FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN
PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LABA:
PENGAKUAN FOLUNTIR TENTANG BIAYA KOMPENSASI
BERBASIS SAHAM
Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang perusahaan faktor trade off dalam
memutuskan apakah manfaat pelaporan laba yang berkualitas lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan, dan apakah pelaporan laba yang kualitas tinggi ada
dengan
efek
penilaian
positif.
Kebanyakan
komentator,
investor,
dan
pengatur/pembuat standar setuju bahwa pengakuan biaya kompensasi berbasis
saham dapat menyebabkan kualitas laba yang lebih tinggi. Dengan demikian,
kami hanya memfokuskan pengujian terhadap perusahaan-perusahaan yang secara
foluntir/sukarela memutuskan untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham
sesuai dengan PSAK 123. Kami menemukan bahwa kemungkinan pengakuan
beban secara signifikan berkaitan dengan efek beban pada laba yang dilaporkan
dan kontrak berbasis akuntansi, perusahaan basis investor dan struktur
pemerintahan, sejauh mana perusahaan aktif dalam pasar modal, dan apakah
perusahaan merupakan pemimpin dalam industrinya. Kami berharap agar
pengakuan yang dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan yang mengakui.
Sejalan dengan hal ini, kami menemukan bahwa perusahaan yang pertama
mengumumkan keputusan pengakuan mereka memiliki tanggal pengumuman
return abnormal yang signifikan dan positif, terutama yang secara eksplisit
menyatakan bahwa kualitas laba memotivasi keputusan pengakuan mereka.
1. Pendahuluan
Krisis kepercayaan dalam akuntansi pada tahun 2002 sesegera setelah
skandal akuntansi perusahaan seperti Enron dan WorldCom menarik kembali
perhatian banyak perusahaan tentang manfaat melaporkan laba yang berkualitas
tinggi. Tujuan dari tulisan atau makalah ini yaitu untuk meneliti faktor-faktor
perusahaan trade off dalam memutuskan apakah manfaat melaporkan laba yang
berkualitas lebih besar daripada biaya dikeluarkan, dan untuk mengetahui apakah
laporan laba yang kualitas tinggi ada hubungannya dengan efek penilaian positif.
Karena bagian dari pengalihan kembali perhatian pada kualitas laba berpusat pada
pengakuan
biaya
kompensasi
berbasis
saham,
maka
kami
menguji
dugaan/prediksi kami pada sampel perusahaan yang dimulai pada musim panas
2002 yang mengumumkan niat mereka untuk mengakui biaya foluntir. Meskipun
ada peluang untuk mengakui biaya sudah ada sejak diterbitkannya Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 123 tahun 1995, namun krisis
kepercayaan baru-baru ini dalam pasar modal telah menarik perhatian perusahaan
tentang potensi manfaat melaporkan laba yang lebih berkualitas.
Kami menemukan bahwa kemungkinan mengakui biaya kompensasi
berbasis saham secara signifikan berhubungan dengan pengaruh beban atas laba
yang dilaporkan dan kontrak berbasis akuntansi, basis investor dan struktur tata
kelola perusahaan, sejauh mana perusahaan aktif dalam pasar modal , dan apakah
perusahaan merupakan pemimpin dalam industrinya. Kami juga menemukan
bahwa
perusahaan-perusahaan
yang
pertama
mengumumkan
keputusan
pengakuan telah mengalami abnormal return positif yang signifikan pada tanggal
pengumuman, terutama mereka yang secara eksplisit menyatakan bahwa kualitas
laba dapat memotivasi keputusan mereka.
BusinessWeek, 29 Juli 2002 “Beban atau bukan Beban,” menghubungkan
kualitas laba dan pengakuan biaya kompensasi berbasis saham dan merangkum
semua motivasi dari banyak prediksi yang kami uji.
Banyak ahli tata kelola perusahaan, angka pendapatan yang tidak begitu
berlebihan yang akan meningkatkan kepercayaan diri dan membawa
kembali investor yang bingung. Itu sebabnya perusahaan-perusahaan
seperti Coke bereaksi dengan memberikan pasar apa yang tampaknya akan
butuhkan, yaitu lebih transparan. Jika Coke telah dibebankan opsi pada
tahun 2001, maka laba per saham akan turun hanya sembilan sen menjadi
$1,51 dari $ 1,60. Karena Coke bukanlah pengguna besar opsi, maka
relatif mudah bagi perusahaan minuman ringan untuk nampak berani
melangkah dan beralih.
Memang, hibah opsi saham hanya mewakili sekitar 1,8% dari 2,5 miliar
saham Coke yang beredar. Barang konsumen lainnya, manufaktur, dan
perusahaan ritel, yang mengharapkan hadiah dari investor, bisa mengikuti
langkah Coke. “Ini memberikan perusahaan citra yang baik dalam
komunitas investasi,” kata Tim Drake, Senior Analist Ekuitas untuk Banc
One Investment Management, yang memiliki 8,4 juta saham Coke. Harga
saham Coke naik 95 sen, sampai $52 pada tanggal 15 Juli, setelah
pengumuman. “Perusahaan yang meyakinkan investor bahwa mereka
berkomitmen untuk bersih, jujur, dan akuntansi konservatif akan
memenangkan perlombaan permodalan,” kata Nell Minow, seorang aktivis
tata kelola perusahaan.
Sampai saat ini, lomba tersebut dimenangkan oleh perusahaan yang
meningkatkan pendapatan dengan biaya apapun, meskipun itu merupakan
pendapatan yang dilebih-lebihkan, menyembunyikan kerugian, dan dengan
curang mendaftaar biaya sehari-hari sebagai belanja modal. Para
pemenang baru adalah perusahaan yang bermain sesuai aturan.
Akuntansi kompensasi berbasis saham telah lama menjadi salah satu
masalah pelaporan keuangan yang paling kontroversial, yang menghasilkan
perdebatan sengit antara penetap standar akuntansi, manajer perusahaan, investor,
dan regulator pasar modal. Kontroversi terutama berkaitan dengan opsi saham
yang diberikan kepada karyawan, umumnya berkenaan dengan urang. Yang
menjadi pusat kontroversi adalah apakah kompensasi berbasis saham tersebut
merupakan beban yang harus diakui dalam menentukan laba bersih atau tidak.
Pada tahun 1995, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting
Standards Board / FASB) menerbitkan PSAK 123 yang mengharuskan
perusahaan untuk menghitung biaya kompensasi berbasis saham berdasarkan nilai
wajar opsi yang diberikan, tetapi membolehkan perusahaan untuk mengakui biaya
atau hanya mengungkapkan apa yang sudah menjadi biaya atas laba bersih.
Hingga Juli 2002, hanya lima perusahaan perdanganan publik yang terpilih untuk
mengakui biaya tersebut. Sejak itu,kami mengidentifikasi 156 perusahaan yang
telah terpilih untuk mengenali akan hal tersebut. 156 perusahaan ini terdiri dari
sampel perusahaan yang melakukan pengakuan, yang kami identifikasi terutama
dengan mencari siaran pers pada Dow Jones News Retrieval dan Lexis / Nexis.
Tes set pertama kami berfokus pada faktor-faktor yang berkaitan dengan
adanya kemungkinan pengakuan beban. Kami menerapkan tes ini dengan
menggunakan sampel perusahaan yang melakukan pengakuan dan sampel kontrol
perusahaan yang tidak melakukan mengakui dalam Standard and Poors (S & P)
500, S&P 400 midcapitalization, dan S&P 600 indeks kapitalisasi kecil. Kami
menemukan bahwa perusahaan yang memiliki beban banyak kompensasi berbasis
saham
cenderung untuk tidak terlalu mengakui biaya. Kami memprediksi
hubungan negatif sejauh mana investor menitik beratkan jumlah yang diakui
versus jumlah yang diungkapkan atau perusahaan yang memiliki kontrak mahal
dengan termin berdasarkan jumlah yang telah diakui. Sebagai mana artikel
BusinessWeek tunjukkan, hal ini relatif mudah bagi perusahaan yang menanggung
biaya
kecil
untuk
berani
melangkah
dan
beralih. Analisis
tambahan
mengungkapkan bahwa hubungan negatif antara biaya kompensasi berbasis
saham dan pengakuan beban kemungkinan merupakan efek industri.
Mengenai kontrak berbasis akuntansi, seperti yang diperkirakan, kami
menemukan bahwa perusahaan dengan manajer yang rencana kompensasi nya
kemungkinan sensitif terhadap pendapatan cenderung untuk mengakui biaya.
Selain itu, kami secara umum menemukan bahwa perusahaan yang memiliki rasio
hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity) yang tinggi, yang sering dimasukkan
dalam
perjanjian
utang
perusahaan,
memilih
pengakuan
beban.
Kami
memprediksi hubungan positif antara rasio rasio hutang terhadap ekuitas dan
pengakuan beban karena pengakuan beban dapat menurunkan rasio utang
terhadap ekuitas. Mengenai aktivitas pasar modal, kami menemukan bahwa
perusahaan yang aktif di pasar modal dengan menerbitkan saham dan melakukan
pembelian kembali saham lebih memungkinkan untuk mengakui biaya
kompensasi berbasis saham. Kami memprediksi hubungan positif antara aktivitas
pasar modal dan pengakuan beban karena pengakuan beban dapat mengarah pada
kualitas laba yang lebih tinggi yang diterima, dan kami berharap manajer percaya
bahwa pendapatan yang berkualitas dapat mengarah pada nilai ekuitas yang
tinggi. Namun, kami tidak menemukan bukti bahwa perusahaan yang aktif di
pasar modal dengan menggunakan saham sebagai mata uang akuisisi lebih
memungkinkan untuk memilih pengakuan beban.
Terkait dengan yang basis investor, kami menemukan bahwa perusahaan
yang memiliki Chief Executive Officers (CEO) yang memiliki banyak perusahaan
lebih memungkinkan untuk mengakui biaya. Kami memprediksi hubungan positif
karena CEO pemilik mendapatkan keuntungan pribadi dari efek penilaian positif
yang terkait dengan persepsi kualitas laba yang tinggi dan tidak terlalu peduli
dengan keamanan kerja yang kurang yang berhubungan dengan pelaporan laba
yang rendah. Meskipun kami tidak memprediksi tanda dari hubungan ini, kami
juga menemukan bahwa perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional
banyak cenderung untuk mengakui biaya, yang menunjukkan bahwa efek netto
dari kepemilikan institusional merupakan fokus tentang laporan laba jangka
pendek. Mengenai struktur tata kelola perusahaan, kami menemukan bahwa
perusahaan yang memiliki direksi/diektur luar yang memegang banya ekuitas
perusahaan lebih memungkinkan untuk mengakui biaya kompensasi berbasis
saham. Kami memprediksi hubungan positif ini karena direksi yang memiliki
kepemilikan saham yang besar kemungkinan memiliki insentif yang lebih selaras
dengan yang dimiliki investor, sehingga lebih mungkin untuk mendapatkan
keuntungan dari laporan laba yang lebih berkualitas. Kami tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara pengakuan beban dan sejauh mana direksi luar
berkompensasi secara tunai atau apakah CEO juga anggota Dewan Direksi atau
tidak.
Sebagai mana diperkirakan, kami juga menemukan bahwa ukuran
perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan kemungkinan adanya
pengakuan biaya kompensasi berbasis saham. Analisis tambahan mengungkapkan
bahwa perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin dalam industri mereka
lebih memungkinkan untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Kami
tidak menemukan hubungan yang signifikan antara pengakuan biaya dan
profitabilitas perusahaan.
Kami berharap bahwa manfaat dianggap sebagai melaporkan laba yang
berkualitas melebihi biaya yang dimikian untuk perusahaan-perusahaan yang
memilih untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Dengan demikian,
kami berharap bahwa pengakuan dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan yang
melakukan pengakuran, terutama bagi mereka yang pertama melakukannya.
Sejalan dengan hal ini, kami menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang
mengumumkan keputusan pengakuan pada bulan Juli 2002 memiliki abnormal
return positif yang signifikan pada tanggal pengumuman, sedangkan perusahaan
mengumumkan selanjutnya tidak demikian. Hasil/pengembalian (retunrs) positif
ini berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang secara eksplisit menyatakan
dalam pers rilis mereka bahwa kualitas laba yang memotivasi keputusan
pengakuan mereka.
Studi kami memberikan kontribusi terhadap dua aliran literatur. Yang
pertama adalah literatur yang menyelidiki kualitas laba. Dalam beberapa
penelitian yang mengkaji literatur ini, kualitas laba diteliti dalam konteks
manajemen laba, yang sangat sulit untuk diukur. Terlepas dari konteks ini, definisi
kualitas laba tinggi merupakan hal ilusif. Kami mengidentifikasi serangkaian
perusahaan yang memilih untuk meningkatkan kualitas laba mereka dengan
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Pengaturan unik ini memungkinkan
kami untuk menguji prediksi yang lebih bersih berkaitan dengan faktor yang ada
hubungannya dengan keputusan perusahaan untuk meningkatkan kualitas laba
yang dilaporkan, dan apakah ada efek penilaian positif atau tidak karena
melakukan hal demikian. Literatur kedua yang mana penelitian kami
berkontribusi yaitu menyelidiki efek pengakuan versus pengungkapan. Literatur
terbatas ini berfokus pada apakah pengguna menginterpretasikan informasi yang
hanya diungkapkan secara berbeda dari informasi yang diakui dan efek pasar
modal lainnya. Kami berkontribusi terhadap literatur ini dengan memberikan
wawasan terhadap faktor yang terkait dengan pilihan perusahaan antara
melakukan pengakuan dan pengungkapan, sebuah pilihan yang jarang dimiliki
perusahaan.
Bagian selanjutnya dari tulisan/paper ini disusun sebagai berikut. Bagian 2
memaparkan tahapan penelitian kami, dengan menjelaskan hubungan antara
pengakuan biaya kompensasi berbasis saham dan kualitas laba. Bagian 3
membahas tentang prediksi empiris dan desain penelitian kami serta menyajikan
temuan berkenaan dengan faktor yang ada hubungannya dengan kemungkinan
suatu perusahaan memilih untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham.
Bagian 4 hasil analog untuk pengujian kami berhubungan dengan abnormal return
dengan pengumuman pengakuan beban. Bagian 5 merupakan merangkum dan
menyimpulkan.
2. Biaya kompensasi Berbasis Saham dan Kualitas Laba
Akuntansi untuk kompensasi berbasis saham ditentukan dalam Opini
Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Board / APB) No. 25 (APB
[1973]) dan PSAK 123. Sesuai dengan APB 25, biaya kompensasi berbasis saham
merupakan selisih pada tanggal pengukuran antara harga saham dan harga
pelaksanaan opsi, kali jumlah pilihan, diakui selama periode yang diberikan.
Tanggal pengukuran adalah tanggal di mana harga pelaksanaan dan jumlah pilihan
diketahui, sehingga untuk pemberian opsi yang tetap, maka tanggal pengukuran
merupakan tanggal pemberian. Sebagian besar perusahaan memberikan hak opsi
saham karyawan dengan harga pelaksanaan yang tetap yang sama dengan harga
saham pada tanggal pemberian, sehingga biaya kompensasi berbasis saham
mereka yang sesuai dengan APB 25 sama dengan nol.
Setelah penerbitan APB 25, Black dan Scholes [1973] menegaskan bahwa
pilihan memiliki nilai selain yang terkait dengan perbedaan antara harga saham
dan harga pelaksanaan. Dari hal tersebut, FASB meninjau kembali akuntansi
tentang kompensasi berbasis saham dan, pada tahun 1993, mengeluarkan
rancangan eksposur/paparan tentang standar (FASB [1993]) yang mengusulkan
biaya kompensasi berbasis saham agar dihitung berdasarkan nilai wajar opsi pada
tanggal pemberian, diestimasi dengan menggunakan model penentuan harga opsi.
Karena tekanan politik, FASB memodifikasi proposalnya untuk mengizinkan
perusahaan mengakui biaya berdasarkan ketentuan pengukuran dalam APB 25
dan mengungkap laba bersih apa yang mungkin telah mendapat pengakuan yang
didasarkan pada ketentuan pengukuran dalam PSAK 123, atau untuk menerapkan
hal tersebut dalam PSAK 123. Sampai musim panas tahun 2002, hanya lima
perusahaan publik yang terpilih yang mengakui biaya berdasarkan ketentuan
pengukuran dalam PSAK 123. Perdebatan seputar penerbitan PSAK 123
merupakan salah satu yang paling kontroversial secara politik dalam sejarah
FASB. Sebuah RUU diperkenalkan ke DPR Amerika Serikat, dan diadakan
Kongres, untuk mencegah FASB dari penerbitan standar akhir yang sejalan
dengan
rancangan
eksposur/paparan.
Lawan
memberi
argumen
terkait
pengungkapan catatan kaki dan bukan terkait pengakuan karena mereka
mengklaim bahwa kompensasi berbasis saham bukan merupakan beban. Mereka
berpendapat bahwa pemberian opsi saham kepada karyawan merupakan transaksi
antara pemegang saham. Lawan juga berpendapat bahwa mengakui beban akan
mengurangi laba bersih perusahaan, dan efek laba bersih terbesar perusahaan akan
terjadi pada perusahaan yang menggunakan opsi sebagai bagian utama dari skema
kompensasi karyawan mereka. Para penentang juga berpendapat lebih lanjut
bahwa menggunakan opsi untuk menyelaraskan insentif karyawan dan pemegang
saham ini sebagian besar berpengaruh atas keberhasilan usaha kewirausahaan.
Jadi, untuk mengakui biaya dijalankan risiko pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Namun, tidak ada penetap standar akuntansi yang telah mempertibangkan masalah
yang pernah disimpulkan yaitu bahwa kompensasi berbasis saham bukan
merupakan beban (International Accounting Standards Board (IASB) [2002]).
Bahkan, Dasar kesimpulan dalam PSAK 123 membuat jelas bahwa FASB bulat
dalam pandangannya bahwa mengakui biaya kompensasi berbasis saham bisa
menjadi suatu perbaikan terhadap pelaporan keuangan. PSAK 123 membolehkan
perusahaan bahwa pilihan pengungkapan dipilih hanya karena adanya tekanan
politik terhadap FASB.
Runtuh atau gagalnya nya sektor teknologi intensif kompensasi saham dan
gelombang skandal akuntansi baru-baru ini telah membuka kembali perdebatan
mengenai perlakuan akuntansi yang tepat tekait kompensasi berbasis saham.
Peningkatan tekanan dari aktivis pemegang saham menyebabkan timbulnya
beberapa upaya legislatif untuk memperkenalkan peraturan atau mereformasi
peraturan yang ada yang mengatur pemberian opsi. Misalnya, Senator Levin dan
McCain memperkenalkan RUU yang akan melarang perusahaan untuk dikurangi
biaya opsi saham karyawan dari penghasilan kena pajak kecuali mereka juga
mengakui hal itu sebagai beban untuk tujuan pelaporan keuangan. Juga, IASB
menerbitkan rancangan proposal untuk standar global tentang kompensasi
berbasis saham yang akan membutuhkan pengakuan beban, memberikan potensi
terjadinya modifikasi pengakuan dan pengungkapan aturan PSAK 123. Krisis
kredibilitas akuntansi dalam pasar modal dan perbaharuan fokus tentang akuntansi
untuk kompensasi berbasis saham pada tahun 2002 mendorong beberapa
perusahaan untuk mengadopsi secara foluntir ketentuan pengakuan PSAK 123.
Pembuat standar akuntansi dan banyak investor percaya bahwa mengakui
biaya kompensasi berbasis saham mengarah pada kualitas laba yang tinggi dan
laba yang berkualitas akan mengarah pada penurunan biaya modal, sehingga efek
penilaian ekuitas positif (lihat misalnya, IASB [2002], dasar kesimpulan, untuk
ringkasan argumen ini). Dengan demikian, keputusan perusahaan untuk mengakui
biaya kompensasi berbasis saham memberikan kami kesempatan yang unik untuk
menyelidiki faktor yang terkait dengan pelaporan laba yang berkualitas dan efek
penilaian yang terkait.
Sebagai mana literatur pengungkapan foluntir menunjukkan, potensi
pendapatan yang berkualitas untuk memiliki efek positif penilaian berasal dari
adanya asimetri informasi antara perusahaan dan investor. Kualitas laba yang
tinggi dapat mengurangi asimetri informasi dan risiko informasi petugas yang
dihargai oleh investor (Klein dan Bawa [1977], Barry dan Brown [1985, 1986]).
Meskipun efek terhadap laba bersih dari biaya kompensasi berbasis saham
diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan, sehingga tersedia untuk
investor, namun pelitian terbaru menunjukkan bahwa pengungkapan bukanlah
pengganti untuk pengakuan. Misalnya, Espahbodi, Espahbodi, Rezaee, dan
Tehranian [2002] menemukan abnormal return terhadap pengumuman yang
dilakukan oleh FASB selama musyawarah PSAK 123 yang berkaitan dengan
pengakuan terhadap pengungkapan biaya kompensasi berbasis saham. Secara
umum, Barth, Clinch, dan Shibano [2003] menemukan bahwa karena biaya yang
berkaitan dengan pengungkapan pemahaman catatan kaki dan agregasi,
pengakuan dapat mempengaruhi sejauh mana informasi akuntansi tercermin
dalam harga saham. Dengan demikian, pengakuan dapat mengurangi asimetri
informasi, bahkan dalam pasar yang efisien secara informasi. Selain itu,
perusahaan dapat menggunakan pengakuan biaya kompensasi berbasis saham
sebagai sinyal bahwa mereka melaporkan laba berkualitas tinggi yang berkaitan
dengan transaksi selain kompensasi berbasis saham. Meskipun hal ini berpotensi
terhadap efek penilaian positif yang sudah ada sejak penerbitan PSAK 123, krisis
kepercayaan baru-baru ini dalam pasar modal yang berkaitan dengan akuntansi
telah meningkatkan fokus perusahaan tentang potensi manfaat melaporkan laba
yang lebih berkualitas.
Dengan demikian, keputusan perusahaan baru-baru ini untuk mengakui
biaya kompensasi berbasis saham memungkinkan kami untuk melakukan tes
bersih (clean test) yang berkaitan dengan efek penilaian positif yang dirasakan
tentang kualitas laba yang tinggi. Analisis kami terdiri dari dua bagian. Pertama,
dalam Bagian 3, kami menguji prediksi/dugaan yang berkaitan dengan faktorfaktor yang kami anggap berhubungan dengan kemungkinan suatu perusahaan
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Kedua, dalam Bagian 4, kami
menguji return abnormal positif terhadap pengumuman keputusan pengakuan.
3. Kemungkinan terkai Pengakuan Kompensasi Beban Berbasis Saham
3.1. Prediksi Empiris
Kami berharap bahwa manfaat yang diterima karena melaporkan laba yang
berkualitas melebihi biaya yang dikeluarkan bagi perusahaan-perusahaan yang
memilih untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Dengan demikian,
kami berharap bahwa pengakuan dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan yang
mengakui. Namun, karena tidak hanya manfaat yang ada tetapi juga biaya yang
terkait dengan pengakuan, sebagaimana halnya dengan semua pilihan akuntansi
foluntir, maka kami tidak mengharapkan semua perusahaan untuk mengakui
biaya. Kami berharap bahwa keputusan pengakuan tergantung pada faktor
perusahaan trade off dalam memutuskan apakah manfaat yang didapat karena
melaporkan laba yang berkualitas melebihi biaya yang dikeluarkan atau tidak.
Secara khusus, kami berharap bahwa perusahaan yang mengeluarkan biaya
pengakuan yang tinggi tidak terlalu cenderung mencapai keuntungan bersih, dan
juga tidak terlalu cenderung mengakui biaya. Pengujian kami berfokus pada
faktor yang ada hubungannya dengan keputusan untuk mengakui biaya.
Prediksi pertama kami berkaitan dengan besarnya biaya kompensasi
berbasis saham. Karena pengakuan beban dapat mengurangi laba yang dilaporkan,
maka besarnya biaya dikutip sebagai alasan untuk perusahaan yang memilihan
pengungkapan hanya sebagai alternatif sesuai dengan PSAK 123. Literatur
sebelum (misalnya, Aboody, Barth, dan Kasznik [2002]) menemukan hubungan
negatif antara pengungkapan biaya kompensasi berbasis saham dan nilai ekuitas,
yang menunjukkan bahwa harga saham mempunyai implikasi terhadap penilaian
biaya. Namun, sejauh bahwa investor menitik beratkan tentang pengakuan
dibandingkan jumlah diungkapkan atau perusahaan yang memiliki kontrak mahal
dengan termin berdasarkan jumlah yang diakui (lihat Watts dan Zimmerman
[1986]), maka pengakuan biaya dapat menimbulkan biaya pengakuan yang
berhubungan dengan besarnya biaya. Dengan demikian, kami memperkirakan
hubungan negatif antara biaya kompensasi berbasis saham dan kemungkinan
suatu perusahaan memilih untuk mengkuinya.
Prediksi kedua kami berhubungan langsung dengan efek kontrak yang
berbasis
akuntansi.
Literatur
sebelumnya
menunjukkan
bahwa
rencana
kompensasi berbasis kinerja dapat mempengaruhi pilihan akuntansi perusahaan
(lihat Healy dan Wahlen [1999] untuk ringkasan). Karena pengakuan biaya
kompensasi berbasis saham bisa menurunkan laba yang dilaporkan, yang sering
mempengaruhi bonus tunai, sejauh bonus didasarkan pada laba yang dilaporkan
dan komite kompensasi tidak sepenuhnya menyesuaikan pilihan metode akuntansi
(Healy, Kang, dan Palepu [1987]), maka kami memperkirakan perusahaanperusahaan yang memberikan kompensasi banyak terhadap manajer mereka
dengan bonus tunai tidak begitu cenderung mengakui biaya kompensasi berbasis
saham. Dengan demikian, kami memperkirakan hubungan negatif antara rasio
bonus kas CEO dengan total kompensasi kas, proksi kami untuk rencana bonus
yang sensitif dengan pendapatan, dan kemungkinan suatu perusahaan memilih
untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham.
Mengakui biaya kompensasi berbasis saham juga mempengaruhi kontrak
yang memiliki ketentuan yang berdasarkan jumlah neraca. Secara khusus,
pengakuan yang mengaruh pada pelaporan ekuitas yang tinggi dan juga baik
aktiva tangguhan pajak yang tinggi atau kewajiban pajak tangguhan yang rendah.
Perbedaan ini mengarah pada rasio hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity) yang
rendah, yang sering termasuk di antara perjanjian utang perusahaan. Penelitian
sebelumnya menemukan bahwa pelanggaran perjanjian utang adalah mahal
sehingga manajer memilih prosedur akuntansi untuk menghindari pelanggaran
teknis perjanjian (DeFond dan Jiambalvo [1994], Sweeney, [1994]). Sejalan
dengan literatur sebelumnya, kami menafsirkan rasio utang terhadap ekuitas
sebagai proksi untuk kedekatan dengan kendala perjanjian (Duke dan Hunt
[1990], Tekan dan Weintrop [1990]), serta untuk biaya yang diharapkan atas
pelanggaran yang terjadi (Beneish dan Tekan [1993]). Dengan demikian, kami
memperkirakan bahwa perusahaan yang memiliki hutang terhadap ekuitas yang
tinggi yang dihitung sebelum efek pengakuan beban lebih memungkinkan untuk
mengakui biaya kompensasi berbasis saham.
Prediksi ketiga kami berkaitan dengan sejauh mana perusahaan aktif dalam
pasar modal. Sejauh mana efek penilaian positif berhubungan dengan keputusan
untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham, kami berharap bahwa
perusahaan yang aktif di pasar modal akan lebih memungkinkan untuk melakukan
hal yang demikian. Secara khusus, kami berharap bahwa perusahaan yang
menerbitkan ekuitas dan akuisisi keuangan yang memiliki saham lebih
memungkin untuk menuai keuntungan dari efek penilaian positif yang ada
hubungannya dengan kualitas laba yang tinggi, sehingga lebih mungkin untuk
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Selain itu, penelitian sebelumnya
(misalnya, Barth dan Kasznik [1999]) menemukan bahwa perusahaan yang
memiliki banyak asimetri informasi antara perusahaan dan investor lebih
cenderung untuk mengumumkan pembelian kembali saham dalam upaya untuk
mengurangi asimetri informasi dan mengurangi penilaian rendah yang dirasakan.
Dengan demikian, kami memperkirakan bahwa perusahaan yang mengumumkan
pembelian kembali saham lebih memungkinkan untuk mengakui biaya
kompensasi berbasis saham.
Prediksi keempat kami berkaitan dengan basis investor perusahaan. Secara
khusus, karena manajer yang memiliki kepemilikan saham besar di perusahaan
pribadi mendapatkan keuntungan banyak dari setiap efek penilaian positif yang
dirasakan
sehubungan dengan
pelaporan
laba
berkualitas
tinggi,
kami
memprediksi bahwa perusahaan yang memiliki manajer yang demikian lebih
memungkinkan untuk mengakui biaya. Manajer yang memiliki kepemilikan
ekuitas perusahaan yang besar juga tidak terlalu peduli tentang ancaman potensial
bagi keamanan pekerjaan mereka terkait dengan pelaporan laba yang rendah.
Misalnya,
penelitian
sebelumnya
menemukan
bahwa
CEO
menerapkan
kebijaksanaan akuntansi untuk meningkatkan laba yang dilaporkan saat kontes
proksi (DeAngelo [1988]) dan pada tahun-tahun sebelum mereka diganti (Dechow
dan Sloan [1991]). Temuan ini sejalan dengan manajer yang menggunakan
diskresi akuntansi untuk meningkatkan keamanan pekerjaan mereka, meskipun
perilaku yang demikian melibatkan alokasi sumber daya perusahaan yang tidak
efisien. Meskipun sulit untuk mengukur keamanan kerja secara langsung, kami
kira hal tersebut meningkat sesuai dengan kepemilikan (lihat, misalnya,
Shivdasani [1993]). Dengan demikian, kami memperkirakan hubungan positif
antara kepemilikan ekuitas CEO dan kemungkinan adanya pengakuan biaya.
Kehadiran investor institusi dalam basis investor perusahaan juga dapat
mempengaruhi keputusan pengakuan perusahaan. Namun, seperti Bushee [1998]
tunjukkan, apakah kehadiran mereka dapat meningkat atau menurun kemungkinan
terjadinya pengakuan beban tergantung pada perspektif investasi lembaga.
Beberapa investor institusional perdagangan saham sering berfokus pada tujuan
jangka pendek yang dapat mendorong manajer untuk berfokus pada laba yang
dilaporkan. Hal ini menunjukkan hubungan negatif antara kepemilikan investor
institusional dan kemungkinan terjadinya pengakuan biaya kompensasi berbasis
saham. Investor institusi lainnya begitu luar bisa dan memegang posisi besar
dalam
saham
dan
memiliki
fokus/tujuan
jangka
panjang
yang
dapat
memungkinkan manajer untuk berfokus pada nilai jangka panjang daripada laba
yang dilaporkan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif. Dengan
demikian, kami memasukkan kepemilikan institusional sebagai faktor penjelas,
tapi tidak memprediksi tanda hubungan antara faktor tersebut dan kemungkinan
adanya pengakuan biaya.
Prediksi kelima kami berkaitan dengan struktur tata kelola perusahaan,
yang kami anggap juga dapat mempengaruhi keputusan pengakuan. Secara
khusus, struktur tata kelola yang kuat bisa melawan insentif kepentingan diri yang
diakibatkan
dari
struktur
kompensasi
manajemen,
dan
meningkatkan
kemungkinan akan pengakuan biaya perusahaan. Kami mempertimbangkan tiga
fitur dari struktur tata kelola. Yang pertama adalah sejauh mana direksi luar
memegang posisi ekuitas dalam perusahaan. Selajalan dengan prediksi kami yang
berkaitan dengan kepemilikan ekuitas CEO, kami memperkirakan bahwa semakin
besar proporsi ekuitas yang dimiliki oleh direksi luar, maka semakin besar
kemungkinan perusahaan untuk mengakui biaya. Yang kedua adalah sejauh mana
direksi luar dikompensasi secara tunai. Dengan asumsi bahwa kas adalah
pengganti kompensasi berbasis saham, kami memperkirakan bahwa perusahaan
yang memiliki direksi luar yang dikompensasi lebih banyak dengan kas tidak
terlalu cenderung untuk mengakui biaya. Yang ketiga adalah apakah CEO juga
merupakan direktur, yang dapat melemahkan struktur tata kelola perusahaan.
Kami memprediksi bahwa perusahaan yang memiliki direksi CEO tidak terlalu
cenderung untuk mengakui biaya.
Yang terakhir, kami menguji hubungan antara kemungkinan adanya
pengaukuan biaya dan ukuran perusahaan serta profitabilitas. Kami memprediksi
adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dan kemungkinan terjadinya
pengakuan biaya, dengan tiga alasan, yaitu (i) perusahaan besar yang merupakan
pemimpin pasar mungkin mengakui biaya karena mereka melihat diri mereka
sebagai perusahaan laba berkualitas tinggi, (ii) perusahaan besar mungkin
mengakui biaya karena hal itu mengurangi laba yang dilaporkan dan meringankan
biaya politik yang dirasakan, (iii) perusahaan besar cenderung memiliki
lingkungan yang lebih kaya akan informasi, sehingga implikasi penilaian biaya
kompensasi berbasis saham cenderung digabungkan lebih lengkap ke dalam harga
saham perusahaan meskiput tidak diakui. Kami juga memprediksi adanya
hubungan positif antara profitabilitas dan kemungkinan terjadinya pengakuan
biaya karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi tidak terlalu
cenderung peduli dengan efek pengurangan pendapatan terkait pengkuan biaya.
3.2. Desain Penelitian
Untuk menguji prediksi atau dugaan kami, kami mengestimasi persamaan
logit (1) dengan menggunakan sampel kami dari 156 perusahaan yang melakukan
pengakuan dan sampel kontrol dari 1.090 perusahaan yang terdiri dari S&P 500,
S&P 400 indeks kapitalisasi menengah, dan S&P 600 indeks kapitalisasi kecil
bahwa (i) mengungkapkan biaya kompensasi berbasis saham sesuai dengan PSAK
123, tetapi tidak memilih pengakuan beban, (ii) berasal dari industri yang sama
setidaknya satu perusahaan yang melakukan pengakuan, dan (iii) kami memiliki
data yang tersedia yang kami butuhkan untuk analisis. Kami memilih kelompok
kontrol ini karena sebagian besar perusahaan melakukan pengakuan dimasukkan
dalam indeks ini dan merupakan perusahaan-perusahaan yang dicakup oleh
database ExecuComp, di mana kami mendapatkan kompensasi eksekutif,
kepemilikan saham, dan variabel struktur tata kelola perusahaan. Untuk
perusahaan yang melakukan pengakuran yang tidak termasuk dalam ExecuComp,
kami variabel-variabel ini dengan manual dari laporan proksi. Kami mengestimasi
(1) dengan menggunakan teknik Estimasi Maksimum.
Variabel dependen, RECOGNIZE, sama dengan satu (atau nol) untuk yang
memilih mengakui (atau kontrol). COMPEX adalah pengungkapan biaya
kompensasi berbasis saham, yang diukur sebagai perbedaan antara pendapatan
bersih yang dilaporkan dan laba bersih sementara yang dilamporkan, yang mana
laba bersih mungkin dimiliki perusahaan yang mengakui biaya kompensasi
berbasis saham sesuai dengan PSAK 123, dikurangi dengan nilai pasar ekuitas.
Mengenai variabel kontraktor, BONUS merupakan rasio bonus kas CEO
terhadap total kompensasi kas, dan DEBT_EQ merupakan rasio utang jangka
panjang terhadap ekuitas. Mengenai variabel aktivitas pasar modal, ISSUE
merupakan variabel indikator yang sama dengan satu jika perusahaan menerbitkan
saham selama tiga tahun fiskal terakhir, dan nol jika sebaliknya, ACQ merupakan
indikator variabel yang sama dengan satu jika saham digunakan perusahaan untuk
mengakuisisi perusahaan lain selama tiga tahun fiskal terakhir, dan nol jika
sebaliknya, dan REPURCH merupakan variabel indikator yang sama dengan satu
jika perusahaan mengumumkan rencana pembelian kembali saham selama tiga
tahun fiskal terakhir, dan nol jika sebaliknya. Mengenai variabel basis investor,
CEO_OWN merupakan persentase saham dan opsi yang dimiliki oleh CEO
dikurangi dengan saham yang beredar, dan INSTIT merupakan persentase saham
yang beredar yang dimiliki oleh investor institusional seperti kuartal fiskal
terbaru. Mengenai variabel tata kelola perusahaan, OSDIR_STK merupakan
jumlah saham dan opsi yang diberikan kepada direksi luar dikurangi dengan
jumlah saham yang beredar, OSDIR_CASH merupakan kompensasi total kas
direksi luar dikurangi dengan nilai pasar ekuitas, dan CEO_DIR merupakan
indikator variabel yang sama dengan satu jika CEO adalah anggota Dewan
Direksi, dan nol jika sebaliknya. Yang terakhir, SIZE merupakan logaritma dari
nilai pasar ekuitas, dan PROFIT merupakan laba bersih dikurangi dengan nilai
pasar ekuitas.
Kami mendapat laporan keuangan dan data pasar dari Compustat, yaitu
data untuk menghitung ISSUE, ACQ, dan REPURCH dari database Securitas
Data Corporation, dan data untuk menghitung database INSTIT dari CDA /
Spectrum Institusional (13-F) Holdings. Semua laporan keuangan dan variabel
pasar merupakan akhir tahun fiskal perusahaan tahun 2001.
3.3. Statistik Deskriptif
Tabel 1, Bagian A, menyajikan tentang klasifikasi industri untuk
perusahaan yang melakukan pengakuan dan perusahaan kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pengakuan merepresentasi
banyak industri, meskipun perusahaan jasa keuangan, yaitu bank dan perusahaan
jasa asuransi, terdiri dari 35,8% dari perusahaan yang melakukan pengakuan,
tetapi hanya 8,9% dari perusahaan kontrol. Bagian 3.5 membahas efek atas
kesimpulan kami tentang kemungkinan adanya efek industri. Tabel 1 juga
menunjukkan bahwa Peralatan Listrik dan Bisnis Jasa terdiri 3,2% dan 2,5% dari
perusahaan yang melakukan pengakuan, tapi 10,0% dan 12,0% dari perusahaan
kontrol. Hal ini sejalan dengan dua industri yang terdiri dari sebagian besar
perusahaan teknologi tinggi yang merupakan pengguna opsi saham dan yang
secara aktif melobi pengakuan biaya.
Tabel 1, Bagian B, menyajikan tentang statistik deskriptif untuk variabel
yang kami gunakan dalam analisis kami, dibagi dengan perusahaan yang
mengalakukan pengakuan dan perusahaan kontrol. Bagian ini juga menyajikan
nilai p dari t-tes dan Wilcoxon Z-tes untuk mencari perbedaan nilai rata-rata dan
median antara dua kelompok perusahaan. Sejalan dengan yang sudah diprediksi,
rata-rata, COMPEX, biaya kompensasi berbasis saham, secara signifikan lebih
kecil untuk perusahaan yang melakukan pengakuan dan DEBT_EQ, rasio utang
terhadap ekuitas, secara signifikan lebih besar. Perbedaan rata-rata CEO_OWN,
proporsi ekuitas yang dimiliki oleh CEO, OSDIR_STK, proporsi ekuitas yang
dimiliki oleh direksi luar, dan OSDIR_CASH, kompensasi kas direktur luar, tidak
signifikan; mediannya tidak sejalan dengan yang diprediksi. Meskipun kami tidak
mempunyai prediksi/dugaan yang berkaitan dengan investor institusional, ratarata INSTIT, proporsi saham yang beredar yang dimiliki oleh lembaga, secara
signifikan lebih kecil untuk perusahaan yang melakukan pengakuan. Seperti yang
diharapkan, SIZE, logaritma dari nilai pasar ekuitas, menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan yang melakukan pengakuan secara signifikan lebih besar daripada
perusahaan kontrol. Perbedaan rata-rata dan median untuk variabel lainnya tidak
signifikan. Namun, ini merupakan perbandingan univariat; tes utama kami
bergantung pada hubungan multivariat.
3.4. Temuan dari Estimasi Logit
Tabel 2 menyajikan tentang ringkasan statistik dari hasil estimasi atau
perhitungan (1). Secara bersama-sama hasil perhitungan memberikan dukungan
prediksi kami dimana bahwa sembilan dari dua belas tanda koefisien sesuai
dengan yang sudah diprediksi, dan kecuali satu variabel, semuanya secara
signifikan berbeda dari nol. Tidak satu pun dari tiga perkiraan koefisien yang
memiliki tanda-tanda yang tidak sejalan dengan prediksi kami yang secara
signifikan berbeda dari nol.
Berhubungan dengan besarnya biaya kompensasi berbasis saham, maka
sesuai dengan yang diprediksi, kami menemukan bahwa COMPEX secara
signifikan berhubungan negatif dengan adanya kemungkinan pengakuan biaya (pvalue 0,006). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menanggung biaya
kompensasi berbasis saham nampaknya memilih untuk melakukan pengakuan.
Berkaitan dengan kontrak, seperti yang diperkirakan, BONUS secara signifikan
berhubungan negatif dengan kemungkinan adanya pengakuan (p-value 0,012),
yang menunjukkan bahwa manajer yang rencana kompensasinya sensitif terhadap
pendapatan tidak begitu cenderung mengakui biaya dibandingkan yang lain. Juga
sesuai dengan prediksi, DEBT_EQ secara signifikan berhubungan positif dengan
kemungkinan adanya pengakuan (p-value 0,002), sejalan dengan perusahaan
mengalami pengakuan biaya pemilihan rasio hutang terhadap ekuitas, yang
menurunkan rasio.
Berkaitan dengan kegiatan pasar modal, ISSUE secara signifikan
berhubungan positif dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya (p-value
0,008), menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang aktif di pasar modal
dengan cara menerbitkan saham lebih memungkinkan untuk menghabiskan
kompensasi berbasis saham, mungkin karena hal tersebut dapat menimbulkan
persepsi kualitas laba yang lebih tinggi. Demikian pula, REPURCH secara
signifikan berhubungan positif dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya (p-
value 0,048), sejalan dengan perusahaan yang mengumumkan pembelian kembali
saham dalam upaya untuk mengurangi penilaian rendah yang dirasakan. ACQ
tidak berhubungan secara signifikan dengan biaya pengakuan, (p-value 0,305),
sehingga tidak memberikan bukti bahwa perusahaan yang menggunakan saham
sebagai akuisisi mata uang lebih memungkinkan untuk memilih pengakuan biaya.
Berkaitan dengan basis investor, sesuai dengan prediksi kami menemukan
bahwa CEO_OWN secara signifikan berhubungan positif dengan kemungkinan
adanya pengakuan beban (p-value 0,032). Temuan ini sejalan dengan CEO
pemilik yang mendapatkan keuntungan pribadi dari efek penilaian positif yang
dirasakan dari kualitas laba yang tinggi atau yang kurang peduli dengan pelaporan
pendapatan yang rendah. Mengenai investor institusi, kami menemukan bahwa
INSTIT secara signifikan berhubungan negatif dengan kemungkinan adanya
pengakuan biaya (p-value 0,001). Meskipun kami tidak melakukan memprediksi
terkait tanda dari hubungan ini, temuan ini sejalan dengan efek bersih (net effect)
dari kepemilikan institusional yang menjadi fokus pelaporan laba jangka pendek.
Berkaitan dengan tata kelola perusahaan, seperti yang diperkirakan, OSDIR_STK
berhubungan positif dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya (p-value
0,002). Dengan asumsi bahwa mengakui biaya kompensasi berbasis saham dapat
menyebabkan kualitas laba yang tinggi yang berkaitan dengan efek penilaian
positif, maka hal ini sejalan dengan insentif direksi luar yang selaras dengan yang
dimiliki investor ketika direksi memiliki posisi ekuitas yang lebih besar dalam
perusahaan. Hubungan antara pengakuan biaya dan OSDIR_CASH, kompensasi
kas direksi luar, dan CEO_DIR, apakah CEO merupakan anggota Dewan Direksi,
tidak signifikan.
Yang terakhir, seperti yang diperkirakan, Tabel 2 menunjukkan bahwa
SIZE, logaritma dari nilai pasar ekuitas, secara signifikan berhubungan positif
dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya kompensasi berbasis saham (pvalue 0,000); PROFIT, laba bersih dikurangi dengan nilai pasar ekuitas, tidak
memiliki hubungan yang signifikan.
3.5. Efek Industri
Untuk meneliti apakah kesimpulan kami dipengaruhi oleh variabel yang
dihilangkan yang ada hubungannya dengan keanggotaan industri, maka kami
mengestimasi (1) setelah memasukkan variabel indikator yang menunjukkan
keanggotaan industri perusahaan berdasarkan klasifikasi industri dalam Tabel 1.
Tabel 3, Bagian A, menyajikan temuan akan hal tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masuknya efek industri tetap hampir melipat gandakan
kekuatan penjelas dari persamaan estimasi sampai 27% dari 15% pada Tabel 2.
Lebih penting lagi, dimasukkannya efek industri tetap pada umumnya tidak
mempengaruhi kesimpulan yang kami peroleh dari Tabel 2. Efek yang paling
signifikan yaitu koefisien pada COMPEX, biaya kompensasi berbasis saham,
adalah negatif, tetapi tidak signifikan berbeda dari nol (p-value 0,235). Temuan ini
menunjukkan bahwa keanggotaan industri dan besarnya biaya kompensasi
berbasis saham sangat berkorelasi. Satu-satunya perbedaan lain antara temuan
pada Tabel 2 dan pada Tabel 3, Bagian A, yaitu koefisien REPURCH, yang
menunjukkan apakah suatu perusahaan merupakan pembeli kembali saham, secara
positif berhubungan dengan biaya pengakuan, seperti yang diprediksi, tetapi tidak
begitu signifikan (p-value 0,062).
Temuan dalam Tabel 3, Bagian A, menyajikan bahwa biaya kompensasi
berbasis saham, COMPEX, sangat berhubungan dengan keanggotaan industri.
Dalam upaya untuk membedakan efek COMPEX dan keanggotaan industri, kami
mengestimasi (1) dengan menggunakan tingkat perusahaan dan variabel penjelas
tingkat industri. Variabel tingkat perusahaan, yang dilambangkan dengan F,
diukur sebagai perbedaan dari median industri; variabel tingkat industri, yang
dilambangkan dengan I, diukur sebagai median industri. Tabel 3, Bagian B,
menyajikan akan temuan ini. Kami tidak memasukkan CEO_DIRI dalam
persamaan estimasi karena hampir tidak ada variasi dalam industri apakah CEO
adalah anggota Dewan Direksi atau tidak. Temuan dalam Tabel 3, Bagian B,
sejalan dengan temuan pada Tabel 2 dan Tabel 3, Bagian A, meskipun temuan ini
memberikan informasi lebih lanjut mengenai apakah asosiasi yang kami amati
berhubungan dengan perusahaan atau karakteristik industri.
Mengenai variabel tingkat perusahaan, Bagian B menyajikan kesimpulan
yang sama dengan yang diperoleh dari Bagian A. Dari catatan khusus yaitu
koefisien COMPEXF, biaya kompensasi saham tingkat perusahaan, tidak berbeda
secara signifikan dari nol (p-value 0,168), yang menunjukkan bahwa tingkat
perusahaan COMPEX tidak secara signifikan berhubungan dengan pengakuan
biaya. Mengenai variabel tingkat industri, Tabel 3, Bagian B, menyajikan bahwa
koefisien COMPEXI negatif secara signifikan (p-value 0,001), yang menunjukkan
bahwa pada tingkat industri COMPEX secara signifikan berhubungan negatif
dengan keputusan pengakuan. Hal mengimbangi perbedaan dalam temuan pada
Tabel 2 dan Tabel 3, Bagian A, yang berkaitan dengan COMPEX. Bagian B juga
mengungkapkan bahwa BONUS, DEBT_EQ, CEO_OWN, dan OSDIR_STK tidak
berhubungan secara signifikan dengan biaya pengakuan dalam tingkat industri.
Namun, REPURCH dan, ACQ berhubungan sedikit secara signifikan dengan
biaya pengakuan dalam tingkat industri. Jadi, hubungan signifikan antara
REPURCH dan biaya pada Tabel 2, dan hubungan yang sedikit pada Tabel 3,
Bagian A, disebabkan oleh pembelian kembali saham tingkat industri, bukan
pembelian kembali pada tingkat perusahaan. ISSU, INSTIT, dan SIZE secara
signifikan berhubungan dengan beban pengakuan baik di perusahaan maupun
pada tingkat industri, dan OSDIR_CASH dan LABA tidak berhubungan secara
signifikan dengan beban pengakuan baik di tingkat industri maupun di tingkat
perusahaan.
Meskipun analisis pada Tabel 3, Bagian B, membantu membedakan
keanggotaan industri dari biaya kompensasi berbasis saham, namun perbedaan
industri dan korelasi dengan biaya kompensasi berbasis saham antara perusahaan
yang melakukan pengakuan dan perusahaan kontrol bisa mempengaruhi
kesimpulan kami dengan cara yang tidak terspesifikasi. Dengan demikian, kami
memperkirakan (1) dengan menggunakan sampel kontrol perusahaan yang
disesuaikan dengan perusahaan yang melakukan pengakuran pada industri,
dengan menggunakan kode SIC empat digit, dan COMPEX, biaya kompensasi
saham berbasis. Tabel 3, Bagian C, menyajikan temuan akan hal tersebut. Bagian
ini menyajikan temuan yang sejalan dengan temuan yang disajikan dalam Tabel 2,
kecuali koefisien tentang DEBT_EQ, rasio utang terhadap ekuitas, dan INSTIT,
persentase saham yang beredar yang dimiliki oleh investor institusional, tidak
signifikan berbeda dari nol. Ingat bahwa kami memasang perusahaan kontrol
dengan perusahaan yang melakukan pengakuran pada COMPEX, biaya
kompensasi berbasis saham. Dengan demikian, koefisien yang signifikan pada
COMPEX sejalan dengan prosedur pemasangan/pencocokan kami yang efektif.
Tabel 2 menyajikan bahwa perusahaan besar lebih memungkinkan untuk
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Untuk meneliti apakah itu adalah
ukuran sendiri yang menjelaskan keputusan pengakuan, atau apakah ada efek
pemimpin industri, maka kami melakukan estimasi (1) termasuk pangsa pasar
perusahaan, MKT_SHARE, sebagai variabel penjelas tambahan, di mana
MKT_SHARE sama dengan penjualan perusahaan dibagi dengan jumlah dari
penjualan di industri. Tabel 4 menyajikan akan temuan ini. Temuan ini
menunjukkan bahwa untuk seluruh sampel perusahaan, koefisien terkait
MKT_SHARE tidak signifikan berbeda dari nol (p-value 0,313). Sebagian besar
perusahaan jasa keuangan secara bersamaan mengumumkan keputusan pengakuan
biaya mereka, banyak yang menjadi bagian dari Forum Jasa Keuangan. Keputusan
luas industri yang demikian bisa mengacaukan kesimpulan kami yang berkaitan
dengan MKT_SHARE. Dengan demikian, kami juga melakukan estimasi terhadap
spesifikasi ini dengan tidak termasuk lembaga keuangan. Tabel 4 menunjukkan
bahwa lembaga non keuangan, MKT_SHARE secara signifikan berhubungan
positif dengan kemungkinan adanya pengakuan beban (p-value 0,012), yang
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pengakuan merupakan
pemimpin industri. Kesimpulan kami yang lain yaitu tidak ada pengaruh atas
masukkan MKT_SHARE dalam persamaan estimasi atau lembaga keuangan
dikeluarkan. Satu-satunya pengecualian yaitu koefisien REPURCH tidak berbeda
secara signifikan dari nol ketika perusahaan jasa keuangan yang dikeluarkan;
Tabel 3 menunjukkan bahwa hubungan REPURCH dengan pengakuan biaya
merupakan efek industri.
4. Reaksi Pasar terhadap
Pengumuman tentang Biaya Kompensasi
Berbasur Saham
Beberapa prediksi kami bergantung pada manajer yang percaya bahwa
pengakuan biaya kompensasi berbasis saham dan pelaporan laba yang lebih
berkualitas, memiliki efek penilaian yang positif. Jika manajer memahami
hubungan antara pelaporan laba yang berkualitas dan penilaian ekuitas serta
percaya bahwa dengan mengakui biaya investor akan melihat kualitas laba yang
lebih tinggi daripada yang biasanya, maka perusahaan akan memiliki insentif atau
dorongn untuk mengakui biaya. Sejalan dengan hal ini, 32% dari perusahaan yang
melakukan pengakuan tahun 2002 secara khusus menyebutkan dalam siaran pers
mereka bahwa mereka memilih untuk mengakui biaya dengan untuk
meningkatkan kualitas laba. Namun, tes kami dalam Bagian 3 tidak membahas
apakah efek penilaian ada yang positif. Dengan demikian, dalam bagian ini kami
hanya menguji apakah pengumuman perusahaan terkait tujuan mereka atas biaya
kompensasi berbasis saham berpengaruh positif terhadap nilai ekuitas perusahaan.
Pengujian kami didasarkan pada hasil/return pengumuman abnormal
perkiraan dari setiap yang menggunakan persamaan berikut ini.
RETjt adalah return saham harian perusahaan j, MRET adalah return nilai
tertimbang harian pasar, termasuk dividen, EVENTj adalah variabel indikator yang
sama dengan satu pada hari perusahaan j mengumumkan niatnya untuk mengakui
biaya kompensasi berbasis saham dan nol jika sebaliknya, dan t merupakan 252
hari perdagangan dalam kalender tahun 2002. Dengan demikian, γjadalah
perkiraan abnormal return perusahaan j pada hari pengumuman. Tanggal
pengumuman adalah hari perdagangan di mana perusahaan mengeluarkan siaran
pers tentang mengumumkan keputusan pengakuan biaya. Kami menentukan hari
pengumuman dari tanggal dan waktu yang tertera pada siaran pers; saat
pengumuman dilakukan setelah jam perdagangan, kami mengidentifikasi tanggal
pengumuman sebagai hari perdagangan berikutnya. Gambar 1 menyajikan
histogram dari tanggal pengumuman sesuai kalender bulan.
Tabel 5, Bagian A, menyajikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan
regresi 134 perusahaan tertentu. Bagian ini menyajikan rata-rata estimasi γj, serta
dua Z-statistik untuk menguji apakah nilai rata-rata berbeda dari zero atau tidak.
Kolom pertama dalam Bagian A menunjukkan bahwa untuk seluruh sampel yang
melakukan pengakuan, rata-rata pengumuman abnormal return adalah positif,
yaitu 0,08%, tetapi tidak berbeda signifikan dari nol (Z1 = 1,09 dan Z2 = 0,54).
Untuk menguji apakah return pengumuman abnormal berhubungan dengan
peningkatan kualitas laba, maka kami membagi sampel statistik dan menyajikan
ringkasan statistik untuk setiap bagian. Secara khusus, kami berharap bahwa
perusahaan-perusahaan pada bagian pertama mengumumkan keputusan mereka
untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham lebih cenderung dianggap
melakukan demikian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas laba. Jadi, kami
membagi perusahaan berdasarkan tanggal pengumuman mereka. Gambar 1
menunjukkan bahwa sekitar 32 yang melakukan pengakuan diumumkan pada
bulan Juli 2002, 64 diumumkan pada bulan Agustus, dan 39 diumumkan pada
bulan September sampai Desember. Banyaknya perusahaan yang mengumumkan
pada bulan Agustus termasuk anggot
PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LABA:
PENGAKUAN FOLUNTIR TENTANG BIAYA KOMPENSASI
BERBASIS SAHAM
Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang perusahaan faktor trade off dalam
memutuskan apakah manfaat pelaporan laba yang berkualitas lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan, dan apakah pelaporan laba yang kualitas tinggi ada
dengan
efek
penilaian
positif.
Kebanyakan
komentator,
investor,
dan
pengatur/pembuat standar setuju bahwa pengakuan biaya kompensasi berbasis
saham dapat menyebabkan kualitas laba yang lebih tinggi. Dengan demikian,
kami hanya memfokuskan pengujian terhadap perusahaan-perusahaan yang secara
foluntir/sukarela memutuskan untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham
sesuai dengan PSAK 123. Kami menemukan bahwa kemungkinan pengakuan
beban secara signifikan berkaitan dengan efek beban pada laba yang dilaporkan
dan kontrak berbasis akuntansi, perusahaan basis investor dan struktur
pemerintahan, sejauh mana perusahaan aktif dalam pasar modal, dan apakah
perusahaan merupakan pemimpin dalam industrinya. Kami berharap agar
pengakuan yang dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan yang mengakui.
Sejalan dengan hal ini, kami menemukan bahwa perusahaan yang pertama
mengumumkan keputusan pengakuan mereka memiliki tanggal pengumuman
return abnormal yang signifikan dan positif, terutama yang secara eksplisit
menyatakan bahwa kualitas laba memotivasi keputusan pengakuan mereka.
1. Pendahuluan
Krisis kepercayaan dalam akuntansi pada tahun 2002 sesegera setelah
skandal akuntansi perusahaan seperti Enron dan WorldCom menarik kembali
perhatian banyak perusahaan tentang manfaat melaporkan laba yang berkualitas
tinggi. Tujuan dari tulisan atau makalah ini yaitu untuk meneliti faktor-faktor
perusahaan trade off dalam memutuskan apakah manfaat melaporkan laba yang
berkualitas lebih besar daripada biaya dikeluarkan, dan untuk mengetahui apakah
laporan laba yang kualitas tinggi ada hubungannya dengan efek penilaian positif.
Karena bagian dari pengalihan kembali perhatian pada kualitas laba berpusat pada
pengakuan
biaya
kompensasi
berbasis
saham,
maka
kami
menguji
dugaan/prediksi kami pada sampel perusahaan yang dimulai pada musim panas
2002 yang mengumumkan niat mereka untuk mengakui biaya foluntir. Meskipun
ada peluang untuk mengakui biaya sudah ada sejak diterbitkannya Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 123 tahun 1995, namun krisis
kepercayaan baru-baru ini dalam pasar modal telah menarik perhatian perusahaan
tentang potensi manfaat melaporkan laba yang lebih berkualitas.
Kami menemukan bahwa kemungkinan mengakui biaya kompensasi
berbasis saham secara signifikan berhubungan dengan pengaruh beban atas laba
yang dilaporkan dan kontrak berbasis akuntansi, basis investor dan struktur tata
kelola perusahaan, sejauh mana perusahaan aktif dalam pasar modal , dan apakah
perusahaan merupakan pemimpin dalam industrinya. Kami juga menemukan
bahwa
perusahaan-perusahaan
yang
pertama
mengumumkan
keputusan
pengakuan telah mengalami abnormal return positif yang signifikan pada tanggal
pengumuman, terutama mereka yang secara eksplisit menyatakan bahwa kualitas
laba dapat memotivasi keputusan mereka.
BusinessWeek, 29 Juli 2002 “Beban atau bukan Beban,” menghubungkan
kualitas laba dan pengakuan biaya kompensasi berbasis saham dan merangkum
semua motivasi dari banyak prediksi yang kami uji.
Banyak ahli tata kelola perusahaan, angka pendapatan yang tidak begitu
berlebihan yang akan meningkatkan kepercayaan diri dan membawa
kembali investor yang bingung. Itu sebabnya perusahaan-perusahaan
seperti Coke bereaksi dengan memberikan pasar apa yang tampaknya akan
butuhkan, yaitu lebih transparan. Jika Coke telah dibebankan opsi pada
tahun 2001, maka laba per saham akan turun hanya sembilan sen menjadi
$1,51 dari $ 1,60. Karena Coke bukanlah pengguna besar opsi, maka
relatif mudah bagi perusahaan minuman ringan untuk nampak berani
melangkah dan beralih.
Memang, hibah opsi saham hanya mewakili sekitar 1,8% dari 2,5 miliar
saham Coke yang beredar. Barang konsumen lainnya, manufaktur, dan
perusahaan ritel, yang mengharapkan hadiah dari investor, bisa mengikuti
langkah Coke. “Ini memberikan perusahaan citra yang baik dalam
komunitas investasi,” kata Tim Drake, Senior Analist Ekuitas untuk Banc
One Investment Management, yang memiliki 8,4 juta saham Coke. Harga
saham Coke naik 95 sen, sampai $52 pada tanggal 15 Juli, setelah
pengumuman. “Perusahaan yang meyakinkan investor bahwa mereka
berkomitmen untuk bersih, jujur, dan akuntansi konservatif akan
memenangkan perlombaan permodalan,” kata Nell Minow, seorang aktivis
tata kelola perusahaan.
Sampai saat ini, lomba tersebut dimenangkan oleh perusahaan yang
meningkatkan pendapatan dengan biaya apapun, meskipun itu merupakan
pendapatan yang dilebih-lebihkan, menyembunyikan kerugian, dan dengan
curang mendaftaar biaya sehari-hari sebagai belanja modal. Para
pemenang baru adalah perusahaan yang bermain sesuai aturan.
Akuntansi kompensasi berbasis saham telah lama menjadi salah satu
masalah pelaporan keuangan yang paling kontroversial, yang menghasilkan
perdebatan sengit antara penetap standar akuntansi, manajer perusahaan, investor,
dan regulator pasar modal. Kontroversi terutama berkaitan dengan opsi saham
yang diberikan kepada karyawan, umumnya berkenaan dengan urang. Yang
menjadi pusat kontroversi adalah apakah kompensasi berbasis saham tersebut
merupakan beban yang harus diakui dalam menentukan laba bersih atau tidak.
Pada tahun 1995, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting
Standards Board / FASB) menerbitkan PSAK 123 yang mengharuskan
perusahaan untuk menghitung biaya kompensasi berbasis saham berdasarkan nilai
wajar opsi yang diberikan, tetapi membolehkan perusahaan untuk mengakui biaya
atau hanya mengungkapkan apa yang sudah menjadi biaya atas laba bersih.
Hingga Juli 2002, hanya lima perusahaan perdanganan publik yang terpilih untuk
mengakui biaya tersebut. Sejak itu,kami mengidentifikasi 156 perusahaan yang
telah terpilih untuk mengenali akan hal tersebut. 156 perusahaan ini terdiri dari
sampel perusahaan yang melakukan pengakuan, yang kami identifikasi terutama
dengan mencari siaran pers pada Dow Jones News Retrieval dan Lexis / Nexis.
Tes set pertama kami berfokus pada faktor-faktor yang berkaitan dengan
adanya kemungkinan pengakuan beban. Kami menerapkan tes ini dengan
menggunakan sampel perusahaan yang melakukan pengakuan dan sampel kontrol
perusahaan yang tidak melakukan mengakui dalam Standard and Poors (S & P)
500, S&P 400 midcapitalization, dan S&P 600 indeks kapitalisasi kecil. Kami
menemukan bahwa perusahaan yang memiliki beban banyak kompensasi berbasis
saham
cenderung untuk tidak terlalu mengakui biaya. Kami memprediksi
hubungan negatif sejauh mana investor menitik beratkan jumlah yang diakui
versus jumlah yang diungkapkan atau perusahaan yang memiliki kontrak mahal
dengan termin berdasarkan jumlah yang telah diakui. Sebagai mana artikel
BusinessWeek tunjukkan, hal ini relatif mudah bagi perusahaan yang menanggung
biaya
kecil
untuk
berani
melangkah
dan
beralih. Analisis
tambahan
mengungkapkan bahwa hubungan negatif antara biaya kompensasi berbasis
saham dan pengakuan beban kemungkinan merupakan efek industri.
Mengenai kontrak berbasis akuntansi, seperti yang diperkirakan, kami
menemukan bahwa perusahaan dengan manajer yang rencana kompensasi nya
kemungkinan sensitif terhadap pendapatan cenderung untuk mengakui biaya.
Selain itu, kami secara umum menemukan bahwa perusahaan yang memiliki rasio
hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity) yang tinggi, yang sering dimasukkan
dalam
perjanjian
utang
perusahaan,
memilih
pengakuan
beban.
Kami
memprediksi hubungan positif antara rasio rasio hutang terhadap ekuitas dan
pengakuan beban karena pengakuan beban dapat menurunkan rasio utang
terhadap ekuitas. Mengenai aktivitas pasar modal, kami menemukan bahwa
perusahaan yang aktif di pasar modal dengan menerbitkan saham dan melakukan
pembelian kembali saham lebih memungkinkan untuk mengakui biaya
kompensasi berbasis saham. Kami memprediksi hubungan positif antara aktivitas
pasar modal dan pengakuan beban karena pengakuan beban dapat mengarah pada
kualitas laba yang lebih tinggi yang diterima, dan kami berharap manajer percaya
bahwa pendapatan yang berkualitas dapat mengarah pada nilai ekuitas yang
tinggi. Namun, kami tidak menemukan bukti bahwa perusahaan yang aktif di
pasar modal dengan menggunakan saham sebagai mata uang akuisisi lebih
memungkinkan untuk memilih pengakuan beban.
Terkait dengan yang basis investor, kami menemukan bahwa perusahaan
yang memiliki Chief Executive Officers (CEO) yang memiliki banyak perusahaan
lebih memungkinkan untuk mengakui biaya. Kami memprediksi hubungan positif
karena CEO pemilik mendapatkan keuntungan pribadi dari efek penilaian positif
yang terkait dengan persepsi kualitas laba yang tinggi dan tidak terlalu peduli
dengan keamanan kerja yang kurang yang berhubungan dengan pelaporan laba
yang rendah. Meskipun kami tidak memprediksi tanda dari hubungan ini, kami
juga menemukan bahwa perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional
banyak cenderung untuk mengakui biaya, yang menunjukkan bahwa efek netto
dari kepemilikan institusional merupakan fokus tentang laporan laba jangka
pendek. Mengenai struktur tata kelola perusahaan, kami menemukan bahwa
perusahaan yang memiliki direksi/diektur luar yang memegang banya ekuitas
perusahaan lebih memungkinkan untuk mengakui biaya kompensasi berbasis
saham. Kami memprediksi hubungan positif ini karena direksi yang memiliki
kepemilikan saham yang besar kemungkinan memiliki insentif yang lebih selaras
dengan yang dimiliki investor, sehingga lebih mungkin untuk mendapatkan
keuntungan dari laporan laba yang lebih berkualitas. Kami tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara pengakuan beban dan sejauh mana direksi luar
berkompensasi secara tunai atau apakah CEO juga anggota Dewan Direksi atau
tidak.
Sebagai mana diperkirakan, kami juga menemukan bahwa ukuran
perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan kemungkinan adanya
pengakuan biaya kompensasi berbasis saham. Analisis tambahan mengungkapkan
bahwa perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin dalam industri mereka
lebih memungkinkan untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Kami
tidak menemukan hubungan yang signifikan antara pengakuan biaya dan
profitabilitas perusahaan.
Kami berharap bahwa manfaat dianggap sebagai melaporkan laba yang
berkualitas melebihi biaya yang dimikian untuk perusahaan-perusahaan yang
memilih untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Dengan demikian,
kami berharap bahwa pengakuan dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan yang
melakukan pengakuran, terutama bagi mereka yang pertama melakukannya.
Sejalan dengan hal ini, kami menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang
mengumumkan keputusan pengakuan pada bulan Juli 2002 memiliki abnormal
return positif yang signifikan pada tanggal pengumuman, sedangkan perusahaan
mengumumkan selanjutnya tidak demikian. Hasil/pengembalian (retunrs) positif
ini berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang secara eksplisit menyatakan
dalam pers rilis mereka bahwa kualitas laba yang memotivasi keputusan
pengakuan mereka.
Studi kami memberikan kontribusi terhadap dua aliran literatur. Yang
pertama adalah literatur yang menyelidiki kualitas laba. Dalam beberapa
penelitian yang mengkaji literatur ini, kualitas laba diteliti dalam konteks
manajemen laba, yang sangat sulit untuk diukur. Terlepas dari konteks ini, definisi
kualitas laba tinggi merupakan hal ilusif. Kami mengidentifikasi serangkaian
perusahaan yang memilih untuk meningkatkan kualitas laba mereka dengan
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Pengaturan unik ini memungkinkan
kami untuk menguji prediksi yang lebih bersih berkaitan dengan faktor yang ada
hubungannya dengan keputusan perusahaan untuk meningkatkan kualitas laba
yang dilaporkan, dan apakah ada efek penilaian positif atau tidak karena
melakukan hal demikian. Literatur kedua yang mana penelitian kami
berkontribusi yaitu menyelidiki efek pengakuan versus pengungkapan. Literatur
terbatas ini berfokus pada apakah pengguna menginterpretasikan informasi yang
hanya diungkapkan secara berbeda dari informasi yang diakui dan efek pasar
modal lainnya. Kami berkontribusi terhadap literatur ini dengan memberikan
wawasan terhadap faktor yang terkait dengan pilihan perusahaan antara
melakukan pengakuan dan pengungkapan, sebuah pilihan yang jarang dimiliki
perusahaan.
Bagian selanjutnya dari tulisan/paper ini disusun sebagai berikut. Bagian 2
memaparkan tahapan penelitian kami, dengan menjelaskan hubungan antara
pengakuan biaya kompensasi berbasis saham dan kualitas laba. Bagian 3
membahas tentang prediksi empiris dan desain penelitian kami serta menyajikan
temuan berkenaan dengan faktor yang ada hubungannya dengan kemungkinan
suatu perusahaan memilih untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham.
Bagian 4 hasil analog untuk pengujian kami berhubungan dengan abnormal return
dengan pengumuman pengakuan beban. Bagian 5 merupakan merangkum dan
menyimpulkan.
2. Biaya kompensasi Berbasis Saham dan Kualitas Laba
Akuntansi untuk kompensasi berbasis saham ditentukan dalam Opini
Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Board / APB) No. 25 (APB
[1973]) dan PSAK 123. Sesuai dengan APB 25, biaya kompensasi berbasis saham
merupakan selisih pada tanggal pengukuran antara harga saham dan harga
pelaksanaan opsi, kali jumlah pilihan, diakui selama periode yang diberikan.
Tanggal pengukuran adalah tanggal di mana harga pelaksanaan dan jumlah pilihan
diketahui, sehingga untuk pemberian opsi yang tetap, maka tanggal pengukuran
merupakan tanggal pemberian. Sebagian besar perusahaan memberikan hak opsi
saham karyawan dengan harga pelaksanaan yang tetap yang sama dengan harga
saham pada tanggal pemberian, sehingga biaya kompensasi berbasis saham
mereka yang sesuai dengan APB 25 sama dengan nol.
Setelah penerbitan APB 25, Black dan Scholes [1973] menegaskan bahwa
pilihan memiliki nilai selain yang terkait dengan perbedaan antara harga saham
dan harga pelaksanaan. Dari hal tersebut, FASB meninjau kembali akuntansi
tentang kompensasi berbasis saham dan, pada tahun 1993, mengeluarkan
rancangan eksposur/paparan tentang standar (FASB [1993]) yang mengusulkan
biaya kompensasi berbasis saham agar dihitung berdasarkan nilai wajar opsi pada
tanggal pemberian, diestimasi dengan menggunakan model penentuan harga opsi.
Karena tekanan politik, FASB memodifikasi proposalnya untuk mengizinkan
perusahaan mengakui biaya berdasarkan ketentuan pengukuran dalam APB 25
dan mengungkap laba bersih apa yang mungkin telah mendapat pengakuan yang
didasarkan pada ketentuan pengukuran dalam PSAK 123, atau untuk menerapkan
hal tersebut dalam PSAK 123. Sampai musim panas tahun 2002, hanya lima
perusahaan publik yang terpilih yang mengakui biaya berdasarkan ketentuan
pengukuran dalam PSAK 123. Perdebatan seputar penerbitan PSAK 123
merupakan salah satu yang paling kontroversial secara politik dalam sejarah
FASB. Sebuah RUU diperkenalkan ke DPR Amerika Serikat, dan diadakan
Kongres, untuk mencegah FASB dari penerbitan standar akhir yang sejalan
dengan
rancangan
eksposur/paparan.
Lawan
memberi
argumen
terkait
pengungkapan catatan kaki dan bukan terkait pengakuan karena mereka
mengklaim bahwa kompensasi berbasis saham bukan merupakan beban. Mereka
berpendapat bahwa pemberian opsi saham kepada karyawan merupakan transaksi
antara pemegang saham. Lawan juga berpendapat bahwa mengakui beban akan
mengurangi laba bersih perusahaan, dan efek laba bersih terbesar perusahaan akan
terjadi pada perusahaan yang menggunakan opsi sebagai bagian utama dari skema
kompensasi karyawan mereka. Para penentang juga berpendapat lebih lanjut
bahwa menggunakan opsi untuk menyelaraskan insentif karyawan dan pemegang
saham ini sebagian besar berpengaruh atas keberhasilan usaha kewirausahaan.
Jadi, untuk mengakui biaya dijalankan risiko pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Namun, tidak ada penetap standar akuntansi yang telah mempertibangkan masalah
yang pernah disimpulkan yaitu bahwa kompensasi berbasis saham bukan
merupakan beban (International Accounting Standards Board (IASB) [2002]).
Bahkan, Dasar kesimpulan dalam PSAK 123 membuat jelas bahwa FASB bulat
dalam pandangannya bahwa mengakui biaya kompensasi berbasis saham bisa
menjadi suatu perbaikan terhadap pelaporan keuangan. PSAK 123 membolehkan
perusahaan bahwa pilihan pengungkapan dipilih hanya karena adanya tekanan
politik terhadap FASB.
Runtuh atau gagalnya nya sektor teknologi intensif kompensasi saham dan
gelombang skandal akuntansi baru-baru ini telah membuka kembali perdebatan
mengenai perlakuan akuntansi yang tepat tekait kompensasi berbasis saham.
Peningkatan tekanan dari aktivis pemegang saham menyebabkan timbulnya
beberapa upaya legislatif untuk memperkenalkan peraturan atau mereformasi
peraturan yang ada yang mengatur pemberian opsi. Misalnya, Senator Levin dan
McCain memperkenalkan RUU yang akan melarang perusahaan untuk dikurangi
biaya opsi saham karyawan dari penghasilan kena pajak kecuali mereka juga
mengakui hal itu sebagai beban untuk tujuan pelaporan keuangan. Juga, IASB
menerbitkan rancangan proposal untuk standar global tentang kompensasi
berbasis saham yang akan membutuhkan pengakuan beban, memberikan potensi
terjadinya modifikasi pengakuan dan pengungkapan aturan PSAK 123. Krisis
kredibilitas akuntansi dalam pasar modal dan perbaharuan fokus tentang akuntansi
untuk kompensasi berbasis saham pada tahun 2002 mendorong beberapa
perusahaan untuk mengadopsi secara foluntir ketentuan pengakuan PSAK 123.
Pembuat standar akuntansi dan banyak investor percaya bahwa mengakui
biaya kompensasi berbasis saham mengarah pada kualitas laba yang tinggi dan
laba yang berkualitas akan mengarah pada penurunan biaya modal, sehingga efek
penilaian ekuitas positif (lihat misalnya, IASB [2002], dasar kesimpulan, untuk
ringkasan argumen ini). Dengan demikian, keputusan perusahaan untuk mengakui
biaya kompensasi berbasis saham memberikan kami kesempatan yang unik untuk
menyelidiki faktor yang terkait dengan pelaporan laba yang berkualitas dan efek
penilaian yang terkait.
Sebagai mana literatur pengungkapan foluntir menunjukkan, potensi
pendapatan yang berkualitas untuk memiliki efek positif penilaian berasal dari
adanya asimetri informasi antara perusahaan dan investor. Kualitas laba yang
tinggi dapat mengurangi asimetri informasi dan risiko informasi petugas yang
dihargai oleh investor (Klein dan Bawa [1977], Barry dan Brown [1985, 1986]).
Meskipun efek terhadap laba bersih dari biaya kompensasi berbasis saham
diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan, sehingga tersedia untuk
investor, namun pelitian terbaru menunjukkan bahwa pengungkapan bukanlah
pengganti untuk pengakuan. Misalnya, Espahbodi, Espahbodi, Rezaee, dan
Tehranian [2002] menemukan abnormal return terhadap pengumuman yang
dilakukan oleh FASB selama musyawarah PSAK 123 yang berkaitan dengan
pengakuan terhadap pengungkapan biaya kompensasi berbasis saham. Secara
umum, Barth, Clinch, dan Shibano [2003] menemukan bahwa karena biaya yang
berkaitan dengan pengungkapan pemahaman catatan kaki dan agregasi,
pengakuan dapat mempengaruhi sejauh mana informasi akuntansi tercermin
dalam harga saham. Dengan demikian, pengakuan dapat mengurangi asimetri
informasi, bahkan dalam pasar yang efisien secara informasi. Selain itu,
perusahaan dapat menggunakan pengakuan biaya kompensasi berbasis saham
sebagai sinyal bahwa mereka melaporkan laba berkualitas tinggi yang berkaitan
dengan transaksi selain kompensasi berbasis saham. Meskipun hal ini berpotensi
terhadap efek penilaian positif yang sudah ada sejak penerbitan PSAK 123, krisis
kepercayaan baru-baru ini dalam pasar modal yang berkaitan dengan akuntansi
telah meningkatkan fokus perusahaan tentang potensi manfaat melaporkan laba
yang lebih berkualitas.
Dengan demikian, keputusan perusahaan baru-baru ini untuk mengakui
biaya kompensasi berbasis saham memungkinkan kami untuk melakukan tes
bersih (clean test) yang berkaitan dengan efek penilaian positif yang dirasakan
tentang kualitas laba yang tinggi. Analisis kami terdiri dari dua bagian. Pertama,
dalam Bagian 3, kami menguji prediksi/dugaan yang berkaitan dengan faktorfaktor yang kami anggap berhubungan dengan kemungkinan suatu perusahaan
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Kedua, dalam Bagian 4, kami
menguji return abnormal positif terhadap pengumuman keputusan pengakuan.
3. Kemungkinan terkai Pengakuan Kompensasi Beban Berbasis Saham
3.1. Prediksi Empiris
Kami berharap bahwa manfaat yang diterima karena melaporkan laba yang
berkualitas melebihi biaya yang dikeluarkan bagi perusahaan-perusahaan yang
memilih untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Dengan demikian,
kami berharap bahwa pengakuan dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan yang
mengakui. Namun, karena tidak hanya manfaat yang ada tetapi juga biaya yang
terkait dengan pengakuan, sebagaimana halnya dengan semua pilihan akuntansi
foluntir, maka kami tidak mengharapkan semua perusahaan untuk mengakui
biaya. Kami berharap bahwa keputusan pengakuan tergantung pada faktor
perusahaan trade off dalam memutuskan apakah manfaat yang didapat karena
melaporkan laba yang berkualitas melebihi biaya yang dikeluarkan atau tidak.
Secara khusus, kami berharap bahwa perusahaan yang mengeluarkan biaya
pengakuan yang tinggi tidak terlalu cenderung mencapai keuntungan bersih, dan
juga tidak terlalu cenderung mengakui biaya. Pengujian kami berfokus pada
faktor yang ada hubungannya dengan keputusan untuk mengakui biaya.
Prediksi pertama kami berkaitan dengan besarnya biaya kompensasi
berbasis saham. Karena pengakuan beban dapat mengurangi laba yang dilaporkan,
maka besarnya biaya dikutip sebagai alasan untuk perusahaan yang memilihan
pengungkapan hanya sebagai alternatif sesuai dengan PSAK 123. Literatur
sebelum (misalnya, Aboody, Barth, dan Kasznik [2002]) menemukan hubungan
negatif antara pengungkapan biaya kompensasi berbasis saham dan nilai ekuitas,
yang menunjukkan bahwa harga saham mempunyai implikasi terhadap penilaian
biaya. Namun, sejauh bahwa investor menitik beratkan tentang pengakuan
dibandingkan jumlah diungkapkan atau perusahaan yang memiliki kontrak mahal
dengan termin berdasarkan jumlah yang diakui (lihat Watts dan Zimmerman
[1986]), maka pengakuan biaya dapat menimbulkan biaya pengakuan yang
berhubungan dengan besarnya biaya. Dengan demikian, kami memperkirakan
hubungan negatif antara biaya kompensasi berbasis saham dan kemungkinan
suatu perusahaan memilih untuk mengkuinya.
Prediksi kedua kami berhubungan langsung dengan efek kontrak yang
berbasis
akuntansi.
Literatur
sebelumnya
menunjukkan
bahwa
rencana
kompensasi berbasis kinerja dapat mempengaruhi pilihan akuntansi perusahaan
(lihat Healy dan Wahlen [1999] untuk ringkasan). Karena pengakuan biaya
kompensasi berbasis saham bisa menurunkan laba yang dilaporkan, yang sering
mempengaruhi bonus tunai, sejauh bonus didasarkan pada laba yang dilaporkan
dan komite kompensasi tidak sepenuhnya menyesuaikan pilihan metode akuntansi
(Healy, Kang, dan Palepu [1987]), maka kami memperkirakan perusahaanperusahaan yang memberikan kompensasi banyak terhadap manajer mereka
dengan bonus tunai tidak begitu cenderung mengakui biaya kompensasi berbasis
saham. Dengan demikian, kami memperkirakan hubungan negatif antara rasio
bonus kas CEO dengan total kompensasi kas, proksi kami untuk rencana bonus
yang sensitif dengan pendapatan, dan kemungkinan suatu perusahaan memilih
untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham.
Mengakui biaya kompensasi berbasis saham juga mempengaruhi kontrak
yang memiliki ketentuan yang berdasarkan jumlah neraca. Secara khusus,
pengakuan yang mengaruh pada pelaporan ekuitas yang tinggi dan juga baik
aktiva tangguhan pajak yang tinggi atau kewajiban pajak tangguhan yang rendah.
Perbedaan ini mengarah pada rasio hutang terhadap ekuitas (debt-to-equity) yang
rendah, yang sering termasuk di antara perjanjian utang perusahaan. Penelitian
sebelumnya menemukan bahwa pelanggaran perjanjian utang adalah mahal
sehingga manajer memilih prosedur akuntansi untuk menghindari pelanggaran
teknis perjanjian (DeFond dan Jiambalvo [1994], Sweeney, [1994]). Sejalan
dengan literatur sebelumnya, kami menafsirkan rasio utang terhadap ekuitas
sebagai proksi untuk kedekatan dengan kendala perjanjian (Duke dan Hunt
[1990], Tekan dan Weintrop [1990]), serta untuk biaya yang diharapkan atas
pelanggaran yang terjadi (Beneish dan Tekan [1993]). Dengan demikian, kami
memperkirakan bahwa perusahaan yang memiliki hutang terhadap ekuitas yang
tinggi yang dihitung sebelum efek pengakuan beban lebih memungkinkan untuk
mengakui biaya kompensasi berbasis saham.
Prediksi ketiga kami berkaitan dengan sejauh mana perusahaan aktif dalam
pasar modal. Sejauh mana efek penilaian positif berhubungan dengan keputusan
untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham, kami berharap bahwa
perusahaan yang aktif di pasar modal akan lebih memungkinkan untuk melakukan
hal yang demikian. Secara khusus, kami berharap bahwa perusahaan yang
menerbitkan ekuitas dan akuisisi keuangan yang memiliki saham lebih
memungkin untuk menuai keuntungan dari efek penilaian positif yang ada
hubungannya dengan kualitas laba yang tinggi, sehingga lebih mungkin untuk
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Selain itu, penelitian sebelumnya
(misalnya, Barth dan Kasznik [1999]) menemukan bahwa perusahaan yang
memiliki banyak asimetri informasi antara perusahaan dan investor lebih
cenderung untuk mengumumkan pembelian kembali saham dalam upaya untuk
mengurangi asimetri informasi dan mengurangi penilaian rendah yang dirasakan.
Dengan demikian, kami memperkirakan bahwa perusahaan yang mengumumkan
pembelian kembali saham lebih memungkinkan untuk mengakui biaya
kompensasi berbasis saham.
Prediksi keempat kami berkaitan dengan basis investor perusahaan. Secara
khusus, karena manajer yang memiliki kepemilikan saham besar di perusahaan
pribadi mendapatkan keuntungan banyak dari setiap efek penilaian positif yang
dirasakan
sehubungan dengan
pelaporan
laba
berkualitas
tinggi,
kami
memprediksi bahwa perusahaan yang memiliki manajer yang demikian lebih
memungkinkan untuk mengakui biaya. Manajer yang memiliki kepemilikan
ekuitas perusahaan yang besar juga tidak terlalu peduli tentang ancaman potensial
bagi keamanan pekerjaan mereka terkait dengan pelaporan laba yang rendah.
Misalnya,
penelitian
sebelumnya
menemukan
bahwa
CEO
menerapkan
kebijaksanaan akuntansi untuk meningkatkan laba yang dilaporkan saat kontes
proksi (DeAngelo [1988]) dan pada tahun-tahun sebelum mereka diganti (Dechow
dan Sloan [1991]). Temuan ini sejalan dengan manajer yang menggunakan
diskresi akuntansi untuk meningkatkan keamanan pekerjaan mereka, meskipun
perilaku yang demikian melibatkan alokasi sumber daya perusahaan yang tidak
efisien. Meskipun sulit untuk mengukur keamanan kerja secara langsung, kami
kira hal tersebut meningkat sesuai dengan kepemilikan (lihat, misalnya,
Shivdasani [1993]). Dengan demikian, kami memperkirakan hubungan positif
antara kepemilikan ekuitas CEO dan kemungkinan adanya pengakuan biaya.
Kehadiran investor institusi dalam basis investor perusahaan juga dapat
mempengaruhi keputusan pengakuan perusahaan. Namun, seperti Bushee [1998]
tunjukkan, apakah kehadiran mereka dapat meningkat atau menurun kemungkinan
terjadinya pengakuan beban tergantung pada perspektif investasi lembaga.
Beberapa investor institusional perdagangan saham sering berfokus pada tujuan
jangka pendek yang dapat mendorong manajer untuk berfokus pada laba yang
dilaporkan. Hal ini menunjukkan hubungan negatif antara kepemilikan investor
institusional dan kemungkinan terjadinya pengakuan biaya kompensasi berbasis
saham. Investor institusi lainnya begitu luar bisa dan memegang posisi besar
dalam
saham
dan
memiliki
fokus/tujuan
jangka
panjang
yang
dapat
memungkinkan manajer untuk berfokus pada nilai jangka panjang daripada laba
yang dilaporkan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif. Dengan
demikian, kami memasukkan kepemilikan institusional sebagai faktor penjelas,
tapi tidak memprediksi tanda hubungan antara faktor tersebut dan kemungkinan
adanya pengakuan biaya.
Prediksi kelima kami berkaitan dengan struktur tata kelola perusahaan,
yang kami anggap juga dapat mempengaruhi keputusan pengakuan. Secara
khusus, struktur tata kelola yang kuat bisa melawan insentif kepentingan diri yang
diakibatkan
dari
struktur
kompensasi
manajemen,
dan
meningkatkan
kemungkinan akan pengakuan biaya perusahaan. Kami mempertimbangkan tiga
fitur dari struktur tata kelola. Yang pertama adalah sejauh mana direksi luar
memegang posisi ekuitas dalam perusahaan. Selajalan dengan prediksi kami yang
berkaitan dengan kepemilikan ekuitas CEO, kami memperkirakan bahwa semakin
besar proporsi ekuitas yang dimiliki oleh direksi luar, maka semakin besar
kemungkinan perusahaan untuk mengakui biaya. Yang kedua adalah sejauh mana
direksi luar dikompensasi secara tunai. Dengan asumsi bahwa kas adalah
pengganti kompensasi berbasis saham, kami memperkirakan bahwa perusahaan
yang memiliki direksi luar yang dikompensasi lebih banyak dengan kas tidak
terlalu cenderung untuk mengakui biaya. Yang ketiga adalah apakah CEO juga
merupakan direktur, yang dapat melemahkan struktur tata kelola perusahaan.
Kami memprediksi bahwa perusahaan yang memiliki direksi CEO tidak terlalu
cenderung untuk mengakui biaya.
Yang terakhir, kami menguji hubungan antara kemungkinan adanya
pengaukuan biaya dan ukuran perusahaan serta profitabilitas. Kami memprediksi
adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dan kemungkinan terjadinya
pengakuan biaya, dengan tiga alasan, yaitu (i) perusahaan besar yang merupakan
pemimpin pasar mungkin mengakui biaya karena mereka melihat diri mereka
sebagai perusahaan laba berkualitas tinggi, (ii) perusahaan besar mungkin
mengakui biaya karena hal itu mengurangi laba yang dilaporkan dan meringankan
biaya politik yang dirasakan, (iii) perusahaan besar cenderung memiliki
lingkungan yang lebih kaya akan informasi, sehingga implikasi penilaian biaya
kompensasi berbasis saham cenderung digabungkan lebih lengkap ke dalam harga
saham perusahaan meskiput tidak diakui. Kami juga memprediksi adanya
hubungan positif antara profitabilitas dan kemungkinan terjadinya pengakuan
biaya karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi tidak terlalu
cenderung peduli dengan efek pengurangan pendapatan terkait pengkuan biaya.
3.2. Desain Penelitian
Untuk menguji prediksi atau dugaan kami, kami mengestimasi persamaan
logit (1) dengan menggunakan sampel kami dari 156 perusahaan yang melakukan
pengakuan dan sampel kontrol dari 1.090 perusahaan yang terdiri dari S&P 500,
S&P 400 indeks kapitalisasi menengah, dan S&P 600 indeks kapitalisasi kecil
bahwa (i) mengungkapkan biaya kompensasi berbasis saham sesuai dengan PSAK
123, tetapi tidak memilih pengakuan beban, (ii) berasal dari industri yang sama
setidaknya satu perusahaan yang melakukan pengakuan, dan (iii) kami memiliki
data yang tersedia yang kami butuhkan untuk analisis. Kami memilih kelompok
kontrol ini karena sebagian besar perusahaan melakukan pengakuan dimasukkan
dalam indeks ini dan merupakan perusahaan-perusahaan yang dicakup oleh
database ExecuComp, di mana kami mendapatkan kompensasi eksekutif,
kepemilikan saham, dan variabel struktur tata kelola perusahaan. Untuk
perusahaan yang melakukan pengakuran yang tidak termasuk dalam ExecuComp,
kami variabel-variabel ini dengan manual dari laporan proksi. Kami mengestimasi
(1) dengan menggunakan teknik Estimasi Maksimum.
Variabel dependen, RECOGNIZE, sama dengan satu (atau nol) untuk yang
memilih mengakui (atau kontrol). COMPEX adalah pengungkapan biaya
kompensasi berbasis saham, yang diukur sebagai perbedaan antara pendapatan
bersih yang dilaporkan dan laba bersih sementara yang dilamporkan, yang mana
laba bersih mungkin dimiliki perusahaan yang mengakui biaya kompensasi
berbasis saham sesuai dengan PSAK 123, dikurangi dengan nilai pasar ekuitas.
Mengenai variabel kontraktor, BONUS merupakan rasio bonus kas CEO
terhadap total kompensasi kas, dan DEBT_EQ merupakan rasio utang jangka
panjang terhadap ekuitas. Mengenai variabel aktivitas pasar modal, ISSUE
merupakan variabel indikator yang sama dengan satu jika perusahaan menerbitkan
saham selama tiga tahun fiskal terakhir, dan nol jika sebaliknya, ACQ merupakan
indikator variabel yang sama dengan satu jika saham digunakan perusahaan untuk
mengakuisisi perusahaan lain selama tiga tahun fiskal terakhir, dan nol jika
sebaliknya, dan REPURCH merupakan variabel indikator yang sama dengan satu
jika perusahaan mengumumkan rencana pembelian kembali saham selama tiga
tahun fiskal terakhir, dan nol jika sebaliknya. Mengenai variabel basis investor,
CEO_OWN merupakan persentase saham dan opsi yang dimiliki oleh CEO
dikurangi dengan saham yang beredar, dan INSTIT merupakan persentase saham
yang beredar yang dimiliki oleh investor institusional seperti kuartal fiskal
terbaru. Mengenai variabel tata kelola perusahaan, OSDIR_STK merupakan
jumlah saham dan opsi yang diberikan kepada direksi luar dikurangi dengan
jumlah saham yang beredar, OSDIR_CASH merupakan kompensasi total kas
direksi luar dikurangi dengan nilai pasar ekuitas, dan CEO_DIR merupakan
indikator variabel yang sama dengan satu jika CEO adalah anggota Dewan
Direksi, dan nol jika sebaliknya. Yang terakhir, SIZE merupakan logaritma dari
nilai pasar ekuitas, dan PROFIT merupakan laba bersih dikurangi dengan nilai
pasar ekuitas.
Kami mendapat laporan keuangan dan data pasar dari Compustat, yaitu
data untuk menghitung ISSUE, ACQ, dan REPURCH dari database Securitas
Data Corporation, dan data untuk menghitung database INSTIT dari CDA /
Spectrum Institusional (13-F) Holdings. Semua laporan keuangan dan variabel
pasar merupakan akhir tahun fiskal perusahaan tahun 2001.
3.3. Statistik Deskriptif
Tabel 1, Bagian A, menyajikan tentang klasifikasi industri untuk
perusahaan yang melakukan pengakuan dan perusahaan kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pengakuan merepresentasi
banyak industri, meskipun perusahaan jasa keuangan, yaitu bank dan perusahaan
jasa asuransi, terdiri dari 35,8% dari perusahaan yang melakukan pengakuan,
tetapi hanya 8,9% dari perusahaan kontrol. Bagian 3.5 membahas efek atas
kesimpulan kami tentang kemungkinan adanya efek industri. Tabel 1 juga
menunjukkan bahwa Peralatan Listrik dan Bisnis Jasa terdiri 3,2% dan 2,5% dari
perusahaan yang melakukan pengakuan, tapi 10,0% dan 12,0% dari perusahaan
kontrol. Hal ini sejalan dengan dua industri yang terdiri dari sebagian besar
perusahaan teknologi tinggi yang merupakan pengguna opsi saham dan yang
secara aktif melobi pengakuan biaya.
Tabel 1, Bagian B, menyajikan tentang statistik deskriptif untuk variabel
yang kami gunakan dalam analisis kami, dibagi dengan perusahaan yang
mengalakukan pengakuan dan perusahaan kontrol. Bagian ini juga menyajikan
nilai p dari t-tes dan Wilcoxon Z-tes untuk mencari perbedaan nilai rata-rata dan
median antara dua kelompok perusahaan. Sejalan dengan yang sudah diprediksi,
rata-rata, COMPEX, biaya kompensasi berbasis saham, secara signifikan lebih
kecil untuk perusahaan yang melakukan pengakuan dan DEBT_EQ, rasio utang
terhadap ekuitas, secara signifikan lebih besar. Perbedaan rata-rata CEO_OWN,
proporsi ekuitas yang dimiliki oleh CEO, OSDIR_STK, proporsi ekuitas yang
dimiliki oleh direksi luar, dan OSDIR_CASH, kompensasi kas direktur luar, tidak
signifikan; mediannya tidak sejalan dengan yang diprediksi. Meskipun kami tidak
mempunyai prediksi/dugaan yang berkaitan dengan investor institusional, ratarata INSTIT, proporsi saham yang beredar yang dimiliki oleh lembaga, secara
signifikan lebih kecil untuk perusahaan yang melakukan pengakuan. Seperti yang
diharapkan, SIZE, logaritma dari nilai pasar ekuitas, menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan yang melakukan pengakuan secara signifikan lebih besar daripada
perusahaan kontrol. Perbedaan rata-rata dan median untuk variabel lainnya tidak
signifikan. Namun, ini merupakan perbandingan univariat; tes utama kami
bergantung pada hubungan multivariat.
3.4. Temuan dari Estimasi Logit
Tabel 2 menyajikan tentang ringkasan statistik dari hasil estimasi atau
perhitungan (1). Secara bersama-sama hasil perhitungan memberikan dukungan
prediksi kami dimana bahwa sembilan dari dua belas tanda koefisien sesuai
dengan yang sudah diprediksi, dan kecuali satu variabel, semuanya secara
signifikan berbeda dari nol. Tidak satu pun dari tiga perkiraan koefisien yang
memiliki tanda-tanda yang tidak sejalan dengan prediksi kami yang secara
signifikan berbeda dari nol.
Berhubungan dengan besarnya biaya kompensasi berbasis saham, maka
sesuai dengan yang diprediksi, kami menemukan bahwa COMPEX secara
signifikan berhubungan negatif dengan adanya kemungkinan pengakuan biaya (pvalue 0,006). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menanggung biaya
kompensasi berbasis saham nampaknya memilih untuk melakukan pengakuan.
Berkaitan dengan kontrak, seperti yang diperkirakan, BONUS secara signifikan
berhubungan negatif dengan kemungkinan adanya pengakuan (p-value 0,012),
yang menunjukkan bahwa manajer yang rencana kompensasinya sensitif terhadap
pendapatan tidak begitu cenderung mengakui biaya dibandingkan yang lain. Juga
sesuai dengan prediksi, DEBT_EQ secara signifikan berhubungan positif dengan
kemungkinan adanya pengakuan (p-value 0,002), sejalan dengan perusahaan
mengalami pengakuan biaya pemilihan rasio hutang terhadap ekuitas, yang
menurunkan rasio.
Berkaitan dengan kegiatan pasar modal, ISSUE secara signifikan
berhubungan positif dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya (p-value
0,008), menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang aktif di pasar modal
dengan cara menerbitkan saham lebih memungkinkan untuk menghabiskan
kompensasi berbasis saham, mungkin karena hal tersebut dapat menimbulkan
persepsi kualitas laba yang lebih tinggi. Demikian pula, REPURCH secara
signifikan berhubungan positif dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya (p-
value 0,048), sejalan dengan perusahaan yang mengumumkan pembelian kembali
saham dalam upaya untuk mengurangi penilaian rendah yang dirasakan. ACQ
tidak berhubungan secara signifikan dengan biaya pengakuan, (p-value 0,305),
sehingga tidak memberikan bukti bahwa perusahaan yang menggunakan saham
sebagai akuisisi mata uang lebih memungkinkan untuk memilih pengakuan biaya.
Berkaitan dengan basis investor, sesuai dengan prediksi kami menemukan
bahwa CEO_OWN secara signifikan berhubungan positif dengan kemungkinan
adanya pengakuan beban (p-value 0,032). Temuan ini sejalan dengan CEO
pemilik yang mendapatkan keuntungan pribadi dari efek penilaian positif yang
dirasakan dari kualitas laba yang tinggi atau yang kurang peduli dengan pelaporan
pendapatan yang rendah. Mengenai investor institusi, kami menemukan bahwa
INSTIT secara signifikan berhubungan negatif dengan kemungkinan adanya
pengakuan biaya (p-value 0,001). Meskipun kami tidak melakukan memprediksi
terkait tanda dari hubungan ini, temuan ini sejalan dengan efek bersih (net effect)
dari kepemilikan institusional yang menjadi fokus pelaporan laba jangka pendek.
Berkaitan dengan tata kelola perusahaan, seperti yang diperkirakan, OSDIR_STK
berhubungan positif dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya (p-value
0,002). Dengan asumsi bahwa mengakui biaya kompensasi berbasis saham dapat
menyebabkan kualitas laba yang tinggi yang berkaitan dengan efek penilaian
positif, maka hal ini sejalan dengan insentif direksi luar yang selaras dengan yang
dimiliki investor ketika direksi memiliki posisi ekuitas yang lebih besar dalam
perusahaan. Hubungan antara pengakuan biaya dan OSDIR_CASH, kompensasi
kas direksi luar, dan CEO_DIR, apakah CEO merupakan anggota Dewan Direksi,
tidak signifikan.
Yang terakhir, seperti yang diperkirakan, Tabel 2 menunjukkan bahwa
SIZE, logaritma dari nilai pasar ekuitas, secara signifikan berhubungan positif
dengan kemungkinan adanya pengakuan biaya kompensasi berbasis saham (pvalue 0,000); PROFIT, laba bersih dikurangi dengan nilai pasar ekuitas, tidak
memiliki hubungan yang signifikan.
3.5. Efek Industri
Untuk meneliti apakah kesimpulan kami dipengaruhi oleh variabel yang
dihilangkan yang ada hubungannya dengan keanggotaan industri, maka kami
mengestimasi (1) setelah memasukkan variabel indikator yang menunjukkan
keanggotaan industri perusahaan berdasarkan klasifikasi industri dalam Tabel 1.
Tabel 3, Bagian A, menyajikan temuan akan hal tersebut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masuknya efek industri tetap hampir melipat gandakan
kekuatan penjelas dari persamaan estimasi sampai 27% dari 15% pada Tabel 2.
Lebih penting lagi, dimasukkannya efek industri tetap pada umumnya tidak
mempengaruhi kesimpulan yang kami peroleh dari Tabel 2. Efek yang paling
signifikan yaitu koefisien pada COMPEX, biaya kompensasi berbasis saham,
adalah negatif, tetapi tidak signifikan berbeda dari nol (p-value 0,235). Temuan ini
menunjukkan bahwa keanggotaan industri dan besarnya biaya kompensasi
berbasis saham sangat berkorelasi. Satu-satunya perbedaan lain antara temuan
pada Tabel 2 dan pada Tabel 3, Bagian A, yaitu koefisien REPURCH, yang
menunjukkan apakah suatu perusahaan merupakan pembeli kembali saham, secara
positif berhubungan dengan biaya pengakuan, seperti yang diprediksi, tetapi tidak
begitu signifikan (p-value 0,062).
Temuan dalam Tabel 3, Bagian A, menyajikan bahwa biaya kompensasi
berbasis saham, COMPEX, sangat berhubungan dengan keanggotaan industri.
Dalam upaya untuk membedakan efek COMPEX dan keanggotaan industri, kami
mengestimasi (1) dengan menggunakan tingkat perusahaan dan variabel penjelas
tingkat industri. Variabel tingkat perusahaan, yang dilambangkan dengan F,
diukur sebagai perbedaan dari median industri; variabel tingkat industri, yang
dilambangkan dengan I, diukur sebagai median industri. Tabel 3, Bagian B,
menyajikan akan temuan ini. Kami tidak memasukkan CEO_DIRI dalam
persamaan estimasi karena hampir tidak ada variasi dalam industri apakah CEO
adalah anggota Dewan Direksi atau tidak. Temuan dalam Tabel 3, Bagian B,
sejalan dengan temuan pada Tabel 2 dan Tabel 3, Bagian A, meskipun temuan ini
memberikan informasi lebih lanjut mengenai apakah asosiasi yang kami amati
berhubungan dengan perusahaan atau karakteristik industri.
Mengenai variabel tingkat perusahaan, Bagian B menyajikan kesimpulan
yang sama dengan yang diperoleh dari Bagian A. Dari catatan khusus yaitu
koefisien COMPEXF, biaya kompensasi saham tingkat perusahaan, tidak berbeda
secara signifikan dari nol (p-value 0,168), yang menunjukkan bahwa tingkat
perusahaan COMPEX tidak secara signifikan berhubungan dengan pengakuan
biaya. Mengenai variabel tingkat industri, Tabel 3, Bagian B, menyajikan bahwa
koefisien COMPEXI negatif secara signifikan (p-value 0,001), yang menunjukkan
bahwa pada tingkat industri COMPEX secara signifikan berhubungan negatif
dengan keputusan pengakuan. Hal mengimbangi perbedaan dalam temuan pada
Tabel 2 dan Tabel 3, Bagian A, yang berkaitan dengan COMPEX. Bagian B juga
mengungkapkan bahwa BONUS, DEBT_EQ, CEO_OWN, dan OSDIR_STK tidak
berhubungan secara signifikan dengan biaya pengakuan dalam tingkat industri.
Namun, REPURCH dan, ACQ berhubungan sedikit secara signifikan dengan
biaya pengakuan dalam tingkat industri. Jadi, hubungan signifikan antara
REPURCH dan biaya pada Tabel 2, dan hubungan yang sedikit pada Tabel 3,
Bagian A, disebabkan oleh pembelian kembali saham tingkat industri, bukan
pembelian kembali pada tingkat perusahaan. ISSU, INSTIT, dan SIZE secara
signifikan berhubungan dengan beban pengakuan baik di perusahaan maupun
pada tingkat industri, dan OSDIR_CASH dan LABA tidak berhubungan secara
signifikan dengan beban pengakuan baik di tingkat industri maupun di tingkat
perusahaan.
Meskipun analisis pada Tabel 3, Bagian B, membantu membedakan
keanggotaan industri dari biaya kompensasi berbasis saham, namun perbedaan
industri dan korelasi dengan biaya kompensasi berbasis saham antara perusahaan
yang melakukan pengakuan dan perusahaan kontrol bisa mempengaruhi
kesimpulan kami dengan cara yang tidak terspesifikasi. Dengan demikian, kami
memperkirakan (1) dengan menggunakan sampel kontrol perusahaan yang
disesuaikan dengan perusahaan yang melakukan pengakuran pada industri,
dengan menggunakan kode SIC empat digit, dan COMPEX, biaya kompensasi
saham berbasis. Tabel 3, Bagian C, menyajikan temuan akan hal tersebut. Bagian
ini menyajikan temuan yang sejalan dengan temuan yang disajikan dalam Tabel 2,
kecuali koefisien tentang DEBT_EQ, rasio utang terhadap ekuitas, dan INSTIT,
persentase saham yang beredar yang dimiliki oleh investor institusional, tidak
signifikan berbeda dari nol. Ingat bahwa kami memasang perusahaan kontrol
dengan perusahaan yang melakukan pengakuran pada COMPEX, biaya
kompensasi berbasis saham. Dengan demikian, koefisien yang signifikan pada
COMPEX sejalan dengan prosedur pemasangan/pencocokan kami yang efektif.
Tabel 2 menyajikan bahwa perusahaan besar lebih memungkinkan untuk
mengakui biaya kompensasi berbasis saham. Untuk meneliti apakah itu adalah
ukuran sendiri yang menjelaskan keputusan pengakuan, atau apakah ada efek
pemimpin industri, maka kami melakukan estimasi (1) termasuk pangsa pasar
perusahaan, MKT_SHARE, sebagai variabel penjelas tambahan, di mana
MKT_SHARE sama dengan penjualan perusahaan dibagi dengan jumlah dari
penjualan di industri. Tabel 4 menyajikan akan temuan ini. Temuan ini
menunjukkan bahwa untuk seluruh sampel perusahaan, koefisien terkait
MKT_SHARE tidak signifikan berbeda dari nol (p-value 0,313). Sebagian besar
perusahaan jasa keuangan secara bersamaan mengumumkan keputusan pengakuan
biaya mereka, banyak yang menjadi bagian dari Forum Jasa Keuangan. Keputusan
luas industri yang demikian bisa mengacaukan kesimpulan kami yang berkaitan
dengan MKT_SHARE. Dengan demikian, kami juga melakukan estimasi terhadap
spesifikasi ini dengan tidak termasuk lembaga keuangan. Tabel 4 menunjukkan
bahwa lembaga non keuangan, MKT_SHARE secara signifikan berhubungan
positif dengan kemungkinan adanya pengakuan beban (p-value 0,012), yang
menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pengakuan merupakan
pemimpin industri. Kesimpulan kami yang lain yaitu tidak ada pengaruh atas
masukkan MKT_SHARE dalam persamaan estimasi atau lembaga keuangan
dikeluarkan. Satu-satunya pengecualian yaitu koefisien REPURCH tidak berbeda
secara signifikan dari nol ketika perusahaan jasa keuangan yang dikeluarkan;
Tabel 3 menunjukkan bahwa hubungan REPURCH dengan pengakuan biaya
merupakan efek industri.
4. Reaksi Pasar terhadap
Pengumuman tentang Biaya Kompensasi
Berbasur Saham
Beberapa prediksi kami bergantung pada manajer yang percaya bahwa
pengakuan biaya kompensasi berbasis saham dan pelaporan laba yang lebih
berkualitas, memiliki efek penilaian yang positif. Jika manajer memahami
hubungan antara pelaporan laba yang berkualitas dan penilaian ekuitas serta
percaya bahwa dengan mengakui biaya investor akan melihat kualitas laba yang
lebih tinggi daripada yang biasanya, maka perusahaan akan memiliki insentif atau
dorongn untuk mengakui biaya. Sejalan dengan hal ini, 32% dari perusahaan yang
melakukan pengakuan tahun 2002 secara khusus menyebutkan dalam siaran pers
mereka bahwa mereka memilih untuk mengakui biaya dengan untuk
meningkatkan kualitas laba. Namun, tes kami dalam Bagian 3 tidak membahas
apakah efek penilaian ada yang positif. Dengan demikian, dalam bagian ini kami
hanya menguji apakah pengumuman perusahaan terkait tujuan mereka atas biaya
kompensasi berbasis saham berpengaruh positif terhadap nilai ekuitas perusahaan.
Pengujian kami didasarkan pada hasil/return pengumuman abnormal
perkiraan dari setiap yang menggunakan persamaan berikut ini.
RETjt adalah return saham harian perusahaan j, MRET adalah return nilai
tertimbang harian pasar, termasuk dividen, EVENTj adalah variabel indikator yang
sama dengan satu pada hari perusahaan j mengumumkan niatnya untuk mengakui
biaya kompensasi berbasis saham dan nol jika sebaliknya, dan t merupakan 252
hari perdagangan dalam kalender tahun 2002. Dengan demikian, γjadalah
perkiraan abnormal return perusahaan j pada hari pengumuman. Tanggal
pengumuman adalah hari perdagangan di mana perusahaan mengeluarkan siaran
pers tentang mengumumkan keputusan pengakuan biaya. Kami menentukan hari
pengumuman dari tanggal dan waktu yang tertera pada siaran pers; saat
pengumuman dilakukan setelah jam perdagangan, kami mengidentifikasi tanggal
pengumuman sebagai hari perdagangan berikutnya. Gambar 1 menyajikan
histogram dari tanggal pengumuman sesuai kalender bulan.
Tabel 5, Bagian A, menyajikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan
regresi 134 perusahaan tertentu. Bagian ini menyajikan rata-rata estimasi γj, serta
dua Z-statistik untuk menguji apakah nilai rata-rata berbeda dari zero atau tidak.
Kolom pertama dalam Bagian A menunjukkan bahwa untuk seluruh sampel yang
melakukan pengakuan, rata-rata pengumuman abnormal return adalah positif,
yaitu 0,08%, tetapi tidak berbeda signifikan dari nol (Z1 = 1,09 dan Z2 = 0,54).
Untuk menguji apakah return pengumuman abnormal berhubungan dengan
peningkatan kualitas laba, maka kami membagi sampel statistik dan menyajikan
ringkasan statistik untuk setiap bagian. Secara khusus, kami berharap bahwa
perusahaan-perusahaan pada bagian pertama mengumumkan keputusan mereka
untuk mengakui biaya kompensasi berbasis saham lebih cenderung dianggap
melakukan demikian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas laba. Jadi, kami
membagi perusahaan berdasarkan tanggal pengumuman mereka. Gambar 1
menunjukkan bahwa sekitar 32 yang melakukan pengakuan diumumkan pada
bulan Juli 2002, 64 diumumkan pada bulan Agustus, dan 39 diumumkan pada
bulan September sampai Desember. Banyaknya perusahaan yang mengumumkan
pada bulan Agustus termasuk anggot