PERAN INFORMASI POLITIK TERHADAP PARTISI (1)

PERAN INFORMASI POLITIK
TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA
DALAM PEMILU/ PEMILUKADA

Siska Sasmita
Dosen Jurusan Administ rasi Negara
Universit as Negeri Padang
Email ; sis_4150@yahoo. com

ABSTRACT
Pol i t i cal inf ormat i on plays an i mport ant role in shapi ng t he poli t ical part i cipat i on of young
vot er s. Young vot er s who are not i nf or med well have a t endency not t o par t icipat e i n elect ions
because of conf usion in t heir pol i t i cal orient at i on.
Keyword ; Polit ical Inf ormat ion, Polit ical Part icipat ion, Young Vot ers.

PENDAHULUAN

menj adi golput , karena banyak diant ara
pemilih
pemula
bingung

unt uk
menggunakan hak pilih mereka dalam
2
pemilu.

Keberadaan pemilih pemula acap menj adi
incaran
bagi
part ai
polit ik
unt uk
mendulang suara. Para pemilih pemula ini
umumnya belum t erinf ormasikan sert a
t idak
memiliki
pendidikan
polit ik
memadai. Dengan asumsi ini part ai polit ik
berupaya memengaruhi pilihan polit ik
pemilih pemula melalui berbagai upaya.

Dalam kenyat aannya part ai polit ik lebih
banyak memberdayakan pemilih pemula
melalui kampanye dengan melibat kan
polit ik uang. 1

Keseriusan pemerint ah dan part ai polit ik
dalam menggarap pendidikan polit ik bagi
pemilih pemula pat ut dipert anyakan.
Hingga saat ini belum banyak part ai
polit ik yang melakukan pendidikan polit ik
serius t erhadap pemilih pemula. Pemilih
pemula
menggant ungkan
pendidikan
polit ik kepada inf ormasi media massa,
sesama t eman, orang t ua, at au guru di
sekolah. 3

Selain rent an dimanfaat kan part ai polit ik,
pemilih pemula j uga rent an golput .

Kelompok
pemilih
pemula
adalah
kelompok yang lebih krit is dibanding
kelompok lainnya sehingga berpeluang

INFORMASI
PEMULA

POLITIK

BAGI

PEMILIH

Undang-Undang Nomor 14 t ahun 2008
t ent ang Ket erbukaan Inf ormasi Publik

1


Ismanto, Ign. Dkk. 2004 (hal 151). Pemilihan
Presiden Secara Langsung 2004 Dokumentasi,
Analisis dan Kritik. Jakarta: Kementerian Riset dan
Teknologi, dan Departemen Politik dan Perubahan
Sosial CSIS.

2

Saifudin. http://erabaru.net.
Hasibuan, Muhammad Umar Syadat dan Yohanes
S Widada. 2008 (hal.227).Revolusi Politik Kaum
Muda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
3

217

Siska S ; Peran Informasi Politik 218

menyat akan

inf ormasi
sebagai
ket erangan, pernyat aan, gagasan, dan
t anda-t anda yang mengandung nilai,
makna, dan pesan, baik dat a, f akt a
maupun
penj elasannya
yang
dapat
dilihat , didengar, dan dibaca yang
disaj ikan dalam perkembangan t eknologi
inf ormasi
dan
komunikasi
secara
elekt ronik maupun nonelekt ronik. Dengan
demikian pemahaman t ent ang inf ormasi
polit ik mengacu pada def inisi t ersebut
dengan menekankan pada kont en polit ik.


Selain menj adi sumber inf ormasi, media
massa
j uga
merupakan
saluran
komunikasi bagi para akt or polit ik. Caracara media menampilkan perist iwaperist iwa polit ik dapat mempengaruhi
persepsi
para
akt or
polit ik
dan
masyarakat
mengenai
perkembangan
polit ik. Melalui f ungsi kont rol sosialnya,
bersama inst it usi sosial lainnya, secara
persuasif media massa bisa menggugah
part isipasi publik unt uk sert a dalam
6
merombak st rukt ur polit ik.


Media massa merupakan sarana paling
efekt if digunakan unt uk menyebarkan
dan menj aring inf ormasi polit ik. Dalam
hal ini media bukan saj a sebagai sumber
inf ormasi
polit ik
melainkan
kerap
menj adi
f akt or pendorong ( t r igger )
t erj adinya perubahan polit ik (Suwardi,
2004). 4 Disamping it u media memiliki
pot ensi ment ransf er dan mengekspos
inf ormasi polit ik bagi pembent ukan opini
publik.

Radio merupakan salah sat u media yang
dimanf aat kan pemilih pemula unt uk
7

menj aring inf ormasi polit ik, dikarenakan
akses t erhadap radio yang cenderung
mudah dan murah bagi kalangan muda.
Part ai-part ai
polit ik
baru
j uga
memanfaat kan radio sebagai sarana
mempublikasikan diri. Dengan alokasi
dana kampanye yang t erbat as, radio
dianggap paling ef ekt if unt uk menj angkau
semua st rukt ur masyarakat .

Keikut sert aan media dalam membent uk
opini
publik
merupakan
upaya
membangunkan
sikap

dan
t indakan
khalayak mengenai sebuah masalah
polit ik dan/ at au akt or polit ik. Dalam
kerangka
ini
media
menyampaikan
pembicaraan-pembicaraan polit ik kepada
khalayak. Bent uk pembicaraan polit ik
t ersebut dalam media ant ara lain berupa
t eks at au berit a polit ik yang di dalamnya
t erdapat pilihan simbol polit ik dan f akt a
polit ik. Karena kemampuan ini pula
media massa sering dij adikan alat
5
propaganda dalam komunikasi polit ik.

Media lain yang dimanfaat kan pemilih
pemula t erbat as pada t elevisi dan surat

kabar karena dua media inilah yang
set iap
hari
gencar
menghadirkan
inf ormasi seput ar polit ik dan kenegaraan.
Sedangkan pemanf aat an int ernet unt uk
menj aring informasi polit ik masih minim.
Berbeda dengan negara maj u, di negara
berkembang sepert i Indonesia int ernet
masih dipahami kaum muda sebat as
f ungsi
rekreat if .
Int ernet
t idak

4

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik
dalam Media Massa.Jakarta: Granit.

5
Sama dengan catatan kaki no.4

ADM INISTRATIO

6

Sama dengan catatan kaki no.4
Juniarti, Rahmi. 2011. Pendidikan politik bagi
Generasi Muda oleh Partai Politik Kota padang
(studi pada Partai Golongan Karya, Partai Keadilan
Sejahtera, dan partai Demokrat). Jurusan Ilmu
Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Padang. Skripsi tidak dipublikasikan.
7

ISSN : 2087-0825

219 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.1, Januari-Juni 2011

meningkat kan
pemahaman
pemilih
pemula t erhadap pemilu/ pemilukada,
melainkan
sebat as
media
yang
dit awarkan kepada pemilih pemula unt uk
mengekspresikan
part isipasi
polit ik
mereka. 8
Fenomena yang j uga mengemuka dari
cara pemilih pemula menj aring inf ormasi
polit ik adalah melalui keikut sert aan
dalam kampanye. Manakala berkampanye
sesungguhnya yang dilakukan akt or polit ik
t iada lain mengkonst ruksi realit as polit ik.
Para j uru kampanye mencoba mengurut urut kan realit as sehingga pembicaraan
polit iknya menarik massa. Kepiawaian
seorang j uru kampanye j ust ru t erlet ak
pada
kemampuannya
mengemas
pesan/ inf ormasi saat ia berhadapan
dengan massa.
Kampanye part ai
polit ik menj elang
pemilu yang menghadirkan hiburan dari
art is-art is ibukot a
sangat
diminat i.
Sebagian dari pemilih pemula memang
memberi
perhat ian
t erhadap
penyampaian visi misi oleh kader part ai
polit ik. 9 Namun sebagian lagi cenderung
sekedar menikmat i acara hiburan.
Dalam beberapa kasus, keakt ifan pemilih
pemula dalam menj aring inf ormasi polit ik
berada dalam kat egori cukup baik.
Sebagian
pemilih
pemula
memiliki
perhat ian unt uk mengikut i debat -debat
polit ik baik yang diselenggarakan secara
langsung maupun melalui media. 10 Debat

polit ik diakui para pemilih pemula
sebagai sarana memperoleh gambaran
lebih mendalam seput ar part ai polit ik dan
kader-kadernya.
Pemilih pemula yang akt if berorganisasi
baik
di
lingkungan
sekolah/ kampus
maupun
dalam
organisasi
sosial
kemasyarakat an
cenderung
memiliki
inf ormasi polit ik lebih memadai. Posisi di
organisasi int ra sekolah/ kampus dan
organisasi
sosial
kemasyarakat an
membuka peluang bagi mereka unt uk
t erlibat dalam beberapa kegiat an yang
diselenggarakan part ai polit ik, baik yang
berbent uk kampanye maupun kegiat an
sosial keagamaan yang diusung part ai
polit ik t ert ent u. Dari beragam kegiat an
inilah inf ormasi polit ik diperoleh para
akt ivis.
Secara keseluruhan pemilih pemula
cenderung memperoleh informasi polit ik
melalui saluran inf ormal yakni melalui
media dan agen sosialisasi di lingkungan
t erdekat yakni keluarga dan organisasi
sosial
kemasyarakat an.
Sedangkan
inf ormasi polit ik yang diperoleh secara
f ormal melalui pembelaj aran di sekolah
t erident if ikasi masih t erbat as.

PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM
PEMILU/ PEMILUKADA
Part isipasi polit ik mengacu pada kegiat an
seseorang at au sekelompok orang secara
sukarela unt uk ikut sert a akt if dalam
kehidupan polit ik yait u dengan j alan
mengambil
bagian
dalam
proses

8

Buss, Terry F, et al. 2006(hal 297). Modernizing
Democracy: Innovation in Citizen Participation.
New York: ME.Sharpe.
9
Sama dengan catatan kaki no.7
10
Fitri Yeni. 2011. Partisipasi Politik Pemilih
Pemula dalam Pemilihan Presiden dan Wakil

ADM INISTRATIO

Presiden 2009 di Kecamatan Padang Utara Kota
padang. Jurusan Ilmu Sosial Politik Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang. Skripsi tidak
dipublikasikan.

ISSN : 2087-0825

Siska S ; Peran Informasi Politik 220

pemilihan penguasa at au mempengaruhi
seleksi pej abat -pej abat negara dan/ at au
t indakan yang diambil oleh mereka dan
secara langsung at au t idak langsung
mempengaruhi kebij akan pemerint ah. 11
Dengan demikian dalam def inisi di at as,
part isipasi polit ik lebih mengarah pada
t indakan yang bersif at sukarela.
Pendapat lain mengemukakan bahwa
part isipasi polit ik dapat bersif at ot onom
maupun dimobilisasi. Part isipasi ot onom
meruj uk pada akt ivit as masyarakat dalam
berpolit ik yang berdasarkan inisiat if
sendiri, spont an dan dilakukan secara
sukarela. Sedangkan part isipasi yang
dimobilisasi dapat digerakkan dengan
imbalan mat eri at au di bawah ancaman
12
t ert ent u.
Peningkat an part isipasi polit ik pemilih
pemula menj adi perhat ian ut ama di
beberapa negara maj u. Pemilih pemula
yang
cenderung
rendah
t ingkat
13
part isipasinya dij aring keakt ifan mereka
melalui pelibat an art is-art is idola kaum
muda. Hal ini yang mendasari mengapa
part ai
polit ik
memanfaat kan
j uru
kampanye yang berasal dari kalangan
art is. Fenomena ini t ak hanya ada di
Indonesia namun j uga t erj adi saat
kampanye Part ai Buruh di Inggris. 14
Meski berbagai upaya t elah dikerahkan
unt uk menj aring part isipasi pemilih
pemula
dalam
pemilu/ pemilukada,
st at ist ik t et ap menunj ukkan bahwa

11

Miriam Budiarjo (2005:40).
Hutington dan Joan Nelson. 1994 hal. 9-14
13
Furlong, Andy dan Fred Cartmel. 2007 (hal.122).
Young people and social change. McGrawHills
Company.
14
Sama dengan catatan kaki no.11
12

ADM INISTRATIO

t ingkat part isipasi mereka berada pada
kat egori sedang. Pemilih pemula akt if
dalam
mencari
inf ormasi
seput ar
penyelenggaraan kampanye di daerah
t empat mereka bermukim, namun t idak
banyak ikut sert a dalam menyukseskan
kampanye dan mengkrit isi
j alannya
15
kampanye. Sebagian dari mereka j uga
t idak akt if mengikut i j alannya kampanye
via media massa at aupun berdiskusi
seput ar kampanye yang berlangsung
16
(Pat t erson, 2001).
Berbeda
dengan
part isipasi
saat
kampanye, pemilih pemula cenderung
akt if dalam pemungut an dan perhit ungan
suara saat pemilu/ pemilukada. Keakt if an
ini t erlihat mulai dari dat ang ke t empat
pemungut an suara (TPS) t epat wakt u dan
mengaj ak orang lain unt uk t urut sert a.
Sedangkan part isipasi pemilih pemula
unt uk menj adi saksi salah sat u pasangan
calon lebih banyak berbent uk part isipasi
yang dimobilisasi.
Secara keseluruhan, part isipasi pemilih
pemula dalam t ahapan kampanye dan
t ahapan pemungut an sert a penghit ungan
suara lebih bersif at part isipasi yang
dimobilisasi. Pemilih pemula cenderung
akt if j ika diaj ak oleh orang lain, baik
unt uk ikut kampanye, menyaksikan debat
calon,
dan
mengkrit isi
j alannya
pemilu/ pemilukada.
Ada beberapa alasan mengapa para
pemilih pemula berpart isipasi dalam
pemilu/ pemilukada.
Alasan per t ama,
sebagian besar pemilih pemula masih
menaruh kepercayaan kepada pemerint ah

15
16

Sama dengan catatan kaki no.10
Sama dengan catatan kaki no.7

ISSN : 2087-0825

221 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.1, Januari-Juni 2011

unt uk mengubah bangsa ini ke arah lebih
baik. Alasan kedua, mereka berpart isipasi
karena diaj ak orang lain. Alasan ket iga,
karena diiming-imingi honor yang besar,
sedangkan alasan keempat hanya sekedar
ikut -ikut an.
Sedangkan alasan yang mendasari pemilih
pemula t idak ikut berpart isipasi dalam
pemilu/ pemilukada at au golput adalah:
ket idakpercayaan kepada part ai polit ik
dan kandidat yang ada, kesalahan pada
administ rasi dat a pemilih, dan kurangnya
sosialisasi yang dilakukan KPU. Sebagai
cont oh di Kecamat an Padang Ut ara Kot a
Padang angka yang t idak menggunakan
hak pilih t ergolong besar yakni 35, 16%. Ini
diindikasikan t erj adi karena minimnya
penget ahuan masyarakat t erhadap t at a
cara dan sist em pelaksanaan pemilihan
yang bergeser dari si st em pencoblosan ke
sist em mencont reng.

PERAN INFORMASI POLITIK TERHADAP
PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM
PEMILU/ PEMILUKADA
Informasi polit ik yang diperoleh pemilih
pemula t idak t erbat as pada penget ahuan
yang mereka dapat kan dari media massa
dan sekolah. Keluarga dan t eman
sepermainan j uga t urut memberi andil
dalam membent uk pemahaman polit ik
mereka.
Downs menyat akan meskipun pemilih
t elah memiliki t uj uan t ert ent u namun
inf ormasi yang mereka peroleh dari
media massa dan orang di seput ar mereka
akan
dapat
mempengaruhi
mereka
17
melalui t indakan persuasi.
Informasi
17

Lihat Grofman, Bernard. 1995 hal.55.
Information, participation, and Choice: An

ADM INISTRATIO

yang diperoleh dari keluarga adakalanya
mempengaruhi orient asi polit ik dan
part isipasi polit ik pemilih pemula. 18 Ada
kecenderungan bahwa pemilih pemula
bert ipe emosional dan mengikut i pola
yang umum berkembang di lingkungan
t erdekat mereka.
Tak dipungkiri j ika sebagian pemilih
pemula yang t idak t erinf ormasikan secara
baik
akan
memilih
unt uk
t idak
berpart isipasi dalam pemilu/ pemilukada.
Minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh
KPU dan inf ormasi dari part ai polit ik
menj adi salah sat u alasan keengganan
mereka t erlibat dalam pest a demokrasi.
Memperoleh inf ormasi polit ik adakalanya
memerlukan biaya t ert ent u (cost of
inf or mat ion ) dan karenanya pemilih
pemula
t ak
hendak
mengeluarkan
pengorbanan unt uk it u.
Para ahli meyakini bahwa warga negara
yang memiliki penget ahuan merupakan
prasyarat
bagi kondisi
berf ungsinya
demokrasi
di
suat u negara (Dahl,
1998: 80: Milner, 2002) 19. Lebih lanj ut
Kirchgassner, Feld, dan Savioz (1994: 47)
menyat akan bahwa inf ormasi level t inggi
merupakan kondisi pent ing bagi st abilit as
demokrasi, karena bila para pemilih t idak
memiliki pemahaman t ent ang apa yang
akan
mereka
pilih
akan
t erj adi
kesenj angan ekspekt asi dari warga negara
yang
akan
mengarah
pada
erosi
kepercayaan dalam demokrasi. 20

econoomic Theory of Democracy in Perspective.
University of Michigan.
18
Sama dengan catatan kaki no.8.
19
Lutz, George. 2006 Hal 52. Participation,
Information, and Democracy. Rutgers University.
20
Sama dengan catatan kaki no.17.

ISSN : 2087-0825

Siska S ; Peran Informasi Politik 222

Rendahnya part isipasi polit ik pemilih
pemula t ak hanya t erj adi di Indonesia
namun hampir di semua belahan dunia
t ermasuk di negara maj u. Thomas
Jef ferson menekankan bahwa pemilih
yang t erinf ormasikan perlu mendapat
penekanan
khusus
dalam
penyelenggaraan pemerint ahan. Secara
umum rendahnya part isipasi
polit ik
disebabkan rendahnya penget ahuan dan
ket ert arikan polit ik yang dimiliki para
21
pemilih ut amanya pemilih pemula.
Padahal dalam perspekt if normat if ,
pemilih yang t erinf ormasikan dengan baik
merupakan syarat mut lak pemilihan yang
akan
mempengaruhi
kualit as
represent asi. Dengan demikian besaran
j umlah pemilih dapat diraih melalui
peningkat an inf ormasi dan ket ert arikan
pemilih pemula t erhadap polit ik.
Tidak banyak pemilih pemula yang
memiliki inf ormasi
polit ik memadai
sehingga menj adi pemicu rendahnya
part isipasi polit ik mereka. Disamping it u
pemilih pemula j uga membat asi dirinya
unt uk
menj adi
konsumer
inf ormasi
22
polit ik.
Langkah yang dit empuh agar pemilih
pemula
memiliki
inf ormasi
polit ik
diant aranya adalah mendekat kan pemilih
dengan proses pemilihan umum. Pemilih
dilibat kan dalam pembuat an keput usan
yang
berhubungan
dengan
pemilu
sehingga pemilih pemula t idak sama
sekali but a t erhadap proses polit ik.
21

Tambouris, Efthimios. 2010.Hal 212. Electronic
participation: Second International Conference. E
Part 2010.
22
Fahmy, Eldin. 2006.Hal.145. Young citizens:
Young’s people involvement in politics and
decision making. Great Britain

ADM INISTRATIO

Lembaga Swadaya
Masyarakat
j uga
mengambil
alih
peran
dalam
menyediakan inf ormasi polit ik bagi kaum
muda umumnya dan pemilih pemula
khususnya.
Pada
beberapa
kasus
t anggungj awab
penyelenggaraan
pendidikan polit ik lebih bergant ung pada
LSM. Sebagai cont oh program Civic
Engagement in Democr at ic Gover nance
(Cived) yang menerj emahkan demokrasi
dalam karya f ilm dan f ot o yang dibuat
oleh kaum remaj a. Kegiat an yang diusung
oleh sebuah organisasi nirlaba ini menj adi
salah sat u sarana inf ormasi bagi kaum
remaj a dalam memaknai demokrasi
sekaligus sebagai wahana sosialisasi
polit ik.
Part ai polit ik dapat mengikat pemilih
pemula dengan mengusung isu yang
menomorsat ukan inisiat if kaum muda. Ini
adalah
cara
unt uk
membukt ikan
komit men part ai polit ik t erhadap kaum
muda. Di negara-negara maj u, pemimpin
part ai polit ik akan dit anyai komit mennya
t erhadap kaum muda. 23 Hal ini pent ing
mengingat pemilih pemula merupakan
sumber daya ut ama bagi part ai polit ik.
Sumber daya t ersebut hanya dapat
diperoleh j ika part ai polit ik memiliki
komit men t inggi unt uk menggerakkan
inisiat if kaum muda.
Akan t et api unt uk kasus Indonesia
umumnya dan Kot a Padang khususnya
komit men part ai polit ik t erhadap kaum
muda masih dipert anyakan. Pendidikan
polit ik yang dirancang part ai polit ik
selama ini diarahkan pada upaya menarik

23

Youniss, James & Peter Lavine (Ed). 2009.
Engaging Young People In Civic Life.
Nashville:Vanderbilt University Press.

ISSN : 2087-0825

223 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.1, Januari-Juni 2011

simpat i masyarakat agar part ai yang
bersangkut an memperoleh banyak suara
dalam pemilu. 24 Jadi bukan program yang
sif at nya berkesinambungan.
Pelibat an kaum muda pada program
sosialisasi dan konsolidasi memang t idak
kurang
kuant it asnya.
Akan
t et api
akt ivit as t ersebut
hanya
dilakukan
insident al menj elang pemilu dan lebih
25
berbent uk kampanye. Karena kegiat an
t ersebut berbent uk kampanye maka lebih
bersif at sat u arah dari part ai polit ik dan
diindikasikan lebih bersif at indokt rinasi.
Part ai
polit ik
t idak
memanfaat kan
momen
t ersebut
sebagai
sarana
menj aring aspirasi kaum muda namun
lebih unt uk kepent ingan parpol sendiri.
Cara ini t ent u t idak efekt if unt uk
menumbuhkan loyalit as pemilih pemula
t erhadap part ai.

PENUTUP
Pemilih pemula yang t erinf ormasikan
dengan baik memiliki kecenderungan
berpart isipasi dalam pemilu/ pemilukada
kendat i part isipasi t ersebut berbent uk
part isipasi yang dimobilisasi. Sebagian
besar
pemilih
pemula
memperoleh
inf ormasi dari j alur inf ormal sepert i
media massa, keluarga, dan organisasi
sosial polit ik kemasyarakat an t empat
mereka berkecimpung. Inf ormasi yang
diperoleh lewat pendidikan polit ik di
sekolah disinyalir masih sangat minim.
Meskipun memiliki inf ormasi polit ik
memadai, sebagian pemilih pemula masih
dipengaruhi
ikat an
emosional
dan
komersial dalam menent ukan pilihan
24
25

polit iknya. Kecenderungan irrasional dari
pemilih pemula ini hendaknya dapat
dihindari melalui pendidikan polit ik yang
secara int ensif dilakukan pemerint ah dan
part ai polit ik. Pemerint ah t idak bisa
melepaskan t anggungj awab pelaksanaan
pendidikan polit ik kepada LSM. Part ai
polit ik pun harus mampu membukt ikan
komit mennya kepada pemilih pemula
hingga pemilih pemula t idak enggan
berpart isipasi dalam kehidupan polit ik
dan kenegaraan.

DAFTAR PUSTAKA
Buss,

Terry F, et al. 2006(hal 297).
Moderni zing Democr acy: Innovat ion
i n Cit i zen Par t ici pat i on . New York:
ME.Sharpe.

Fahmy, Eldin. 2006. Young Cit izens:
Young’ s Peopl e Invol vement In
Pol it ics And Deci sion Making. Great
Brit ain
Furlong, Andy dan Fred Cart mel. 2007.
Young People And Social Change.
McGrawHills Company.
Grof man, Bernard. 1995. Inf or mat ion,
Par t ici pat i on, And Choice: An
Econoomic Theor y Of Democr acy In
Per spect ive. Universit y of Michigan
Hamad, Ibnu. 2004. Konst r uksi Reali t as
Pol i t i k dal am Media Massa . Jakart a:
Granit
Hasibuan, Muhammad Umar Syadat dan
Yohanes S Widada. 2008. Revol usi
Pol it i k
Kaum
Muda.
Jakart a:
Yayasan Obor Indonesia.

Sama dengan catatan kaki no.7
Sama dengan catatan kaki no.7

ADM INISTRATIO

ISSN : 2087-0825

Siska S ; Peran Informasi Politik 224

Civic
Li f e .
Nashville: Vanderbilt
Universit y Press.

Hut ingt on, Samuel & Joan Nelson. 1994.
Par t i si pasi
Pol i t ik
di
Negara
Ber kembang. Rineka Cipt a.
Fit ri
Ismant o, Ign. Dkk. 2004.
Pemil ihan
Pr esi den Secara Langsung 2004
Dokument asi, Anal isis dan Kr it ik .
Jakart a: Kement erian Riset dan
Teknologi, dan Depart emen Polit ik
dan Perubahan Sosial CSIS.
Lut z,
George.
2006.
Part icipat ion,
Inf or mat ion, and Democracy. Rut gers
Universit y.
Miriam Budiardj o. 2005. Dasar -dasar Ilmu
Pol i t i k. Jakart a: PT. Gramedia.
Tambouris, Ef t himios. 2010. El ect r onic
Par t ici pat i on: Second Int ernat ional
Conf er ence. E Par t 2010.

Yeni. 2011. Part i si pasi Poli t ik
Pemi li h Pemul a Dalam Pemil i han
Pr esi den Dan Waki l Presi den 2009
Di Kecamat an Padang Ut ara Kot a
Padang. Jurusan Ilmu Sosial Polit ik
Fakult as Ilmu Sosial Universit as
Negeri
Padang.
Skripsi
t idak
dipublikasikan.

Juniart i, Rahmi. 2011. Pendi dikan Poli t ik
Bagi Gener asi Muda Oleh Part ai
Pol it ik Kot a Padang (St udi Pada
Par t ai Gol ongan Karya, Part ai
Keadilan Sej aht er a, Dan Part ai
Demokrat ). Jurusan Ilmu Sosial
Polit ik
Fakult as
Ilmu
Sosial
Universit as Negeri Padang. Skripsi
t idak dipublikasikan.

Youniss, James & Pet er Lavine (Ed).
2009. Engaging Young People In

ADM INISTRATIO

ISSN : 2087-0825