this PDF file MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI BENTUK ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20172018 | Rachmawati | Jurnal Pendidikan Matema

ISSN 2614-0357
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI
BENTUK ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 11 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Indah Wahyu Rachmawati 1), Triyanto 2), Henny Ekana Chrisnawati 3)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, indah.wr12@gmail.com
2) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, triyanto@fkip.uns.ac.id
3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, henny_ekana@yahoo.co.id

1)

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang memiliki prestasi
belajar lebih baik antara siswa yang diberikan model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) dengan pendekatan Scientific (model STAD Scientific) atau model
pembelajaran langsung (model langsung); manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik
antara siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik; pada masing-masing
model pembelajaran, manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan
gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik; dan pada masing-masing kategori gaya belajar,

manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa yang diberikan model STAD
Scientific atau model langsung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta tahun
pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 192 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara
cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
instrumen tes prestasi belajar dan angket gaya belajar. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilakukan uji lanjut pasca
anava, yaitu uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberikan model STAD Scientific
memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada model langsung; siswa dengan gaya belajar
visual, auditorial, dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama; pada model STAD
Scientific, siswa dengan gaya belajar visual dan auditorial, auditorial dan kinestetik memiliki
prestasi belajar yang sama dan siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar
yang lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik, sedangkan pada model
langsung, siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik memiliki prestasi
belajar yang sama; pada kategori gaya belajar visual, siswa yang diberikan model STAD
Scientific memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang diberikan model
langsung, sedangkan pada kategori gaya belajar auditorial dan kinestetik, siswa yang
diberikan model STAD Scientific memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang
diberikan model langsung.

Kata Kunci: STAD, pendekatan scientific, gaya belajar, bentuk aljabar

bangsa

PENDAHULUAN
Kualitas
indikator

pendidikan

tercapainya

meru-pakan

kema-juan

tersebut.

Pemerintah


selalu

berusaha memperbaiki kualitas pendidikan

suatu

di Indonesia, yaitu dengan memperbarui

bangsa. Semakin baik kualitas pendidikan

kurikulum yang digunakan di seko-lah.

suatu bangsa maka semakin maju pula

Kurikulum merupakan salah satu unsur

134 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018

ISSN 2614-0357
yang


memberikan

mewujudkan

kontribusi

proses

untuk

Hartanto, S. Pd., M.Pd., mengungkapkan

berkem-bangnya

bahwa ren-dahnya nilai siswa pada materi

kualitas potensi siswa [1]. Kurikulum 2013

bentuk


yang berlaku saat ini menekankan bahwa

mengalami kesulitan dalam menentukan

pengetahuan ti-dak dapat dipindahkan dari

unsur-unsur pada bentuk aljabar dan me-

guru ke-pada siswa begitu saja, melainkan

lakukan operasi dasar matematika ke-tika

siswa harus diberikan kesempatan un-tuk

dikaitkan dengan istilah variabel, koefisien,

mengonstruksi pengetahuannya sendiri.

dan konstanta yang meru-pakan unsur


Matematika

merupakan

mata

aljabar

dikarenakan

siswa

utama dari bentuk al-jabar.

pelajaran yang sangat penting dan selalu

Selain

itu,


berdasarkan

diajarkan di setiap jenjang pen-didikan.

observasi

Namun, sampai saat ini ma-tematika masih

mahami

dianggap sulit oleh sebagian besar siswa

mungkinkan karena model pembe-lajaran

salah satunya pada materi aljabar. Aljabar

yang digunakan oleh guru, yaitu model

adalah


yang

pembelajaran

mempelajari hubungan dan sifat suatu

pembelajaran

besaran me-lalui operasi dasar

menyampaikan materi secara lang-sung dan

cabang

matematika

kesulitan
konsep


siswa

hasil

bentuk

dalam

me-

aljabar

di-

langsung.

Dalam

langsung,


guru

siswa cenderung mengha-falkan materi
matematika [2]. Penyebab kesulitan siswa

tersebut,

pada materi bentuk aljabar dikarenakan

berpartisipasi

pemahaman konsep dasar aljabar yang

pembelajaran. Karakteristik materi bentuk

rendah dan ku-rangnya latihan soal [3].

aljabar diantaranya bersifat abstrak, rinci,

Berdasarkan data PAMER UN 2016


dan

serta

siswa
aktif

kompleks

kurang
dalam

sehingga

turut
proses

siswa

menyebutkan bahwa nilai rata-rata Ujian

membutuhkan kesem-patan yang cukup

Nasional mata pelajaran matematika di

untuk dapat mema-haminya, oleh karena itu

SMP Negeri 11 Sura-karta sebesar 41,10

tidak cukup hanya menghafalkannya saja.

ini termasuk nilai yang cukup rendah. Pada

Selain memiliki pemahaman, siswa

materi ben-tuk aljabar daya serap siswa

juga dituntut untuk memiliki kreativitas

SMP Negeri 11 Surakarta hanya sebesar

untuk

57,67%. Persentase tersebut lebih ren-dah

mengenai bentuk aljabar yang sangat

daripada

nasio-nal.

bervariasi. Berdasarkan hal tersebut, model

Berdasarkan wawancara yang di-lakukan

pembelajaran langsung dirasa belum dapat

peneliti terhadap salah satu guru mata

meme-nuhi kebutuhan siswa dalam mem-

pelajaran matematika kelas VII yaitu Pudji

pelajari materi bentuk aljabar. De-ngan

persentase

secara

dapat

menyelesaikan

masalah

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018 | 135

ISSN 2614-0357
demikian,

pembelajaran

yang

dapat

kelompok akan men-dapatkan penghargaan

menuntun

siswa

mem-bangun

apabila skor rata-rata mereka mencapai

untuk

pengetahuannya sendiri diha-rapkan dapat

kriteria tertentu [4].

meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa.

Pada Kurikulum 2013 seperti yang
berlaku saat ini lebih menekan-kan pada

Model

pembelajaran

koope-ratif

penggunaan pendekatan ber-basis keilmuan

merupakan salah satu solusi untuk dapat

atau biasa disebut pendekatan Scientific.

membuat siswa turut berpartisipasi aktif

Pendekatan

dalam pembe-lajaran karena merujuk pada

kemandirian be-lajar siswa, sehingga dalam

berbagai macam metode pengajaran dimana

pembe-lajaran siswa terstimulasi untuk me-

para

ngemukakan

siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling mem-bantu

ini

dapat

gagasannya

meningkatkan

dengan

me-

manfaatkan sumber belajar yang ada.

satu sama lainnya dalam mem-pelajari

Pembelajaran dengan pende-katan

materi pelajaran [4]. Model pembelajaran

Scientific merupakan pembe-lajaran yang

kooperatif memiliki beberapa tipe salah

mengadopsi langkah-langkah saintis dalam

satunya adalah STAD (Student Teams

membangun pengetahuan melalui metode

Achievement Division).

ilmiah. Fokus pembelajaran dengan pende-

Model

pembelajaran

STAD

katan

diarahkan

Scientific

pada

pe-

merupakan tipe pembelajaran koope-ratif

ngembangan keterampilan siswa da-lam

yang paling sederhana. STAD terdiri atas

memproses pengetahuan, mene-mukan dan

lima komponen utama, yaitu (1) Penyajian

mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan

materi, materi disajikan dengan presentasi

nilai-nilai yang diperlukan [5].

di dalam kelas yang berfokus pada unit

Pendekatan Scientific menca-kup

STAD. (2) Kelompok, kelompok terdiri

komponen

dari empat atau lima siswa yang hetero-

mengamati bertujuan agar pembelajaran

gen,

untuk

berkaitan erat dengan konteks situasi nyata

memastikan bahwa setiap anggota da-lam

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

kelompok tersebut benar-benar belajar dan

(2)

mempersiapkan

dilakukan

kelompok

ini

bertujuan

setiap

sis-wa

untuk

(1)

Mengamati,

Me-nanya,
sebagai

ke-giatan

kegiatan
salah

menanya

satu

proses

menghadapi kuis. (3) Skor kemajuan

membangun pengetahuan siswa, supaya

individual,

siswa

skor

tersebut

diperoleh

me-miliki

kemampuan

berpikir

berdasarkan tingkat kenai-kan skor kuis

tingkat tinggi secara kritis, logis, dan siste-

mereka dari skor awal yang telah mereka

matis. (3) Menggali informasi, ke-giatan

miliki.

(5)

Rekog-nisi

kelompok,

ini

bermanfaat

untuk

mening-katkan

136 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018

ISSN 2614-0357
keingintahuan
kreativitas,

siswa,

me-ngembangkan

memilih

model

pem-

kete-rampilan

belajaran yang tepat, hal penting yang

berkomunikasi melalui cara kerja ilmiah.

harus dipahami oleh guru adalah gaya

(4) Mengasosiasi, ke-giatan ini bertujuan

belajar siswa. Gaya belajar siswa adalah

untuk memba-ngun kemampuan berpikir

kombinasi dari bagaimana ia menyerap,

ilmiah.

(5)

dan kemudian mengatur serta mengolah

kegiatan

ini

informasi [6]. Gaya belajar dibedakan ke

merupakan sarana untuk menyampaikan

dalam tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan

hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,

kinestetik. Pelajar visual belajar melalui

tulisan, gambar atau sketsa, diagram atau

apa yang mereka lihat, pelajar auditorial

grafik [5].

belajar melalui apa yang mereka de-ngar,

dan

dan

Selain

bersi-kap

Mengomunikasikan,

Model

pembelajaran

STAD

dan pelajar kinestetik belajar melalui

merupakan model pembelajaran koo-peratif

gerakan dan sentuhan [6].

yang menekankan pada pem-bagian siswa

METODE PENELITIAN

dalam

kelompok-kelom-pok

untuk

Penelitian ini dilaksanakan di SMP

memahami suatu materi pelajaran dan

Negeri 11 Surakarta pada kelas VII

setiap siswa bertang-gung jawab atas

Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

penguasaan materi dari setiap anggota

Penelitian ini termasuk jenis penelitian

kelompoknya.

Scientific

eksperimental semu. Populasi penelitian

merupakan sua-tu pendekatan pembelajaran

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

yang ti-dak hanya memandang hasil belajar

11 Sura-karta Tahun Pelajaran 2017/2018

sebagai

proses

yang terdiri dari 192 siswa yang terbagi ke

pembelajaran juga merupakan hal yang

dalam enam kelas. Pe-ngambilan sampel

sangat penting, sehingga kegia-tan siswa

dilakukan dengan teknik cluster random

dalam memperoleh pe-ngetahuan dapat

sampling, yaitu dengan mengambil secara

membantu siswa untuk lebih memahami

acak dua kelas dari enam kelas yang ada,

materi pela-jaran. Oleh karena itu, model

dimana satu kelas sebagai kelas eks-

pem-belajaran STAD dengan pendekatan

perimen dan satu kelas sebagai kelas

merupakan perpaduan yang

kontrol. Uji coba instrumen dilak-sanakan

fokus

Scientific

Pendekatan

utama,

namun

sesuai untuk mewujudkan pembe-lajaran

di SMP Negeri 25 Surakarta.

yang dapat menuntun siswa untuk aktif dan

Teknik pengumpulan data yang

dapat membangun pengetahuannya sendiri

digunakan adalah metode do-kumentasi

sehingga sis-wa lebih memahami materi

untuk mengumpulkan data yang berupa

pelajaran yang dipelajarinya.

data nilai Ulangan Te-ngah Semester I pada

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018 | 137

ISSN 2614-0357
mata pelajaran matematika, metode tes

H1B : ada  j yang tidak sama de-ngan nol

untuk data prestasi belajar matematika

H0AB :   ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j

siswa pa-da materi bentuk aljabar dan
metode angket untuk data gaya belajar
siswa.
Pada penelitian ini digunakan dua

= 1, 2, 3
H1AB : ada   ij yang tidak sama dengan
nol

variabel bebas yaitu model pembelajaran
dan

gaya

belajar

siswa.

Model

pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran STAD dengan pendekatan

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
Sebelum penelitian dilak-sanakan,

pembelajaran

terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan

langsung, sedang-kan gaya belajar siswa

terhadap kelas STAD dengan pendekatan

dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu gaya

Scientific

belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

mengetahui apakah kedua kelas tersebut

Oleh karena itu, penelitian ini menggu-

memiliki keadaan awal yang sama. Berda-

nakan rancangan faktorial 23 untuk

sarkan hasil uji keseimbangan kea-daan

mengetahui pengaruh dua variabel bebas

awal, dapat disimpulkan bahwa kelas

Scientific

terhadap

dan

variabel

mo-del

terikat.

Se-dangkan

variabel terikat dalam pene-litian ini adalah
prestasi belajar. Tek-nik analisis data yang
digunakan ada-lah analisis variansi dua
jalan dengan sel tak sama dilanjutkan uji
pasca anava dengan menggunakan metote
Scheffe. Sebagai persyaratan analisis yaitu
populasi berdistribusi normal menggunakan
uji Lilliefors dan popu-lasi mempunyai
variansi

yang

sama

(homogen)

menggunakan metode Bartlett.
Hipotesis ujinya sebagai beri-kut:
H0A :  i = 0 untuk setiap i = 1, 2
H1A : ada  i yang tidak sama de-ngan
nol
H0B :  j = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3

dan

kelas

langsung

untuk

STAD dengan pendekatan Scientific dan
kelas langsung berasal dari populasi yang
memiliki

keadaan

awal

sama

atau

seimbang. Selain itu, sebelum melakukan
analisis, dila-kukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Ber-dasarkan hasil uji normalitas, dapat
disimpulkan bahwa masing-masing sampel
dari kelas STAD dengan pen-dekatan
Scientific, kelas langsung, gaya belajar
visual, auditorial, dan kinestetik berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Berdasarkan ha-sil uji homogenitas dapat
disimpulkan bahwa masing-masing sampel
dari model pembelajaran dan gaya belajar
berasal dari populasi yang homogen.

138 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018

ISSN 2614-0357
Hasil

perhitungan

rerata

skor

baris, kolom, dan antarsel disa-jikan pada

prestasi belajar matematika siswa an-tar

Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Rerata Marginal
Model
Pembelajaran
STAD Scientific
Langsung
Rerata marginal

Gaya Belajar Siswa
Visual
79,5
59,38
70,56

Auditori
70,31
63,75
67,03

Rangkuman hasil perhitungan
uji analisis variansi dua jalan sel tak

Kinestetik
59,17
64,38
62,14

Rerata
marginal
71,09
62,81

sama disajikan pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber
Model
Pembelajaran (A)
Gaya Belajar (B)
Interaksi (AB)
Galat
Total

JK
718,99
575,00

F
Ftab Keputusan uji
dk RK
1 718,99 5,7635 4,0069 H0A ditolak
2

287,50 2,3046 3,1559

1502,76 2 751,38 6,0231 3,1559
7235,52 58 124,75
10032,28 63
-

H0B tidak
ditolak
H0AB ditolak
-

Berdasarkan Tabel 2 di atas

model pembelajaran dan gaya belajar

diperoleh (1) Fa = 5,7635 > 4,0069 =

terhadap prestasi belajar matematika

F(0,05;1;58) sehingga H0A ditolak, hal

siswa pada materi bentuk aljabar.

ini berarti terdapat pengaruh model

Dalam perhitungan analisis

pembelajaran terhadap prestasi bela-

variansi, jika H0 ditolak maka perlu

jar matematika siswa pada materi

dilakukan uji pasca anava, yaitu uji

bentuk aljabar. (2) Fb = 2,3046 <

komparasi ganda. Berdasarkan Tabel

3,1559 = F(0,05;2;58) sehingga H0B

2 diperoleh keputusan uji H0A ditolak

tidak ditolak, hal ini berarti tidak

berarti kedua model pembelajaran

terdapat pengaruh gaya belajar ter-

memberikan pengaruh yang tidak sa-

hadap prestasi belajar matematika

ma terhadap prestasi belajar siswa.

siswa pada materi bentuk aljabar. (3)

Karena hanya ada dua model pem-

Fab = 6,0231 > 3,1559 = F(0,05;2;58)

belajaran yang digunakan maka un-

sehingga H0AB ditolak, hal ini berarti

tuk mengetahui mana yang mengha-

terdapat interaksi antara penggunaan

silkan rerata yang lebih tinggi, cukup

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018 | 139

ISSN 2614-0357

dilihat melalui rerata marginalnya.

Berdasarkan hasil

perhitu-

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh rerata

ngan analisis variansi dua jalan sel

marginal untuk model pembelajaran

tak sama pada Tabel 2 diperoleh

STAD dengan pendekatan Scientific

keputusan uji H0B tidak ditolak ber-

adalah 71,09 sedangkan untuk model

arti ketiga kategori gaya belajar sis-

pembelajaran langsung diperoleh re-

wa (visual, auditorial, dan kinestetik)

rata marginalnya adalah 62,81. Ber-

memberikan pengaruh yang sama

dasarkan rerata marginal tersebut

terhadap prestasi belajar matematika

maka dapat disimpulkan bahwa mo-

siswa pada materi bentuk aljabar.

del pembelajaran STAD dengan pen-

Hasil uji komparasi rata-rata antar sel

dekatan Scientific memberikan hasil

pada baris yang sama ditunjukkan

yang lebih baik dibandingkan model

pada tabel berikut:

pembelajaran langsung pada materi
bentuk aljabar.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antarsel pada Baris yang Sama
Hipotesis Nol (H0)
μ11 = μ12
μ11 = μ13
μ12 = μ13
μ21 = μ22
μ21 = μ23
μ22 = μ23

F
4,1639
12,4282
4,3454
0,82
0,80
0,02

5F0,05; 5; 58
11,8689
11,8689
11,8689
11,8689
11,8689
11,8689

Keputusan Uji
H0 11-12 tidak ditolak
H0 11-13 ditolak
H0 12-13 tidak ditolak
H0 21-22 tidak ditolak
H0 21-23 tidak ditolak
H0 22-23 tidak ditolak

Berdasarkan Tabel 3 pada

dua (μ11 = μ13) H0 ditolak. Hal ini

masing-masing model pembelajaran,

berarti prestasi belajar siswa yang di-

dapat disimpulkan sebagai berikut.

berikan model pembelajaran STAD

(1) Hipotesis pertama (μ11 = μ12) H0

dengan pendekatan Scientific dengan

tidak ditolak. Hal ini berarti prestasi

gaya belajar visual dan kinestetik

belajar siswa yang diberikan model

berbeda secara signifikan. Berdasar-

pembelajaran STAD dengan pende-

kan Tabel 1 diperoleh rerata margi-

katan Scientific dengan gaya belajar

nal untuk model pembelajaran STAD

visual dan auditorial tidak berbeda

dengan pendekatan Scientific dengan

secara signifikan. (2) Hipotesis ke-

gaya belajar visual adalah 79,5 dan

140 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret
2018

ISSN 2614-0357

model pembelajaran STAD dengan

yang diberikan model pembelajaran

pendekatan Scientific dengan gaya

langsung dengan gaya belajar visual

belajar kinestetik adalah 59,17. Dili-

dan auditorial tidak berbeda secara

hat dari rerata marginalnya dapat di-

signifikan. (5) Hipotesis kelima (μ21

simpulkan bahwa siswa yang dibe-

= μ23) H0 tidak ditolak. Hal ini berarti

rikan model pembelajaran STAD de-

prestasi belajar siswa yang diberikan

ngan pendekatan Scientific dengan

model pembelajaran langsung de-

gaya belajar visual memiliki prestasi

ngan gaya belajar visual dan kineste-

belajar matematika lebih baik dari

tik tidak berbeda secara signifikan.

siswa dengan gaya belajar kinestetik.

(6) Hipotesis keenam (μ22 = μ23) H0

(3) Hipotesis ketiga (μ12 = μ13) H0

tidak ditolak. Hal ini berarti prestasi

tidak ditolak. Hal ini berarti prestasi

belajar siswa yang diberikan model

belajar siswa yang diberikan model

pembelajaran langsung dengan gaya

pembelajaran STAD dengan pende-

belajar auditorial dan kinestetik tidak

katan Scientific dengan gaya belajar

berbeda secara signifikan. Hasil uji

auditorial dan kinestetik tidak ber-

komparasi rata-rata antar sel pada

beda secara signifikan. (4) Hipotesis

kolom yang sama ditunjukkan pada

keempat (μ21 = μ22) H0 tidak ditolak.

tabel berikut:

Hal ini berarti prestasi belajar siswa

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antarsel pada Kolom yang
Sama
Hipotesis Nol (H0)
μ11 = μ21
μ12 = μ22
μ13 = μ23

F
14,4294
2,7618
0,7455

5F0,05; 5; 58
11,8689
11,8689
11,8689

Keputusan Uji
H0 11-21 ditolak
H0 12-22 tidak ditolak
H0 13-23 tidak ditolak

Berdasarkan Tabel 4 pada masing-

= μ21) H0 ditolak. Hal ini berarti prestasi

masing gaya belajar, dapat disimpulkan

bela-jar siswa dengan gaya belajar visual

sebagai berikut. (1) Hipotesis pertama (μ11

yang diberikan model pembelajaran STAD

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018 |
141

ISSN 2614-0357
dengan pendekatan Scientific dan model

terjadi karena sis-wa yang diberikan model

pembelajaran langsung berbeda secara

pembe-lajaran STAD merasa senang dili-

signifikan. Berda-sarkan Tabel 1 diperoleh

batkan

dalam

rerata mar-ginal untuk gaya belajar visual

selain

memiliki

de-ngan

berekspresi, mulai dari mengemu-kakan

model

pembelajaran

STAD

kegiatan

pembelajaran,

kebebasan

dalam

dengan pendekatan Scientific adalah 79,5

pendapat,

dan gaya belajar visual dengan model

pelajaran, mengerjakan LKS, menanggapi

pembelajaran

59,38.

penjelasan teman de-ngan baik hingga

Dilihat dari rerata marginal-nya dapat

mampu bersosia-lisasi dalam kelompoknya

disimpulkan bahwa siswa dengan gaya

masing-masing [7].

langsung

adalah

mendiskusikan

ma-teri

belajar visual yang di-berikan model
pembelajaran STAD dengan pendekatan
Scientific

memi-liki

prestasi

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan

belajar

kajian

teori

dan

matematika yang lebih baik dari siswa

didukung adanya hasil analisis data serta

yang

pembelajaran

mengacu pada perumusan ma-salah yang

langsung. (2) Hipotesis kedua (μ12 = μ22)

telah diuraikan pada bab sebelumnya,

H0 tidak ditolak. Hal ini berarti prestasi be-

dapat disimpulkan seba-gai berikut: (1)

lajar siswa dengan gaya belajar audi-torial

siswa yang diberikan model pembelajaran

yang

STAD

diberikan

diberikan

model

model

pem-belajaran

(Student

Teams

Achievement

STAD dengan pendekatan Scientific dan

Division) de-ngan pendekatan Scientific

model

tidak

memiliki prestasi belajar matematika yang

berbeda secara sig-nifikan. (3) Hipotesis

le-bih dibandingkan model pembela-jaran

ketiga (μ13 = μ23) H0 tidak ditolak. Hal ini

langsung pada materi bentuk aljabar; (2)

berarti prestasi belajar siswa dengan gaya

siswa

belajar kinestetik yang diberikan mo-del

auditorial,

pembelajaran STAD dengan pen-dekatan

prestasi belajar yang sa-ma pada materi

pembelajaran

Scientific

dan

langsung

model

pem-belajaran

langsung tidak berbeda se-cara signifikan.
Hasil penelitian di atas sesuai

bentuk

dengan

gaya

dan
aljabar;

pembelajaran
Achievement

belajar

kineste-tik
(3)

STAD

visual,
memiliki

pada

model

(Student

Teams

Divisi-on)

dengan

dengan hasil penelitian yang menya-takan

pendekatan Scientific, siswa dengan gaya

bahwa

STAD

belajar visual me-miliki prestasi belajar

memberikan prestasi belajar yang lebih

yang sama de-ngan siswa dengan gaya

baik jika dibandingkan dengan model

belajar au-ditorial, siswa dengan gaya

pembelajaran

belajar visual memiliki prestasi belajar

model

pembelajaran

lang-sung.

Hal

tersebut

142 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018

ISSN 2614-0357
yang lebih baik dibandingkan siswa de-

sebagai

ngan gaya belajar kinestetik, dan sis-wa

menghasilkan pres-tasi yang lebih baik

dengan gaya belajar auditorial memiliki

khususnya pada materi bentuk aljabar.

prestasi belajar yang sama dengan siswa

Berkaitan dengan Kurikulum 2013 yang

dengan gaya belajar kinestetik pada materi

digu-nakan, hendaknya pendekatan Scien-

bentuk aljabar, sedangkan pada model

tific

pembelajaran langsung, siswa dengan gaya

pembelajaran

belajar visual, auditorial, dan kinestetik

siswa

me-miliki prestasi belajar yang sama pada

huannya sendiri. Selain itu, guru se-

materi bentuk aljabar; (4) siswa dengan

baiknya memberikan latihan soal-soal

gaya belajar visual yang diberikan model

supaya siswa memiliki krea-tivitas dalam

pembelajaran

Teams

menyelesaikan

dengan

menyarankan kepada peneliti lain untuk

pendekatan Scientific memiliki prestasi

dapat menerapkan model pembelajaran

belajar yang lebih baik dibandingkan siswa

STAD dengan pendekatan Scientific pada

yang di-berikan model pembelajaran lang-

materi se-lain bentuk aljabar. Selain itu,

sung, siswa dengan gaya belajar au-ditorial

hal yang perlu diperhatikan adalah kese-

yang diberikan model pembelajaran STAD

suaian materi yang dipilih dan va-riabel

(Student Teams Achievement Division)

lain yang dapat mempengaruhi prestasi

dengan pen-dekatan Scientific

belajar siswa. (3) Siswa hen-daknya dapat

STAD

Achievement

(Student

Divi-sion)

memiliki

salah

dapat

satu

alternatif

diterapkan

untuk

karena

dalam

dapat

(2)

Penulis

mempelajari

yang diberikan model pembelajaran lang-

sebelum materi tersebut disampaikan oleh

sung, dan siswa dengan gaya belajar

guru di dalam ke-las, dengan demikian

kinestetik

model

siswa dapat mempelajari materi sesuai

Teams

dengan gaya belajarnya. Apabila ada sub

pen-

ma-teri yang belum mereka pahami, siswa

dekatan Scientific memiliki pretasi belajar

dapat lebih memperhatikan pe-nyampaian

yang sama dengan siswa yang diberikan

materi oleh guru, se-hingga siswa dapat

model pembelajaran lang-sung.

belajar secara op-timal.

diberikan

pembelajaran

STAD

Achievement

Division)

Berdasarkan

(Student
dengan

simpulan,

ter-lebih

pengeta-

prestasi belajar yang sama dengan siswa

yang

materi

proses

menuntun

mengonstruksi

masa-lah.

untuk

dahulu

dike-

mukakan beberapa saran yaitu: (1) guru

DAFTAR PUSTAKA

dapat menggunakan model pembelajaran

[1] Rahman, dkk. (2017). Buku Guru
Matematika. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan
Perbukuan,
Balitbang,
Kemendikbud.

STAD

(Student

Teams

Achievement

Division) dengan pen-dekatan Scientific

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018 | 143

ISSN 2614-0357
[2] Wafi, M.S. (2016). Siap Jadi Juara
OSN Olimpiade Sains Nasional
Matematika.
Yogyakarta:
Pustakabarupress.
[3] Hasibuan, I. (2015). Hasil Belajar
Siswa pada Materi Bentuk Aljabar di
Kelas VII SMP Negeri 1 Banda Aceh
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Peluang, 4(1), 5-11.
[4] Slavin, R.E. (2008). Cooperative
Learning Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.

[5] Saefuddin, A., Berdiati, I. (2014).
Pembelajaran
Efektif.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
[6] De Porter, Bobbi & Hernacki, Mike.
(2015).
Quantum
Lear-ning.
Terjemahan Alwiyah Ab-durrahman.
Bandung: Kaifa.
[7] Muslim, A.P. (2016). Pelak-sanaan
Pembelajaran Mate-matika dengan
Penerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD pada Siswa
Kelas VII SMPN 31 Padang Tahun
Pelajaran 2009/2010. Lemma, 2(2),
84-95.

144 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.2 Maret 2018

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25