A1
A2

Kolmogorov-Smirnova
Statistic
.094
.187

df
27

Sig.
.200*

21

.054

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 29

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

Tabel 4. Hasil uji homogenitas varian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Levene
Statistic
PRESTASI
BELAJAR

df1

df2

Sig.

Based on Mean

.223

1

46

.639

Based on Median
Based on Median
and with adjusted df
Based on trimmed
mean

.384

1

46

.538

.384

1 43.812

.538

.211

1

.648

46

Tabel 5. Nilai Hitung Gane Score Dinormalisasi Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Gs
Gsn
Gs
GSn
No.Res
(Kelas A)
(Kelas B)
ponden
Pre
Post
Pre
Post
test
test
Test
test
1
40
70
30
0.50
20
50
30
0.38
2
40
70
30
0.50
20
50
30
0.38
3
40
80
40
0.67
30
60
30
0.43
4
20
90
70
0.88
30
70
40
0.57
5
60
90
30
0.75
40
60
20
0.33
6
40
70
30
0.50
40
60
20
0.33
7
60
100
40
1.00
50
70
20
0.40
8
50
80
30
0.60
40
60
20
0.33
9
50
80
30
0.60
40
60
20
0.33
10
50
90
40
0.80
50
50
0
0.00
11
40
60
20
0.33
40
60
20
0.33
12
30
80
50
0.71
40
60
20
0.33
13
20
90
70
0.88
50
90
40
0.80
14
50
90
40
0.80
40
70
30
0.50
15
60
90
30
0.75
50
60
10
0.20
16
30
80
50
0.71
40
80
40
0.67
17
50
70
20
0.40
40
60
20
0.33
18
40
80
40
0.67
40
80
40
0.67
19
60
100
40
1.00
50
90
40
0.80
20
50
80
30
0.60
60
70
10
0.25
21
50
70
20
0.40
60
70
10
0.25
22
50
90
40
0.80
23
50
60
10
0.20
24
50
90
40
0.80
25
60
80
20
0.50
26
30
100
70
1.00
27
60
90
30
0.75
Jumlah 1230
2220
18.10
870
1380
8.62
Rerata 45.56
82.22
0.67
41.43
65.71
0.41
141.0
125.6
112.8
135.7
Varian
3
4
0.043
6
1
0.039
Perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) pre test prestasi belajar
matematika siswa kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo < Md < M
sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor pre tes prestasi belajar siswa kelompok
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 30

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

kontrol cenderung rendah.perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) post test
prestasi belajar matematika siswa kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan skor untuk
Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor post tes prestasi belajar siswa
kelompok kontrol cenderung tinggi. Perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo)
pre-test prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan
skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor pre-test prestasi
belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi. Perhitungan Mean (M), Median (Md)
dan Modus (Mo) post test prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen diperoleh
hasil perhitungan skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor
post tes prestasi belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi.
Hasil uji normalitas dengan program SPSS 16.00 for Windows terbukti bahwa nilai
signifikan prestasi belajar matematika berada di atas 0,05. Kelompok eksperimen (A1) =
0,200 sedangkan kelompok kontrol (A2)= 0,054, sehingga dinyatakan bahwa semua
kelompok data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal.Dari hasil analisis
data untuk menentukan homogenitas data menunjukkan bahwa Levene Statistic pada Besed
on Mean 0,223 dengan angka signifikan 0,639 ternyata lebih besar dari angka signifika 5%
(α = 0,05). Dengan demikian varian prestasi belajar matematika kedua kelompok adalah
homogen.
Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, terlebih dahulu kita
menghitung Gain Score dinormalisasikan (GSn) dari masing-masing kelompok. Dengan
menggunakan hipotesis statsistik adalah sebagai berikut.
H0:µ1 = µ2
H1:µ1 ≠ µ2
Dari tabel 4.7 telah ditemukan nilai Gain Scor dinormalisasikan (GSn), dengan
mencari GSn kita dapat menentukan rerata sampel dari masing-masing kelompok. Diketahui
rerata (

GSn untuk kelompok ekperimen = 0,67 sedangkan rerata ( ) GSn untuk

kelompok kontrol = 0, 41. Untuk nilai varians (
varians (

kelompok eksperimen = 0,043 sedangkan

kelompok kontrol = 0,039.

Menurut Sugiyono (Koyan, 2012) jika n1≠n2 dan homogen dapat digunakan t-test
dengan polled varians dengan derajat kebebasan (db) = (n1+n2)-2. Karena data penelitian
ini homogen dan n1≠n2, maka untuk menghitung t-test kita gunakan rumus polled varians
dengan db (n1+n2)-2. Sehingga nilai t-test yang diperoleh adalah

,058

Dari perhitungan diperoleh t-hitung = 3.058. Karena n1≠n2 dan homogen maka ttabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 46 dengan taraf signifikan 5 % (α =0,05) adalah 2,021.
Ternyata

t-hitung = 3,058 > t-tabel= 2,021, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulannya terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang belajar

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 31

ISSN: 2355-5106

Vol. 3, No. 1, MARET 2016

dengan menggunakan model Pendekatan Matematika Realistik dengan siswa yang belajar
menggunakan model ekspositori.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan di
SDKNgedukelu dengan sampel siswa kelas VA sebagai kelompok Eksperimen dan siswa
kelas VB sebagai kelompok Kontrol diperoleh hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan
prestasi belajar matematika antara siswa yang belajar dengan model Pendekatan
Matematika Realistik (PMR) dan siswa yang belajar dengan model Ekspositori. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji t-test dengan t-hitung lebih besar dari t-tabel sehigga H0 ditolak dan H1
diterima. T-hitung =3,058 > t-tabel = 2,021, dengan derajat kebebasan (db)= n1+n2-2=46
dan taraf signifikan 5%. Rata-rata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen lebih
besar dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol yaitu 0,67 > 0,41. Disimpulkan bahwa
Pendekatan Matematika Realistik berbantuan LKS berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas V SDKNgedukelu Kecamatan Bajawa Tahun Ajaran 2014/2015.
Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat beberapa
saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut: Kepada siswa, hasil penelitian ini
dapat menjadi landasan bagi siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah matematika yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.Kepada
guru, diharapkan agar mampu mengguakan media berupa LKS dengan menggunakan soal
cerita untuk meningkatkan dan mengasa kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan
masalah matematika.Kepada praktisi pendidikan, disarankan menggunakan hasil penelitian
ini sebagai landasan dalam penelitian lebih lanjut dengan materi dan ruang lingkup yang
lebih luas. Kepada para peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan dalam
pembelajaran matematika atau mata pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Kementrian Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia. Jakarta: Kemendiknas.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan (Teknik Analisis Data Kuatitatif). Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Pengelolaan

Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan dan Akdon. 2013. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.
2012.

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN CITRA BAKTI I 32