PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL DISTR ID

PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL,
DISTRIBUSI PASAR, DAN DAYA SAING
TERHADAP PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR KOPI INDONESIA 1992 - 2011
Arus Reka Prasetia
Fakultas Desain Komunikasi Visual
Universitas Widyatama
Jalan Cikutra 204A, Bandung
reka.prasetia@widyatama.ac.id

ABSTRACT
Indonesia, as one of country of coffee exporting in the world, has given influence and contribution
that reality in world trade. Now, Indonesia becomes one of biggest country of coffee exporting in the
world. Coffee, as one of important commodity in the world, gives also significant influence to
Indonesia economics. Influence is referring especially for trade sector and agriculture. Target in this
research is to know that international trade, market distribution, and competitive ability has an effect
on in simultaneous and partial to the growth of Indonesia’s coffee export value during in 199 2-2011.
Method as used in this research is the method of regression analysis. Constant Ma rket Share Analysis
(CMSA) is a method of analysis to know performance of exporting commodity from a country, where
this analysis can see performance of exporting commodity a country to performance of exporting for
commodity in common from the other countr y it’s that conduct exporting activity to countries of
exporting target around the world. This analysis will select because from the growth of export

commodity value or increase of exporting commodity become four parts, that is increase of world
exporting commodity or world trade (international trade), composition of exporting commodity from
pertinent country, market distribution of exporting commodity, and competitive ability from exporting
commodity referred.

Keywords: CMSA, international trade, composition commodity, competitiveness.

PENDAHULUAN
Aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara, termasuk perdagangan
internasional, merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang cukup penting dan
signifikan dalam menentukan tingkat kemajuan ekonomi dari negara tersebut. Perdagangan,
dengan pelbagai aktivitasnya, akan menjadi salah satu kesempatan dalam meningkatkan
pendapatan serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat dan menanggulangi
kesulitan ekonomi.
Indonesia, sebagai salah satu negara di dunia yang memiliki pelbagai sumber daya, saat
ini sedang melaksanakan dan melanjutkan pembangunan secara berkala, dimana dalam
menjalankan pembangunannya membutuhkan pelbagai jenis barang dan jasa. Barang dan jasa
tersebut dapat diperoleh dari dalam negeri dan ada pula yang diimpor dari negara lain dengan
pelbagai jenis, sifat dan karakteristik produknya.


1

2

Aktivitas untuk melakukan kegiatan impor dari pelbagai barang dan jasa dari negaranegara pengimpor ini diperlukan alat pembayaran yang berupa mata uang asing dalam setiap
transaksinya. Ragam upaya untuk memperoleh mata uang asing ini sangat banyak, salah
satunya adalah dengan melakukan aktivitas ekspor, sehingga pembangunan di Indonesia
selayaknya tetap berjalan dengan lancar dan baik, dimana segala aktivitas ekspor dengan
negara-negara tujuan ekspor harus lebih ditingkatkan, baik volume maupun nilai ekspornya.
Ekspor merupakan berbagai komoditi yang terdiri dari beragam jenis produk, baik
berupa barang ataupun jasa, dimana beragam jenis produk tersebut bergerak ataupun
berpindah meninggalkan suatu negara, yang menjadi asal-muasal produk tersebut, menuju
negara lain yang menjadi tujuannya ataupun berupa hasil transaksi yang diperdagangkan
antar negara (Kuntjoro, 1996:37). Ekspor merupakan suatu aktivitas ekonomi berupa
transaksi berbagai produk, baik berupa barang ataupun jasa, yang diproduksi ataupun
dihasilkan di dalam negeri dan kemudian dijual ke luar negeri (Mankiw, 2000:67).
Struktur ataupun karakter ekspor di negara Indonesia terdiri dari dua macam karakter,
yakni ekspor minyak dan gas bumi (biasa dikenal dengan istilah ‘migas’) dan ekspor yang
bukan dari minyak dan gas bumi (biasa disingkat dan dikenal dengan istilah ‘non-migas’).
Karakter migas dan non-migas ini mewarnai seluruh aktivitas ekspor Indonesia dari dekade

tujuh puluhan hingga dekade pada saat ini.
Ekspor migas, pada dekade tujuh-puluhan, menjadi bagian terbesar dalam struktur
ekspor Indonesia hingga tahun 1984 sehingga sektor migas ini masih menjadi primadona
dalam aktivitas ekspor, dimana hal ini dibuktikan pada tahun 1984, ketika ekspor migas
masih memberikan kontribusi perdagangan lebih dari 75 prosen komoditas ekspor Indonesia.
Ekspor melalui sektor migas ini akhirnya mengalami penurunan setelah tahun 1984, dan
puncak penurunan ini terjadi ketika pada tahun 1987 ekspor migas mengalami penurunan
yang sangat signifikan dan akhirnya lebih rendah dari ekspor komoditas non migas, yakni
hanya sebesar 49 prosen dari seluruh transaksi ekspor Indonesia (Djiwandono, 1992:211).
Transaksi ekspor dari hasil pertanian merupakan salah satu bagian ekspor yang berasal
dari sektor non-migas. Produk yang berasal dari hasil pertanian penting bagi negara Indonesia
dan masyarakatnya, karena produk dari hasil pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi
manusia (Sumaatmadja, 1988:166). Produk dari hasil pertanian, hingga saat ini dan mungkin
hingga beberapa waktu puluh tahun atau beberapa ratus tahun mendatang, akan tetap menjadi
sumber daya bagi bahan makanan untuk penduduk suatu negara, kawasan ataupun manusia.
Manusia belum dapat mengembangkan suatu sektor kehidupan ekonomi yang lain apabila
belum mampu melaksanakan dan mengembangkan sektor pertanian secara baik dan benar,

3


karena sektor pertanian menjadi sektor utama yang akan menjamin kehidupan manusia. Hasil
dari berbagai produk pertanian yang menjadi sumber daya makanan atau pangan utama, juga
memberikan dan menyumbangkan potensinya yang lain, baik sebagai salah satu objek
perdagangan maupun sebagai salah satu bahan industri pendukung perdagangan.
Hasil dari sektor pertanian ini perlu diperhatikan dengan seksama karena sektor
pertanian banyak menyerap tenaga kerja dan mayoritas dari penduduk di Indonesia masih
banyak yang tinggal di pedesaan atau berkonsentrasi pada industri pertanian, sehingga saat
ini masih banyak yang menitikberatkan mata pencahariannya pada sektor pertanian, sehingga
akhirnya Indonesia seringkali disebut sebagai negara agraris (Dumairy, 1997:204).
Sektor pertanian, pada prinsipnya memiliki berbagai sub-sektor didalamnya, dimana
salah satu sub-sektornya adalah sub-sektor perkebunan, yang mana sub-sektor ini telah
dikembangkan secara besar-besaran dan berkesinambungan di nusantara, dimulai sejak
zaman penjajahan dan tetap dipertahankan pengembangannya hingga saat ini.
Kopi, sebagai salah satu hasil dari sektor perkebunan, merupakan sub-sektor dari
pertanian, adalah hasil komoditi terpenting kedua di dunia setelah petroleum, dimana lebih
dari 400 milyar cangkir kopi dikonsumsi setiap tahunnya. FAO (Food and Agriculture
Organization), salah satu lembaga dunia dalam naungan PBB yang berkonsentrasi pada

pangan dan industri pertanian memaparkan data, bahwasannya 25 juta produsen kopi skala
kecil di dunia hidup dari usaha kopi. Contoh nyata dari salah satu produsen kopi dunia adalah

Brasil yang memproduksi hampir sepertiga kebutuhan kopi dunia, lebih dari 5 juta orang
diperkerjakan dalam penanaman dan pemanenan dari 3 milyar tanaman kopi. Fakta ini
melebihi jumlah buruh yang berkerja dalam penanaman hingga pemanenan kedelai, tebu,
gandum, dan peternakan.
Kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan strategis dan memegang peranan
penting bagi perekonomian nasional hingga akhir tahun 1990-an, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Fakta sebagai penyedia
lapangan kerja, perkebunan kopi mampu menyediakan lapangan kerja hingga lebih dari 2 juta
kepala keluarga petani dan memberikan pendapatan yang layak bagi mereka.
Fakta lain dari sektor kopi yang berhubungan dengan penyediaan lapangan kerja yakni
terciptanya lapangan kerja bagi pedagang pengumpul hingga eksportir, buruh perkebunan
besar dan buruh industri pengolahan kopi. Sisi lain dari ekspor komoditas kopi mampu
menghasilkan devisa lebih dari US $ 500 juta/tahun pada periode 1994-1998.
Peranan dari komoditas kopi tersebut mulai memudar sejak tahun 2000, khususnya
setelah perkopian dunia dilanda krisis akibat membanjirnya produksi kopi dunia. Harga kopi

4

dunia terus merosot hingga mencapai titik terendah selama 37 tahun terakhir pada awal tahun
2002 dan belum menunjukkan perbaikan ataupun perubahan yang cukup berarti. Kondisi

tersebut berdampak langsung pada harga kopi di tingkat petani karena biji kopi Indonesia
sangat tergantung pada pasar internasional. Harga kopi di tingkat petani sangat rendah,
sehingga berdampak negatif bagi perekonomian nasional terutama di sentra-sentra produksi
kopi seperti Lampung dan Sumatera Selatan.
Ragam upaya telah dilakukan secara optimal untuk memperbaiki harga kopi, baik
ditingkat nasional, regional maupun internasional, tetapi belum membuahkan hasil
sebagaimana yang diharapkan. Harga kopi di tingkat petani belum mampu untuk menutupi
biaya produksinya dan petani terpaksa membiarkan kebun kopi tidak terpelihara, bahkan
sebagian tanaman kopi ada yang ditebang dan diganti dengan tanaman lain. Kondisi yang
seperti ini, mengakibatkan kopi Indonesia semakin kehilangan daya saing dan peranannya
makin berkurang di kancah perdagangan kopi internasional.
Metode untuk mengukur pertumbuhan atau perubahan nilai komoditas ekspor dari suatu
negara dapat menggunakan model Constant Market Share Analysis (CMSA), dimana menurut
model ini, ada empat faktor atupun komponen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan nilai
ekspor, yakni: kenaikan dalam ekspor dunia (perdagangan internasional), komposisi
komoditas ekspor dunia, distribusi negara tujuan ekspor (distribusi pasar), dan daya saing
(Santosa, 1999:21).

TINJAUAN PUSTAKA
Aktivitas berbagai bentuk perdagangan sudah menjadi bagian dari kehidupan seharihari saat ini. Aktivitas ini diakibatkan oleh karena manusia tidak bisa memenuhi

kebutuhannya sendiri dan demikian juga halnya dengan suatu negara. Awal dari kreativitas
perdagangan dilakukan hanya antar individu secara sederhana dengan sistem barter, namun
sejalan dengan semakin beragamnya kebutuhan yang diperlukan, mengakibatkan terjadinya
aktivitas perdagangan tidak hanya dilakukan antar individu lagi melainkan juga antar negara.
Perdagangan internasional itu sendiri merupakan suatu proses tukar menukar berbagai barang
dan berbagai jasa yang didasarkan atas kehendak atau keinginan sukarela dari masing-masing
pihak hingga terjadinya kesepakatan, atau dengan kata lain, unsur kebebasan untuk
menentukan untung rugi dengan adanya pertukaran yang terjadi dilihat dari sudut
kepentingan nasional dari masing-masing negara. Perlu untuk ditegaskan disini bahwa unsur
kebebasan adalah amat penting dalam perdagangan internasional. Perdagangan internasional
merupakan salah satu topik yang dibahas dalam teori ekonomi internasional bila didasarkan

5

pada pendapat akan adanya gains from trade jika melakukan pertukaran, sehingga dengan
kata lain dapat diuraikan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena salah satu
atau kedua negara yang melakukan pertukaran melihat adanya manfaat atau keuntungan dari
pertukaran itu.
Perdagangan internasional diperlukan pula untuk mendapatkan manfaat yang
dimungkinkan oleh spesialisasi produksi. Spesialisasi berarti setiap negara memproduksi

barang tertentu lebih banyak daripada yang akan dikonsumsi warganya dan barang lain lebih
sedikit daripada yang dapat dikonsumsi warganya.
Studi mengenai perdagangan muncul pada abad keenam belas, dimana penganut
aliran tersebut disebut sebagai kaum merkantilisme. Kaum merkantilisme tersebut
menyatakan bahwa suatu negara ingin menjadi kaya dan berkuasa maka negara itu harus
mengekspor lebih banyak dibandingkan dengan impornya. Selisih dari aktivitas ekspor impor
tersebut akan diselesaikan dengan pemasukan logam mulia.
Negara yang semakin banyak memiliki emas, maka semakin kaya dan berkuasa
negara tersebut, oleh karena itu kaum merkantilisme mendukung pemerintah untuk
merangsang ekspor dan menghambat aktivitas impor. Teori kaum merkantilis ini mendapat
banyak sanggahan, salah satunya adalah dari Adam Smith yang mengemukakan suatu teori,
yaitu teori keunggulan absolut.
Teori keunggulan absolut mengutarakan bahwa suatu negara akan memproduksi dan
mengekspor suatu barang jika negara tersebut memiliki keunggulan absolut (keunggulan
mutlak) atas negara lain, kemudian David Ricardo menyempurnakan teori keunggulan
absolut dari Adam Smith. David Ricardo mengutarakan bahwa perdagangan masih dapat
dilakukan selama masing-masing negara masih mempunyai keunggulan relatif dalam
menghasilkan suatu barang, bahkan untuk negara yang memiliki kerugian absolut pun masih
dapat melakukan perdagangan, yaitu dengan melakukan spesialisasi pada komoditas yang
memiliki kerugian absolut terkecil dan mengimpor komoditas yang memiliki kerugian

absolut yang lebih besar. Teori David Ricardo ini kemudian dikenal dengan nama teori
keunggulan komparatif.
Teori perdagangan internasional yang lain adalah teori perdagangan internasional dari
Hecksher-Ohlin. Hecksher dan Ohlin berpendapat bahwa perdagangan internasional
ditentukan oleh adanya perbedaan relatif dalam kekayaan alam sehingga terdapat perbedaan
dalam harga faktor produksi antar negara, sehingga suatu negara akan membuat dan
mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif berlimpah sehingga
biaya produksi menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.

6

Kaidah pokok atau teori cukup banyak dalam analisis ekonomi modern yang muncul
dari abad keenam belas tersebut dengan topik memperdebatkan kebijakan-kebijakan
perdagangan dan moneter internasional, namun sekarang ini, belum pernah terjadi
sebelumnya, bidang studi ekonomi internasional menjadi begitu penting. Benefit dari
terselenggaranya perdagangan internasional, baik dalam barang-barang maupun jasa, serta
terus berkembangnya lalu lintas keuangan internasional, perekonomian setiap negara kini
menjadi semakin terkait secara erat satu sama lain dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Kini, dalam waktu yang bersamaan, perekonomian dunia semakin sering
bergejolak, suatu fenomena yang belum pernah terjadi pada dekade-dekade yang lalu. Fakta

baru ini masih ditambah lagi dengan adanya berbagai perubahan di lingkungan internasional
(international environment), sehingga ilmu ekonomi internasional semakin menjadi perhatian
utama, baik itu dalam perumusan strategi perusahaan maupun dalam penyusunan kebijakan
ekonomi nasional dari berbagai negara.
Pengaruh dari karakteristik setiap negara yang berbeda satu sama lain, mengakibatkan
negara-negara tersebut melakukan perdagangan karena mereka berbeda satu sama lain,
dimana setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan sesuatu yang relatif
lebih baik. Alasan dari tujuan setiap negara yang ingin mencapai skala ekonomi lebih baik,
sehingga negara-negara tersebut melakukan perdagangan dengan tujuan mencapai skala
ekonomi dalam produksi.
Probabilitas dari perdagangan internasional tersebut yang menguntungkan kedua
belah pihak itu ternyata lebih luas dari yang dibayangkan oleh kebanyakan orang, namun
model pertama tentang perdagangan dapat menunjukkan secara jelas bahwa dua negara tetap
dapat berdagang dengan saling menguntungkan meskipun salah satu negara lebih efisien
dalam memproduksi segala jenis barang dan bahwa produsen di negara yang kalah efisien
dapat bersaing hanya dengan membayar upah lebih rendah.
Perdagangan menciptakan keuntungan dengan memberikan peluang kepada setiap
negara untuk mengekspor berbagai macam barang yang produksinya menggunakan sebagian
besar sumber daya yang melimpah di negara bersangkutan serta mengimpor berbagai barang
yang produksinya menggunakan sumber-sumber daya yang tergolong cukup langka di negara

tersebut. Perdagangan internasional juga memungkinkan setiap negara untuk melakukan
spesialisasi produksi pada barang-barang yang bisa dibuatnya secara efisien sehingga bisa
meningkatkan efisiensi dan skala produksinya.

7

Constant Market Share Analysis

Laju pertumbuhan ekspor suatu negara bisa lebih kecil, sama, atau lebih tinggi dari
laju pertumbuhan ekspor rata-rata dunia (pertumbuhan standar). Faisal Basri (1995)
mengemukakan, bahwa pada intinya pendekatan Constant Market Share Analysis, atau biasa
disingkat dengan CMSA, akan memecah pertumbuhan ekspor ke dalam beberapa faktor
penyebab selain karena pertumbuhan ekspor dunia. Laju perubahan ekspor dapat disebabkan
oleh adanya perubahan pada 3 hal, yakni:
1. Komposisi komoditas (masalah komposisi ekspor),
2. Komposisi negara tujuan (masalah distribusi pasar dunia dari negara eksportir), dan
3. Daya saing atau memiliki daya saing (masalah daya saing dalam harga atau kualitas).
Hubungan atau kaitannya dalam perumusan Constant Market Share Analysis (CMSA)
ini, maka terdapat beberapa konsep perumusan sebagai berikut:

X
j

X
ij

 X i
ij

 Xij

 X  X
ij

i

ij

j

 X  X
j

i

i

Dimana, Xi. merupakan nilai ekspor komoditi i dari negara Z ke negara j pada periode
pertama dan X’i. merupakan nilai ekspor komoditi i dari negara Z ke negara i pada periode
kedua. Rumus selanjutnya, nilai ekspor total dari negara Z pada periode pertama dirumuskan
sebagai berikut:

 X   X   X
i

ij

i

j

i

j

i j

  X ..

Langkah untuk memudahkan pemahaman, anggaplah hanya ada satu jenis barang atau
komoditi dan satu negara tujuan ekspor. Dengan demikian, jika negara Z ingin
mempertahankan pangsa pasar ekspor komoditinya, maka ekspor komoditi dari negara Z
harus meningkat sebesar rX; dimana r adalah persentase perubahan total ekspor dunia.
Rumus untuk menggambarkan peningkatan ekspor komoditi dari negara-negara dapat

X '..  X..  rX..   X '..  X..  rX..

dituliskan sebagai berikut:

Rumus umum tersebut, apabila digunakan hanya untuk setiap komoditas di setiap



negara tujuan ekspor, maka dapat dituliskan sebagai berikut:

X 'ij  Xij  rij Xij  X 'ij  Xij  rij Xij



8

Dengan demikian, proses agregasi terhadap persamaan rumus tersebut, maka dihasilkan



X ..  X ..    rij Xij   Xij  Xij  rij Xij

persamaan-persamaan rumus sebagai berikut:







X ..  X ..  rX ..   ri  r Xi   rij  r Xij
i

j

i

j

i

i

j

Dari model persamaan rumus tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan ekspor
komoditas i ke negara j dari negara Z disebabkan oleh empat faktor, yaitu:
1. Kenaikan ekspor dunia,
2. Komposisi komoditas ekspor dunia,
3. Distribusi negara tujuan ekspor, dan
4. Residual yang mencerminkan perbedaan antara pertumbuhan ekspor aktual dan
pertumbuhan ekspor yang akan terjadi jika negara Z mempertahankan pangsa ekspornya
di pasar dunia/internasional untuk setiap komoditas.
Dari keempat faktor penyebab kenaikan ekspor tersebut, maka penyebab yang keempat
mencerminkan daya saing setiap komoditas ekspor di pasar dunia/internasional.
Tyszynski (1951) adalah ahli ekonomi pertama yang menggunakan metode Constant
Market Share Analysis (CMSA) ini untuk meneliti pertumbuhan komoditas manufaktur pada

perdagangan dunia. Tujuan dari penelitian tersebut untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang perubahan permintaan dunia terhadap ekspor negara-negara industri utama serta
perubahan posisi persaingan.
Kemudian, untuk melakukan analisis perubahan komposisi komoditi manufaktur
tersebut, Tyszynski menggunakan data dalam kurun waktu tahun 1899, 1929, 1937, dan 1950
sebagai tahun-tahun analisisnya. Tyszynski mengelompokkan berbagai komoditi ke dalam 16
kelompok dan menggunakan 11 negara sebagai dasar dari penelitiannya. Persentase untuk
komoditas manufaktur dirancang persentasenya, dimana tiap-tiap kelompok komoditas
perdagangan internasional dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu yang mengalami
peningkatan, yang mengalami nenurunan, dan yang tidak mengalami penurunan maupun
peningkatan (tetap). Tyszynski, dalam penelitiannya, mengenai komoditas manufaktur dalam
perdagangan dunia ini, komoditas yang mengalami peningkatan adalah besi, baja, dan
kelompok mesin.

9

Komoditas yang mengalami penurunan adalah non-ferous metal, non-metalliferous,
bahan-bahan kimia dan hasil-hasilnya, tekstil, dan pakaian jadi. Tyszynski memaparkan
bahwa penurunan pada perdagangan dunia disebabkan karena banyaknya negara industri baru
yang mulai beralih dari penggunaan kekayaan alam negaranya sendiri untuk bahan-bahan
bangunan.
Fakta sebaliknya terjadi, dimana peningkatan pada penggunaan alat-alat besi, baja,
dan mesin-mesin seperti kapal laut dan rel kereta api mungkin disebabkan oleh terjadinya
kerusakan transportasi laut dan kereta api di Eropa yang diakibatkan oleh terjadinya perang
pada saat itu serta makin intensifnya proses industrialisasi di Eropa. Negara yang mengalami
stagnasi dalam penelitian Tyszynski adalah India. Tyszynski melihat bahwa perubahan
ekspor dalam suatu perdagangan dunia disebabkan oleh perubahan di dalam perdagangan
dunia dan perubahan daya saing negara tersebut.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif.
Metode ini dalam menarik kesimpulan didasarkan pada perhitungan statistik dan matematis.

Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini menggunakan dua buah variabel utama,
yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat.
Variabel pertumbuhan nilai komoditas ekspor Indonesia, dalam hal ini komoditas kopi,
dinyatakan sebagai variabel dependen atau terikat (Y). Variabel perdagangan dunia
(perdagangan internasional), variabel distribusi pasar, dan variabel daya saing merupakan
variabel independen atau variabel bebas (X). Uraian variabel independen atau variabel bebas
dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 variabel X, dimana X1 adalah perdagangan dunia
(perdagangan internasional), X2 adalah distribusi pasar, dan X3 adalah daya saing.
Learner dan Stern (1970) dalam Juswanto dan Mulyanti (2003) mengembangkan dan
menjelaskan metode constant market share secara jelas, berikut ini notasi yang digunakan
dalam mengembangkan metode ini:
Vi.

:

Nilai ekspor komoditas i dari negara A dalam periode pertama.

Vi.’

:

Nilai ekspor komoditas i dari negara A dalam periode kedua.

V.j

:

Nilai ekspor dari negara A menuju negara j dalam periode pertama.

V’.j

:

Nilai ekspor dari negara A menuju negara j dalam periode kedua.

10

:

Vij

Nilai ekspor komoditas i dari negara A menuju negara j dalam periode
pertama.

:

r

Persentase pertumbuhan dalam total nilai ekspor dunia dari periode
pertama menuju periode kedua.

:

ri

Persentase pertumbuhan dalam total nilai ekspor dunia untuk komoditas i
dari periode pertama menuju periode kedua.

:

rij

Persentase pertumbuhan dalam total nilai ekspor dunia untuk komoditas i
ke negara j dari periode pertama menuju periode kedua.

Nilai ekspor dari negara A dalam periode pertama, diwujudkan dalam persamaan (3.1)
adalah:

V

ij

j

 Vi  Vij  V. j
i

dan selanjutnya dapat digambarkan pula nilai ekspor dari negara A dalam periode pertama,

 V  V  V

melalui persamaan (3.2) berikut:

i

ij

i

j

i

j

 V..

j

Pada tingkat pertama dari analisis ini, maka dapat digambarkan nilai ekspor hanya dari
satu komoditas kepada satu pasar saja. Pada tingkatan ini argumentasi dari metode tersebut
mensyaratkan jika negara A memelihara atau menjaga nilai pangsa ekspornya dalam pasar
dunia maka nilai ekspor tersebut akan mengalami pertumbuhan yang diwujudkan oleh rV..,

V'..  V..  rV..  V'..  V..  rV..

dan formulasi dari pertumbuhan tersebut dapat dilihat dalam persamaan (3.3) berikut:

Persamaan (3.3) di atas, menggambarkan tingkat pertama dari analisis ini, artinya
pertumbuhan nilai ekspor dari periode pertama menuju periode kedua (V’.. – V..) merupakan
bagian yang dihubungkan dengan pertumbuhan secara umum dari nilai ekspor dunia (rV..)
dan tanpa menjelaskan residu (sisa), tetapi pada sisi daya saing ekspor dari negara tersebut
(V’.. – V.. – rV..).
Tahap berikutnya dari analisis ini, analisis pada tingkatan kedua, metode atau analisis
memperluas argumentasinya dimana nilai ekspor sesungguhnya merupakan suatu komoditas
dan pasar yang sama untuk komoditas tertentu. Persamaan untuk komoditas i digambarkan

Vi.  Vi.  riVi  Vi.  Vi.  riVi. 

serta dianalogikan dalam persamaan (3.4) berikut:

11

V.. V..   riVi.   Vi.  Vi.  riVi. 

Dan semua persamaan di atas diaggregasikan dalam persamaan (3.5):

  r  r  ri Vi .   Vi.  Vi .  riVi . 
i

i

  rVi .    ri  r Vi .   Vi.  Vi .  riVi . 
i

i

 rV ..   ri  r Vi.   Vi.  Vi .  riVi . 
i

i

i

(1)

i

i

(2)

(3)

Persamaan (3.5) merepresentasikan analisis tingkat kedua dimana laju pertumbuhan
nilai ekspor dari negara A (V’.. – V..), merupakan variabel dependen atau variabel terikat Y,
yang mana dipengaruhi oleh 3 atribut atau faktor, yakni:
(1) Pertumbuhan atau kenaikan nilai ekspor dunia (perdagangan dunia/perdagangan
internasional); menjadi variabel independen atau variabel bebas X1.
(2) Komposisi komoditas dari negara A pada periode pertama (distribusi pasar ke negara
tujuan ekspor); menjadi variabel independen atau variabel bebas X2.
(3) Daya saing ekspor dari negara A menuju negara tujuan ekspor; menjadi variabel
independen atau variabel bebas X3.
Operasionalisasi dan formulasi variabel berdasarkan pemaparan dari persamaanpersamaan di atas dalam analisis constan market share, ditabulasikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi dan Formulasi Variabel
VARIABEL

KONSEP

Pertumbuhan Nilai
Ekspor
(Dependen: Y)

Kenaikan nilai
ekspor dari satu atau
beberapa komoditas
ekspor suatu negara

Perdagangan
Dunia
(Independen: X1)

Pertumbuhan ekspor
dunia secara umum
ke negara-negara
tujuan utama atau
pasar tujuan utama

Distribusi Pasar
(Independen: X2)

Diversifikasi ekspor

FORMULA

V.. V..

rV..
 r  r V
i

i

i.

SKALA

Ratio

Ratio

Ratio

12

Daya Saing
(Independen: X3)

Kemampuan
bersaing ekspor
suatu negara yang
disebabkan oleh
pertumbuhan
produktivitas yang
lebih tinggi

 V  V  r V 
i.

i.

i i.

Ratio

i

Sumber: Juswanto., Wawan; Mulyanti., Puji. 2003. Indonesia’s Manufactured Exports: A
Constant Market Shares Analysis . Jurnal Keuangan dan Moneter, Volume 6 Nomor 2:
97-106.

HASIL
Constant Market Share Analysis (CMSA) adalah suatu metode analisis untuk mengetahui

kinerja komoditas ekspor dari suatu negara, dimana analisis ini mampu melihat kinerja
komoditas ekspor suatu negara. Analisis ini akan memilah penyebab pertumbuhan nilai
komoditas ekspor atau kenaikan komoditas ekspor menjadi empat bagian, yaitu:
1. Kenaikan komoditas ekspor dunia atau perdagangan dunia (perdagangan internasional),
2. Komposisi komoditas ekspor dari negara yang bersangkutan,
3. Distribusi negara tujuan komoditas ekspor, dan terakhir adalah
4. Daya saing dari komoditas ekspor tersebut.
Penelitian ini, yang membahas tentang pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia
dalam perdagangan dunia, dimana variabel komposisi komoditas akan diabaikan, karena
dalam penelitian yang dilakukan ini hanya terdiri dari satu jenis komoditas ekspor saja, yaitu
komoditas kopi.
Uji hipotesis akan menggunakan model regresi linier berganda dengan menggunakan
persamaan matematika yang pernah digunakan dalam penelitian Mohammad Haji Alias,
Fatimah Mohd. Ashad, dan Abdul Aziz Abdul Rahman (1992), dimana persamaan
matematika tersebut telah dimodifikasi untuk kebutuhan dan kepentingan penelitian penulis.
Kemudian, akan dilakukan uji statistik terhadap hasil dari persamaan matematika
yang telah digunakan dengan memakai uji t-statistik untuk mengetahui pengaruh secara
parsial dari ketiga variabel di atas (perdagangan dunia/internasional, distribusi pasar, dan
daya saing) terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia, akhirnya akan
dilakukan uji F-statistik untuk mengetahui apakah ketiga variabel tersebut berpengaruh
secara simultan terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.

13

PEMBAHASAN
Persamaan matematika dari model pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia

V..  V..  rV..   ri  r Vi.   Vi.  Vi.  riVi. 

yang digunakan dalam penelitian ini tersaji sebagai berikut:

i

(1)

(2)

i

(3)

(4)

(1) Persamaan untuk pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia; merupakan
variabel dependen atau variabel terikat Y.
(2) Persamaan untuk pertumbuhan atau kenaikan nilai komoditas ekspor kopi dunia
(perdagangan dunia/perdagangan internasional); merupakan variabel independen atau
variabel bebas X1.
(3) Persamaan untuk komposisi komoditas ekspor kopi Indonesia (distribusi pasar ke
negara tujuan ekspor); merupakan variabel independen atau variabel bebas X2.
(4) Persamaan untuk daya saing komoditas ekspor kopi Indonesia menuju negara tujuan
ekspor; merupakan variabel independen atau variabel bebas X3.
dimana:
V

:

Total nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.

Vi.

:

Nilai komoditas ekspor kopi Indonesia kepada

10 negara tujuan utama ekspor.

(Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Perancis, Belanda, Aljazair, Denmark,
Maroko, dan Singapura)
r

:

Angka pertumbuhan dalam total nilai komoditas ekspor kopi dunia.

ri

:

Angka pertumbuhan dalam total nilai komoditas ekspor kopi dunia kepada 10 negara
tujuan utama ekspor. (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Perancis, Belanda,
Aljazair, Denmark, Maroko, dan Singapura), sedangkan notasi ‘ menunjukkan inisial
dari periode kedua.

Hasil perhitungan dari persamaan matematika di atas, kemudian dapat dibuat tabel hasil
perhitungan analisis dengan regresi linear berganda sebagai berikut:

14

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan
Analisis dengan Regresi Linear Berganda

n

Periode

1

1992 – 1993

1,1

-1,4

7,0

-4,5

2

1994 – 1995

4,0

-1,0

30,2

-25,2

3

1996 – 1997

23,9

10,6

22,7

-9,4

4

1998 – 1999

-2,0

9,7

-18,6

6,7

5

2000 – 2001

14,6

-7,4

5,3

16,7

6

2002 – 2003

29,2

-12,4

149,7

-108,1

7

2004 – 2005

8,6

-8,6

71,9

-63,3

8

2006 – 2007

47,4

13,2

244,9

-210,7

9

2008 – 2009

38,4

76,4

-86,1

48,1

10

2010 – 2011

86,0

45,6

-177,3

217,7

251,2

124,7

249,7

-132

Total

Y

X1

X2

X3

Berdasarkan tabel perhitungan di atas, maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut:
Y = 4,326 + 0,893X1 + 0,926X2 + 0,934X3
Dimana, Y adalah pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia yang merupakan
variabel dependen (variabel terikat) yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) variabel independen
(variabel bebas), yakni variabel X1 atau variabel perdagangan dunia/perdagangan
internasional, variabel X2 atau variabel distribusi pasar, dan variabel X3 atau variabel daya
saing. Uji hipotesis akan dilakukan selanjutnya setelah menghitung analisis regresi linear
berganda, untuk menguji F-statistik (F-test) dan t-statistik (t-test). Uji ini akan dilakukan
dengan menggunakan bantuan program komputer (software) yakni Program SPSS 17.0 for
Windows.

Uji Hipotesis Pertama
Uji hipotesis pertama akan menguji apakah perdagangan komoditas kopi dunia,
distribusi pasar komoditas kopi Indonesia, dan daya saing komoditas kopi Indonesia memiliki
pengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia
selama kurun waktu 20 (dua puluh) tahun, sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2011.
H0 = Perdagangan dunia (perdagangan internasional), distribusi pasar, dan daya saing
tidak memiliki pengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan nilai komoditas
ekspor kopi Indonesia.

15

Hi

= Perdagangan dunia (perdagangan internasional), distribusi pasar, dan daya saing
memiliki pengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor
kopi Indonesia.

diperoleh data bahwa Fhitung adalah 101,626 dengan tingkat signifikansi   sebesar 0,001.
Hasil dari uji F-statistik dengan menggunakan Program SPSS 17.0 for Windows

Tingkat signifikansi   yang bernilai 0,001 menjadikan nilai probabilitas jauh lebih kecil
dari 0,005, maka perdagangan dunia (perdagangan internasional), distribusi pasar, dan daya

saing memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor
kopi Indonesia dengan tingkat kepercayaan 99%. Perbandingan antara statistik hitung dengan
statistik tabel memiliki syarat:
1. Jika statistik Fhitung < statistik ttabel, maka H0 diterima.
2. Jika statistik Fhitung > statistik ttabel, maka H0 ditolak.
Hasil dari uji F-statistik diperoleh nilai Ftabel sebesar 4,760. Nilai sebesar 4,760
menjadikan Fhitung lebih besar dibandingkan dengan Ftabel (101,626 > 4,760), maka H0
ditolak. Arti dari hasil perhitungan ini bahwa perdagangan dunia (perdagangan
internasional), distribusi pasar, dan daya saing memiliki pengaruh secara simultan terhadap
pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.

Uji Hipotesis Kedua
Uji hipotesis kedua akan menguji apakah perdagangan komoditas kopi dunia,
distribusi pasar komoditas kopi Indonesia, dan daya saing komoditas kopi Indonesia memiliki
pengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia selama
kurun waktu 20 (dua puluh) tahun, sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2011.
H0 = Perdagangan dunia (perdagangan internasional), distribusi pasar, dan daya saing
tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan nilai komoditas
ekspor kopi Indonesia.
Hi

= Perdagangan dunia (perdagangan internasional), distribusi pasar, dan daya saing
memiliki pengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor
kopi Indonesia.
Hasil dari uji t-statistik dengan menggunakan Program SPSS 17.0 for Windows

diperoleh data bahwa nilai statistik hitung dari perdagangan dunia (perdagangan
internasional) adalah sebesar 13,455; nilai statistik hitung dari distribusi pasar adalah sebesar

16

signifikansi   sebesar 5%, derajat kebebasan (df) = 8 yang diperoleh dari jumlah data
13,559; dan nilai statistik hitung dari daya saing adalah sebesar 13,535, dengan tingkat

dikurangi dengan dua (n – 2), serta uji yang dilakukan dua sisi. Nilai untuk ttabel dua sisi
diperoleh angka 2,306. Perbandingan antara statistik hitung dengan statistik tabel memiliki
syarat:
1. Jika statistik thitung < statistik ttabel, maka H0 diterima.
2. Jika statistik thitung > statistik ttabel, maka H0 ditolak.
Uraian dari hasil uji t-statistik di atas, secara lebih rinci untuk mengetahui apakah
perdagangan komoditas kopi dunia, distribusi pasar komoditas kopi Indonesia, dan daya
saing komoditas kopi Indonesia memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan nilai komoditas
ekspor kopi Indonesia akan dipaparkan sebagai berikut:
A. Perdagangan Dunia (Perdagangan Internasional)
Nilai statistik thitung (13,455) > statistik ttabel (2,306), maka H0 ditolak, berarti koefisien
regresi signifikan, dengan kata lain bahwa perdagangan dunia (perdagangan
internasional) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan nilai komoditas
ekspor kopi Indonesia.
B. Distribusi Pasar
Nilai statistik thitung (13,559) > statistik ttabel (2,306), maka H0 ditolak, berarti koefisien
regresi signifikan, dengan kata lain distribusi pasar memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.
C. Daya Saing
Nilai statistik thitung (l3,535) > statistik ttabel (2,306), maka H0 ditolak, berarti koefisien
regresi signifikan, dengan kata lain daya saing memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.

KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil perhitungan dan analisis penelitian yang telah diuraikan pada
bagian di atas, akan diuraikan sebagai berikut:
1. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa nilai statistik Fhitung dari perdagangan
dunia/perdagangan inernasional (101,626) lebih besar dari nilai statistik Ftabel (4,760).
Perbandingan antara statistik hitung dengan statistik tabel memiliki syarat:

17

a. Jika statistik Fhitung < statistik ttabel, maka H0 diterima.
b. Jika statistik Fhitung > statistik ttabel, maka H0 ditolak.
Nilai yang lebih besar dari statistik Fhitung (101,626) dibandingkan dengan statistik Ftabel
(4,760), maka H0 ditolak. Arti dari nilai-nilai ini bahwa perdagangan dunia (perdagangan
internasional), distribusi pasar, dan daya saing memiliki pengaruh secara simultan
terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia.
2. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa nilai statistik thitung dari perdagangan
dunia/perdagangan internasional (13,455) lebih besar dari nilai statistik ttabel (2,306), nilai
statistik thitung dari distribusi pasar (13,559) lebih besar dari nilai statistik ttabel (2,306),
dan nilai statistik thitung dari daya saing (13,535) lebih besar dari nilai statistik ttabel
(2,306). Perbandingan antara statistik hitung dengan statistik tabel memiliki syarat:
a. Jika statistik thitung < statistik ttabel, maka H0 diterima.
b. Jika statistik thitung > statistik ttabel, maka H0 ditolak.
Nilai yang lebih besar dari statistik thitung dari perdagangan dunia/perdagangan
internasional (13,455) dibandingkan dengan statistik ttabel (2,306), statistik thitung dari
distribusi pasar (13,559) dibandingkan dengan statistik ttabel (2,306), dan statistik thitung
dari daya saing (13,535) dibandingkan dengan statistik ttabel (2,306), maka H0 ditolak.
Arti dari nilai-nilai ini bahwa perdagangan dunia (perdagangan internasional), distribusi
pasar, dan daya saing memiliki pengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan nilai
komoditas ekspor kopi Indonesia.

Saran
Saran dari penelitian ini adalah perlunya diadakan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan alat-alat ukur kineria ekspor yang lainnya selain Constant Market Share
Analysis (CMSA), sehingga diharapkan hasil dari penelitian lanjutan tersebut dapat

melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang komprehensif.

REFERENSI
Alias., Mohammad Haji; Arshad., Fatimah Mohd.; Rahman., Abdul Aziz Abdul. 1992. Market Share
Analysis of Malaysia’s Palm Oil Exports: Implication on It’s Competitiveness. Jurnal Ekonomi
Malaysia 26: 3-20. Ampang Press Sdn. BHD.. Kuala Lumpur. Malaysia.
Alias., Mohammad Haji; Suleiman., Habibah. 1993. The Constant Market Share Analysis: an Application to
NR Export of Major Producing Countries . Journal of Natural Rubber Research. Volume 8 Number 1:
68-79.

18

Arifin., Sjamsul; Rae., Dian Ediana; Joseph., Charles P.R.. (ed.). 2007. Kerjasama Perdagangan
Internasional: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia . Cetakan Pertama. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Arshad., Fatimah Mohd.; Ghaffar., Roslan A.. 1989. Malaysia’s Primary Commodities: Constant Market
Shares Analysis. Malaysian Agricultural Policy: Issues and Directions. Serdang: Centre for
Agricultural Policy Studies. Universiti Pertanian Malaysia.
Arshad., Fatimah Mohd.; Shamsudin., Mad Nasir; Mohayidin., Mohd. Ghazali. 1995. Palm Oil Industry:
Some Measures of Competitiveness. Business and Economic Globalisation: It’s Implications on
Malaysian Economy. Serdang: Faculty of Economics and Management. Universiti Pertanian Malaysia.
Djiwandono., Sudradjad. 1992. Perdagangan dan Pembangunan . Cetakan Pertama. Penerbit Gramedia.
Jakarta.
Dumairy.. 1997. Perekonomian Indonesia . Cetakan Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Fagerberg., J.; Sollie., G.. 1987. The Method of Constant Market Shares Analysis Reconsidered . Applied
Economics. Volume 19: 1571-1583.
FAO.. 1990-2009. Annual Trade Statistics. FAO.
Griffin., Ricky; Pustay., Michael. 1996. International Business: A Managerial Perspectives . First Edition.
Addison-Wesley Publishing Company. New Orleans. USA.
Hadi., Prajogo U.; Mardianto., Sudi. 2004. Analisis Komparasi Daya Saing Produk Ekspor Pertanian Antar
Negara ASEAN dalam Era Perdagangan Bebas AFTA. Jurnal Agro Ekonomi. Volume 22 No. 1. Mei
2004: 46-73. Bogor.
Halwani., R. Hendra; Tjiptoherijanto., Prijono. 1993. Perdagangan Internasional: Pendekatan Ekonomi
Mikro & Makro . Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hill., Charles W. L.. 1994. International Business: Competing in The Global Marketplace . First Edition.
McGraw-Hill. New York. USA.
ICO.. 1990-2009. Annual Coffee Trade Statistics. ICO. London. England.
Jepma., Catrinus; Rhoen., Andre. (eds.). 1996. International Trade: a Business Perspective . First Published.
Addison Wesley Longman Limited. Harlow. Essex. London. England.
Juswanto., Wawan; Mulyanti., Puji. 2003. Indonesia’s Manufactured Exports: a Constant Market Share
Analysis. Jurnal Keuangan dan Moneter. Volume 6 Nomor 2. Desember 2003: 97-106. Jakarta.
Krugman., Paul R.; Obstfeld., Maurice; Basri., Faisal H. (Penerjemah). 2005. Ekonomi Internasional: Teori
dan Kebijakan . Edisi Kelima. Cetakan Pertama. PT. Indeks. Jakarta.
Kuntjoro., Mudradjad. 1996. Manajemen Keuangan Internasional. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Levin., Richard I.; Rubin., David S.. 1991. Statistics for Management. Fifth Edition. Prentice-Hall
International, Inc.. London. England.
M. S.., Amir. 1996. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri – Suatu Penuntun Impor &
Ekspor. Cetakan Kedelapan. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
M. S.., Amir. 1999. Ekspor Impor: Teori & Penerapannya . Cetakan Keenam.
Pressindo. Jakarta.

PT. Pustaka Binaman

M. S.., Amir. 2000. Strategi Pemasaran Ekspor . Cetakan Pertama. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Mankiw., Gregory; Munandar., Haris (Penerjemah). 2003. Pengantar Ekonomi. Edisi Kedua. Cetakan
Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Markusen., James R.; Melvin., James R.; Kaempfer., William H.; Maskus., Keith E.. 1995. International
Trade: Theory and Evidence . International Editions. McGraw-Hill Book Co.. Singapore.
Milana., C.. 1988. Constant Market Shares Analysis and Index Number Theory. European Journal of Political
Economy. Volume 4 Number 4: 453-478.
Nazir., Moh.. 1988. Metode Penelitian . Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nelson., Carl A.. 1995. Import/Export: How to Get Started in International Trade . 2nd Edition. McGraw-Hill,
Inc.. New York. USA.

19

Nicholson., Robert H.. 1986. Mathematics for Business and Economics . International Edition. McGraw-Hill
Book Co.. Singapore.
Noh., Kusairi Mohd.; Arshad., Fatimah Mohd.. 1998. Analisis Syer Pasaran Malar Eksport Komoditi
Pertanian: Penganggaran Semula . The Malaysian Journal of Agricultural Economics. Volume 12: 5974.
Nopirin.. 1996. Ekonomi Internasional. BPFE. Yogyakarta.
Ramdhani., Arifin. 1998. Analisis Keunggulan Komparatif Teh Indonesia ke Amerika Serikat Periode 1983 –
1994. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Padjadjaran. Bandung.
Richardson., J. D.. 1971. Constant Market Shares Analysis of Export Growth . Journal of International
Economics. Volume 1: 227-239.
Richardson., J. D.. 1971. Some Sensitivity Test for a Constant Market Shares Analysis of Export Growth .
Review of Economics and Statistics. Volume 53: 300-304.
Rosenberg., Jerry M.. 1994. Dictionary of International Trade . Business Dictionary Series. John Wiley &
Sons, Inc.. Toronto. Canada.
Rugman., Alan M.; Lecraw., Donald J.; Booth., Laurence D.; Reksodijoyo., Sedyana (Penerjemah). 1993.
Bisnis Internasional. Cetakan Pertama. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Salvatore., Dominick; Sitompul., Rudy (Penerjemah). 1990. Ekonomi Internasional. Cetakan Kedua. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Salvatore., Dominick. 2004. Managerial Economics in a Global Economy. Fifth Edition. Thomson SouthWestern. Mason. Ohio. USA.
Salvatore., Dominick; Munandar., Haris (Penerjemah). 1997. Ekonomi Internasional. Edisi Kelima. Cetakan
Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Samuelson., Paul A.; Nordhaus., William D., Khalid., A. Q. (Penerjemah). 1986. Ekonomi. Jilid Dua.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Santosa., Siswoyo Hadi. 1999. Analisis Keunggulan Komparatif Ekspor Komoditi Tembakau . Tesis. Pasca
Sarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Shamsudin., Mad Nasir; Mohayidin., Mohd. Ghazali; Arshad., Fatimah Mohd.. 1995. Competitiveness of
Cocoa Export. Business and Economic Globalisation: It’s Implication on Malaysian Economy.
Serdang: Faculty of Economics and Management. Universiti Pertanian Malaysia.
Sicat., Geraldo; Arndt., P.; Nirwomo. (Penerjemah). 1991. Ilmu Ekonomi untuk Konteks Indonesia . Cetakan
Pertama. LP3ES. Jakarta.
Simonis., Dominique. 2000. Export Performance in Eastern Europe . Proceedings of 40th Congress of the
European Regional Science Association & 26th Meetings of Regional Studies of the Spanish
Association of Regional Science European Monetary Union and Regional Policy. 26th August-1st
September 2000. Barcelona. Spain.
Simonis., Dominique. 2000. Belgium’s Export Performance: a Constant Market Shares Analysis. Working
Paper Number 2. Federal Planning Bureau. Brussels. Belgium.
Siswoputranto., P. S.. 1993. Kopi Internasional dan Domestik. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Sjahminan., Muchlis. 2006. Market Brief Produk Kopi di Pasar Hongaria . Indonesian Trade Promotion
Center. Budapest. Hongaria.
Soekartawi.. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya . Edisi Satu. Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sudjana.. 1996. Metoda Statistika . Edisi Keenam. Penerbit Tarsito. Bandung.
Sulistyo.. 1989. Ekonomi Internasional. Buku Satu (Teori Perdagangan Internasional) . Edisi Kedua. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Sumaatmadja., Nursid. 1988. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keuangan . Cetakan Kedua. PT.
Alumni. Bandung.
Supranto., J.. 1994. Statistik – Teori dan Aplikasi. Cetakan Kedelapan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

20

Trihendradi., Cornelius. 2005. SPSS 13: Step by Step Analisis Data Statistik. Edisi Pertama. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tyres., R.; Phillips., P.; In Lim, D.. 1985. ASEAN-Australia Trade in Manufactures: a Constant Market
Share Analysis, 1970-1979. In Lim, D.. (ed.). ASEAN-Australia Trade in Manufactures. Longman
Chesire, Melborne. Australia.
Walpole., Ronald E.; Sumantri., Bambang (Penerjemah). 1990. Pengantar Statistika Edisi Ketiga . Cetakan
Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Widodo., Hg. Suseno Triyanto. 1995. Ekonomi Indonesia Fakta dan Tantangan dalam Era Globalisasi .
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Yoffie., David B.. 1990. International Trade and Competition: Cases and Notes in Strategy and Management .
International Edition. McGraw-Hill Book Co.. Singapore.