MANUSIA SAINS TEKNOLOGI DAN SENI

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI

Selasa, 30 November 2010

150 Sanggar Seni Mati Suri
BATUJAJAR,(GM)Dari total 300-an sanggar kesenian tradisional yang sudah terdata di Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata (Disbudpar) Kab. Bandung Barat (KBB), hampir setengahnya dalam
kondisi mati suri. Minimnya order membuat para seniman yang tergabung dalam sanggar,
lebih banyak menganggur ketimbang mentas.
Demikian diungkapkan Kabid Kebudayaan, Dadang Karmana seusai menghadiri
pelantikan pengurus Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) tingkat
Kec. Batujajar di halaman kantor kecamatan, Senin (29/11).
Kegiatan ini dihadiri Bupati Abubakar, Ketua DPRD KBB Aa Umbara, Ketua Umum
FORMI KBB Ellin Abubakar, Camat Batujajar Ade Komarudin, anggota DPRD KBB, dan
unsur Muspika Batujajar.
"Sanggar seni budaya yang tinggal papan nama, disebabkan faktor kurangnya order
mentas. Saat ini acara hajatan lebih suka mementaskan musik modern electone, ketimbang
menampilkan kesenian tradisional," katanya.
Bupati Abubakar membenarkan, saat ini seni tradisional sudah menjadi barang langka,
bukan hanya di KBB tapi juga di seluruh Indonesia.
Pemkab Bandung Barat berharap seni tradisional kembali mengakar, sehingga tak lagi

menjadi sesuatu yang langka.
"Seni tradisional jangan sampai menjadi sesuatu yang langka. Tapi sebaliknya menjadi
sesuatu yang mudah didapat. Salah satu upayanya menyinergikan seni budaya dengan
objek wisata," harap Abubakar.
Menurutnya, keberadaan FORMI bisa menjadi wadah untuk menggali seni tradisional
yang sekarang ini banyak tenggelam. Seni tradisional yang di dalamnya mengandung
unsur- unsur olahraga perlu lebih dimasyarakatkan.
"Untuk menggugah orang kembali mencintai seni budaya sendiri, dibutuhkan sebuah
kegiatan yang menarik," ujarnya.
Semakin tenggelamnya seni budaya tradisional tidak dapat dilepaskan dari semakin
canggihnya ilmu dan teknologi (iptek). Kemajuan iptek harus dibarengi dengan
memperkuat seni dan budaya lokal.
"Iptek digali oke, tapi jangan lupakan bahwa manusia itu makhluk sosial yang memiliki
adat dan istiadat.
Seyogianya antara iptek dan adat istiadat berjalan beriringan. Dalam artian sama
berkembangnya," kata Abubakar.

Untuk menumbuhkan kembali seni budaya tradisional di KBB, lanjutnya, FORMI akan
melakukan pelatihan calon instruktur. Seni yang sudah lama tenggelam dan sekarang
tengah dihidupkan kembali, antara lain Gondang, Karimbing, Beluk, Domnyang,

Langehan, dsb. (B.104)**
http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?
wartakode=20101130051432&idkolom=padalarang

Analisa masalah :
Minimnya order pentas , mengkibatkan banyak sangar tari fakum, ini di
sebabkan karena kemajuan teknologi yang mepatutmbuat masyarkat lebih
memilih mendengarkan alat electronik di bandingkan menyaksikan tarian
tradisiional, dan tanpa di sadari masyarakat kehilangan kesadaran tentang adat
istiadat yang dimiliki.
Tanggapan :
Di zaman sekarang alangkah baiknya kita mengikuti perkembangan teknologi,
ini bertujuan agar kita tidak ketinggalan zaman , tapi di lain hal kita juga harus
tetap melestarikan budaya dan adat kita yang diwariskan oleh leluhur kita,
jangan sampai teknologi dijadikan sebagai alasan punahnya budaya kita, seperti
pada kasus diatas. Dengan adanya FORMI diharapkan kesadaran dan kecintaan
kita terhadap budaya dapat bangkit lagi tengah kemajuan teknologi , sehingga
teknologi yang maju berimbang dengan semakin cintanya kita terhadap budaya
dan adat kita.