PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN BUDAYA ORGANI

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302­0199
pp. 1- 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA
ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP
PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (BPM) PEMERINTAH
ACEH
1)

Faisal Ridha1, Jasman J Ma’ruf2, Amri3
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Absract: The objectives of this research were to find out simultaneous (1) leadership style,
organisation’s culture and commitment on employee’s work achievement in Community
Empowerment Agency (BPM) of Aceh Government, (2) the leadership style which influences

employee’s work achievement partially in Community Empowerment Agency (BPM) of Aceh
Government, (3) the significant influence of organisation’s culture partially on employee’s
work achievement in Community Empowerment Agency (BPM) of Aceh Government, (4) the
significant influence of organisation’s commitment on employee’s work achievement in
Community Empowerment Agency (BPM) of Aceh Government. This research was conducted
in Community Empowerment Agency (BPM) of Aceh Government with 106 persons as
respondents. The analysis device used was double linear regression. The results of research
showed that the leadership style that was oriented simultaneously to the task, the
organisation’s culture and commitment had effect on employees’ work achievement in
Community Empowerment Agency (BPM) of Aceh. Further, the task-oriented leadership style
had a dominant influence on employees’ work achievement in Community Empowerment
Agency (BPM) of Aceh. The research results also showed that the organisation culture had
effect on employees’ work achievement in Community Empowerment Agency, while the
organisation commitment was also influenced on employees’ work achievement in Community
Empowerment Agency Aceh.
Keywords Leadership Style, Organisation Culture, Organisation Commitment and Work Achievement
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) gaya kepemimpinan, budaya organisasi
dan komitmen ornasisasi secara simultan terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat (BPM) Pemerintah Aceh, (2) gaya kepemimpinan apa yang berpengaruh secara parsial
terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Pemerintah Aceh, (3)

pengaruh signifikan budaya organisasi secara parsial terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Pemerintah Aceh, (4) pengaruh signifikan komitmen organisasi
secara parsial terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM)
Pemerintah Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Pemerintah
Aceh dengan jumlah responden sebanyak 106 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan berorientasi pada tugas, budaya organisasi dan komitmen organisasi secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh.,
kemudian gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas mempunyai pengaruh dominan terhadap prestasi
kerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh, sedangkan komitmen organisasi juga berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai
pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh.
Kata kunci :

Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Prestasi Kerja

Volume 1, No. 1, Oktober 2014

- 1


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
PENDAHULUAN

ISSN 2302-0253
pp. 2- 21111

11 Pages

bekerja karena diperintah oleh atasan,

Setiap lembaga akan berusaha

bukan

bekerja

atas


kemauan

dan

untuk selalu meningkatkan prestasi kerja

kesadarannya sendiri, padahal mereka

pegawainya demi tercapainya tujuan yang

telah

telah

setiap

pimpinannya tidak ada maka banyak

organisasi baik swasta maupun pemerintah


pegawai yang menganggur, baca koran dan

pada umumnya percaya bahwa untuk

ngobrol tentang sesuatu yang tidak ada

mencapai keunggulan harus mengusahakan

hubungannya dengan tugas dan tanggung

prestasi kerja individu yang setinggi-

jawab mereka sebagai abdi negara.

ditetapkan.

Sebab

itu


tingginya, karena pada dasarnya prestasi

dibayar

oleh

Pegawai

negara.

Jika

belum

dapat

kerja individu mempengaruhi kinerja tim

menyesuaikan diri dengan perkembangan


atau kelompok kerja dan pada akhirnya

teknologi dan kondisi aktual saat ini.

mempengaruhi kinerja organisasi secara

Pegawai masih bekerja secara manual,

keseluruhan. Berbagai cara bisa ditempuh

tidak terintgrasi alias parsial sehingga hasil

dalam

kerjanya sangat tidak efektif.

meningkatkan

pegawainya


prestasi

diantaranya

kerja

Hal ini

dengan

sesuai dengan hasil evaluasi Men-Pan yang

mewujudkan komitmen organisasi, budaya

dituangkan dalam Keputusannya nomor

organisasi dan gaya kepemimpinan yang

25/KEP/M.PAN/04/2002 tentang kondisi


sesuai dengan harapan pegawai.

pegawai dilingkungan pemerintah yaitu :

Komitmen organisasi didefinisikan

Kurangnya

kesadaran aparatur

oleh beberapa peneliti sebagai ukuran dari

dalam

kekuatan

profesionalisme

identitas


dan

keterlibatan

meningkatkan

negara

integritas

pribadi

melalui

pegawai dalam tujuan dan nilai-nilai

peningkatan

organisasi.


dengan teknologi dan kondisi aktual.

Dengan

komitmen

yang

kemampuan

dan
sesuai

diberikan, diharapkan kinerja dari pegawai

Rendahnya

akan meningkat, sebagaimana (Luthans,

profesionalisme

2006) mendefinisikan komitmen organisasi

berdampak pada lemahnya produktifitas

sebagai sebuah sikap yang merefleksikan

organisasi pemerintah.

loyalitas dan totalitas pegawai kepada

integritas

yang

Pemimpin

dan

pribadi

masih

nilai
pegawai

menunjukan

organisasi yang merupakan suatu proses

sikap sebagai seorang “birokrat feodal”

berkelanjutan dimana anggota organisasi

yang selalu menuntut bawahannya untuk

mengungkapkan

mereka

setia dan loyal, menuruti segala perintah

terhadap organisasi, terhadap keberhasilan

dan keinginannya, sehingga menumbuhkan

organisasi

karakter bawahan yang ABS(Asal Bapak

perhatian

serta

kemajuan

yang

berkelanjutan.
Masih

Senang) kalaupun harus berseberangan
banyak

pegawai

yang

dengan visi dan misi organisasi.
Volume 1, No. I, November 2012

-2

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kedisiplinan dan keteraturan kerja

komitmen organisasi yang tinggi dan

aparatur masih rendah, terbukti masih

sedikit kritis maka pegawai tersebut tidak

banyak pejabat tingkat atas terlalu sibuk

akan berkembang karirnya dan bahkan bisa

menghadiri rapat koordinasi di berbagai

saja

tempat,

membangkang kepada atasan.

dan

bekerja

hingga

malam,

ditahan

karena

dianggap

sementara banyak pegawai di bawah yang
bekerja

hanya

berdasarkan

perintah,

sehingga sering menganggur bila tidak ada

KAJIAN KEPUSTAKAAN
Prestasi Kerja

perintah atasan. Disisi lain tidak sedikit

Prestasi kerja seseorang dapat

ditemukan pegawai yang datang terlambat

dinyatakan sebagai suatu kondisi maksimal

ke kantor dengan beragam alasan, ada yang

dari

terlambat karena alasan ngantar anak,

berdasarkan kepada jenis dan jenjang

mengurus pekerjaan sampingan di luar

pekerjaan, kuantitas serta kualitas dari hasil

kantor dan ada juga terlambat karena alasan

kerja tersebut dalam kurun waktu tertentu.

kesibukan
lingkungan

dengan
dimana

kegiatan

kerja

yang

dicapainya

di

Untuk menciptakan prestasi kerja

tersebut

dalam suatu organisasi atau perusahaan

sosial

pegawai

hasil

banyak faktor – faktor yang saling terkait,

tinggal.
Dedikasi dan loyalitas pegawai masih

mulai dari melatih karyawan, memberi

rendah, bahkan ada aparat yang salah

perintah yang jelas sampai hubungan antara

dalam

karyawan dengan pimpinan dari suatu

menerapkan

loyalitas

hanya

ditujukan kepada atasannya, tetapi tidak
loyal terhadap visi, misi, dan tugas

perusahaan atau organisasi.
Pendapat ini dikemukakan Gibson

pegawai

dan James (2006:47) dalam prestasi kerja

kepada atasan merupakan fenomena yang

tercakup hasil, prestasi kerja ditentukan

sedang

bahkan

oleh interaksi antara kemampuan dan

dipandang oleh pegawai sebagai perilaku

motivasi. Dharma (2006:1) menyatakan

yang positif bagi pengembangan karirnya.

bahwa prestasi kerja adalah sesuatu yang

Jadi pengembangan karir tidak lagi diukur

dikerjakan

dengan indikator penilaian prestasi kerja

dihasilkan atau diberikan oleh seseorang

akan tetapi berdasarkan kedekatan pegawai

atau sekelompok orang.

instansinya.

Ketergantungan

terjadi

saat

ini

dan

atau

produk/jasa

yang

tersebut dengan atasannya. Bagi pegawai

Demikian pula diungkapkan oleh

yang tidak memiliki hubungan dekat

Hasibuan (2007:105) bahwa prestasi kerja

dengan atasan sementara dia memiliki

adalah suatu hasil kerja yang dicapai

3-

Volume 1, No. 1, Oktober 2014

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

penting, karena jika para tenaga kerja

yang

berkomitmen

dibebankan

didasarkan

kepadanya

tugas-tugas

yang

kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Umar (2007:14) menjelaskan bahwa

pada

organisasi,

mereka

mungkin akan lebih produktif, sehingga
sampai-sampai beberapa organisasi berani
memasukkan

unsur

komitmen

dalam rangka meningkatkan kinerja yang

salah

syarat

untuk

efektif

jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan

dan

efesien,

maka

pengelola

manajemen

(para

karyawan)

harus

memperoleh

umpan

balik

hasil

dari

satu

sebagai

memegang

lowongan pekerjaan.
Mathis

(2000:99)

menyatakan

(prestasi) kerja mereka selama ini. Hasil

bahwa komitmen organisasi merupakan

penilaian prestasi (performance appraisal)

tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga

karyawan dapat memperbaiki keputusan-

kerja

keputusan personalia dalam memberikan

mempunyai keinginan untuk tetap ada di

balas jasa kepada karyawan menyangkut

dalam

organisasi

pelaksanaan kerja mereka. Agar penilaian

Steers

dalam

prestasi kerja dapat dilaksanakan dengan

mendefinisikan

baik, maka hal itu perlu dipersiapkan.

sebagai rasa identifikasi, keterlibatan, dan

Martoyo

(2007:89)

mengungkapkan bahwa beberapa sifat yang

terhadap

pekerjaan,

pengetahuan

jumlah

tentang

pekerjaan,

pekerjaan

dan

kemampuan berdikari.

pengelolaan

Sedangkan

(Yuwalliatin,

2006)

komitmen

organisasi

Masih banyak para ahli yang
mengemukakan tentang definisi komitmen
organisasi.
organisasi

Keberhasilan

tersebut.

dan

karyawan terhadap organisasinya.

Jerald

mengemukakan

Komitmen Organisasi

organisasi

loyalitas yang dinyatakan oleh seorang

paling umum dinilai dari karyawan adalah
kualitas

tujuan

(2002:160)

bahwa

mempunyai

komitmen

ikatan

dengan

tingkatan orang-orang yang melibatkan diri
organisasi

sangatlah ditentukan oleh keberhasilan

dengan

suatu

organisasi

dan

tertarik

menjadi bagian dari orgaisasi tersebut.

dalam mengelola SDM. Seberapa jauh

Luthans (2006:249) berpendapat

komitmen karyawan terhadap organisasi

bahwa komitmen organisasi merupakan

tempat

sikap

mereka

bekerja,

sangatlah

yang

merefleksikan

menentukan organisasi itu dalam mencapai

karyawan pada organisasi.

tujuannya. Dalam dunia kerja komitmen

Meyer

karyawan terhadap organisasi sangatlah

menjelaskan

loyalitas
bahwa

komitmen terhadap organisasi didefinisikan
Volume 1, No.1 Oktober 2014

-4

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
sebagai sejauh mana keterlibatan seseorang

merupakan

dalam

yang

organisasi

dan

kekuatan

salah

paling

satu

serius

variabel

dibicarakan

identifikasinya terhadap suatu organisasi

dewasa ini terutama dilingkungan

tertentu.

perusahaan,

Robbins (2003: 92), “Komitmen

organisasi

pemerintah, masyarakat kampus

organisasional didefinisikan sebagai suatu

dan

keadaan

masyarakat umum lainnya juga

di

mana

seorang

karyawan

bahkan

dilingkungan

memihak pada suatu organisasi tertentu dan

sering

tujuan-tujuannya serta berniat memelihara

organisasi sebagai topik diskusi.

keanggotaan

Budaya

organisasi

juga

Komitmen pada organisasi yang tinggi

merupakan

bagian

ilmu

dapat

manajemen yang harus dikuasai

dalam

diartikan

organisasi
bahwa

itu”.

pemihakan

kali

karyawan (loyalitas) pada organisasi yang

oleh

memperkerjakannya adalah tinggi.

sebuah

Steers dan Porter dalam Djati dkk.,
(2003:

31),

suatu

bentuk

komitmen

menjadikan

setiap

budaya

dari

pimpinan

dalam

orgaisasi.

Setiap

organisasi memang harus memiliki
kerangka

dasar

yang

berlaku

organisasional melibatkan hubungan aktif

sebagai wadah untuk menampung

dengan organisasi kerja yang memiliki

komponen yang paling vital, yaitu

tujuan memberikan segala usaha demi

manusia yang mempunyai nilai

keberhasilan

dan norma. Secara implisit berarti

organisasi

bersangkutan.

kerja

yang

Komitmen

adanya

pengakuan

akan

organisasional sebagai kekuatan relatif

keberadaan nilai-nilai manusiawi

individu terhadap suatu organisasi dan

dari dalam suatu organisasi.

keterlibatannya dalam organisasi tertentu,
yang dicirikan oleh tiga faktor psikologis:
(1) Keinginan yang kuat untuk tetap
menjadi anggota organisasi tertentu, (2)
Keinginan untuk berusaha sekuat tenaga
demi organisasi dan (3) Kepercayaan yang
pasti dan penerimaan terhadap nilai-nilai
dan tujuan organisasi.

5-

organisasi

merupakan

faktor yang paling kritis dalam organisasi.
Efektivitas organisasi dapat ditingkatkan
dengan membentuk budaya yang kuat
dalam

mencapai

tujuan

organisasi.

Organisasi yang berbudaya kuat akan
memiliki ciri khas tertentu sehingga dapat
memberikan daya tarik bagi individu untuk

Budaya Organisasi
Budaya

Budaya

bergabung.
organisasi

Volume 1, No. 1, Oktober 2014

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Robbin, (2006) budaya organisasi

makna, nilai-nilai dan kepercayaan

merupakan suatu sistem makna bersama

yang dianut bersama dalam suatu

yang dianut oleh anggota-anggota yang

organisasi yang menjadi rujukan

membedakan organisasi itu dari organisasi-

untuk bertindak dan membedakan

organisasi lain. Suatu budaya yang kuat

organisasi satu dengan organisasi

merupakan

lain.

perangkat

yang

sangat

Budaya

organisasi

bermanfaat untuk mengarahkan perilaku,

selanjutnya menjadi identitas atau

karena

karakter utama organisasi yang

membantu

karyawan

untuk

melakukan pekerjaan dengan lebih baik,

dipelihara

sehingga setiap karyawan perlu memahami

Suatu

budaya dan bagaimana budaya tersebut

merupakan

terimplementasikan.

sangat

Budaya

organisasi

(corporate

dan

dipertahankan.

budaya

yang

kuat

perangkat

yang

bermanfaat

mengarahkan

untuk

perilaku,

karena

karyawan

untuk

culture) sering diartikan sebagai nilai-nilai,

membantu

simbol-simbol

melakukan pekerjaan yang lebih

yang

dimengerti

dan

dipatuhi bersama, yang dimiliki suatu

baik

organisasi sehingga anggota organisasi

pada

merasa satu keluarga dan menciptakan

memahami

suatu

bagaimana

kondisi

yang

berbeda

dengan

organisasi lain.

sehingga
awal

setiap

karyawan

karirnya

perlu

budaya
budaya

dan
tersebut

terimplementasikan.

Stoner et al (1996) menyatakan budaya
(culture) merupakan gabungan kompleks

Gaya Kepemimpinan

dari asumsi, tingkah laku, cerita, mitos,

Suatu organisasi yang berhasil

metafora dan berbagai ide lain yang

dalam mencapai tujuannya serta mampu

menjadi satu untuk menentukan apa arti

memenuhi tanggung jawab sosialnya akan

menjadi

tertentu.

sangat tergantung pada para manajernya

organisasi

pimpinannya. Apabila manajer mampu

anggota

Sedangkan

masyarakat
budaya

(organizationa

culture)

merupakan

melaksanakan

fungsi-fungsinya

dengan

seperti

baik, sangat mungkin organisasi tersebut

norma, sikap, dan keyakinan, yang dimiliki

akan dapat mencapai sasarannya. Sebab itu

bersama oleh anggota organisasi.

organisasi membutuhkan pemimpin yang

sejumlah

pemahaman

penting,

Menurut Mas’ud, (2004) budaya
organisasional

adalah

sistem

efektif,

yang

mempunyai

kemampuan

mempengaruhi perilaku anggotanya atau
Volume 1, No.1 Oktober 2014

-6

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau

Badan Pemberdayan Masyarakat (BPM)

kepala suatu organisasi akan diakui sebagai

Pemerintah

seorang

penelitian

pemimpin

mempunyai

apabila

pengaruh

mengarahkan

ia

dan

bawahannya

ke

dapat

Pengaruh

Gaya

Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi

kemampuan

untuk mempengaruhi kelompok menuju
pencapaian sasaran.
itu

adalah

arah

Robbin (2006), menyatakan bahwa

Selain

objek

Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan
Kerja

merupakan

Sementara

mampu

pencapaian tujuan organisasi.
kepemimpinan

Aceh.

Pegawai

Pemberdayaan

Masyarakat

Badan
(BPM)

Populasi dan Sampel
penelitian

ini

adalah

(2006)

keseluruhan pegawai berjumlah 106 orang

kepemimpinan

yang terdiri dari 1 (satu) orang eselon II, 6

suatu

usaha

(enam) orang eselon III, 11 (sebelas) orang

menggunakan pengaruh untuk memotivasi

eselon IV dan 88 (delapan puluh delapan)

individu dalam mencapai beberapa tujuan.

orang staf dalam lingkungan

Badan

Pemberdayaan

(BPM)

mengatakan

bahwa

(leadership)

merupakan

et.al

lingkungan

Pemerintah Aceh.
Populasi

Gibson

di

Lebih lanjut Veithzal Rivai menjelaskan,
gaya

kepemimpinan

menyeluruh

dari

adalah

tindakan

pola

Pemerintah Aceh.

seorang

pemimpin, baik yang tampak maupun yang

Peralatan Analisis Data
Metode

tidak tampak oleh bawahannya. Gaya
kepemimpinan menggambarkan kombinasi
yang konsisten dari falsafah, ketrampilan,
sifat, dan sikap yang mendasari perilaku
seseorang.

Gaya

kepeimpinan

menunjukkan secara langsung maupun
tidak langsung, tentang keyakinan seorang
pemimpin

terhadap

Masyarakat

kemampuan

bawahannya.

analisis

data

yang

digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh gaya kepemimpinan, budaya
organisasi

dan

terhadap

kinerja

Pemberdayaan

komitmen
pegawai

Masyarakat

organisasi
Badan
(BPM)

Pemerintah Aceh dilakukan analisis dengan
menggunakan

model

persamaan

ekonometrik dengan tiga variabel bebas
dan satu variabel terikat (Regresi Linear

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
7-

Volume 1, No. 1, Oktober 2014

Berganda)
Y = a + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e
Dimana:
Y
= Prestasi Kerja
a
= Konstanta

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
β1-3
X1
X2
X3
e

= Parameter (koefisien regresi)
= Gaya Kepemimpinan
= Budaya Organisasi
= Komitmen Organisasi
= Tingkat kesalahan (error)



faktor-faktor gaya kepemimpinan (X1),
budaya organisasi (X2) dan komitmen
organisasi (X3)

dianggap konstan,

maka besarnya prestasi kerja pegawai

HASIL PEMBAHASAN

pada Badan Pemberdayaan Masyarakat

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya

Organisasi dan Komitmen Organisasi
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Badan
Pemberdayaan Masyarakat Aceh

yang

Konstanta sebesar 2.565. Artinya jika

Aceh adalah sebesar 2.565 pada satuan
skala likert atau prestasi kerja pegawai

Koefisien korelasi (R) = 0.739

relatif sudah baik, karena pada rentang

menunjukkan

jawaban baik.

bahwa

derajat

hubungan (korelasi) antara variabel bebas



Koefisien regresi gaya kepemimpinan

dengan varibel terikat sebesar 73.9%.

(X1) sebesar 0.148. Artinya bahwa

Artinya prestasi kerja pegawai Badan

setiap 100% nilai gaya kepemimpinan

Pemberdayaan

secara

Masyarakat

Aceh

relatif

akan

mempunyai hubungan yang erat dengan

prestasi

faktor-faktor gaya kepemimpinan (X1),

Pemberdayaan

budaya organisasi (X2) dan komitmen

sebesar 14.8%, dengan demikian gaya

organisasi (X3) dalam hubungan dengan

kepemimpinan berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi kerja pegawai Badan

peningkatan prestasi kerja pegawai

Pemberdayaan Masyarakat Aceh.

Badan

Koefisien Determinasi (R²) =
0.546. Artinya sebesar 54.6% perubahan-

kerja

meningkatkan

pegawai

Badan

Masyarakat

Aceh,

Pemberdayaan

Masyarakat

Aceh.


Koefisien regresi budaya organiasi (X2)

perubahan dalam variabel terikat (prestasi

sebesar 0.103. Artinya bahwa setiap

kerja

pegawai) dapat dijelaskan oleh

100% nilai budaya organisasi secara

perubahan-perubahan dalam faktor-faktor

relatif akan meningkatkan prestasi

gaya

kerja pegawai Badan Pemberdayaan

kepemimpinan

(X1),

budaya

organisasi (X2) dan komitmen organisasi

Masyarakat

(X3). Sedangkan selebihnya yaitu sebesar

dengan

45.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain

budaya

diluar dari tiga variabel yang dijadikan

berpengaruh

indikator penelitian ini.

prestasi

 Hasil

Analisis

Regresi

Linier

Aceh,

demikian

sebesar

10.3%,

semakin

bagus

maka

akan

organisasi,
terhadap

kerja

peningkatan

pegawai

Badan

Pemberdayaan Masyarakat Aceh.

Berganda
Volume 1, No.1 Oktober 2014

-8

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Koefisien regresi komitmen organisasi (X3)
sebesar

0.112.

kepemimpinan

perubahan nilai komitmen organisasi maka

Pemberdayaan

secara relatif akan meningkatkan prestasi

diperoleh nilai thitung sebesar 6.217

kerja

sedangkan

Badan

setiap

Hasil penelitian terhadap variabel gaya

100%

pegawai

Artinya



Pemberdayaan

ttabel

(X1)

pada

Badan

Masyarakat

Aceh

=

1,985,

hasil

Masyarakat Aceh sebesar 11.2%, jadi

perhitungan ini menunjukkan bahwa

dengan semakin kuat komitmen organisasi

thitung > ttabel dengan tingkata signifikansi

para

sebesar 0.000 atau probabilitas jauh

pegawai

maka

akan

semakin

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
kerja

pegawai

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat Aceh.

dibawah  = 5%
3. Pengaruh secara parsial budaya
organisasi terhadap prestasi kerja
pegawai pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat (BPM) Pemerintah Aceh
 Hasil penelitian terhadap variabel
budaya organisasi (X2) pada Badan
Pemberdayaan

1. Pengaruh secara simultan gaya
kepemimpinan, budaya organisasi
dan komitmen organisasi terhadap
prestasi kerja pegawai
 Hasil pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan

Aceh

diperoleh nilai thitung sebesar 3,742

Pembuktian Hipotesis

secara

Masyarakat

antara

sedangkan

ttabel

=

1,985,

hasil

perhitungan ini menunjukkan bahwa
thitung > ttabel dengan tingkata signifikansi
sebesar 0.000 atau probabilitas jauh
dibawah  = 5%.

gaya

kepemimpinan, budaya organisasi dan
komitmen organisasi terhadap prestasi
kerja pegawai Badan Pemberdayaan

4. Pengaruh secara parsial komitmen
organisasi terhadap prestasi kerja
pegawai
 Temuan hasil penelitian terhadap

Masyarakat Aceh dengan diperoleh

variabel

nilai Fhitung sebesar 36.815 dan Ftabel

diperoleh nilai thitung sebesar 4,016

sebesar 2,703 dengan demikian Fhitung >

sedangkan ttabel sebesar 1,985, hasil

Ftabel, maka hipotesis yang diajukan

perhitungan ini menunjukkan bahwa

terima.

thitung > ttabel dengan signifikansi sebesar

2. Pengaruh secara parsial gaya
kepemimpinan terhadap prestasi
kerja pegawai

komitmen organisasi

0.000 atau probabilitas dibawah  5%.
KESIMPULAN DAN SARAN

9-

Volume 1, No. 1, Oktober 2014

(X3)

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kesimpulan

kebiasaan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

mengorganisasikan pekerjaan sendiri,

gaya kepemimpinan berorientasi pada

sehingga dapat meningkatkan prestasi

tugas, budaya organisasi dan komitmen

kerjanya.

organisasi secara simultan mempunyai
pengaruh

terhadap

pegawai

Badan

prestasi

pegawai

dalam

3. Komitmen organisasi pegawai juga

kerja

perlu ditingkatkan terutama berkaitan

Pemberdayaan

dengan keterlibatan pegawai dalam

Masyarakat Aceh.

setiap kegiatan organisasi, sehingga

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gaya kepemimpinan berorientasi pada

pegawai merasa memiliki organisasi.
4. Sedangkan mengenai prestasi kerja

tugas mempunyai pengaruh dominan

pegawai

terhadap prestasi kerja pegawai Badan

terutama dalam memberikan pelayanan

Pemberdayaan Masyarakat Aceh.

kepada masyarakat, sedangkan prestasi

3. Sedangkan

penelitian

perlu

ditingkatkan

bahwa

kerja yang perlu diperhatikan terutama

berpengaruh

berkaitan dengan memberikan tugas

terhadap prestasi kerja pegawai pada

kepada pegawai secara berdayaguna

Badan

dan berhasilguna.

budaya

hasil

juga

organisasi
Pemberdayaan

Masyarakat

Aceh.
4. Sedangkan komitmen organisasi juga
berpengaruh terhadap prestasi kerja
pegawai pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh.
Saran
1. Diharapkan kepada pimpinan Badan
Pemberdayaan Masyarakat Aceh bisa
mempertahankan gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas dalam
rangka

untuk

lebih

meningkatkan

kinerja pegawai dalam mencapai tujuan
organisasi.
2. Budaya

organisasi

juga

perlu

ditingkatkan terutama berkaitan dengan

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agus Dharma, (2006), Gaya Kepemimpinan
Yang Efektif Bagi Manajer, Sinar
Baru, Bandung.
Agus Tulus, (2002), Manajemen Produksi
Perencanaan Sistem Produksi, BPFE,
Yogyakarta
Anoraga dan Suyati (2005), Perilaku
Keorganisasian, PT. Dunia Pustaka
Jaya, Jakarta.
Armstrong, Michael. 2004. Performance
Management (alih bahasa : Tony
Setiawan). Penerbit Tugu.Yogyakarta.
Flippo, Edwin B. (2002), Manajemen, Edisi
Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Flippo, Edwin B, 1994, “Manajemen
Personalia,”, Edisi Keenam, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fuad Mas’ud, 2004, “Survai Diagnosis
Organisasional,”
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.

Volume 1, No.1 Oktober 2014

- 10

Jurnal Magister Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Ed 2, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gibson dan James B, (2006), Organisasi
Perilaku Struktur Proses, Erlangga,
Jakarta.
Gibson,
Ivannenich,
Donnelly
(2006),
Organisasi: Perilaku Struktur dan
Proses,
(Terjemahan),
Binarupa
Grasindo Persada, Jakarta.
Gunawan,
Budi.
2006.
Membangun
Kompetensi Polri. Penerbit Yayasan
Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.
Jakarta.
Hasibuan, Malayau SP, (2004), Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Husnan, Suad, (2006), Manajemen Personalia,
Edisi 4, Cetakan Kesembilan, BPFE,
Yogyakarta.
Luthan, Fred. 2006 Perilaku Organisasi,
Yogyakarta : Andi
Mangkunegara, Anwar Prabu.
2005.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan Ketiga.
PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Manullang (2003), Tata Personalia, Ghalia
Indonesia, Jakarta
Martoyo, Susilo (2004), Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi 3, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Matindas, R (2002), Penilaian Kinerja dan
Pengembangan Karyawan. 1st ed.
BPFE, Yogyakarta.
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Salemba Empat. Jakarta
Miftah Thoha, 1983, “Perilaku Organisasi;
Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Edisi
1, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Morrow, Mc Elroy dan Blum 1988, “Work
Commitment Among Departement of
Transfortation Employees, Profesional
Notes,” Review of Public Personnel
Administration, Vol 8, No.3, p. 96-104.
Riduwan, dkk. 2008. Cara Menggunakan dan
Memaknai Analisis Jalur. Penerbit:
Alfabeta. Bandung
Robbins, Stephen P, 2006, “Perilaku
Organisasi, Edisi kesepuluh, PT Indeks
Jakarta.
Siagian, Sondang P, 2002, “Kiat Meningatkan
Produktivitas Kerja”, PT. RINEKA
CIPTA, Jakarta.

11 -

Volume 1, No. 1, Oktober 2014

Schein, Edgar H, 2004, Organizational Culture
and Leadership, Third Edition, Jossey –
Bass Publishers, San Francisco.
Simamora, Henry, (2005). Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi II, STIEYKPN, Jakarta.
Sugiono,
2007,
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Cetakan Ketiga, Penerbit ALFABETA
Stephen P.Robbins – Timothy A. Judge, 2008.
Organizational Behavior, (alih bahasa:
Diana Angelica). Penerbit Salemba
Empat
Stoner, James A.F; Freeman, R. Edward;
Gilbert
JR,
Daniel.
R,
1996,
Manajemen, Jilid I, PT Bhuana Ilmu
Populer.
Umar Husein, 2005, Metode Penelitian
Ilmiah, Penerbit Rineka Cipta Jakarta.
Umar Husein, (2007), Riset Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Veithzal Rivai, (2007), Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Veithzal Rivai, 2004, Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi, Edisi Kedua PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Yukl, Gary, 2005, Kepemimpinan Dalam
Organisasi, Edisi kelima, PT Indeks,
Jakarta.
PP Nomor 10, 1979 Tentang Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai negeri
sipil
Permen – PAN Nomor 20, 2008 Tentang
Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja
Utama
Kepmen-PAN Nomor 25, 2002 Tentang
Pengembangan Budaya Kerja Aparatur
Negara