ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM PROSIDING SEMINAR NASIONAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, baik bahasa lisan maupun tulisan. Dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan penggunaan bahasa, khususnya bahasa tulis tidak
dapat dipisahkan baik dari kalangan siswa sekolah dasar, siswa sekolah menengah
pertama, siswa sekolah menengah atas, mahasiswa, para pegawai di kantor, para
wartawan, dan lain sebagainya. Singkat kata hampir semua kegiatan manusia
tidak terlepas dari kegiatan tulis-menulis.
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menetapkan kaidah
penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kaidah tersebut seharusnya
diterapkan di semua jenis tulisan karya ilmiah seperti skripsi, artikel dan lain
sebagainya. Kaidah yang pernah diberlakukan di Indonesia perihal ejaan ialah
Ejaan van Ophujsen, tepatnya ketika Bahasa Indonesia masih bernama Bahasa
Melayu, kemudian diperbaharui menjadi Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
pada 1947 (Kemendikbud, 2014: 7).
Setelah diberlakukannya dua ejaan di atas, akhirnya ejaan bahasa
Indonesia diperbaharui dengan ejaan yang dikenal dengan singkatan EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan) tepatnya pada 1972 pada masa kepemimpinan Presiden
Soeharto. Salah satu contoh perubahan ejaan dari Ejaan van Ophujsen, kemudian

Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi hingga akhirnya menjadi EYD ialah kata
“soetoedjoe, menjadi “setudju”, kemudian menjadi “setuju” (Kemendikbud,
2014: 8). Namun setelah diberlakukannya EYD, masih saja ditemukan beberapa

1

2

tulisan yang keluar dari kaidah EYD. Tulisan tersebut dapat ditemui di dalam
tulisan-tulisan karya ilmiah.
Dalam kegiatan tulis menulis, tentu banyak hal yang harus diperhatikan,
salah satunya ialah penggunaan bahasanya. Penggunaan bahasa dalam tulisan
meliputi penggunaan ejaan, pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan pembuatan
paragraf. Semua unsur tersebut perlu mendapatkan perhatian, karena unsur-unsur
tersebut memiliki kedudukan yang sama, yaitu sebagai unsur pembentuk bahasa.
Dalam praktiknya, sebagian orang kurang memperhatikan kaidah dalam menulis.
Akibatnya banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam ejaan. Sebagai contoh
penulisan kata “jum’at”, “do’a”, “ma’af”, merupakan ejaan yang berlaku sebelum
EYD. Penulisan yang benar berdasarkan EYD ialah “jumat”, “doa”, dan “maaf”.
EYD sudah diberlakukan sekian puluh tahun yang lalu. Namun

kenyataannya masih saja ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan ejaan.
Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pemerhati bahasa Indonesia. Namun apa
jadinya jika kesalahan tersebut justru terjadi pada orang yang statusnya sebagai
pemerhati bahasa. Tentu hal tersebut sangat memprihatinkan. Mahasiswa Jurusan
Bahasa Indonesia atau Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan pegiat bahasa
Indonesia. Konsekuensinya adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia seharusnya bisa meminimalkan kesalahan-kesalahan tersebut dalam
penulisan khususnya perihal ejaan.
Pada kenyataannya, kesalahan penulisan yang berkaitan dengan ejaan
tidak terlepas dari mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam tulisan
karya ilmiah mereka, seperti skripsi, dan lain sebagainya. Kesalahan sejatinya
merupakan hal yang wajar terjadi pada diri manusia, karena manusia merupakan

3

makhluk yang tidak terlepas dari kesalahan dan lupa. Namun demikian tidaklah
wajar apabila kesalahan tersebut terjadi secara berulang-ulang. Apalagi kesalahan
tersebut terjadi pada mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
statusnya ialah sebagai pemerhati bahasa Indonesia. Padahal mahasiswa dituntut
untuk memiliki keterampilan menulis karya ilmiah berdasarkan kaidah EYD.

Kesalahan-kesalahan penulisan terkait ejaan yang benar juga terjadi pada
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Malang. Kesalahan tersebut dapat ditemukan di beberapa tulisan karya ilmiah
mereka seperti skripsi ataupun artikel ilmiah. Pada penelitian ini ditemukan
beberapa kesalahan perihal ejaan pada artikel ilmiah Mahasiswa Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang dalam prosiding
seminar nasional yang bertajuk “Pembangunan Karakter Bangsa melalui Gerakan
Literasi Sastra”.
Kesalahan dalam ejaan akan sangat mempengaruhi kualitas sebuah tulisan.
Tulisan yang baik dari segi isi belum tentu dapat dikatakan sebagai tulisan yang
baik apabila masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan perihal ejaan.
Kesalahan-kesalahan tersebut akan sangat mengganggu para pembacanya.
Akibatnya, isi tulisan tersebut tidak tersampaikan dengan jelas dan tepat kepada si
pembaca. Oleh sebab itu, penulisan karya ilmiah membutuhkan ketelitian,
kecermatan, dan pengetahuan perihal kaidah EYD guna meminimalkan atau
bahkan menghindari kesalahan penulisan perihal EYD.
Persoalan tersebut di atas merupakan persoalan yang sangat penting dan
perlu mendapatkan perhatian. Terlebih lagi para pemerhati bahasa Indonesia
(mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) sering dimintai bantuannya


4

oleh mahasiswa jurusan lain perihal cara penulisan yang benar. Namun bagaimana
jadinya apabila mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tidak mampu
menjawab persoalan tersebut. Tentu hal ini akan sangat memalukan bagi
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Berdasarkan persoalan di atas, penelitian ini penting untuk dilakukan
dalam rangka menyadarkan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
perihal penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
khususnya penulisan perihal karya ilmiah seperti skripsi maupun artikel ilmiah
yang dipublikasikan, karena tulisan tersebut akan dibaca oleh banyak orang. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan perihal EYD ketika menulis. Hal tersebut
ialah 1) pemakaian huruf kapital; 2) penulisan kata; 3) pemakaian tanda baca; dan
4) penulisan unsur serapan.
Penelitian mengenai analisis kesalahan berbahasa pernah dilakukan oleh
Prasetya, dkk (2013) dengan topik “Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan
Mahasiswa dalam Proposal Skripsi Mahasiswa”. Hasil penelitian ditemukan
klasifikasi analisis taksonomi siasat permukaan. Kesalahan (1) penghilangan yang
meliputi, adanya penghilangan konjungsi korelatif yang membuat tidak jelasnya
makna suatu kalimat. Kesalahan (2) penghilangan subjek, objek, dan verba dalam

kalimat sehingga menjadikan tidak jelasnya suatu kalimat. Kesalahan (3) adanya
penghilangan kata-kata yang seharusnya hadir sebagai penjelas namun pada
kalimat tuturan tidak hadir, sehingga menjadikan kaburnya makna suatu kalimat.
Penelitian lainnya dilakukan Wirastuti (2013) dengan topik “Analisis
Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Latar Belakang Skripsi Mahasiswa Non
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Hasil

5

penelitian tersebut didapatkan kesalahan penggunaan ejaan yang terdiri dari
kesalahan pemakaian huruf kapital sebesar 15%, kesalahan penggunaan tanda
baca sebesar 50%, kesalahan penulisan kata sebesar 22,5%. Kesalahan
penggunaan diksi sebesar 5%, kesalahan penyusunan kalimat sebesar 7,5%.
Penelitian kali ini mengenai “Analisis Kesalahan Ejaan pada Karya Ilmiah
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UMM dalam Prosiding Seminar
Nasional yang bertajuk “Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Gerakan Literasi
Sastra”. Prosiding tersebut memuat sejumlah karya ilmiah baik dari mahasiswa
hingga dosen. Beberapa karya ilmiah di antaranya ialah karya mahasiswa Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang yang menjadi
objek penelitian kali ini.

Kaitan penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya ialah sama-sama
meneliti kesalahan berbahasa Mahasiswa. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya ialah terletak pada objek penelitian serta permasalahannya.
Penelitian kali ini mengenai bentuk kesalahan pemakaian huruf kapital, penulisan
kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan pada karya ilmiah.
Penelitian ini penting dilakukan untuk menyadarkan para mahasiswa khususnya
mahasiswa Jurusan bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Malang akan pentingnya memperhatikan kaidah penulisan karya ilmiah
berdasarkan EYD.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian kali ini ialah sebagai berikut.

6

1) Bagaimanakah bentuk kesalahan pemakaian huruf kapital pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?
2) Bagaimanakah bentuk kesalahan penulisan kata pada karya ilmiah Mahasiswa
PBSI UMM?

3) Bagaimanakah bentuk kesalahan pemakaian tanda baca pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?
4) Bagaimanakah bentuk kesalahan penulisan unsur serapan pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan bentuk kesalahan pemakaian huruf kapital pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?
2) Mendeskripsikan bentuk kesalahan penulisan kata pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?
3) Mendeskripsikan bentuk kesalahan pemakaian tanda baca pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?
4) Mendeskripsikan bentuk kesalahan penulisan unsur serapan pada karya ilmiah
Mahasiswa PBSI UMM?

1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan
dalam penelitian ini sebagai berikut.


7

1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
mengenai penulisan karya ilmiah yang benar yang sesuai dengan kaidah EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan).
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan kesadaran terhadap mahasiswa khususnya
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UMM untuk memperhatikan
kaidah penulisan yang sesuai dengan EYD dan menjadi rujukan bagi penelitian
yang terkait mengenai kesalahan berbahasa pada karya ilmiah khususnya
kesalahan penulisan ejaan.

1.5 Definisi Operasional
1) Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bentuk tuturan meliputi kata,
kalimat, paragraf, yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang telah
disempurnakan.
2) Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,
dsb) dl bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

3) Karya ilmiah adalah tulisan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan benar.

8

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Analisis Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bentuk tuturan meliputi kata,
kalimat, paragraf, yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang telah
disempurnakan. Kesalahan berbahasa juga dapat terjadi akibat pemakaian ejaan
dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah
ditetapkan. Sejatinya kesalahan berbahasa dapat saja terjadi, karena kesalahan
merupakan sifat alami yang dimiliki oleh manusia. Namun kesalahan tersebut
tidak mungkin dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya solusi atau
penanganan. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah analisis khususnya pada kesalahan
berbahasa dengan tujuan meminimalkan kesalahan tersebut.
Tarigan
2.2 Ejaan

2.2.1

Pengertian Ejaan
Ejaan merupakan kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi yang terdiri

dari kata, kalimat, dan sebagainya dalam tulisan yang disertai dengan penggunaan
tanda baca. Hal ini berarti ejaan hanya terkait dengan tata tulis yang meliputi
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan istilah serapan, serta pemakaian tanda
baca. Alek dan Achmad (2010: 259) mendefinisikan ejaan sebagai keseluruhan
peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata,
penulisan kata, huruf, dan tanda baca.
Sejalan

dengan

pendapat

di

atas,


Winarto,

dkk

(2014:

251),

mendefinisikan ejaan merupakan keseluruhan ketentuan yang mengatur

9

pelambangan bunyi-bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya
serta dilengkapi dengan tanda baca. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat
Gumelar (130) yang menyatakan bahwa ejaan merupakan keseluruhan peraturan
melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata,
huruf, serta tanda baca. Sementara itu, Mustakim (1994: 128) mendefinisikan
ejaan sebagai ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih
besar berikut penggunaan tanda baca.
Berdasarkan beberapa pengertian ejaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian ejaan adalah keseluruhan peraturan yang berhubungan dengan
penggunaan lambang bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan
huruf, kata, dan disertai dengan tanda baca. Hal ini berarti yang diatur dalam ejaan
adalah tata cara penulisan. Artinya wujud bahasa yang berupa bunyi
dilambangkan dalam wujud tulisan.
Ejaan yang pernah berlaku di Indonesia dikenal dengan Ejaan van
Ophujsen, tepatnya ketika Bahasa Indonesia masih bernama Bahasa Melayu,
kemudian diperbaharui dengan Ejaan Republik atau dikenal dengan Ejaan
Soewandi pada 1947. Setelah diberlakukannya dua ejaan tersebut, muncul
pembaharuan yang dikenal dengan singkatan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
tepatnya pada 1972 pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Adapun hal-hal
yang tercakup dalam EYD ialah (1) pemakaian huruf, (2) penulisan kata, (3)
pemakaian tanda baca, (4) Penulisan unsur serapan (Kemendikbud, 2014: 6).
1) Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan telah
diatur sedemikian rupa berdasarkan penggunaan huruf, baik huruf biasa, huruf

10

kapital, maupun huruf miring. Pemakaian huruf dalam bahasa Indonesia
dibedakan menjadi huruf vokal dan huruf konsonan. Huruf vokal dalam bahasa
Indonesia sejumlah 5 huruf yaitu terdiri dari a, i, u, e, o, sedangkan huruf
konsonan sejumlah 21 huruf selain daripada huruf vokal. Selain itu terdapat juga
huruf diftong atau vokal rangkap, yaitu au, ai, dan oi.
Selain vokal rangkap, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan gabungan
konsonan yaitu terdiri dari kh, ng, ny, dan sy. Contoh kata yang terdapat diftong
ialah kata harimau, mempunyai, dan boikot. Sedangkan contoh kata yang terdiri
dari gabungan konsonan ialah akhir, bangun, nyata, dan syarat.
Dalam kasus kesalahan berbahasa, khususnya ejaan, masih banyak
ditemukan kesalahan berupa penyebutan yang berbeda dengan hurufnya. Sebagai
contoh pada huruf “c” sering diucapkan “se”, seperti pada tulisan “WC” sering
dibaca atau diucapkan dengan ejaan “wese” dan “AC” sering dibaca “ase”.
Seharusnya kedua singkatan itu dibaca sesuai dengan penulisannya. Contoh pada
tulisan “WHO”, “HP”, atau “TKO”, orang akan menyebutnya sesuai dengan
tulisannya.
Dalam hal penulisan, terkadang ditemukan kesalahan ejaan yang di luar
dari pada kaidah berdasarkan EYD. Tulisan tersebut dapat terjadi akibat
ketidaktahuan penggunaan kata baku dan kata tidak baku. Sebagai contoh, kata
“dharma” adalah kata yang tidak baku, penulisan yang tepat ialah “darma” begitu
juga pada dengan kata “wudhu” yang seharusnya “wudu”, kata “ramadhan”
seharusnya “ramadan”, dan sebagainya.
2) Penulisan Kata

11

1. Kata Berimbuhan
2. Kata Depan
3. Partikel
4. Singkatan dan Akronim
5. Angka dan Lambang Bilangan
6. Kata Ganti dan Kata Sandang
2.2.2

Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda Titik
2. Tanda Koma
3. Tanda Titik Koma
4. Tanda Titik Dua
5. Tanda Hubung
2.2.3

Penulisan Unsur Serapan

1. Ketentuan Umum Penulisan Unsur Serapan
2. Pengelompokan Unsur Serapan
3. Tulisan Tetap, tetapi Ucapan Berubah
4. Tulisan dan Lafal Berubah
5. Unsur Serapan yang Sudah Lazim

2.2.4

Fungsi Ejaan

2.2.5

Pengertian Karya Ilmiah

12

BAB III
METODE PENELITIAN

13

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke arah Kemahiran
Berbahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Prasetya, Ika Wahyu, dkk. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan Mahasiswa
Dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa. Pancaran Pendidikan, vol 2,
no.2
(Online)
http://id.portalgaruda.org/index.php?
ref=browse&mod=viewarticle&article=175216, diakses 16 Januari 2018
Sriyanto. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud
Winarto Yunita T, dkk. 2013. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis,
dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wirastuti Intan. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Latar Belakang
Skripsi Mahasiswa Non Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

LAMPIRAN