Bookmark the permalink. PENGERTIAN DAN M (1)

Bookmark the permalink.

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM
PAJAK DAERAH
Feb27 by jhohandewangga

11 Votes

1. A.

Pengertian Pajak

Menurut rochmat sumitro (1988:12)
: ”Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat di
paksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat di tunjukkan
dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum”.“Dapat di paksakan” mempunyai
arti,apabila utang pajak tidak di bayar,utang tersebut di tagih dengan kekerasan, seperti surat
paksa, sita, lelang dan sandera. dengan demikian, ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak
adalah sebagai berikut.
1. Pajak di pungut berdasarkan Undang-Undang
2. Jasa timbal tidak di tunjukkan secara langsung

3. Pajak dipungut oleh pemerintah,baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Dapat di paksakan (bersifat yuridis)

Menurut Brotodiharjo,R (1982:2) :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh wajib
pajak membayarnya berdasarkan peraturan-peraturan,dengan tidak mendapat prestasi kembali

yang langsung dapat di tunjuk dan yang dapat di gunakan untuk membiayai pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah”.

1. B.

Pajak Daerah

Menurut Tony Marsyahrul (2004:5) :
“Pajak daerah adalah pajak yang di kelolah oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah
TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai pengeluaran
rutin dan pembangunan daerah (APBD)”.
Menurut Mardiasmo, (2002:5) : “Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di gunakan untuk membiayai
penyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”.

1. C.

Jenis-Jenis Pajak Daerah

1.Jenis-Jenis Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000 jenis-jenis pajak daerah adalah
sebagai berikut
Pajak Daerah Kabupaten/Kota menurut UU 34/2000 terdiri dari
a)

Pajak Hotel.

b)

Pajak Restoran

c)


Pajak Hiburan

d)

Pajak Reklame

e)

Pajak Penerangan Jalan

f)

Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

g)

Pajak Parkir




un 2002 tentang Pajak Restora

1. D.

Karakteristik Pajak Daerah

1. Pajak Hotel
Menurut peraturan daerah No. 26 tentang Pajak Hotel (2002:1) : “
pajak hotel di sebut pajak daerah pungutan daerah atas penyelenggaraan hotel”.
Hotel adalah : “Bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat,
memperoleh pelayanan atau fasilitas lainnya dengan di pungut bayaran, termasuk bangunan yang
lainnya yang mengatur,di kelolah dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan
dan perkantoran”.
Pengusaha hotel ialah : “Perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan
atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya”.
Objek pajak adalah : “Setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di hotel, Objek
pajak berupa
1)
:Fasilitas penginapan seperti gubuk pariwisata (cottage), Hotel,wisma,losmen dan rumah

penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah kamar 15 atau lebih menyediakan fasilitas
seperti rumah penginapan.
2)
Pelayanan penunjang antara lain : Telepon, faksimilie, teleks, foto copy, layanan cuci,
setrika, taksi dan pengangkut lainnya disediakan atau dikelolah hotel
3)

Fasilitas Olahraga dan hiburan

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan
hotel. Wajib pajak hotel adalah : “Pengusaha hotel”. Dasar pengenaan adalah : “Jumlah
pembayaran yang dilakukan kepada hotel dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%, Masa pajak I
(satu) bulan takwim, jangka waktu lamanya pajak terutang dalam masa pajak pada saat
pelayanan di hotel.
2. Pajak Restoran
Menurut Peraturan Daerah No. 29 tentang Pajak Restoran (2002:1) : “pajak restoran yang di
sebut pajak adalah pungutan daerah atas pelayanan restoran. Restoran atau rumah makan adalah :
“Tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran,tidak
termasuk usaha jasa boga atau catering.


Objek Pajak yaitu setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran. Subjek
pajak orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran, Wajib
pajak rastoran yaitu Pengusaha restoran dan tarif pajak di tetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
3. Pajak Hiburan
Menurut Peraturan Daerah No.28 tentang Pajak Hiburan (2002:1) : “Pajak Hiburan atau di sebut
pajak adalah pajak hiburan di Kabupaten Musi Banyuasin. Hiburan ialah “semua jenis
pertunjukan permainan dengan nama dan bentuk apapun yang di tonton atau di nikmati oleh
setiap orang dengan dipungut bayaran di Kabupaten Musi Banyuasin.
Objek Pajak Semua Penyelenggaraan Hiburan berupa :
1)

.Penyelenggara pertunjukan film di bioskop dengan tarif pajak sebesar 31%

2)
.Pertunjukan kesenian tradisional, Pertunjukan sirkus, Pemeran seni, Pameran busana
dengan tarif pajak 10%.
3)

Pergelaran Musik dan tarif ditetapkan sebesar 15%


4)

Karaoke ditetapkan sebesar 20%

5)

Permainan Bilyar ditetapkan sebesar 20%

6)
Pertandingan Olahraga ditetapkan sabesar 10%
Subjek pajak hiburan orang pribadi atau badan yang menonton atau menikmati hiburan, Wajib
pakak hiburan orang pribadi atau badan penyelenggara hiburan
4. Pajak Reklame
Menurut Peraturan Daerah No.27 Tentang Pajak Reklame (2002:1) : Pajak reklame yang
selanjutnya disebut pajak adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan reklame. Reklame yaitu
benda, alat, media yang menurut bentuk susunan dan corak raganya untuk tujuan komersial di
pergunakan untuk memperkenalkan,mengajukan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang
yang di tempatkan atau di dengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang di lakukan oleh
pemerintah.
Objek Pajak ialah penyelenggara reklame seperti :

1)

Reklame Kain

2)

Reklame Melekat, Stiker

3)

Reklame Berjalan termasuk pajak kendaraan

4)

Reklame Udara

5)

Reklame Suara


6)

Reklame Film/Slide

7)

Reklame Peragaan

Subjek Pajak Reklame adalah : “Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau
memesan reklame.Tarif pajak ditetapkan sebesar 25%.

1. E.
1)

Landasan Hukum Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Dasar Hukum

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 Ayat (2) : “Segala Pajak Untuk Keperluan Negara
Berdasarkan Undang-Undang”.

Dasar hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah adalah : “Undang-Undang No.18
Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah sebagaimana telah di ubah terakhir
dengan Undang-Undang No.34 Tahun 2000.

1. F.

Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pedoman tata cara pemungutan pajak daerah diatur Keputusan Menteri Dalam Negeri No.170
Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999


Tentang Sistem Dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah.

Sistem Dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah
v Pendaftaran Dan Pendataan
A.Kegiatan pendaftaran dan pendataan untuk wajib pajak baru dengan cara penetapan kepala
daerah (Official Assessment) terdiri dari
a)


Pendaftaran

b)

Pendataan

c)

Formulir / kartu dan daftar

A 1.Kegiatan Pendaftaran Dengan Cara Dibayar Sendiri (Self Assesment) terdiri dari

a)

Menyiapkan formulir pendaftaran

b)
Menyerahkan formulir pendaftaran kepada wajib pakak setelah dicatat dalam daftar
formulir pendaftaran.
c)
Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendaftaran yang telah di isi oleh wajib
pajak dan atau yang diberi kuasa
d)

Formulir / kartu dan daftar.

A 2.Kegiatan pendataan dengan cara dibayar sendiri (Self Assesment) untuk wajib pajak yang
sudah memiliki NPWPD terdiri dari
a)

Menyerahkan formulir pendataan

b)
Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir pendataan (SPTPD) yang telah di isi oleh
wajib pajak atau yang diberi kuasa
c)
Mencatat data pajak daerah dalam kartu data ke dalam daftar SPTPD (Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah) wajib pajak self assessment.
d)

Formulir dan daftar SPTPD.

v Penetapan


B 1.Kegiatan penetapan dengan cara di bayar sendiri (self assesment) terdiri

Dari
a)
Setelah wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD
kartu data.

dicatat dalam

b)
Membuat nota perhitungan pajak atas dasar kartu data dan hasil pemeriksaan atau
keterangan lain, Dengan cara menghitung jumlah pajak terutang dan jumlah kredit pajak yang
diperhitungkan dalam kartu data
c)
Jika pajak terutang kurang atau tidak dibayar maka di terbitkan surat ketetapan pajak
daerah kurang bayar (SKPDKB)
d)
jika tidak terdapat selisih antara kurang dan kredit, Maka diterbitkan surat ketetapan
pajak daerah nihil (SKPDN)

e)
Jika terdapat tambahan objek pajak yang sama selesai akibat di temukannya data baru,
Maka diterbitkan surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan (SKPDKBT)
f)
Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak terutang, Maka di terbitkan surat ketetapan
pajak daerah lebih bayar (SKPDLB)
g)
Setelah pembuatan nota perhitungan pajak selesai, Selanjutnya menyerahkan kembali
kartu data kepada unit kerja pendataan.
h)
Menerbitkan daftar SKPDKB,SKPDKBT,SKPDLB,dan SKPDN atas dasar surat
etetapan pajak daerah tersebut
i)

Surat ketetapan ditandatangani oleh kepalah unit kerja penetapan.

j)
Menyerahkan copy daftar surat ketetapan di atas kepala unit kerja penagihan,unit
kerja perencanaan dan pengendalian operasional.
k)
Menyerahka kepada wajib pajak berupa SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN kemudian
wajib pajak menandatangani masing-masing tanda terima dan mengembalikannya.
l)
Jumlah pajak terutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% dari pokok pajak.
m)
Apabila SKPDKB,SKPDKBT,SKPDN yang direrbitkan tidak atau kurang bayar setelah
lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPDKB,SKPDKBT,SKPDN diterima, Dapat
memberikan sanksi administrasi berupa bunga 2% tiap bulan dengan menerbitkan STPD (surat
tagihan pajak daerah).

v Formulir dan daftar / buku
a)

Formulir kartu data

b)

Daftar surat ketetapan


a)

.Kegiatan Penyetoran
Kegitan penyetoran melalui bendaharawan khusus penerima (BKP) terdiri dari

a)
BKP menerima setoran disertai surat ketetapan pajak daerah dengan media SSPD (Surat
Setoran Pajak daerah)
b)
.Setelah SSPD tersebut di cap, Aslinya disertai SKPD dikembalikan ke wajib pajak yang
bersangkutan

c)
.Berdasarkan SSPD yang telah di cap, Dicatat dan dijumlahkan dalam buku pembantu
penerimaan sejenis melalui BKP dan selanjutnya dibukukan dalam buku kas umum.
d)

BKP menyetor uang ke kas daerah secara harian yang disertai bukti setoran Bank.

e)
BKP secara periodikal (bulanan) menyiapkan laporan realisasi penerimaan dan penyetoran
uang yang di tandatangani oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah.
f)

mendistribusikan

b)

Kegiatan Penyetoran Melalui Kas Daerah terdiri dari

a)
Kas daerah menerima uang dari wajib pajak disertai dengan media surat ketetapan dan
media penyetoran SSPD dan bukti setoran Bank
b)
Selanjutnya setelah SSPD ditandatangani dan di cap oleh pejabat kas daerah, Maka lembar
pertama dari SSPD dan bukti setoran Bank diserahkan kembali ke wajib pajak
c)
2 (Dua) lembar tembusan SSPD diberikan oleh kas daerah ke BKP Dipenda yang dilampiri
bukti setoran Bank
d) BKP setelah menerima media penyetoran yang di cap oleh kas daerah dicatat dan
dijumlahkan dalam buku pembantu penerimaan sejenis melalui kas daerah dan selanjutnya
dibukukan dalam buku kas umum
e)
.BKP secara periodikal (bulanan) membuat laporan realisasi penerimaan dan penyetoran
uang yang ditandatangani oleh Kadipenda
f)

Mendistribusikan


Angsuran Dan Penundaan Pembayaran

1. Angsuran pembayaran
2. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari


Menerima surat per mohonan angsuran dari wajib pajak



Mengadakan penelitian untuk di jadikan bahan dalam persetujuan perjanjian angsuran
oleh kadipenda



Membuat surat perjanjian angsuran / penolakan angsuran ditandatangani oleh kadipenda
dan apabila permohonan di setujui selanjutnya dibuatkan daftar perjanjian angsuran.



Menyerahkan surat perjanjian angsuran / penolakan angsuran kepada wajib pajak dan
daftar surat perjanjian angsuran kepada unit lain-lain yang terkait.

1. Formulir Dan Buku / Daftar


Formulir SSPD



Buku / Daftar



Buku registrasi permohonan angsuran



Daftar surat perjanjian angsuran

1. Kegiatan Penundaan pembayaran
2. Kegiatan yang dilaksanakan


Dipenda melalui unit kerja penetapan menerima surat permohonan penundaan
pembayaran oleh Kadipenda.



Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan dalam pemberian persetujuan penundaan
pembayaran oleh Kadipenda.



Membuat surat persetujaun penundaan pembayaran / penolakan penundaan pembayaran
yang ditandatangani oleh Kadipenda apabila permohonan di setujui dibuatkan sistem
persetujuan penundaan



Menyerahkan surat persetujuan penundaan pembayaran kepada wajib pajak dan daftar
persetujuan penundaan kepada unit-unit yang te rkait.

1.

Formulir Dan Buku / Daftar



Formulir surat permohonan penundaan pembayaran



Buku / Daftar

1. Buku registrasi
2. Daftar persetujuan penundaan pembayaran
3. Pelaporan
4. Kegiatan yang dilaksanakan


Membuat daftar penetapan, Penerimaan dan tunggakan



Membuat daftar tunggakan per wajib pajak



Membuat laporan realisasi penerimaan pajak daerah



Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan daerah pada Kadipenda



Mengajukan laporan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah kapada kepala Unit
kerja pengelolaan pendapatan daerah lainnya dan perencanaan, Pengendalian operasional



Membuat daftar realisasi setoran masa pada akhir periode



Mengajukan daftar realisasi setoran masa (Self Assessment)



Menyerahkan daftar realisasi setoran masa (Self Assessment)

1.

Penagihan

2.

Penagihan dengan surat teguran

3. Penagihan dengan surat paksa
4. Penagihan dengan surat perintah melaksanakan penyitaan
5. Pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang
6. Pencabutan penyitaan dan pengumuman lelang
7. kegiatan penagihan dengan surat perintah penagihan seketika dan
sekaligus (SPPS dan S)
1. Kegiatan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan ketetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi
ü Tahapan Kegiatan
a)
Menerima surat permohonan pembetulan pembatalan, Pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dari wajib pajak
b)
Meneliti kelengkapan permohonan pembetulan, Pembatalan, Pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi wajib pajak setelah dilakukan penelitian dan
bila perlu dilakukan pemeriksaan, Dibuat laporan hasil penelitian.
ü Formulir Dan Buku Yang Diperlukan


Tahapan Kegiatan

a)
Menerima surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, Melakukan
pemeriksaan dan membuat laporan pemeriksaan ditandatangani oleh petugas dari wajib pajak.

b)
Mencatat ke kartu data selanjutnya diserahkan kapada unit kerja penghitungan untuk
dilakukan penghitungan penetapan kelebihan pembayaran pajak.
c)

Memperhitungkan dengan hutang / tunggakan pajak yang lain

d)
Setelah perhitungan dengan hutang pajak yang lain ternyata kelebihan pembayaran pajak
kurang / sama dengan hutang pajak lainnya tersebut maka wajib pajak menerima bukti
pemindahbukuan sebagai bukti pembayaran / kompensasi dengan pajak terutang dimaksud,
Karenanya SKPDLB tidak diterbitkan.
e) Apabila hutang pajak di perhitungkan di kompensasi dengan kelebihan pembayaran pajak
ternyata lebih, Maka wajib pajak akan menerima bukti pemindahbukuan dan sebagai bukti
pembayaran / kompensasi dari SKPDLB harus di terbitkan
f)

Setelah menerima SKPDLB dari unit kerja penetapan dan di proses untuk penerbitan

Pajak dan retribusi Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, Daerah mempunyai
kewenangan untuk mengelola dan mengaturnya sendiri.