Jurnal Teknologi Pertanian Volume 2 Nomo

Ida Nursanti, Umar HA, Agussabti, dan Sugianto

  Analisis Nilai Tambah Usaha Pengolahan Cabai Merah Kering Bubuk (Studi Kasus: Wilayah Bogor)

  Endiyani, Emmy Darmawati, Y. Aris Purwanto

  Penghambat Aktivitas Enzim Pengubah Angiotensin dari Protein Whei Amhar Abubakar

  POLITEKNIK INDONESIA VENEZUELA

  VOLUME 2, NOMOR 1, OKTOBER 2014

  ISSN : 2355 - 1976

  Penerbit

  : Politeknik Indonesia Venezuela

  Penanggung Jawab : Direktur Politeknik Indonesia Venezuela

  Dewan Redaksi

  Ketua

  : Edy Miswar, S.Si

  Anggota

  : Iko Imelda Arissa, S.Kel., M.Si

Yassier Anwar, SP., M.Si Reza Salima, SP., MP Chairil Anwar, M.Sc

  Dewan Editor

  Ketua

  : Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, MS

  Anggota

  : Dr. Musri, M.Sc

Dr. Ir. Elly Kesumawati, M.Agric.Sc Dr.nat.techn. Safruddin, SP, MP Dr.Rita Hayati, SP, M.Si

  Teknisi ITWeb Master

  : Muzakir, SP

Hazful Maizi, ST

  Sirkulasi dan Dokumentasi : Novita Sari, S.Pi

VOLUME 2, NOMOR 1, OKTOBER 2014

  ISSN : 2355 - 1976

  No

  Judul Artikel

  Halaman

  1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Petani dalam Upaya

  1 – 11

  Rehabilitasi Lahan Terkena Tsunami di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya

  Umar HA , Romano, Hairul Basri

  2 Pengaruh Alkalinitas terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup dan

  12 – 15

  Pertumbuhan Benih Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii)

  Dini Islama, Kukuh Nirmala, Maria Ulfah

  3 Pelaksanaan Gema Palagung di Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar

  16 – 20

  Umar HA, Sofyan

  4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah menjadi

  21 – 34

  Lahan Nonpertanian Di Kabupaten Aceh Besar

  Ida Nursanti, Umar HA, Agussabti, dan Sugianto

  5 Analisis Nilai Tambah Usaha Pengolahan Cabai Merah Kering Bubuk (Studi

  35 – 43

  Kasus: Wilayah Bogor)

  Endiyani, Emmy Darmawati, Y. Aris Purwanto

  6 Penghambat Aktivitas Enzim Pengubah Angiotensin dari Protein Whei

  44 – 48

  Amhar Abubakar

  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Petani dalam Upaya Rehabilitasi Lahan Terkena Tsunami di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya (Factors Affecting Farmer Motivation in Land Rehabilitaton Effort of Tsunami-Affected Land

  in Sub-District of Jaya, District of Aceh Jaya)

  1 2 Umar H. A 2 , Romano , Hairul Basri

  1 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Pertanian, Politeknik Indonesia Venezuela, Aceh Besar – 23372, Indonesia

  2 Dosen Pascasarjana Jurusan Konservasi Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh

Abstract

  This studi was aimed to determine the level of community motivation in rehabilitation of tsunami-affected land and the factors influencingthe community motivation in rehabilitation of tsunami-affected land in Jaya sub District of Aceh Jaya Distict. This study used survey methode by using purposive sampling with two-stage sampling. The study took place in sub-District of Jaya, District of Aceh Jaya. Data were analyzed using Chi Square and Multiple Linear Regression. The result showed that farmer motivation for rehabilitation of by the farmer expectation, farmer participation in social and economic institutions and the role of

  NGOs. The value of Chi Square to test different levels of motivation in the three areas of reseach showed the value of x 2 = 0.585

  and x 2 005= 16.507. This value indicates that there is no significant difference of motivation level among the three areas of

  research. Keywords: Farmer motivation, Rehabilitation, tsunami-affected land

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi masyarakat dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya, mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi motivasi masyarakat dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tehnik penentuan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) dengan dua tahap pengambilan sampel. Penelitian berlangsung di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya. Data dianalisis dengan menggunakan Chi Square dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi petani terhadap rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya secara parsial dipengaruhi oleh harapan petani, partisipasi petani dalam kelembagaan sosial dan ekonomi serta peranan NGO. Sedangkan nilai Chi Square untuk uji beda tingkat motivasi di tiga

  daerah penelitian menunjukkan nilai χ 2 = 0,585 dan χ 2 tabel 0,05 = 16,507. Nilai ini menunjukkan bahwa tidak

  ada beda tingkat motivasi di daerah penelitian. Kata Kunci: motivasi petani, rehabilitasi, lahan terkena tsunami.

  Pendahuluan

  Dampak spesifik yang terjadi setelah bencana

  Bencana gempa bumi dan tsunami telah

  alam tersebut adalah menambah memperburuk

  melanda beberapa wilayah Provinsi Aceh dan

  sumber daya lahan. Lahan merupakan salah satu

  Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004.

  sumber daya alam yang sangat penting kegunaannya

  Bencana tersebut menyebabkan lebih dari 200 ribu

  bagi kelangsungan hidup manusia. Selain sebagai

  orang meninggal dan lebih dari 100 ribu lainnya

  tempat dimana manusia berpijak dan hidup,

  dinyatakan hilang. Bencana ini telah mengubah

  sumber daya lahan juga merupakan faktor input

  situasi dan kondisi fisik maupun non-fisik

  dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti untuk

  penduduk dan lingkungan Provinsi Nanggroe Aceh

  kegiatan pertanian, perikanan, sektor kehutanan,

  Darussalam.

  tempat tinggal, eksplorasi mineral, industri dan

  Bencana alam yang menelan puluhan ribu

  kegiatan komersial lainnya.

  jiwa ini dan menghancurkan seluruh wilayah

  Gempa bumi, masuknya air laut (salinitas)

  pantainya pada akhir 2004, tidak menyurutkan

  dan tebalnya endapan lumpur (sedimen) membuat

  keinginan penduduk untuk tetap membuka

  kerusakan lahan pertanian yang serius. Secara

  permukiman kembali sepanjang garis pantai.

  umum kerusakan di pantai Barat lebih berat

  Jumlah desa yang berbatasan langsung dengan bibir

  dibanding pantai Timur. Di pantai Barat, tinggi

  pantai pada tahun 2006 sebanyak 43 desa atau 25

  timbunan lumpur yang menutup lahan umumnya di

  persen dari seluruh desa yang berjumlah sebanyak

  atas 20 cm, dibanding di pantai Timur yang

  172 desa (Anonimous, 2006).

  umumnya di bawah 20 cm. Tingkat kerusakan umumnya di bawah 20 cm. Tingkat kerusakan

  kelembagaan, kemitraan dan kebijaksanaan (Daniel,

  subsektor hortikultura) seluas 20.101 ha, ladang

  tegalan (tanaman palawija dan horti) 31.345 ha, dan

  Pengelolaan usaha tani, dimana saja dan

  perkebunan diperkirakan 56.500 sd 102.461 ha

  kapan saja dalam hakekatnya dipengaruhi oleh

  (Anonimous, 2005). Infrastruktur usaha tani,

  perilaku petani yang mengusahakan. Perilaku orang

  seperti jaringan irigasi, bangunan irigasi, jaringan

  itu nyata tergantung dari banyak faktor, diantaranya

  saluran tingkat usaha tani, jalan usaha tani,

  watak, suku dan kebangsaan dari petani itu sendiri,

  pematang, terasering (lahan kering) serta bangunan

  tingkat kebudayaan bangsa dan masyarakat dan juga

  petakan lahan usahatani pun tak luput dari

  dari kebijakan pemerintah (Tohir, 1991).

  kerusakan. Disamping itu juga berbagai peralatan,

  Di dalam usaha rehabilitasi lahan terkena

  seperti hand traktor, pompa air, traktor besar, alat

  tsunami sangat diharapkan peran aktif masyarakat.

  pengolah nilam, karet, minyak kelapa, dan pengolah

  Tanpa peran masyarakat. program rehabilitasi lahan

  dendeng ikut rusak.

  tsunami sulit mencapai sasaran yang diharapkan.

  Rehabilitasi lahan dan pemulihan produksi

  Oleh sebab itu, motivasi masyarakat merupakan

  pertanian di daerah yang terkena dampak tsunami

  salah satu indikasi terhadap keberhasilan program

  berkaitan erat dengan kerusakan infrastruktur untuk

  tersebut. Sehubungan dengan penelitian ini, ingin

  drainase dan irigasi, serta kesuburan tanah. Danish

  mengkaji sejauh mana motivasi masyarakat

  Red Cross mengumpulkan pendapat petani lokal di

  terhadap program rehabilitasi lahan yang terkena

  16 desa di Kecamatan Teunom, Aceh Jaya

  tsumani di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya,

  mengenai daftar prioritas yang mereka anggap

  penting untuk diteliti.

  penting dalam pemulihan produksi pertanian. Kebanyakan petani lokal tersebut menyatakan

  Metodologi Penelitian

  bahwa perbaikan drainase dan pintu air adalah

  Tempat dan Waktu Penelitian

  masalah infratruktur utama yang berkaitan dengan

  Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten

  produksi pertanian. Kadar garam yang tinggi di

  Aceh Jaya di Kecamatan Jaya. Penelitian ini

  tanah yang terendam air laut setelah tsunami di

  direncanakan mulai bulan April 2011 sampai

  Aceh telah tercuci dengan cepat. Pencucian yang

  selesai. Lokasi penelitian akan dilakukan di tiga

  cepat ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi

  desa lahan yang terkena tsunami dalam kategori

  dan sifat-sifat tanah yang lain seperti permeabilitas

  rusak berat.

  tanah. Jadi hubungan antara infrastruktur drainase

  yang baik dan potensi pencucian garam sangat jelas.

  Metode Penelitian

  Biaya produksi melalui saluran drainase setara

  Metode penelitian yang digunakan adalah

  dengan USD 60ha, jadi lebih murah dibandingkan

  metode survey. Survey yang dilakukan dengan cara

  dengan metode rehabilitasi lahan yang lain seperti

  wawancara langsung dengan menggunakan daftar

  pencucian permukaan tanah yang dapat mencapai

  pertanyaan. Untuk melihat realisasi rehabilitasi

  USD 1000ha (Anonimous, 2007).

  lahan juga dilakukan observasi ke lahan petani.

  Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang

  Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada

  terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan,

  hal- hal yang berkaitan dengan motivasi petani

  mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah

  dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami

  lakunya. Sedangkan kata motif adalah suatu

  dan faktor- faktor yang mempengaruhinya di

  alasandorongan yang menyebabkan seseorang

  Kecamatan Aceh Jaya di tiga desa yang terkena

  berbuat sesuatumelakukan tindakanbersikap

  dampak tsunami dalam kategori rusak berat.

  tertentu. Pembagian motif menjadi motif intristik

  dan motif ekstrinsik didasarkan pada datangnya

  Metode Pengumpulan Data

  penyebab suatu tindakan. Tindakan yang

  Untuk menunjang pemnelitian ini diperlukan

  digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar

  data – data yang relevan baik primer maupun

  diri individu disebut tindakan yang bermotif

  skunder. Data primer diperoleh dengan cara : (1)

  ekstrinsik. Sedangkan tindakan yang digerakkan

  wawancara dengan dipandu kuesioner yang telah

  oleh suatu sebab dari dalam diri individu disebut

  disediakan sebelumnya, (2) wawancara perorangan

  tindakan yang bermotif intristik (Handoko, 1992).

  dengan petugas – petugas penyuluh lapangan, (3)

  Faktor produksi dalam usaha pertanian

  pengamatan langsung terhadap keadaan dan

  mencakup tanah, modal, tenaga kerja dan

  jawaban responden untuk memperoleh data

  manajemen atau pengelolaan. Adapun yang

  kualitatif atau informasi yang dapat menjelaskan

  tergolong ke dalam faktor pendukung dalam

  masalah yang terjadi di lapangan. Sedangkan data

  skunder di dapat dari studi kepustakaan, instansi skunder di dapat dari studi kepustakaan, instansi

  Selanjutnya untuk menguji hipotesis kedua

  dengan penelitian ini.

  akan digunakan uji serempak dan koefisien determinasi sebagai berikut :

  Model Analisis dan Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis I

  JK Re gressi

  k

  Untuk mengetahui pengukuran motivasi

  Fhit =

  petani dengan jalan menilai dengan skor. Masing –

  JK Sisa

  n k  1

  masing pertanyaan terdiri atas tiga alternatif jawaban dengan skor satu sampai tiga. Jawaban

  Dengan kriteria keputusan sebagai berikut :

  dengan skor tiga mengarah kepada motivasi petani

  - Terima H 0 tolak H A bila F hitung

  yang tinggi, sedangkan skor dua mengarah kepada

  - Tolak H 0 terima H A bila F hitung >F tabel

  motivasi yang sedang dan skor satu mengarah

  Koefisien determinasi akan dihitung dengan rumus:

  kepada motivasi yang rendah (penilaian positif).

  Adapun orientasi variabel dalam mengukur tingkat

  JK Re gressi

  motivasi petani dalam usaha rehabilitasi lahan yang

  R 2 =

  terkena tsunami adalah : (1) Pengolahan tanah, (2)

  JK Total

  Pemberian pupuk kandang (3) Pemberian bahan organik, (4) Pembuatan drainase dan (5)

  Hasil dan Pembahasan

  Penanaman tanaman yang toleran terhadap garam.

  Karakteristik Petani

  Untuk menguji hubungan variable-variabel

  Pengamatan terhadap karakteristik petani

  motivasi dalam rehabilitasi petani terhadap

  meliputi : (1) tujuan, (2) harapan, (3) penghargaan,

  pemilihan tingkat motivasi rendah, sedang dan

  (4) tanggung jawab, (5) keterlibatan, (6) intensitas

  tinggi diukur dengan uji kuadrat Chi tentang

  penyuluhan (7) partisipasi petani dalam lembaga

  ketidaktergantungan dalam bentuk tabel kontigensi

  sosial dan ekonomi, (8) peranan NGO dalam

  yaitu :

  rehabilitasi lahan, (9) pendapatan usahatani.

  X = 

  2 ( cij  )

  1. Tujuan dalam usaha rehabilitasi lahan

  eij

  i

  j

  yang terkena tsunami

  Dalam teori motivasi, tujuan adalah segala

  Dimana : c ij = nilai yang diharapkan

  sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan

  e ij = nilai yang diamati

  mengurangi dorongan. Dengan perkataan lain,

  X 2 = Chi Square

  mencapai

  tujuan

  berarti mengembalikan

  Dasar pengambilan kesimpulan :

  keseimbangan dalam diri seseorang, baik yang - Tolak H 0 , terima H A , jika : X 2 >X 2α0,1; df bersifat fisiologis maupun yang bersifat psikologis.

  - Terima H 0 , tolak H A , jika : X 2 ≤X 2α0,1; df

  Ditekankan pula bahwa semakin besar partisipasi

  2. Pengujian Hipotesis II

  seseorang dalam menentukan tujuan, semakin besar pula motivasinya untuk meraih keberhasilan dan

  prestasi kerja yang setinggi mungkin (Siagian, 2004).

  mempengaruhi motivasi petani terhadap usaha

  Gambar 1, dapat dilihat bahwa tingkat

  rehabilitasi lahan tsunami digunakan regresi linier

  pengskoran petani dalam mencapai tujuannya

  berganda, dengan model sebagai berikut :

  termasuk dalam kategori tinggi (skor 5 - 6). Pada Y=a 0 +a 1 X 1 +a 2 X 2 +a 3 X 3 +a 4 X 4 +a 5 X 5 +a 6 X 6 grafik frekuensi menurut tujuan petani terlihat

  +a 7 X 7 +a 8 X 8 +a 9 X 9 bahwa persentasenya mengarah kepada tingkat

  Dimana :

  Y = Motivasi petani dalam

  yang tinggi (100), sehingga tidak terjadi variasi

  rehabilitasi lahan

  pada grafik tersebut. Hal ini disebabkan karena

  X 1 = Tujuan

  petani di daerah penelitian mempunyai tujuan yang

  X 2 = Harapan

  jelas yaitu untuk meningkatkan produksi padi yang

  X 3 = Penghargaan

  optimum atau mendekati seperti pada waktu

  X 4 = Tanggungjawab

  sebelum terkena tsunami, sehingga didapatkan hasil

  X 5 = Keterlibatan

  yang sesuai diharapkan. Usahatani padi bagi petani

  X 6 = Intensitas penyuluhan (Skor)

  di daerah

  penelitian merupakan sumber

  X 7 = Partisipasi petani dalam lembaga sosial

  penghidupan utama bagi mereka sehingga usaha ekonomi rehabilitasi perlu segera dilakukan.

  X 8 = Peranan NGO (stake holder) dalam

  rehabilitasi lahan

  X 9 = Pendapatan (Rp)

  Gambar 1. Frekuensi menurut Tujuan Petani

2. Harapan dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami

  Teori harapan menggambarkan tentang teori motivasi yang mengatakan bahwa kuatnya kecendrungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung kepada kekuatan harapan bahwa tindakan tindakan tersebut akan diikuti oleh sesuatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan (Siagian, 2004).

  Terlihat bahwa penyebaran harapan petani dalam berusahatani bervariasi, dengan harapan petani yang rendah sebanyak 0 orang (0), harapan petani yang sedang sebanyak 19 orang (41,3), dan harapan petani yang memiliki harapan yang tinggi sebanyak 27 orang (58,7). Pada Lampiran 1 terlihat rata-rata harapan petani adalah sebesar 4,82. Dari Gambar 2 dan Lampiran 1 terlihat bahwa petani mengarah kepada harapan yang tinggi dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Dari hasil pengamatan dilapangan terlihat bahwa petani padi di daerah penelitian mempunyai harapan yang tinggi terhadap lahan usahataninya. Harapan-harapan itu dapat berupa agar lahan yang terkena tsunami dapat kembali seperti yang diharapkan sehingga menghasilkan produksi yang optimal.

  Frekuensi menurut Harapan Petani

  Gambar 2. Frekuensi menurut Harapan Petani

3. Penghargaan dalam usaha rehabilitasi usahatani

  Penghargaan merupakan sesuatu rangsangan yang sangat kuat dalam memotivasi petani untuk melakukan kegiatan rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami tersebut. Penghargaan petani di bagi dalam tiga kategori yaitu : rendah (skor 2 - 3), sedang (skor 4) dan tinggi (skor 5 - 6).

  Unsur-unsur penggerak motivasi antara lain kinerja, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, dan kesempatan kerja. Penghargaan, pengakuan, atau recognition atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang akan merupakan perangsang yang kuat (Sastrohadiwiryo, 2002).

  Terlihat bahwa petani dalam penelitian ini memiliki rata- rata skor penghargaan 2,3. Ini menunjukkan bahwa penghargaan petani dalam usaha rehabilitasi rata-rata dalam kategori rendah.

  Penyebaran penghargaan petani dalam berusahatani bervariasi dengan rincian adalah: penghargaan petani yang rendah sebanyak 40 orang (86,95), penghargaan petani yang sedang sebanyak 4 orang (8,69), dan penghargaan petani yang tinggi sebanyak 2 orang (4,36). Ini menunjukkan bahwa harapan petani dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami mengarah kepada kategori rendah. Dari hasil pengamatan dilapangan terlihat bahwa di daerah penelitian penghargaan yang diterima petani sangat rendah. Hal ini disebabkan karena petani melakukan usaha taninya tanpa pamrih sehingga faktor penghargaan di dalam motivasi petani terhadap rehabilitasi lahan yang terkena tsunami bukan merupakan faktor yang utama di daerah penelitian.

  Gambar 3. Frekuensi menurut Penghargaan Petani

  Frekuensi menurut Penghargaan Petani

  86,95

  8,69 4,36

  rendah sedang tinggi

  41,3

  58,7

  rendah sedang tinggi

  Frekuensi menurut Tujuan Petani

  0 0

  100

  tinggi

4. Tanggung Jawab dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami

  Tanggung jawab adalah adanya rasa ikut memiliki yang menimbulkan stimulasi dan motivasi petani untuk turut merasa bertanggung jawab dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Adanya rasa ikut memiliki (sense of belonging) akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab (Sastrohadiwiryo, 2002).

  Terlihat bahwa penyebaran tanggung jawab petani dalam berusahatani bervariasi, dengan perinciannya adalah: tanggung jawab petani yang rendah sebanyak 24 orang (52,17), tanggung jawab petani yang sedang sebanyak 0 orang (0), dan petani yang memiliki tanggung jawab yang tinggi sebanyak 22 orang (47,83). Rata-rata tanggung jawab petani adalah sebesar 3,91. Sehingga dapat digambarkan bahwa petani mengarah kepada tanggung jawab yang sedang dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa kepentingan petani terhadap lahannya. Umumnya pemilik memiliki tanggung jawab yang besar, sedangkan penyewa memiliki tanggung jawab yang rendah di dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami.

  Gambar 4. Frekuensi menurut Tanggungjawab

  Petani

5. Keterlibatan dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami

  pengambilan keputusan petani, yang memberikan rasa keikutsertaan dalam proses pengambilan keputusan dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa dihargai yang merupakan “tantangan” yang harus dijawab, melalui peran serta berkinerja untuk pengembangan usaha dan pengembangan pribadi (Sastrohadiwiryo, 2002).

  Pada gambar 5, terlihat bahwa tidak terjadi

  petani dalam

  berusahatani dan hanya mengarah kepada persentase keterlibatan petani yang tinggi (100). Secara rinci adalah: keterlibatan petani yang rendah sebanyak 0 orang (0), keterlibatan petani yang sedang sebanyak 0 orang (0), dan petani yang memiliki keterlibatan yang tinggi sebanyak 46 orang (100). Rata-rata keterlibatan petani adalah sebesar 5,34. Sehingga terlihat bahwa petani mengarah kepada keterlibatan yang tinggi dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Di daerah penelitian ini, seluruh petani ikut berpartisipasi di dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami. Keterlibatan ini sangat penting bagi petani, karena dengan keterlibatan keseluruhan petani diharapkan proses rehabilitasi cepat terlaksana dan dapat dilakukan usahatani kembali sesuai dengan yang diharapkan.

  Gambar 5. Frekuensi menurut Keterlibatan Petani

6. Pendapatan dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami

  dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarkhi kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis. Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Dalam hal ini pendapatan merupakan sumber dari pemuas kebutuhan fisiologis dari teori motivasi (Siagian, 2004).

  Terlihat bahwa penyebaran pendapatan petani dalam berusahatani terjadi variasi dengan perinciannya adalah: pendapatan petani yang rendah sebanyak 14 orang (30,43), pendapatan petani yang sedang sebanyak 26 orang (56,52), dan petani yang memiliki pendapatan yang tinggi sebanyak 6 orang (13,05). Rata-rata pendapatan

Frekuensi menurut Keterlibatan Petani

  tinggi Frekuensi menurut Tanggung Jawab Petani

47,83 rendah sedang

  tinggi tinggi

  petani di daerah penelitian mempunyai kesadaran

  6, dan Lampiran 1, terlihat bahwa petani mengarah

  yang sangat tinggi untuk peningkatan kualitas

  kepada pendapatan yang sedang dalam usaha

  usahataninya sehingga proses rehabilitasi berjalan

  rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami.

  dengan cepat dan lancar.

  Hal ini disebabkan karena petani di daerah penelitian tidak melakukan usaha taninya secara

  Frekuensi menurut Intensitas Penyuluhan

  sendiri bagi yang mempunyai lahan dan melakukan

  Petanii

  bagi bagi hasil atau sewa lahan sehingga pendapatan

  yang diperoleh tidak optimal. Hal-hal lain seperti ketersediaan pupuk dan drainase turut berpengaruh kepada pendapatan petani di daerah penelitian.

  Frekuensi menurut Pendapatan Petani tinggi

  13,05 Gambar 7. Frekuensi menurut Intensitas

  rendah Penyuluhan Petani

  sedang

tinggi 8. Partisipasi petani dalam lembaga-lembaga 56,52 sosial ekonomi

  Dalam teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow yang mengatakan bahwa kebutuhan

  Gambar 6. Frekuensi menurut Pendapatan

  manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima

  Petani

  hirarkhi kebutuhan, salah satunya ialah kebutuhan

  7. Intensitas Penyuluhan dalam usaha

  sosial. Dalam kehidupan organisasional manusia

  rehabilitasi lahan yang terkena tsunami

  sebagai insan sosial mempunyai berbagai kebutuhan

  Pengembangan kemampuan seseorang, baik

  yang berkisar pada pengakuan akan keberadaan

  dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,

  seseorang dan penghargaan atas harkat dan

  dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja

  martabatnya (Siagian, 2004).

  untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah.

  Gambar 8, terlihat penyebaran variasi pada

  Pengembangan merupakan salah-satu unsur

  partisipasi petani dalam lembaga-lembaga sosial dan

  penggerak dalam motivasi (Sastrohadiwiryo, 2002).

  ekonomi hanya mengarah kepada persentase

  Dalam hal ini, intensitas penyuluhan merupakan

  sedang (26,09) dan tinggi (73,91). Sebagai

  salah satu wadah bagi petani untuk mangaplikasikan

  perinciannya adalah: partipasi petani yang rendah

  motif intrinsiknya seperti motif ingin tahu, motif

  sebanyak 0 orang (0), partisipasi petani yang

  bergiat dan motif memanipulasi di dalam

  sedang sebanyak 12 orang (26,09), dan petani

  pengembangan usaha tani padinya (Handoko,

  yang memiliki partisipasi tinggi sebanyak 34 orang

  (73,91). Pada Lampiran 1, terlihat rata-rata

  Pada gambar 7, terlihat bahwa tidak terjadi

  partisipasi petani adalah sebesar 5,28. Dari Gambar

  variasi dalam intensitas penyuluhan kepada petani

  8 dan Lampiran 1 terlihat bahwa petani mengarah

  dalam berusahatani dan hanya mengarah kepada

  kepada partisipasi lembaga-lembaga sosial dan

  prosentase intensitas penyuluhan kepada petani

  ekonomi yang tinggi dalam usaha rehabilitasi lahan

  yang tinggi (100). Secara rinci adalah: intensitas

  usahatani yang terkena tsunami. Hal ini

  penyuluhan kepada petani yang rendah sebanyak 0

  menunjukkan partisipasi petani dalam lembaga

  orang (0), intensitas penyuluhan kepada petani

  sosial dan ekonomi mempunyai kesadaran yang

  yang sedang sebanyak 0 orang (0), dan petani

  tinggi di daerah penelitian, sehingga proses

  yang memiliki intensitas penyuluhan yang tinggi

  rehabilitasi lahan dapat dilaksanakan sesuai dengan

  sebanyak 46 orang (100). Rata-rata intensitas

  yang diharapkan.

  penyuluhan kepada petani adalah sebesar 12,93. Dari Gambar 7, dan Lampiran 1, terlihat bahwa petani mengarah kepada intensitas penyuluhan yang tinggi dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Hal ini menunjukkan bahwa

  Fre k ue ns i m e nurut Partis ipas i Pe tani

  rendah sedang tinggi

  Gambar 8. Frekuensi menurut Partisipasi

  Petani

  9. Peranan NGO dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami

  Tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik (Handoko, 1992). Dalam hal ini peranan NGO termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik pada petani dalam pengembangan usahataninya.

  Dari Gambar 9, terlihat terjadi variasi dalam penyebaran peranan NGO kepada petani dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani. Adapun sebagai perinciannya adalah: peranan NGO yang rendah sebanyak 8 orang (17,39), peranan NGO yang sedang sebanyak 4 orang (8,7), dan peranan NGO yang tinggi sebanyak 34 orang (73,91). Rata-rata peranan NGO kepada petani adalah sebesar 9,06. Dari gambar 9, dan Lampiran 1, terlihat bahwa peranan NGO kepada petani mengarah kepada yang tinggi dalam usaha rehabilitasi lahan usahatani yang terkena tsunami. Hal ini menunjukkan peranan NGO sangat tinggi di dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di daerah penelitian. Petani mempunyai harapan dan kepercayaaan yang tinggi kepada pihak-pihak NGO yang ada sehingga proses rehabilitasi lahan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan adanya bantuan- bantuan bantuan berupa pupuk, benih, alat mekanisasi serta penyuluhan-penyuluhan tentang rehabilitasi lahan yang terkena tsunami.

  Fre k ue ns i m e nurut Pe ranan NGO

  rendah sedang tinggi

  Gambar 9. Frekuensi menurut Peranan NGO

  Tingkat Motivasi Petani

  Berdasarkan hasil kuisioner di Desa Mukhan, Alue Mie dan Mudhen Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya tingkat motivasi petani termasuk dalam kategori tinggi dengan rata - rata tingkat motivasi sebesar 21,63 dari 46 petani. Daftar pertanyaan tentang tingkat motivasi dari hasil kuisioner kepada petani ada sembilan kombinasi pertanyaan, dimana nilai paling rendah dari sembilan kombinasi pertanyaan adalah 9 jika responden memilih jawaban kategori rendah (1), dan nilai yang paling tinggi adalah 27 jika responsen semua memilih jawaban kategori tinggi (3). Dari nilai terendah (9) ke nilai tertinggi (27) tingkat motivasi petani dari hasil kuisioner dibagi menjadi tiga skala yaitu rendah (9-15), sedang (>15-21), dan tinggi (>21- 27). Rata-rata hasil kuisioner kepada 46 orang petani menunjukkan nilai 21,63 sehingga termasuk ke dalam kategori tinggi dari interval yang telah ada.

  Gambar 10 menunjukkan bahwa tingkat motivasi petani bervariasi mengarah kepada tingkat motivasi yang rendah (0) sedang 17 orang (36,95), dan tinggi 29 orang (63,95). Hal ini disebabkan karena petani di daerah penelitian telah mengerti tentang tehnik-tehnik dalam rehabilitasi lahan usahataninya. Dan petani di daerah ini juga memahami bahwa usahatani padi merupakan salah satu mata pencaharian utama untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat di daerah penelitian.

  Motivasi masyarakat terhadap usaha rehabilitasi lahan tsunami dipengaruhi oleh tujuan (X 1 ), harapan (X 2 ), penghargaan (X 3 ), tanggung jawab (X 4 ), keterlibatan (X 5 ), intensitas penyuluhan (X 6 ), partisipasi petani dalam lembaga sosial dan

  Fre k ue ns i m e nurut Motivas i Pe tani

  0 ekonomi (X 7 ), peranan NGO dalam rehabilitasi

  rendah sedang

  lahan (X 8 ) dan pendapatan usahatani (X 9 ). Sesuai

  dengan penelitian di atas bahwa model yang digunakan dalam analisis motivasi petani ini dituangkan dalam bentuk Regresi Linier Berganda dengan fungsi sebagai berikut:

  Gambar 10. Frekuensi menurut Motivasi Petani

  Hasil penelitian menunjukkan model

  motivasi masyarakat terhadap usaha rehabilitasi

  1. Faktor

  yang berpengaruh

  terhadap

  lahan terkena tsunami tanpa standarisasi

  motivasi petani.

  (Unstandarized ) adalah sebagai berikut :

  Regresi linear berganda adalah regresi dimana

  Y= 22,045 – 0,739X 1 – 0,013X 3 + 0,099X 6 +

  variabel terikatnya (Y) dihubungkandijelaskan

  1,390X 7 – 0,545X 8 + 0,184X 9

  lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga dan

  Untuk menghindari terjadinya multikolinier,

  seterusnya variabel bebas (X 1 , X 2 , X 3 , …, X n )

  maka akan dilakukan remove variabel x yang

  namun masih menunjukkan diagram hubungan

  mempunyai nilai VIP yang paling besar. Remove

  yang linier. Pada persamaan linier lebih dari dua

  dilakukan secara bertahap sehingga didapatkan rata-

  variabel, variabel Y dipengaruhi oleh lebih dari dua

  rata nilai VIP mendekati 1. Variabel yang di remove

  variabel, yaitu variabel X 1 , X 2 ,…, X k . Dalam hal

  adalah x 4 = tanggung jawab dengan nilai VIP =

  demikian, variabel Y disebut variabel terikat

  23,578 dan significant = 0,784 (tidak berpengaruh

  (dependent variable) dan variabel-variabel X 1 , X 2 ,…,

  nyata), x 2 = harapan dengan nilai VIP = 6,320 dan

  X k disebut variable bebas (independent variable),

  significant = 0, 092 (berpengaruh nyata), x 5 =

  artinya nilai-nilai variabel Y dapat ditentukan

  intensitas penyuluhan dengan nilai VIP = 3,881 dan

  berdasarkan nilai-nilai dari variabel-variabel X 1 ,X 2 ,

  significant = 0,105 (tidak berpengaruh nyata).

  …, X k (Hasan, 1999).

  Sehingga hasil akhirnya didapatkan rata – rata nilai

  Analisis regresi juga digunakan untuk

  VIF mendekati 1.

  menentukan bentuk (dari) hubungan antar variabel.

  Pengujian secara serempak menunjukkan

  Tujuan utama dalam penggunaan analisis itu adalah

  model pertama sangat berarti dengan koefisien

  untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari

  korelasi (R) = 84,2 dan koefisien determinasi

  satu variabel dalam hubungannya dengan variabel

  (R 2 ) = 71 . Ini artinya bahwa 71 variasi

  yang lain yang diketahui melalui melalui persamaan

  motivasi petani terhadap usaha rehabilitasi lahan

  garis regresinya (Hasan, 1999).

  yang terkena tsunami ditentukan sekurang-

  Analisis regresi merupakan analisis yang

  kurangnya oleh tiga variabel di atas. Sedangkan

  bertujuan untuk menentukan model yang paling

  sisanya 29 ditentukan oleh faktor lain di luar

  sesuai untuk pasangan data serta dapat digunakan

  model. Dari hasil pengujian (penghitungan)

  untuk membuat model dan menyelidiki hubungan

  diperoleh nilai F sebesar 15,879, sedangkan F pada

  antara dua variabel atau lebih. Untuk menetukan

  tingkat kepercayaan 95 (F tabel) sebesar = 2,15.

  model tersebut digunakan alat bantu dengan

  Dengan kata lain F hitung > F tabel α= 0,05 artinya

  melakukan visualisasi data sehingga model

  secara statistik berpengaruh nyata. Maka terima H A

  pendekatan regresi dapat diprediksi dari visualisasi

  tolak H 0 .

  tersebut (Wahyono, 2009).

  Tabel 1. Matriks Koefisien Regresi

  Unstandardized

  Standardized

  T Sig.

  B Std. Error

  X 1 -.739

  X 3 -.013

  X 8 -.545

  Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa

  pengembangan pedesaan memang diharapkan oleh

  hanya tiga dari sembilan variabel bebas yang

  semua pihak terutama untuk meningkatkan kualitas

  berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, yaitu :

  hidup masyarakat dan sesuai dengan keadaan

  harapan petani (X 2 ), partisipasi petani dalam

  perekonomian mereka (Su’ud, 1997).

  kelembagaan sosial ekonomi (X 7 ) dan peranan

  Dengan adanya keikutsertaan petani di

  NGO (X 8 ). Sedangkan tujuan petani (X 1 ),

  dalam kelembagaan sosial dan ekonomi maka

  penghargaan petani (X 3 ), tanggung jawab petani

  petani mempunyai perencanaan tentang hal-hal

  (X 4 ), keterlibatan petani (X 5 ), intensitas penyuluhan

  yang akan dilakukan pada lahannya di masa yang

  (X 6 ), dan Pendapatan petani (X 9 ) tidak berpengaruh

  akan datang sehingga timbul motivasi petani untuk

  nyata terhadap motivasi petani dalam usaha

  segera melakukan rehabilitasi lahan bagi

  rehabilitasi lahan terkena tsunami.

  kebutuhannya di masa akan datang. Dalam hal ini

  Harapan petani mempengaruhi motivasi

  (KUT) merupakan

  petani terhadap usaha rehabilitasi lahan yang

  pencerminan dari partisipasi petani dalam

  terkena tsunami. Teori harapan memberikan

  kelembagaan ekonomi desa.

  penekanan bahwa pentingnnya kemampuan

  Peranan NGO mempengaruhi motivasi

  membantu seperti petani, dalam menentukan hal –

  petani dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena

  hal yang diinginkannya serta dibarengi dengan

  tsunami. Menurut Burton, motif ekstrinsik adalah

  usaha menunjukkan cara yang paling tepat untuk

  motif yang timbul dari luarlingkungan. Motivasi

  merealokasikannya (Siagian, 2002). Berdasarkan

  ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa

  dari hasil wawancara terlihat bahwa petani- petani

  penghargaan, pujian, hukuman atau celaan. Peran

  di daerah penelitian mempunyai harapan-harapan

  pihak lembaga swadaya masyarakat dalam

  yang besar kepada pihak pemerintahNGO di

  memotivasi petani untuk melakukan usaha

  dalam usaha merehabilitasi lahan usahatani yang

  rehabilitasi lahan terkena tsunami termasuk ke

  terkena tsunami. Harapan-harapan itu dapat berupa

  dalam motivasi yang bersifat ekstrinsik.

  pemberian bantuan dana rehabilitasi seperti: pupuk

  Dengan adanya bantuan NGO maka proses

  dan perbaikan saluran–saluran irigasi yang telah ada

  rehabilitasi lahan yang terkena tsunami semakin

  seperti di desa Mukhan kecamatan Jaya Aceh Jaya.

  cepat. Pada awal-awal pasca rehabilitasi lahan

  Serta harapan petani sangat tinggi terhadap lahan

  terkena tsunami, pihak World Vision pernah

  usahataninya karena mereka mengharapkan agar

  melakukan penyuluhan tentang bagaimana cara

  lahan yang terkena tsunami tersebut bisa menjadi

  melakukan rehabilitasi lahan dengan baik dan tepat.

  lebih baik dan diolah dengan optimal sehingga

  Penyuluhan ini biasa dilakukan dalam rentang

  menghasilkan produksi yang diinginkan oleh petani.

  waktu tiga bulan sekali. Kemudian pihak FAO

  Seperti diketahui bahwa usahatani padi di daerah

  pernah menyediakan sarana produksi usahatani

  penelitian merupakan sumber pendapatan utama

  berupa bibit padi, pupuk dan juga menyediakan

  bagi petani tersebut.

  bantuan berupa Hand Traktor kepada kelompok

  Partisipasi petani dalam kelembagaan sosial

  tani yang ada pada daerah penelitian. Sehingga

  ekonomi mempengaruhi motivasi petani dalam

  dengan adanya bantuan langsung yang diberikan

  usaha rehabilitasi lahan yang terkena tsunami.

  pihak NGO kepada petani dapat meningkatkan

  motivasi petani dalam upaya rehabilitasi lahan yang

  pembangunan desa sangatlah komplit dan

  terkena tsunami di daerah penelitian.

  memegang peranan penting dan ikut berkiprah

  Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka

  dapat disimpulkan bahwa motivasi petani dalam upaya rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di

  Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya dipengaruhi

  Mukhan, Alue Mie dan Mudheun. Adapun

  oleh harapan petani, partisipasi petani dalam

  parameter yang dibandingkan adalah: (1)

  kelembagaan sosial ekonomi dan peranan NGO.

  pengolahan tanah, (2) pemberian pupuk kandang, (3) pemberian bahan organik, (4) pembuatan

  2. Uji Beda Tingkat Motivasi di Tiga Daerah

  drainase, (5) penanaman tanaman yang toleran

  Penelitian

  terhadap garam. Untuk lebih jelasnya , maka nilai

  Uji ini untuk mengetahui perbedaan tingkat

  pengamatan dan nilai yang diharapkan disusun

  motivasi di tiga daerah penelitian seperti: desa

  dalam Tabel kontigensi sebagai berikut:

  Tabel 2. Tabel Kontigensi antara Parameter Motivasi Rehabilitasi di Tiga Daerah Penelitian

  No Desa

  Penanaman Total

  Tan Toleran

  3 Alue Mie

  Karena nilai χ 2 yang dihitung pada

  Kesimpulan

  lampiran 10 adalah 0,58547, dan χ 2 <χ 20,05 maka

  Tingkat motivasi petani dalam usaha

  kita dapat menarik kesimpulan bahwa H 0 diterima.

  rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di

  Dengan perkataan lain data menunjukan bahwa

  kecamatan Jaya kabupaten Aceh Jaya termasuk

  tidak ada beda tingkat motivasi petani dalam usaha

  dalam kategori tinggi dengan rata-rata tingkat

  rehabilitasi lahan yang terkena tsunami di desa

  motivasi sebesar = 21,63.

  Mukhan, Mudhen dan Alue Mie.

  Motivasi petani dalam upaya rehabilitasi

  Dalam usaha rehabilitasi lahan yang terkena

  lahan yang terkena tsunami di kecamatan Jaya

  tsunami, umumnya di daerah penelitian ini

  kabupaten Aceh Jaya dipengaruhi oleh harapan

  ketersediaan pupuk kandang cukup berkurang

  petani, partisipasi petani dalam kelembagaan sosial

  berkisar rata - rata 1TonHa. Sedangkan pupuk

  dan ekonomi serta peranan NGO.

  kandang yang dibutuhkan secara optimal berkisar

  Tidak ada beda tingkat motivasi petani

  1,5 - 2 TonHa.

  diantara desa Mukhan, Mudheun dan Alue Mie di

  Untuk irigasi yang selalu dilalui air hanya

  kecamatan Jaya kabupaten Aceh Jaya.

  terdapat di desa Mudhen. Sedangkan di desa Mukhan saluran irigasi ada tetapi hanya berupa bak

  Daftar Pustaka

  penampung yang mengandalkan air hujan. Untuk di

  Anonimous. 2005. Panduan Kerangka Peta 3.

  desa Alue Mie tidak ada saluran irigasi dan hanya

  Monitoring and Evaluating the Social

  mengandalkan air hujan langsung. Jadi untuk

  Protection Sector Development Program

  daerah Mudhen bisa dilakukan penanaman setahun

  Loan. ADB. BRR NAD NIAS, Badan

  dua kali, sedangkan di daerah Mukhan dan Alue

  Pusat Statistik. P.T Insan Hitama Sejahtera

  Mie hanya dilakukan penanaman setahun sekali.

  Banda Aceh.

  Secara umum petani di daerah penelitian ini

  Anonimous. 2006. Aceh Jaya dalam Angka. Badan

  sudah memahami cara pengolahan tanah yang baik,

  Pusat Statistik. Jakarta – Indonesia.

  pemberian bahan organik sudah dilakukan.

  Anonimous. 2007. Balai Pengkajian Teknologi

  Penanaman tanaman yang toleran terhadap garam

  Pertanian.

  dapat dilihat dengan adanya penanaman tanaman

  Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian.

  kacang tanah dan tanaman kacang kedelai pada

  Bumi Aksara. Jakarta.

  lahan yang terkena tsunami.

  Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak dan Tingkah Laku. Kanisius. Jakarta.

  Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 1.

  Bumi Aksara. Jakarta.

  Sastrohadiwiryo, B.S. 2002. Manajemen Tenaga

  Su’ud, M.H. 1997. Pengenalan Pembangunan

  Kerja Indonesia. Pendekatan Administratif

  Pertanian dan Keterkaitannya. Fakultas

  Operasional. Penerbit Bumi Aksara.

  Pertanian Universitas Syiah Kuala.

  Siagian, S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya

  Tohir, K.A. 1991. Usaha Tani Indonesia. Rineka

  Manusia. Penerbit Bumi Aksara.

  Cipta. Jakarta.

  Siagian, S.P. 2004. Teori Motivasi Dan

  Wahyono, T. 2009. 25 Model Analisis Statistik

  Aplikasinya. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

  dengan SPSS 17. Elex Media Komputindo. Jakarta.

  Pengaruh Alkalinitas terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Tengadak ( Barbonymus schwanenfeldii) ( Effect of Alkalinity on Survival and Growth Rate of Tinfoil Barb (Barbonymus

  schwanenfeldii))

1 2 Dini Islama 1 , Kukuh Nirmala , Maria Ulfah

  1 Prodi Teknologi Produksi Benih dan Pakan Ikan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN), Aceh Besar – 23372, Indonesia

  2 Departemen Budidaya Perairan, FPIK IPB, Jln. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Abstract

  This study was conducted to examine the effect of alkalinity on survival rate of Tinfoil barb (Barbonymus schwanenfeldii). The experiment design was arranged in completely randomized design with three replications. Water alkalinity examined was 15 ppm

  CaCO 3 as control, and 25, 50, and 75 ppm CaCO 3 as treatments. Fish stocking density was 1 individu L -1 with an average

  length of 2 ± 0.03 cm and an average initial weight of 0.33 ± 0.05 g. The culture period for one cycle of fish farming was 30 days.

  The results of study showed that higher survival rate was obtained in treatment 50 ppm CaCO 3 (95.43). Higher daily growth

  rate (4,25) and growth of absolute length (1,82 cm) was also achieved by that treatment. Keywords: Alkalinity, growhth, survival rate, tinfotil barb

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alkalinitas terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakuan meliputi empat alkalinitas media yaitu alkalinitas air

  yang digunakan adalah 15 ppm CaCO 3 sebagai kontrol, perlakuan alkalinitas media 25 ppm CaCO 3 , 50 ppm

  CaCO 3 dan 75 ppm CaCO 3 . Padat penebaran ikan adalah 1 ekor L -1 dengan rata-rata panjang total 2±0,05 cm

  dan bobot rata-rata awal 0,33±0,08 g. Masa pemeliharaan ikan berlangsung selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup benih ikan tengadak tertinggi diperoleh pada perlakuan

  alkalinitas media 50 ppm CaCO 3 (95,43). Laju pertumbuhan bobot harian tertinggi juga diperoleh pada

  perlakuan alkalinitas 50 ppm CaCO 3 yaitu 4,25 serta pertumbuhan panjang total yaitu 1,82 cm.

  Kata Kunci: Alkalinitas, benih ikan tengadak, pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup

  Pendahuluan

  Keberhasilan usaha pembesaran ikan sangat

  Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii)

  dipengaruhi oleh kondisi benih itu sendiri. Kualitas

  merupakan komoditas lokal daerah Kalimantan dan

  induk, pakan dan kondisi lingkungan berpengaruh

  Sumatera yang memiliki potensi untuk dijadikan

  besar pada tingginya tingkat kematian larva dan

  sebagai ikan budidaya. Umumnya ikan tengadak

  benih terutama pada masa kritisnya. Dalam rangka

  dijadikan sebagai salah satu komoditas ikan hias

  menunjang keberhasilan budidaya ikan tengadak,

  karena bentuk tubuh dan warnanya yang indah,

  maka kualitas air baik dari segi fisika dan kimianya

  namun pada ukuran dewasa ikan tengadak juga

  perlu diperhatikan.

  dijadikan sebagai ikan konsumsi. Habitat ikan

  Salah satu parameter kualitas air yang dapat

  tengadak adalah sungai dan rawa banjiran

  mempengaruhi kehidupan ikan adalah alkalinitas.

  (Huwoyon et al., 2010).

  Alkalinitas merupakan kuantitas anion dalam perairan yang dapat menetralkan kation hidrogen sehingga tingkat keasaman suatu perairan dapat dinetralisir. Alkalinitas juga didefinisikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) yang menetralkan perubahan pH perairan yang sering terjadi (Effendi, 2003). Alkalinitas selain berhubungan dengan pH air tentunya sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas perairan. Semakin tinggi alkalinitas maka kemampuan air

  Gambar 1. Ikan Tengadak ( Barbonymus

  untuk menyangga lebih tinggi sehingga fluktuasi pH

  schwanenfeldii)

  perairan semakin rendah. Alkalinitas yang optimal akan mampu menyangga perubahan pH perairan perairan semakin rendah. Alkalinitas yang optimal akan mampu menyangga perubahan pH perairan

  SR =

  x 100

  laju pertumbuhan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alkalinitas

  SR = Tingkat kelangsungan hidup ()

  media pemeliharaan terhadap kelangsungan hidup

  Nt = Jumlah benih ikan pada akhir percobaan

  dan pertumbuhan benih ikan tengadak (Barbonymus

  (ekor) schwanenfeldii). No = Jumlah benih ikan pada awal percobaan (ekor)

  Metodologi Penelitian

  Laju pertumbuhan rerata harian merupakan

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

  laju pertumbuhan bobot individu dalam persen dan

  Januari sampai februari 2014 di Pusat

  dinyatakan dalam formula (Anonimous, 1977):

  Pengembangan dan Pemasaran (Raiser) Ikan Hias Cibinong-Kabupaten

  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali

  α = Pertumbuhan bobot rerata harian ()

  ulangan. Faktor yang diteliti yaitu alkalinitas media

  Wt = Bobot rata-rata ikan akhir (g)

  dengan masing-masing taraf 15 ppm CaCO3

  Wo = Bobot rata-rata ikan awal (g)

  sebagai kontrol, perlakuan 25 ppm CaCO3, 50 ppm

  t = Lama percobaan (hari)

  CaCO3 dan 75 ppm CaCO3.

  Wadah penelitian yang digunakan adalah

  Pertumbuhan panjang total dihitung

  akuarium kaca berukuran 60 cm x 30 cm x 30 cm

  dengan persamaan sebagai berikut:

  berjumlah 12 buah dan dilengkapi dengan instalasi

  Pm =

  aerasi. Larutan alkalinitas yang digunakan diperoleh dari serbuk kalsium karbonat (CaCO3) yang

  Pm = Pertumbuhan panjang total (cm) Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)

  dilarutkan dalam 1000 L air. Setelah larut dan mengendap, dilakukan pengukuran terhadap tingkat

  Lo = Panjang rata-rata awal (cm)

  alkalinitas yang dihasilkan dari pelarutan tersebut.

  Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan tingkat

  Hasil dan Pembahasan

  alkalinitas sesuai dengan perlakuan yaitu 25, 50 dan

  Tingkat kelangsungan hidup

  75 ppm CaCO3.

  Tingkat kelangsungan hidup benih ikan

  Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan

  tengadak yang dipelihara selama 30 hari berkisar

  tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) dengan panjang

  antara 77,05-95,43 (Gambar 2). Tingkat

  rata-rata 2±0,05 cm dan bobot rata-rata 0,33±0,08

  kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada

  g. Ikan ditebar pada masing-masing wadah akurium

  perlakuan alkalinitas media 50 ppm CaCO 3 yaitu

  dengan kepadatan 1 ekor L -1 . Masa pemeliharaan

  95,43 , sedangkan terendah pada perlakuan

  ikan berlangsung selama 30 hari. Pakan uji yang

  alkalinitas media 15 ppm CaCO 3 yaitu 77,05 .

  digunakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.) segar

  Faktor alkalinitas berpengaruh nyata terhadap

  dengan kandungan gizi: protein 47,23, lemak

  tingkat kelangsungan hidup benih ikan tengadak

  10,52, karbohidrat 2,04, kadar abu 3,32,

  (p<0,05). Uji lanjut Duncan pada selang

  kadar air 81,37 dan serat kasar 1,03. Pakan

  kepercayaan 95 menunjukkan hasil yang berbeda

  diberikan secara ad libitum sebanyak tiga kali sehari

  nyata antara perlakuan kontrol (15 ppm CaCO 3 )

  yaitu pagi, siang, dan sore hari.

  dengan perlakuan alkalinitas media 25 ppm CaCO 3 ,

  Pengaruh perlakuan terhadap benih ikan

  50 ppm CaCO 3 dan 75 ppm CaCO 3. Namun, tidak

  tengadak ditentukan melalui evaluasi terhadap

  berbeda nyata antara perlakuan alkalinitas media 25

  parameter tingkat kelangsungan hidup dan

  ppm CaCO 3 dan 75 ppm CaCO 3.

  pertumbuhan. Pengamatan tingkat kelangsungan

  Peningkatan

  alkalinitas pada media

  hidup dilakukan setiap hari dengan mencatat

  pemeliharaan dengan konsentrasi alkalinitas sebesar

  jumlah ikan yang mati. Pengukuran pertumbuhan

  50 ppm CaCO 3 terbukti dapat meningkatkan

  dilakukan dengan cara pengukuran panjang total

  kelangsungan hidup sampai 95,43 dalam waktu

  ikan dengan penggaris dan penimbangan bobot

  30 hari pemeliharaan. Hasil penelitian ini sesuai

  dengan timbangan digital setiap lima hari sekali.